MD Kelompok 8 - Kontrol Sosail
MD Kelompok 8 - Kontrol Sosail
PENGANTAR SOSIOLOGI
KELOMPOK 8 :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah yang maha kuasa atas
perkenaannya sehingga kami kelompok 8 dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini “KONTROL SOSIAL”
Makalah Ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dosen DR.
SYAMSUDDIN AB, M.Pd Yang telah memberika tugas makalah ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat mamupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dan pembaca atau
penasehat agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis, pembaca dan bagi masyarakat lainnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
BAB II............................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat tentu mendambakan keadaan yang tenang,aman dan teratur.
Namun kondisi normatif tersebut tidak selalu terwujud secara utuh. Banyak
penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat yang berawal dari ketidaksesuaian
harapan dan kenyataan. Banyak orang yang mendambakan kemewahan,tetapi
kenyataannya tidak mudah didapatkan,banyak mereka yang berputus asa. Sehingga
mereka menghalalkan segala cara,bahkan dengan cara-cara yang menyimpang dari
nilai dan norma sosial.
Pada zaman sekarang,sering kita jumpai di masyarakat berbagai macam perilaku yang
menyimpang, seperti perampokan, pencurian,tawuran pelajar, penggunaan obat-
obatan terlarang, dan sebagainya. Perilaku itu jelas tidak sesuai dengan nilai dan
norma sosial yang berlaku di masyarakat. Untuk itu sangat diperlukannya
pengendalian sosial(kontrol sosial) yang mengatur perilaku sosial masyarakat.
menurut Roucek pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada
proses terencana atau tidak untuk mengajar individu agar dapat menyesuaikan diri
dengan kebiasaan dan nilai kelompok tempat tinggal mereka.
Jadi pengendalian sosial dapat dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya atau
mungkin dilakukan oleh individu terhadap suatu kelompok sosial. Seterusnya
pengendalian sosial dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya,
atau oleh kelompok terhadap individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kontrol sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
Dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah proses yang digunakan oleh
seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu
atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.
Berdasarkan sifat, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga, berikut ini.
Tindakan Preventif
Pengendalian sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial.
Contohnya, guru menasihati murid agar tidak terlambat datang ke sekolah.
Tindakan Represif
Tindakan Kuratif
Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilakukan pada
saat terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru menegur dan menasihati
siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan.
Tindakan Persuasif
Pengendalian sosial yang dilakukan tanpa kekerasan misalnya melalui cara mengajak,
menasihati atau membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai
dan norma masyarakat. Cara ini dilakukan melalui lisan atau simbolik. Contoh
pengendalian sosial melalui lisan yaitu dengan mengajak orang menaati nilai dan
norma dengan berbicara langsung menggunakan bahasa lisan, sedang pengendalian
secara simbolik dapat menggunakan tulisan, spanduk dan iklan layanan masyarakat.
Contoh pengendalian sosial persuasif secara lisan adalah seorang ibu menasehati
anaknya yang akan pergi ke sekolah agar tidak terlibat tawuran atau melakukan
perbuatan yang tidak sesuai nilai dan norma. Sedang contoh cara pengendalian sosial
simbolik misalnya pemerintah daerah menghimbau masyarakat agar menjaga
kebersihan lingkungan, cara yang dilakukan pemerintah daerah dengan memasang
spanduk di tempat tertentu yang dapat dibaca oleh masyarakat
Tindakan Koersif
Pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan paksaan atau kekerasan,
baik secara kekerasan fisik atau pun psikis. Contoh pengendalian sosial koersif adalah
penertiban pedagang kaki lima di trotoar jalan yang dilakukan oleh satuan polisi
pamong praja atau Satpol PP dengan cara membongkar dan merusak tempat berniaga
dan mengangkut barang-barang milik pedagang. Sehingga timbul kerusuhan bahkan
ada yang menimbulkan korban jiwa. Contoh lain pengendalian sosial dengan cara
koersif adalah hukuman penjara, denda, pengusiran atau pengucilan. Pengendalian
sosial koersif sebaiknya merupakan langkah terakhir yang digunakan untuk
mengendalikan perilaku menyimpang karena seringkali menimbulkan reaksi negatif.
Pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (panutan). Pengaruh ini dapat
bersifat baik atau pun buruk.
Pengendalian institusional
Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya suatu institusi atau lembaga. Pola perilaku
lembaga tersebut tidak hanya mengawasi para anggota lembaga itu saja, akan tetapi
juga mengawasi dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di sekitar lembaga
tersebut berada. Misalnya kehidupan para santri di pondok pesantren akan mengikuti
aturan, baik dalam hal pakaian, tutur sapa, sikap, pola pikir, pola tidur, dan
sebagainya. Dalam hal ini, pengawasan dan pengaruh dari pondok pesantren tersebut
tidak hanya terbatas pada para santrinya saja, namun juga kepada masyarakat di
sekitar pondok pesantren.
Pengendalian resmi
Pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi negara
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas dan
mengikat. Pengendalian resmi dilakukan oleh aparat negara, seperti kepolisian, satpol
PP, kejaksaan, ataupun kehakiman untuk mengawasi ketaatan warga masyarakat
terhadap hukum yang telah ditetapkan.
Pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan aturan yang jelas
atau tanpa sanksi hukum yang tegas. Meskipun demikian, pengendalian tidak resmi
juga memiliki efektivitas dalam mengawasi atau mengendalikan perilaku masyarakat.
Hal ini dikarenakan sanksi yang diberikan kepada pelaku penyimpangan berupa
sanksi moral dari masyarakat lain, misalnya dikucilkan atau bahkan diusir dari
lingkungannya. Pengendalian tidak resmi dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh
adat, ataupun tokoh agama yang memiliki kharisma dan dipandang sebagai panutan
masyarakat.
Gosip
Teguran
Sanksi/Hukuman
Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif yang
diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan
perilaku menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang
terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain sebagainya. Adapun
manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain adalah:(1) untuk menyadarkan
seseorang atau sekelompok orang terhadap penyimpangan yang telah dilakukan
sehingga tidak akan mengulanginya lagi,dan (2) sebagai peringatan kepada warga
masyarakat lain agar tidak melakukan penyimpangan.
Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf
kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus
mempraktekkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah
masyarakat.
Agama
Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik
antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan
antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina
dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala
larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah
Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan mendatangkan pahala. Sebaliknya,
melanggar larangan Tuhan merupakan perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa.
Dengan keyakinan seperti ini, maka agama memegang peranan yang sangat penting
dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.
Adat Istiadat
Adat-istiadat adalah bentuk kontrol sosial yang paling kuno. Sedangkan norma hukum
selalu diciptakan dan selalu dipaksakan berlakunya peh suatu kekuasaan yang
nyata. Menurut maclver,adat istiadat adalah seperang kat prosedur yang muncul
secara bertahap tanpa adanya pejabat yang berkuasa yang menyatakannya dan yang
menyatakannya dan yang memaksakan berlakunya.
Penyesuaian secara spontan yang dihasilkan adat-istiadat itu adalah suatu modal yang
harus dipertahankan selama ia masih berlaku. Di inggris misalnya,adat-istiadat lebih
besar kekuasaannya di bandingkan dengan di masyaakat industri lain manapun, dan
di inggris ini norma hukum secara bertahap di kembangkan di luar latar belakang
adat-istiadatnya yang masih berpengaruh kuat itu.
Norma Hukum
Norma hukum adalah peratuan yang di tegakkan dan di junjung tinggi oleh negara. Ia
adalah kumpulan perundang-undangan yang di akui ,di tafsirkan,dan dilaksanakan
terhadap situasi tertentu oleh mahkamah yang bertindak atas nama negara. Kalau
adat-istiadat dikembangkan secara tak sengaja,norma hukum dengan sengaja
diciptakan dan langsung mempunyai kekuatan mengikat pada saat di undangkan
kecuali ditentukan lain. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat
modern sebenarnya lebih berfungsi sebagai mesin,namun sebaliknya vitalitasnya
menurun.
Kerugian lain dari adanya sistem hukum ini,seperti diungkapkan hanry maine,ialah
karena peraturan hukum itu hanya dikenal oleh segelintir orang yang memegang hak-
hak istimewa saja. Menurut maine pula,kebutuhan-kebutuhan dan opini masyarakat
selalu lebih maju dalam arti mendahului peraturan hukum yang dibuat itu
sendiri. Pertama,menegakkan tata fundamentaldalam masyarakat dan menjamin agar
setiap orang mendapatkan keamanan dan kesempatan. Kedua,mengurus kepentingan
dan menyelesaikan konflik antara individu dan antara kelompok yang tak dapat
mereka selesaikan sendiri,atau dalam menyelesaikannya sendiri,mereka melanggar
kepentingan orang lain.
Sanksi ekonom: beban penderitaannya berupa: denda, ganti rugi, sita, dll.
Sanksi Fisik: beban penderitaannya berupa: hukuman fisik seperti: pukul,
cubit,cambuk,pancung, tembak, dll.
Sanksi Psikologis: beban penderitaannya bersifat kejiwaan, seperti:
dipermalukan di depan umum, dicemooh, diejek.
2. Penghargaan ( reward)
Macam-macam penghargaan:
2. Fisik :ditepuk punda, diacungi jempol, disalami, dicium (orang tua terhadap
anaknya), dan sebagainya
1. Masyarakat: mereka pada umumnya tidak memiliki waktu yg cukup karena sibuk
dengan urusan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, serta memiliki keterbatasan
kemampuan, kemudian dipercayakan kepada pemerintah.
Petugas kontrol sosial bisa bertindak keras/tegas atau lebih toleran, dipengaruhi oleh
faktor:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap
sesuai norma dan nilai yang berlaku.
Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial
masyarakat :
1. Masyarakat
2. Aparat kepolisian
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-pengendalian-sosial-dan-
jenisnya-11894/#:~:text=Menurut%20sifatnya%2C%20terdapat%20dua
%20macam,pengendalian%20kuratif%20dan%20pengendalian
%20partisipatif.&text=Sedangkan%20pengendalian%20sosial%20partisipatif
%2C%20dilakukan,menyembuhkan%20atau%20memperbaiki%20perilaku
%20masyarakat.
https://journal.unhas.ac.id/index.php/HJS/article/view/9778/5479
http://digilib.uinsby.ac.id/24654/