Anda di halaman 1dari 15

Nama : Leila Rizky Amalia

NIM : 19056
Kelas :3B
Mata Kuliah : K3
Dosen : NP. HANDOKO, S.Kep
Hari, tanggal : Sabtu, 04 September 2021

TUGAS RESUME K3
(MATERI PPT ERGONOMI DAN FISIOLOGI KERJA)

 PENGELOLAAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA


1. Fungsi makan
a. Sebagai tenaga
b. Membantu proses pertumbuhan
c. Mengganti sel yang rusak
2. Keuntungan memberikan makanan bagi tenaga kerja
a. Meningkatkan kesehatanpara pekerja
b. Meningkatkan kemampuan kerja
c. Meningkatkan produktivitas para pekerja
d. Mengatasi kelelahan
e. Sebagai motivasi dan gairah dalam bekerja
f. Mempererat hubungan pekerja dan pengusaha
g. Absensi
3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang
a. Umur
b. Berat badan
c. Jenis kelamin
d. Keadaan khusus
e. Lingkungan kerja (suhu, bahan kimia, bakteri, psikologi)
f. Aktifitas / jenis pekerjaan
4. Kebutuhan kalori
Menurut Permenaker No. 5 Tahun 2018, yaitu :
a. Beban kerja ringan sp 200 Kcal / jam
b. Beban kerja berat 200 – 350 Kcal / jam
c. Beban kerja berat 350 – 500 Kcal / jam
No Jenis Kelamin Pek. Ringan Pek.Sedang Pek. Berat
1. Laki – laki 2000-2400 Kcal 2400-2800 Kcal 3000-3400 Kcal
2. Perempuan 1800-2200 Kcal 2200-2400 Kcal 2400-2800 Kcal

5. Penyebab masalah gizi tenaga kerja


a. Cara menyediakan makanan
b. Pemahaman pengurus dan pekerja
c. Lingkungan tempat kerja
d. Kasus keracunan makanan
e. Diberikan uang makan
f. Berapa kalori yang diberikan
g. Kapan waktu diberikan makan
h. Konsumsi makanan rendah
6. Beberapa peraturan perundang undangan
a. Undang Undang No.1 tahun 1970
b. Undang Undang No.13 tahun 2003
c. Undang Undang Kesehatan No.36 Th. 2009
d. Permenker No.3 /MEN / 1982
e. Kepmenakertrans No.224/MEN/2003
f. Permenaker No.7 Tahun 1964
g. S.E Menakertrans No.01.MEN/1979
h. Kepmenkes No.715/MENKES/SK/V/2003
i. Permenkes No.75 tahun 2013
j. SE.Menaker No.SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Makan
Anjuran :
- 50 s/d 200 ruang makan
- > 200 menyediakan kantin
7. Tujuan penyelenggaraan makanan di tempat kerja
Penyediaan makanan bagi tenaga kerja ini untuk mencapai tingkat
kesehatan dan stamina tenaga kerja yg sebaik baiknya, agar dapat diciptakan
suasana kerja yg memungkinkan tercapainya produktivitas kerja yg maksimal
8. Ciri – ciri penyelenggaraan makanan di tempat kerja
a. Jumlah orang yang dilayani banyak dan pasti
b. Sifat penyediaan makanan berkesinambungan
c. Makanan disediakan pada waktu istirahat
d. Menu makanan terencana dengan baik.
9. Sistem penyelenggaraan makanan di tempat kerja
a. Sistem pengelolaan langsung oleh perusahaan
b. Sistem Konsinyasi (Penyediaan makan oleh jasaboga, kontrak kerja)
c. Sistem Copartnership (oleh koperasi karyawan / organisasi dl Persh)
10. Tahapan pengelolaan makan di tempat kerja
A. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan :
a. Penyediaan sarana, peralatan
b. Makanan apa yang akan disajikan
c. Berapa banyak makanan yang harus disajikan
d. Bagaimana makanan itu harus disajikan
e. Tata cara penyimpanan, membersihkan alat, pengelolaan limbah
Tahapan
a. Komitmen pimpinan
b. Penyediaan dana
c. Pembentukan tim
d. Persiapan fasilitas dan sarana
e. Diklat untuk petugas dan pekerja
f. Pemilihan menu yang cocok dan bergizi
g. Penyelenggaraan kantin
h. Evaluasi dari manajemen dan pengelola kantin
B. Pengorganisasian dan SDM
Kegiatan penyelenggaraan makanan :
a. Perencanaan menu dan pengadaan makanan
b. Pengolahan dan penyiapan makanan
c. Distribusi dan Penyajian makanan
d. Penunjang (ketatausahaan, pemeliharaan kebersihan)
Kelompok SDM :
a. Kelompok Pengelola
b. Kelompok Pelaksana
c. Kelompok pembantu pelaksana
C. Pelaksanaan Penyelenggaraan Makanan
a. Perencanaan menu
 Jenis dan banyaknya makanan yang disajikan
 Bahan makanan dan cara memasaknya
b. Pengadaan bahan makanan
 Pemesasan atau langsung beli sendiri
c. Penerimaan makanan dari pemasok
 Perlu memeriksa makanan yang dipasok
d. Penyimpanan bahan makanan
 Langsung dipakai atau sebagian disimpan
e. Penyiapan bahan makanan untuk dimasak
 Mengupas, memotong, membersihkan
f. Mengolah dan memasak makanan
 Bagian terpenting, menyangkut rasa
g. Pembagian makanan
 Makanan sesuai suhu yg dipetlukan.
Susunan menu dan nilai gizi
- bervariasi
- gizi seimbang
- kecukupan kalori
- makanan biasa (bukan pantangan)
D. Pengawasan
Terdiri :
a. Pengawasan terhadap keamanan dan cita rasa
b. Pengawasan terhadap berbagai faktor produksi (biaya, peralatan, tenaga
kerja dll)
c. Pengawasan dilakukan < 3 – 4 bulan
E. Evaluasi
TOLAK UKUR
JENIS PENGAWASAN
KEBERHASILAN
1.Pengawasan terhadap 1. Tenaga Kerja memperoleh
Penyelenggaraan makan tenaga makanan yang hygieneis pada jam
kerja di Perusahaan kerja sesuai dengan kebutuhan gizi
2. Suasana kerja menyenangkan 3.
Meningkatkan sikap kerja
2. Dampak terhadap status gizi 1. Perbaikan status gizi tenaga kerja
tenaga kerja 2. Meningkatnya status kesehatan
tenaga kerja
3. Angka kesakitan dan kecelakaan
menurun
3. Dampak terhadap Produktivitas 1. Produktivitas meningkat

11. Cara pendistribusian makanan


a. Cara Sentralisasi
Dibagi di kotak atau rantang
b. Cara Desentralisasi
Wadah besar diantardibagi dalam porsi
c. Cara Gabungan 1 dan 2
d. Cara Lain (praktek di lapangan)
 Sistem makan bergilir / kelompok
 Sistem Cafetaria, secara bergilir
 Sistem Catu, sudah disediakan
 Sistem Prasmanan
12. Petugas pengelola
Terdiri :
a. Penanggung jawab, sbg koordinator
b. Juru masak
c. Pembantu juru masak / pelaksana
d. Pembantu dapur
e. Tenaga Pembersih (peralatan / ruangan)
13. Syarat penjamah / petugas
a. Bebas dari penyakit infeksi / penyakit menular
b. Tidak memiliki kebiasaan buruk
c. Disiplin
d. Memiliki pengetahuan tentang gizi
e. Istirahat bila sakit
f. Memakai pakaian kerja
g. Dilatih menjaga kesehatan dan kebersihan
14. Waktu makan
a. Setelah 4 jam bekerja
b. Analog terhadap kerja shift
 kalori lebih besar
c. Mulai kerja makan, malam snack
d. Kecukupan air (tempat kerja panas)
15. Mekanisme Kerja Ruang Makan
16. Pola penyusunan menu
a. Pola makan (makanan kebiasaan pokok)
b. Kepercayaan agama, pantangan
c. Daya cerna (makanan yang biasa dimakan masyarakat disekitar)
d. Keuangan (ekonomis tetapi tetap bergizi)
e. Praktis mudah diselenggarakan
f. Volume (cukup mengenyangkan
g. Variatif (jenis makanan bervariasi
17. Permenaker No 5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
a. Dapur, kamar makan peralatan harus bersih
b. Dapur, kamar makan tak boleh berhubungan lansung dengan tempat kerja
c. Dapur dan kamar makan haris mendapar penerangan yang baik dan peredaran
udara yang cukup
d. Makanan yang disediakan untuk karyawan harus memenuhi syarat kesehatan
e. Air yang digunakan untuk makan dan minum harus memenuhi syarat
~ Tidak boleh berbau dan segar
~ Tidak boleh berwarna dan harus bening
~ Tidak boleh berasa
~ Tidak boleh binatang mengambang dan bakteri
~ Pada waktu tertentu harus diperiksa laboratorium
f. Peralatan dibersihkan dengan sabun dan air panas, mudah dibersihkan.
g. Petugas harus sehat tak punya sakit menular kesehatan harus selalu bersihdan
menjaga kebersihan, mendapat pendidikan
h. Majikan harus menyediakan pakaian kerja
i. Pemeriksaan kesehatan minimal 1 tahun sekali dengan pemeriksaan rontgen
j. Petugas tidak boleh melayani selama menderita sakit
18. Hal – hal yang harus diperhatikan
 Standar makanan yg disediakan diperhitungkan sesuai dg beban kerja dan
lama pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja
 Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan
siang atau makan sore
 Diperlukan tenaga khusus yg mengelola makanan serta melayani makanan di
ruang makan
 Macam hidangan sederhana, tidak banyak variasi dan disajikan menurut
kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan karyawan
 Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan paling banyak
dilakukan adalah menggunakan tiket makanan (prasmanan)
 ERGONOMI DAN FISIOLOGI KERJA
1. Dasar Pemikiran & Permasalahan
 Manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan adaptasi terhadap
lingkungan fisik, beban kerja fisik & psikologis
 Tanpa penerapan konsep-konsep ergonomi di tempat kerja, ternyata
meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan- dan penyakit akibat kerja
2. Penerapan Ergonomi dalam bekerja
Ergo = kerja
Nomos= hukum / penataan
 Fitting the job to the man and fitting the man to the job
 The sciene of matching the job to the workers and the product to the users
3. Unsur Produktivitas Kerja
a. Manusia (host)
b. Beban Kerja
c. Lingkungan Kerja
4. Aspek aspek dalam Ergonomi
a. Aspek manusia dalam bekerja
~ Daya kerja fisik
~ Organ tubuh
~ Biomekanik
~ Fungsi pancaindera
b. Aspek sarana kerja
~ Meringankan
~ Mengurangi kerja paksa
~ Memperbaiki sikap
c. Aspek lingkungan kerja
~ fisik
~ kimia
5. Prinsip Ergonomi
 Sikap tubuh yang baik
 Kurangi beban
 Ketinggian sesuai
 Mudah dijangkau
 Kurangi tenaga
 Hindari gerakan ulangan
 Ruang yang cukup
 Kurangi stres
 Ganti posisi
 Lingkungan aman selamat
6. Anthropometri
 Suatu cabang ilmu dari Antropologi Fisik yang mempelajari ukuran-ukuran
tubuh manusia secara sistematis
 Sudah sejak lama digunakan dalam antropologi
 Sejak perang Dunia ke II digunakan untuk mendesain alat
7. Penggunaan Data Anthropometri
Sikap Kerja
• Clearance
• Reach
• Posture
• Strength
8. Gerak Tubuh
• Kerja dinamis : Pergantian antara kontraksi otot dan relaksasi secara ritmis
• Kerja statis : Kontraksi otot terjadi untuk waktu yang lama,biasanya untuk
mempertahankan posisi tubuh tertentu
9. Beban Kerja
• Mengangkat dan memindahkan objek berat :
Mengikuti rekomendasi NIOSH :
- Berat beban maksimum
- Pengangkatan/pemindahan berulang
10. Mengangkat dan Mendorong
• Risiko yang terjadi sebanding dengan berat beban dan jarak beban dari tubuh
seseorang (baik ke depan atau ke samping)
• Umumnya kerja pengangkatan yang dimulai pada jarak tertentu dan mendekat
ke tubuh akan lebih aman daripada sebaliknya
11. Gerak berputar
• Gerak mengangkat yang asimetri dan berputar  berbahaya
• Posisi asimetri meningkatkan beban tulang belakang
12. Kerja Shift
• Banyak sekali jenis pekerjaan yang menuntut dilakukannya kerja shift
• Kerja shift akan menyebabkan gangguan pada irama sirkadianbisa
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan & gangguan sosiopsikologis
13. Beban Mental
• Tuntutan pekerjaan terlalu tinggi :
- Dibandingkan kapasitas fisik dan intelektual,tuntutan pekerjaan terlalu
tinggistres kerja
• Dapat menimbulkan kelelahan mental, sampai berbagai penyakit mental maupun
fisik
14. Faktor Risiko Pekerjaan
a. Kerja fisik berat
b. Sikap kerja statis
c. Membungkuk dan berputar
d. Mengangkat, mendorong dan menarik
e. Kerja berulang
f. Getaran
g. Psikologis dan psikososial
15. Gangguan Kesehatan
a. Kelelahan (Umum Dan Lokal)
b. Sakit Pinggang
c. Varices
d. Cervico Brachial Syndrome
e. Carpal Tunnel Syndrome
f. Stres Kerja
16. Pengukuran Kelelahan
a. Pengukuran tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu)
b. Pengukuran waktu reaksi (reaksi thd rangsangan, Daniel app)
c. Electrocardiogram (EEG) (penilaian tepat)
d. Bourdon Wiersma : untuk kelelahan mental
e. Flicker Fusion Test : untuk kelelahan mata
f. Tremor Detector
g. Riken Fatique test : test perobahan air liur
h. Psychomotor test : menggunakan reaction time(Lakassidaya) dan test
kerdipan mata dan pendengaran
i. Industrial fatigue Research Committee (Subyectif Rating Rate)
 PROMOSI KESEHATAN KERJA DI TEMPAT KERJA
1. Program Kesehatan

2. Pengertian Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


Promosi :
Upaya dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain
sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau
jasa yang dipasarkannya.

Kesehatan :
Adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.(UU No.36 tahun 2009)
Kerja :
Segala kegiatan ekonomis yang dimaksudkan untuk memperoleh upah, baik
berupa kerja fisik material atau kerja intelektual
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja :
Merupakan upaya promosi kesehatan sehingga tercipta perilaku tenaga kerja dan
lingkungan kerja sehat sehingga produktivitas yang tinggi.
3. Hal hal yang diperhatikan
 Standar makanan yg disediakan diperhitungkan sesuai dg beban kerja dan
lama pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja
 Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan
siang atau makan sore
 Diperlukan tenaga khusus yg mengelola makanan serta melayani makanan di
ruang makan
 Macam hidangan sederhana, tidak banyak variasi dan disajikan menurut
kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan karyawan
 Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan paling banyak
dilakukan adalah menggunakan tiket makanan (prasmanan)
4. Tujuan Promosi Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja
Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain
untuk memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan
tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara dan melindungi
kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan kondisi tempat kerja
yang sehat.
Tujuan yang lain diantaranya adalah :
 Mengembangkan perilaku sehat
 Memperbaiki lingkungan sehat
 Mengurangi biaya kesehatan
 Menurunkan angka absensi
 Meningkatkan semangat kerja
 Meningkatkan produktivitas kerja
5. Program Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja
 Tempat kerja sangat tepat untuk pelaksanaan Promosi Kesehatan
 Pekerja sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat kerja
 Tempat kerja tidak sehat dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit,
mental dan kematian
6. Pencegahan di bidang Kesehatan (Health Prevention)
a. Pencegahan primer :
~ Promosi kesehatan
~ Specific protection.
b. Pencegahan secondair :
~ Early diagnosis
~ Prompt treatment
c. Pencegahan tertier :
~ Membatasi kecacatan
~ Rehabilitasi
7. Prinsip Prom –Kes
a. Menyeluruh
b. Partisipatif
c. Berkesinambungan
d. Sesuai Peraturan Perundangan
e. Sosialisasi, Pelatihan
8. Sasaran Prom – Kes Kerja
a. PEKERJA (meningkatkan kesdaran, mandiri, dll)
* Higiene perorangan
* Hidup dan pola makan sehat / gizi kerja
* Kesehatan lingkunan, sanitasi
* K3 dll.
b. P2K3, SP, PJK3
* Membangun iklim dan lingkungan sehat
* Peraturan perundangan
c. MANAJEMEN, ORG. PENGUSAHA
* Melakukan advokasi tentang hidup sehat.
* Hubungan kesehatan dan produktivitas
* Sosialisasi peraturan perundangan
9. Strategi Prom – Kes Kerja
~ Pemberdayaan
~ Advokasi
~ Kondusif
10. Upaya / Kegiatan Prom – Kes Kerja
~ Pelatihan
~ Kampanye
~ Informasi
~ Kebijakan
~ Orientasi, dll
11. Langkah meningkatkan kesehatan kerja di tempat kerja
a. Memberi perhatian dan penjelasan tujuan kesehatan kerja di tempat kerja
b. Memulai program kesehatan kerja di tempat kerja.
c. Mengimplementasikan program kesehatan kerja
d. Membuat komitmen tetap memelihara kesehatan kerja

12. Tahap Pelaksanaan Prom – Kes.Kerja


a. Menggalang dukungan manajemen (komitmen,Sdy)
b. Melaksanakan koordinasi (Tim K3, P2K3)
c. Mengetahui kebutuhan (diskusi, saran, survey)
d. Prioritas kebutuhan Menetapkan prioritas
e. Perencanaan & Penerapan (5W, 1H)
f. Evaluasi, monitoring dan penyempurnaan Program
13. Penekanan dalam Prom-Kes
a. Merobah perilaku
b. Pengembangan Kebijakan dan organisasi
c. Perbaikan lingkungan kerja
d. Kerjasama masyarakat
14. Hasil Akhir Prom – Kes Kerja
~ Hidup sehat
~ Suasana kerja kondusif
~ Lingkungan kerja sehat
 PENCEGAHAN HIV /AIDS DI TEMPAT KERJA
1. Latar Belakang
 Kasus HIV/AIDS makin meningkat
Di Indonesia: - 87.9% berumur 20-49 tahun
- 85 % usia produktif (18 – 56 tahun)
- Ciri 3 M (man, mobil, money)
 Tempat kerja menjadi tempat penularan
 Belum ada vaksin, menular dan mematikan
 Semua berisiko tertular
 Berdampak pada dunia bisnis
 Pencegahan penularan HIV adalah tanggung jawab setiap orang
2. Penularan HIV
a. Jarum suntik yang digunakan secara bergantian
b. Darah
c. Ibu yang sedang hamil maka anak yang dilahirkan nanti sudah pasti tertular
HIV
d. Hubungan seks bebas
3. Cara Pencegahan HIV
a. Tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan yg tidak syah
(abstinensia)
b. Saling setia pada satu pasangan yang tidak terinfeksi HIV (baku setia)
c. Gunakan kondom untuk hubungan seks yang berisiko
d. Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian dan tidak steril

