Anda di halaman 1dari 24

TAJWID

Ilmu Tajwid
A. Hukum Bacaan Nun Mati/ Tanwin
Nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬jika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah, hukum bacaannya
ada 5 macam, yaitu:

1. Izhar  (‫)إظهار‬
Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬bertemu dengan
salah satu huruf halqi (‫) ا ح خ ع غ ه‬, maka dibacanya jelas/terang.

2. Idgham  (‫)إدغام‬
2.1. Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬kedalam huruf
sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf yang empat,
yaitu: ‫ن م و ي‬
2.2. Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫ )ًـٍـٌـ‬kedalam huruf
sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (‫ ل‬،‫)ر‬

3. Iqlab  (‫)إقالب‬
Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin ( ْ‫ ن‬/ ‫)ًـٍـٌـ‬ bertemu
dengan huruf ba (‫)ب‬, maka cara membacanya dengan menyuarakan /merubah bunyi ْ‫ن‬  menjadi
suara mim (‫) ْم‬, dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.

4. Ikhfa  (‫)إخفاء‬
Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin (
ْ‫ن‬/ ‫)ًـٍـٌـ‬ bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang 15 (‫) ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك‬, maka
dibacanya samar-samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.

 Penjelasan

Salah satu Ilmu Tajwid dasar yang harus kita pelajari salah satunya yaitu Hukum Nun Mati
dan Tanwin. Dalam mempelajari Ilmu Tajwid sendiri, dapat dikatakan bahwa mempelajari
Hukum Nun Mati dan Tanwin adalah tahap pertama kita dalam memahami tajwid itu sendiri.
Dalam Qoidah dijelaskan:

ِ ُ‫تَ ْثبُت‬
‫فى ا ْل َخ ِط َواللَّ ْف ِظ‬

"Nun mati itu ada dalam tulisannya dan ada dalam bacaannya."

Adanya Nun mati atau tempatnya nun mati yang akan diberi hukum,itu tidak tentu
adanya,dalam kalimah isim ada,dalam fiil ada,dalam haraf,di tengah-tengah kalimah, diujung
kalimah,di tingkah waqaf dan juga washal.

1
TAJWID
ً‫سا ِكنَةٌ َواقِ َعةٌ فىِآ ِخ ِرا ْل َكلِ َم ِة لَ ْفظً الَ َخط‬
َ ٌ‫ه َُو نُ ْون‬

"Yang namanya tanwin itu adalah nun yang masih mati yang ada dalam bacaannya saja tidak
ada dalam tulisannya."

Apa perbedaannya nun mati dan tanwin ?

1. Tanwin Adanya dalam bacaannya saja.


2. Tanwin Adanya diujung kalimah
3. Tanwin Adanya dalam kalimah isim saja

Sedangkan nun mati seperti yang telah dijelaskan diatas.

Haraf Hijaiyyah semuanya ada 28

Pada saat menghadapi huruf hijaiyyah yang 28, hukumnya nun mati dan tanwin ada empat
hukum:

1. Idzhar
2. Idgham
3. Iqlab
4. Ikhfa

Keterangannya didapat dari kitab tukhfatul athfal,sabda Syehk Sulaiman aljamjuri.

‫س ُكنْ َولِلتَّ ْن ِو ْي ِن اَ ْربَ ُع اَ ْح َك ٍام فَ ُخ ْذ تَ ْبيِ ْي ِن‬


ْ َ‫لِلنُّ ْو ِن اِنْ ت‬

"Nun mati dan Tanwin ketetapan,hukum empat harus pegang penjelasan."

IDZHAR

Idzhar menurut bahasa berarti jelas.sedangkan menurut istilah ilmu tajwid

‫ف ِمنْ َم ْخ َر ِج ِه َم َع َعد َِم ا ْل ُغنَّ ْه‬ ُ ‫النُّ ْط‬


ٍ ‫ق بِ َح ْر‬

"Membaca pada satu huruf dari makhrajnya serta tidak menggunakan gunnah
(sengau,dengung)"

Yang dimaksud Idzhar disini adalah : Membacanya nun mati dan tanwin kalau
menghadapi huruf Idzhar yang 6 itu harus jelas.

Bagaimana perbedaannya nun mati dan tanwin ketika menghadapi hurup hijaiyyah
yang dua puluh delapan.

2
TAJWID

Perbedaannya ada dua.

1. Nun mati menghadapi hurup hijaiyyah dalam satu kalimah.


2. Nun mati menghadapi huruf hijaiyyah dalam dua kalimah.

Sedangkan tanwin harus di dua kalimah,tegasnya tidak bisa dalam Satu kalimah.
Huruf Idzhar semuanya ada enam, yaitu:

‫ء هاع ح خ غ‬

Keterangannya menurut dawuhan syehk sulaiman aljamjury dalam kitab tuhfatul athfal

ِ ‫ستٌّ ُرتِّبَتْ فَ ْلتَ ْع ِر‬


‫ف‬ ِ ‫اال ْظ َها ُرقَ ْب َل ا ْال َْح ُر‬
ِ ‫ف لِ ْل َح ْل‬
ِ ‫ق‬ ِ ‫فَا ْاالَ َّو ُل‬

"Kesatunya harus Idzhar masing jelas,sebelum haraf halaq yang enam coba hitung."

‫َه ْم ٌزفَ َها ٌءثُ َّم َعيْنٌ َحا ٌء ُم ْه َملَتَا ِن ثُ َّم ِغيْنٌ َخا ٌء‬

"Hamzah dan Hha,’Ain dan Haa tidak dititikan tambah dua Kho,Ghain pada dititikan."

Hukum Nun mati dan Tanwin nomer keduanya yaitu

IDGHAM

Idgham menurut bahasa adalah

‫ش ْي ِئ‬ َّ ‫اِ ْذ َخا ُل ال‬


َّ ‫ش ْي ِئ فىِال‬

Memasukkan satu perkara pada perkara yang lain.

Sedangkang menurut istilah adalah :

ُ‫سانُ َع ْنه‬ َ ِّ‫ش َّددًايَ ْرتَفِ ُع الل‬ ِ ‫ص ْي َرا ِن َح ْرفًا َو‬


َ ‫احدًا ُم‬ ِ َ‫ث ي‬ ُ ‫ف ُمت ََح ِّر ٍك بِ َح ْي‬ ٍ ‫سا ِك ٍن بِ َح ْر‬ َ ‫ف‬ ٍ ‫اِد َْخا ُل َح ْر‬
‫َاال ْد َغ ِام بِالَ ُغنَّة‬
ِ ‫اع ْند‬ ِ ‫اِ ْرتِفَا َعةً َوا ِح َدةً َم َع ُم َرا َع ِةا ْل ُغنَّ ِة ِع ْند‬
ِ ‫َاال ْد َغ ِام بِ ُغنَّ ٍة َو َم َع َعد َِم ُم َرا َعتِ َه‬

“Memasukan huruf mati pada satu hurup yang hidup atau huruf yang dibarisan jadi huruf yang
dua menjadi satu huruf dalam membacanya sambil ditasydidan,lidahnya diangkatkan sekaligus
keatas sambil ngaraksa gunnah nun dari idgham ma’al gunnah, dan tidak perlu ngaraksa gunnah
nun dari idgham bila gunnah”.

