Anda di halaman 1dari 20

BUKU AJAR PENDAMPING

TEKNOLOGI REPRODUKSI DAN INSEMINASI BUATAN

Oleh:
Drh. Aulia Firmawati, M.Vet
Prof. Dr. Pratiwi Trisunuwati, MS.
Drh. Viski Fitri Hendrawan, M.Vet

LABORATORIUM REPRODUKSI VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020

1
KATA PENGANTAR

Buku petunjuk praktikum TEKNOLOGI REPRODUKSI DAN


INSEMINASI BUATAN telah selelsai di susun untuk tahap 2020, tetapi
akan selalu dilakukan perbaikan terus menerus. Buku ini di harapkan
membantu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Brawijaya untuk menuju penguasaan kemampuan psikomotorik dalam
praktik.
Dalam hal tahapan pembelajaran praktik ini di sajikan pada
semester lima, sehingga telah mendapatkan teori dasar yang cukup.
Untuk melakukan preaktek ini selalu di kaitkan dengan tinjauan praktik di
lapang dan di laboratorium, sehingga di antara keduanya saling
memperkuat tujuan pembelajaran.
Dengan terbitnya buku ini diharapkan akan terus menerus di perbaiki,
oleh karena itu di harapkan semua fihak dapat memberikan kritik
membangun agar buku ini lebih menjadi bermanfaat.

Fakultas Kedokteran Hewan UB


Malang, Februari 2020

2
TATA TERTIB PRAKTIKUM
TEKNOLOGI REPRODUKSI DAN INSEMINASI BUATAN

1. Setiap mahasiswa wajib:


a. hadir tepat waktu dan mengisi daftar hadir
b.membawa buku petunjuk praktikum
c. membawa kelengkapan praktikum sesuai dengan Mata Acara Praktikum
d. berpakaian rapi (dilarang memakai kaosdan sandal) dan memakai jas lab
2. Setiap praktikan menggunakan peralatan dan mikroskop sesuai dengan
nomor urut dalam rombongannya dan bertanggung jawab dalam
penggunaanya sampai praktikum selesai.
3. Setiap praktikan wajib memelihara sediaan praktikum dan setelah selesai
harus menyerahkannya kembali kepada petugas laboratorium dalam keadaan
bersih dan utuh serta mengembalikan ketempat penyimpanan.
4. Setiap praktikan diharapkan dapat bekerja dengan tertib dan tenang serta
diwajibkan mempelajari terlebih dahulu teori sesuai dengan mata Acara
Praktikum
5. Sebelum praktikum diadakan pretes tentang teori praktikum yang akan
dilakukan dan dinilai.
6. Ketidakhadiran pada waktu praktikum harus menunjukkan keterangan yang
sah, dan bagi mereka diwajibkan mengikuti praktikum susulan yang
diselenggarakan atas kesepakatan dengan biaya mahasiswa
7. Setiap praktikan yang merusakkan/memecahkan peralatan diwajibkan
melapor ke petugas laboratorium, dan mengganti sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
8. Hasil praktikum dianggap sah bilamana laporan sementara praktikum telah
mendapat tanda tangan dari pembimbing.

3
DAFTAR ISI

MATA PRAKTIKUM I.........................................................................................................................5

PENGENALAN ORGAN REPRODUKSI JANTAN DAN BETINA................................................5

1.Pengenalan Organ Reproduksi Jantan....................................................................................5

1.1. Anatomi Reproduksi Hewan Jantan.............................................................................5

LEMBAR KERJA...............................................................................................................................13

2.Pengenalan Organ Reproduksi Betina.......................................................................................14

2.1.Anatomi Reproduksi Hewan Betina.....................................................................................14

3. Inseminasi Buatan in vitro dengan menggunakan organ reproduksi betina................................18

LEMBAR KERJA...............................................................................................................................20

4
MATA PRAKTIKUM I
PENGENALAN ORGAN REPRODUKSI JANTAN DAN
BETINA

1.Pengenalan Organ Reproduksi Jantan

Tujuan : Mahasiswa dapat mengenal organ reproduksi ruminansia jantan

Dasar teori :

