Anda di halaman 1dari 4

Alfira julian praitiwi (2002082)

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu kimia


Jawab: Ilmu kimia adalah cabang ilmu alam yang mempelajari tentang komposisi materi,
struktur zat, sifat dan reaksinya, serta energi yang terkait terhadap suatu zat.
1.Komposisi materi
Komposisi materi yang dimaksud adalah susunan suatu zat yang terdiri dari unsur, senyawa,
dan campuran.
1. Unsur adalah zat paling sederhana yang sudah tidak bisa dibagi lagi, contohnya
Na, H, O, Fe, dan C.
2. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur dengan
perbandingan tertentu. Contoh senyawa adalah CO2, H2O, dan CaCO3.
3. Campuran adalah gabungan antara dua zat atau lebih di mana sifat penyusunnya
tidak berubah. Contoh campuran adalah larutan gula, susu, air kanji, dan
sebagainya.
2. Struktur materi
Struktur materi menjelaskan tentang ikatan yang terjadi antaratom sampai terbentuk molekul
unsur, molekul senyawa, atau ion.
1. Contoh molekul unsur adalah O2, N2, H2, dan P4.
2. Contoh molekul senyawa adalah CO2, H2O, dan CaCO3.
3. Contoh ion adalah Na+, Cl–, dan Ca2+.
3. Sifat materi
Sifat materi yang dimaksud lebih mengarah ke sifat-sifat kimia suatu zat, misalnya mudah
terbakar, mudah mengalami korosi, mudah bereaksi dengan zat lain, dan sebagainya.
4. Perubahan materi
Perubahan materi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, contohnya
lilin yang dibakar, es mencair, dan sebagainya.
2. Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru akibat adanya
reaksi kimia, contohnya besi berkarat, kayu dibakar menjadi abu, dan nasi menjadi
basi.
2. Apa yang menjadi dasar pembagian ilmu kimia?
Pembagian ilmu kimia dibagi menjadi 5 cabang ilmu secara garis besar, yaitu kimia fisika,
kimia organik, kimia anorganik, kimia analitik, dan biokimia. Terdapat banyak lagi
pembagian ilmu kimia lainnya, seperti kimia material, kimia lingkungan, kimia bahan alam,
dll, yang menjadi dasar pembagian ilmu-ilmu tersebut adalah karena ilmu kimia memiliki
Alfira julian praitiwi (2002082)

cakupan yang luas, sehingga setiap cabangnya lebih spesifik menjelaskan bagiannya masing-
masing. Dengan adanya pembagian cabang maka pembelajaran ilmu kimia lebih terarah.
Seperti kimia organik dasarnya adalah mengenai senyawa karbon, kimia fisik dasarnya
adalah dinamika, energi, dan biokimia dasarnya membahas makhluk hidup. Akan tetapi
walaupun demikian cabang-cabang ilmu kimia itu adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Karna semua cabang saling berkaitan satu sama lain.
3. Bagaimana cara membuat siswa mau belajar kimia ?

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam membuat siswa mau belajar kimia adalah
dengan membuat siswa tidak mengalami miskonsepsi dengan ilmu kimia, dan membuat ilmu
kimia itu adalah ilmu yang menarik, dan mudah dipahami. Terdapat beberapa cara yang telah
dikembangkan para ilmuan dalam mempelajari ilmu kimia, salah satunya adalah metode
tetrahedral-ZPD. Tetrahedral-ZPD terdiri dari level-level representasi yang meliputi
representasi makroskopik, mikroskopik, dan simbolik. Representasi makroskopik merupakan
Level konkret, dimana pada level ini siswa mengamati fenomena yang terjadi, baik melalui
percobaan yang dilakukan atau fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari (context).
Fenomena yang diamati dapat berupa timbulnya bau, terjadinya perubahan warna,
pembentukan gas dan terbentuknya endapan dalam reaksi kimia. Representasi mikroskopik
merupakan level abstrak yang menjelaskan fenomena makroskopik. Representasi ini
memberikan penjelasan pada level partikel dimana materi digambarkan sebagai susunan dari
atom-atom, molekul-molekul dan ion-ion, sedangkan representasi simbolik digunakan untuk
merepresentasikan fenomena makroskopik dengan menggunakan persamaan kimia,
Alfira julian praitiwi (2002082)

persamaan matematika, grafik, mekanisme reaksi, dan analogi-analogi (Johnstone 1982


dalam Chandrasegaran, Treagust, & Mocerino 2007).
Gabel (1993) mengindikasikan pengajaran yang melibatkan karakteristik materi dalam skala
partikel (level mikroskopik) akan membantu siswa membuat hubungan antara tiga level
representasi dalam pembelajaran kimia. Adanya penjelasan pada karakteristik materi dalam
skala partikel (level mikroskopik) akan meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini disebabkan
karena dengan adanya penjelasan pada level mikroskopik, maka level mikroskopik tidak
dapat dipisahkan dengan level sensori (makroskopik) atau representasi simbolik. Akibatnya
satu atau dua level yang lain akan masuk secara simultan. Oleh karena itu adanya penjelasan
karakteristik materi dalam skala partikel (level mikroskopik) kepada siswa, menyebabkan
siswa cenderung dapat menghubungkan pengetahuannya pada dua atau tiga level
representasi. Devetak, et al., (2007) menambahkan bahwa representasi mikroskopik
merupakan elemen penting, tidak hanya untuk menjelaskan pengamatan eksperimental
kepada siswa, tetapi juga dalam proses evaluasi pengetahuan siswa.
ZPD (Zone of Proximal Development) merupakan jarak antara tingkat perkembangan
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri
dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat
yang lebih mampu.
Dalam teori ini terdapat  dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi siswa, yaitu tingkat
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual
siswa adalah ketika dia bekerja untuk menyelesaiakan tugas atau soal tanpa bantuan orang
lain. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat dari kompetensi siswa yang
dapat tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain. Perbedaan diantara kedua tingkat
kemampuan tersebut termasuk dalam ZPD. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ZPD
terletak diantara hal-hal yang dapat dilakukan oleh siswa dan hal-hal yang tidak dapat
dilakukan oleh siswa tanpa pendampingan.
Berpijak pada konsep zona proksimal, maka sebelum terjadi internalisasi atau sebelum
kemampuan potensial terbentuk, anak perlu dibantu dalam proses belajarnya. Orang dewasa
atau teman sebaya yang lebih berkompeten perlu membantu dengan berbagai cara seperti
memberikan contoh, memberikan feedback, menarik kesimpulan, diskusi, dan sebagainya
dalam rangka perkembangan kemampuannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tetrahedral-ZPD merupakan salah satu
cara mempelajari ilmu kimia dengan menggunakan fenomena dalam kehidupan sehari-hari
Alfira julian praitiwi (2002082)

(context) yang dijelaskan dengan tingkatan level representatif serta pembelajarannya


menggunakan dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi siswa, tujuannya adalah untuk
mengurangi miskonsepsi dalam mempelajari ilmu kimia.

Anda mungkin juga menyukai