Anda di halaman 1dari 13

SKRINING KEBUTUHAN PERAWATAN PALIATIF

DENGAN DIAGNOSA HIV

Di susun oleh :

1. Dewi Setiyowati 119023 / Kelas A


2. Fetti Nur Diyanti 119041 /Kelas B
3. Irma Novitasari 119055 /Kelas B
4. Kamti Widaningrum 119057 /Kelas B
5. Mia Anjelina 119064 / Kelas B
6. Sania Maslakhatun A 119091 / Kelas A

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
SEMARANG 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
HIV (Human Immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang dapat menurunkan kekebalan tubuh
(BKKBN, 2007). Menurut Depkes RI (2008) menyatakan bahwa HIV adalah sejenis retrovirus-
RNA yang menerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immunodeficiency Syndrome suatu kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. HIV/AIDS adalah suatu kumpulan
kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia & Wilson, 2009).

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau
sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada
tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan saat ini telah diketahui dua tipe yaitu tipe HIV-1
dan HIV-2. Infeksi yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh HIV-1, sedangkan HIV-2 benyak
terdapat di Afrika Barat. Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama, hanya infeksi oleh
HIV-1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasi sejak mulai infeksi sampai timbulnya
penyakit lebih pendek (Martono, 2009).

HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa)
atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan
vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim
(vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan
bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairancairan
tubuh tersebut.

Menurut Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAD, 2007) komplikasi yang terjadi pada
pasien HIV/AIDS adalah sebagai berikut : Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru-paru,
Kandidiasis esophagus, Kriptokokosis ekstra paru, Kriptosporidiosis intestinal kronis (>1 bulan),
Renitis CMV (gangguan penglihatan), Herpes simplek, ulkus kronik (> 1 bulan), Mycobacterium
tuberculasis di paru atau ekstra paru, Ensefalitis toxoplasma.

Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut UNAIDS dan
WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali
diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan
pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region
di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada
tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anakanak. Secara global, antara 33,4
dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi
dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah
terbesar sejak tahun 1981.(Nasronudin, 2013).

Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31 Desember 2014 yang
dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29 Februari 2015 menunjukkan jumlah
kasus AIDS sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang
terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kamatian. Angka ini tidak mengherankan
karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus
HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi
negara peringkat ketiga, setelah Cina dan India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi
di Asia.(Depkes, 2011).

Di Sumatrea Barat, tahun 2017 tercatat penderita HIV/AIDS yang sudah terdaftar karena sudah
sadar dan berobat sebanyak 1.935 orang. Mayoritas mereka anak muda, mahasiswa, pegawai,
karyawan perusahaan, bahkan dosen (Efrida aziz, 2017).
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan analisa asuhan keperawatan dan dilakukan perawatan paliatif pada
Tn.R dengan kasus HIV AIDS di Ruangan Interne Rumah Sakit DR.Achmad Mochtar Bukit
tinggi.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu memahami konsep tentang penyakit HIV AIDS


2. Mampu melakukan resume pengkajian pada Tn.R dengan HIV AIDS
3. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Tn.R dengan HIV AIDS
4. Mampu memberi hasil skirining pembahasan pada Tn. R dengan HIV AIDS

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan dan
menyusun pengkajian pada klien dengan HIV AIDS dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
tugas akhir.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidkan dalam proses belajar mengajar,khususnya memberikan
sumbangan pikiran yang kiranya dapat berguna sebagai informasi awal.

1.3.3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan, perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil
langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan klien
dengan kasus HIV AIDS.
BAB II
PENGKAJIAN

Hasil studi kasus yang di dapatkan pasen bernama Tn.Y berumur 50 Tahun dirawat
dengan diagnose HIVAIDS . pasien masuk RSUD Yursi Bukit tinggi melalui IGD tanggal 25
september 2021 dengan keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit

Keluhan utama : Saat dilakukan pengkajian tanggal 25 september 2021 pada pukul
08.00WIB, keluargaklien mengatakan klien mempunya riwayat hubungan sex bebas semenjak 3
tahun yang lalu, klien mengatakan badan letih,klien mengatakan nafsu makannya kurang, makan
klien selama dirumah sakit hanya 2 sendok makan,muntah ( - ) , mual (+ ) klien mengatakan
tenggorokannya sakit saat menelan klien mengatakan tidur sering terbangun pada malam
hari.klien kadang merasakan pusing,klien mengatakan badan nya terasa lemas, nyeri pada perut
nyeri tekan ( + ) skala nyeri 5-6, pasien merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan
aktivitas. klien mengatakan batuk berdahak, klien mengatakan dada sakit jika batuk, nafas
sesak,pendengaran pasien mulai terganggu pada telingga bagian kanan, pasien mengatakan dia
tidak mampu untuk beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah, pasien mengalami
penurunan berat badan seberat8 Kg, klien tampak pucat.BAB ( - ) sejak 1 hari saat pengkajian
Selama dirawat dirumah sakit klien tampak tidak menghabiskan porsi makan nya, hanya 2
sendok makan, klien tampak lemah dan letih, klien tampak susah untuk beraktifitas secara
mandiri, klien tampak kurus, klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak pucat, mulut
klien tampak ada sariawan dan kering, klien tampak terbaring

Pola aktvitas dan latihan didapatkan: saat sakit pasien mengatakan badan terasa lemas
dan tdak nafsu makan sejak 2 bulan yang lalu, klien mendapatkaan diit bubur , klien mengatakan
sulit berkativitas sendiri dan harus dbantu keluarga karena persendian terasa nyeri pada ssat
beraktivitas Klien mengatakan dada sesak pada saat batuk .

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak lemah dengan ttv yaitu
90/60 mmHg.N 90X/M RR 20x/m S:37C. Wajah tampak pucat kepala rambut tampak berwarna
hitam kusamtidak ada ketombe , konjungtva anemis ,abdmen bsing usus 20x/m kulit terlihat
kering turgor kult kembali lebih 2 detik ekxtremitas tidak ada akral teraba hangat tonus otot
melemah. Dada : inspeksi, simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi dinding
dada. Palpasi : saat bernapas teraba simetris, tidak ada massa, pernapasan cepat dan dalam.
Abdomen: inspeksi: warna kulit putih. Auskultasi: Suara bising usus 30x/menit.Perkusi: Suara
timpani dan ada acites.Palpasi: tidak ada pembesaran hepar dan tidak ada distensi abdomen.
Ekstremitas: Terpasang infus di tangan kanan,dan tidak ada edema pada tangan kiri. Integumen:
turgor kulit tidak elastis. Status emosional tampak murung dan lesuh, status kecemasan: pasien
mengatakan cemas karena merasa kondisinya semakin memburuk dan belum meraskan
perubahan dari kesehatannya. Komunikasi pasien : pasien mampu diajak berkomunikasi, namun
lebih banyak diam dan tertidur karena badan terasa lemah.
DATA PENUNJANG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

NO Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


1 HGB 10,3 [g/dL] P:13.0-16.0
W:12.0-14.0
2 RBC 3,72 [fL] P:4.5-5.50
W:37.0-43.0
3 HCT 29,9 [%] P:40.0-48.0
W:37.0-43.0
4 MCV 80,4 [fL]
5 MCH 27,7 [pG]
6 MCHC 34,4 [g/dL]
7 RDW-SD 36,8 [fL]
8 RDW-CV 13,0 [%]
9 WBC 9,84 [10^3/uL]
10 EO% 9,84 [%] 5.0-10.0
11 BASO% 0,4 [%] 1-3
12 NEUT% 0,1 [%] 0-3
13 LYMPH% 81,9 [%] 20-40
14 MANO% 10,1 [%] 2-8
15 EO# 0,04 [10^3/uL]
16 BASO# 0,01 [10^3/uL]
17 NEUT# 81,9 [10^3/uL]

