Anda di halaman 1dari 56

KASUS 6:

ARITMIA
10 JUNI 2021
IDENTITAS PASIEN

● Umur : 68 tahun
● Jenis kelamin :Perempuan
DISKUSI IDENTITAS
● Nama pasien
● Tempat, tanggal lahir pasien
● Agama pasien
● Pekerjaan pasien
● Alamat pasien
● Suku pasien
● Status pernikahan
● Status sosial dan ekonomi
● Dukungan keuangan
● Pendidikan terakhir pasien
● Tanggal dan jam masuk RS pasien
● Tanggal pemeriksaan pasien
ANAMNESA
● Dilakukan secara
Autoanamnesis terhadap pasien di Rumah Sakit

● Keluhan Utama
Nyeri dada bagian substernal selama 4 hari SMRS

● Keluhan Tambahan
Sesak napas yang memberat dan palpitasi
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang wanita 68 tahun dengan diabetes mellitus datang ke UGD dengan keluhan
nyeri dada substernal dan sesak napas yang memberat sejak 4 hari SMRS. Nyeri dada
⇐ maagalar
dirasakan konstan selama 2 jam terakhir dengan intensitas sedang, nonradiating,
nonpleuritic, dan nonpositional dan sesak napas tetap dirasakan saat sedang istirahat. → UAP / MCI

SO¥gpiÑ ptmaupiysan
-
-

Pasien mengaku mengalami palpitasi dengan gejala presinkop sehingga dirinya


+
sawit
menghentikan aktivitas selama beberapa menit untuk beristirahat. Pasien mengaku
kesulitan melakukan aktivitas dasar di sekitar rumah akibat keluhan yang ia rasakan. Pasien
tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelumnya. Pasien memiliki kebiasaan berkebun dan
berjalan 1-2 mil per hari. Tidak ada demam, edema pada ekstremitas bawah, ortopnea, atau
dispnea nokturnal paroksismal. → sesaknapassaattidur
Pasien juga menyangkal melakukan perjalanan jarak jauh, riwayat operasi maupun
keterbatasan bergerak dalam aktivitas sehari-hari. Pasien mengonsumsi obat hipoglikemik
oral dan ACE inhibitor. Riwayat keluarga pasien didapatkan mengidap diabetes, namun
tidak ada riwayat penyakit arteri koroner.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
● Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus hingga saat ini
● Pasien menyangkal melakukan operasi baru-baru ini atau imobilisasi.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
● Riwayat keluarga diabetes mellitus
● Tidak ada riwayat penyakit arteri koroner
RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT

0
Pasien saat ini minum obat hipoglikemik oral dan ACE inhibitor.
OAH
RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL
● aktif yang berjalan 1-2 mil per hari dan berkebun
DISKUSI ANAMNESA
Nyeri dada
1. Berapa lama nyeri dada dirasakan?
2. Apakah nyeri timbul mendadak?
3. Apakah nyeri dirasakan terus menerus atau periode tertentu?
4. Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan? seperti tertekan, tertindih,
tertusuk atau rasa terbakar?
5. Apakah lokasi nyeri menetap atau menjalar? menjalarnya kemana?
6. Apakah ada faktor pencetus nyeri?
7. Apakah ada faktor yang memperberat nyeri?
8. Apakah ada posisi yang meringankan nyeri?
9. Apakah nyeri disertai gejala lain seperti sulit bernafas, mual, atau keringat
dingin?
10. Apakah nyeri dada sudah pernah diobati sebelumnya?
DISKUSI ANAMNESA
Sesak nafas
1. Berapa lama sesak nafas berlangsung?
2. Apakah sesak nafas muncul perlahan atau tiba-tiba?
3. Apakah sesak nafas dirasakan terus menerus atau timbul pada waktu
tertentu saja?
4. Apakah ada faktor pencetus sesak nafas?
5. Apakah sesak nafas dipengaruhi oleh posisi?
6. Seberapa sering sesak nafas muncul?
7. Apakah ada faktor yang meringankan sesak nafas?
8. Apakah ada faktor yang memperberat sesak nafas?
9. Apakah sesak nafas sampai mengganggu aktivitas sehari hari?
10. Apakah sesak nafas disertai keluhan lain?
11. Apakah sesak nafas sudah pernah diobati sebelumnya?
DISKUSI ANAMNESA
Pertanyaan tambahan:
1. Apakah ada riwayat hipertensi atau penyakit kardiovaskuler sebelumnya?
2. Apakah pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak? atau makanan yang
terlalu asin?
3. Apakah pasien memiliki riwayat asma atau riwayat trauma pada dada sebelumnya?
4. Apakah di keluarga ada riwayat asma?
5. Apakah pasien pernah mengalami reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan
dan lingkungan tertentu?
6. Apakah di keluarga ada yang merasakan gejala yang sama dengan pasien saat ini?
7. Apakah pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok?
apaleah adakeluhan Nama

