Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PELAKSANAAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ANAK USIA
DINI

Dosen : Fitrianti Wulandari,M.Pd

Oleh :

Khotimul fitriah 20192700070


Nadhifatul khisbiyah 201927000
Lilik novilia 20192700087

PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR

STAI AL-AZHAR

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Unsur-Unsur Pokok
Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
bidang Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Unsur-Unsur Pokok Dalam Pelaksanaan Pendidikan
Anak Usia Dini bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Fitri Wulandari, M. Pd selaku dosen dalam
bidang mata kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini.
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini.

Gresik,25 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR ………………………………..…..………..…………ii

DAFTAR ISI …………………………………..………………………...……iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….….1

A. Latar Belakang …………………………………………………………1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...1
C. Tujuan ……………………………………………………….………….1

BAB II PEMBAHASAAN ………………………………………………….…2

A. Pendidik ……………………………………………………..…………..2
B. Pendekatan Pembelajaran ……………………………….……….……8
C. Metode pembelajaran …………………………………….………….…9
D. Media Dan Sumber Belajar …………………………………………..11
E. Peran Orang Tua Dan Keluarga …………………..………………....13

BAB III PENUTUP ……………………………………………………….…14

A. Kesimpulan ………………………………………….…………….…..14
B. Saran ………………………………………………………………...…14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..…15

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini secara proses pelaksanaanya sama dengan pendidikan
jenjang sekolah dasar hingga atas hingga memerlukan peran pendidik, kurikulum,strategi,
metode dan media pembelajaran serta peran orang tua dalam pemberian dukungan terhadap
anak usia dini untuk bersekolah. Tanpa adanya salah satu unsur tersebut pendidikan anak usia
dini tidak dapat berjalan secara optimal disebabkan kepincangan dari salah satu unsur
tersebut.
Pendidikan pada tataran realistis pada hakikatnya bertujuan untuk
mengaktualisasikanpotensi yang dimiliki setiap peserta didik. Bentuk Aktualisasi potensi ini
kemudian diuraikan oleh beberapa pakar pendidikan secara subtansis bertujuan mendukung,
mendorong dan memfasilitasi perkembangan peserta didiksebagai manusia yang utuh ( a
whole human being).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman metode pembelajaran yang baik ?
2. Apa saja media dan sumber belajar yang baik ?
3. Bagaimana seharusya peran orang tua dalam pendidikan anak ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana cara metode belajar yang baik
2. Untuk mengetahui m,etode dan cara belajar yang baik dan benar
3. Untuk mengetahui peran orang tua terhadap pendidikan anak.

1
BAB II

BEMBAHASAN

A. Pendidik
Sebagai pendidik atau guru yang professional setidaknya harus mampu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar setiap anak usia dini mampu
memahami pengetahuan yang diberikan guru kepadanya. Pendidik harus bisa berpacu dalam
pembelajarann, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didikya, agar
dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini pendidik harus kreaytif,
professional, dan menyenangkan dengan memposisiskan sebagai orang tua, teman, tempat
mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didiknya, memupuk rasa percaya diri,
berani dan bertangung jawab.
Selanjutnya agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik professional,
maka guru pada setiap lembaga pendidikan anak usia dini seharusnya mempunyai
seperangkat kompetensi. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta jenjang pendidikan anak usia dini meliputi kopetensi
pedagogik, professional, kepribadian dan sosial. Standar kopetensi pada hakikatnya
mencakup kompetensi guru inti dan dikembangkan menjadi kompetensi guru pada masing-
masing satuan pendidikan1. Adapun standar kompetensi guru PAUD atau TK dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogic
a. Menguasai karakteristik peserta didik
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terkain dengan bidang pengembangan
yang diampu
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
e. Memanfaatkan TIK untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan
pengembangan yang mendidik
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki
g. Berkompetensi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik
h. Memanfaatkan hasil penilaian