►Analisa Data

Untuk menemukan masalah yang terjadi pada klien, maka perlu dilakukan analisa data yang
telah diperoleh melalui pengkajian (wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
yang dilakukan pada tangal 28 September 2021. Dari data-data tersebut didapatkan masalah
keperawatan :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan menelan


2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
3. Intoleransi b.d penurunan kekuatan

NO HARI,TGL DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Selasa 25 Ds : Ketidak Gangguan
september -Klien mengatakan badan terasa seimbangan menelan
2021 letih dan nutrsi
lemas
-Klien mengatakan tidak ada
nafs makan sejak 2 bln yang lalu
-Klien mengatakan sakit
tenggorokan
nyeri menelan
-Klien mengatakan nyeri tekan
pada perut
Do :
-Klien tampak lemah dan letih
-Berat badan klien turun 8 kg ,
saat
sehat 51 kg ,saat sakit 42 kg
-Klien tampak kurus
-Klien tampak makan hanya 2
sendok
saja
-Mulut klien tampak sariawan
- HB tanggal 25 juni 2021 : 8,2
- HB tanggal 26 uni 2021: 9,4
- HB tanggal 27 juni 2011 :10,3
- TB : 160 cm
2 Selasa 27 DS: Nyeri akut Agen injuri fisik
september -Klien mengatakan nyeri tekan
2021 pada perut
-Klien mengatakan nyeri pada
persendian, saat beraktivitas dan
istirahat
-Klien mengatakan dada sakit
jika batuk
P :Klien mengatakan nyeri di
persendian,
Q :Klien mengatakan nyeri saat
beraktivitas, nyeri juga datang
tiba
tiba
R : Klien mengatakan nyeri di
persendian
S : Klien meringis, skala nyeri 5-
6, klien
mengatakan tidak nyaman saat
nyeri
datang
T : Klien mengatakan nyeri
hilang
timbul,
DO:
-Klien tampak meringis menahan
sakit
-Skala nyeri 5 -6
-Nyeri tekan pada perut
3 Selasa 28 Ds : -Klien mengatakan sulit Intoleransi Penurunan
september untuk aktivitas kekuatan otot
2021 beraktifitas sendiri
-Klien mengatakan badan terasa
letih dan
lemas jika beraktifitas
DO:
-Klien tampak susah beraktivitas
-Klien tampak tidak bersemangat
-Klien tampak terbaring
-Klien tampak tidak mampu
untuk
beraktifitas secara mandiri
BAB III
HASIL SCREENING KEPERAWATAN PALIATIF

Tabel Penapisan Pasien Palliative Care

Kriteria – Silahkan membuat skor bila ada akan menentukan pasien dalam kriteria paliatif

1. Penyakit Dasar Skoring


a. Kanker ( Metastis / Rekuren ) 0
b. PPOK lanjutan 0
c. Stroke dengan penurunan fungsional 0
>50%
d. Penyakit Ginjal Kronis 0
e. Penyakit Jantung Berat – i,e, CHF, 0
severe CAD, CM (LVF<25%)
f. HIV/AIDS 2

2. Penyakit Ko Morbiditas
a. Penyakit Hati Kronis 0
b. Penyakit Ginjal Moderat 0
c. PPOK Moderat 0
d. Gagal Jantung Kongestif 0
e. Kondisi/ Komplikasi lain 0

3. Status Fungsional Pasien Skoring


Menggunakan Status Perporma ECOG ( Eastern
Cooperatice Oncology Group)

Derajat Skala

0 Aktif penuh , dapat melakukan kegiatan tanpa 0


hambatan seperti sebelum ada penyakit.

1 Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi 0


dapat melakukan pekerjaan ringan seperti
pekerjaan rumah dan kantor yang ringan, rawat
jalan.

2 Rawat Jalan, dapat mengurus diri sendiri tetapi 0


tidak dapat melakukan semua aktifitas, lebih dari
50% jam bangun.

