NIM : 2019210309 Mata Kuliah : Perilaku Organisasi / AB
UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS
SURABAYA JULI 2021 Minggu 11 (Konflik dan Negosiasi) Contoh Kasus : Para pemimpin seringkali diharapkan untuk turun tangan dan menyelesaikan konflik, tetapi bagaimana jika para pemimpin itu sendiri yang menjadi pusat konflik? Hal ini dapat terjadi terutama jika individu yang tidak berpengalaman dipromosikan dengan cepat ke posisi tersebut dan tidak diperlengkapi dengan pelatihan. Tekanan lingkungan ditambah dengan kurangnya pengalaman dan variasi gaya kepemimpinan dapat menimbulkan konflik. Hal ini biasanya ditemukan dalam perusahaan berukuran sedang atau besar. • Penyelesaian : HRD harus menentukan bagaimana cara untuk memilih individu yang kompeten untuk mengisi posisi tertentu sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Proses rekrutmen dan manajemen sumber daya manusia (SDM) sangat berpengaruh dalam hal ini. Jika sudah terlanjur, komunikasi antara manajer, karyawan, dan HRD tentang bagaimana cara menengahi dan berkompromi dengan gaya kepemimpinan mana yang sebaiknya digunakan. Pastikan jenis gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan budaya tempat kerja dan nilai perusahaan. • Sumber : https://www.linovhr.com/contoh-konflik-perusahaan-dan-penyelesaian/
Minggu 12 (Disain dan Struktur Organisasi)
Contoh Kasus : Banyak organisasi memperkenalkan strategi manajemen talenta dengan menempelkannya pada struktur yang sudah ada dalam organisasi. Studi kasus ini menggambarkan suatu pendekatan di mana strategi manajemen talenta menjadi bagian integral dari struktur organisasi dan menjadi basis bagi pengembangan strateginya. Dalam kasus ini perusahaan menginginkan secepatnya karyawan bertanggung jawab memberi laba nyata bagi perusahaan. Apabila berhasil, setelah kemampuan karyawan berkembang, perusahaan memberi tanggung jawab yang lebih besar lagi. Falsafah pengembangan tanggung jawab ini digabungkan dengan konsep yang disebut sebagai “fully burdened profit center”. Dalam konsep ini, profit center menanggung biaya langsung plus biaya overhead korporat yang dialokasikan kepada profit center tersebut. Biaya overhead tersebut, bersama dengan pendapatan yang dihasilkan masing-masing profit center, digunakan untuk menghitung posisi laba rugi bulanan. Hasil kumulatif profit center dalam suatu divisi menghasilkan laba rugi divisi dan kumulatif laba rugi divisi menghasilkan laba rugi Grup. • Isu utama dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut : 1. Pengalokasian biaya overhead dan biaya tidak langsung secara adil pada masing- masing profit center. 2. Pengembangan sistem pelaporan dan prakiraan (forecasting) pada level pelaporan yang paling rendah dan yang akan memungkinkan agregasi (penggabungan) dalam divisi dan sampai level Grup. 3. Perekrutan, pengembangan dan pelatihan staf yang mampu bekerja dalam struktur ini dan berjuang dalam budaya ini. 4. Pengembangan proses perencanaan tahunan yang efektif yang merupakan kombinasi parameter dari bawah ke atas (bottom-up) dan dari atas ke bawah (top- down) di mana sasaran bisnis pusat laba diasimilasikan ke dalam rencana dan sasaran pertumbuhan Grup. • Penyelesaian : Solusi a. Strategi yang diambil perusahaan adalah merekrut karyawan lulusan pendidikan S1 untuk memberi tenaga baru dengan kapasitas intelektual yang diinginkan. b. Tahun pertama bagi karyawan baru adalah mengikuti kombinasi pelatihan teknis dengan mendapatkan pengalaman di lapangan di profit center. Pada awal tahun, masing-masing profit center mengidentifikasi lulusan S1 yang dibutuhkan, dengan menanggung biaya perekrutan dan pelatihan. c. Program perekrutan karyawan baru dikelola oleh Departemen SDM Grup, yang juga memonitor perkembangan karyawan yang direkrut sejak awal tahun. Salah satu sasaran dari proses ini adalah mengidentifikasi pola dan tren yang akan membantu memastikan proses seleksi awal dapat mengidentifikasi karakteristik karyawan yang baru direkrut yang membuat kemajuan terbaik dari segi pengembangan karier. d. Bagi mereka yang sudah berada dalam perusahaan yang telah lolos program pelatihan, proses pengembangan karier membawa mereka melewati serangkaian peningkatan level tanggung jawab untuk mencapai hasil tertentu. e. Inilah strategi manajemen talenta instrinsik yang diperkuat dengan budaya perusahaan. f. Ketika seorang karyawan berhasil menunjukkan kemampuan untuk menjalankan suatu level tanggung jawab tertentu – misalnya sebagai pemimpin tim atau manajemen proyek – mereka berhak untuk menerima peran dengan lingkup tanggung jawab yang lebih besar dan lebih luas. g. Mereka menjadi sangat akrab dengan perencanaan keuangan dan pemodelan laba karena mereka juga menjadi bagian dari proses perencanaan anggaran tahunan. h. Pada tahap tertentu dalam karier mereka maju ke hadapan panel promosi. Salah satu sasaran panel ini adalah untuk memastikan bahwa karyawan berkinerja tinggi di divisi-divisi tidak akan terlewat untuk mendapat kesempatan memegang peran eksekutif pada bagian lain yang perlu diisi. • Hasil dan manfaat a. Dengan pendekatan dan struktur seperti ini perusahaan dapat menghasilkan pertumbuhan dan laba yang stabil dalam periode waktu yang lama. b. Budaya dan etos berarti bahwa perusahaan mampu membuat penyesuaian yang cepat pada kondisi pasar dan selalu memiliki tim eksekutif muda yang mampu menggali peluang-peluang baru. c. Perusahaan memiliki kekuatan manajemen yang kokoh dan dapat dengan cepat mengidentifikasi bintang-bintang yang baru muncul yang dapat mengelola tantangan baru. Kualitas dan kekuatan pendekatan yang mendasarinya tercermin dalam pendekatan yang diadopsi oleh mereka yang pergi untuk memimpin perusahaan lain. Di perusahaan lain, ternyata mereka menerapkan konsep yang sama. d. Budaya tersebut juga menciptakan loyalitas pada perusahaan yang kuat. Hal ini terbukti dari banyak eksekutif yang menggabungkan kariernya ke luar perusahaan, tetapi akhirnya kembali lagi dengan keahlian baru. • Program penguatan a. Pada awal penyerapan budaya perusahaan, para karyawan baru melalui proses osmosis – melihat dan meniru. Ketika perusahaan berkembang, mulai disadari bahwa proses ini memerlukan dokumentasi dan pelatihan formal. Pesatnya perkembangan perusahaan, menuntut perekrutan karyawan besar-besaran yang mengharuskan formalitas dokumentasi dan pelatihan. b. Panel promosi ditetapkan melalui proses formal untuk menominasikan kandidat yang akan dipromosikan. Salinan hasil evaluasi kinerja terbaru didukung dengan aplikasi ini. Pada level senior, kursus pelatihan tertentu diidentifikasi yang memberi pendidikan dalam perencanaan korporat, manajemen program dan berbagai keterampilan lunak (soft skill). c. Meskipun perusahaan tidak secara formal menyeponsori karyawannya mengambil kursus MBA, perusahaan melakukan perekrutan manajer senior dengan kualifikasi lulusan program MBA dan menyerap keahlian mereka ke dalam budaya. d. Meskipun perusahaan belum memutuskan untuk mengembangkan strategi manajemen talenta, struktur yang diadopsi dan budaya perusahaan yang memayunginya, berkontribusi pada pengembangan falsafah talenta dalam strategi formal. • Sumber : http://deadendra.blogspot.com/2013/11/struktur-organisasi-dan-contoh- kasus.html
