Buku Ajar Pendamping Atau Buku Praktikum Teknologi Reproduksi Dan Inseminasi Buatan - 2020 - Praktikum 1
Buku Ajar Pendamping Atau Buku Praktikum Teknologi Reproduksi Dan Inseminasi Buatan - 2020 - Praktikum 1
Oleh:
Drh. Aulia Firmawati, M.Vet
Prof. Dr. Pratiwi Trisunuwati, MS.
Drh. Viski Fitri Hendrawan, M.Vet
1
KATA PENGANTAR
2
TATA TERTIB PRAKTIKUM
TEKNOLOGI REPRODUKSI DAN INSEMINASI BUATAN
3
DAFTAR ISI
LEMBAR KERJA...............................................................................................................................13
LEMBAR KERJA...............................................................................................................................20
4
MATA PRAKTIKUM I
PENGENALAN ORGAN REPRODUKSI JANTAN DAN
BETINA
Dasar teori :
5
Gambar 1.1 Gambaran organ reproduksi jantan pada sapi (Sumber: Aspinall dkk, 2015)
6
pengaruh ICSH menghasilkan hormon testosteron yang terdapat pada jaringan ikat
di antara tubulus seminiferus. Spermatozoa dihasilkan di dalam tubulus seminiferus
atas pengaruh hormon FSH (Nuryadi, 2000).
Testis
7
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantong kutaneus yang berisi testis, mengandung
lapisan subkutan serat otot polos dan tunika dartos, yang berkontraksi dalam cuaca
dingin untuk menahan testis agar lebih dekat ke dinding abdominal. Skrotum dilapisi
dengan lapisan parietal tunic vaginal yang merupakan kelanjutan dari parietal
peritoneum ke dalam skrotum (Reece dan Rowe, 2017).
Agar memberikan fungsi yang efektif, testis mamalia harus dipertahankan
pada suhu yang lebih rendah dari tubuh, sehingga gambaran dari anatomi testis dan
skrotum memungkinkan untuk pengaturan suhu tersebut. Hal ini disebut
thermoregulation testis. Kulit skrotum kaya dengan kelenjar keringat adrenergik yang
besar dan komponennya yang berotot (tunika dartos) memungkinkannya untuk
merubah ketebalan dan luas permukaan skrotum serta memvariasikan kedekatan
kontak testis dengan dinding tubuh. Kondisi dingin membuat otot-otot halus tersebut
berkontraksi, mengangkat testis dan terjadi penebalan dinding skrotum. Sedangkan
pada kondisi panas, otot-otot berada dalam kondisi rileks, testis diturunkan dan
skrotum terjumbai berdinding tipis. Keuntungan yang ditawarkan oleh mekanisme ini
ditingkatkan oleh hubungan khusus antara pembuluh darah dan arteri (Hafez dan
Hafez, 2000).
c. Penis
8
Penis merupakan organ kopulasi, yang dapat dibagi menjadi tiga bagian
umum yaitu glands, bagian utama (corpus), dan crura (akar) yaitu bagian yang
menempel pada lengkung ischial pelvis. Sebagian besar struktur internal tubuh penis
terdiri dari kolom jaringan ereksi, yaitu corpora cavernosa. Setiap korpus cavernosa
penuh dengan sinusoid yang dibagi dengan lembaran jaringan ikat yang disebut
trabekula. Mereka berasal dari tunika albugenia, kapsul fibroelastik yang mengelilingi
penis. Pada spesies dengan tipe penis fibroelastik, trabekula membentuk sebagian
besar penis dengan konsekuensi pada spesies ini penis mengeras walaupun tidak
ereksi. Dua crura penis merupakan bagian proksimal dari corpora cavernosa,
berasal dari permukaan kaudal lengkungan ischia, satu disetiap sisi simfisis
panggul. Glands penis memiliki bentuk yang bervariasi pada spesies yang berbeda.
Sapi dan domba jantan memiliki glands yang berbentuk seperti helm dan terdapat
lubang urethra ekstrenal (Frandson dkk, 2009).