1.1. Anatomi Reproduksi Hewan Jantan


Fungsi reproduksi hewan jantan melibatkan pembentukan sperma dan
pengendapan sperma pada hewan betina. Sperma diproduksi di tubulus seminiferus
testis dan kemudian bawa melalui rete testis ke epididimis, yang merupakan tempat
pematangan dan penyimpanan sperma. Proses reproduksi jantan ini dibantu oleh
hormon dan sistem saraf otonom (Reece dan Rowe, 2017).
Anatomi reproduksi jantan pada hewan besar tersusun atas tiga bagian yaitu
organ kelamin primer, organ aksesoris atau pelengkap dan alat kelamin luar. Organ
kelamin primer hewan jantan berupa dua buah testis yang berada didalam skrotum.
Alat kelamin luar berupa penis dan skrotum. Organ aksesoris tersusun atas kelenjar
prostat, kelenjar vesikularis, kelenjar bulbourethralis, serta dua saluran yaitu
epididimis dan vas deferens. Berikut adalah penjabaran mengenai organ penyusun
saluran reproduksi jantan:
a. Testis
Testis berbentuk memanjang, lonjong dan lebih besar dibandingkan dengan
yang terdapat pada kuda jantan, dengan ukuran berkisar antara 10-12 cm. Testis
yang sehat dapat bergerak di dalam skrotum dan permukaan luar skrotum terasa
halus kecuali pada bagian yang terdapat pola pembuluh darah intrakapsular yang
berliku. Bagian kaudal epididimis atau ekor membentuk tonjolan yang mencolok dari
permukaan ventral, biasanya terasa keras namun akan menjadi lebih lunak untuk
waktu yang singkat setelah terjadi ejakulasi (Aspinall dkk, 2015).
Adapun gambar anatomi reproduksi sapi jantan dapat dilihat pada gambar 1.1
dibawah ini.

5
Gambar 1.1 Gambaran organ reproduksi jantan pada sapi (Sumber: Aspinall dkk, 2015)

Kedua testis memiliki fungsi untuk menghasilkan spermatozoa. Meskipun


terdapat variasi dalam ukuran, bentuk, dan lokasi diantara spesies, testis memiliki
struktur yang sama. Tubulus seminiferus merupakan bagian berliku yang menempati
bagian terbesar dari testis, merupakan tempat produksi spermatozoa. Testis
dikelilingi oleh kapsul yang disebut tunika albugenia. Selain berfungsi sebagai
penghasil spermatozoa, testis juga sebagai tempat penghasil hormon seks jantan
yaitu hormon androgen (testosteron). Sel-sel interstitial dari sel Leydig atas

6
pengaruh ICSH menghasilkan hormon testosteron yang terdapat pada jaringan ikat
di antara tubulus seminiferus. Spermatozoa dihasilkan di dalam tubulus seminiferus
atas pengaruh hormon FSH (Nuryadi, 2000).

Testis

7
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantong kutaneus yang berisi testis, mengandung
lapisan subkutan serat otot polos dan tunika dartos, yang berkontraksi dalam cuaca
dingin untuk menahan testis agar lebih dekat ke dinding abdominal. Skrotum dilapisi
dengan lapisan parietal tunic vaginal yang merupakan kelanjutan dari parietal
peritoneum ke dalam skrotum (Reece dan Rowe, 2017).
Agar memberikan fungsi yang efektif, testis mamalia harus dipertahankan
pada suhu yang lebih rendah dari tubuh, sehingga gambaran dari anatomi testis dan
skrotum memungkinkan untuk pengaturan suhu tersebut. Hal ini disebut
thermoregulation testis. Kulit skrotum kaya dengan kelenjar keringat adrenergik yang
besar dan komponennya yang berotot (tunika dartos) memungkinkannya untuk
merubah ketebalan dan luas permukaan skrotum serta memvariasikan kedekatan
kontak testis dengan dinding tubuh. Kondisi dingin membuat otot-otot halus tersebut
berkontraksi, mengangkat testis dan terjadi penebalan dinding skrotum. Sedangkan
pada kondisi panas, otot-otot berada dalam kondisi rileks, testis diturunkan dan
skrotum terjumbai berdinding tipis. Keuntungan yang ditawarkan oleh mekanisme ini
ditingkatkan oleh hubungan khusus antara pembuluh darah dan arteri (Hafez dan
Hafez, 2000).
c. Penis

8
Penis merupakan organ kopulasi, yang dapat dibagi menjadi tiga bagian
umum yaitu glands, bagian utama (corpus), dan crura (akar) yaitu bagian yang
menempel pada lengkung ischial pelvis. Sebagian besar struktur internal tubuh penis
terdiri dari kolom jaringan ereksi, yaitu corpora cavernosa. Setiap korpus cavernosa
penuh dengan sinusoid yang dibagi dengan lembaran jaringan ikat yang disebut
trabekula. Mereka berasal dari tunika albugenia, kapsul fibroelastik yang mengelilingi
penis. Pada spesies dengan tipe penis fibroelastik, trabekula membentuk sebagian
besar penis dengan konsekuensi pada spesies ini penis mengeras walaupun tidak
ereksi. Dua crura penis merupakan bagian proksimal dari corpora cavernosa,
berasal dari permukaan kaudal lengkungan ischia, satu disetiap sisi simfisis
panggul. Glands penis memiliki bentuk yang bervariasi pada spesies yang berbeda.
Sapi dan domba jantan memiliki glands yang berbentuk seperti helm dan terdapat
lubang urethra ekstrenal (Frandson dkk, 2009).
Ereksi penis terjadi ketika aliran darah banyak memasuki penis melalui pasukan arteri
dibandingkan yang meninggalkan vena. Peningkatan volume darah memperbesar penis dan
membuatnya bengkak. Penis dengan jenis fibroelastis seperti pada ruminansia dan babi tidak
terjadi penambahan diameter selama ereksi, namun memperpanjang penis dengan meluruskan
fleksura sigmodea (Frandson dkk, 2009).

Gambar 1.2 Tipe penis pada hewan (Sumber: Frandson dkk, 2009)

Penis domba jantan

9
Penis kuda

Penis sapi

d. Epididimis
Epididimis terdiri dari duktus epididimis yang panjang dan berlipat-lipat yang
menghubungkan duktus eferen testis dan duktus deferens. Epididimis merupakan
tempat pematangan spermatozoa, sebelum pada akhirnya dikeluarkan melalui
ejakulasi. Spermatozoa berada dalam kondisi belum matang ketika meninggalkan
10
testis dan harus menjalani periode pematangan sekitar 10-15 hari dalam epididimis
sebelum akhirnya mampu untuk membuahi sel telur. Epididimis dibagi menjadi
kepala, tubuh, dan ekor. Saluran ekor epididimis berlanjut sebagai duktus deferens,
yang berfungsi untuk membawa sperma dari testis ke uretra (Frandson dkk, 2009).
e. Duktus deferens/ vas deferens
Duktus deferens (vas deferens) merupakan muskuler tube yang mengalami
kontraksi peristaltik selama ejakulasi guna mendorong spermatozoa dari epididimis
ke urethra. Duktus deferens meninggalkan ekor epididimis melewati kanalis
inguinalis sebagai bagian dari korda spermatika dan di dalam abdomen kembali ke
kaudal memisahkan diri dari bagian neurovaskuler corda. Ketika dua duktus
diferensia mendekati uretra, mereka mendekati satu sama lain dan melanjutkan ke
kaudal antara rektum dan vesika urinaria, tertutup dalam lipatan peritoneum, lipatan
peritoneum. Lipatan genital secara embriologis homolog dengan broad ligamen yang
menggantungkan uterus pada betina (Frandson dkk, 2009).
f. Kelenjar Protat
Kelenjar prostat berwarna kuning pucat, terdiri dari dua bagian yaitu tubuh
yang membentang di permukaan dorsal leher vesika urinaria dan bagian kedua yang
mengelilingi bagian pelvis dan disembunyikan oleh muskulus uretra (Aspinall dkk,
2015).
g. Kelenjar Vesikularis
Vesika seminalis merupakan kelenjar ireguler yang berlobulasi besar, terletak
di lateral ampula dari saluran yang berbeda. Kelenjar vesikula seminalis ini ditekuk
kembali dan memberikan sebagian besar dari cairan seminalis.
h. Kelenjar Bulbourethralis
Kelenjar bulbourethreal ruminan berukuran lebih kecil dibandingkan dengan
milik kuda, terletak dibagian dorsal ke urethra setinggi lengkungan ischia, tertutupi
oleh jaringan ereksi. Sekresi berair bulbourethral diproduksi sebelum ejakulasi
utama untuk menyiram urethra penis sebelum sperma tiba (Aspinall dkk, 2015).