3
TAJWID
Hurup Idgham semuanya ada enam (6) yang dikumpulkan pada lafadz  َ‫يَ ْر َملُ ْون‬
(‫ن‬,‫و‬,‫ل‬,‫م‬,‫ر‬,‫)ي‬

Dawuhan syehk Sulaiman al-jamjuri dalam kitab tuhfatul athfal.

ْ‫ستَّ ٍةاَتَتْ فىِيَ ْر َملُ ْونَ ِع ْن َد ُه ْم قَ ْدثَبَتَت‬ ِ َّ‫َوالث‬


ِ ِ‫ان اِ ْد َغا ٌم ب‬

Keduanya harus idgham pada enam(6) pada lafadz yarmaluna sudah tetap Idgham terbagi dua
bagian.

1. Idgham Ma’al Gunnah.


2. Idgham Bila Gunnah.

Maksudnya Idgham Ma’al Gunnah,yaitu membacanya nun mati dan tanwin harus
dimasukan pada huruf idgham,sambil memanjangkan suara dari puhu lubang hidung (harus
menggunakan Gunnah).

Sedangkan yang dimaksud Idgham Bila Gunnah adalah :Membacanya nun mati dan
tanwin harus dimasukan pada hurup idgham,serta tidak diperbolehkan memanjangkan suara
dari puhu lubang hidung,tegasnyan tidak boleh menggunakan Gunnah.

Hurup Idgham Ma’al Gunnah Semuanya ada empat (4) Yaitu : ‫و‬,‫م‬,‫ن‬,‫ ي‬ yang dikumpilkan
pada lafadz ‫يَ ْن ُم ْو‬

Bagaimana keterangannya idgham terbagi dua bagian ? Karena dawuhan syehk Sulaiman
al-jamjuri dalam kitab tuhfatul .

‫س ٌم يُ ْد َغ َما فِ ْي ِه بِ ُغنَّ ٍة بِيَ ْن ُم ْو ُعلِ ًما‬


ْ ِ‫ان ق‬ ْ ِ‫لَ ِكنَّ َهاق‬
ِ ‫س َم‬

Tapi yang enam terbagi dua bagian Idgham Ma’al Gunnah YANMU Sebagian. Yang dimaksud
Gunnah adalah : Memanjangkan suara dari puhu lubang hidung. Apakah setiap Nun Mati dan
tanwin Saat menghadapi YANMU itu harus idgham dan menggunakan Gunnah?

Itu Tafsil :

1. Saat tanwin menghadapi YANMU itu harus idgham dan menggunakan gunnah.
2. Sedangkan untuk nun mati menghadapi YANMU itu tafsil lagi.

1.Nun mati menghadapi YANMU pada satu kalimah.


2.Nun mati menghadapi YANMU pada dua kalimah

4
TAJWID
Nun mati menghadapi YANMU pada satu kalimah terbagi dua bagian.
1.Wajib Idzhar.
2.Wajib Idgham.

Yang diwajibkan Idzhar itu bilamana Nun Mati menghadapi YA atau WAU pada satu
kalimah contonya seperti lafadz ‫ص ْن َوا ٍن‬
ِ  * ‫ ُد ْنيَا‬  Sebabnya wajib Idzhar adalah karena takut tertukar
dengan huruf mudlo’af.

ِ ‫اِالَّ اِ َذا َكانَ بِ ِك ْل َم ٍة فَالَ تُ ْد ِغ ْم َك ُد ْنيَا ثُ َّم‬


َ‫ص ْن َوا ٍن تَال‬

“Kecuali kalau nun mati tengah kalimah seperti dunya dan sinwanin jangan idgham. Yang
wajib idgham adalah bilamana nun mati menghadapi MIM dan NUN pada satu kalimah itu
wajib idgham serta Gunnah,sedangkan nun mati menghadapi YANMU pada dua kalimah itu
wajib idgham serta menggunakan Gunnah”.

Idgham bagian kedua adalah Idgham Bila Gunnah,yang dimaksud Idgham Bila Gunnah
adalah : Membaca nun mati dan tanwin harus dimasukkan pada huruf idgham dan tidak
diperbolehkan memanjangkan suara dari puhu lubang hidung tegasnya jangan menggunakan
Gunnah.

Huruf Idgham Bila Gunnah ada dua (2) yaitu : LAM dan RA.

ِ َّ‫َوالث‬
‫ان اِ ْد َغا ٌم بِ َغ ْي ِر ُغنَّ ِة فىِالالَّ ِم َوال َّرثُ َّم َك ِّر َرنَّ ْه‬

“Keduanya Idgham tidak menggunakan gunnah pada LAM, RA bolak balik harus mernah”.

IQLAB

Hukum Nun mati dan Tanwin number ketiganya (3) adalah Iqlab.

ُ َ‫اال ْقال‬
‫ب ِع ْندَا ْلبَا ِء ِم ّمًابِ ُغنَّ ٍة َم َع ا ِال ْخفَا ِء‬ ِ ‫ث‬ ُ ِ‫َوالثَّال‬

“Ketiganya Iqlab kalau bersanding dengan BA gantikan pada gunnah campur ikhfa. Iqlab
menurut bahasa adalah : ‫الش ْي ٍئ عَنْ َو ْج ِه ِه‬
َّ ‫ت َْح ِو ْي ُل‬  Mindahkan satu perkara dari perjalanan itu
perkara”.

Sedangkan menurut istilah adalah :

‫َان د ُُخ ْولِ ِه َمابَا ًء َم َع ُغنَّ ِة‬ َ ًّ‫سا ِكنَ ِةاَ ِوالتَّ ْن ِو ْي ِن ِم ْي ًمالَ ْفظً الَ َخط‬
ِ ‫احالَت‬ ُ ‫قَ ْل‬
َّ ‫ب النُّ ْو ِن ال‬

“Menggantikan nun mati atau tanwin digantikan pada MIM waktu dibacanya,akan tetapi bukan
pada tulisannya pada waktu nun mati dan tanwin menghadapi BA serta harus menggunakan

5
TAJWID
gunnah,dan memanjangkan suara pada puhu lubang hidung”.

Hurup Iqlab hanya ada satu yaitu BA ( ‫ب‬ ) sebabnya digantikan pada MIM ada dua elat.
1. ‫اق ال َّشفَتَ ْي ِن‬ ْ ِ‫ت ْال ُغنَّ ِة فىِالنُّوْ ِن اَ ِوالتَّ ْن ِوي ِْن َم َع ا‬
ِ َ‫طب‬ ِ ‫ُع ْس ُر اِ ْثبَا‬
Susah menetapkan Gunnah pada nun mati dan tanwin kalau disekaliguskan dengan menutupkan
bibir dua,kecuali kalau menghadapi hurup BA dan MIM.
2. Perbedaan makhraj,sebab NUN makhrajnya di ujung lidah sedangkan BA pada bibir
dua.

