Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN JARAK KELAHIRAN

DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS


PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE

Proposal Skripsi

Diajuakan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Diajukan Oleh:

MAULIDIA
NIM: 18010021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIkes)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
TAHUN 2021
A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan

kesehatan pada periode 2015 s/d 2019 adalah program Indonesia sehat dengan

meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan

financial dan pemerataan pelayanan kesehatan (Menkes 2019).

Gizi yang cukup dan baik merupakan dasar dari pembangunan,

kesehatan, dan kelangsungan hidup generasi sekarang dan yang akan datang.

Gizi yang sehat secara khusus penting bagi perempuan selama hamil dan

menyusui sehingga anak-anak mereka berangkat dari jalur pembangunan yang

sehat baik secara fisik maupun mental (LPEM, dalam Susanti, 2019).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada

masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

anak selanjutnya. Selain itu, perihal perkembangan, kemampuan berbahasa,

kreativitas, kesadaran social, emosional, dan intelegensi anak pada masa ini

berjalan sangat cepat, yang merupakan landasan bagi perkembangan

selanjutnya.

Sesuai dengan tahap perkembangan di usia balita, anak mulai ingin

mandiri. Dalam hal makanan pun anak balita bersifat sebagai konsumen aktif.
Artinya mereka dapat memilih dan menentukan sendiri makanan yang ingin

dikonsumsi Banyak dijumpai anak-anak yang terlalu kurus dan gemuk. Sekitar

14% anak balita di Indonesia kurus (sekitar 6% diantaranya sangat kurus)

dan sekitar 12% gemuk. ini merupakan rnasalah gizi yang harus mendapat

perhatian keluarga (Kurniasih, dalam Susanti, 2019).

Jarak kelahiran kurang optimal menyebabkan kurangnya waktu untuk

wanita mengurus dirinya sehingga berdampak pada status nutrisi dan kesehatan

wanita yang mempengaruhi kemampuan memberikan perawatan kepada anak

dan kemungkinan melahirkan anak dengan status bayi berat lahir rendah. Faktor-

faktor yang yang berhubungan dengan status gizi me1iputi jarak kelahiran,

pendidikan ibu, sosial ekonorni dan jenis kelamin, Sedangkan menurut

(Suparyanto, dalam Susanti, 2019) faktor-faktor yang yang berhubungan dengan

status gizi meliputi jarak kelahiran, pendidikan ibu dan sosial ekonomi.

Dampak negatif dari jarak kelahiran dengan kesehatan dan status nutrisi

anak. Antara jarak kelahiran kurang dart 3 tahun meningkatkan kemungkinan

malnutrisi pada anak dan menderita gangguan pertumbuhan dan berat badan

kurang Berkaitan dengan pendapat Rustein. jarak kelahiran dapat mempengaruhi

status nutrisi balita. Hal ini dapat dijelaskan melalui mekanisme biologi dan

perilaku maternal depletion syndrome, premature delivery, milk diminution dan

sibling rivalry ( Suparyanto, dalam Susanti, 2019).


Pada tahun 2012 di Negara Berkembang upaya menurunkan underweight

menjadi target utama Millenium Development Goals dengan tujuan khusus

mengurangi 50% prevalansi underweight pada balita antara tahun 1990 sampai

2015. Sasaran nasional pembangunan di bidang pangan dan gizi tahun 2008 -

2012 adalah menurunnya prevalansi underweight pada balita dari 26,4 % tahun

2008 menjadi 20 % tahun 2012 dan gizi buruk dan 8,1 % menjadi 5 %

(Direktorat Gizi Masyarakat, dalam Susanti, 2019).

Riskesdas 2007, 2010, 2012 menunjukkan bahwa Indonesia masih

memiliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting)

anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1% Sedangkan

kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar 36,8%, 35,6%,

37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut 18,4%, 17,9% dan

19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja. Riskesdas 2010

sebesar 28,5% (Kemenkes RI, dalam Susanti, 2019).

