Anda di halaman 1dari 13

DASAR – DASAR ILMU TANAH

PENGAMATAN MORFOLOGI PROFIL, PENGAMBILAN CONTOH


DAN PEMBUATAN PREPARAT TANAH

Disusun oleh :

Nama : Anastasya Nurjanah


NPM : E1D020086
Dosen Pembimbing : 1. Heru Widiyono, Ir., MS
2. Kanang S Hindarto, Ir., M.Sc
Co-Ass : 1. Reja Ayu Suroningrum
2. Nova Angelina Sibagariang
Shift :B
Semester : 3 (Tiga)

LABORATORIUM ILMU TANAH


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas rahmatnya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tentang “Pengamatan Morfologi Profil, Pengambilan
Contoh dan Pembuatan Preparat Tanah”. Penulisan laporan adalah salah satu tugas mata kuliah Dasar-
Dasar Ilmu Tanah di Universitas Bengkulu. Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
di miliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini. Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhinga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini,
khususnya kepada Bapak dosen dan Asisten Praktikum yang telah memberikan materi, sehingga
memberikan modal awal buat penulisan laporan ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehinga tujuan yang di
harapkan dapat tercapai.

Curup, 15 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan bumi teratas yang mengalami pelapukan dan pemecahan sebagai hasil
interaksi antara iklim, organisme, dan bahan induk, yang dapat digunakan sebagai media tanam dan
sumber daya. Tanah mengandung berbagai mineral ataupun unsur-unsur yang dibutuhkan makhluk
hidup. Sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah yang dapat diamati, diukur, dan diidentifikasi di lapangan.
Sifat-sifat fisik tanah tersebut antara lain warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah,
pH tanah, dan lain-lain. Tanah memiliki keadaan, sifat, dan karakteristik yang bermacam-macam.
Perbedaan-perbedaan yang ada pada tanah tersebut menyebabkan tanah pada setiap tempat
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut terlihat dari morfologi tanahnya baik itu
tekstur, warna, maupun struktur tanah tersebut. Morfologi tanah dapat dilihat dari irisan tanah secara
vertikal di lapangan. Pada irisan vertikal pengambilan contoh tanah dapat diketahui berapa banyak
lapisan horizontal yang ada dalam tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang yang ada pada tubuh tanah yang menandakan
adanya horizon tanah yang dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan-lapisan induk dibawahya.
Lapisan-lapisan ini terbentuk akibat pengaruh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentukya dan
terbentuk karena adanya endapan yang berulang-ulang dari genangan air.
Proses pengambilan suatu contoh tanah merupakan satu hal penting yang dapat digunakan untuk
mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada suatu tempat tertentu. Bukan hanya untuk menentukan sifat-sifat
fisika tanah, akan tetapi perlu mengetahui klasifikasi tanah suatu titik pegamatan.Namun, pengambilan
contoh tanah tidak akan bermanfaat jika tidak mewakili suatu daerah tertentu dan jika tidak dilakukan
dengan cara yang sesuai. Pegambilan contoh tanah untuk menetapkan sifat-sifat fisik tanah bertujuan
untuk mengetahui sifat fisik tanah pada suatu wilayah tempat pengamatan.