Ereksi penis terjadi ketika aliran darah banyak memasuki penis melalui pasukan arteri
dibandingkan yang meninggalkan vena. Peningkatan volume darah memperbesar penis dan
membuatnya bengkak. Penis dengan jenis fibroelastis seperti pada ruminansia dan babi tidak
terjadi penambahan diameter selama ereksi, namun memperpanjang penis dengan meluruskan
fleksura sigmodea (Frandson dkk, 2009).
Gambar 1.2 Tipe penis pada hewan (Sumber: Frandson dkk, 2009)
9
Penis kuda
Penis sapi
d. Epididimis
Epididimis terdiri dari duktus epididimis yang panjang dan berlipat-lipat yang
menghubungkan duktus eferen testis dan duktus deferens. Epididimis merupakan
tempat pematangan spermatozoa, sebelum pada akhirnya dikeluarkan melalui
ejakulasi. Spermatozoa berada dalam kondisi belum matang ketika meninggalkan
10
testis dan harus menjalani periode pematangan sekitar 10-15 hari dalam epididimis
sebelum akhirnya mampu untuk membuahi sel telur. Epididimis dibagi menjadi
kepala, tubuh, dan ekor. Saluran ekor epididimis berlanjut sebagai duktus deferens,
yang berfungsi untuk membawa sperma dari testis ke uretra (Frandson dkk, 2009).
e. Duktus deferens/ vas deferens
Duktus deferens (vas deferens) merupakan muskuler tube yang mengalami
kontraksi peristaltik selama ejakulasi guna mendorong spermatozoa dari epididimis
ke urethra. Duktus deferens meninggalkan ekor epididimis melewati kanalis
inguinalis sebagai bagian dari korda spermatika dan di dalam abdomen kembali ke
kaudal memisahkan diri dari bagian neurovaskuler corda. Ketika dua duktus
diferensia mendekati uretra, mereka mendekati satu sama lain dan melanjutkan ke
kaudal antara rektum dan vesika urinaria, tertutup dalam lipatan peritoneum, lipatan
peritoneum. Lipatan genital secara embriologis homolog dengan broad ligamen yang
menggantungkan uterus pada betina (Frandson dkk, 2009).
f. Kelenjar Protat
Kelenjar prostat berwarna kuning pucat, terdiri dari dua bagian yaitu tubuh
yang membentang di permukaan dorsal leher vesika urinaria dan bagian kedua yang
mengelilingi bagian pelvis dan disembunyikan oleh muskulus uretra (Aspinall dkk,
2015).
g. Kelenjar Vesikularis
Vesika seminalis merupakan kelenjar ireguler yang berlobulasi besar, terletak
di lateral ampula dari saluran yang berbeda. Kelenjar vesikula seminalis ini ditekuk
kembali dan memberikan sebagian besar dari cairan seminalis.
h. Kelenjar Bulbourethralis
Kelenjar bulbourethreal ruminan berukuran lebih kecil dibandingkan dengan
milik kuda, terletak dibagian dorsal ke urethra setinggi lengkungan ischia, tertutupi
oleh jaringan ereksi. Sekresi berair bulbourethral diproduksi sebelum ejakulasi
utama untuk menyiram urethra penis sebelum sperma tiba (Aspinall dkk, 2015).
Cara kerja:
1. Amati bentuk anatomi saluran reproduksi pada hewan jantan
2. Amati bentuk dan struktur anatomi testes
3. Amati bentuk dan struktur anatomi penis
4. Rapa permukaan saluran reproduksi pada hewan jantan
5. Raba permukaan testis dengan kulit kantung skrotum
6. Ukur lingkar testis dengan pita ukur
7. Ukur panjang penis
8. Catat dan hubungkan dengan kualitas spermatozoa pada Acara Praktikum
berikut
9. Amati bentuk testes dan gambarlah bagian-bagiannya
10. Amati bentuk dan gambarkan saluran reproduksi serta urutkan
11. Amati bentuk penis hewan dan gambarlah bagian-bagiannya
11
LEMBAR KERJA
12
2.Pengenalan Organ Reproduksi Betina
Tujuan : Mahasiswa dapat mengenal organ reproduksi betina dan dapat melakukan
Inseminasi Buatan pada Organ reproduksi betina secara in vitro
Dasar teori :
Sistem reproduksi betina merupakan suatu sistem untuk menghasilkan sel
telur dan jika dibuahi oleh sel jantan akan menghasilkan keturunan, hal ini harus
ditunjang dengan tercapainya sexual maturity atau dewasa kelamin. Ketika setelah
mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan
proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina. Alat-alat
reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum pelvis
dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu sampai ketiga dan
oleh dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan pubis. Organ
reproduksi betina terdiri dari organ reproduksi primer, yaitu ovaria atau biasa dikenal
ovarium, menghasilkan ovum atau sel telur dan hormon-hormon kelamin betina.