1
Safrudin aziz,Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini, hal 93

2
i. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Kompetensi Kepribadian
a. Bertindak sesuai norma, agama, hokum, sosial dan kebudayaan nasional
Indonesia
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa
d. Menunjukkan tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan
rasa percaya diri
e. Menjujung tinggi kode etik profesi guru
3. kompetensi Sosial
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras dan kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesame
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat
c. Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah Indonesia yang memiliki
keberagaman sosial budaya
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri seta profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain
e. Menguasai materi, stuktur, konsep dan pola piker keilmuan yang
mendukung mata pelajran yang diampu
f. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi standar mata pelajaran/
bidang pengembangan yang diampu
g. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
h. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
i. Meman faatkan tegnologi infirmasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengambangkan diri

Adapun dalam konteks pendidikan anak usia dini, aktivitas guru yang harus
diperankan dalam mendidik setiap peserta didiknya sebagai berikut:

1. Peran pendidik dalam berinteraksi


2. Peran pendidik dalam pengasuhan
3. Peran pendidik dalam memberi fasilitas

3
4. Peran pendidik dalam perencanaan
5. Peran pendidik dalam pembelajaran

Keberadaan pendidik dalam setiap lembaga pendidikan anak usia dinimenjadi bagian
vital dan tidak dapat tergantikan dengan perangkat apapun, sebagai pendidik memiliki fungsi
yang kompleks yakni menjadi pendidik berarti menjadi guru senantiasa menjadi tokoh,
panutan dan indetifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Guru bagi anak usia dini harus
mampu menjadi segala-galanya, dalam arti guru harus senantiasa memberikan
kenyamanan,keamanan, keharmonisan dan mampu mengembangkan kreatifitas anak melalui
langkah-langkah berikut :

1. Guru harus fleksibel


2. Guru harus selalu optimis
3. Guru harus selalu respek
4. Guru harus cekatan
5. Guru harus humoris
6. Guru harus inspiratif
7. Guru harus lembut
8. Guru harus responsif
9. Guru harus suka dengan anak
10. Guru harus empatik
11. Guru harus nge-friend
12. Guru harus disiplin

Selain beberapa kriteria ideal seorang guru sebagaimana dikemukakan diatas, Andi
Yudha Asfandiar juga melengkapibeberapa karakteristik yang harus dimiliki seorang guru
pada lembaga pendidikananak usia dini agar tumbuh kembang kreativitas dan pribadi yang
kritis diantaranya sebagai berikut :

1. Guru hendaknya memiliki keterampilan dalam bertanya.


Bertanya adalah bagian paling vital dalam proses pembelajaran terpadu
berbasis kreativitas dan pendidikan kritis. Keterampilan bertanya dasar
mempunyai beberapa komponen yang harus dikuasai dan dipahami guru
dalam upaya pencapaian tujuan pernyataan dalam pembelajaran. Komponene-
komponen tersebebut adalah sebagai berikut:

4
a. Gunakan susunan kata yang sesuai dengan tinggkat usia dan
perkembangan anak dalam mengungkapkan pertanyaan
b. Memungkingkan anak memakai serta mengolah informasi untuk
menemukan jawaban pertanyaan dan membantu anak untuk mengarahkan
pikirannya pada acuan pembelajarannya
c. Memusatkan perhatian
d. Pemindahan giliran
e. Memberi waktu pada anak untuk berfikir dahulu sebelum anak lain
diminta untuk menjawab

Adapun teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan untuk guru sebagai berikut;

a. Klarifikasi yakni pertanyaan yang meminta anak untuk menjelaskan


jawabnya dengan kata-kata lain sehingga jawabannya menjadi lebih baik.
b. Meminta anak memberikan alas an atau bukti yang menunjang kebenaran
pandangan yang diberikan ketika menjawab pertanyaan guru.
c. Meminta anak lain untuk menyatakan persetujuan atau penolakan serta
memberikan alas an terhadap suatu pandangan.
d. Meminta ketepatan jawaban dilakukan bila jawaban anak belum tepat.
e. Meminta jawaban yang lebih relevan agar anak memnberi jawaban yang
lebih sesuai dengan topic yang dibicarakan.
f. Meminta anak memberikan contoh atau ilustrasi.
g. Meminta jawaban yang lebih kompleks.
2. Guru hedaknya memiliki keterampilan dalam memberi penguatan.
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulang kembali tingkah laku tersebut. Adapun
tujuan guru memberikan penguatan kepada peserta didik adalah untuk
meningkatkan perhatian didik anak, membangkitnkan dan memelihara
motifasi anak didik, memudahkan belajar, serta mengontrol serta
memodifikasi tingkah laku yang kurang positif serta mendorong munculnya
tingkah laku yang positif dan produktif.
3. Keterampilan mengadakan variasi.
Variasi dalam pembelajran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan motifasi anak didik serta mengurangi