1.2 Tujuan Praktikum


• Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horizon.
• Mengambil contoh tanah di lapangan untuk dianalisis di laboratorium.
• Menyiapkan contoh tanah sebelum dianalisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah memiliki fungsi sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai tempat dari akar
tumbuhan dan air tanah tersimpan. Bahan organik mempunyai peranan yang penting di dalam tanah
terutama terhadap sifat-sifat tanah. Pengaruh bahan organik terhadap tanah antara lain bahan organik
dapat mendorong meningkatkan daya mengikat air dan mempertinggi jumlah air tersedia untuk
kebutuhan tanaman. Bahan organik dalam tanah dapat menyerap air 2–4 kali lipat yang berperan dalam
ketersediaan air tanah (Simanjuntak et al., 2012).
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali
lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan
keadaan-keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan
atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak
demikian karena ada rongga-rongga udara (Wijaya, 2013).
Batuan induk yang berbeda mempunyai komposisi mineral yang berbeda dan penting dalam
proses pembentukan tanah. Kecepatan proses pembentukan tanah sangat tergantung kepada ukuran butir
dari bahan induk tanah. Semakin halus, semakin mudah mengalami proses pentanahan (Alam et al.,
2012).
Tekstur tanah dapat berfungsi menentukan tata air didalam tanah yaitu berupa
penetrasi,kecepatan infiltrasi,serta kemampuan mengikat air.Tekstur tanah sangat menentukan reaksi
fisik dan kimia didalam tanah,karena ukuran partikel tanah bisa menjadi factor penentu luas permukaan
tanah.Penentuan Tekstur tanah dapat dilakukan berdasarkan 2 metode yaitu metode hydrometer dan
metode pipet.Penentuan pemakaian kedua jenis metode tersebut berdasarkan perbedaan kecepatan
pertikel didalam air (Ahmad, 2016).
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas ke batuan induk tanah, yang
biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih di pengaruhi
cuaca disebut solum tanah. Horizon O-A disebut horizon tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan
tanah bawah (Hanafiah, 2014).
Tanah merupakan bahan mineral tak terkonsolidasi pada permukaan bumi yang menjadi sasaran
dan pengaruh oleh faktor genetik dan lingkungan dari: bahan induk, iklim (termasuk efek kelengasan
dan temperatur), makro dan mikroorganisme, dan topografi, yang kesemuanya berlangsung dalam suatu
periode waktu dan menghasilkan produk akhir berupa tanah yang berbeda dari bahanbahan penyusun
aslinya dalam sifat fisik, kimia, biologi, morfologi, dan karakteristiknya. Perbedaan ini juga disebabkan
kondisi lingkungan eksternal yang mempengaruhinya (Tufaila, 2014).
Struktur tanah merupakan partikel-partikel tanah seperti pasir, debu, dan liat yang membentuk
agregat tanah antara suatu agregat dengan agregat yang lainnya. Dengan kata lain struktur tanah
berkaitan dengan agregat tanah dan kemantapan agregat tanah. Bahan organik berhubungan erat dengan
kemantapan agregat tanah karena bahan organik bertindak sebagai bahan perekat antara partikel mineral
primer. Penggunaan bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
menunjang pertumbuhan tanaman yang lebih baik (Margolang dkk., 2015).
Tanah dengan kandungan bahan organik dan populasi cacing yang tinggi berpengaruh terhadap
berat isi dan kemantapan agregat tanah. Bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme
tanah dan akan menciptakan struktur tanah yang lebih baik sehingga akan menciptakan agregat –agregat
yang stabil (Pramana, 2014).
Tanah terbentuk dari bahan induk dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya ada 5 faktor
pembentuk tanah yaitu iklim (climate), bahan induk (parent material), organisme (organism), topografi
(ralief), dan waktu (time). (Juswanto, 2014).
Tanah terbentuk dari pencampuran berbagai macam komponen penyusun apabila dinyatakan
dalam persen % volume komposisi tanah ideal adalah terdiri dari 45%, bahan organik 5%, udara 20-
30%, dan air 20-30% walaupun komposisi bahan organik paling kecil dibanding bahan lainnya namun
bahan organik memainkan banyak peranan penting dalam tanah baik ciri fisik, kimia, maupun biologi
tanah. (Hermanto,2011)
Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas yang menunjukkan bahwa suatu tanah dikatakan
bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir,berteksutr debu apabila berkadar minimal 40%