Cara kerja:
1. Amati bentuk anatomi saluran reproduksi pada hewan jantan
2. Amati bentuk dan struktur anatomi testes
3. Amati bentuk dan struktur anatomi penis
4. Rapa permukaan saluran reproduksi pada hewan jantan
5. Raba permukaan testis dengan kulit kantung skrotum
6. Ukur lingkar testis dengan pita ukur
7. Ukur panjang penis
8. Catat dan hubungkan dengan kualitas spermatozoa pada Acara Praktikum
berikut
9. Amati bentuk testes dan gambarlah bagian-bagiannya
10. Amati bentuk dan gambarkan saluran reproduksi serta urutkan
11. Amati bentuk penis hewan dan gambarlah bagian-bagiannya

11
LEMBAR KERJA

1. Gambarkan dan urutkan serta jelaskan fungsinya dan bagaimana


konsistensinya masing-masing bagian saluran reproduksi jantan
serta lampirkan swafoto hasil pengamatan Organ Reproduksi Jantan
pada Sapi ?

2. Berapakan Ukuran testes dexter dan sinister ?

3. Berapakah ukuran panjang penis dan saluran reproduksi jantan


lainnya ?

12
2.Pengenalan Organ Reproduksi Betina

Tujuan : Mahasiswa dapat mengenal organ reproduksi betina dan dapat melakukan
Inseminasi Buatan pada Organ reproduksi betina secara in vitro

Dasar teori :
Sistem reproduksi betina merupakan suatu sistem untuk menghasilkan sel
telur dan jika dibuahi oleh sel jantan akan menghasilkan keturunan, hal ini harus
ditunjang dengan tercapainya sexual maturity atau dewasa kelamin. Ketika setelah
mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan
proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina. Alat-alat
reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum pelvis
dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu sampai ketiga dan
oleh dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan pubis. Organ
reproduksi betina terdiri dari organ reproduksi primer, yaitu ovaria atau biasa dikenal
ovarium, menghasilkan ovum atau sel telur dan hormon-hormon kelamin betina.
Organ-organ sekunder  atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct)
(yang tediri dari fimbrae, ampula, dan ithsmust), uterus, cervix, vagina dan vulva.
Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, saluran-
saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992).

2.1.Anatomi Reproduksi Hewan Betina


Organ reproduksi hewan betina terdiri dari ovarium, oviduk, uterus, cervix,
uteri, vagina dan bagian ekternal genitalia. Organ genital internal didukung oleh
broad ligamen. Ligamentum ini terdiri dari mesovarium yang mendukung ovarium;
mesosalphinx yang mendukung oviduk; dan mesometrium yang mendukung uterus.
Pada ruminan seperti sapi dan domba, perlekatan broad ligamentum berada di
dorsolateral regio ileum, sehingga rahim disusun seperti tanduk domba jantan,
dengan bagian dorsal yang cembung dan ovarium yang terletak di dekat pelvis
(Hafez dan Hafez, 2000). Adapun berikut adalah gambaran anatomi organ
reproduksi betina pada ruminansia dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.

2.1.1.Ovarium
Ovarium merupakan organ utama reproduksi pada betina dan berada di
didalam rongga abdominal. Memiliki fungsi ganda yaitu eksokrin (pelepasan telur)
yaitu melepaskan telur dari permukaan ovarium selama ovulasi dan endokrin
(steroidogenesis) yaitu menghasilkan hormon yang dilepaskan langsung ke aliran
darah (Frandson dkk, 2009; Hafez dan Hafez, 2000).
Ovarium merupakan kelenjar berpasangan yang biasa ditemukan di regio
lumbal rongga perut, dekat dengan ginjal. Seperti semua organ perut, ovarium
ditutupi dengan peritoneum. Mereka ditangguhkan dari dinding tubuh dengan refleksi
13
membran serosa, yaitu mesovarium yang merupakan bagian paling kranial dari
peritoneal saluran genital betina. Ovarium dilekatkan dengan kapsul jaringan ikat
padat yaitu tunika albuginea. Bagian medula (tengah) dari ovarium merupakan
bagian paling vaskular, sedangkan bagian korteks (luar) sebagian besar terdiri dari
jaringan ikat padat dan tidak beraturan yang diselingi oleh folikel dan sel intersisial
yang memiliki fungsi endokrin (Frandson dkk, 2009).

Gambar 2.1. Anatomi organ reproduksi betina Ruminansia : a) vagina, b) serviks, c) corpus dan
kornua uteri, 4) oviduct, dan 5) ovarium ((Sumber: Frandson dkk, 2009).
2.1.2. Oviduk
Oviduk pada mamalia memiliki panjang dan tingkat melingkar yang bervariasi.
Oviduk dapat dibagi menjadi empat segmen fungsional, antara lain: pinggiran seperti
fimbria, abdomina berbentuk corong membuka di dekat ovarium-infundibulum,
ampula yang melebar ke distal, dan bagian proksimal sempit oviduk yang
menghubungkan lumen uterus-isthmus. Fimbriae tidak terikat kecuali pada satu titik
di kutub atas ovarium. Hal ini memastikan kedekatan fimbriae dan permukaan
ovarium. Ampula menyumbang setengah dari panjang saluran telur, menyatu
dengan bagian yang menyempit yang disebut isthmus. Isthmus terkoneksi langsung
dengan uterus, melewati tanduk uteri dalam bentuk papila kecil pada kuda. Pada
sapi betina, terdapat fleksura pada uterotuba juction, terutama selama masa estrus.
Ketebalan otot dari ovarium ke uterus hingga akhir oviduk meningkat (Hafez dan
Hafez, 2000). Adapun Gambar anatomi reproduksi betina dapat dilihat pada gambar
2.2. dibawah ini.

14
Gambar 2.2 Anatomi reproduksi ruminansia dan kuda (Sumber: Frandson dkk, 2009).

2.1.3. Uterus
Uterus tersusun atas dua tanduk uteri (kornua), korpus, dan cervic (leher).
Bentuk, susunan tanduk dan proporsi relatif masing-masing uterus, bervariasi sesuai
dengan spesies. Pada ruminansia, epitel uterus memiliki beberapa karankula. Kedua
sisi uterus melekat pada dinding pelvis dan abdomeninal yang disokong oleh broad
ligamen (Hafez dan Hafez, 2000).
Terdapat empat tipe uterus pada hewan yaitu (Pond and Bell, 2005):
a. Tipe simpleks: tidak memiliki kornua uteri, corpus uteri besar dan hanya memiliki
satu serviks. Tipe ini terdapat pada hewan primata.
b. Tipe dupleks: tidak mempunyai korpus uteri, terdapat dua buah serviks, dan
kedua kornua uteri terpisah. Tipe ini terdapat pada hewan kelinci, marmut, tikus
dan mencit.
c. Tipe bikornua: memiliki satu buah serviks dan korpus uteri yang pendek. Tipe ini
terdapat pada hewan babi.
d. Tipe bipartitus: memiliki satu serviks, korpus uteri jelas dan cukup panjang sertia
kedua uteri dan sebagian korpus dipisahkan oleh septum. Tipe ini terdapat pada
hewan sapi, kucing, anjing, dan domba.