IKHFA

ِ ‫ب لِ ْلفَا‬
‫ض ِل‬ ٌ ‫اج‬ ِ ‫اض ِل ِمنَ ا ْل ُح ُر ْو‬
ِ ‫ف َو‬ ِ َ‫َوال َّربِ ُع ا ِال ْخفَا ُء ِع ْندَا ْلف‬

“Hukum Nun Mati dan Tanwin keempatnya ikhfa menghadapi haraf sesisanya”.
Ikhfa menurut bahasa adalah samar atau menutupi,sedangkan menurut istilah adalah :

‫ف االَ َ َّو ِل‬ ْ َّ‫اال ْظ َها ِر َوا ِال ْد َغ ِام عَا ٍر ِمنَ الت‬
ِ ‫ش ِد ْي ِد َم َع بَقَا ِءا ْل ُغنَّ ِة فىِا ْل ُح ُر ْو‬ ِ َ‫صفَ ٍة بَيْن‬
ِ ِ‫ف ب‬ ُ ‫اَانُّ ْط‬
ٍ ‫ق بِ َح ْر‬

“Membaca pada satu hurup sambil harus menggunakan sifat antara Idzhar dan idgham yang
sepi dari tasydid,serta harus menetapkan gunnah pada huruf awal,yaitu nun mati dan tanwin”.
Huruf ikhfa semuanya ada 15 dikumpulkan pada lafadz :

‫ىض ْع ظَالِ ًما‬


َ َ‫س َما ُد ْم طَيِّبًا ِزدْفىِتُق‬ ٌ ‫صفْ َذاثَنَا َك ْم َجا َدش َْخ‬
َ ‫ص قَ ْد‬ ِ

‫ظ‬,‫ض‬,‫ت‬,‫ف‬,‫ز‬,‫ط‬,‫د‬,‫س‬,‫ق‬,‫ش‬,‫ج‬,‫ك‬,‫ث‬,‫ذ‬,‫ص‬.

Keterangannya menurut syehk sulaiman al-jamjuri dalam kitab tukhfatul athfaal.

َ َ‫ت قَ ْد ن‬
‫ض ْمتُ َها‬ ِ ‫ش ٍر َر ْم ُزهَا فِى ِك ْل ِم َهدَا ْلبَ ْي‬ َ ‫فىِ َخ ْم‬
ْ ‫س ٍة ِمنْ بَ ْع ِد َع‬

“Jelas lima belas huruf semuanya pada awal kalimah ini nadhomnya”

‫ىض ْع ظَالِ ًما‬


َ َ‫س َما ُد ْم طَيِّبًا ِزدْفىِتُق‬ ٌ ‫صفْ َذاثَنَا َك ْم َجا َدش َْخ‬
َ ‫ص قَ ْد‬ ِ

“Yaitu: Shad,Dzal,Sta,Kaf,Jim,Syin,Qof,Sin,Dal,Tho,za,fa,ta,Dlod,Dzo,harus pada hapal”.


Ikhfa mempunyai tiga martabat:

1. Ikhfa Kubro,
2. Ikhfa Shugro,
3. Ikhfa Wustho.

Ikhfa Kubro adalah menggunakan gunnahnya harus lebih panjang sedangkan Ikhfa

6
TAJWID
Shugro menggunakan gunnahnya harus lebih pendek berarti tidak menggunakan
gunnah,sedangkan yang dimaksud Ikhfa Wustho adalah.menggunakan gunnahnya antara ikhfa
kubro dan shugro.

1. Ikhfa Kubro yaitu : dimana-mana nun mati dan tanwin menghadapi huruf ikhfa yang
makhrajnya lebih dekat pada makhraj NUN yaitu yang suka disebut ikhfa AQROB
hurufnyan ada tiga(3) yaitu ‫د‬,‫ت‬,‫ط‬
2. Ikhfa Sugra Yaitu : dimana-mana nun mati dan tanwin menghadapi huruf ikhfa yang
makhrajnya lebih jauh pada makhraj NUN yaitu yang suka disebut ikhfa AB’AD
hurufnya ada dua yaitu ‫ك‬,‫ق‬
3. Sedangkan ikhfa wustho adalah : dimana-mana nun mati dan tanwin menghadapi huruf
ikhfa yang makhrajnya tidak lebih dekat tidak lebih jauh pada makhraj NUN,yaitu yang
suka disebut ikhfa AUSATH.hurufnya ada sepuluh sesisanya dari yang diatas. ,‫ث‬,‫ذ‬,‫ص‬
‫ظ‬,‫ ض‬,‫ف‬,‫ ز‬,‫ س‬,‫ش‬,‫ج‬.

Pelaksanaannya menggunakan ikhfa dalam hukum nun mati dan tanwin adalah :

ُ ‫صلِ ِي اِلىَا ْل َخ ْي‬


‫ش ُم‬ ِ ‫س ِكنَةَاَ ِوالتَّ ْن ِو ْي ٍن اِ َذااُد‬
ْ َ‫ْغ َمااَ ْواُ ْقلِ َب اَ ْواُ ْخفِيَايَت ََح َّوالَ ِن ِمنْ َم ْخ َر ِج َهااال‬ َّ ‫اِنَّ النُّ ْونُ ال‬.

Sebenarnya bilamana nun mati dan tanwin bilamana diidghamkan dan diiqlabkan atau
diikhfakan,itu nun mati dan tanwin suka pindah keduanya dari makhraj asalnya(dari
thorfullisan)pindah pada khaisyum(cukang hidung,jadi kalau sudah pindah makhrajnya pada
cukang hidung berarti pindah dari makhraj yang muhaqqoq(yang ditentukan)pada makhraj yang
muqoddar(yang dikira-kirakan) atau tempat keluarnya huruf yang ditentukan pindah ketempat
keluarnya yang dikira-kirakan (pada khoisyum).
Sedangkan agar makhrajnya nun mati dan tanwin tetap muhaqqoq,pada pelaksanaan
mengikhfakannya harus ditendetkan pada huruf sesudahnya,yaitu yang mempunyai makhraj
muhaqqoq.
Keterangannya dawuhan Muhammad al-hijaz al-makkatul mukarromah dalam kitab
Qoulussadid :

َ‫ست‬ َ ‫اال ْخفَا ِءا ْل َخ ْم‬


ِ ‫ف‬ ِ ‫ف ِمنْ ُح ُر ْو‬ ٍ ‫سا ِكنَ ِةاَ ِوالتَّ ْن ِو ْي ِن ِع ْن َد َح ْر‬
َّ ‫ق بِالنُّ ْو ِن ال‬َ َ‫اِ َذانَط‬:‫ب عَلىَا ْلقَا ِرى‬ ُ ‫فَ ِح ْينَئِ ٍد تَ ِج‬
ِ ‫ف الَّ ِذى يَتَأَت َّى بَ ْع َد ُه َما َم َع ُم َرا َع ِةالتَّ ْف ِخ ْي ِم فىِا ْل ُمفَ ِّخ ْي ِم َوالت َّْرقِ ْي‬
‫ق‬ ِ ‫ش َراَيُّ َل ِخظَ َم ْخ َر َج ا ْل ُح ُر ْو‬
َ ‫َع‬
َ
‫ف الَغ ْي َر‬ َّ ْ
ِ ‫فىِال ُم َرق‬

Maka oleh sebab itu,wajib pada Qori,pada saat membacakan nun mati dan tanwin ketika
menghadapi (berhadapan) dengan huruf ikhfa yang lima belas(15)harus diselewengkan pada
makhraj huruf yang dihadapinya oleh nun mati dan tanwin,sambil memperhatikan
tafhim(tebal)pada huruf yang harus ditebalkan,dan narqiqkan(tipis)pada huruf yang harus
ditipiskan dan yang lainnya tidak.

