07 - Sumarnoi-BE1R
07 - Sumarnoi-BE1R
BIOEKIVALENSI
(Ritschel, 1992)
PERBEDAAN
Jumlah obat terabsorpsi
Mula kerja obat
Intensitas
Lama kerjA
PERBEDAAN PEMILIHAN
Efficacy PRODUK
Quality YANG EKIVALEN
Safety
2. Jaminan efficacy, quality dan safety
Guideline
WHO, FDA, ASEAN,
EMEA, BPOM
GMP Efficacy
Uji
BABE
Produ Pemasara
k obat Safety
Registrasi
n
Uji
Pre Klinik Quality
KAPAN UJI BIOAVAILABILITAS/BIOEKIVALENSI ?
Phase 1
20-100 FDA Approval drug
volunteers
Phase 2
100-500
volunteers Phase 3
1000-5000
NCE volunteers
250 5
10.000 compds 1
compds
Compds Drug
5 1,5 6 2 2
Years
(Modified from Burrill Report 2006)
EKIVALENSI TERAPEUTIK
Produk-produk obat yang mempunyai ekivalensi
farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik
dan pada dosis pemberian molar yang sama akan
menghasilkan efikasi klinik dan keamanan sebanding.
(Bahan aktif =, Efek =)
BIOEKIVALENSI PRODUK OBAT
EF atau AF yang mempunyai laju dan jumlah absorpsi
yang tidak berbeda makna bila diberikan pada zat aktif
sama, dosis yang sama dan kondisi percobaan yang
sama
STUDI BIOEKIVALENSI
- Studi komparasi bioavailabilitas relatif
- Dibandingkan dengan produk pembanding (reference)
- Umumnya adalah inovator yang telah diberi izin edar
- Penilaian dossier lengkap
- Membuktikan efikasi, mutu dan keamanan
REFERENCES
1. Shargel L., Applied Biopharmasetics & Pharmacokinetics, 5th
ed., 2005
2. Shargel L., Comprehensive Pharmacy Rev, 6th edition, 2007
3. Ritschel W.A. Handbook of Basic Pharmaco- kinetics, 4th ed.,
1992
4. BPOM, Pedoman Uji Bioekivalensi, 2004
5. ASEAN Guideline, 2005
6. FDA, Bioequivalence Guidance, 2002
7. Hauschke D, Bioequivalences Studies in Drug Development,
2007
KRITERIA UJI EKIVALENSI
A. UJI EKIVALENSI INVIVO
1. Produk obat oral lepas cepat yang bekerja secara sistemik
- Antituberkulosis - Antiangina
- Antiretroviral - Obat gagal jantung
- Antimalaria - Antiepilepsi
- Antibakteri - Antiasma
- Antihipertensi
b. Batas keamanan/indeks terapi sempit
- Digoksin - Fenitoin
- antiaritmia - Siklosporin
- antikoagulan - Sulfonilurea
- Obat - obat sitostatika - Teofilin
- Litium
c. Terbukti ada masalah bioavailabilitas
- Absorpsi bervariasi (risedronat, tetrasiklin)
- Eleminasi presistemik tinggi (felodipin, verapamil,
nitrat organik)
- Farmakokinetika non linear (difenilhidantoin)
- Sifat fisikokimia yang tidak menguntungkan
a. Tidak stabil (nifedipin)
b. Kelarutan rendah (steroid)
c. Permiabilitas rendah
d. Eksipien dan proses pembuatannya diketahui
mempengaruhi bioekivalensi
2. Produk non-oral dan non-parenteral yang didesain
untuk bekerja sistemik
- Transdermal (hormon)
- Supositoria (teofilin)
- Gel testosteron
- Permen karet nikotin
-Studi klinik
-Farmakodinamik
-Dermatofarmakokinetik komparatif
-In vitro
B. Produk obat yang cukup dilakukan uji ekivalensi
in vitro (uji disolusi terbanding)
a. Produk obat yang tidak nmemerlukan uji invivo
b. Produk obat copy yang hanya berbeda kekuatan
yang diproduksi oleh pabrik yang sama ditempat
produksi yang sama.
1. Komposisi kualitatifnya sama.
2. Rasio antara zat aktif dan zat-zat tambahannya sama,
atau untuk kadar zat aktif yang rendah (< 5%), rasio
antara zat-zat tambahannya sama.
3. Uji bioekivalensi telah dilakukan sedikitnya pada salah
satu kekuatan (biasanya kekuatan yang tertinggi,
kecuali untuk alasan keamanan dipilih kekuatan yang
lebih rendah).
4. Farmakokinetiknya linear pada kisaran dosis terapi.
c. Produk obat dengan perubahan kecil (minor)
d. Berdasarkan klasifikasi BCS (Biopharmaceutics
Classification System)
Kriteria :
1. BCS Class 1
2. Disolusi yang sangat cepat (lebih dari 85% pada 15
menit) pada 3 pH berbeda 1.2; 4.5; 6.8 dengan 75 rpm
(paddle) atau 100 rpm (basket) untuk senyawa dalam
BCS class III
3. Disolusi cepat (lebih dari 85% pada 30 menit) pada 3
pH berbeda 1.2; 4.5; 6.8 dengan 75 rpm (paddle) atau
100 rpm (basket) untuk senyawa dalam BCS class II dan
bersifat asam
METODE PENILAIAN BA/BE
Dose ln Dose
A. Farmakokinetika
1. Metode langsung
Kadar obat dalam darah
C. Clinical Trial
- ~ keamanan dan kemanjuran sediaan
- Digunakan hanya bila metoda analisa tidak ada
yang akurat
- Contoh : sediaan topikal (ketokonazol)
antifungi