Anda di halaman 1dari 22

HASIL ANALISIS JURNAL TENTANG KEHAMILAN DI USIA REMAJA

DOSEN PEMBIMBING:

Kusniyati Utami., Ners., M.Kep

DISUSUN OLEH:

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
MATARAM 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang maha pemurah dan lagi maha
penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat allah subhanahu wa ta’ala, yang telah
melimpahkan hidayah, inayah dan rahmat-nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “Hasil Analisis Jurnal Tentang Kehamilan Di Usia
Remaja” tepat pada waktunya.
Penyusunan Makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan
dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun
tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah
berikutnya.

Mataram, 28 September 2021

ii
DAFTAR ISI

iii
HASIL ANALISIS JURNAL 1
PENYESUAIN DIRI PADA REMAJA YANG MENJADI IBU

1.1 Metodologi Penelitian


1.1.1 Volume Dan Halaman
Volume 4, Nomor 1-22
1.1.2 Tahun
2015
1.1.3 Penulis
Ariyani1 , Kamilia2
1.1.4 Objek Penelitian

1.1.5 Reviewer
M. Syarif Hidayatullah
1.1.6 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penyesuaian diri pada
remaja yang menjadi Ibu.
1.1.7 Sumber Data

1.1.8 Metode Penelitian

1.1.9 Permasalahan

1.1.10 Solusi

1.2 Hasil Dan Pembahasan

1.3 Kesimpulan Dan Saran

1.4 Kelebihan Dan Kekurangan


1.4.1 Kelebihan

1.4.2 Kelemahan
1
1.5 Implikasi Keperawatan

1.6 Daftar Pustaka

2
HASIL ANALISIS JURNAL 2
STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN REMAJA PEREMPUAN
MENJALANKAN PERAN SEBAGAI IBU

2.1 Metodologi Penelitian


1.1.11 Volume Dan Halaman

1.1.12 Tahun

1.1.13 Penulis

1.1.14 Reviewer

1.1.15 Tujuan Penelitian

1.1.16 Sumber Data

1.1.17 Metode Penelitian

1.1.18 Permasalahan

1.1.19 Solusi

2.2 Hasil Dan Pembahasan

2.3 Kesimpulan Dan Saran

2.4 Kelebihan Dan Kekurangan


1.4.3 Kelebihan

1.4.4 Kelemahan

3
2.5 Implikasi Keperawatan

2.6 Daftar Pustaka

4
LAMPIRAN

Volume 4, Nomor 1, April 2015

PENYESUAIN DIRI PADA REMAJA YANG MENJADI IBU

Mira Ariyani* Fadhilah Kamilia**

*Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta


** Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta

DOI: https://doi.org/10.21009/JPPP.041.04

Alamat Korespondensi:
yufiarti@unj.ac.id
mira_ariyani@unj.ac.id
dhilakamilia@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to see the adolescent maternal adjustment (teenage mother). Methods of data collection in
this study used interview method. The subjects of this study were three people and analyzed using
Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) method. The problems on teenage mother is financial
problems, still dependent on their parents, drop out and not work. The results of this study show that three
subjects have been able and unable to adjustment to their partner, some are able and unable to sexual adjust
with their spouses, have problems with financial adjustment, some are able and unable to adjust to the
couple's family.

