Anda di halaman 1dari 8

BAB III

TINJAUAN KASUS
No. Registrasi :-
Tanggal Pengkajian : 06-02-2020
Waktu Pengkajian : 08.50
Tempat Pengkajian : UPT Pancoran Mas
Pengkaji : trifonia

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. F Nama Suami : Tn.O
Umur : 23 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : d3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat :

1. Alasan datang : ingin melepas implant, karena haid tidak teratur

2. Keluhan utama: ibu mengatakan tidak ada keluhan ( haid tidak teratur)

3. Riwayat obstetri: ibu mengatakan menarche usia 12 tahun, haid teratur,


lamanya 4 hari, menganti pembalut 3-4 x /hari, ada nyeri haid, HPHT: 28- 01-
2020, mempunyai 2 orang anak

4. Riwayat ginekologi: ibu mengatakan tidak meiliki penyakit kandungan seperti


kista, miom, infeksi saluran reproduksi, benjolan payudara, pendarahan uterus
diluar siklus

5. Riwayat kesehatan: ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kronis, keturunan


dan menular seperti hipertensi, TBC, hepatitis, diabetes, asma, HIV/AIDS

6. Riwayat psikososial: ibu mengatakan suami setuju dengan pelepasan KB


implant

7. Riwayat KB: ibu mengatakn menggunakan KB implant

8. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat : istirahat siang : 1-2 jam, tidur malam: 6-7 jam
b) Pola aktivitas: ibu melakukan aktifitas ringan

c) Pola eliminasi: BAK: 6-7 kali/hari , warna kuning, BAB: 1 kali/ hari, warna
kuning, konstitensi lembek

d) Pola nutrisi: makan: 3 x sehari dengan menu nasi, sayur, ikan, telur, tahu,
tempe dan buah, tiap hari berbeda setiap hari. Minum: 6-7 gelas/hari (air putih
dan teh)

e) Pola personal hygiene: mandi 2 x sehari, menganti pakian dalam, kerams 3 x


seminggu, mengosok gigi

f) Pola hubungan seksual: 2 kali seminggu, hubungan terakhir 04-02-2020

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composimentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 90/80 mmHg
Denyut nadi : 72 kali/menit
Frekuensi nafas : 18 kali/menit
Suhu tubuh : 36,7 0C

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan :153 cm
IMT :22,2

4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak odema

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih


Mulut : Tidak sariawan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , kelenjar limfe, vena
jugularis
Dada : Tidak Dilakukan
Abdomen : Tidak Dilakukan
Ekstremitas : simentris, jari lengkap, teraba dilengan kiri dua kapsul
Anogenitalia : Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Penunjang : Tidak Dilakukan

C. Analisis Data : Ny. F P2A0 WUS usia 23 tahun

D. Penatalaksanaan:
1. Membina hubungan yang baik dengan ibu, Sudah Dilakukan
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam keadaan baik, TTV dalam batas
normal, Ibu Mengerti
3. Melakukan konseling pra pencabutan untuk mengetahui alasan pencabutan
apakah ibu mengingikan anak lagi, atau ibu memiliki alasan lain dalam
pencabutan KB implant, Ibu Mengerti
4. Mempersiapkan alat yang digunakan dalam pencabutan implant
( klem,pinset,bisturi,betadin,kasa,spuit,lidocain, bengkok, dll) , alat sudah
disiapkan
5. Memberitahu iu unruk mencucu lengan yang terpasang implant, Ibu Mengerti
6. Melakukan pencabutan implant sesuai prosedur pencabutan implant, Sudah
dilakukan 2 kapsul keluar
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga luka tetap kering dan kurangi kerja berat,
Ibu Mengerti
8. Menganjurkan ibu untuk segera kembali kepuskesmas bila ada nanah atau
darah yang keluar dari luka insisi, Ibu Mengerti
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 12-03-2020, Ibu Mengerti
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam bentuk SOAP, Sudah Dilakukan