B. HukumBacaanMimMati

7
TAJWID

Mim mati (‫) ْم‬ bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu:ikhfa syafawi,
idghammim,danizharsyafawi.

Ikhfa Syafawi (‫)إخفاء سفوى‬


Apabila mim mati (‫) ْم‬ bertemu dengan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus dibunyikan
samar-samar di bibir dan didengungkan.

IdghamMimi ( ‫)إدغام ميمى‬


Apabila mim mati (‫) ْم‬ bertemu dengan mim (‫) ْم‬, maka cara membacanya adalah seperti
menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung.Idgham mimi disebut
juga idgham mislain atau mutamasilain.

Izhar Syafawi  (‫)إظهار سفوى‬


Apabila mim mati  (‫) ْم‬  bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (‫) ْم‬ dan
ba (‫)ب‬, maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup

Hukum mim mati saat behadapan atau menghadapi huruf hijaiyyah yang dua puluh delapan
(28) ada tiga.

1. Ikhfa Syafawi
2. Idgham Mitslain.
3. Idhar Syafawi.

‫ضبَ ْط اِ ْخفَا ُءاِ ْد َغا ٌم َواِ ْظ َها ٌر فَقَ ْط‬


َ ْ‫اَ ْح َكا ُم َهاثَالَثَةٌلِ َمن‬

“Hukumnya Tiga,ikhfa idgham dan idhar tidak salah”.

Apa keterangannya hukum mim mati ke satunya adalah Ikhfa syafawi

Sabda syeh sulaiman al jamjuri dalam kitab tukhfatul athfal:

‫ي لِ ْلقُ َرآ ِء‬


َّ ‫شفَ ِو‬
َّ ‫س ِّم ِه ال‬ ِ ‫فَا ْال َ َّو ُل‬
َ ‫اال ْخفَا ُءقَ ْب َل ا ْلبَا ِء َو‬

“Kesatunya Ikhfa kalau sebelumnya BA,namanya ikhfa safawi mungguh quro.

8
TAJWID
Yang dimaksud ikhfa disini adalah membaca mim mati antara sifat idhar dan idgham serta
harus menggunakan gunnah”.

‫اص ِغ ْي ًرايَافَتَى‬ َ ‫َوالثَّانِىاِ ْد َغا ٌم بِ ِم ْثلِ َهااَتَى َو‬


َ ‫س ِّم اِ ْد َغا ًم‬

“Keduanya idgham kalau kedepannya mim lagi, mistlain shagir ketenarannya”.

Dan yang dimaksud idgham disini adalah membaca nun mati harus dimasukkan pada huruf
idghamnya serta harus menggunakan Gunnah.

‫ش ْف ِويَّ ِة‬
َ ‫س ِّم َها‬ ٍ ‫اال ْظ َها ُرفىِا ْلبَاقِيَ ِة ِمنْ اَ ْح ُر‬
َ ‫ف َو‬ ِ ‫ث‬ ُ ِ‫َواثَّال‬

“Ketiganya idhar syafawi hukumnya,menghadapi huruf yang sesisanya”.

Sedangkan yang dimaksud Idhar disini adalah Membaca Mim mati harus jelas,  (jangan
menggunakan Gunnah)
Apa sebabnya hukumnya yang kesatu dan yang ketiga disebut Syafawi ? Sebab Mim
makhrajnya di syafatain (Bibir dua).
Apa sebabnya yang kedua disebut Mitslain ? Sebab sama makhrajnya dengan sifatnya 
(Mim dengan Mim)
1. Huruf Ikhfa Safawi ada satu yaitu “BA”
2. Sedangkankan huruf idgham mitslain sama ada satu yaitu MIM.
3. Sedangkan huruf idhar syafawi ada dua puluh enam huruf (26) yaitu :

‫ي‬,‫ها‬,‫و‬,‫ن‬,‫ل‬,‫ك‬,‫ق‬,‫ف‬,‫غ‬,‫ع‬,‫ظ‬,‫ط‬,‫ض‬,‫ص‬,‫ش‬,‫س‬,‫ز‬,‫ر‬,‫ذ‬,‫د‬,‫خ‬,‫ح‬,‫ج‬,‫ث‬,‫ت‬,‫ء‬.

Apakah ada ketika mim mati menghadapi huruf yang dua puluh enam (26)  harus hati-
hati membacanya ? Ada ! yaitu mim mati menghadapi dua huruf yaitu WAU dan Fa.
Sebabnya harus hati-hati adalah :
1. sebab saling berdekatan makhraj MIM dengan FA
2. Dan makhraj WAU dengan MIM.

Keterangannya menurut syehk Sulaiman aljamjuri dalam kitab tukhfatul athfal :

ِ ‫االتِّ َها ِدفَا ْع ِر‬


‫ف‬ ِ ‫او‬ ِ ‫اح َذ ْرلَ َذى َوا ٍو َوفَااَ ْنت َْحت‬
َ ‫َف لِقُ ْربِ َه‬ ْ ‫َو‬

“Mim mati Idharkan harus sangat hati-hati,pada WAU dan FA sebab berdekatan”.

C. Pengertian Qalqalah

9
TAJWID
Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi
huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap.
Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ‫ د‬, ‫ ج‬, ‫ ب‬, ‫ ط‬, ‫ق‬  agar mudah dihafal
dirangkai menjadi

ُ ‫قُ ْط‬
‫ب َج ٍد‬

Macam-macam Qalqalah
a. Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena
waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Contoh : ‫ج‬
ٍ ‫ج بَ ِه ْي‬
ٍ ‫زَو‬
ْ .‫ب‬ ِ ‫ أُ ْولُوا ْاألَ ْلبَا‬. ‫ق‬
َ َ‫ َما َخل‬ .
b. Qalqalah Sugra (kecil) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf
padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.
Contoh :   ‫ َو َما أَد َْرا َك‬    ‫س‬
َ ‫ إِالَّ إِ ْبلِ ْي‬    َ‫يَ ْقطَ ُع ْون‬
Dari sudut bahasa: Bergerak-gerak dan gementar. Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Bunyi
lantunan yang kuat dari makhraj hasil dari bacaan huruf yang bertanda Sukun di
mana makhrajnya ditekan terlalu kuat kemudian dilepaskan dalam waktu yang singkat sama ada
huruf Sukun itu asli atau mendatang.
Cara baca qolqolah:

1. Rendah

Lantunan yang paling rendah( ‫أقل شدة‬ ): Apabila huruf Qalqalah terletak di pertengahan
kalimah contohnya: Huruf Qaf di dalam kalimah( ‫وخلقناكم أزواجا‬ ).