liat. Tanah yang berkomposisi ideal yaitu 22,5 -52,5% pasir, 30-50% debu dan 10-30% liat disebut
bertekstur lempung (Hanafiah,2013).
Pengambilan cuplikan tanah. Dilakukan dengan jalan mendiskripsi profil tanah,kemudian
mengambil cuplikan tiap lapisan/horison tanah yang diperlukan kirakira (2-3 kg) guna kebutuhan
analisis laboratorium. Cuplikan tanah terusik untu kebutuhan analisis kimia tanah dan cuplikan tanah
tak terusik untuk kebutuhan analisis fisik tanah. Cuplikan tanah diambil perhorison dimulai dari horison
paling bawah sampai kehorison teratas kemudian diberi kode per label (Resnan, 2011).
Konsistensi digambarkan untuk tiga tingkat kelembaban basah, lembab dan kering. Suatu tanah
tertentu dapat menjadi lekat bila basah, teguh bila lembab dan keras bila kering (Radjit et.al., 2014).
Struktur tanah yang baik adalah tanah yang kandungan udaranya dan airnya dalam julah cukup
dan seimbang. Hal semacam ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang porinya besar. Dengan
perbandingan yang sama antara pori-pori makro serta tanah terhadap pukulan tetesan air hujan.
Dikatakan pula struktur tanah yang baik adalah yang perbandingannya sama antara padat, cair, dan
udara. (Suhardi, 2014).
Bahan induk tanah mempunyai nilai keasaman yang bervariasi tergantung jenis mineral
penyusunnya dan derajat pelapukannya, sehingga tanah muda yang baru terbentuk mempunyai nilai pH
yang selaras dengan bahan induknya. Tanah yang berbahan induk batuan kapur karbonat memiliki pH
di atas 8, sedangkan beragam Na mencapai Ph 10. (Darmawijaya, 2014).
Warna horizon atas umumnya coklat sampai coklat gelap, sesuai kandungan dan tingkat
himifikasi bahan organic. Warna gelap juga dapat terjadi sebagai akibat hadirnya MnO2 ataupun arang.
Keasaman (pH) dan tahana (status) kation dalam tanah juga mempengaruhi warna tanah. Kandungan Ca
serta BO rendah akan memiliki warna pucat. (Yudono, 2013).
Tanah mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang berinteraksi dengan cairan
dan udara. Komponen pembentuk tanah merupakan padatan, cairan dan udara jarang berada dalam
kondisi setimbang, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan sinar matahari. Pengambilan contoh tanah merupakan tahap
penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analasis sifat fisik tanah
harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya dari sifat fisik tanah di lapangan.Contoh tanah
adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum)
dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di
laboratorium. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik yaitu pengambilan contoh
tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah secara tidak utuh (Lugito, 2012).
Ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu pertama contoh tanah utuh yang diperlukan untuk
analisis penetapan berat isi, ukuran pori, dan permeabilitas. Kedua, contoh tanah dalam keadaan agregat
utuh untuk penetapan kemantapan agregat dan kemantapan agregat ukuran. Dan terakhir, contoh tanah
terganggu, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut
singgung, kadar air, pH tanah, kandungan bahan organik, dan juga kandungan unsur hara tanah seperti
P–tersedia, total N, dan lain–lain (Maryenti, 2012).
Penentuan nilai konsistensi dikelompokkan menjadi dua yaitu kualitatif (di lapangan) dan
kuantitatif (di laboratorium). Dengan pendekatan angka atterberg yaitu batas cair (BC), batas lekat (BL),
batas gulung (BG), dan batas berubah warna (BBW). Angka atterberg mempunyai hubungan antara
kadar lengas (%) dengan konsistensi tanah (Handayani, 2013).
Bahan organik berpengaruh terhadap sifat fisik tanah yaitu dapat meningkatkan stabilitas
agregat tanah, sehingga menciptakan struktur tanah yang mantap dan ideal bagi pertumbuhan tanaman
yang berakibat pada tingkat porositas yang baik dan mengurangi tingkat kepadatan tanah, sehingga akan
menciptakan agregat - agregat yang stabil. Kedalaman tanah menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap kemantapan agregat. (Utomo, 2015).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
• Penggalian Profil
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah parang, cangkul, sekop, bor tanah, meteran gulung.
• Pengamatan Profil Tanah
Alat : Pisau lapang, buku standar warna (Munsell Soil Color Chart), daftar isian, kompos, altimeter,
botol semprot dan alat tulis.
Reagent : akuades dan HCl 1N.