Organ-organ sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct)
(yang tediri dari fimbrae, ampula, dan ithsmust), uterus, cervix, vagina dan vulva.
Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, saluran-
saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992).
2.1.1.Ovarium
Ovarium merupakan organ utama reproduksi pada betina dan berada di
didalam rongga abdominal. Memiliki fungsi ganda yaitu eksokrin (pelepasan telur)
yaitu melepaskan telur dari permukaan ovarium selama ovulasi dan endokrin
(steroidogenesis) yaitu menghasilkan hormon yang dilepaskan langsung ke aliran
darah (Frandson dkk, 2009; Hafez dan Hafez, 2000).
Ovarium merupakan kelenjar berpasangan yang biasa ditemukan di regio
lumbal rongga perut, dekat dengan ginjal. Seperti semua organ perut, ovarium
ditutupi dengan peritoneum. Mereka ditangguhkan dari dinding tubuh dengan refleksi
13
membran serosa, yaitu mesovarium yang merupakan bagian paling kranial dari
peritoneal saluran genital betina. Ovarium dilekatkan dengan kapsul jaringan ikat
padat yaitu tunika albuginea. Bagian medula (tengah) dari ovarium merupakan
bagian paling vaskular, sedangkan bagian korteks (luar) sebagian besar terdiri dari
jaringan ikat padat dan tidak beraturan yang diselingi oleh folikel dan sel intersisial
yang memiliki fungsi endokrin (Frandson dkk, 2009).
Gambar 2.1. Anatomi organ reproduksi betina Ruminansia : a) vagina, b) serviks, c) corpus dan
kornua uteri, 4) oviduct, dan 5) ovarium ((Sumber: Frandson dkk, 2009).
2.1.2. Oviduk
Oviduk pada mamalia memiliki panjang dan tingkat melingkar yang bervariasi.
Oviduk dapat dibagi menjadi empat segmen fungsional, antara lain: pinggiran seperti
fimbria, abdomina berbentuk corong membuka di dekat ovarium-infundibulum,
ampula yang melebar ke distal, dan bagian proksimal sempit oviduk yang
menghubungkan lumen uterus-isthmus. Fimbriae tidak terikat kecuali pada satu titik
di kutub atas ovarium. Hal ini memastikan kedekatan fimbriae dan permukaan
ovarium. Ampula menyumbang setengah dari panjang saluran telur, menyatu
dengan bagian yang menyempit yang disebut isthmus. Isthmus terkoneksi langsung
dengan uterus, melewati tanduk uteri dalam bentuk papila kecil pada kuda. Pada
sapi betina, terdapat fleksura pada uterotuba juction, terutama selama masa estrus.
Ketebalan otot dari ovarium ke uterus hingga akhir oviduk meningkat (Hafez dan
Hafez, 2000). Adapun Gambar anatomi reproduksi betina dapat dilihat pada gambar
2.2. dibawah ini.
14
Gambar 2.2 Anatomi reproduksi ruminansia dan kuda (Sumber: Frandson dkk, 2009).
2.1.3. Uterus
Uterus tersusun atas dua tanduk uteri (kornua), korpus, dan cervic (leher).
Bentuk, susunan tanduk dan proporsi relatif masing-masing uterus, bervariasi sesuai
dengan spesies. Pada ruminansia, epitel uterus memiliki beberapa karankula. Kedua
sisi uterus melekat pada dinding pelvis dan abdomeninal yang disokong oleh broad
ligamen (Hafez dan Hafez, 2000).