Pada tabun 2012 proporsi status gizi balita di Aceh didapatkan bahwa

jumlah balita dengan gizi baik yaitu 85%, jumlah balita gizi kurang yaitu 13%

sedangkan jumlah balita gizi buruk yaitu 1% (Prokes, 2012). Data tahun 2015

di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie didapatkan jumlah balita yaitu sebanyak

33.085 orang. jumlah balita yang mengalami gizi buruk yaitu sebanyak 15 orang

sedangkan jurnlah balita yang mengalami gizi kurang yaitu sebanyak 653 orang

(Dinkes Pidie. 2016).


Berdasarkan data tahun 2021 dari Puskesmas Padang tiji Kabupaten Pidie

jumlah balita yaitu sebanyak 1.950 balita, jumlah balita gizi kurang yaitu

sebanyak 256 orang dan gizi buruk yaitu sebanyak 2 orang. Jumlah balita

periode Januari-Maret tahun 2021 yairu sebanyak 103 orang, Jumlah balita

yang mengalami gizi kurang yaitu sebanyak 27 orang dimana 18 orang jarak

kelahiran yaitu <2 tahun sedangkan 9 orang jarak kelahiran yaitu >2 tahun dan

jumlah gizi buruk yaitu sebanyak 1 orang (KIA Puskesmas Padang Tiji, 2016).

Berdasarkan survey awal penulis lakukan diwilayah Kerja Puskesmas

Padang Tiji terhadap 10 ibu yang membawa anaknya berobat dengan

menanyakan jarak kelahiran dan gizi anaknya didapatkan hasil bahwa 6

diantaranya memiliki jarak kelahiran anak <2 tahun dengan 3 diantaranya

memiliki gizi balita yang kurang dan 3 diantaranya gizi balita baik sedangkan 4

diantaranya memiliki jarak kelahiran >2 tahun dengan status gizi baik.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Sosial Ekonomi Dan Jarak Kelahiran

Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie

Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Jarak Kelahiran di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten

Pidie Tahun 2021


b. Untuk Mengetahui Sosial Ekonomi di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten

Pidie Tahun 2021

c. Untuk Mengetahui Status Gizi Balita di Puskesmas Padang Tiji

Kabupaten Pidie Tahun 2021

d. Untuk mengetahui Hubungan Jarak Kelahiran Dengan Status Gizi

Balita di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2021

e. Untuk mengetahui Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi

Balita Di Puskesmas Padang tiji Kabupaten Pidie Tahun 2021

C. Kerangka Konsep

Jarak kelahiran dengan status gizi balita terdiri dari jarak kelahiran, pendidikan

ibu, sosial ekonomi dan jenis kelamin. Kerangka konsep dapat diamati dan diukur,

maka konsep dijabarkan ke dalam variabel. Variabel dalam penelitian ini

Hubungan Jarak Kelahiran Dengan Status Gizi Balita.

Variabel Independent Variabel Dependen

Jarak Kelahiran
Status Gizi Balita

Sosial Ekonomi

D. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan

pendekatan crossectional yaitu cara pendekatan, Observasi atau pengumpulan


data sekaligus pada suatu saat. dimana pengumpulan data Variabel Dependen

dan Independen dilakukan penelitian disaat yang bersamaan (Notoadmojo, dalam

Susanti, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Adhitya. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh


Akseptor KB. Jakarta: Jurnal Keperawatan

BKKBN. (2016). Informasi Alat Kontrasepsi Buku Untuk Kader. Jakarta

Hasmi. 2016. Metode Penelitian Kesehatan. Jayapura: IN Media.

Suparyanto. (2016). Pengaruh KB Hormonal Terhadap Indeks Massa Tubuh.


Jakarta: Jurnal Keperawatan

Susanti. (2019). Hubungan Jarak Kelahiran Dan Sosial Ekonomi Dengan Status
Gizi Balita Di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie. Lhokseumawe.
Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai