Makalah Kelompok 4
Makalah Kelompok 4
NAMA KELOMPOK 4 :
Moh. Dimas Aqil Firdaus ( 202101009 )
Renita Salsabila Putri ( 202101012 )
Meira Safira Salsabila ( 202101016 )
Hikmah Wahyuni ( 202101021 )
Raisa Monalisa ( 202101022 )
Mengetahui,
Kakak Pendamping 1 Kakak Pendamping 2
Penulis
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................II
KATA PENGANTAR...............................................................................................III
DAFTAR ISI..............................................................................................................IV
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................
1.3. Tujuan......................................................................................................
1.2.1. Tujuan Umum...............................................................................
1.2.2. Tujuan Khusus...............................................................................
1.4. Manfaat....................................................................................................
1.4.1.Manfaat Bagi Penulis.....................................................................
1.4.2.Manfaat Bagi Pembaca...................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1. Definisi Posisi..........................................................................................
2.1.1. Macam-macam posisi....................................................................
2.2. Definisi ROM..........................................................................................
2.2.1. Jenis-jenis ROM............................................................................
2.2.2. Tujuan ROM.................................................................................
2.2.3. Gerakan Pada ROM......................................................................
2.3. Anatomi...................................................................................................
2.4. Indikasi dan Kontraindikasi.....................................................................
2.5. Teknik Pemeriksaan................................................................................
BAB 3 SOP................................................................................................................
3.1. Evaluasi...................................................................................................
3.2. Dokumentasi............................................................................................
BAB 4 PENUTUP......................................................................................................
4.1. Kesimpulan..............................................................................................
....................................................................................................................................
4.2. Saran........................................................................................................
4.3. Daftar Pustaka.........................................................................................
4.4. Lembar Konsul........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Sikap terlentang adalah suatu posisi dimana bagian depan dari badan
menghadap ke atas. Digunakan untuk oprasi. Hal-hal yang bisa di
lakukan perawat antara lain:
a) Kaji kondisi seluruh badan,adakah keadaan-keadaan tertentu
yang ada pada pasien sehingga tidak direkomendasikan pada
posisi terlentang.
b) Posisikan ketinggian bed sesuai dengan petugas sehingga
mempermudah kerja petugas serta memberikan resiko untuk
cedera pada petugas.
c) Ratakan dan luruskan kondisi bed.
d) Beri bantal yang tidak terlalu tinggi, dan gunakan bantal yang
mana lekukan bagian leher dapat tertopang.
e) Beri bantal yang lebih kecil (sesuaikan dengan badan pasien)
untuk diletakkan di bawah punggung/pinggang. Hal tersebut
dimaksudkan agar tetap terjaga kelengkungan normal tulang
belakang.
f) Beri bantal kecil atau gulungan handuk/kain di bawah lutut.
Bantalan tersebut berfungsi sebagai penyangga serta
mengurangi tekanan pada tumit, selain itu bantalan tersebut
dapat mencegah terjadinya decubitus.
2). TRENDELENBURG
Posisi Semi Fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60
derajat. Sirkulasi pernapasan.Contoh:
a) Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang
tepat (45-90 derajat)
b) Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien
jika tubuh bagian atas klien lumpuh
c) Letakkan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan
keinfinan klien, menaikkan lutut dari tempat tidur yang
rendah menghindari adanya tekanan di bawah jarak Poplital
(di bawah lutut)
Posisi fowler adalah posisi dimana bagian atas dari tempat tidur
ditinggikan pada posisi 45-60°. Memudahkan pemberian makan
kepada pasien. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Pada posisi masih terlentang, posisikan pasien sesuai
dengan bednya, idak dalam kondisi melorot.
b) Berikan bantal yang sesuai, jangan terlalu besar
c) Sokong vertebra lumbal dengan memberikan bantal kecil di
punggung bagian bawah pasien.
d) Hiperekstensi lutut dan penyumbatan arteri popliteal eleh
tekanan berat badan dapat kita cegah dengan memberikan
ganjalan pada bawah paha menggunakan bantal kecil.
e) Untuk mencegah penekanan pada tumit serta mencegah
footdrop, berikan gulungan bantal kecil di pergelangan kaki.
f) Setelah itu, tinggikan bed bagian atas padaa posisi 45°-60°
5). HIGH FOWLER
6). ORTOPHNEIC
Posisi orthopneic adalah posisi duduk dengan menyandarkan kepala
pada penopang yang sejajar dada, seperti pada meja. Meningkatkan
sirkulasi pernapasan ekspansi dada maksimal. Caranya
a) Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama
pasien berbaring.
b) Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
c) Jelaskan prosedur pada pasien.
d) Cuci tangan dan jaga privasi pasien
e) Dudukkan pasien di tepi tempat tidur dengan meja
dihadapannya.
f) Alasi meja dengan bantalan dan posisikan dengan
ketinggian yang sesuai.
g) Posisikan kepala pasien menyandar dimeja dengan lengan
juga dimeja untuk menyokongnya.
h) Rapikan pasien dan cuci tangan.
i) Dokumentasikan pada catatan keperawatan.
Genu pectoral adalah posisi berlutut dimana dada dan kepala pasien
mengenai matras/tempat tidur. Pemberian obat pada rectum.Caranya:
a) Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama
pasien berbaring.
b) Persiapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien.
c) Naikkan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk
bekerja, pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan
pada posisi awal.
d) Minta bantuan bila di perlukan.
e) Jelaskan prosedur pada pasien.
f) Cuci tangan dan jaga privasi pasien.
g) Letakkan pasien berbaring dengan bagian kepala tempat
tidur rata.
h) Anjurkan pasien untuk berbaring menghadap tempat tidur,
dan tempatkan satu bantal di bawah wajah.
i) Mintakan pasien untuk menungging dan mengangkat
bokongnya sampai dinding perut menggantung dan hanya
dada, kedua lutut serta kaki yang menyentuh tempat tidur.
j) Rapikan pasien dan cuci tangan.
k) Dokumentasikan pada catatan keperawatan.
11). LITHOTOMY
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antaraotot
dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidakdigerakan
oleh otot, hal ini karena otot mempunyai kemampuan berkontraksi ( memendek /
kerja berat & memanjang / kerja ringan ) yang mengakibatkan terjadinya
kelelahan otot, proses kelelahan ini terjadi saat
waktu ketahanan otot ( jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot )
terlampaui.Pengertian kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik
secarakualitas maupun kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk
melakukan kontraksi.
A. Pengukuran kekuatan otot
Perubahan struktur otot sangat bervariasi. Penurunan jumlah dan
serabut otot, atrofi, pada beberapa serabut otot dan hipertropi pada
beberapa serabut otot yang lain, peningkatan jaringan lemak dan jaringan
penghubung dan lain-lain mengakibatkan efek negative. Efek
tersebutadalah penurunan kekuatan, penurun fleksibilitas, perlambatan
waktureaksi dan penurunan kemampuan fungsional.
Penilaian Kekuatan Otot mempunyai skala ukur yang
umumnyadipakai untuk memeriksa penderita yang mengalami
kelumpuhan selain mendiagnosa status kelumpuhan juga dipakai untuk
melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh selama menjalani perawatan
atau sebaliknyaapakah terjadi perburukan pada penderita. Penilaian
tersebut meliputi :