Keywords
self-adjustment, teenager, tenenage mother

1. PENDAHULUAN organ seksual, proses inilah yang menimbulkan


dorongan kuat dari dalam diri untuk menyalurkan
Masa remaja adalah usia dimana individu ber- dorongan seksual yang bersifat ilmiah dan setiap
integrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana remaja mempunyai dorongan ini. Pada tahap awal,
anak-anak tidak lagi merasa dibawah di bawah remaja akan tertarik dengan lawan jenis, remaja
tingkat orang yang lebih tua melainkan berada putri tertarik pada pria, demikian pula
dalam tingkatan yang sama, sekurang- kurangnya sebaliknya (Chomaria, 2011). Proses tertarik pada
dalam masalah hak. Pertumbuhan dan perkem- lawan jenis tersebut membuat remaja akan mem-
bangan remaja diawali dengan perubahan fisio- bentuk hubungan baru dan menginginkan meng-
logis. Masa remaja ditandai dengan munculnya ekspresikan ketertarikan seksual.
pubertas. Proses yang harus dilewati oleh sese- Pada dasarnya, setiap orang mempunyai kebu-
orang untuk mencapai kematangan seksual dan tuhan seksual yang menuntut untuk dipuaskan
kematangan untuk melakukan reproduksi. Me- melalui hubungan kelamin antar jenis (Hurlock,
nurut Chomaria (2011) perkembangan fisik 1991). Namun, masyarakat masih membatasi
remaja diikuti dengan proses pematangan organ-
18
perilaku seksual remaja karena melihat bahwa harus mempersiapkan diri sebagai seorang ibu baru
mereka belum dapat melepaskan remaja untuk sekaligus sebagai seorang istri yang mem- punyai
menunjukkan perilaku seksual yang sebanding tugas dan kewajiban yang lebih besar dari
dengan kebutuhannya. Hubungan seksual sebelumnya. Pada umumnya pernikahan di usia
dengan lawan jenis dibatasi hanya untuk remaja hanya dilandasi rasa cinta tanpa adanya
pasangan- pasangan yang telah menikah. kesiapan mental dan materi yang akan berdampak
Angka kehamilan pada remaja terus mening- buruk dalam rumah tangga. Usia yang masih terlalu
kat. Organ reproduksi belum matang pada usia muda membuat keputusan-keputusan yang diambil
remaja sangat membahayakan bagi kehamilan di hanya berdasarkan emosi atau mengatas- namakan
usia remaja. Badan Pusat Statistik mencatat cinta yang membuat mereka salah dalam
tahun 2012 ditemukan angka kehamilan remaja bertindak. Remaja yang menjadi orang tua me-
pada usia 15-19 tahun mencapai 1000 miliki perbedaan sendiri khususnya transisi saat
kehamilan. Remaja usia 15-19 tahun yang menjadi orang tua akan lebih sulit bagi orang tua
belum menikah, 40% sudah pernah yang masih remaja. Tugas dan kewajiban sebagai
berhubungan seksual. Jumlah kematian ibu dan orang tua dialami oleh remaja yang sudah
bayi di Tanah Air meningkat akibat tingginya memiliki anak. Berbagai kewajiban dan tugas-
angka kehamilan pada remaja. tugas perkembangan orang tua sering kali
Menurut Coleman (2006), kehamilan di luar diperburuk oleh kebutuhan dan tugas perkem-
pernikahan membuat perempuan mengalami masa bangan remaja yang belum dipenuhi (Bobak,
sulit untuk membuat keputusan apakah akan Lowdermilk & Jensen, 2005). Menjadi orang tua
dilanjutkan atau digugurkan (melakukan aborsi). di usia dini menciptakan ketidakstabilan perilaku
Kurangnya pengalaman, mengalami kecemasan transisi untuk menjadi orang tua. Peran ibu sangat
emosional dan tekanan dari lingkungan sekitar penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
dan beberapa hal lainnya mempengaruhi peng- anak. Salah satunya, mengasuh anak adalah tugas
ambilan keputusan pada saat remaja. penting saat menjadi ibu. Ini termasuk tugas yang
Walaupun maraknya kasus aborsi, terdapat sulit. Ibu harus kompeten dalam melaksanakan
pula remaja yang mengalami kehamilan yang perannya dengan cara memiliki kemampuan dan
memilih mempertahankan kehamilannya sampai keyakinan untuk menampilkan peran menjadi
bayi tersebut lahir. Mereka yang mempertahankan seorang ibu. Sikap pengasuhan yang positif harus
kehamilannya dipengaruhi oleh keluarga dan dimiliki dan dibutuhkan oleh para ibu (Mercer
keadaan finansial. Keluarga menerima dan men- 1986).
dukung secara psikologis serta memberikan duku- Tugas menjadi ibu bukanlah sebuah tugas yang
ngan secara ekonomi. Sebagian masih bergantung ringan, ibu harus mengerjakan beberapa peran
dengan orang tua dan belum bisa mandiri secara seperti, menyelesaikan peran dalam merawat
penuh. Dukungan pada remaja sangat penting, anak, mengatur rumah dan membina karier. Bebe-
terutama dukungan dari keluarga. Dukungan so- rapa ibu sulit menyesuaikan diri terhadap peran
sial khususnya keluarga, akan membentuk emosi barunya dalam membagi semua tugasnya.
positif dan mampu beradaptasi dengan keadaan Remaja juga mengalami proses penyesuaian
yang ada. diri dimana proses penyesuaian diri ini merupakan
Kehamilan terlalu dini di usia remaja secara suatu peralihan dari satu tahap ke tahap perkem-
psikologis menjadi penyebab tekanan psikologis bangan berikutnya. Remaja perempuan juga akan
pada remaja. Remaja yang menjadi ibu akan me- mengalami konflik ketika ia berusaha memenuhi
rasakan dampak psikososial seperti ketegangan tanggung jawabnya pada saat harus menjadi ibu di
mental dan kebingungan akan peran sosial, selain usia yang sangat muda. Hal ini menyebabkan
itu juga akan mengalami cemoohan dari lingku- remaja secara ekonomi masih tergantung dengan
ngan masyarakat sekitar. orang tua justru seharusnya bebas dari orang tua.
Remaja dituntut untuk dapat berpikir ke depan Ini menjadi salah satu penghambat remaja meme-
dan memilah sisi yang positif dan negatif dalam nuhi tugas perkembangan untuk mandiri dari
membina suatu rumah tangga yang harmonis. orang tua (Murray & McKinney, 2007).
Remaja putri harus mempersiapkan fisik dan Kephart (1991) menyatakan bahwa pasangan
mental yang matang dan kuat untuk menerima yang berpacaran terlebih dahulu sebelum meni-
kehamilan serta mempersiapkan diri untuk ber- kah, ketika mereka telah melangsungkan pernika-
perang dengan maut saat bersalin atau melahir- han mereka tetap memerlukan penyesuaian diri
kan. Apalagi setelah melahirkan remaja putri terhadap pasangannya. Hal ini terjadi karena dua
19
orang yang berpacaran mempunyai kecenderu- masalah-masalah saat menjadi teenage mother yaitu
ngan untuk lebih memperhatikan persamaan tidak-siapan saat mengalami kehamilan,
yang ada dan tidak banyak mempelajari
perbedaan- perbedaan yang ada di antara
mereka.
Setelah menikah dan berumah tangga, kepri-
badian, harapan mengenai peran, dan
keterlibatan
dengan hal-hal di luar keluarga sering tidak sesuai
dengan ketika pacaran, sehingga ketika sudah
menikah setiap individu baik suami ataupun istri
membutuhkan upaya yang lebih besar untuk
membuat kesepakatan-kesepakatan, komunikasi
yang jelas, dan fleksibel untuk menyesuaikan diri
dengan pasangan dan dunia di sekeliling mereka.
Penyesuaian diri yang sehat akan membawa pada
suatu kondisi pernikahan yang bahagia begitu
juga sebaliknya, individu yang gagal dalam me-
nyesuaikan diri akan mengalami kendala dalam
pernikahan mereka (Hurlock, 1999). Individu
yang berhasil dalam melakukan penyesuaian diri
pada kehidupan pernikahannya akan mengalami
kehidupan pernikahan yang harmonis. Hal ini
juga terjadi pada remaja yang menikah, baik itu
remaja putri maupun remaja putra.
Berdasarkan masalah-masalah di atas, peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian dengan
mengenai gambaran penyesuaian diri pada remaja
yang menjadi ibu.
2. Metode Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.


Penelitian ini menggunakan Interpretative Pheno-
menological Analysis (IPA) yang merupakan
pendekatan fenomenologi, dimana pendekatan ini
berusaha untuk memahami makna peristiwa serta
interaksi pada orang-orang dalam situasi tertentu,
pendekatan ini menghendaki adanya sejumlah
asumsi yang berlainan dengan cara yang diguna-
kan untuk mendekati perilaku orang dengan
maksud menemukan fakta atau penyebab. Metode
pengumpulan data secara kualitatif berupa
Wawancara. Metode dalam pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan purposive sampling.
Besarnya sampel dalam penelitian ini keseluruhan
subjek ada 3 orang remaja yang berusia 15-19
tahun. Langkah-langkah yang diambil dalam
analisis data kualitatif ini adalah reduksi data,
penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.
3. Hasil Penelitian dan Diskusi

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan


penelitian yang berjudul Penyesuaian Diri pada
Remaja yang menjadi Ibu adalah ditemukannya
20
putus sekolah dan putus kerja, adanya konflik
keluarga, keterbatasan ekonomi dan masih
bergantung hidup dengan orang tua.
Penyesuaian dengan pasangan. Berdasarkan
hasil wawancara ketiga subjek, subjek NS
meng- alami kekecewaan terhadap
pasangannya. Ia tidak diperhatikan setelah
menikah. NS belum mampu menyesuaikan diri
dengan pasangannya. Sedang- kan subjek AZ
dan PI mampu menyesuaikan diri dengan
pasangannya, hal ini terlihat dari subjek yang
mendapat perhatian dan kasih sayang yang
cukup dari sang suami. Mereka memahami
ke- adaan suami dan mengerti bagaimana cara
menye- lesaikan masalah dengan baik bersama
pasangan sehingga permasalahan tidak terlalu
berlarut-larut.
Penyesuaian keuangan mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap penyesuaian diri individu
dalam perkawinan. Ketiga subjek mengalami
masalah dalam penyesuaian keuangan.
Pada subjek NS, uang yang
diberikan suami tidak me- nentu. Pada subjek
AZ, penghasilan suami masih dicampuri oleh
keluarganya. Pada subjek PI, uang yang di
dapat suami semua di berikan kepadanya
tetapi ia sulit mengatur keuangan.
Penyesuaian dengan pihak keluarga
pasangan. Berdasarkan hasil wawancara ketiga
subjek, subjek NS dan AZ belum mampu
menyesuaikan dirinya dengan pihak keluarga
pasangan karena mereka terlibat konflik dengan
mertuanya. Sementara, PI sudah mampu
menyesuaikan diri dengan keluarga pasangan
karena hubungan yang terjalin baik sampai saat
ini.
Berdasarkan hasil wawancara, ketiga subjek
mengetahui hal yang berhubungan seksual dan
sex education dari teman dan internet. Mereka
terlihat tidak tertarik saat membahas seksual.
Ketiga subjek awalnya tidak mengerti karena
mereka baru melakukan seks bersama
pasangannya. Pada subjek NS, ia terpaksa
melakukan seks pertama kali karena dirinya
dijebak. Sedangkan pada subjek AZ dan PI
mereka melakukannya secara sadar atas dasar
suka sama suka.

21
4. Kesimpulan
Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan Muda. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
gambaran penyesuaian diri pada remaja yang Indonesia.
menjadi Ibu. Berdasarkan hasil wawancara ketiga
Devi, O. (2014). Penyesuaian Diri Remaja ang
subjek pada subjek NS ia belum dapat menye-
Menikah Muda. Jurnal Psikologi Per-
suaikan dirinya setelah memiliki anak karena
kembangan.
semua kebutuhan masih bergantung dengan
orangtua. Pada subjek AZ dan PI, mereka dapat
menerima dirinya karena pengaruh dukungan Elkind, D. (1976). Child Development and
sosial. Education. New York: Oxford University
5. Daftar Pustaka Press.

Engelmore, A. M., & Asrosi, M. (2009). Psiko- logi


Gunarasa, S. S. (1995). Psikologi untuk Keluarga.
Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Edisi Kedua Belas. Jakarta: PT. BPK
Bandung: Bumi Aksara.
Gunung Mulia.

Aruna, Y. (2008). Penyesuaian Diri pada Pasa-


Harber, A. & Runyon, P.R. (1984). Psychology of
ngan Suami Istri Usia Remaja Yang Hamil
Adjusment. Illinois: The Dorsey Press.
Sebelum Menikah. Jurnal Psikologi Per-
kembangan.
Hapsariyanti, D. (2007). Hubungan Kecerdasan
Emosional dengan Penyesuaian Diri
Atwater, E. (1983). Psychology of Adjustment
dalam Perkawinan Pada Pasangan yang
Personal Growth in A Changing World.
Baru Menikah Selama Tiga Tahun. Skripsi.
(2nd ed). New Jersey: Prentice Hall.
Universitas Gunadharma.