3
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidana pada Ny. F usia 23 tahun dengan akespor KB
lama implant, serta membandingkan antara tinjauan teori dan kasus tidak ada
kesenjangan disini dilihat ibu ingin melepaskan implant yang baru dipakai 2 tahun
dengan alasan haid kurang teratur, akseptor KB implant baru siklus menstruasi tidak
teratur. Menurut penelitian Sri Rahayu tahun 2016 Vol 5 No 2 “Hubungan Lama
Pemakain KB Impalnt Dengan Siklus Menstruasi Diwilaya Kerja Puskesmas Rowosari“
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada awal pemakain ini terjadi
karena ketidakseimbangan hormon sehingga edometrium mengalami histologi,
pemakain KB implant menyebabkan siklus haid tidak teratur. Hal ini dikarenakan KB
implant adalah kontrasepsi hormonal yang memiliki bentuk kapsul plastik, tipis,
flesksibel yang mengandung 36 mg levonorgestrel yang dimasukkan kedalam kulit
lengan wanita. Kapsul ini melepaskan progestin kedalam aliran darah secara perlahan
dan menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur. Sedangkan akseptor KB lama
mayoritas siklus menstruasi teratur dikarenakan hormon dalam tubuh seimbang
sehingga edometrium tidak histologi. Sedangkan akseptor KB implant lama yang siklus
menstruasi tidak teratur dikarenakan kadar FSH yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan sehingga dijumpai kadar estrogen yang
sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa hormon dalam tubuh sangat mempengaruhui
gangguan menstruasi.hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa ketidak teraturan
siklus menstruasi adalah salah satu efek samping dari kontrasepsi implant.
Menurut jurnal Husna Farianti Amran tahun 2019 ”Analisi Efek Samping
Penggunaan Metode Kontrasepsi Implant Diwilaya Kerja Puskesmas Harapan Raya
Pekanbaru“ mengatakan haid kurang teratur adalah salah satu kerugian dalam
pemakaian KB implant sebab terjadi haid yang tidak teratur atau bercak karena
terjadinya pelebaran pembuluh vena kecil diendometrium dan vena tersebut rapuh
sehingga terjadi pendarahan lokal, bila efek gestagen kurang, stabilitas stroma

4
berkurang yang pada akhirnya terjadi pendarahan adapun pemyebab lain yaitu
Ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami histologi.

5
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Implant adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic yang
isi dengan hormonal yang hanya mengandung progestin dosis rendah dengan
masa kerja panjang, ibu yang mengunakan KB implant biasanya sering
mengalami haid yang tidak teratur karena itulah salah satu efek sampingnya.
Implant sendiri tidak dapat dipasang cabut sediri harus dilakukan oleh tenaga
medis yang berkompeten.
B. saran
Diharapkan agar petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi
lebih kompeten agar tidak terjadi komplikas yang dapat merugikan pasien

6
DAFTAR PUSTAKA

Ellya Sibagariang. 2014. Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi Revisi. Jakarta. TMI
Hidayani, S. 2010. Buku Ajaran Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
Notoatmodjo, S. 2012. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Enda,.2010.Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiadi E.2010.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Lilis Lisnawati. 2013.Buku Praktis Kebidanan Komunitas. Jakarta: CV. Trans Info
Media
WHO, 2014 (www.Kesehatan.co/menghitung-kb-asean)
Depkes RI, 2012. Pemakaian KB di Indonesia. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Laju Pertumbuhan Penduduk. http//www.bps.go.id
Kemenkes RI, 2014. Profil Kesehatan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Speroff leon, 2005.Clinical gnecologic endocrinology and infertility. Seventh Edition.
United States of America
Dewi dan Kurnia. 2013.Buku Ajar Keshatan Reproduksi dan Keluarga Berncana
Untuk Mahasiswa
Bidan. Jakarta: CV Trans Mdia.
Ellya Sibagariang. 2014.Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi Revisi. Jakarta. TMI
Notoatmodjo, Sukidjo.2015.Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Sri raharyu,dkk. Hubungan Lama Pemakain KB Impalnt Dengan Siklus Menstruasi
Diwilaya Kerja Puskesmas Rowosari. 2016. Vol 5 no 2. Jurnal unimus. Jurnal
kebidanan
Husna Farianti Amran. 2019 Analisi Efek Samping Penggunaan Metode Kontrasepsi
Implant Diwilaya Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Jurnal medika
usada.Vol

7
8

Anda mungkin juga menyukai