3.2 Cara Kerja


• Penggalian Profil
1. Pilihlah tempat yang sesuai untuk pembuatan lobang profil, lalu bersihkan dari vegetasi yang
menutupi permukaan tanah.
2. Buatlah lobang profil berukuran 1,5 x 1,0 x 1,5 m3. Penampang pengamatan sebaiknya disebelah atas
lereng dan terkena sinar matahari.
3. Jangan lakukan pengamatan waktu hujan atau keadaan cahaya kurang. Sisi pengamatan dibuat rata
dan bersih, bila kering disemprotkan dengan akuades
• Pengamatan Profil Tanah
1. Tentukan batas lapisan (Horizon) dengan cara menusuk-nusuk profil pada sisi pengamatan dengan
pisau lapang sambil meremas gumpalan tanah di tangan kiri atau dengan cara memukul-mukulnya untuk
mengetahui perbedaan bunyinya.
2. Perhatikan perbedaan warna, tekstur dan kepadatan lapisan, beri tanda dengan potongan ranting lalu
tarik batas-batas horizonnya. Ukur kedalaman masing-masing horizon dari atas ke bawah.
3. Apabila ditentukan horizonnya yang tebalnya melebihi 50 cm dengan sifat-sifat yang sangat mirip,
sebaiknya horizon tersebut dibagi dua atau lebih, misalnya dibagi dengan kelipatan 25 cm.
4. Gunakan kriteria penilaian (Tekstur, Struktur, Konsistensi) yang telah saudara ikuti pada Acara 1.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali
lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu juga sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitian.
Proses perkembangan atau penyusunan tanah yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan
sifat-sifat tanah pada suatu daerah. Sifat fisik tanah pada setiap lapisan / horison dipengaruhi oleh tekstur
tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, porositas tanah, warna tanah, drainase tanah, serta keadaan
perakaran dan lingkungan.
Dengan melakukan praktikum penelitian profil tanah ini membuat praktikan dapat mengetahui
karakteristik dari setiap lapisan-lapisan tanah, dan tercapai tujuan praktikan untuk bisa mempelajari
sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horizon, mengambil contoh tanah di
lapangan untuk dianalisis di laboratorium, dan menyiapkan contoh tanah sebelum dianalisis.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini diharapkan kepada semua praktikan untuk serius dalam menjalankan
praktikum, sehingga praktikan dapat terampil dalam memahami bagaimana setiap lapisan tanah akan
dipengaruhi oleh tekstur, bentuk struktur, dan konsistensi tanah. Untuk praktikum acara 2 ini hendaknya
melakukan penelitian pada kondisi cuaca yang mendukung supaya tidak terjadi hal yang dapat
menghambat kegiatan pengamatan. Dan karena keterbatasan untuk berkomunikasi secara langsung,
maka diharapkan pelaksanaan praktikum kedepannya nanti agar lebih baik dari yang sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
• Alam, S., Sunarminto, H.B., Siradz, S.A. 2012. Karakteristik Bahan Induk Tanah Dari Formasi
Geologi Kompleks Ultramafik Di Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroteknologi Universitas Halu
Oleo. Kendari.
• Simanjuntak, F.A., Tika, I.W., Sumiyati. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian Kompos
Terhadap Kebutuhan Air Tanaman Beberpa Jenis Kacang. Laboratorium Pasca Panen Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Bali.
• Wijaya, R. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pengamatan Morfologi Profil Pengambilan Contoh
dan Pembuatan Preparat
• Ahmad, F. 2016. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Tekstur Tanah.
• Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
• Tufaila M., Hasbullah S., Jufri J., dan Lies I. 2014. Karakteristik Morfologi Dan Klasifikasi
Tanah Luapan Banjir Berulang Di Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Agriplus, 24 (3) : 196
• Margolang,R.D., Jamilah., Sembiring,M., 2015. Karakteristik Beberapa Sifat Fisik, Kimia Dan
Biologi Tanah Pada Sistem Pertanian Organik.
• Pramana, N. F. 2014. Kajian Populasi Cacing Tanah pada Plot Kebun Kopi Robusta (Coffea
Robusta) dengan Perlakuan Jenis Pupuk Organik. Universitas Brawijaya. Malang.
• Juswanto. 2014. Evaluasi Kesusaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta
erant). Universitas Sumatera Utara. Sumatera utara.
• Hermanto. 2011. Prediksi Kadar Bahan Organik Tanah dengan pengolahan Citra dan Jaringan
Syaraf Tiuran Menggunakan Telepon Genggam. Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper.
Yogyakarta.
• Hanafiah, K. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
• Resnan.2011. Morfologi Dan Karakteristik Tanah Dipugeran, Yogyakarta.Universitas Halu
Oleo.Kendari.
• Radjit, B.S., Y. Widodo., N. Saleh., dan N. Prasetiaswati. 2014. Teknologi Untuk Meningkatkan
Produktivitas dan Keuntungan Usaha tani Ubi kayu di Lahan Kering Ultisol. J. IPTEK
Tanaman Pangan.
• Suhardi, 2014. Klasifikasi Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
• Darmawijaya. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
• Yudono, P., Maas, A., Mahsyur, C.S., Dan Yuwono, T. 2013. Pengantar Ilmu Pertanian.
Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
• Lugito. 2012. Pembukaan Lahan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq).
• Maryenti, T. 2012. Teknik Pengambilan Contoh Tanah Terganggu dan Agregat Utuh.
• Handayani, S. 2013. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
• Utomo, 2015. Kajian Kemantapan Agregat Tanah Pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan
Organik Di Perkebunan Kopi Robusta. Universitas Brawijaya. Malang.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
ACARA II
PENGAMATAN MORFOLOGI PROFIL, PENGAMBILAN CONTOH DAN
PEMBUATAN PREPARAT TANAH
Nama : Anastasya Nurjanah
NPM : E1D020086
Shift : B
Co-Ass : 1. Reja Ayu Suroningrum (E1F018017)
2. Nova Angelina Sibagariang (E1F018002)

Tabel penelitian
Horizon Batas Horizon Struktur Tekstur Konsistensi Warna
A1 Terputus- Butiran Lempung Lepas (loose) Coklat keabuan
putus (Granular)
A2 Baur Remah Liat Gembur Coklat
(Crumb) berpasir
B Baur Remah Liat Gembur Coklat gelap
(Crumb)

Mengetahui Co-Ass Mengetahui Co-Ass Praktikan

Reja Ayu Suroningrum Nova Angelina Sibagariang Anastasya Nurjanah


(E1F018017) (E1F018002) (E1D020086)
DOKUMENTASI

Lapisan tanah yang memiliki vegetasi berupa cacing

Anda mungkin juga menyukai