4. Cara lain mengurangi risiko penularan HIV


a. Menolak mendapat suntikan/tindakan medis dari alat suntik/medis yang
diragukan sterilannya
b. Tidak menggunakan pisau cukur/ gunting kuku/sikat gigi/handuk bersama
c. Menghindari prosedur tatoo dsb.
d. Menghindari kontak langsung dengan darah/cairan tubuh orang lain
 PROSEDUR K3 KHUSUS HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA
1. Menolong Korban Kecelakaan (Di Tempat Kerja)
a. Hindari kontak dengan darah korban
b. Bila terjadi kontak langsung, jangan menyentuh mata atau mulut dengan
tangan yang terkena darah
c. Penolong segera mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
2. Pertolongan pertama setelah paparan terhadap darah orang lain
 Keluarkan darah dari tempat yang tertusuk atau terkena benda tersebut.
 Cuci dengan air dan sabun (untuk mata dan mulut hanya dengan air).
 Oleskan cairan antiseptik misalnya povidon iodine pada area luka.
 Konsultasi dengan tenaga medis untuk menilai risiko.
3. Tes Hiv Pasca Paparan
a. Penilaian risiko tertular atau tidak
b. Risiko tinggi :
~ Lakukan Test HIV, bila bersedia untuk mengetahui status awal
(Konseling/ VCT)
~ Bila hasil awal negative (-) dilakukan pemeriksaan ulang setelah 3
bulan/6 bulan untuk mengetahui adanya perubahan (serokonversi) /
window period
4. Membersihkan Lokasi Kecelakaan
a. Hindari kontak dengan darah.
b. Bercak darah dibersihkan dengan larutan khlorine 0,5% (1 bagian pemutih: 9
bagian air) dengan bahan yang mudah menyerap.
c. Buang bahan yang terkontaminasi darah ke dalam kantong plastik atau
tempat tahan tembus dan dibakar/dikubur.
d. Baju atau bahan-bahan yang terkena bercak darah harus dicuci dengan air
panas dan detergent selama 30 menit.
5. Resusitasi (Pernafasan Buatan)
a. Penderita tidak sadar dan tidak bernafas harus segera mendapat pertolongan
resusitasi (M to M).
b. Penolong tidak perlu ragu, karena tidak terjadi penularan melalui ludah.
c. Sebaiknya penolong membersihkan mulut penderita dahulu bila ada darah.
6. Kewaspadaan Baku / Standard Precaution
a. Cuci tangan sebelum/sesudah kontak dengan pasien
b. Jangan menutup jarum suntik dengan 2 tangan
c. Benda tajam buang di tempat khusus
d. Pakai sarung tangan bila akan kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit luka
& mukosa
e. Memakai APD bila kemungkinan terciprat
f. Sistem pembuangan sampah/limbah yang aman
7. Pelayanan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
a. Petugas fasilitas pelayanan kesehatan kerja paling berisiko terinfeksi HIV
b. Bila bekerja tidak sesuai standar “STANDARD BAKU/STANDARD
PRECAUTION” dapat merupakan sumber penularan baik bagi pekerja
maupun pasien
c. Perlu penambahan fasilitas / sarana
d. Kran air mengalir yang cukup
8. Pelaporan Dan Rujukan
a. Sistem pelaporan yang jelas tentang data kecelakaan yang disebabkan
karena terpapar darah atau cairan tubuh.
b. Sistem rujukan yang jelas bagi pekerja terpapar dengan darah.
c. Prosedur pertolongan pertama yang mencakup pencegahan penularan HIV

Anda mungkin juga menyukai