Minggu 13 (Pengembangan Budaya Organisasi)
Contoh kasus : Dalam proses terbentuknya perusahaan di PT. HM Sampoerna diawali dengan etnis cina sebagai pendiri (asli cina), pemilik orang Indonesia etnis Cina. Staf-stafnya berasal dari etnis cina, jawa, inggris, Singapore, kebangsaan Amerika, etnis Bali. Dan buruh berasal dari etnis jawa dan etnis Madura. Dalam budaya sebuah perusahaan tidak terlepas dari latar belakang etnis-etnis yang berada dalam perusahaan itu. Dari beberapa staf yang beraneka ragam etnis yang berada dilingkungan kerja akan membentuk budaya kerja dan system organisasi dengan pengusaha. Misalkan buruh yang terdiri dari suku etnis jawa dan madura akan membentuk sebuah interaksi antar buruh dengan pengusaha perusahaan di PT. HM Sampoerna. Interaksi itu dapat bebentuk system kerja, penggajian, atau yang lain seperti pengadaan acara-acara ritual, penanaman nilai-nilai, jaringan cultural, dan lingkungan. Lingkungan usaha di perusahaan di PT. HM Sampoerna meliputi produk, pesaing, pelanggan, teknonologi, dan peraturan pemerintah. Dalam lingkungan usaha pendidikan adalah pelayanan jasa, out put, out came, teknologi dan peraturan pemerintah. Jadi antara perusahan dengan dunia pendidikan wilayah usaha yang ditekuni berbeda karena perusahaan berorientasi pada produksi suatu barng, kepuasan pelanggan dan lainya, akan tetapi jika di lembaga pendidikan berorientasi pada usaha layanan jasa, proses membantu membentuk karakter, transfer knowledge. Memang antara perusahaan produk dengan lembaga pendidikan sama-sama memerhatikan peraturan pemerintah dan membutuhkan teknologi yang tinggi untuk menunjang orientasi masing-masing. Jika tidak memerhatikan kedua aspek tadi maka yang akan menjadi ancaman adalah ketertinggalan dan gulung tikar. PT. HM Sampoerna ini dapat disimpulkan bahwa dalam proses budaya kerja di perusahaan terdapat job description yang bersifat simboisis mutualisme, yaitu pembagian kerja sesuai dengan posisi dan keahliannya yang saling menguntungkan. Antara staf satu dengan staf yang lain merupakan satu kesatuan untuk mencapai sebuah target yang telah ditentukan dan disepakati. Artinya dalam lembaga harus ada interaksi antara manajer-manajer dan staf-staf lembaga itu dengan pemilik untuk membentuk sebuah budaya pelayanan jasa di lembaga itu. • Penyelesaian : − Proses tumbuh dan berkembangnya budaya perusahaan di perusahaan di PT. HM Sampoerna. Langkah yang diambil dalam menumbuhkan dan mengembangkan budaya perusahaan di PT. HM Sampoerna melalui teknik sosialisasi tertulis dan lisan. Sosialisasi lisan ditempuh melelui pertemuan tatap muka, latihan kerja, contoh tindakan langsung seperti olahraga, acara ritual, acara pemberian reword bagi karyawan yang berprestasi dan lainya. Teknik tertulis untuk mengkomunikasikan visi dan misi melalui media bulanan, bulletin bulanan, laporan tahunan, buku sejarah perusahaan poster, surat kabar dan lainya. Keberadaan perusahaan di PT. H.M. Sampoerna dapat dilihat dari dua dimensi yaitu ekonomi dan social. Dimensi ekonomi adalah aktivitas perusahaan dengan motif ekonomi (mencari keuntungan). Dimensi yang ke dua yaitu institusi ekonomi dengan peran social. Membantu, memberikan kesempatan berkarya dan membantu perekonomian masyarakat sekitar. Dalam menumbuhkan dan mengembangkan budaya perusahaan di PT. HM Sampoerna yaitu dengan adaptif konstituen, diantaranya mengadaptasikan dengan penanam saham, manajer, staf dan buruh. − Peran pendiri, pemimpin, dan buruh dalam menumbuhkembangkan budaya perusahan. Di lingkungan perusahaan di PT. HM Sampoerna ditanamkan nilai dikalangan pemilik dan manager dengan system nilai yang diperjuangkan buruh. Dilain pihak nilai yang diperjuangkan buruh adalah memacu diri untuk memperolrh pendapatan yang lebih tinggi dan memenuhi target pekerjaan yang harus diselesaikan. Pendiri berperan sebagai peletak dasar nilai-nilai yang diperjuangkan yaitu memproduksi rokok yang mengungguli produksi rorok pabrik lain. Pemilik berperan sebagai pendorong peningkatan dan pengembangan produksi baik dari aspek kualitas maupun kualitas. Manajer berperan sebagai pengelola perusahaan secara professional yang memiliki wawasan kedepan. Buruh berperan sebagai mitra kerja pengusaha yang bertanggung jawab pada produk yang dihasilkan. − Preferensi buruh dan pengusaha dalam mepertahankan budaya perusahaan dari kurun waktu satu ke kurun waktu berikutnya. Preferensi buruh dan pengusaha dalam memperthankan budaya perusahaan di PT. HM Sampoerna adalah mengadaptasikan produk dengan pasaran. Produk perusahaan di PT. HM Sampoerna yang mempunyai harga yang lebih mahal seperti Dji Sam Soe tetap dipertahankan akan tetapi permintaan pasar menginginkan harga sigaret kretek lebih murah. Keputusan yang diambil adalah dengan menjual eceran sigaret kretek lebih murah yang sesuai dengan permintaan pasar. • Sumber : http://blog.ub.ac.id/taristaamalia26/2016/05/03/budaya-perusahaan-pt-hm- sampoerna-tbk/
Minggu 14 (Perubahan Organisasi dan Pengelolaan Stres)
Contoh Kasus : Di suatu perusahaan A direktur mereka digantikan oleh direktur yang baru Semenjak direktur baru tersebut menduduki jabatannya diperusahaan tersebut ia mengganti beberapa peraturan kantor sesuai dengan wewenang yang telah ia buat Seperti dihapusnya uang makan karyawan dan tidak adanya bonus tahunan, walaupun para karyawan tidak setuju dengan peraturan tersebut direktur tetap menetapkan peraturan itu. Akibatnya para karyawan bermalas-malasan untuk bekerja dan akan berdampak pada kanerja perusahaan. • Penyelesaian : Perubahan dalam organisasi Organisasi menghadapi lingkungan yang selalu berubah dan dinamis. Untuk dapat bertahan organisasi itu harus menyesuaikan dengan lingkungan. Perubahan merupakan modifikan ataupun berubahnya suatu sistem dalam sebuah organisasi. Perubahan organisasi artinya perubahan dalam organisası seperti menambahkan orang baru, memodifikasi suatu program, merubah misi, susunan dan sistem-sistem dalam sebuah organisasi istilah perubahan (change) bukan lagi istilah yang biasa dalam kehidupan sehari hari. Disini perubahan merupakan membuat sesuatu menjadi lain Dan perubahan dapat juga diartikan membawa ke arah penyempurnaan dan berbeda dengan keadaan sebelum terjadi perubahan. Perubahan yang tidak mengarah ke kemajuan dan masih mempertahankan sikap dan cara cara yang tidak efisen, perubahan semacam ini bukan merupakan pembinaan organisasi. • Masalah Dalam Perubahan : Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah "penolakan atas perubahan itu sendiri". Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan. Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstran, dan sejenis nya, ataa bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat dan lain sebagainya. • Sumber : https://tribunnewss.github.io/tulisan/post/contoh-kasus-perubahan- organisasi-dan-manajemen-stres/