2. Lantunan yang sederhana

iaitu pertengahan( ‫)متوسط شدة‬:


Apabila memberhentikan bacaan pada huruf Qalqalah dan huruf tersebut tidak bersabdu
(bertasydid) contohnya: Huruf Ta'( ‫ط‬ ) di dalam kalimah( ‫وهللا من وراء محيط‬ )

3. Lantunan yang paling tinggi ( ‫أقصى شدة‬ ):

Apabila memberhentikan bacaan pada huruf Qalqalah dan huruf tersebut bersabdu
(bertasydid) contohnya huruf Qaf di dalam kalimah( ‫قال رب أحكم بالحق‬ )

Hukum Bacaan Qalqalah

Qalqalah memiliki lima huruf mati, yaitu: Qaf, Tho’, Ba’, Jim, Dal. Kelima huruf tersebut dapat
dikumpulkan dalam sebuah kalimat pendek, yaitu Qatbu Jadin. Huruf Qalqalah terbagi menjadi
dua macam, yaitu:

10
TAJWID
Qalqalah Sughra
Sughra berarti kecil. Qalqalah Sughra ialah jika huruf Qalqalah itu memang asalnya
mati / sukun, dan umumnya terjadi di tengah-tengah kalimat. Cara membaca Qalqalah Sughro
ialah dengan memantulkan bunyi huruf Qalqalah tidak terlalu keras.
Qalqalah Kubra
Kubra berarti besar. Qalqalah kubra ialah jika huruf Qalqalah itu aslinya tidak mati, tetapi
dia mati karena dihentikan atau di-Waqaf-kan, dan berada pada akhir kalimat. Cara membaca
Qalqalah Kubra harus lebih keras pantulannya, artinya huruf Qalqalah yang disukunkan itu
harus terdengar nyaring.

D. Hukum membaca Ra

Hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga,yaitu:

a. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal, apabila keadaannya sbb:


1. Ra berharkat fathah ‫اَل َّرسُوْ َل‬
2. Ra berharkat dhummah ‫ُح َما ِء‬ َ ‫ر‬
3. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah ‫ َْاالَ ْبتَ ُر‬-ُ‫صر‬ ُ ‫يَ ْن‬
4. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah ‫ يَرْ َح ٌم‬- َ‫تُرْ َجعُوْ ن‬
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati ‫اَ ْل َجبَّا ُر‬-ُ‫اَ ْل َغفُوْ ر‬
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal ‫ اِرْ َح ْمنَا‬- ْ‫اُرْ ُكض‬

Catatan:Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau
ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca

b. Ra dibaca tarqiq (tipis) apabila keadaannya sebagai berikut:


Ra dibaca Tarkik bila:
1. Ra berharkat kasrah   ْ‫ِرحْ لَةَ ال ّشتَا ِء _ تَجْ ِري‬
2. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’
ٌ‫فِرْ عَوْ نَ – ِمرْ يَة‬
3. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata
yang terpisah.  ~‫ص ْب ًر‬ َ ْ‫فَصْ بِر‬
4. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.
ِ ‫َج ِم ْي ٌع ُم ْنت‬
‫َص ٌر – يَوْ َمئِ ِذ لَ َخبِ ْي ٌر‬
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului
oleh huruf yang berbaris kasrah. ‫ِذيْ ال ِّذ ْكر‬

Catata:huruf Isti’lak ialah melafalkan huruf dengan mengangkat pangkal lidah kelangit-langit
yang mengakibatkan hurfnya besar ‫ق ص ض ظ ط غ خ‬

11
TAJWID
c. Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
1. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah
ِ ْ‫ِم ْن ِعر‬
atau Kasratain. ‫ض ِه – بِ ِحرْ ص‬
2. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali
ْ ِ‫ْالق‬
dengan huruf yang berharkat kasrah. ‫ط ِر – ِمصْ ِر‬

E. Hukum Bacaan Maad


Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ‫و ي‬  ‫ا‬
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i


Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
 huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
 huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
 huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.

contoh :

2. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :

1) Mad Wajib Muttashil


Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5
harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh:

 
2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh:

12
TAJWID
 3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca
waqof (berhenti). Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak
dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.
Contoh:

 
4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya
berupa tanda baris atau kasroh tegak, Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh:

 
5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain
dan dibaca waqof. Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh:

 
6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjangnya adalah 6
harokat (3 alif).
Contoh:

7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi


Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati. Panjangnya adalah 6
harokat (3 alif).
Contoh:

 
8) Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :

13
TAJWID

 
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
Contoh:

 
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima,
yaitu: :

 
Panjangnya adalah 2 harokat.
Contoh:

 
10) Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
Huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg
juga mempunyai baris. Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh:

 
11) Mad Shilah
Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod
lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha”
dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :

14
TAJWID
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini
dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha”
dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh:

 
b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5  alif).
Contoh:

12) Mad Farqu


Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan
antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.
Contoh:

 
13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris
kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh:

Mad( ‫) مد‬
Dari sudut bahasa: Lebih / Tambahan. Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Memanjangkan
sebutan lebih dari dua harakat ketika membaca huruf Mad (pemanjang) atau Lin yang bertemu
dengan huruf Hamzah atau baris Sukun. Huruf Mad terdiri dari tiga huruf iaitu Alif ( ‫) ا‬, Wau( ‫و‬
)dan Ya'( ‫) ي‬.

15
TAJWID
Huruf Wau disyaratkan huruf sebelumnya berbaris di hadapan dan huruf Ya' pula
disyaratkan huruf sebelumnya berbaris di bawah manakala huruf Alif tidak baris lain yang
berada sebelumnya selain baris di atas. Huruf Ya' dan Wau apabila berbaris Sukun dan huruf
sebelumnya berbaris di atas, kedua-dua huruf tersebut tidak dinamakan huruf Mad tetapi ia
dinamakan Huruf Lin.

1. Mad Tabi'i( ‫) المد الطبيعي‬atau Mad Asli( ‫) المد األصلى‬.


Mad yang terdapat huruf hijaiah selain dari huruf Hamzah dan Sukun selepasnya dan ia
dinamakan Tabi'i ialah kerana pembaca yang memiliki sifat kejadian yang sempurna tidak
mengurangkan kadar Madnya iaitu dua harakat dan tidak pula melebihi dari itu.
Ketika berhenti dan Sambung. Apabila huruf Mad berada dalam keadaan tetap, sambung
dan berhenti, huruf tersebut dibaca secara Mad (panjang) sama ada ketika sambung dan
berhenti. Begitu juga sama ada ketika berada di pertengahan kalimah seperti( ‫) يوصيكم( )مالك‬atau
di akhir kalimah seperti( ‫) والشمس وضحاها‬.
Di dalam bahagian ini disyaratkan tidak terdapat huruf Hamzah atau Sukun selepas huruf
Mad.
Ketika Sambung. Mad Asli atau Tabi'i dalam keadaan berhenti sahaja khususnya yang
berkaitan dengan Mad Silah Kecil( ‫) مد الصلةالصغرى‬iaitu huruf Wau kecil yang terdapat selepas
Ha' Dhamir berbaris hadapan( ُ‫ ) ـ ه‬dan huruf Ya' kecil terletak selepas huruf Ha' Dhamir
berbaris bawah( ‫) ـ ِه‬, begitu juga supaya huruf Ha' kinayah disambung dengan huruf Wau atau
Ya', huruf Mad disyaratkan mestilah terletak di antara dua huruf yang berbaris hidup seperti
kalimah
( ‫) به بصيرا( )إنه هو‬.
Dalam keadaan ini huruf wau dan Ya' dibaca secara Mad sepanjang dua harakat (dengan
syarat tidak terdapat huruf Hamzah yang berasingan darinya di dalam kalimah lain) dalam
keadaan sambung tetapi jika dalam keadaan berhenti ia tidak dibaca secara Mad.
Ketika Berhenti. Mad Asli atau Tabi'i dalam keadaan berhenti sahaja akan dibaca secara
panjang sekiranya huruf Mad tersebut tetap berada di dalam keadaan berhenti bukan ketika
sambung. Ia dibaca panjang pada huruf-huruf Alif yang ditukar dari baris dua di atasnya
(Tanwin) seperti ( ‫) عليمًا حكي ًما‬dengan memberhentikan bacaan pada huruf Alif( ‫) حكي ًما‬dan
disyaratkan supaya Alif ini dibaca secara Mad tanpa menyambungnya dengan kalimah yang
berada selepasnya.
3. Mad Far'i( ‫) المد الفرعي‬
Ialah Mad yang telah ditambah lebih panjang bacaannya dari Mad Asli disebabkan
terdapat Hamzah( ‫) ء‬atau tanda Sukun( ْ )selepas huruf Mad.
a.Mad Muttasil iaitu berangkai( ‫) المتصل‬ialah Huruf Mad yang bertemu dengan huruf

16
TAJWID
Hamzah dalam kalimah yang sama. Ia dinamakan Mad Muttasil kerana huruf Mad bertemu
dengan huruf Hamzah di dalam satu kalimah. Mad Muttasil ialah Mad wajib dan kadar
bacaannya adalah empat harakat, lima harakat atau enam harakat ketika berhenti.
b. Mad Munfasil iaitu bercerai( ‫) المنفصل‬ialah huruf Mad yang disusuli oleh huruf
Hamzah (secara berasingan) yang terdapat pada awal kalimah berikutnya. Ia dinamakan Mad
Munfasil ialah kerana huruf Mad terpisah dari huruf Hamzah yang terletak di dalam kalimah
yang lain. Hukumnya: Harus membacanya secara pendek dengan kadar dua harakat, empat
harakat atau lima harakat mengikut bacaan riwayat Hafs. Mad SilahKubra (iaitu huruf Wau
kecil yang terdapat selepas Ha' Dhamir berbaris hadapan( ُ‫) ـه‬dan huruf Ya' kecil terletak selepas
huruf Ha' Dhamir berbaris bawah( ‫ ) ـ ِه‬juga termasuk di dalam hukum Mad Munfasil. Apabila
terdapat huruf Hamzah yang berada dalam keadaan berasingan di dalam kalimah berikutnya
selepas huruf Wau Silah dan Ya' Silah, hukumnya adalah mengikut hukum Mad Munfasil jika
dalam keadaan sambung tetapi jika dalam keadaan berhenti, ia tidak boleh dibaca secara Mad.
c. Mad 'Aridh ( ‫ ) العارض للسكون‬ialah Mad yang bertemu dengan huruf Lin Sukun Aridh
(Sukun yang mendatang) kerana ingin menghentikan bacaan. Ia dinamakan 'Aridh (mendatang)
ialah kerana huruf terakhir di dalam kalimah tersebut terpaksa dibaca dengan Sukun kerana
memberhentikan bacaan padanya, jika sekiranya bacaan disambung, ia akan menjadi Mad
Tabi'i. Hukumnya: Harus membacanya dengan tiga bentuk bacaan: Membaca secara pendek
dengan kadar dua harakat, membaca secara pertengahan dengan kadar empat harakat dan
membacanya secara sempurna dengan kadar enam harakat seperti: ( ‫) الحم د هلل رب الع المين‬.
Mad 'Aridh mengambil hukum Mad Lin iaitu memanjangkan bacaan Wau dan Ya' Sukun dan
terdapat huruf berbaris atas sebelum Wau dan Ya' ketika berhenti. Ia dinamakan dengan nama
tersebut ialah kerana sebutannya terlalu lembut dan mudah seperti di dalam ayat: ( ‫فليعبدوا رب هذا‬
‫) البيت‬
d. Mad Badal ( ‫ ) البدل‬ialah huruf Hamzah berada sebelum huruf Mad di dalam satu
kalimah dan tidak terdapat huruf Hamzah atau Sukun selepas huruf Mad. Ia dinamakan dengan
Mad Badal ialah kerana kebiasaannya huruf Mad ditukar dari huruf Hamzah kerana asal Mad
Badal ialah bertemu dua Hamzah di dalam satu kalimah di mana Hamzah pertama berbaris
hidup dan Hamzah kedua berbaris Sukun (mati).
Huruf Hamzah kedua ditukar kepada huruf Mad mengikut baris huruf Hamzah pertama untuk
meringankan bacaan. Jika huruf Hamzah pertama berbaris di atas, huruf Hamzah kedua ditukar
menjadi huruf Alif ( ‫ ) ا‬seperti: ( ‫ ) آمنوا‬kerana asalnya ( ‫) ءأمنوا‬.Jika huruf Hamzah pertama
berbaris di bawah, huruf Hamzah kedua ditukarkan menjadi huruf Ya' seperti: ( ‫ ) إيمانا‬kerana
asalnya ( ‫) إئمانا‬.Sekiranya huruf Hamzah pertama berbaris hadapan, huruf Hamzah kedua
ditukar menjadi huruf Wau ( ‫ ) و‬seperti: ( ‫ ) أوتوا‬kerana asalnya ( ‫) أؤتوا‬. Hukumnya: Ia dibaca
secara Mad dengan kadar dua harakat seperti Mad Tabi'i.
e. Mad Lazim ( ‫ ) المد الالزم‬iaitu huruf Mad yang disusuli dengan tanda Sukun asli tetap di
dalam bacaan bersambung atau berhenti sama ada di dalam satu kalimah atau harf (sendi nama).
Ia dinamakan Mad Lazim (Tetap) ialah kerana bacaannya mestilah dibaca dengan enam harakat

17
TAJWID
tanpa berubah, begitu juga kerana sebabnya iaitu Sukun ketika bacaan sambung dan berhenti.

- Mad Lazim Harfi Muthaqqal ( ‫) المد الالزم الحرفي المثقل‬


ialah huruf Mad yang disusuli dengan Sukun asli pada salah satu huruf hijaiah dengan
syarat ia bertasydid. Ia dinamakan Harfi ialah kerana terdapat Sukun asli pada salah satu huruf
hijaiah yang berada selepas huruf Mad di permulaan surah. Ia dinamakan Muthaqqal ialah
kerana terlalu berat untuk menyebutnya disebabkan terdapat Tasydid pada Sukunnya.
Hukumnya adalah wajib dibaca secara Mad enam harakat seperti huruf Lam di dalam kalimah (
‫) الم‬.
- Mad Lazim Harfi Mukhaffaf ( ‫) المد الالزم الحرفي المخفف‬.
Iaitu selepas huruf Mad terdapat Sukun asli pada salah satu huruf hijaiah yang tidak
bertasydid. Ia dinamakan Mukhaffaf kerana sebutannya terlalu ringan disebabkan ia tidak
bertasydid dan tidak berdengung seperti huruf Mim di dalam ( ‫) الم‬.
Perhatian penting: Huruf hijaiah yang terletak di permulaan surah terdiri dari empat belas
huruf terkumpul di dalam bait syair ( ‫ ) ص له س حيرا من قطعك‬dan ia terbahagi kepada empat
bahagian: Pertama: Ejaannya terbentuk dari tiga huruf di mana terdapat huruf Mad di
pertengahannya. Ia terdiri dari tujuh huruf yang terkumpul di dalam bait syair ( ‫) كم عسل نقص‬
kecuali huruf 'Ain. Bahagian ini dibaca enam harakat dengan sempurna. Kedua: Ejaannya
terbentuk dari tiga huruf di mana huruf Lin terdapat di pertengahannya iaitu huruf 'Ain. Huruf
ini harus disempurnakan dengan bacaan enam harakat dan bacaan pertengahan empat harakat.
Ketiga: Ejaannya terbentuk dari dua huruf di mana huruf keduanya ialah huruf Mad dan huruf-
hurufnya adalah sebanyak lima huruf yang terhimpun dalam bait syair ( ‫) حي طهر‬.
Bahagian ini dibaca secara Mad Tabi'i dengan kadar dua harakat. Keempat: Ejaannya
terbentuk dari tiga huruf di mana tidak terdapat satupun huruf Mad di pertengahannya. Ia terdiri
dari satu huruf iaitu Alif dan tidak terdapat padanya huruf Mad.

- Mad Lazim Kalimi Muthaqqal ( ‫) المد الالزم الكلمي المثقل‬.


Iaitu selepas huruf Mad terdapat huruf bertasydid di dalam satu kalimah, hukumnya ia
dibaca dengan enam harakat. Ia dinamakan Muthaqqal kerana berat atau susah untuk
menyebutnya disebabkan terdapat tasydid pada Sukunnya. Contohnya Alif di dalam kalimah (
‫) الضالين‬, dari firman Allah s.w.t ( ‫) غير المغضوب عليهم والالضالين‬.

- Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf ( ‫) المد الالزم الكلمي المخفف‬.


Iaitu selepas huruf Mad terdapat huruf Sukun yang tidak bertasydid di dalam satu
kalimah. Hukumnya wajib dibaca dengan enam harakat. Ia dinamakan dengan Kalimi kerana
terdapat Sukun asli selepas huruf Mad di dalam satu kalimah. Ia dinamakan Mukhaffaf kerana
ringan atau mudah menyebutnya disebabkan keadaannya yang tidak bertasydid dan tidak

18
TAJWID
berdengung. Contohnya di dalam kalimah ( ‫ ) أاآلن‬di dalam dua tempat surah Yunus ayat lima
puluh satu dan sembilan puluh satu malah tidak terdapat di dalam al-Quran selain dari dua
tempat tersebut. 

F. HUKUM BACAAN ALIF LAM

Dalam ilmu tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ‫) ال‬. Hukum bacaan alim lam  (
‫ )ال‬menyatakan bahwa apabila huruf alim lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah,
maka cara membaca huruf alif lam ( ‫ ) ال‬tersebut terbagi atas dua macam, yaitu alif lam (
‫ ) ال‬syamsiyah dan alif lam ( ‫ ) ال‬qamariyah.

1. Pengertian hukum bacaan “Al” Syamsiyah.


“Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf
syamsiyah dan dibacanya lebur/idghom (bunyi “al’ tidak dibaca). Huruf-huruf tersebut adalah
‫تثدذرزسشصضطظلن‬
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah:
a. Dibacanya dileburkan/idghom
b. Ada tanda tasydid/syiddah ( ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => ّ ‫الـــ‬
Contoh:
‫الض َحى‬
ُّ ‫ َو‬    ‫ يَ ْو ُم ال ِّد ْي ِن‬    ‫س‬
ِ ‫ش ْم‬
َّ ‫َوال‬

2. Pengertian hukum bacaan “Al” Qamariyah


“Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf
qamariyah dan dibacanya jelas/izhar.Huruf-huruf tersebut adalah :    ‫ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي‬
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Qamariyah:
a. Dibacanya jelas/izhar
b. Ada tanda sukun ( ْ ) di atas huruf alif lam mati => ‫ا ْل‬
Contoh:
ِ ‫ بِاْ ِإل ْي َم‬    ‫ َوا ْل َح ْم ُد‬    ‫اَ ْل َها ِدى‬
‫ان‬
Berapa banyaknya hukum Alif Lam pada sa’at menghadapi huruf hijaiyyah yang dua puluh
delapan (28) ?

Jawabannya tak kurang dari dua hukum !.

1. wajib idhar membacanya.
2. wajib idgham membacanya.

19
TAJWID
Banyaknya huruf yang wajib idhar disini ada empat belas(14)yang dikumpulkan pada lafad :

‫اِ ْب ِغ َح َّجكَ َو َخفْ َعقِ ْي َم ْه‬

yaitu: ‫ها‬,‫م‬,‫ي‬,‫ق‬,‫ع‬,‫ف‬,‫خ‬,‫و‬,‫ك‬,‫ج‬,‫ح‬,‫غ‬,‫ب‬,‫ء‬.

Alif lam yang pertama ( yang wajib idhar) namanya Alif lam qomariah
(bulan) apa sebabnya disamakan sama bulan ? sebab alif lamnya di dohirkan { idhar }
saperti pada lapad  ْ‫اَ ْلقَ َمر‬ seperti halnya kita melihat bulan cahayanya dan bentuknya kelihatan.
Yang kedua adalah Alif lam yang wajib idgham hurufnya sama ada 14 yaitu :

‫ل‬,‫ِش‬,‫ز‬,‫ظ‬,‫س‬,‫د‬,‫ن‬,‫ذ‬,‫ض‬,‫ت‬,‫ر‬,‫ص‬,‫ث‬,‫ط‬.

Dan Alif lam yang diwajibkan idgham namanya adalah alif lam Syamsiyyah (Matahari).
Alasannya disebut alif lam syamsiyyah sebab alif lamnya diidgomkan seperti alif lam yang ada
pada lapad ‫س‬ َّ ‫اَل‬  begitupun bila kita melihat mata hari bintang dan bentuk matahari tidak akan
ُ ‫ش ْم‬
kelihatan seperti halnya conto assamsu alif lamnya hilang.
Keterangannya alif lam kesatu aliflam qomariyyah dan yang kedua syamsiyyah menurut
syehk sulaiman aljamjuri dalam kitab tukhfatul atfal.

‫سيَّ ْه‬
ِ ‫ش ْم‬ َ ‫س ِّم َهاقَ َم ِريَ ْه َوالالَّ ُم ا ْال ُْخ َرى‬
َ ‫س ِّم َها‬ َ َ‫َوالالَّ ُم ا ْال ُْولى‬

Paling awal alif lam qomariyyah,yang kedua alif lam syamsiyyah

G. TANDA-TANDA WAQAF
Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di akhir
ayat atau di pertengahan ayat.
Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :

20
TAJWID
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai waqaf. Mulai dari
pengertiannya, macamnya, tanda-tandanya dan sekaligus contohnya dalam Al qur'an. Sebelum
dilanjutkan, silahkan baca dahulu Hukum Bacaan Mad Lengkap Beserta Contohnya dan Hukum
Bacaan Nun Mati Bertemu Huruf Hijaiyah.
Pengertian waqaf secara bahasa adalah berhenti atau menahan. Sedangkan secara istilah,
wakaf dapat diartikan menghentikan bacaan dengan memutuskan suara di akhir kalimat untuk
bernafas dengan niat ingin meneruskan kembali bacaan.
Tanda waqaf ada yang berada di akhir ayat maupun ditengah-tengah ayat. Langsung saja,
berikut ini macam-macam waqaf, tanda-tandanya sekaligus contoh dalam Al-qur'an.

Macam Macam Waqaf :

Waqaf Tamm (Sempurna) adalah memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara
sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti
dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya
maupun yang sesudahnya.

Waqaf Kaaf (Memadai) adalah mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara
sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih
berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.

Waqaf Hasan (Baik) adalah mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau
arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.

Waqaf Qabih (Buruk) adalah mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak


sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena
bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.

Tanda - tanda Waqaf dan Contohnya:

1. Waqaf La Washal (‫)ال‬: Tanda wakof ‫ ال‬berarti "tidak boleh berhenti". Apabila anda
menemukan tanda wakaf ini di tengah-tengah ayat, maka tidak diperbolehkan berhenti. Tetapi
apabila anda menemukan tanda wakaf ini di akhir ayat maka boleh berhenti.

2. Waqaf Saktah (‫)س‬: Wakaf saktah (‫ )ساكته‬berarti "Berhenti sejenak tanpa bernafas". Jadi
apabila anda menemui tanda waqaf ini maka anda harus berhenti sejenak sehingga memutus
bacaan tetapi tidak diperbolehkan bernafas.

21
TAJWID

3. Waqaf Waslu Ula (‫)صلى‬: Tanda waqaf ini berarti "diutamakan untuk melanjutkan bacaan".
Apabila anda menemukan tanda waka ini, anda boleh berhenti atau melanjutkan. Tetapi lebih
diutamakan untuk melanjutkan.

4. Waqaf Mutlaq (‫)ط‬: Tanda waqaf ini berarti "harus berhenti". Jadi apabila anda menemukan
tanda waqaf ini maka anda harus berhenti.

5. Waqaf Lazim (‫)م‬: Tanda waqaf lazim ini berarti "berhenti". Waqaf lazim juga disebut waqaf
tamm (sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan sempurnanya sempurnanya kalimat. Jadi
kalimat sebelumnya tidak ada hubungannya dengan kalimat setelahnya.

6. Waqaf Muraqabah/Mu'anaqah (. ۛ. . ۛ .): Tanda waqaf muraqaba atau juga di sebut waqaf
mu'anaqah ini berarti "berhenti disalah satu tanda". Waqaf ini akan selalu muncul sebanyak dua
kali, sehingga anda harus berhenti disalah satu tadanya.

7. Waqaf Jaiz (‫)ج‬: Tanda waqaf ini berarti "boleh berhenti atau boleh melanjutan". Apabila
anda menemukan tanda waqaf jaiz ini, maka anda diberi dua pilihan: berhenti atau melanjutkan.

8. Waqaf Qabih (‫)ق‬: Tanda waqaf qobih ini berarti "diutamakan meneruskan". Jadi, apabila
anda menemukan tanda waqaf ini, maka dianjurkan untuk tidak berhenti.

22
TAJWID

9. Waqaf Mustahab (‫)قيف‬: Tanda waqaf ini berari "diutamakan berhenti". Apabila anda
menemukan tanda waqaf ini, berarti anda dianjurkan untuk berhenti daripada melanjutkan.

10. Waqaf Waqfu Ula (‫)قال‬: Tanda waqaf ini berarti "diutamakan berhenti". Jadi dianjurkan
untuk berhenti apabila anda menemui tanda waqaf ini.

11. Waqaf Mujawaz (‫)ز‬: Tanda waqaf ini berarti "diutamakan terus". Untuk tanda waqaf
mujawaz ini anda dianjurkan untuk melanjutkan membaca.

12. Waqaf Muraqas (‫)ص‬: Tanda waqaf ini berarti "tidak berhenti". Selama tidak menemukan
alasan untuk berhenti, maka anda meneruskan bacaan.

13. Wakaf Khatalik (‫)ﻙ‬: Tanda waqaf ini berarti "sama dengan waqaf sebelumnya". Jadi
apabila anda menemukan tanda waqaf ini, maka anda harus menyamakan dengan tanda waqaf
sebelumnya.

14.. Waqaf Qif (‫)ﻗﻴﻒ‬: Tanda waqaf ini berarti "Berhenti". Apabila anda menemukan tanda
waqaf ini maka biasanya diteruskan membacanya, tanpa berhenti.

15. Waqaf Waqfah (‫)ﻭﻗﻔﻪ‬: Tanda waqaf waqfah ini sama dengan waqaf saktah yaitu "berhrnti
tanpa bernafa". Tetapi waqaf waqfah ini berhenti sedikit lebih lama dari waqaf saktah.

Cara Mewaqafkan:

 Jika tanda waqaf berada di akhir kalimat yang berharakat sukun (mati), maka
membacanya harus dibunyikan mati dengan jelas.
 Jika tanda waqaf berada di akhir kalimat yang hurufnya berharakat. Makan cara
membacanya harus disukunkan lebih dahulu kemudian dibaca mati dengan jelas menurut
bacaan masing masing huruf.
 Jika tanda waqaf berada di akhir kalimat yang hurufnya berupa ta' marbutah cara
membacanya harus mengubah ta' marbutah tersebut menjadi ha' sukun.
 Jika tanda waqaf berada di diakhir kalimat yang hurufnya didahului huruf mati, dan
setelah mematika huruf akhir maka terdapat dua huruf mati. Cara membacanya yaitu
dibunyikan sepenuhnya dengan menyuarakan setengah huruf yang terakhir, dengan suara
pendek.
 Jika tanda waqaf berada di akhir kalimat yang hurufnya didahului dengan mad atau mad
layyin. Cara membacanya dengan mematika huruf terakhir dan dibaca panjang seperti
mad aridl lissukun.
 Jika tanda waqaf berada di akhir kalimat yang hurufnya berharakat fathah tanwin. Cara
membacanya dengan membunyikan menjadi fathah yang dibaca panjang dua harakat dan
23
TAJWID
berubah menjadi mad iwadh.

Itulah perincian materi kita tentang macam-macam waqaf beserta contohnya, Semoga dapat
bermanfaat untuk kita semua. Wassalam

24

Anda mungkin juga menyukai