Terdapat empat tipe uterus pada hewan yaitu (Pond and Bell, 2005):
a. Tipe simpleks: tidak memiliki kornua uteri, corpus uteri besar dan hanya memiliki
satu serviks. Tipe ini terdapat pada hewan primata.
b. Tipe dupleks: tidak mempunyai korpus uteri, terdapat dua buah serviks, dan
kedua kornua uteri terpisah. Tipe ini terdapat pada hewan kelinci, marmut, tikus
dan mencit.
c. Tipe bikornua: memiliki satu buah serviks dan korpus uteri yang pendek. Tipe ini
terdapat pada hewan babi.
d. Tipe bipartitus: memiliki satu serviks, korpus uteri jelas dan cukup panjang sertia
kedua uteri dan sebagian korpus dipisahkan oleh septum. Tipe ini terdapat pada
hewan sapi, kucing, anjing, dan domba.
2.1.4. Serviks
Serviks diproyeksikan pada caudal vagina. Tersusun atas sphincter otot polos
yang berat dan tertutup rapat, kecuali selama estrus dan partus (kelahiran). Mukus
15
yang terlihat pada saat estrus merupakan sekresi sel goblet seviks. Sekresi lendir
dari sel goblet yang keluar selama kehamilan berfungsi dalam mencegah bahan
infektif yang dapat masuk ke vagina (Reece dan Rowe, 2017).
2.1.5. Vagina
Vagina adalah bagian dari saluran reproduksi yang terletak di dalam pelvis diantara
uterus secara kranial dan vulva secara kaudal, merupakan jalan lahir untuk melahirkan fetus
saat partus, serta selubung tempat untuk penis jantan selama kopulasi. Selaput lendir vagina
tersusun atas epitel skuamosa bertingkat tanpa kelenjar kecuali pada sapi, dimana terdapat
beberapa sel lendir pada bagian kranial vagina yang berdekatan dengan serviks. Submukosa
longgar dan lapisan otot terdiri dari inner circular dan outer longitudinal dari otot polos.
Serosa (peritoneum) melekat hanya pada bagian kranial vagina, dimana terletak dalam rongga
pelvis. Bagian kaudal vagina, melewati panggul ditutupi oleh pelvis fascia (jaringan ikat)
(Frandson dkk, 2009).
Gambar 3.6 Eksternal genitalia dari kuda (Sumber: Frandson dkk, 2009)
2.1.6. Vulva
Vulva merupakan bagian genitalia eksterna pada betina, terdiri dari labia
kanan dan kiri, yang bertemu di garis tengah dorsal dan ventral di masing-masing
dorsal dan ventral commissura. Ventral commissura biasanya agak terjumbai dan
menyembunyikan klitoris. Klitoris merupakan suatu struktur jaringan ereksi yang
memiliki asal embrionik yang sama dengan penis pada jantan. Seperti penis, klitoris
terdiri dari dua crura atau akar, tubuh, dan glans; hanya glans yang terlihat secara
eksternal. Klitoris ditutupi oleh epitel skuamosa bertingkat dan dilengkapi dengan
ujung saraf sensorik (Frandson dkk, 2009).
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah
diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut
‘insemination gun‘. Adapun beberapa posisi insersi gun pada ruminansia dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Berikut ini adalah gambar posisi dan teknik inseminasi buatan pada kambing yang
dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
17
Gambar 2.4. Cara Inseminasi Buatan pada Kambing dan Domba
Cara kerja:
1. Amati bentuk anatomi saluran reproduksi pada hewan betina
2. Amati bentuk dan struktur anatomi ovarium
3. Amati bentuk dan struktur anatomi uterus
4. Rapa permukaan saluran reproduksi pada hewan betina
5. Raba permukaan ovarium, uterus, cervix
6. Amati bentuk ovarium dan gambarlah bagian-bagiannya
7. Amati bentuk dan gambarkan saluran reproduksi serta urutkan
8. Amati bentuk vulva dan warna membrane vulva hewan dan gambarlah bagian-
bagiannya
9. Maukan gun IB pada posisi cincin cervix ke 3 dan atau ke 4 (1 cm didepan
corpus uteri)
18
LEMBAR KERJA
19
20