Botting, B. (1998). Teenage Mothers and the


Hurlock, E. B. (2007). Psikologi Perkembangan
Health of Their Children. Population
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Trends 93, 19-28.
Kehidupan edisi kelima. (alih Bahasa: Dra.
Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo). Jakarta:
Bobak, L (2005). Keperawatan Maternitas, Edisi PT Erlangga.
4. Jakarta: EGC.
Lazarus, R.S. (1991). Patterns of adjusment. New
Bogdan & Taylor, 1975 dalam J. Moleong, Lexy. York : Mc Graw-Hill Kogakusha. Ltd.
2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remadja Karya.
Mack, N., Woodsong, C., MacQueen,K.M.,
Guest,G., Namey, E. (2005). Qualitative
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Research Method’s: A Data collector’s
Jakarta: Raja Grafindo Pustaka. Fields Guide. Family Health International.
USAID
Clare, J. S. (2004). Positive Experiences of Teen-
age Motherhood. Peninsula Medical
School: British. Jurnal Psikologi.
Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kuali-
tatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Monks, F. J. (2006). Psikologi Perkembangan


Pengantar dalam Berbagai Bagiannya
(Cetakan ke- 16) (Penerjemah: Siti
Rahayu H). Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Nana, Y. K. G., & Ankomah, A. (2013). Expe-


riences of Pregnancy and Motherhood
Among Teenage Mothers in Suburb of
Accra, Ghana. University of Ghana.
Jurnal Psikologi Perkembangan.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020
P ISSN : 2460-4550 E
ISSN : 2720-958X
DOI : https://doi.org/10.36085/jkmu.v8i1.647
JURNAL ILMIAH

STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN REMAJA PEREMPUAN


MENJALANKAN PERAN SEBAGAI IBU
Fitri Fujiana
Universitas Tanjungpura
e-mail: fitri.fujiana@ners.untan.ac.id
ABSTRAK
Menjalankan peran sebagai seorang ibu tidaklah mudah, terlebih lagi bagi seorang
perempuan yang masih berusia remaja. Hamil, melahirkan dan merawat bayi memiliki
tantangan tersendiri bagi remaja perempuan. Tujuan penelitian ini adalah menggali secara
mendalam pengalaman remaja perempuan dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam kepada tujuh orang
informan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik konten analisis Moustakas.
Penelitian ini menghasilkan tiga tema besar. Tema pertama adalah remaja perempuan
tidak memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya. Tema kedua adalah remaja
perempuan tidak bisa melakukan perawatan dasar bayi. Tema ketiga adalah remaja
perempuan tidak mengetahui proses kehamilan. Temuan penelitian ini menyimpulkan, usia
yang masih muda dan tumbuh kembang yang belum sempurna membuat remaja
perempuan mengalami kesulitan dalam menjalankan peran sebagai ibu. Kurangnya
pengetahuan dan pengalaman menyebabkan remaja perempuan tidak optimal dalam
memberikan yang terbaik untuk anaknya. Perawat, khususnya perawat maternitas dapat
meberikan pendidikan kesehatan kepada remaja perempuan dalam menjalankan kehamilan,
melahirkan dan melakukan perawatan pada bayi baru lahir. Perawat juga bisa mengedukasi
remaja perempuan agar mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk menjadi seorang
ibu.
Kata Kunci: Ibu remaja; Perawat maternitas; Bayi baru lahir; ASI ekslusif
ABSTRACT
Carrying out the role of a mother is not easy, especially for a teenage girl. Pregnant,
giving birth and caring for a baby has its challenges for adolescent girls. The purpose of
this study is to explore deeply the experiences of adolescent girls in carrying out their roles
as mothers. This research is qualitative research with a phenomenological approach. Data
collection was carried out by using in-depth interviews with seven informants. Data
analysis was performed using the Moustakas content analysis thematic approach. This
study produced three broad themes. The first theme is that young women do not give
exclusive breastfeeding to their babies. The second theme is that adolescent girls cannot
do basic baby care. The third theme is teenage girls not knowing the process of
pregnancy. The young age and growth and development are not optimal making
adolescent girls have difficulty in carrying out the role of motherhood. Lack of knowledge
and experience causes adolescent girls are not optimal in providing the best for their
children. Nurses especially maternity nurses can provide health education to adolescent
Studi Fenomenologi: Pengalaman …..( Fujiana) 24
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020
girls in caring for newborns. Nurses can also educate adolescent girls to prepare
themselves before deciding to become a mother.

Keywords: Teenage mother; Maternity nurse; Newborn baby; Exclusive breastfeeding


1. PENDAHULUAN kondisi sempurna seperti kehamilan
yang terjadi pada usia dewasa. Hal
Periode remaja merupakan ini disebabkan karena kondisi fisik
salah satu fase penting dalam dan sistem reproduksi remaja baru
rentang kehidupan. WHO (2014) berkembang namun belum matang
mendefenisikan masa remaja sempurna untuk menampung hasil
sebagai periode pertumbuhan dan konsepsi. Meskipun secara teori,
perkembangan yang terjadi setelah remaja perempuan belum sempurna
periode anak-anak dan sebelum untuk hamil dan melahirkan,
masa dewasa, dimulai usia 10
tahun hingga 19 tahun. Sarwono
(2011) mengidentifikasi tumbuh
kembang remaja mencakup tumbuh
kembang fisik, psikologis dan
sosial. Remaja memiliki tumbuh
kembang fisik, psikologis dan
sosial yang unik dibandingkan
dengan masa kehidupan lainnya.
Remaja mengalami
perubahan yang besar pada
pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis dan sosial
dibandingkan dengan masa anak-
anak sebelum mencapai remaja.
Pertumbuhan fisik anak berubah
drastis pada saat remaja. Perubahan
besar juga terjadi pada sistem
reproduksi. Perubahan sistem
reproduksi terlihat lebih jelas pada
remaja perempuan. Salah satu
perubahan pada sistem reproduksi
remaja perempuan adalah
terjadinya menstruasi pertama yang
disebut dengan menarche. Ketika
remaja perempuan sudah
mengalami menarche, beberapa
bulan kemudian remaja perempuan
sudah bisa hamil jika sel telur nya
dibuahi oleh sperma (Shaffer &
Kipp, 2014)
Remaja perempuan yang
sudah melewati menarche sudah
bisa hamil dan melahirkan jika
terjadi pembuahan. Meskipun
organ reproduksi remaja
perempuan sudah bisa untuk hamil
dan melahirkan, namun tidak dalam
Studi Fenomenologi: Pengalaman …..( Fujiana) 25
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 01, April 2020
namun pada faktanya banyak eklampsia, persalinan sesar cito,
remaja perempuan yang telah dan depresi postpartum, serta bayi
hamil dan memiliki anak. yang dilahirkan berisiko lebih
Sekitar 16 juta remaja tinggi mengalami sindrom
perempuan di dunia yang berusia gangguan
15 tahun sampai 19 tahun dan
sebanyak dua juta anak
perempuan berusia di bawah 15
tahun melahirkan setiap tahunnya,
sebanyak 95% terjadi di Negara
dengan penghasilan rendah dan
menengah (WHO, 2014).
Sedangkan di Indonesia,
persalinan yang terjadi pada usia
remaja merupakan salah satu
fenomena yang menjadi perhatian
khusus. Survey dasar kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017
menemukan sekitar 7% dari 7.501
wanita usia 15-19 tahun sudah
pernah menjadi ibu, sebanyak 5%
sudah pernah melahirkan
sedangkan 2% sedang hamil anak
pertama (Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional,
2017).
Angka kehamilan dan
persalinan usia remaja yang masih
tinggi menjadi perhatian khusus di
Indonesia. Hal ini disebabkan
karena kehamilan dan persalinan
yang terjadi pada usia remaja
menimbulkan dampak yang
berbahaya bagi ibu bersalin
maupun janin yang dilahirkan.
Beberapa penelitian telah
menemukan banyak dampak
buruk dari kehamilan dan
persalinan remaja. Kehamilan
remaja memiliki prevalensi risiko
kesehatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kehamilan
orang dewasa, seperti persalinan
prematur, berat badan lahir
rendah, komplikasi neonatal,
anomali kongenital, masalah
dalam menyusui dan bonding ibu-
bayi, kelalaian dalam perawatan
bayi (Cinar & Menekse, 2017).
Penelitian lain menemukan
bahwa kehamilan di usia remaja
meningkatkan risiko anemia pada
ibu, resiko infeksi, preeklampsia,
Studi Fenomenologi: Pengalaman …..( Fujiana) 26
pernapasan dan autisme dikemudian hari perempuan dalam menjalankan peran
(Jeha et al., 2015). Lebih lanjut penelitian sebagai ibu. Tujuan penelitian ini adalah
di Ghana menemukan bahwa persalinan untuk menggali secara mendalam
pada ibu usia kurang dari 19 tahun pengalaman remaja perempuan dalam
memiliki risiko bayi lahir mati 45% lebih menjalankan peran sebagai ibu.
tinggi dan risiko kematian bayi dalam 6 2. METODE ENELITIAN
minggu pertama setelah lahir, 30% lebih
tinggi dibandingkan dengan persalinan ibu Penelitian ini merupakan penelitian
dengan usia lebih dari 19 tahun(Yussif et kualitatif dengan pendekatan
al., 2017). fenomenologi. Penelitian ini bertujuan
Kehamilan dan persalinan pada usia untuk menggali lebih dalam pengalaman
remaja tidak hanya berdampak pada fisik remaja perempuan dalam menjalankan
ibu dan janin, tapi juga berhubungan peran sebagai ibu.
dengan ketidaksiapan remaja untuk Populasi pada penelitian ini yaitu
menjalankan peran barunya sebagai ibu. remaja perempuan yang telah memiliki
Remaja perempuan yang memiliki bayi anak di kota Pontianak dan Kabupaten
