i
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Hubungan antar lawan jenis pada jenjang kedewasaaan awal diidentikkan
dengan terciptanya romansa yang terjadi dengan mengombinasikan percampuran
antara rasa cinta dan hasrat untuk memenuhi kebutuhan psikis yang bersinggungan
dengan seksualitas di dalamnya. Di Indonesia sendiri, khususnya negara yang
menganut budaya ketimuran, masyarakat membentuk suatu aturan tidak tertulis
secara turun-temurun yang membentuk stigma bahwa pola hubungan yang
dikatakan benar dan dilegalkan antar lawan jenis yang menginjak masa dewasa
ialah dengan bersatu dalam mahligai lembaga pernikahan. Sebab aktivitas seks
masih dilihat dalam perspektif yang lebih dari sekadar kebutuhan biologis saja,
namun bersinggungan pula dengan unsur kesakralan yang bersifat suci (Malihah
dan Kolip, 2011). Sehingga tuntutan demi tuntutan masyarakat mengenai
kepemilikan jalinan hubungan percintaan menjadi tuntutan yang harus dipenuhi
para muda mudi yang sudah menginjak fase kedewasaan. Hal tersebut mendorong
para muda mudi yang menginjak masa dewasa lebih memerhatikan pola hubungan
dengan pihak lawan jenis karena hubungan percintaan dan seksualitas dianggap
sudah dalam ranah privasi yang primer dan dianggap sebagai suatu kebutuhan dasar
manusia.
Dalam kehidupan modern yang serba dikelilingi oleh kecanggihan
teknologi, berbagai aplikasi pun hadir dengan tujuan untuk mempermudah
tercapainya tujuan manusia dalam menjalankan berbagai hal yang ada di dalam
kehidupannya, salah satunya menjamah sektor percintaan. Teknologi yang
dikawinkan dengan urusan interpersonal manusia ini berwujud aplikasi kencan
online atau dating apps. Salah satu jenis aplikasi kencan untuk memudahkan
seseorang mencari teman, pasangan bahkan jodoh ini ialah Tinder yang diciptakan
pada tahun 2012 dan telah menjadikannya sebagai salah satu aplikasi kencan
ternama dengan 100 juta unduhan dan 10 juta pengguna harian (Sevi, Aral dan
Eskenazi, 2018). Sehingga pada hakikatnya, aplikasi kencan online yang diciptakan
oleh Sean Rad, Jonathan Badden, Justin Mateen, Joe Munoz, Dinesh Moorjani,
Chris Gylczynski, dan Whitney Wolfe untuk mencari teman kencan yang dipercaya
akan berakhir dengan terjalinnya hubungan romantisme. Namun, seiring dengan
penggunaan aplikasi kencan daring Tinder secara luas dan masif, hal ini justru
bergeser maknanya dikarenakan adanya stigmatisasi terhadap aplikasi Tinder yang
dianggap sebagai platform tanpa aturan yang menawarkan kebebasam untuk
menemukan pasangan sementara dalam menjalin hubungan yang bersifat sementara
juga dalam mengeksplor hubungan interpersonal dan kaitannya dengan pemenuhan
kebutuhan seksual atau lebih dikenal dengan istilah casual sex relationships yang
didefinisikan sebagai hubungan di luar dari hubugan romantis yang didasari oleh
hasrat seksual dan ketertarikan secara fisik (Grello, Welsh dan Harper, 2006).
Di masa pandemi Covid-19 tahun 2020, banyak negara memberlakukan
aturan karantina di rumah atau lockdown sementara waktu untuk meminimalisir
2
penyebaran virus Covid-19 ini membuat pengaruh baru dalam penggunaan aplikasi
kencan daring Tinder, mengutip dari CNN Indonesia (2020), data dari Tinder
menunjukan peningkatan percakapan pengguna aplikasi Tinder di Indonesia
sebesar 23 persen. Google Trend (2020) menyajikan bagaimana kata ‘Aplikasi
Tinder’ mengalami peningkatan tajam selama bulan Februari hingga September
2020. Lebih detail terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang mengalami
peningkatan tajam dalam pencarian kata ‘Aplikasi Tinder’, diantaranya adalah;
Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebesar 100 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta
98 persen, Bali sebesar 98 persen, Banten sebesar 85 persen, Jawa Barat sebesar 78
persen, dan wilayah di Indonesia lainnya berkisar antara 65 sampai 27 persen.
Keaktifan pengiriman pesan penguna Tinder di Indonesia memuncak pada 12 April
2020 sebesar 61 persen dibandingkan pada masa di rumah saja pada Maret 2020
dan dilakukan oleh pengguna Tinder berusia di bawah 26 tahun sebanyak 64 persen
lebih banyak (Bisnis.com, 2020). Hal tersebut dapat memperlihatkan bagaimana
aplikasi kencan daring Tinder dapat menjadi medium yang mudah dan aman
terutama pada masa pandemi Covid-19 untuk para penggunanya menemukan
pasangan, baik secara romantisme atau hal-hal yang berada di luar hubungan
romantisme salah satunya ialah partner casual sex relationships.
1.2 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan aplikasi
Tinder di masa pandemi Covid-19 dan jalinan hubungan casual sex lebih mendalam
untuk mendeteksi bagaimana hubungan casual sex dengan perantara aplikasi Tinder
di masa pandemi Covid-19 ini menjamur di kalangan muda mudi yang telah berusia
dewasa. Pandemi Covid-19 yang menciptakan secara paksa aturan karantina atau
lockdown di berbagai wilayah di Indonesia memberikan sumbangsih dalam
pembentukan fenomena baru mengenai penggunaan aplikasi kencan daring dan
hubungan interpersonal pencarian para muda mudi di Indonesia untuk melakukan
interaksi dengan lawan jenis dengan kesepakatan menjalani casual sex
relationships yang bertumpu pada penghilangan unsur romantisme, dan
berorientasi pada aktivitas seksual secara aktif.
1.3 Manfaat Penelitian
a. Mengidentifikasi penggunaan aplikasi kencan daring Tinder di masa Pandemi
Covid-19.
b. Mengidentifikasi tujuan khusus penggunaan aplikasi kencan daring Tinder di
masa Pandemi Covid-19.
c. Mengidentifikasi jenis casual sex relationships yang dicari dalam penggunaan
aplikasi kencan daring Tinder.
d. Mendeskripsikan pola hubungan casual sex yang dijalani dengan partner yang
dikenal dari aplikasi kencan daring Tinder.
3
c) Fuck Buddy
Hubungan casual sex lainnya yaitu fuck buddy diartikan oleh (Cornelisse et al.,
2018) sebagai hubungan yang diciptakan sedari awal sudah memiliki tujuan
hanya untuk pemenuhan kebutuhan seksual yang dijalani kedua belah pihak,
dan seiring waktu berjalan hubungan tersebut dapat berubah menjadi hubungan
pertemanan yang murni.
d) Booty Call
Hubungan booty call didefinisikan oleh (March, Van Doorn dan Grieve, 2018)
sebagai jalinan hubungan jangka yang bertujuan untuk terlibat dalam aktivitas
seksual secara aktif, komunikasi yang dibangun dari hubungan ini biasanya
menggunakan panggilan telepon dan pesan singkat. Booty call dikategorikan
sebagai hubungan panggilan karena dilakukan dengan komunikasi sebelum
waktu yang ditentukan untuk melakukan hubungan seksual dengan pihak yang
dihubungi.
2.2 Kencan Daring dan Aplikasi Tinder
Aplikasi kencan daring menyoretkan sejarahnya diawali pada tahun 1995 di
negara Amerika Serikat saat terluncurnya situs Match.com yang masif digunakan
oleh masyarakat urban kala itu. Keberhasilannya menciptakan sebuah pengaruh
baru dalam dunia percintaan masyarakat urban, dengan kata lain fenomena kencan
daring mulai meredupkan pola perjodohan secara konvensional. Kepraktisan yang
dihadirkan dalam situs kencan daring menjadi salah satu faktor utama dalam
keberhasilan situs Match.com (Arvidsson, 2006). Seiring melesatnya
perkembangan kehidupan digital dengan terciptanya aplikasi yang dapat diunduh
kapan saja dan secara gratis oleh para pengguna smartphone. Salah satu aplikasi
kencan daring terpopuler adalah Tinder. Cara kerja aplikasi Tinder ini cukup
mudah, pengguna akan ditampilkan profil lawan jenis yang dapat ia atur jarak dan
usianya. Lalu terdapat fitur ‘swipe’ yang mengartikan bahwa jika pengguna
mengusap profil yang ditampilkan ke kiri, pengguna berarti tidak menyukainya.
Jika pengguna mengusap profil yang ditampilkan ke kanan, pengguna berarti
menyukainya. Jika kedua pengguna tersebut sama sama mengusap profil pihak
yang ditemui di Tinder ke kanan, maka mereka akan ‘match’ atau berjodoh, dan
keduanya dapat melakukan chit chat di kolom pesan yang bisa digunakan ketika
keduanya telah berjodoh.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penemuan partner dalam menjalin casual sex relationship jenis friend with
benefits ini diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Azzizah (2020)
mengenai penggunaan aplikasi kencan daring Tinder yang mana informan dalam
penelitiannya mengetahui istilah friend with benefits dari penjelasan singkat atau
bio yang dipasang para pengguna aplikasi Tinder dan akhirnya ia menjalani casual
sex relationship jenis friend with benefits dengan seseorang yang ia kenal dari
aplikasi Tinder. Didukung dengan data penelitian yang dilakukan oleh Ferdiana,
Susanto dan Aulia (2020) mengungkapkan bahwa penggunaan aplikasi Tinder
6
Pandemi Covid-19
Mengunduh
Rasa jenuh aplikasi kencan
daring Tinder
Mencari pasangan
Menghilangkan Memenuhi
kejenuhan kebutuhan seksual
Penelitian ini memiliki alur pikir dari masalah yang selalu ada, yaitu
penggunaan teknologi dengan pemanfaatannya untuk berbagai pemenuhan
kebutuhan seksual. Hal ini menjadi pijakan peneliti dalam mengungkap fenomena
yang berkembang di masa pandemi Covid-19 yang berhubungan dengan
seksualitas.
7
4. 2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Rencana Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan awal
2 Menentukan responden
3 Menyebar kuesioner
4 Menganalisis data
5 Wawancara dan studi dokumentasi
6 Penyusunan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Arvidsson, A. (2006) ‘“Quality singles”: Internet dating and the work of fantasy’,
New Media and Society. doi: 10.1177/1461444806065663.
Azzizah, A. N. (2020) Friends With Benefit: Agensi Seksual Kaum Muda dalam
Kontestasi Nilai dan Norma.
Beres, M. A. (2007) ‘Sexual consent to heterosexual casual sex among young adults
living in Jasper (Alberta).’, Dissertation Abstracts International Section A:
Humanities and Social Sciences.
Bisnis.com (2020) Pembatasan Sosial, Kencan Online di Tinder Kian Populer.
Available at: https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20200806/
54/1275842/pembatasan-sosial-kencan-online-di-tinder-kian-populer.
CNN Indonesia (2020) Wabah Corona Bikin Aplikasi Kencan Online Laris Manis.
Available at: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200402144747-185-
489624/wabah-corona-bikin-aplikasi-kencan-online-laris-manis.
Cornelisse, V. J. et al. (2018) ‘Fuckbuddy partnerships among men who have sex
with men – A marker of sexually transmitted infection risk’, International Journal
of STD and AIDS, 29(1), pp. 49–50. doi: 10.1177/0956462417717647.
Fahs, B. and Munger, A. (2015) ‘Friends with benefits? Gendered performances in
women’s casual sexual relationships’, Personal Relationships, 22(2), pp. 188–203.
doi: 10.1111/pere.12073.
Ferdiana, C., Susanto, E. H. and Aulia, S. (2020) ‘Penggunaan Media Sosial Tinder
dan Fenomena Pergaulan Bebas di Indonesia’, Koneksi, 4(1), pp. 112–118. doi:
10.24912/kn.v4i1.6622.
Google Trend (2020) Google Trend Kata Pencarian Tinder Aplikasi. Available at:
https://trends.google.co.id/trends/explore?q=%2Fm%2F0wfqsst&geo=ID.
Grello, C. M., Welsh, D. P. and Harper, M. S. (2006) ‘No strings attached: The
nature of casual sex in college students’, Journal of Sex Research, 43(3), p. 225.
doi: 10.1080/00224490609552324.
Malihah, E., & Kolip, U. (2011) Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Paramedia
Grup.
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
Lampiran 1.1 Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Frismayanti Fitrianingrum
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Sosiologi
4 NIM 1701157
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 24 Januari 1999
6 Alamat Email frismafn@upi.edu
7 No. Telepon/HP 085156280096
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Jalu Rafli Ismail
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Geografi
4 NIM 1800065
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 7 Maret 2001
6 Alamat Email jalugeo@upi.edu
7 No. Telepon/HP 085861190042
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nadhila Zulfa Khairani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Psikologi S-1
4 NIM 1908110
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 3 Mei 2001
6 E-mail nadhilazulfa@upi.edu
7 Nomor Telepon 081214832435
Pengabdian Pada
2 Masyarakat Departemen Anggota 3 Maret 2021
Psikologi UPI
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-R.
16
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Shafira Dewi Faza
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi S-1
4 NIM 2000108
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 31 Januari 2002
6 E-mail shafirafaza@upi.edu
7 Nomor Telepon 085317775391
Ketua Peneliti
1. Frismayanti Pendidikan Sosial 12 Jam/ berkoordinasi
Fitrianingrum/ Sosiologi Humaniora Minggu dengan anggota
1701157 dan berperan di
segala bentuk
kegiatan.
Membantu
dalam
pembuatan
proposal,
2. Jalu Rafli Pendidikan Sosial 10 Jam/ melakukan
Ismail/ Geografi Humaniora Minggu survei lapangan,
1800065 melakukan
kegiatan di
lapangan
(penelitian),
membantu
dalam
menganalisis
hasil penelitian,
membuat
laporan akhir.
Membantu
dalam
pembuatan
proposal,
3. Nadhila Zulfa Psikologi Sosial 10 Jam/ melakukan
Khairani/ Humaniora Minggu survei lapangan,
1908110 melakukan
kegiatan di
lapangan
(penelitian),
membantu
dalam
menganalisis
hasil penelitian,
membuat
laporan akhir.
21
Membantu
dalam
pembuatan
proposal,
4. Shafira Dewi Akuntansi Sosial 10 Jam/ melakukan
Faza/ Humaniora Minggu survei lapangan,
2000108 melakukan
kegiatan di
lapangan
(penelitian),
membantu
dalam
menganalisis
hasil penelitian,
membuat
laporan akhir.
22