5
kejenuhan dan kebosanan. Adapun komponen-komponen dalam keterampilan
mengadakan variasi diantaranya:
a. Variasi dalam mengajar guru.
b. Variasi dalam menggunakan media dan bahan mengajar.
c. Varian pola interaksi dan kegiatan anak.
4. Keterampilan Menjelaskan.
Keterampilan menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran
dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah
dapat dipahami oleh anak didik. Selanjutnya dalam memberikan penjelasan
guru perlu memahami prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Penjelasan diberikan diawal, tengah ataupun diakhir kegiatan belajar
sesuai keperluan.
b. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
c. Guru dapat memberikan penjelasan dengan direncanakan sebelumnya atau
bila ada pertanyaan pada anak didik.
d. Materi yang dijelaskn harus bermakna bagi anak
e. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang an kemampuan anak didik.

Adapun komponen dalam menjelaskan suatu materi pembelajaran


diantaranya : komponen merencanakan penjelasan mencakup: isi pesan yang
dipilihdan disusun seta sistematis disertai contoh-contoh serta penerima pesan
harus dipertimbangkan karaktertiknya.

5. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil.


Diskusi merupakan proses yang dilakukan secara teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka informal dengan tujuan berbagi
pengalaman dan informasi, mengambil keputusan atau memecahkan suatu
masalah.
Adapun keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam memimpin
kelompok kecil antara lain:
a. Guru harus memusatkan perhatian pada anak didik.
b. Menjelaskan masalah atau urun pendapat.
c. Menganalisis pandangan anak didik.
d. Meningkatkan partisipasi anak didik.
e. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi.

6
f. Menutup diskusi (merangkum hasil diskusi dan menilai hasil diskusi).
6. Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal guna
terjadinya proses pembelajaran yangselalu serasi dan efektif.
Adapun keterampilan seorang guru dalam mengelola kelas secara
substantive terbagi menjadi dua aspek yakni keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan belajar yang optimal serta keterampilan
yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
7. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan secara teknis memerlukan
keterampilan yang berkaitan dengan penanganan yang berkaitan dengan
penanganan anak dan penanganan tugas. Adapun keterampilan seorang guru
dalam mengelola kelompok kecil dan perorangan ini diantaranya:
a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
b. Keterampilan mengoganisasi.
c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.
d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
8. Keterampilan supervise klinis
Proses bimbingan yang bertujuan untuk membuntu pengembangan profesinal
nguru khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan analisis data secara
teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan pengajaran tingkah laku
mengajar tersebut.
Adapun karakteristik superfisi klinis sebagai salah satu bentuk
keterampilan dalam mengajar diantaranya:
a. Perbaikan dalam mengajar.
b. Mengajar keterampilan kepada guru atau calon guru.
c. Fokus superfisi klinis.
d. Siklus dalam meremcanakan, mengajar dan menganalisis.
e. Memberi dan menerima kondisi dinamis.
f. Mengenali analisis jalannya pembelajaran.
g. Kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok persoalan.
h. Menganalisis dan mengevaluasi cara superfisinya sendiri.

7
B. Pendekatan Pembelajaran
Proses pembelajaran pada anak usia dini memerlukan pendeketan yang yang
tepat sesuai kondisi fisik,psikis dan tingkat kemampuannya. Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotifasi, peserta didik untuk berpartisipasiaktif serta memberikan
ruangan yang cukup bagi prakarsa,kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Adapun beberapa pendeketan pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
pendidikan anak usia dini mencakup beberapa hal, antara lain:
1. Pendekatan Discovery
Pendekatan Discovery adalah proses mental dimana peserta didik mampu
mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Pendekatan discovery pada anak
usia dini diberikan kebebasan atau mengalami proses mental sendiri, guru
hanya mendampingi dan membimbing serta memberikan intruksi.
Dengan demikian pendekatan discovery merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, diskusi, mmembaca sendiri dan mencoba sendiri, agar
anak dapat belajar sendiri
2. Pendekatan proses
Pada pendekatan proses, tujuan utaman pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan peserta didik keterampilan proses seperti mengamati,
berhipotesis, merencanakan, menafsirkan dan mengkomunikasikan. Ada hal
mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang
berlangsungdalam pendidikan yakni proses mengalami. Artinya proses
pembelajaran harus senantiasa menjadi suatu pengalaman pribadi bagi peserta
didik.
3. Pendekatan Nyata
Pembelajaran pada anak usia dini lebih mengutamankan pada pembelajaran
pendekatan nyata, dalam konteks ini peserta didik akan menangkap secara
jelas, terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan anak. Dalam konsep ini
anak harus diberikan pembelajran benda yang nyata agar peserta didik tidak
menerawang dan bingung.
4. Pendekatan Holistik

8
Pengebangan anak usia dini mempunyai arah pada pengembangan segenap
aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.
Pelaksanaanya terintregasi dalam satu kesatuan program utuh dan proposional.
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis lingkungan
alam secara filosofis harus diimplementasikan pada anak usia dini karena:
a. Membatu setiap anak dalam mengembangkan potensi perkembangan yang
dipergunakan untuk beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan alam
b. Membantu menumbuhkan otoaktivitas atau autoactivity(aktifitas yang
tumbuh pada diri anak) filosofi ini akan membantu anak memperoleh
sejumlah keterampilan proses yang sangan dibutuhkan dalm
pemngembangan lifeskill.
c. Memberikan sejumlah pengalaman belajar langsung(real learning). Proses
ini akan membatu anak mengembangkan proses berpikir komprehensif
dalam situasi yang nyata.
d. Memberikan suasana atau kesempatan pada anak untuk mengembangkan
kepekaan, kepedulian atau sensivitas terhadap kondisi lingkungan alam.
e. Membantu anak memperolehh proses dan hasil belajar yang bermakna
(meaningfull learning)serta pembelajaran yang fungsional praktis (
practical and functional instruction).

C. Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran secara ideal harus dilakukan pada aktivitas dan
kreativitas yang berpusat pada guru serta pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Secara konkret harus memberikan kesempatan kebebasan pada setiap anak
didik untuk berfikir dan bersikap secara kritis dalam mengemukakan ide dan
pendapatnya.
Proses pembelajaran pada anak usia dini harus didasarkan pada beberapa
prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini yakni:
1. Proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan berdasarkan
prinsip belajar melalui bermain.
2. Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dalam lingkungan yang
kondusif dan inovatif, baik didalam ruangan ataupun diluar ruangan.

9
3. Proses kegiatan belajar anak usia dini harus diarahkan pendekatan tematik dan
terpadu.
4. Proses kegiatan belajar anak usia dini harus diarahkan pada pengembangan
potensi kecerdasan secara menyeluruh dan terpadu
Selain prinsip diatas, mengadaptasi pendapat Rahmitha P.Soendjaja bahwa
prinsip pokok pelaksanaan pendidikan pembelajaran bagi anak usia dini dapat
dilakukan dengan:
1. Nondiskriminasi
2. Dilakukan demi kebaikan anak.
3. Mengakui hak hidup.
4. Penghargaan pada anak.
Adapun prinsip pelaksaan pembelajaran badi anak usia dini juga harus sejalan
dengan prinsip pelaksanaan keseluruhan proses pendidikan sebagai dikemukakan
Damanhuri Rosadi sebagai berikut:
1. Pengembangan diri.
2. Pembinaan dan pengembangan kepribadian diri setiap anak.
3. Pemantapan tata nilai.
4. Pendidikan anak adalah usaha sadar, usaha menyeluruh,terarah dan terpadu.
5. Anak mempunyai kedudukan sentral dalam pembangunan.
6. Orang tua dengan keteladanan.
7. Program PAUD harus melingkupi inisiatif berbasis orang tua, masyarakat dan
insitusi formal sekolah.
Dari uraian diatas hakikatnya lebih memberikan kebebasan, kenyamanan,
keamanan, keteladanan secara penuh terhadap mereka. Metode pembelajaran anak
usia dini secara lengkap diuraikan Murid sebagai berikut:
1. Metode bermain
2. Metode menyanyi
3. Metode bercerita
4. Metode karya wisata
5. Metode demonstrasi
6. Metode bercakap-cakap (dialog)
7. Pemberian tugas
8. Metode perumpamaan

10
Dari berbagai metode pembelajaran bagi anak usia dini pda impelementasinya
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak itu sendiri. Metode
pembelajaran harus di direncanakan secara tepat sasarn sehingga proses pembelajaran
memcapai titik kebermaknaan dan memberikan pengalaman langsung pada anak usia
dini.

D. Media Dan Sumber Belajar


Sumber pembelajaran anak usia dini pada hakikatnya adalah segala sesuatu
yang dipergunakan dalam pembelajaran baik dalam bentuk pesan, orang, bahan,
alat,teknik, lingkungan guna memotivasi sekaligus memberikan kemudahan dan
mengikuti proses embelajaran.
Seorang guru padala lembaga pendidikan anak usia dini selain memahami
karakteristik peserta didik dan model pembelajaran, ia juga dituntut untuk mampu
menyediakan sumber belajar yang tepat. Sebab sumber belajar memiliki nilai manfaat
sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan memperkaya anak
dengan menggunakan berbagai pilihan sumber belajar seperti buku, alat,
narasumber, metode, lingkungan, dan sejenisnya. Penyediaan sumber belajar ini
tidaklah harus mahal namun lebih dilihat dari aspek nilai kegunaan dan
kemanfaatan.
2. Sumber belajar dapat meninhgkatkan kemampuan anak berbahasa.
Berkomunikasi dengan anak usia dini dengan narasumber mampu
mengembangkan pandangan anak dalam berbagai aspek kehidupan.
3. Sumber belajara dapat membantu mengenalkan anak pada lingkungan dan
mengajarkan anak mengenal kuatan atau lemahan pada dirinya.
4. Sumber belajar dapat menumbuhkan motivasi belajar anak sehingga perhatian
anak meningkat.
5. Sumber belajar memungkinkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
lebih baik.
6. Sumber belajar mendukung anak untuk lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
yakni selain mendengarkan uraian dari guru, tetapi juga mengamati, melakukan,
mendenstrasikan dan lain-lain.

11
Adapun jenis-jenis sumber belajar menurut Association Foe Education an
Technology (AECT) terdiri atas enam jenis yakni pesan, orang, bahan peralatan,
teknik, lingkungan.

1. Pesan (massage) segala informasi yang disalurkan oeleh sumber lain bentuk ide,
fakta, arti dan data. Materi atau pesan bahan ajar tersebut harus disampaikan oleh
komponen lain yaitu guru menyampaikan segala bahan ajar sehingga anak
mendapat pengetahuan dan informasi tertentu.
2. Orang (people) adalah manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengelola dan
penyaji pesan.
3. Peralatan (device) yakni sesuatu yang penampilan pesan yang tersimpan dalam
bahan.
4. Metode (technique) adalah prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan
pelajaran, peralatan, situasi dan orang menyampaikan pesan.
5. Lingkungan (setting) yakni situasi disekitar dimana pesan diterima misalnya ruang
kelas, perpustakaan, taman, kebun binatang dan sebagainya.
Adapun lingkungan sebagai salah satu sumber belajar bagi anak usia dini karena.
a. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak.
Lingkungan meberi informasi kongkret serta kebenarannya akurat.
b. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar lebih
bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan
situasi yang sebenarnya.
c. Lingkungan mampu mempengaruhi pembentukan kepribadian anak kearah
yang lebih baik, seperti kecintaan anak anak lingkungan, memelihara
lingkungan seta tidak merusak lingkungan.
d. Kegiatan belajar melalui lingkungan yang sangat beragam memberikan daya
tarik terhadap anak untuk lebih bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran.
e. Pemanfaatan ligkungan sebagai metode pembelajaran senantiasa mengajak
anak untuk mengamati, bartanya, membuktikan sesuatu, melakukan sesuatu
yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar anak.

Sedangkan media pembelajaran bagi anak usia dini secara umum terdiri atas tiga bagian
yaitu: media visual, media audio serta media audiovisual. Setiap media yang disediakan guru
dalam proses pembelajaran bagi anak usia dini tidak harus mahal dan sulit diciptakan. Namun

12
benda apapun disekeliling kehidupan anak dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
sepanjang memiliki kesesuaian dengan perancangan pembelajaran di sekolah, kesesuaian
dengan sasaran media pembelajaran tersebut, kesesuaian dengan tingkat keterbacaan media
artinya media pembelajaran harus bersifat objektif.

E. Peran Orang Tua Dan Keluarga


Ketrlibatan orang tua dalam pendidikan anak disekolah bararti adanya kerjasama,
komunikasi, serta saling memotivasi sebagaimana dikemukakan Morrison dalam Soermiarti
Patmonodewo, dengan menekankan tiga orientasi yakni:
1. Orientasi tugas
Keterlibatan orang tua dalam membantu mengawasi anak apabila mereka
melakukan kunjungan luar, serta orang tua membantu anak dalam menyelesaikan
tugas.
2. Orientasi pada proses.
Partisipasi orang tua untuk mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
berhubungan dengan proses sekolah.
3. Orientasi pada perkembangan.
Orientasi ini membantu orang tua untuk mengembangkan keterampilan guna bagi
mereka sendiri, anak-anaknya, sekolah, guru, keluarga pada waktu bersamaan
meningkatkan keterlibatan orang tua.

Untuk mencapai kerjasama dan tingkat partisipasi serta komunikasi yang optimal, orang
tua dan guru harus melakukan beberapa kegiatan, pertemuan rutun antara sekolah dengan
guru serta laporan berkala dari pihak sekolah untuk disampaikan kepada orang tua, laporan
ini bisa membuat peningkatan prestasi, pengembangan karakter atau pun tes psikologis dari
anak didik. Dr. Benyamin S. Bloom, professor ilmu pendidikan Universitas Chicago
mengatakan, orang tua mempunyai tanggung jawab utamadalam mendidik anak-anak di
bawah umur 6 tahun, dimana kecerdasan berkembangan lebih cepat.2

2
Sudarna, PAUD Berkarakter,hal 20.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidik harus bisa berpacu dalam pembelajarann, dengan memberikan kemudahan belajar
bagi seluruh peserta didikya, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam
hal ini pendidik harus kreaytif, professional, dan menyenangkan dengan memposisiskan
sebagai orang tua, teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta
didiknya, memupuk rasa percaya diri, berani dan bertangung jawab. Selain pendidik atau
guru orang tua juga sangat berperan besar pada pendidikan anak, karena anak lebih memiliki
waktu yang lama dengan anak daripada guru di sekolah. Oleh karena itu guru dan orang
sangat di butuhkan kerjasamanya dalam pendidikan anak.

B. Saran
Banyak sekali kekurangan dalam makalah yang telah kami buat ini, kami mengharap
saran dan kritik dari semua pembaca agar bias kami jadikan sebagai tambahan ilmu bagi kita
semua. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadikan kita semua menjadi seorang
guru dan orang tua bagi putra putri kita

14
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Safrudin,M.Pd.I Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini, Yogyakarta:


Kalimedia 2017.
Sudarna,Drs, PAUD Berkarakter, Yogyakarta : Genius Publisher 2016

15

Anda mungkin juga menyukai