3 Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas, lebih 0


banyak waktunya ditempat tidur atau kursi roda
dengan waktu.
4 Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar 4
waktu ditempat tidur, kondisi berat atau cacat. ( Pasien tidak mampu untuk
beraktifitas dari berbaring
keposisi duduk sangat
lemah)
4. Kritria lain yang perlu dipertimbangkan pasien : Skoring
a. Tidak akan menjalani pengobatan 0
kuratif
b. Kondisi penyakit berat dan memilih 0
untuk tidak melanjutkan terapi
c. Nyeri tidak terbatas lebih dari 24 jam 1
( pasien merasakan nyeri
pada persendian saat
istirahat dan aktifitas dengan
skala nyeri 5-6 )

d. Memiliki keluhan yang tidak 1


terkontrol ( contoh ; mual dan muntah ( pasien muntah (-), mual
) (+), tenggorokan sakit dan
pusing )

e. Memiliki kondisi psikososial dan 0


spiritual yang perlu diperhatian
f. Sering berkunjung ke unit gawat 0
darurat/ dirawat dirumah sakit ( lebih
dari 1 kali/ bulan untuk diagnosis yang
sama )

g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis 0


yang sama dalam 30 hari
h. Memiliki lama perawatan tanpa 0
kemajuan yang bermakna
i. Lama rawat yang panjang di ICU 0
tanpa kemajuan
j. Memiliki prognosis yang jelek 0

Total Skor 8
( Hasil dari skrining paliatif
tersebut pasien
menunjukkan pasien harus
konsultasi kebagian paliatif
karena skor pasien >4 )
PETUNJUK SKORING : TOTAL SKOR = 0-2 Tidak perlu intervensi Paliatif
TOTAL SKOR = 3 Observasi
TOTAL SKOR = > 4 konsultasi ke bagian Paliatif
BAB IV

KESIMPULAN
Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa total skrining kebutuhan perawatan paliatif
pasien yaitu diangka 8, yang diartikan bahwa pasien dengan kasus HIV/AIDS diatas memerlukan
perawatan paliatif. Perawatan paliatif bertujuan memberikan kenyamanan pada pasien tanpa
menimbulkan kecemasan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawatan paliatif
dapat diberikan dengan melihat kebutuhan pasien secara holistic yang meliputi kebutuhan
biologis, psikologis, social, spiritual dan kultural.

SARAN
Kompetensi yang dibutuhkan oleh perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada ODHA
(Orang Dengan HIV/AIDS) meliputi ketrampilan komunikasi, bekerja dalam tim, perawatan
fisik dan ketrampilan intrapersonal.
DAFTAR PUSTAKA
Dapertemen kesehatan RI. 2007 . Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada orang dewasa
dan Remaja Edisi Kedua, Jakarta
Dinas kesehatan kota Bukittinggi 2016.Gambaran kasus HIV dan AIDS di Sumatra Barat
Sampai dengan 2016.
Dirjen. PP & PL. Kemenkes. RI. (2012). Laporan Kasus Hiv-Aids Di Indonesia Triwulan IV,
bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2011
Drew , W. Lawrence . 2001. HIV & AIDS Retrovirus. USA: The McGraw-Hill Companies.
Jakarta, Gramedia Muma, Richard D. (1997). HIV : Manual untuk tenaga kesehatan. Jakarta :
EGC
Nasronudin . 2007. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Mollekuler, Klinis dan Sosial. Surabaya
Pohan H.T .2009. Infeksi dibalik ancaman HIV . Jakarta. Farmacia Profil Kesehatan Sumatra
Barat 2017, Diakses dari http://id.kesehatan+sumbar pada 11 juni 2008 Kementerian Kesehatan
RI. 2011.
Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terap Antiretroviral. Jakarta KPA.
(2010). Pedoman Program Pencegahan HIV melalui Transmisi Seksual. Jakarta Yayasan Spiritia.
(2009). Dasar AIDS. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai