Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA GIZI KERJA DAN PENYELENGGARAAN MAKAN

BAGI TENAGA KERJA

1. Gizi Kerja Dan Penyelenggaraan Makan Bagi Tenaga Kerja


1. Dasar Hukum
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PMP No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan dalam Tempat Kerja.
3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE 01/MEN/1979
tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
4. SE Dirjen Binwasnaker No. 86 tahun 1989 tentang Perusahaan Ketering
Pengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
2. Definisi
1. Gizi adalah kesehatan seseorang yang dihubungkan dengan makanan yang
dikonsumsinya sehari-hari.
2. Gizi Kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada
tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di
tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja
setinggi-tingginya.
3. Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja adalah rangkaian kegiatan
yang meliputi penyusunan anggaran belanja makanan, perencanaan menu,
pengadaan atau pembuatan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan, persiapan dan pemasakan makanan, penilaian,
pengemasan, distribusi dan penyajian makanan bagi tenaga kerja.
3. Gizi Kerja
1. Jenis-jenis Zat Gizi dan Fungsinya
2. Karbohidrat adalah zat gizi sebagai sumber tenaga utama. Banyak terdapat
pada tumbuh-tumbuhan seperti padi-padian, umbi-umbian, gandum, jagung,
dll.
3. Lemak adalah zat gizi yang selain sebagai sumber utama tenaga juga
sebagai pelarut vitamin yang diperlukan tubuh. Lemak yang dari tumbuhan
disebut lemak nabati dan dari hewan lemak hewani.
4. Protein adalah zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun tubuh dan
sumber tenaga. Protein yang berasal dari tumbuhan yaitu protein nabati dan
dari hewan yaitu protein hewani. Tersusun dari 22 macam asam amino yang
dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
5. Asam Amino Esensiel yaitu asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
sehingga harus diperoleh dari makanan sehari-hari.
6. Asam Amino Non-Esensiel yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh
sesuai dengan kebutuhan.

Mutu protein ditentukan oleh jumlah asam amino esensial yang terkandung di
dalamnya dan dikenal 3 macam protein:
1. Protein Sempurna yang mengandung semua asam amino esensial yang
diperlukan oleh tubuh contohnya daging, susu, ikan, telur.
2. Protein Setengah Sempurna mengandung sebagian saja asam amino
esensial yang diperlukan tubuh contohnya kacang-kacangan, biji-bijian.
3. Protein Tidak Sempurna yang tidak mengandung asam amino esensial,
contohnya tumbuh-tumbuhan.
4. Vitamin adalah suatu zat yang senantiasa diperlukan setiap saat untuk
metabolisme tubuh, vitamin dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
5. Vitamin yang larut dalam air tetapi tidak larut dalam lemak seperti vit. B
komplek dan vit. C.
6. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti vit. A, D, E
dan K.
7. Mineral adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pengatur dalam
tubuh. Diperlukan dalam jumlah yang banyak seperti Ca, P, Mg, Na, K, Cl, S.
Diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi mutlak harus ada seperti Cu, Co, Mn,
Zn dan Y. Diperlukan dalam jumlah sedikit sekali seperti Al, As dan Br.
8. Air adalah salah satu unsur yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
besar, lebih kurang 60% berat badan manusia adalah air. Oleh karena itu
masalah penyadiaan air minum penting pula diperhatikan disamping
makanan.
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Zat Gizi.
10. Ukuran Tubuh (tinggi badan dan berat badan) yang mempengaruhi
kebutuhan kalori tubuh seseorang.
11. Usia (tahun).
12. Jenis Kelamin (laki-laki dan perempuan).
13. Kondisi tubuh tertentu misalnya baru sembuh dari sakit, baru operasi,
sedang hamil dan menyusui.
14. Iklim dan Kondisi Lingkungan Kerja.
15. Tingkat Aktivitas.

2. Penyelenggaraan Makan Bagi Tenaga Kerja


Penyelenggaraan makan di tempat kerja bertujuan untuk meningkatkan
keadaan kesehatan dan gizi tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas kerja. Yang dimaksud penyelenggaraan makanan adalah semua
proses, dimulai dari merencanakan anggaran belanja sampai ke makanan
dikonsumsi oleh tenaga kerja.
Penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja dapat diselenggarakan sendiri oleh
perusahaan atau dengan cara kerjasama/kontrak dengan perusahaan catering
pengelola makanan bagi tenaga kerja. Untuk menyelenggarakan makan tenaga kerja
secara umum diperlukan persyaratan minimal yang meliputi:
1. Mempunyai dapur
2. Mempunyai tenaga gizi
3. Mempunyai tenaga pelaksana
4. Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
Pemberian makan bagi tenaga kerja memberikan keuntungan baik bagi tenaga
kerja maupun perusahaan, antara lain:
1. Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja
2. Meningkatkan produktivitas
3. Meningkatkan derajat kesehatan
4. Menurunkan absensi
5. Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan pekerja maupun antar pekerja
6. Suasana kerja menyenangkan dan meningkatkan motivasi dan gairah kerja
7. Mengatasi kelelahan dan persiapan tenaga untuk kerja kembali
8. Pengawasan relatif lebih mudah

3. Syarat-Syarat Penyelenggaraan Makanan Bagi Tenaga Kerja


Peraturan perundangan terkait gizi kerja dan penyelenggaraan makan bagi tenaga
kerja antara lain:
1. Peraturan Menteri Perburuan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
2. Permenaker No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979
tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang
Perusahaan Catering yang mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964, bahwa
kantin, ruang makan di tempat kerja dan perusahaan catering pengelola makanan
bagi tenaga kerja harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja.
Sesuai Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja,
diatur mengenai tugas pokok pelayanan kesehatan, yang salah satunya adalah
mengenai gizi dan penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
Syarat penyelenggaraan makanan di tempat kerja sesuai pasal 8 PMP No. 7 tahun
1964:
1. Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapih
2. Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat
kerja
3. Menu makanan yang disediakan harus memenuhi syarat-syarat kesehatan
4. Pegawai penjamah makanan dan minuman harus bebas penyakit menular dan
harus menjaga kebersihan badannya
5. Majikan harus menyediakan pakaian/schort dan tutup kepala yang bersih bagi
pegawai penjamah makanan untuk dipakai waktu melayani makanan.
6. Pegawai penjamah makanan harus mendapat didikan kebersihan dan kesehatan
7. Pegawai penjamah makanan sebelum bekerja harus diperiksa kesehatan
badannya disertai pemeriksaan rontgen paru-paru
8. Pemeriksaan kesehatan berkala sekali/tahun
9. Pegawai penjamah makanan tidak boleh melayani makanan selama menderita
suatu penyakit sampai dinyatakan sehat kembali oleh dokter.

Persyaratan tenaga kerja dalam penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja (food
handler). Semua pegawai yang mengerjakan dan malayani makanan dan minuman
bagi tenaga kerja harus:
1. Bebas dari penyakit menular (TBC, typhus, cacingan) dan harus selalu menjaga
kebersihannya.
2. Disediakan pakaian dan tutup kepala untuk digunakan sewaktu melayani
makanan
3. Telah mendapat pelatihan tentang kebersihan dan kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja
4. Sebelum bekerja harus diperiksa kesehatan badannya minimal satu tahun sekali
disertai dengan pemeriksaan rontgent paru-paru dan dinyatakan dengan surat
keterangan dokter
5. Tidak boleh melayani makanan selama menderita suatu penyakit sampai
dinyatakan oleh dokter bahwa ia sudah sehat kembali (khususnya infeksi pada
kulit, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan)

Selain syarat-syarat tersebut, sebaiknya petugas pengelola makanan bagi tenaga


kerja sebaiknya:
1. Mendapat pelatihan tentang cara penggunaan APAR
2. Tidak mempunyai kebiasaan buruk yang tidak sehat dalam bekerja, misalnya:
berbicara sewaktu menyediakan makanan, bersin/batuk di depan makanan,
menggaruk bagian tubuh tertentu, merokok, mabuk, dll.
3. Tidak menggunakan perhiasan selama mengelola makanan
4. Disiplin memakai alat pelindung
5. Segera melapor kepada supervisor apabila yang bersangkutan muntah dan diare
di tempat kerja, dirumah atau di tempat lain dan menderita infeksi

4. Ketentuan Pengadaan Kantin dan Ruang Makan


Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan, menyatakan:
1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara 50 sampai 200 orang
supaya menyediakan ruang tempat makan di perusahaan yang bersangkutan
2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang supaya
menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan

5. Ketentuan Dapur dan Ruang Makan


Untuk dapat berjalannya fungsi dapur dengan baik, maka perlu diperhatikan
beberapa hal antara lain:
1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan dan tidak berhubungan langsung
dengan tempat kerja
2. Fasilitas dapur dan ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan mudah dibersihkan, penerangan
cukup, ventilasi memadai, tidak menyebarkan panas/bau/uap, lantai tidak licin,
ruangan cukup dan bebas dari serangga dan binatang mengerat.
4. Syarat perusahaan catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja sesuai
SE Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
 Setiap perusahaan catering yang mengelola makanan pada perusahaan harus
terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker
 Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan kesehatan,
hygiene dan sanitasi
 Setiap kantor Depnaker agar melaksanakan pembinaan/penataran kepada
perusahaan-perusahaan catering yang beroperasi di daerahnya, khususnya
mengenai hygiene, sanitasi dan penganggulangan keracunan makanan.

Sumber:
Direktorat Pengawasan Norma K3 Kementrian Tenaga Kerja. 2017. Kumpulan Modul
K3. Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum.
Permenaker Tentang K3 Lingkungan
 

Anda mungkin juga menyukai