2.1.4. Serviks
Serviks diproyeksikan pada caudal vagina. Tersusun atas sphincter otot polos
yang berat dan tertutup rapat, kecuali selama estrus dan partus (kelahiran). Mukus

15
yang terlihat pada saat estrus merupakan sekresi sel goblet seviks. Sekresi lendir
dari sel goblet yang keluar selama kehamilan berfungsi dalam mencegah bahan
infektif yang dapat masuk ke vagina (Reece dan Rowe, 2017).

2.1.5. Vagina
Vagina adalah bagian dari saluran reproduksi yang terletak di dalam pelvis diantara
uterus secara kranial dan vulva secara kaudal, merupakan jalan lahir untuk melahirkan fetus
saat partus, serta selubung tempat untuk penis jantan selama kopulasi. Selaput lendir vagina
tersusun atas epitel skuamosa bertingkat tanpa kelenjar kecuali pada sapi, dimana terdapat
beberapa sel lendir pada bagian kranial vagina yang berdekatan dengan serviks. Submukosa
longgar dan lapisan otot terdiri dari inner circular dan outer longitudinal dari otot polos.
Serosa (peritoneum) melekat hanya pada bagian kranial vagina, dimana terletak dalam rongga
pelvis. Bagian kaudal vagina, melewati panggul ditutupi oleh pelvis fascia (jaringan ikat)
(Frandson dkk, 2009).

Gambar 3.6 Eksternal genitalia dari kuda (Sumber: Frandson dkk, 2009)

2.1.6. Vulva
Vulva merupakan bagian genitalia eksterna pada betina, terdiri dari labia
kanan dan kiri, yang bertemu di garis tengah dorsal dan ventral di masing-masing
dorsal dan ventral commissura. Ventral commissura biasanya agak terjumbai dan
menyembunyikan klitoris. Klitoris merupakan suatu struktur jaringan ereksi yang
memiliki asal embrionik yang sama dengan penis pada jantan. Seperti penis, klitoris
terdiri dari dua crura atau akar, tubuh, dan glans; hanya glans yang terlihat secara
eksternal. Klitoris ditutupi oleh epitel skuamosa bertingkat dan dilengkapi dengan
ujung saraf sensorik (Frandson dkk, 2009).

3. Inseminasi Buatan in vitro dengan menggunakan organ


reproduksi betina

Tujuan : Mahasiswa dapat mengenal posisi inseminasi buatan dan dapat


melakukan inseminasi buatan secara invitro dengan menggunakan organ reproduksi
betina.
16
Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah
diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut
‘insemination gun‘. Adapun beberapa posisi insersi gun pada ruminansia dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3. Posisi Insersi Gun saat Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan Kambing

Berikut ini adalah gambar posisi dan teknik inseminasi buatan pada kambing yang
dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.

17
Gambar 2.4. Cara Inseminasi Buatan pada Kambing dan Domba

Cara kerja:
1. Amati bentuk anatomi saluran reproduksi pada hewan betina
2. Amati bentuk dan struktur anatomi ovarium
3. Amati bentuk dan struktur anatomi uterus
4. Rapa permukaan saluran reproduksi pada hewan betina
5. Raba permukaan ovarium, uterus, cervix
6. Amati bentuk ovarium dan gambarlah bagian-bagiannya
7. Amati bentuk dan gambarkan saluran reproduksi serta urutkan
8. Amati bentuk vulva dan warna membrane vulva hewan dan gambarlah bagian-
bagiannya
9. Maukan gun IB pada posisi cincin cervix ke 3 dan atau ke 4 (1 cm didepan
corpus uteri)

18
LEMBAR KERJA

1. Gambarkan dan urutkan serta jelaskan fungsinya dan bagaimana


konsistensinya masing-masing bagian saluran reproduksi betina
serta lampirkan swafoto hasil pengamatan Organ Reproduksi betina
pada Sapi ?

2. Gambarkan posisi gun pada inseminasi buatan secara in vitro ?

3. Gambarkan bentuk ovarium dan struktur ovarium ?

19
20

Anda mungkin juga menyukai