Awal Daur Hidup Ikan
Awal Daur Hidup Ikan
1. PENDAHULUAN
alami, semi alami, maupun buatan. Pemijahan alami pada ikan berlangsung
merangsang ikan untuk berkembang biak. Pemijahan semi alami pada ikan
dengan pemijahan semi alami, namun dalam proses pemijahan diatur dan
adalah penggabungan antara inti sel telur dengan inti sperma sehingga
terus setiap waktu dan terjadi caluage, morulasi, lastulasi, gastrulasi, dan
berkisar 30-60%. Hal ini disebabkan karena telur ikan lele bersifat adhesive
adalah agar praktikan dapat mengetahui cara pemijahan secara buatan dan
Tujuan dari praktikum Biologi Perikanan meteri Awal Daur Hidup adalah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Silaroidae
Family : Clariidae
Genus : Clarias
(Google image,2013)
Ikan lele yang digunakan berukuran panjang 12,08±0,57 cm. ikan lele
diberi pakan 2 kali sehari. Pakan yang digunakan pakan komersil yang
arborescent organ berbentuk seperti bunga karang. Alat genital dekat anus
tampak sebagai tonjolan. Pada ikan lele jantan tonjolan berbentuk lancip
jantan yaitu:
I. Tidak matang
kemerahan
III. Pematangan
IV. Matang
V. Mijah
yaitu :
I. Tidak Matang
III. Pematangan
IV. Matang
V. Mijah
Warna gonad hampir sama dengan tkg iv, gonadlebih pendek dan
berjumlah 300 ekor dengan rincian pengamatan TKG untuk ikan jantan
(22%), sedangkan TKG dengan jumlah yang paling sedikit terdapat pada
tkg tingkat vii (2%), menunjukkan ikan yang tertangkap sebagian besar
dalam keadaan belum matang gonad sedangkan ikan pada ikan kuniran
berikutnya adalah tkg iv sebesar 22,52%, tkg ii sebesar 16,22%, tkg iii
sebesar 14,41%, tkg v sebesar 13,51%, tkg vii sebesar 5,41%, dan tkg
spesies ikan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
meliputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan
jantan. Pada umumnya ikan-ikan di perairan alami akan memijah pada awal
musim hujan atau pada akhir musim hujan, karena pada saat itu akan terjadi
suatu perubahan lingkungan atau kondisi perairan yang dapat merangsang
dua faktor yang mempengaruhi waktu ikan pertama kali matang gonad yaitu
faktor dalam dan luar. Faktor dalam yang berpengaruh adalah perbedaan
spesies, umur, ukuran, serta silat fisiologis ikan seperti kemampuan adaptasi
lingkungan seperti fotoperiode, suhu, aktivitas makan, dan faktor lain yang
al., 2008).
tidak, dapat mengimbas ikan tawes untuk memijah. Feromon dari induk
jantan direspon oleh saraf yang terletak di sisi saraf olfaktori pada induk
1:1 dan dilakukan secara intraperitoneal pada dosis 0,1 mu ekor atau setara
ulang (boostet) dengan antingen dan dosis yang sama seperti pada saat
teknik elisa, maka dilakukan injeksi terakhir dengan antigen serupa tanpa
penambahan ifa dan diberikan secara intra venapada dosis 0,2 muekor.
Empat hari kemudian dari saat penyuntikan terakhir, dilakukan pemfusian sel
semi alami, maupun buatan. Pemijahan alami pada ikan berlangsung alami
ikan untuk berkembang biak. Pemijahan semi alami pada ikan terjadi setelah
(abdomen) induk lobster air tawar betina dengan warna telur yang semakin
tua. selanjutnya induk lobster air tawar betina akan mengerami telur yang
selanjutnya larva lobster air tawar red claw akan tetap menempel pada
tubuh (abdomen) induk lobster air tawar betina selama kurang lebih 1-2
(Muktiani, 2011).
Pemijahan ikan dapat berjalan secara alami, semi alami, dan buatan.
berkembang biak. Pemijahan semi alami pada ikan terjadi setelah adanya
2010).
sitoplasma.