diusianya memiliki konsekuensi serius Kuburaya. Tujuh orang remaja perempuan
terhadap kesehatan diri dan bayinya, yang memiliki anak diambil secara
terutama di wilayah yang tidak memiliki purposive sampai data mengalami saturasi.
sistem kesehatan yang kuat. Menjadi Data dikumpulkan melalui in-depth
seorang ibu bukanlah hal yang mudah, interview serta observasi langsung dan
terlebih lagi jika dijalani oleh seorang membuat catatan lapangan. Data
perempuan yang belum matang secara fisik dianalisis menggunakan pendekatan
dan emosional. tematik konten analisis Moustakas. Hasil
Tumbuh kembang yang belum wawancara di dengarkan ulang dan
optimal, menyebabkan remaja tidak siap diketik. Kemudian ditentukan kata kunci
dalam menjalankan tanggungjawab baru yang akan membentuk katagori. Katagori
sebagai ibu. Remaja berada pada fase yang serupa dan sejenis digabungkan
transisi antara masa anak-anak dan menjadi satu tema
dewasa. Remaja masih butuh adaptasi atas 3. HASIL PENELITIAN
perubahan pertumbuhan fisik yang tiba-
tiba drastis, serta perubahan emosional
Penelitian ini menghasilkan tiga tema.
yang tidak terkontrol.
Tema pertama adalah remaja perempuan
Remaja memiliki resiko masalah
tidak memberikan ASI eksklusif kepada
kesehatan yang banyak saat menjalani
bayinya. Tema kedua adalah remaja
kehamilan dan persalinan. Remaja melalui
perempuan tidak bisa melakukan
masa-masa yang sulit pada saat hamil dan
perawatan dasar bayi. Tema ketiga adalah
melahirkan. Masa sulit ini belum berakhir
remaja perempuan tidak mengetahui proses
ketika remaja berhasil melahirkan bayinya.
kehamilan.
Remaja masih harus menjalani fase
setelahnya, yaitu menjalankan peran
a. Tema pertama: Remaja
sebagai seorang ibu. Menjalankan peran
sebagai ibu bisa saja menjadi masa yang perempuan tidak memberikan ASI
lebih suram atau sebaliknya, jika eksklusif kepada bayinya
dibandingkan dengan saat hamil dan Tema ini terdiri dari dua katagori.
melahirkan. Katagori pertama yaitu bayi diberi susu
Berdasarkan fenomena tersebut, formula dan makanan pendamping air
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait pengalaman remaja
susu ibu (MPASI) instan usia 3 bulan. “… Gara-gara ndak ada air
Katagori kedua adalah bayi tidak mendapat ASI nya nih jadi sejak lahir pake
ASI sejak lahir. dot …” (P7)
Katagori pertama, bayi diberi susu
formula dan MPASI instan usia 3 bulan. Partisipan ketiga dan ketujuh
Katagori ini diungkapkan oleh tiga orang mengatakan bayinya tidak diberi ASI sejak
dari tujuh partisipan. Partispian kedua, lahir dengan alasan bekerja dan ASI tidak
kelima dan ke enam mengatakan keluar.
memberikan bayinya susu formula serta b. Tema kedua: Remaja perempuan
makanan pada usia tiga bulan. tidak bisa melakukan perawatan
Katagori ini bisa dilihat dari pernyataan dasar bayi
partisipan kedua berikut:
“ ... menyusu sampai usia 3 bulan… Tema kedua memiliki dua katagori.
setelah itu diberi makanan bubur Katagori pertama yaitu perawatan dasar
instan …“ (P2). bayi dilakukan oleh ibu mertua informan.
Katagori kedua, perawatan bayi dilakukan
Partisipan kedua mengatakan, oleh saudara dan ibu kandung informan.
bayinya hanya diberi ASI hingga usia tiga Katagori pertama disampaikan oleh
bulan, selanjutnya bayi diberikan makanan tiga dari tujuh orang partisipan. Berikut
bubur instan. Pernyataan serupa juga merupakan pernyataan dari partisipan
disampaikan oleh partisipan kelima. ketiga:
Ungkapan partisipan kelima dapat dilihat “… jadi mak mertue dulu yang
pada pernyataan berikut: masakin, terus mandiin bayi, pusatnye
“… Semenjak umur 3 bulan belom tanggal kan masih belum berani,
udah campur dah, campur sufor masih takut …” (P3)
(susu formula) …” P5
Partisipan ketiga mengatakan, ibu
Partisipan kelima mengungkapkan mertua membantu aktivitas partisipan
bahwa bayinya diberikan tambahan susu pasca melahirkan. Ibu mertua membantu
formula pada usia tiga bulan. Alasan mulai dari menyiapkan makanan hingga
partisipan lima memberikan susu formula mengurus bayi seperti memandikan. Tidak
pada bayi saat usia tiga bulan adalah berbeda dengan partisipan ketiga,
karena ASI partisipan sudah tidak produksi partisipan ketujuh juga mengungkapkan
lagi. hal yang sama. Berikut pernyataan dari
Katagori kedua pada tema pertama partisipan ketujuh:
adalah bayi tidak mendapat ASI sejak “…Mamak mertua yang ngurus
lahir. Katagori ini diungkapkan oleh dua bayi…Hm’m…Bayi.. sampe umur
dari tujuh orang partisipan. Katagori ini
berape bulan.. pokoknye sampai
dapat dilihat dari pernyataan partisipan
ketiga berikut: udah keras lah badannye baru saye
“…Ndak.. ndak nyusu mandikan.. udah habis saye 40 hari
badan (ASI) karena saya bekerja … lah.. baru saye mandikan..” (P7).
“ (P3).