=/ teratv
8. Apakah ada riwayat konsumsi alkohol? 1=1 ?
pas Kecil bike olahrgn
-

9. Apakah pasien rutin olahraga?


riwgatgianosis ?

10. Apakah ada batuk? kapan, malam hari atau dini hari?
nwgat tablet tggorohan

11. Apakah perut terasa kembung atau begah? metahuman ?


hwagat

12. Apakah ada peningkatan atau penurunan berat badan?


13. Apakah ada pembengkakkan pada kaki?
STATUS GENERALIS
Keadaan umum Tampak tenang, terjaga dan waspada

Kesadaran Composmentis

Tekanan Darah 138/76 mmHg

Nadi 95x/menit

Pernapasan 30x/menit

Saturasi Oksigen 82%


PEMERIKSAAN FISIK

Leher
ventrihel da )
- JVP melebar 8-10 cm → petrol .
Canan

Paru-paru
- Tampak takipnea
- Ronki samar bilateral
Jantung
- BJ 1 dan 2 tidak teratur r

y
Ekstremitas
teratvr
- Teraba dingin #

- Nadi distal normal


' Penton,

↳ d-aural
DISKUSI PF
1. Apakah nadi pasien teratur atau tidak?
2. Apakah nafas pasien reguler atau tidak?
3. Berapa suhu pasien?
4. Berapa berat badan, tinggi badan dan IMT pasien ?
5. Bagaimana aspek kejiwaan pasien?
6. Bagaimana hasil pemeriksaan KGB pada pasien ?
7. Bagaimana hasil pemeriksaan mata pada pasien ?
8. Bagaimana hasil pemeriksaan telinga pada pasien ?
9. Bagaimana hasil pemeriksaan hidung pada pasien ?
10. Bagaimana hasil pemeriksaan abdomen pada pasien ? apakah ada pembesaran hati?
11. Bagaimana hasil pemeriksaan kulit pada pasien ?
12. Bagaimana hasil pemeriksaan neurologis pada pasien ?
13. Bagaimana hasil pemeriksaan dada pada pasien ?
14. Bagaimana hasil pemeriksaan pembuluh darah pada pasien ?
EKG
● Irama : Irregular
-100 ✗
50
● HR : 95 kali/menit
-

● Axis :axis
nomro
+ Lead
4
I dan AVF
ada denari §
(
● Gel. P : 0,08
● Gel QRS : 0,08
● PR interval : 0,16
● Kesan : AV blok II
RESUME
Seorang wanita 68 tahun dengan diabetes mellitus datang ke UGD dengan keluhan
nyeri dada substernal dan sesak napas yang memberat sejak 4 hari SMRS. Nyeri dada
dirasakan konstan selama 2 jam terakhir dengan intensitas sedang, nonradiating,
nonpleuritic, dan nonpositional dan sesak napas tetap dirasakan saat sedang istirahat.
Pasien mengaku mengalami palpitasi dengan gejala presinkop sehingga kesulitan
melakukan aktivitas dasar di sekitar rumah. Pasien mengonsumsi obat hipoglikemik oral
dan ACE inhibitor. Riwayat keluarga pasien didapatkan mengidap diabetes, namun tidak ada
riwayat penyakit arteri koroner.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipertensi, takipnea, saturasi oksigen menurun,
peningkatan JVP, auskultasi jantung terdengar S1 dan S2 irregular dan ekstremitas teraba
dingin. Pada EKG didapatkan AV Blok II.
MASALAH

01 : Unstable Angina Pectoris


02: Atrioventrikular blok derajat II tipe 2
03: Gagal Jantung Akut
MASALAH 1: Unstable Angina Pectoris
ANAMNESIS
● Nyeri dada substernal
● Dispnea progresif
● Gejala dirasakan saat sedang aktivitas maupun istirahat
● Nyeri dada konstan selama 2 jam terakhir
● Presinkop
● Terdapat riwayat DM

PEMERIKSAAN FISIK
● BJ 1 dan 2 tidak teratur
● Akral dingin
● takipnea (30x/menit)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
● EKG abnormal -> irama irregular, terdapat
←- ST depresi pada lead II
↳ stelevasi * aoa
MASALAH 1: Unstable Angina Pectoris
DIAGNOSIS BANDING
● Angina pektoris stabil
● STEMI
● NSTEMI
RENCANA DIAGNOSIS
● EKG
● pemeriksaan biokimia marka jantung: Troponin I/T atau CK-MB
● foto polos dada
RENCANA TERAPI
● oksigen 2-4 L/menit dengan nasal kanul
● aspirin 16-320 mg
● nitroglisserin spray/tablet sublingua
RENCANA EDUKASI
● melakukan pola hidup sehat seperti olahraga, makan makanan sehat
● minum obat diabetes secara teratur
● hindari stress
● rutin kontrol ke dokter
MASALAH 1: Unstable Angina Pectoris
KOMPLIKASI
● infark miokard
● stroke
● kematian syokkardiogenih
no

PROGNOSIS
Secara keseluruhan, sekitar 30% pasien dengan angina tidak stabil mengalami infark miokard
dalam waktu 3 bulan setelah onset; kematian mendadak lebih jarang terjadi. Perubahan EKG yang
ditandai dengan nyeri dada menunjukkan risiko MI berikutnya atau kematian yang lebih tinggi.
rtoiko
MASALAH 2: Atrioventrikular blok
derajat II tipe 2
ANAMNESIS
- Gejala presinkop

PEMERIKSAAN FISIK (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- PR interval tidak memanjang
- Gelombang P hilang setelah 5 gelombang

DIAGNOSIS BANDING
- Atrioventrikular blok derajat II tipe 1
- Atrioventrikular blok derajat I
- Atrioventrikular blok derajat III semuajelek

MASALAH 2: Atrioventrikular blok
derajat II tipe 2
RENCANA DIAGNOSIS
- Laboratorium darah ( hematologi rutin, fungsi ginjal, elektrolit lengkap)
- Foto rontgen toraks
- Ekokardiografi

RENCANA TERAPI
tawuaroi ←
- Atropin: 0,5-1 mg, diulangi sampai 2 mg. → IV bolus petah petah
-

tensei
a- - Isoprenalin: bolus 20-40 µg i.v. infus 0,5 µg/menit dari 2 mg/100 mL saline normal
- Alat pacu jantung

RENCANA EDUKASI
- Edukasi mengenali tanda dan gejala secara mandiri
- Edukasi tindakan yang harus dilakukan: evaluasi keadaan klinis, ada gangguan
hemodinamik atau tidak dan cara penanganannya
- Edukasi tindakan / terapi definitif
MASALAH 2: Atrioventrikular blok
derajat II tipe 2
KOMPLIKASI
Blok AV derajat II jarang menimbulkan gejala, namun Mobitz tipe II bisa berprogresi
menjadi blok AV derajat III.

PROGNOSIS
Prognosis untuk Mobitz tipe II bervariasi berdasarkan penyebab ritme. Pasien
memerlukan alat pacu jantung implan untuk menghindari komplikasi blok AV Mobitz
tipe II seperti penurunan curah jantung, bradikardia simtomatik, dan henti jantung
mendadak.
MASALAH 3: Gagal Jantung Akut
ANAMNESIS
● Sesak napas saat istirahat
● Toleransi aktivitas berkurang, cepat lelah
● Palpitasi
● Presinkop
PEMERIKSAAN FISIK lkñtera Framingham mayor minor )
a

● Hipertensi → 138/76 mmHg


● Takipnea → 30x/menit
● Saturasi oksigen menurun → 82%
● Ronkhi paru bilateral
● JVP meningkat → 8-10 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● EKG abnormal → AV blok derajat 2: Mobitz type II
DIAGNOSIS BANDING
● Gagal jantung kronik dekompensasi
-

● Edem paru
● gagal jantung hipertensif
● Sindrom Koroner Akut
MASALAH 3: Gagal Jantung Akut
RENCANA DIAGNOSIS
● EKG
● Foto thorax
● Ekokardiografi
● B-type Natriuretic Peptide (BNP) /NT-pro BNP
● Lab → darah perifer lengkap, elektrolit, kreatinin, GFR, glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis
RENCANA TERAPI
1) Farmakologis → sesuai dengan keadaan pasien (stabil/serangan akut)
● Terapi oksigen → O2 nasal 2-4 L/menit
● Diuretik → furosemide 20-40 mg
● Vasodilator → nitrogliserin IV 5 mg/menit bila tekanan darah sistolik >110 mmHg
● ACE-inhibitor → Captopril 3x6,25 mg (bila fase akut telah teratasi)
● B-blocker → Bisoprolol 1x1,25 mg
● Antagonis aldosteron → Spironolakton 1x25 mg
● ARB → Candesartan 1x4-8 mg; Valsartan 2x40 mg
1) Non-farmakologis
● Tirah baring
● Identifikasi etiologi → Coronary syndrome/Hipertensi emergensi/Aritmia/Mekanis/Emboli paru
● pemantauan BB tiap hari → bila obesitas harus diturunkan
● Pemantauan status nutris
● Latihan fisik
MASALAH 3: Gagal Jantung Akut
RENCANA EDUKASI
● melakukan pola hidup sehat seperti olahraga, makan makanan sehat. tidak merokok
● mengontrol berat badan
● rutin kontrol ke dokter
KOMPLIKASI
● edem paru akut dan gagal napas
● aritmia (fibrilasi atrium)
● stroke dan tromboemboli
● syok kardiogenik
PROGNOSIS
● angka mortalitas dalam 5 tahun setelah diagnosis → 45-60% (pada laki-laki lebih buruk
dibandingkan perempuan)
● jika gejala berat (NYHA kelas III atau IV) → survival rate 1 tahun = 40%
On the basis of the ECG findings,
What is the diagnosis?

a. first-degree atrioventricular block


b. atrial fibrillation
c. Mobitz type I (Wenckebach) atrioventricular block
d. Mobitz type II atrioventricular block
e. Third-degree atriventricular block
TINJAUAN PUSTAKA
ARITMIA
DEFINISI ARITMIA

aritmia adalah variasi irama jantung diluar irama jantung normal yang
kelainannya mengenai kecepatan, keteraturan, tempat asal impuls atau
urutan aktivasi impuls.
istilah ini mencakup irama regular atau irrregular yang abnormal serta
tidak adannya irama.

Irama jantung normal → irama yang berasal dari nodus SA, yang datang secara teratur dengan
frekuensi 60-100x/menit dan dengan hantaran tak mengalami hambatan pada tingkat manapun
EPIDEMIOLOGI ARITMIA
Di Indonesia epidemiologi aritmia tidak berbeda jauh dengan negara lain. Fibrilasi
atrium (FA) merupakan aritmia yang paling sering didapatkan di klinik. Prevalensi FA 1-2%
dan akan terus meningkat dalam 50 tahun mendatang. Framingham Heart Study yang
melibatkan 5209 subjek penelitian sehat mendapatkan bahwa dalam waktu 20 tahun,
angka kejadian FA adalah 2.1% pada laki-laki dan 1.7% pada perempuan.
Angka kejadian aritmia akan meningkat dengan bertambahnya usia. Diperkirakan
populasi geriatrik (lansia) akan mencapai 11.39% di Indonesia atau 28 juta orang di
Indonesia pada tahun 2020. Makin bertambah usia, presentase kejadian aritmia makin
meningkat, yaitu 70% pada usia 65-85 tahun dan 84% diatas 85 tahun.
Aritmia jantung menjadi salah satu penyebab kematian dalam penyakit kardiovaskular
dan saat ini banyak dilakukan penelitian baik dari segi penanganan maupun deteksi sedini
mungkin aritmia jantung.
KLASIFIKASI ARITMIA
Berdasarkan Mekanisme

● Takiaritmia : bentuk takikardia nonsustained (berlangsung <30 detik) dan sustained


(berlangsung >30 detik) yang berasal dari fokus miokardium. Takikardia adalah irama
yang menghasilkan kecepatan ventrikel >100 denyut/menit
● Bradiaritmia : seluruh gangguan pada irama jantung yang lambat secara abnormal atau
denyut jantung di bawah 60 x/menit.