Ikan tergolong hewan yang mempunyai jenis telur tersebut. Protoplasma dari
yang terdapat pada kutub anima. Telur ikan ovipar yang belum dibuahi,
bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau
chorion. Pada chorion ini terdapat sebuah mikropil yaitu suatu lubang kecil
Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak ada ruang
sebelah telur bagian atas yang dinamakan kutub anima, sedangkan bagian
kutub yang berlawanan terdapat banyak kuning telur yang dinamakan kutub
vegetatif. Kuning telur yang ada di bagian tengah keadaannya lebih pekat
daripada kuning telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya
dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau khorion. Di bawah
semuanya menempel satu sama lain dan tidak terdapat ruang diantaranya.
dan mempunyai struktur yang komplek dan terdiri dari empat lapisan yang
Perkembangan larva terdiri dari dua tahap yaitu prolarva dan post
larva. Prolarva adalah larva yang masih mempunyai kuning telur dan tubuh
transparan. Post larva adalah larva yang kuning telurnya telah habis dan
fase yaitu; (l) fase yolk sack yaitu mulai dari menetas hingga kuning telur
habis, (2) fase prefleksion yaitu dimulai dari kuning telur habis terserap
sampai terbentuk spin, (3) fase fleksion yaitu dimulai dari terbentuknya spin,
calon sirip ekor, perut dan punggug sampai hilangnya spina, (4) fase pasca
fleksion yaitu dimulai dari hilang atau tereduksinya spina sampai menjadi
akan berlangsung terus menerus setiap waktu dan terjadi proses cartuage,
ikan
5. Dessecting set : untuk membedah ikan
6. Kolam : untuk media hidup ikan
7. Serbet : untuk mengondisikankan ikan agar tidak stres
8. Kamera digital : untuk alat dokumentasi
9. Aerator : untuk menyalurkan udara ke aquarium
10. Thermometer : untuk mengukur suhu air
11. Mikroskop : untuk mengamati perkembangan telur ikan
12. Heater aquarium : untuk mengukur suhu dalam aquarium
13. Objek glass : untuk wadah objek yang diamati
14. Pipet tetes 1 ml : untuk mengambil telur saat pengamatan
15. Saringan teh : untuk wadah telur yang telah dibuahi
16. Pisau : untuk memotong kepala ikan lele
17. Inkubator : untuk mengingkubasi telur
18. Baskom : untuk wadah ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus)
telur
5. Alkohol 70% : untuk mengawetkan telur
6. Tissue : untuk membersihkan alat
7. Aquades : untuk media hidup ikan
8. Plastik hitam : untuk menutup permukaan wadah
3.3 Skema Kerja
sebelum disuntik
- ditimbang berat tubuh dengan timbangan analitik (ditimbang
sebagai WO)
- disuntik dengan spuit yang diberi larutan ovaprim + Na fisiologis
- disediakan wadah
- distripping
- didapatkan telur
- permukaan wadah ditutup dengan plastik hitam
Hasil
3.2.2 Proses Penyuntikan Induk Ikan Jantan dan Pengambilan Sperma
sebagai WO)
- disuntik dengan spuit yang berisi larutan ovaprim+NaFis (1:2)
secukupnya
- didapatkan sperma
Hasil
3.2.3 Proses pencampuran Telur dengan Sperma dan Penebaran Telur yang
pencampuran
- dibilas dengan aquades
- didapatkan telur yang sudah dibuahi
-
Telur yang dibuahi
embrio
- dihitung dengan rumus:
alat dan bahan. Alat yang digunakan yaitu disecting set untuk membedah
ikan, mangkok plastik untuk tempat telur dan sperma, nampan untuk alat
dan bahan, serbet untuk pengkondisian agar ikan tidak stress, kamera untuk
kolam untuk tempat ikan, timbangan analitik untuk menimbang ikan dengan
pipet tetes untuk mengambil telur dalam aquarium, saringan teh untuk
penyebaran telur saat heatching rate, pisau untuk memotong kepala ikan
untuk tempat hidup ikan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah induk
ikan lele jantan dan betina (Clarias gariepinus) sebagai objek yang diamati,
larutan fertilisasi untuk mengaktifkan sel sperma, air untuk mencuci alat
analitik dengan ketelitian 10-2 gram (Wg), disuntik dengan hormon ovaprim
dibersihkan dengan tissue yang telah dibasahi dengan alkohol 70% untuk
jarum spuit yang berisi larutan ovaprin + NaFis ke bagian dorsal lewat sirip
dorsal dengan kemiringa 450 dan ujung jarum yang runcing diletakkan di atas
agar penyuntikan lebih baik masuknya, jarum ditusukkan lalu ditarik sedikit
untuk memberi rongga pada tubuh ikan, lalu disuntikkan pada bagian kanan
kiri 0,45 ml, saat penyuntikan bagian yang telah disuntik diusap–usap
dengan tangan agar cairan yang telah telah disuntikkan tidak keluar lagi.
300
stripping) dengan rumus T .