Tidak berbeda dengan partisipan ketiga, Partisipan ketujuh mengatakan, ibu


partisipan terakhir juga mengungkapkan mertua membantu partisipan dalam
hal yang sama. Berikut pernyataan dari mengurus bayi hingga partisipan 40 hari
partisipan ketiga: pasca melahirkan.
Katagori kedua, diungkapkan oleh
lima dari tujuh orang partisipan. Sebagian “… Saya udah ngomongg..
ndak….apeee.. ndak datang bulan..
besar partisipan dalam penelitian ini selama 6 bulan.. tapi sayee tuh ndak
melibatkan saudara dan ibu kandung dalam
ngerti, kenape pulaa… Tapi perut saya
perawatan bayi. Partisipan tidak berani
memandikan bayi dan melakukan selama 6 bulan tuh udah gerak-gerakk
perawatan tali pusat. Semua perawatan ginii” (P7).
bayi baru lahir dilakukan oleh saudara dan
ibu partisipan. Berikut pernyataan dari Tidak berbeda dengan partisipan tujuh,
partisipan: partisipan lima juga mengungkapkan
hal yang sama. Berikut pernyataannya:
“…Waktu, waktu masih baru
“…hamil, Yang ketauannya 5 bulan…”
melahirkan sih ga bisa ngurus bayi.
Belum belajar .. yang ngurus kakak, 4. PEMBAHASAN
sama mamak ape… mandikannye,
makekan die baju, semuenye, ngasik Ibu merupakan sosok yang sangat
die makan…” (P1) berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak. Semua perempuan bisa saja menjadi
Partisipan lain juga mengungkapkan ibu, tapi tidak semua perempuan mampu
hal yang sama. Berikut pernyataannya: menjadi ibu yang optimal untuk anak-
“…di rumah mamak bawanye, anaknya. Menjadi seorang ibu
mamak merawatnye.. mamak yang membutuhkan kesiapan fisik, mental dan
ngurusnya…” (P4) kognitif. Peran menjadi ibu dimulai sejak
kehamilan hingga pengasuhan anak.
c. Tema ketiga adalah remaja Semua partisipan dalam penelitian ini
perempuan tidak mengetahui memiliki kesulitan dalam menjalankan
proses kehamilan peran sebagai ibu.
Kesulitan partisipan terlihat dari
Tema ini terdiri dari dua katagori. sejak kehamilan. Partisipan yang masih
Katagori pertama yaitu remaja perempuan berada pada tahap remaja, belum mengerti
mengetahui hamil saat usia kandungan dan paham tentang konsep kehamilan. Dua
sudah 6 bulan. Katagori kedua, remaja dari partisipan tidak mengetahui bahwa
perempuan mengetahui hamil saat usia dirinya hamil. Hal ini disebabkan karena
kandungan sudah 5 bulan. kehamilan kedua partsipan ini bukan
Dari hasil wawancara didapatkan dua merupakan kehamilan yang direncanakan.
dari tujuh orang partisipan mengatakan Kedua partisipan ini (partisipan lima dan
tidak mengetahui sejak awal tujuh) mengalami kehamilan yang tidak
kehamilannya. Partisipan mengetahui diinginkan yaitu kehamilan sebelum
hamil saat usia kandungan sudah pernikahan.
menginjak lima dan enam bulan. Partisipan Kehamilan tanpa rencana terlebih
mengatakan tidak mengerti kenapa tidak lagi kehamilan yang tidak diinginkan,
dating bulan selama berbulan-bulan. membuat calon ibu tidak siap dan tampak
Partsipan merasakan perutnya bergerak- tidak peduli dengan tanda-tanda kehamilan
gerak namun tidak menyadari bahwa itu yang terjadi pada tubuhnya.. Salah satu
adalah pergerakan janin. penelitian di Malaysia bahkan menemukan
Berikut merupakan pernyataan dari bahwa remaja yang mengalami kehamilan
dua partisipan terkait tema tiga: tidak diinginkan memutuskan mengakhiri
kehamilan dengan mencoba teknik aborsi
yang tidak
aman seperti mengkonsumsi nanas, gagalnya pemberian ASI ekslusif. Salah
menggunakan obat yang dibeli dari satunya adalah ketidakinginan partisipan
internet, mengkonsumsi ragi makanan, memerah ASI pada saat partisipan bekerja.
hingga meminum campuran parasetamol Salah satu partisipan memberikan susu
dan minuman berkarbonasi (Nor et al., formula pada bayi karena partisipan
2019). bekerja dan tidak menyediakan ASI perah.
Perempuan yang hamil sebelum Gagalnya ASI ekslusif pada bayi
menikah cenderung telat mendapatkan dengan ibu remaja membuktikan
pelayanan perawatan kehamilan. Wanita kurangnya tanggungjawab remaja sebagai
dengan kehamilan yang tidak diinginkan ibu. Hal ini sesuai dengan penelitian Santy
empat kali lebih mungkin untuk menunda (2014) yang menemukan bahwa
inisiasi ANC bila dibandingkan dengan Kurangnya rasa tanggung jawab sebagai
kehamilan yang direncanakan (Abame et seorang ditunjukkan oleh beberapa
al., 2019). Hal ini bisa disebabkan karena pernyataan dari ibu antara lain ibu tidak
remaja hamil menghindari rasa malu yang peduli dengan anak, malas mengurus anak,
terkait dengan kehamilan yang tidak malas menyusui anak, jika anak menangis
direncanakan (Kotoh & Boah, 2019). diberikan pada orang tua, memandikan
Faktor lain yang menyebabkan kalau lagi tidak repot, menggendong
partisipan lima dan tujuh terlambat sebentar-sebentar dan anak diberi susu
mengetahui kehamilannya adalah formula.
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan Peran ibu selanjutnya pada penelitian
partisipan terkait informasi tentang ini ditemukan bahwa ibu remaja tidak bisa
kesehatan reproduksi. melakukan perawatan dasar bayi. Semua
Partisipan kelima tidak berhasil partisipan dalam penelitian ini tidak
menyelesaikan pendidikannya di sekolah mampu melakukan perawatan dasar bayi.
menengah kejuruan. Sedangkan partisipan Perawatan dasar bayi dibantu oleh mertua,
ketujuh hanya mendapatkan pendidikan saudara dan ibu kandung partisipan.
hingga sekolah dasar. Pengetahuan dan pengalaman yang
Hal ini sejalan dengan penelitian nihil menyebabkan partisipan tidak mampu
Smith, Burger & Black (2019) menemukan melakukan perawatan dasar bayi seorang
perempuan yang mendapatkan perawatan diri. Hal ini sejalan dengan penelitian
antenatal pada usia kehamilan lima bulan O’Brien Cherry yang menunjukkan bahwa
keatas sebagian besar tidak menyelesaikan remaja yang hamil dan mengasuh anak
pendidikan sekolah menengah. Lebih membutuhkan jaringan dukungan sosial
lanjut Faudzi et al (2019) mengatakan yang kuat untuk membantu motivasi
kurangnya pendidikan dan informasi mereka dan mengatasi hambatan sosial dan
tentang kesehatan reproduksi dan seksual, materi (O’Brien Cherry et al., 2015).
dan faktor lainnya menjadi penyebab
Penelitian lain menegaskan bahwa
rendahnya penyerapan fasilitas perawatan
pengasuhan yang baik sejalan dengan
antenatal oleh remaja hamil.
karakteristik ibu seperti usia ibu yang
Partisipan pada penelitian ini
semakin dewasa dan pendidikan ibu yang
menunjukan kurangnya tanggungjawab
lebih tinggi (Oktriyanto et al., 2019). Pada
sebagai ibu sejak masa kehamilan. Selain
penelitian ini semua partisipan berada pada
itu, peran partisipan sebagai ibu juga dapat
usia remaja dan tidak ada yang
dilihat setelah bayi lahir. Penelitian ini
menyelesaikan pendidikan hingga sekolah
menemukan tujuh orang partisipan gagal
menengah atas.
memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
Berbagai alasan disampaikan oleh
partisipan menjadi penyebab
Anak membutuhkan perawatan Berencana Nasional. (2017). 2017
langsung dari ibunya. Salah satu penelitian Survei Demografi dan. In Sdki.
mengatakan hubungan orang tua dengan Cinar, N., & Menekse, D. (2017). Affects
anak akan bertahan cukup lama dalam
of Adolescent Pregnancy on Health
rentang kehidupan manusia selanjutnya,
diawali dari kelekatan anak pada ibu, bila of Baby. Open J Pediatr Neonatal
sang anak mengalami kekurangan kasih Care, 3(1), 12–16.
sayang dari ibu, akan menyebabkan
www.scireslit.com
kecemasan, kemarahan, penyimpangan
Eliasa, E. I. (2011). Pentingnya kelekatan
perilaku, dan depresi (Eliasa, 2011).
orang tua dalam internal Working
5. SIMPULAN DAN SARAN
model untuk pembentukan karakter
anak. Developmental Psychology,
Semua perempuan bisa saja 33(5), 806–821.
melahirkan anak, tapi tidak semua
Faudzi, N. M., Nor, A. M., & Sumari, M.
perempuan bisa menjalankan peran sebagai
ibu yang baik. Terlebih lagi ibu dengan (2019). Unwanted Pregnancy
usia yang masih muda seperti ibu remaja. among Adolescents: Educating
Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman Parent. International Journal of
ditambah dengan Academic Research in Business and
perkembangan fisik dan emosi yang belum Social Sciences, 9(5), 618–
optimal, membuat remaja tidak maksimal
dalam menjalankan peran sebagai ibu. 629.https://doi.org/10.6007/IJARBS
Penelitian ini menemukan lemahnya peran S/v9-i5/6018.
remaja sebagai ibu semenjak dari masa Jeha, D., Usta, I., Ghulmiyyah, L., &
kehamilan hingga perawatan bayi. Nassar, A. (2015). A review of the
Berdasarkan hasil penelitian ini, risks and consequences of
diharapkan remaja bisa lebih adolescent pregnancy. Journal of
mempertimbangkan segala resiko yang
Neonatal-Perinatal Medicine, 8(1),
akan terjadi jika ingin memiliki anak di
usia muda. Selain itu, diharapkan tenaga 1–8. https://doi.org/10.3233/NPM-
kesehatan khususnya perawat maternitas 15814038
bisa memberikan pendidikan dan Kotoh, A. M., & Boah, M. (2019). “No
pemberdayaan kepada remaja-remaja visible signs of pregnancy, no
perempuan yang sedang hamil agar lebih sickness, no antenatal care”:
siap dalam menjalankan perannya sebagai Initiation of antenatal care in a rural
ibu. district in Northern Ghana. BMC
6. DAFTAR PUSTAKA Public Health, 19(1), 1–13.
https://doi.org/10.1186/s12889-019-
Abame, D. E., Abera, M., Tesfay, A., 7400-2
Yohannes, Y., Ermias, D., Markos, Nor, A. M., Shah, S. S. A., Balasingam,
T., & Goba, G. (2019). Relationship U. A. P., & Zainudin, Z. N. (2019).
between unintended pregnancy and Theturningpointinanunwantedteen
antenatal care use during pregnancy ag epregnancy:Apsychoemotional
in Hadiya Zone, Southern Ethiopia.
perspective. Malaysian Journal of
Journal of Reproduction and
Infertility, 20(1), 42–51. Medicine and Health Sciences,
Badan Kependudukan dan Keluarga 15(April), 30–36.
Oktriyanto, O., Amrullah, H., Hastuti, D.,
& Alfiasari, A. (2019). Persepsi
tentang Usia Pernikahan
Perempuan dan Jumlah Anak yang
Diharapkan: Mampukah
Memprediksi Praktek Pengasuhan
Orang Tua? Jurnal Ilmu Keluarga
Dan Konsumen, 12(2),

Anda mungkin juga menyukai