Berdasarkan Letak Aritmia

● Supraventrikular aritmia : yang termasuk adalah


- Sinus tachyarrhytmia (sinus tachycardia fisiologis, inappropriatesinus tachycardia,
sindrome takikardia ortostatik postural, sinus node re-entry tachycardia (SNRT)
- Atrioventricular Nodal Reciprocating Tachycardia (AVNRT)
KLASIFIKASI ARITMIA
Berdasarkan Letak Aritmia
● Supraventrikular aritmia : yang termasuk adalah
- Focal dan nonparoxysmal junctional tachycardia (focal junctional tachycardia,
nonparoxymal junctional tachycardia)
- Atrioventricular reciprocating tachycardia
- Focal atrial tachycardia
● Ventrikular aritmia
- Nonsustained VT
- Sustained VT
- Bundel-brach re-entrant tachycardia
- Bidirectional VT
- Torsades de pointes
- Ventricular flutter
- Ventricular fibrillation
ETIOLOGI ARITMIA
● Vaskular ● Idiopatik/iatrogenik
- sindrom koroner akut → takikardia dari - obat non-kardiak → kuinidin,
ventrikel antidepresan TCA, fenotiazin
● Infeksi - obat kardiak/anti-aritmia →
- penyakit jantung rematik amiodarone, sotalol, prokainamid
- endokarditis infektif ● Neoplastik
● Trauma/toksik - proses penyebaran neoplastik
- trauma pasca operasi - pengobatan kanker
- intoksikasi zat tertentu ● Kongenital
● Autoimun - gen SCN5A → sindrom QT panjang
- SLE ● Degeneratif
- Artritis reumatoid - usia → atrial fibrilasi >>
- autoimun pada tiroid
● Metabolik → paling sering
- DM tipe II
- gangguan elektrolit
PATOFISIOLOGI ARITMIA
MANIFESTASI KLINIS ARITMIA
Gejala-gejala aritmia jantung sangat bervariasi seperti :

● berdebar-debar (palpitasi)
● nyeri dada saat beraktivitas
● sesak nafas
● mudah lelah
● sinkop bahkan sampai dengan gejala tromboemboli
DIAGNOSIS ARITMIA
BRADIARITMIA

ANAMNESIS

● Gejala : pusing, lelah, exertional dyspnea, perburukan gagal jantung, lightheadedness (presinkop),
atau pingsan/sinkop
● Sindrom nervus vagus : episode vasovagal, muntah
● Penyakit komorbid : penyakit jantung koroner, iskemik atau infark miokard, tumor intrakranial,
tumor servikal dan mediastinum, peningkatan tekanan intrakranial, hipoksia berat, dll
● Riwayat penyakit infeksi
● Pasca bedah jantung dengan trauma pada sinus node

PEMERIKSAAN FISIK

● Tekanan darah, nadi : dapat ditemukan bradikardia, takikardia (pada bradycardia-tachycardia


syndrome)
DIAGNOSIS ARITMIA
BRADIARITMIA

PEMERIKSAAN FISIK

● Tekanan darah, nadi : dapat ditemukan bradikardia, takikardia (pada bradycardia-tachycardia


syndrome)
● Stimulasi sinus karotis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

● EKG 12 sadapan
● Ambulatory monitoring
● Tilt table testing : untuk menyingkirkan diagnosis sinkop neurokardiogenik
● Sulphate Atropine test
● Ekokardiografi
● Exercise testing
DIAGNOSIS ARITMIA
Interpretasi EKG pada bradiaritmia

SND

Sinus bradikardia Laju denyut nadi <60 x/menit, hilangnya aktivitas


sinus mendadak (gelombang P tidak ada), kontur
gelombang P normal dan terjadi sebelum kompleks
QRS, biasanya dengan interval RR konstan >120
milidetik (ms). Terkadang bersamaan dengan sinus
aritmia

SA block derajat II tipe I Interval PP


☒ memendek secara progresif setelah jeda

/ pause, dan siklus berulang PR interval Makin lama makeñpgg

SA block derajat II tipe II Gelombang P menghilang tiba-tiba, dan jeda


sepanjang kelipatan interval PP
DIAGNOSIS ARITMIA
Interpretasi EKG pada bradiaritmia

SND

SA block derajat III Gelombang P sinus menghilang seluruhnya

Sinus arrest Jeda gelombang P yang hilang bukan merupakan


kelipatan dari interval PP

Bradycardia-tachycardia syndrome Sinus bradikardia dan atrial takiaritmia muncul


bergantian (alternating). Dapat juga muncul atrial
takikardia, atrial flutter, fibrilasi atrial

Blok atrioventrikular (AV block)

Derajat I Interval PR >200 ms, semua impuls atrium


terkonduksi (1:1)
DIAGNOSIS ARITMIA
Interpretasi EKG pada bradiaritmia

Blok atrioventrikular (AV block)

Derajat II Mobitz tipe I Peningkatan PR progresif hingga tidak ada konduksi


impuls (“grouped beating”), peningkatan interval RR,
durasi jeda <2x yang mendahului interval RR

Derajat II Mobitz tipe II Blok impuls sesekali atau berulang dengan interval
PR konsisten

Derajat III (blok total) Tidak ada konduksi AV


DIAGNOSIS ARITMIA
TAKIARITMIA

ANAMNESIS

● Palpitasi, melambatnya nadi / pusing akibat denyut prematur, dengan takiaritmia cepat dapat
terjadi gangguan hemodinamik seperti pusing atau pingsan akibat penurunan curah jantung / sulit
bernafas
● Terkadang dapat terjadi rasa tidak nyaman pada dada yang menyerupai gejala iskemi miokard
● Perlu ditanyakan riwayat konsumsi obat-obatan stimulan (kafein, alkohol, nikotin) ; komponen
yang diresepkan (salbutamol, aminofilin, atropine, katekolamin) ; terapi antikanker (doxorubicin) ;
obat adiktif (amfetamin, kokain, kanabis, “ecstasy”)

PEMERIKSAAN FISIK

● Maneuver fisik saat takikardia


● Stimulasi sinus karotis
DIAGNOSIS ARITMIA
TAKIARITMIA

PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Laboratorium (sesuai indikasi) : tes fungsi tiroid, elektrolit, urinalisis untuk obat ilisit
● EKG 12 sadapan untuk mengonfirmasi aritmia
● Holter monitoring selama 24 jam sebaiknya dipertimbangkan pada pasien dengan gejala harian
● Rawat inap dan pemeriksaan elektrofisiologis pada pasien dengan penyakit jantung struktural dan
sinkop yang dicurigai takikardia ventrikel dengan pertimbangan kuat alat implantable
cardioverter/ defibrillator (ICD)
● Penilaian ukuran dan fungsi ventrikel kiri dan kanan dengan ekokardiografi pada pasien takikardia
ventrikel
DIAGNOSIS BANDING ARITMIA
BRADIARITMIA

● Sinus bradikardia fungsional


● Peningkatan rangsang vagal
● Kondisi gastrointestinal dan neurologis
● Sinkop neurokardiogenik
● Hipersensitivitas sinus karotis (carotid sinus syndrome / collar syndrome)
● Penyakit jantung kongenital

TAKIARITMIA
● Hipertiroidisme
● Tirotoksikosis
● Sindrom Wolff-Parkinson-White
● Sindrome long QT
TATALAKSANA
BRADIARITMIA
● Apabila tanpa gejala (asimptomatik): terapi tidak diperlukan.
● Manajemen SND dan blok AV derajat II dan III: atropine 1 mg IV atau isoproterenol 1-2𝜇g/menit
infusan, pacu jantung sementara mungkin dibutuhkan.
● Sinus bradikardia: apabila curah jantung tidak cukup atau bila aritmia berkaitan dengan laju
denyut jantung pelan, berikan atropine 0,5 mg IV sebagai dosis inisial, dapat diulang bila perlu.
Pada episode sinus bradikardia simtomatik yang lebih dari sesaat atau rekuren (mis. saat
infark miokard), pacu jantung sementara melalui elektroda transvena dapat dilakukan. Pada
sinus bradikardia kronis, pacu jantung permanen mungkin dibutuhkan bila ada gejala.
● Sinus aritmia: terapi biasanya tidak diperlukan. Meningkatkan laju denyut jantung dengan
olahraga atau obat-obatan umumnya menghilangkan sinus aritmia.
● Blok AV: pacu jantung buatan sementara atau permanen. Eksklusi penyebab blok AV reversibel
berdasarkan kondisi hemodinamik pasien. Terapi farmakologis adjuvan seperti atropin atau
isoproterenol mungkin dibutuhkan bila blok berada di AV node.
(Alwi et al, 2017)
Algoritma
Tatalaksana
Bradiaritmia

Kalo
- pacemaker
D-
yaberhasil

(American Heart
Association , 2020)
TATALAKSANA
TAKIARITMIA
● Tatalaksana primer takikardia sinus yaitu identifikasi penyebab serta mengeliminasi atau
mengobatinya.
● Beta blocker dapat menjadi sangat berguna dan efektif pada takikardia sinus simptomatis
fisiologis yang dipicu oleh stres emosional, etiologi sinus takikardia ireversibel seperti
gagal jantung kongestif; dan tirotoksikosis
- simptomatis yang dikombinasikan dengan
carbimazole atau propylthiouracyl (PTU).
● Nondihydropyridine calcium-channel blockers, seperti dilitiazem atau verapamil, dapat
#
saran bermanfaat pada pasien tirotoksikosis simptomatis apabila beta biniu blocker
lambs dikontraindikasikan. ntfedip.in amlodipine
faWWÑ
→ take Kandi
bukan CLBDHP →

rrsbwnhospasme
,

to
Mia Chon DHP )
KI B blocker →

alternant : dilitiazan , verapramie

(Alwi et al, 2017)


TATALAKSANA SVT
Ritme Terapi akut Terapi jangka panjang
heenodiuacnih
Tidak stabil Kardioversi per ACLS -

Takikardia sinus Terapi stressor pencetus timid


-
non DHP
714
Takikardia atrium 𝛽-blocker, CCB, atau @
amiodaron 𝛽-blocker atau CCB, dengan atau tanpa antiaritmia, RFA

AVNRT atau Maneuver vagal, adenosine, AVNRT: RFA, CCB atau 𝛽-blocker dengan/tanpa
AVRT CCB atau 𝛽-blocker antiaritmia
von DHP

NPJT CCB, 𝛽-blocker, amiodaron Terapi penyakit primer


non PHP
Fibrilasi atrium 𝛽-blocker, CCB, digoxin, AAD 𝛽-blocker atau CCB
has DHP

Fluter atrium 𝛽-blocker, CCB, digoxin, AAD RFA 𝛽-blocker atau CCB, dengan/tanpa antiaritmia
non DHP
von DHP
Takikardia atrium CCB atau 𝛽-blocker bila Terapi penyakit primer, ablasi AV node + pacu jantung
multifokal ditoleransi permanen
CCB bias a → binin taheharoi (Alwi et al, 2017)
TATALAKSANA

(Alwi et al, 2017)


Algoritma
Tatalaksana
Takiaritmia
stunt → Obata
✓ Wet QRS injehsi
heuvodinamih
\
① Stint

tops
6bar
bordioveni duh
of File
keventswbr
Tawharoi

1
adenosine

(American Heart
Association , 2020)
KOMPLIKASI
● Bradiaritmia: Pacemaker syndrome, takikardia terkait pacu jantung
● Takiaritmia: Tromboemboli, gagal jantung, kematian mendadak, atrial flutter
dengan laju irama ventrikel yang cepat bila tidak dapat terkontrol dapat
menyebabkan kardiomiopati akibat takikardia persisten. Fibrilasi atrial dikatakan
memiliki peran sedikitnya 15-20% dari seluruh angka kejadian stroke.

Tabel. Risiko Terjadinya Stroke pada Pasien FA Menurut Skor CHA2DS2-VASc

Faktor risiko Mayor Faktor risiko “Non-Mayor”

Riwayat stroke, TIA atau systemic Gagal jantung (moderate-severe systolic


embolism dysfunction), LV EF ≤ 40%
Usia ≥ 75 tahun Hipertensi - DM
Wanita, usia 65-74 tahun
(Setiati et al,
Penyakit vaskular
2017)
PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari jenis, etiologi, dan komorbiditas dari aritmia. Umumnya aritmia
atrial dan bradiaritmia memiliki tingkat prognosis baik. Takiaritmia ventrikel memiliki
prognosis buruk dengan VF sebagai prognosis terburuk. Apabila pasien aritmia juga memiliki
penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, dan kelainan otot jantung lainnya,
prognosis aritmia menjadi lebih buruk.
PENCEGAHAN
- Menghindari dan mengurangi stres.
- Hindari terlalu banyak mengonsumsi fast food atau junk food, makanan berlemak,
atau gorengan. Mulai mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
- Menghindari konsumsi alkohol dan minuman yang mengandung kafein seperti kopi.
- Menjaga berat badan ideal.
- Menghindari rokok.
- Berolahraga secara teratur minimal 30 menit setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
● Alwi,I., Salim, S., Hidayat, R., Kurniawan, J., Tahapary, D.L. 2017. Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit
Dalam Panduan Praktik Klinis. Jakarta: InternaPublishing.
● American Heart Association. 2020. Adult Bradycardia Algorithm [Internet]. Tersedia:
<https://cpr.heart.org/-/media/cpr-files/cpr-guidelines-
files/algorithms/algorithmacls_bradycardia_200612.pdf> [Diakses 9 Juni 2021].
● American Heart Association. 2020. Adult Tachycardia With a Pulse Algorithm [Internet]. Tersedia:
<https://cpr.heart.org/-/media/cpr-files/cpr-guidelines-
files/algorithms/algorithmacls_tachycardia_200612.pdf> [Diakses 9 Juni 2021].
● Aryu W, Sudoyo BS, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (6th ed).
Jakarta: Interna Publishing
● Antzelevitch ,C. , Burashnikov ,A. 2012.Overview of Basic Mechanisms of Cardiac Arrhythmia.NCB
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3164530/)
● Jameson JL, Fauci As, Kasper DL, Hauser DL, Longo DL, Loscalzo J, penyunting. Harrison’s principles of
Internal Medicine. edisi 20. New York: McGraw-Hill.
● Kalangi, Cathleen S., Jim, Edmond L., Joseph, Victor F. F., 2016. Gambaran Aritmia Pada Pasien Penyakit
Jantung Koroner di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2015 - 31 Desember 2015. Jurnal e-
Clinic. Tersedia <https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/14556> [Diakses 9 Juni 2021]
DAFTAR PUSTAKA
● Mann DL, Chakinala M. 2018. Heart Failure: pathophysiology and diagnosis. Dalam: Jameson JL, Fauci As,
Kasper DL, Hauser DL, Longo DL, Loscalzo J, penyunting. Harrison’s principles of Internal Medicine. edisi 20.
New York: McGraw-Hill.
● Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular. 2018. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi III
● Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktis Klinis (PPK) dan Clinical
Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Edisi Pertama. Jakarta : Centra Communications
● Ranya & Arif. 2020. Unstable Angina. Available at
https://www.msdmanuals.com/professional/cardiovascular-disorders/coronary-artery-disease/unstable-
angina
● Sebayang, Abed Nego Okthara. 2018. Potensi Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan dalam Deteksi Dini Aritmia
Jantung. <https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/article/view/172/111> [Diakses 9 Juni 2021]
● Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W., Simadibrata K, M., Setiyohadi, B., Syam, A.F. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.
● Siswanto BB, et al. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Jakarta: Perhimpunan Spesialis
Kardiovaskular Indonesia.
● Yuniadi, Yoga. 2017. Mengatasi Aritmia, Mencegah Kematian Mendadak. eJournal Kedokteran Indonesia
<http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/view/8192/pdf> [Diakses 9 Juni 2021]
Thank
You
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai