Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

YAQADHOH & TAUBAT


Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Tasawuf Sosial

Dosen Pengampu: Syariful Anam, M.S.I

Disusun oleh:

1. Embun Bunga Harum Cendana (2004046045)


2. Eri Mulyani (2004046046)
3. Indah Tri Kusumaningsih (2004046051)

PROGRAM STUDI TASAWUF & PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmhat dan karunia-Nya. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul
qiyamah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Yaqadhoh &
Taubat” dengan tepat waktu.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Khususnya kepada Bapak Syariful Anam, M.S.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Tasawuf Sosial. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan penulis. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan di
dalam makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran senatiasa kami terima demi penyempurnaan
makalah ini.

Jepara, 25 Agusus 2021

Penyusun,

2
Daftar Isi

Halaman judul ......................................................................................................................1

Kata Pengantar .....................................................................................................................2

Daftar Isi ..............................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan .............................................................................................................4

• Latar Belakang .........................................................................................................4


• Rumusan Masalah ....................................................................................................4
• Tujuan Penulisan ......................................................................................................4

BAB II Pembahasan .............................................................................................................5

• Arti Yqadhoh dan Taubat.........................................................................................5


• Taubat Individual dan Taubat Sosial .......................................................................7
• Ciri Orang yang Diterima Taubatnya ......................................................................8

BAB III Penutup ................................................................................................................10

• Kesimpulan ............................................................................................................10
• Saran ......................................................................................................................10

Daftar Pustaka ....................................................................................................................11

3
BAB I

PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia diciptakan dari perpaduan dua unsur,
yakni akal dan nafsu. Gejolak dalam diri seorang manusia pun sering kali tak dapat dihindari.
Karena kehendak akal yang terkadang tidak mesti sejalan dengan kehendak nafsu. Maka dari
itu, dapat dipastikan perang sengit antara nafsu dengan akal senantiasa terjadi untuk
memperebutkan hati sang majikan.
Selama hidupnya manusia tidak luput dari kesalahan. Baik yang di sengaja maupun tidak.
Namun, Allah SWT dengan rahmat-Nya senantiasa memberi jalan keluar bagi manusia apabila
terlanjur melakukan kesalahan, yaitu dengan bertaubat agar kiranya mereka bisa kembali ke
jalan yang benar. Perintah bertaubat ini berulang kali disebutkan dalam al-Qur’an. Beberapa
ayat menjelaskan mengenai taubat yang diterima oleh Allah SWT dan sebagian lainnyaa
menyebutkan taubat yang tidak diterima oleh Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian yaqadhoh dan taubat
2. Taubat individual dan sosial
3. Ciri orang yang diterima taubatnya
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca, penulis dan masyarakat tentang
pengertian yaqadhoh dan taubat.
2. Untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca, penulis dan masyarakat tentang taubat
individual dan sosial.
3. Untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca, penulis dan masyarakat tentang ciri orang
yang diterima taubatnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti Yaqadhoh dan Taubat

Tobat adalah meninggalkan dosa seketika dan bertekat untuk tidak mengulanginya serta
akan memperbaiki apa yang telah lalu di masa mendatang.

Empat sendi (rukun) dalam taubat:

Pertama: mengenai diri taubat sendiri. penjelasan batasnya dan hakikatnya. Dan bahwa
tobat itu wajib dan atas semua orang dan atas semua hal. Dan apabila taubatnya telah shah,
niscaya akan diterima. Kedua: untuk berpaling dari dosa. Untuk mengetahui penjelasan dosa,
yaitu dosa kecil dan dosa besar. untuk mengetahui kewajiban-kewajiban terhadap Allah dan
manusia, untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran manusia dalam kebajikan dan
kejahatan, dan untuk mengetahui penyebab dari dosa kecil yang berbalik menjadi dosa besar.
Ketiga: mengenai penjelasan syarat-syarat taubat. Memperbaiki apa yang diperbuatnya dari
perbuatan zalim, bagaimana menebus dosa-dosa itu, dan bagian orang-orang yang taubatnya
kekal. Keempat: sebab taubat dan bagaimana cara pengobatan bagi orang yang kecanduan
berbuat dosa.

Pembahasan pertama tertang diri taubat itu sendiri. Batas dan hakikatnya.

Taubat itu tersusun dari tiga perkara yaitu, ilmu, keadaan dan perbuatan. Arti dari ilmu
disini adalah mengetahui buruknya berbuat dosa dan dosa itu dapat menjadi penghalang antara
manusia dengan semua yang dicintainya. Apabila pengetahuan ini telah dikuasai maka akan
muncul darinya suatu kondisi dalam hati yang bersangkutan, yaitu merasa sakit karena takut
terpisah dari yang dicintai. Yang dimaksud adalah rasa penyesalan dan dengan berkuasanya
rasa penyesalan ini akan timbul kehendak bertaubat dan memperbaiki apa yang telah lewat.

Pembahasan kedua tentang wajib taubat dan keutamaannya. Perlu diketahui bahwa ayat-
ayat dan hadist-hadist menunjukkan bahwa tobat merupakan hal yang wajib. Sebagaimana
yang disebutkan oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT telah berfirman dalam surat-surat-Nya:

5
➢ Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman
agar kamu beruntung (An-Nur: 31)
➢ Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang
semurni-murninya, (At-Tahriim:8)
➢ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat (Al-Baqarah: 222)

Nabi SAW telah bersabda:

➢ Orang yang bertobat adalah kekasih Allah, dan orang yang bertobat dari dosa
sama seperti orang yang tidak berdosa.
➢ Sesungguhnya Allah lebih senang dengan tobatnya hamba yang mukmin daripada
seorang lelaki yang beristirahat di sebuah padang sahara yang dapat membinasakan dengan
membawa unta kendaraannya yang dipunggung untanya terdapat makanan dan minumannya.
Lalu dia meletakkan kepalanya dan tertidur sejenak, lalu dia terbangun dan unta
kendaraannya telah pergi, lalu dia mencarinya sampai panas terik matahari membakarnya
dan rasa haus mencekiknya. Kemudian dia berkata,”lebih baik aku Kembali ke tempat semula
dan tidur sampai maut menjemputku,” lalu dia meletakkan kepala diatas lengannya siap untuk
mati. Dan ia terbangun lalu ternyata unta kendaraannya telah berada didekatnya dan
makanan serta minumannya masih utuh ada pada punggungnya. Karena itu allah lebih
gembira dengan tobat hamba yang mukmin daripada lelaki ini dengan unta kendaraannya.

Para imam telah sepakat bahwa tobat itu hukumnya wajib. Sesungguhnya penyebab
penyesalan termasuk kedalam ikhtiar, yaitu dalam kaitan menuntut ilmunya. Oleh karena itu,
berilmu itu diwajibkan sebab termasuk dalam makna tobat yang wajib, bukan karena hamba
yang bersangkutan yang menimbulkannya, tetapi ilmu, penyesalan, perbuatan dan
kehendaknya, sedang kemampuannya adalah dari Yang Mahakuasa.

Tobat itu wajib dilakukan seketika, karena menanggalkan diri dari kedurhakaan adalah
wajib secara tetap, karena itu ketaatannya kepada Allah pun wajib dilakukan dengan tetap.
Tobat itu wajib dilakukan oleh semua orang tanpa pandang bulu karena, tidak ada seorangpun
yang terlepas dari dosa yang dilakukannya.

Para wali berpendapat bahwa setiap hembusan nafas mereka merupakan permata berharga
yang tiada ternilai harganya. Sehingga dunia berikut isinya jika dibandingkan dengan sekali

6
hembusan nafas tidak ada artinya. mereka selalu memelihara waktu-waktu mereka untuk
mengingat Allah (yaqadhah). Maksudnya sebelum mereka sakaratul maut mereka telah
bertaubat kepada Allah SWT.

Pembahasan ketiga mengenai persyaratan tobat. Orang-orang yang memandang dengan


cahaya pandang hati kepada cahaya al-quran, pasti mengetahui bahwa setiap kalbu yang bersih
disisi Allah SWT diterima lagi mempunyai bakat untuk dapat melihat dengan pandanyan-Nya
yang tetap kepada wajah Allah WST. Mereka tahu bahwa hati itu diciptakan pada asalnya
dalam keadaan bersih, akan tetapi kebersihannya tercemari oleh noda dosa-dosa dan kegelapan
yang menutupi permukaanya. Mereka mengetahui bahwa api penyesalan dapat membakar
noda tersebut melalui perbuatan tobatnya.

Pembahasan keempat mengenai hal yang mengakibatkan seseorang bertobat. Hal yang
mendorong tobat adalah semua jenis dosa, tobat merupakan keharusan baik dari dosa besar
maupun dosa kecil tanpa kecuali. Dan sesungguhnya dikatakan bahwa tiada dosa kecil bila
ditetapi, dan tiada dosa besar bila diiringi dengan istigfar (permohonan ampun).

Dosa yang berkaitan dengan hak orang lain, tobatnya masih belum sah kecuali dengan
keputusan dari orang yang disakitinya dan perkaranya diserahkan sepenuhnya kepadanya,

Apabila ada orang yang menolak bertobat maka cara untuk mengingatkannya dengan cara
menakut-nakuti orang itu denga napa yang disebutkan dalam Al-Quran dan hadis-hadis yang
menerangkan nasib dan akhir yang dialami oleh orang-orang yang berdosa.

Dan diperingatkan dengan keadaan orang yang mati dalam kefasikannya dan selalu
menangguhkan tobatnya, sebelum dia bertobat mendapatkan hukuman. Dan kita terangkan
kepadanya bahwa hukuman itu adakalanya disegerakan didunia.

2.2 Taubat Individual dan Sosial

Taubat adalah tindakan baik yang wajib dilakukan semua manusia untuk meminta
ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan menyesali segala
perbuatannya yang dibenci oleh Allah SWT dan mempunyai keinginan tidak mengulangi
kesalahan yang sama Kembali. Taubat ada taubat individual dan ada taubat sosial.

A. Taubat Individual

7
Taubat individual yaitu orang yang mempunyai dosa merasa gelisah atas dosa-dosanya itu
dan orang tersebut ingin memperbaiki kesalahannya dan memiliki berkeinginan tidak akan
mengulangi kesalahnya kembali dan keputusannya yang salah. Dengan bertaubat seseorang
akan mendapatkan kehidupan yang tentram dan damai karena dia terjaga dari perbuatan dosa-
dosa dan terhindar dari murka allah swt. Sehingga setiap perbuatannya diridhoi oleh allah swt.
Tetapi Ketika dalam proses bertaubat terkadang orang tersebut melakukan perbuatan-
perbuatan lain yang dilarang oleh agama.

Agar individu terhindar dari kesalahan-kesalahan lain seseorang harus mengetahui ajaran-
ajaran dan aturan agama sehingga tidak salah lagi menggambil keputusan. Supaya bisa faham
agama lebih dalam harus belajar kepada guru yang pandai agamanya kalo tidak bisa mengikuti
seminar-seminar online yang ada gurunya supaya tidak salah tafsir atas ajaran yang dia kurang
fahami.

B. Taubat Sosial

Taubat sosial yaitu taubatnya sekelompok kalangan masyarakan dalam artian sekelompok
masyarakan atau sekelompok orang yang melakuakan dosa dan semua masyarakat
memintakan ampuna supaya terhindar dari bencana.

Taubat sosial bukan hal baru lagi di Indonesia sudah sering masyarakat melakukan
pertaubatan sosial dengan cara mengelar hajatan-hajatan besar negara ataupun keagamaan.
Taubat sosial dilaksanakan sebagai satu dari sekian banyaknya tanggapan atas rentetan perkara
seperti halnya: korupsi, radikalisme agama, terorisme, bencana alam yang menimpa negara ini,
yang disebabkan akibat kesalahan dan dosa-dosa sosial. Dengan adanya pertaubatan sosial ini
bisa dikatakan terdapat kesadaran akan pentingnya equilibrium dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

2.3 Ciri Orang yang Diterima Taubatnya

Sebenarnya tidak ada ciri khusus bahwa seseorang sudah diterima taubatnya karena hal
tersebut merupakan perkara yang gaib. Namun ada beberapa hal yang bisa menjadi tanda
sesorang itu diterima taubatnya oleh Allah SWT, yakni diantaranya sebagai berikut:

1. Doa meminta agar tidak lagi melakukan dosa terkabul.

8
Seseorang yang dulunya ia pernah berbuat dosa lalu menyesal kemudian bertaubat dan
meminta ampunan kepada Allah agar dijauhkan dari godaan setan untuk berbuat maksiat,
lalu ia diberi kemampuan untuk melakukannya, maka kemungkinan Allah menerima
taubatnya.
2. Hatinya merasa lebih tenang dan damai
Seseorang yang taubatnya di terima Allah SWT dapat di rasakan berdasarkan kondisi
hatinya yang terasa lebih damai dan tenang karena semakin rajin dalam beribadah karena
semakin dekat dengan Allah SWT. Hal ini tentu sangat berbeda ketika sebelumnya ia
sering melakukan maksiat, ia merasa gelisah dan tidak di temukan kedamaian di dalam
hatinya.
3. Menyesal dan berusaha menjadi lebih baik
Jika terlihat perubahan sikap seseorang yang dulunya senang berbuat maksiat sekarang
berubah menjadi orang yang alim, santun, taat melaksanakan kewajiban dan enggan
mendekati kemaksiatan, berusaha memperbanyak amal kebaikan. Ini mungkin saja
diterima taubatnya.
4. Menyerukan kebaikan dan mengajak orang untuk menghindari dosa
Ciri orang yang bertaubat dan diterima Allah adalah seseorang yang sudah mantap hatinya
untuk lurus menuju kebaikan, ia juga tidak segan mengajak orang lain untuk ikut bertaubat.
5. Merasa banyak dosa
Seseorang yang merasa dekat sengan Allah SWT, sesungguhnya ia menyadari bahwa
dosanya begitu banyak. Sehingga ia akan terus memperbaiki dirinya dan meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tobat adalah meninggalkan dosa seketika dan bertekat untuk tidak mengulanginya serta
akan memperbaiki apa yang telah lalu di masa mendatang. Taubat sendiri terbagi menjadi
taubat individual dan taubat sosial. Taubat individual adalah taubatnya seseorang dari
melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama. Sedangkan taubat sosial adalah sekelompok
masyarakat yang meminta ampunan dan perlindungan kepada Allah SWT. Taubat sosial ini
biasanya dilakukan dengan cara hajatan, kenduri, dan sebagainya. Seseorang yang melakukan
taubat sehingga taubatnya diterima memiliki beberapa ciri diantaranya perilaku, sikap, dan
tutur kata orang tersebut yang semakin hari semakin baik.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwasannya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik saran dan masukan dari para pembaca yang bersifat
membangun senantiasa kami harapkan untuk lebih baiknya makalah kami kedepannya.

10
Daftar Pustaka

https://scholar.archive.org/work/qex5ytemejeanjqpx7tchcfvry/access/wayback/http://ejournal.ko
pertais4.or.id/susi/index.php/kaca/article/download/3012/2191

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/20145
https://www.mirifica.net/2016/08/26/membebaskan-diri-dari-kungkungan-dari-tobat-individu-
ke-tobat-sosial/
Al Ghazali, Kitab Taubat Ihya’ ‘Ulimuddin, Jilid 3, hal. 928

11

Anda mungkin juga menyukai