Lalu disediakan mangkok untuk wadah telur ikan dan diletakkan pada
wadah orogenitalnya ikan betina. Perut ikan lele betina diurut pelan–pelan
perlahan menuju lubang orogenitalnya. Hal ini disebut stripping setelah itu,
untuk mengeluarkan telur yang sudah masak, telur dalam mangkok segera
ditutup dengan plastik hitam agar tidak terkena sinar matahari langsung
dengan ketelitian 10-2 gram. Proses penyuntikan hampir sama dengan ikan
lele betina yang membedakan adalah hormon ovaprin dan NaFis 1 : 2 dan
hormon ovaprim yang digunakan 0,3 ml/kg dan NaFis 0,6 ml.
diambil gonadnya dan diletakkan dengan tujuan menyerap darah dan sisa
mangkok plastik yang berisi NaFis lalu gonad dicacah agar sperma keluar,
larutan fertilisasi terdiri atas 3 komposisi yaitu, urea 3 gram, dan garam 4
telur dengan telur yang lainya. Kemudian dibuang larutan fertilisasi, dan
dibilas dengan aquadest sehingga didapatkan telur yang telah dibuahi lalu
dibilas dengan aquadest agar sisa sperma dan telur hilang, ciri-ciri telur yang
menggunakan bulu ayam kedalam akuarium pada saringan. Hal ini dilakukan
menit sekali selama 2 kali, selanjutnya 2 jam sekali hingga telur menetas.
Setiap pengamatan diambil 1-2 telur dan diambil menggunakan pipet dan
diletakkan di atas objek glass, dan diamati dibawah mikroskop dan gambar
hasilnya di form yang telah disediakan. Selama sampai menetas, jika ada
telur yang mati harus segera diambil, hal ini bertujuan agar telur yang hidup
tidak teracuni oleh telur–telur yang mati, setelah menetas semua lalu
hasil pengamatan fase perkembangan telur yang telah dibuahi. Pada awal
sel. Pada pengamatan pukul 09.45 WIB, suhu 28 0C didapatkan fase morula.
Pada pengamatan pukul 10.00 WIB, suhu 28 0C didapatkan fase morula. Pada
pengamatan pukul 12.30 WIB, suhu 280C didapatkan fase blastula. Pada
pengamatan pukul 14.30 WIB, suhu 280C didapatkan fase gastrula. Pada
pengamatan pukul 15.30 WIB, suhu 280C didapatkan fase gastrula. Pada
pengamatan pukul 17.30 WIB, suhu 280C didapatkan fase gastrula. Pada
pengamatan pukul 19.30 WIB, suhu 280C didapatkan fase gastrula. Pada
pengamatan pukul 21.30 WIB, suhu 280C didapatkan fase gastrula. Pada
Pada pengamatan pukul 01.30 WIB, suhu 28 0C didapatkan fase larva. Pada
(fertilisasi) adalah sebuah sel telur dibuahi oleh sperma yang membentuk
jumlah telur menetas ialah 321 butir telur, jumlah telur tebar 512 butir telur,
dan didapatkan hasil heatching rate sebesar 62,31%, pada kelompok 3 dan 4
didapatkan jumlah telur menetas ialah 106 butir telur, jumlah telur tebar 888
butir telur, dan didapatkan hasil heatching rate sebesar 13,5%, pada
kelompok 5 dan 6 didapatkan jumlah telur menetas ialah 230 butir telur,
jumlah telur tebar 840 butir telur, dan didapatkan hasil heatching rate
ialah 252 butir telur, jumlah telur tebar 1273 butir telur, dan didapatkan hasil
telur menetas ialah 242 butir telur, jumlah telur tebar 781 butir telur, dan
kelompok 13 dan 14 didapatkan jumlah telur menetas ialah 120 butir telur,
jumlah telur tebar 1451 butir telur, dan didapatkan hasil heatching ratee
ialah 191 butir telur, jumlah telur tebar 898 butir telur, dan didapatkan hasil
telur menetas ialah 94 butir telur, jumlah telur tebar 943 butir telur, dan
didapatkan jumlah telur menetas ialah 160 butir telur, jumlah telur tebar 870
butir telur, dan didapatkan hasil heatching rate sebesar 13,4%, pada
kelompok 21 dan 22 didapatkan jumlah telur menetas ialah 179 butir telur,
jumlah telur tebar 814 butir telur, dan didapatkan hasil heatching rate
ialah 66 butir telur, jumlah telur tebar 773 butir telur, dan didapatkan hasil
telur menetas ialah 90 butir telur, jumlah telur tebar 747 butir telur, dan
didapatkan jumlah telur menetas ialah 178 butir telur, jumlah telur tebar 760
kelompok 29 dan 30 didapatkan jumlah telur menetas ialah 158 butir telur,
jumlah telur tebar 616 butir telur, dan didapatkan hasil heatching rate
ialah 317 butir telur, jumlah telur tebar 681 butir telur, dan didapatkan hasil
telur menetas ialah 181 butir telur, jumlah telur tebar 513 butir telur, dan
didapatkan jumlah telur menetas ialah 63 butir telur, jumlah telur tebar 515
kelompok 37 dan 38 didapatkan jumlah telur menetas ialah 189 butir telur,
jumlah telur tebar 850 butir telur, dan didapatkan hasil heatching rate
sebesar 22,23%,pada kelompok 39 dan 40 didapatkan jumlah telur menetas
ialah 89 butir telur, jumlah telur tebar 601 butir telur, dan didapatkan hasil
kelompok 1 dan 2 yaitu nilai hatching rate ( HR ) 62,31%. Dan heatching rate
dengan istilah derajat hari yaitu hasil perairan dengan lama pengamatan.
adalah :
matang gonad
2. mengetahui teknik dan tempat penyuntikan yang tepat pada tubuh
ikan
3. mengetahui cara pemijahan buatan ikan
4. mengetahui bagian telur ikan dan perkembangannya
5. mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan ikan.
fekunditas yaitu jumlah telur yang akan dikeluarkan pada waktu memijah.
Dimana awal daur hidup berbanding lurus dengan fekunditas, semakin tinggi
nilai fekunditas maka semakin tinggi nilai daur hidup nilai awal daur hidup
maka semakin banyak pula telur yang dibuahi, dierami, menetas, dan
tidak langsung dapat diduga jumlah anak yang akan dihasilkan dan akan
menentukan pola jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan dengan
fekunditas.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Darwisito, M.Z., D.S, Sjafei., W. Manalu dan A.O, Sudrajat. 2008. Pemberian
Pakan Mengandung Vitamin E dan Minyak Ikan Pada Induk Memperbaiki
Kualitas Telur dan Larva Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal
Akuakultur Indonesia, 7(1): 1–10 (2008)( Hal 3)
Mukti, A.T. 2009. Pengaruh Suplementasi Madu dalam Pakan Induk Betina
Terhadap Persentase Jantan dan Betina, Pertumbuhan Dan
Kelangsungan Hidup Benih Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax
Quadricarinatus). Universitas Airlangga : Surabaya
Najmiyati, E. 2009. Skripsi: Induksi Ovulasi Dan Derajat Penetasan Telur Ikan
Hike (Labeobarbus Longipinnis) Dalam Penangkaran Menggunakan Gnrh
Analog. Institut Pertanian Bogor : Bogor
Saputra, S.W. 2009. Beberapa Aspek Biologi Ikan Kuniran (Upeneus Spp) di
Perairan Demak. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5. Universitas
Diponegoro : Semarang
Septiarin. 2012. Pengaruh Waktu Pemberian Probiotik yang Berbeda
Terhadap Respon Imun Non – Spesifik Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)
yang Diuji Tantang dengan Bakteri Aeromonas Salmonicida. Ejurnal
Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan
Zairin, M., R.K, Sari Dan M, Raswin. 2005. Pemijahan Ikan Tawes dengan
Sistem Imbas Menggunakan Ikan Mas sebagai Pemicu. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 4 (2): 103–108 (2005) (Hal 3)
LAMPIRAN
literaturnya
Perkemban
gan
Awal 09.15 28o 15 Menit
bulat.
o
Morula 09.30 28 15 Menit kedua,
agak cerah
pertama, warna
fase memerah di
tengah
Blastula 10.30 28o 1 Jam pertama,
warna fase
merah bata di
pinggir
o
Blastrula 11.30 28 1 Jam ketiga,
tua di pinggir
pinggir
o
Gastrula 12.30 28 1 Jam ketiga,
putih bagian
di pinggir
Gastrula 14.30 28o 1 Jam kelima,
kehijauan, putih
buram di tengah
tua dipinggir,
pinggir
o
Gastrula 17.30 28 1 Jam ke tujuh,
putih bagian
di pinggir
o
Gastrula 19.30 28 1 Jam ke 9,
kecoklatan,larva
terbentuk
Organogene 21.30 28o 1 Jam ke 11,
transparan, ekor
terbentuk
o
Organogene 23.30 28 1 Jam ke 13,
kecoklatan,larva
terbentuk
Organogene 01.30 28o 1 Jam ke 15,
transparan, ekor
terbentuk
o
Larva 03.30 28 1 Jam ke 17,
warna agak
kehijauan, dan
ekor terlihat
warna kuning
transparan dan
berbentuk larva.
JANTAN BETINA