Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGANTAR SOSIOLOGI

PENGENDALIAN SOSIAL (KONTROL SOSIAL)

DOSEN PEMBIMBING: DR.SYAMSUDDIN AB,S.Ag,M.Pd

KELOMPOK 8 :

UMMU AIMAN (50400121087)

SYAHRUL AIDIL SAFITRA (50400121085)

WANDI WARDANA (50400121079)

PRODI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah yang maha kuasa atas
perkenaannya sehingga kami kelompok 8 dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini “KONTROL SOSIAL”

Makalah Ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dosen DR.
SYAMSUDDIN AB, M.Pd Yang telah memberika tugas makalah ini kepada kami.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat mamupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dan pembaca atau
penasehat agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis, pembaca dan bagi masyarakat lainnya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................5

C. Manfaat dan Tujuan............................................................................................5

BAB II............................................................................................................................6

PEMBAHASAN............................................................................................................6

A. PENGERTIAN KONTROL SOSIAL..................................................................6

B. MACAM ATAU BENTUK KONTROL SOSIAL..............................................7

1. MACAM-MACAM KONTROL SOSIAL...................................................7

2. BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN SOSIAL.......................................9

C. JENIS SANKSI (PUNISHMENT DAN REWARD)..........................................13

D. CARA MENGENDALIKAN KONTROL SOSIAL...........................................13

E. APARAT ATAU PETUGAS KONTROL SOSIAL......................................14

BAB III.........................................................................................................................15

PENUTUP....................................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat tentu mendambakan keadaan yang tenang,aman dan teratur.
Namun kondisi normatif tersebut tidak selalu terwujud secara utuh. Banyak
penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat yang berawal dari ketidaksesuaian
harapan dan kenyataan. Banyak orang yang mendambakan kemewahan,tetapi
kenyataannya tidak mudah didapatkan,banyak mereka yang berputus asa. Sehingga
mereka menghalalkan segala cara,bahkan dengan cara-cara yang menyimpang dari
nilai dan norma sosial.

Pada zaman sekarang,sering kita jumpai di masyarakat berbagai macam perilaku yang
menyimpang, seperti perampokan, pencurian,tawuran pelajar, penggunaan obat-
obatan terlarang, dan sebagainya. Perilaku itu jelas tidak sesuai dengan nilai dan
norma sosial yang berlaku di masyarakat. Untuk itu sangat diperlukannya
pengendalian sosial(kontrol sosial) yang mengatur perilaku sosial masyarakat.

menurut Roucek pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada
proses terencana atau tidak untuk mengajar individu agar dapat menyesuaikan diri
dengan kebiasaan dan nilai kelompok tempat tinggal mereka.

Jadi pengendalian sosial dapat dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya atau
mungkin dilakukan oleh individu terhadap suatu kelompok sosial. Seterusnya
pengendalian sosial dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya,
atau oleh kelompok terhadap individu.

Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan


sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap
sesuai norma dan nilai yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kontrol sosial?

2. Sebutkan macam/bentuk sarana kontrol sosial ?

3. Sebutkan jenis sanksi punishment dan reward?

4. Bagaimana cara mengendalikan kotrol sosial?


5. Sebutkan aparat/petugas kontrol sosial?

C. Manfaat dan Tujuan


1. Mengetahui Pengertian kontrol sosial.

2. Memahami macam/bentuk sarana kontrol sosial.

3. Memahami jenis sanksi punisment dan reward.

4. Mengetahui cara mengendalikan kontrol sosial.

5. Memahami aparat/petugas kontrol sosial.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONTROL SOSIAL


Kontrol sosial biasa disebut dengan kata pengendalian sosial. Menurut Petter L.
Begger yang dimaksud pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan
masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang. Sementara itu menurut
Roucek pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses
terencana atau tidak untuk mengajar individu agar dapat menyesuaikan diri dengan
kebiasaan dan nilai kelompok tempat tinggal mereka. Jadi pengendalian sosial dapat
dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya atau mungkin dilakukan oleh
individu terhadap suatu kelompok sosial. Seterusnya pengendalian sosial dapat
dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya, atau oleh kelompok
terhadap individu.

Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan


sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap
sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan demikian pengendalian bertujuan untuk
mewujudkan keseimbangan dan stabilitas seiring dengan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam masyarakat, juga pengendalian sosial bertujuan mencapai kedamaian
melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/kesebandingan. Dari sudut
sifatnya pengendalian sosial bersifat preventif atau represif atau bahkan keduanya.
Prevensi merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan
pada keserasian antara kepastian dan keadilan, sementara represif bertujuan untuk
mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan. Usaha-usaha preventif
misalnya, dijalankan melalui proses sosialisasi, pendidikan formal, dan informal.
Sementara represif berwujud kepatuhan sanksi terhadap para warga masyarakat yang
melanggar kaidah-kaidah yang berlaku

Dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah proses yang digunakan oleh
seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu
atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.

B. MACAM ATAU BENTUK KONTROL SOSIAL

1. MACAM-MACAM KONTROL SOSIAL


a) Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifat, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga, berikut ini.

 Tindakan Preventif
Pengendalian sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial.
Contohnya, guru menasihati murid agar tidak terlambat datang ke sekolah.

 Tindakan Represif

Pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah


terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan. Contohnya, sanksi skors diberikan kepada siswa
yang sering melanggar peraturan.

 Tindakan Kuratif

Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilakukan pada
saat terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru menegur dan menasihati
siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan.

b) Berdasarkan Cara atau Perlakuan Pengendalian Sosial

 Tindakan Persuasif

Pengendalian sosial yang dilakukan tanpa kekerasan misalnya melalui cara mengajak,
menasihati atau membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai
dan norma masyarakat. Cara ini dilakukan melalui lisan atau simbolik. Contoh
pengendalian sosial melalui lisan yaitu dengan mengajak orang menaati nilai dan
norma dengan berbicara langsung menggunakan bahasa lisan, sedang pengendalian
secara simbolik dapat menggunakan tulisan, spanduk dan iklan layanan masyarakat.
Contoh pengendalian sosial persuasif secara lisan adalah seorang ibu menasehati
anaknya yang akan pergi ke sekolah agar tidak terlibat tawuran atau melakukan
perbuatan yang tidak sesuai nilai dan norma. Sedang contoh cara pengendalian sosial
simbolik misalnya pemerintah daerah menghimbau masyarakat agar menjaga
kebersihan lingkungan, cara yang dilakukan pemerintah daerah dengan memasang
spanduk di tempat tertentu yang dapat dibaca oleh masyarakat

 Tindakan Koersif
Pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan paksaan atau kekerasan,
baik secara kekerasan fisik atau pun psikis. Contoh pengendalian sosial koersif adalah
penertiban pedagang kaki lima di trotoar jalan yang dilakukan oleh satuan polisi
pamong praja atau Satpol PP dengan cara membongkar dan merusak tempat berniaga
dan mengangkut barang-barang milik pedagang. Sehingga timbul kerusuhan bahkan
ada yang menimbulkan korban jiwa. Contoh lain pengendalian sosial dengan cara
koersif adalah hukuman penjara, denda, pengusiran atau pengucilan. Pengendalian
sosial koersif sebaiknya merupakan langkah terakhir yang digunakan untuk
mengendalikan perilaku menyimpang karena seringkali menimbulkan reaksi negatif.

c) Berdasarkan Pelaku Pengendalian Sosial


 Pengendalian pribadi

Pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (panutan). Pengaruh ini dapat
bersifat baik atau pun buruk.

 Pengendalian institusional

Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya suatu institusi atau lembaga. Pola perilaku
lembaga tersebut tidak hanya mengawasi para anggota lembaga itu saja, akan tetapi
juga mengawasi dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di sekitar lembaga
tersebut berada. Misalnya kehidupan para santri di pondok pesantren akan mengikuti
aturan, baik dalam hal pakaian, tutur sapa, sikap, pola pikir, pola tidur, dan
sebagainya. Dalam hal ini, pengawasan dan pengaruh dari pondok pesantren tersebut
tidak hanya terbatas pada para santrinya saja, namun juga kepada masyarakat di
sekitar pondok pesantren.

 Pengendalian resmi

Pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi negara
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas dan
mengikat. Pengendalian resmi dilakukan oleh aparat negara, seperti kepolisian, satpol
PP, kejaksaan, ataupun kehakiman untuk mengawasi ketaatan warga masyarakat
terhadap hukum yang telah ditetapkan.

 Pengendalian tidak resmi

Pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan aturan yang jelas
atau tanpa sanksi hukum yang tegas. Meskipun demikian, pengendalian tidak resmi
juga memiliki efektivitas dalam mengawasi atau mengendalikan perilaku masyarakat.
Hal ini dikarenakan sanksi yang diberikan kepada pelaku penyimpangan berupa
sanksi moral dari masyarakat lain, misalnya dikucilkan atau bahkan diusir dari
lingkungannya. Pengendalian tidak resmi dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh
adat, ataupun tokoh agama yang memiliki kharisma dan dipandang sebagai panutan
masyarakat.

2. BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN SOSIAL


Begitu Banyak sekali bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh
masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Beberapa diantaranya
yaitu:

 Gosip

Gosip sering juga diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan


memperbincangkan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa didukung
oleh fakta yang jelas. Gosip tidak dapat diketahui secara terbuka, terlebih-lebih oleh
orang yang merupakan objek gosip. Namun demikian gosip dapat menyebar dari
mulut ke mulut sehingga hampir seluruh anggota masyarakat tahu dan terlibat dalam
gosip. Misalnya gosip tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Si A dengan Si B.
gosip seperti ini dalam waktu singkat akan segera menyebar. Warga masyarakat yang
telah mendengar gosip tertentu akan terpengaruh dan bersikap sinis kepada orang
yang digosipkan. Karena sifatnya yang laten, biasanya orang sangat menjaga agar
tidak menjadi objek gosip.

 Teguran

Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap


seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau
mengganggu kenyamanan warga masyarakat. Teguran merupakan kritik sosial yang
dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera menyadari
kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam tradisi masyarakat kita teguran merupakan
suatu hal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran terhadap sekelompok pemuda yang
begadang sampai larut malam sambil membuat kegaduhan yang mengganggu
ketentraman warga yang sedang tidur, teguran yang dilakukan oleh guru kepada
pelajar yang sering meninggalkan pelajaran, dan lain sebagainya.

 Sanksi/Hukuman

Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif yang
diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan
perilaku menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang
terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain sebagainya. Adapun
manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain adalah:(1) untuk menyadarkan
seseorang atau sekelompok orang terhadap penyimpangan yang telah dilakukan
sehingga tidak akan mengulanginya lagi,dan (2) sebagai peringatan kepada warga
masyarakat lain agar tidak melakukan penyimpangan.

 Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf
kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus
mempraktekkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah
masyarakat.

 Agama

Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik
antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan
antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina
dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala
larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah
Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan mendatangkan pahala. Sebaliknya,
melanggar larangan Tuhan merupakan perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa.
Dengan keyakinan seperti ini, maka agama memegang peranan yang sangat penting
dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.

 Adat Istiadat

Adat-istiadat adalah bentuk kontrol sosial yang paling kuno. Sedangkan norma hukum
selalu diciptakan dan selalu dipaksakan berlakunya peh suatu kekuasaan yang
nyata. Menurut maclver,adat istiadat adalah seperang kat prosedur yang muncul
secara bertahap tanpa adanya pejabat yang berkuasa yang menyatakannya dan yang
menyatakannya dan yang memaksakan berlakunya.

Dalam suatu kelompok yang sederhana,atau dalam masyarakat primitif,dimana


beristirahat disitu benar-benar demokatis dan totaliter pada waktu yang
bersamaan. Adat-istiadat ini mempengaruhi cara berfikir,kepercayaan,dan kelakuan
orang kebiasaan-kebiasaan yang telah dibakukan,relatif faham lama,dan yang berlaku
dalam suatu kelompok tertentu ini,oleh sunner disebut: folkways. Contohnya adalah
cara membangun rumah,pemujaan terhadap leluhur ,prosedur peresmian seseorang
menjadi anggota baru dalam kelompok, upacara pemasangan pakaian
kependetaan, cara-cara bersikap dan berbicara ,cara-cara perkawinan dan sebagainya.
Meskipun adat –istiadat ini dapat berbeda antara yang berlaku pada satu
suku,bangsa. Selama adat-istiadat ini masih merupakan cara-cara dari orang
banyak . maka adat-istiadat ini merupakan pengaruh yang besar sekali terhadap
tingkahlaku. Masih ada fakor lain yang menyebabkan adat-istiadat itu mengalami
disintegrasi dalam masyarakat modern. Perekonomian uang menghancukan adat-
istiadat karena ia berperan demikian lambat ditengah-tengah perkembangan
masyarakat yang bejalan demikian cepat. Dalam masyarakat dimana yang dominan
adalah produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Dan pembayaran upah dengan
uang,bukan dengan barang maka perlu diciptakan suatu peratuan hukum sesuai
dengan tuntut an situasi demikian dan yang dapat dilaksanakan dengan cepat.
Setiap organisasi ekonomi yang kuat dan kekuatan militer berperan menentang adat-
istiadat. Alasannnya sederhana,karena adat-istiadat cenderung berbeda-beda di
masing-masing daerah sedangkan organisasi hyang tegas seperti organisasi tentara itu
memerlukan keseragaman peraturan hukum untuk keseluruhan bidang tugas dan
tindakannya.

Penyesuaian secara spontan yang dihasilkan adat-istiadat itu adalah suatu modal yang
harus dipertahankan selama ia masih berlaku. Di inggris misalnya,adat-istiadat lebih
besar kekuasaannya di bandingkan dengan di masyaakat industri lain manapun, dan
di inggris ini norma hukum secara bertahap di kembangkan di luar latar belakang
adat-istiadatnya yang masih berpengaruh kuat itu.

 Norma Hukum

Norma hukum adalah peratuan yang di tegakkan dan di junjung tinggi oleh negara. Ia
adalah kumpulan perundang-undangan yang di akui ,di tafsirkan,dan dilaksanakan
terhadap situasi tertentu oleh mahkamah yang bertindak atas nama negara. Kalau
adat-istiadat dikembangkan secara tak sengaja,norma hukum dengan sengaja
diciptakan dan langsung mempunyai kekuatan mengikat pada saat di undangkan
kecuali ditentukan lain. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat
modern sebenarnya lebih berfungsi sebagai mesin,namun sebaliknya vitalitasnya
menurun.
Kerugian lain dari adanya sistem hukum ini,seperti diungkapkan hanry maine,ialah
karena peraturan hukum itu hanya dikenal oleh segelintir orang yang memegang hak-
hak istimewa saja. Menurut maine pula,kebutuhan-kebutuhan dan opini masyarakat
selalu lebih maju dalam arti mendahului peraturan hukum yang dibuat itu
sendiri. Pertama,menegakkan tata fundamentaldalam masyarakat dan menjamin agar
setiap orang mendapatkan keamanan dan kesempatan. Kedua,mengurus kepentingan
dan menyelesaikan konflik antara individu dan antara kelompok yang tak dapat
mereka selesaikan sendiri,atau dalam menyelesaikannya sendiri,mereka melanggar
kepentingan orang lain.

C. JENIS SANKSI (PUNISHMENT DAN REWARD)


1. Macam-macam sanksi

 Sanksi ekonom: beban penderitaannya berupa: denda, ganti rugi, sita, dll.
 Sanksi Fisik: beban penderitaannya berupa: hukuman fisik seperti: pukul,
cubit,cambuk,pancung, tembak, dll.
 Sanksi Psikologis: beban penderitaannya bersifat kejiwaan, seperti:
dipermalukan di depan umum, dicemooh, diejek.

2. Penghargaan ( reward)

Pemberian penghargaan dapat berfungsi sebagai sarana kontrol sosial yg bekerja


secarapreventif (pencegahan)

Macam-macam penghargaan:

1. Ekonomi: pemberian uang atau benda-benda ekonomis lainnya, dipromosikan


jabatannya, dan sebagainya.

2. Fisik :ditepuk punda, diacungi jempol, disalami, dicium (orang tua terhadap
anaknya), dan sebagainya

3. Psikologis: diumumkan, diberi penghargaan disanjung, dipuji, dan sejenisnya

D. CARA MENGENDALIKAN KONTROL SOSIAL


Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial
masyarakat :

1. Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)

Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak


anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.

2. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif)

Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui


gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas,
dll.

3. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif)


Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan
untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan
yang sama. Contoh seperti main hakim sendiri.

E. APARAT ATAU PETUGAS KONTROL SOSIAL


Petugas/Aparat Kontrol Sosial Terdiri dari:

1. Masyarakat: mereka pada umumnya tidak memiliki waktu yg cukup karena sibuk
dengan urusan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, serta memiliki keterbatasan
kemampuan, kemudian dipercayakan kepada pemerintah.

2. Aparat kepolisian: oleh karena masyarakat tidak dapat sepenuhnya berperan


sebagai agen kontrol sosial, maka tugas itu diserahkan pada aparat kepolisian.

3. Orang-orang tertentu yang diberi peran/wewenang khusus: ketua adat, tokoh

masyarakat, pimpinan sekolah, dan sebagainya.

Petugas kontrol sosial bisa bertindak keras/tegas atau lebih toleran, dipengaruhi oleh
faktor:

1. ekstrem tidaknya pelanggaran itu;

2. situasi sosial ketika pelanggaran itu terjadi;

3. status dan reputasi pelanggar.

4. azasi tidaknya nilai yang dilanggar.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap
sesuai norma dan nilai yang berlaku.

Macam-macam/ bentuk kontrol sosial Berdasarkan sifat yakni Tindakan preventif,


Tindakan represif, dan Tindakan kuratif. Berdasarkan Cara atau Perlakuan
Pengendalian Sosial Tindakan Persuasif & Tindakan Koersif. Berdasarkan Pelaku
Pengendalian Sosial yaitu Pengendalian pribadi, Pengendalian institusional,
Pengendalian resmi dan Pengendalian tidak resmi.

Adapun Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial yaitu Gosip, Teguran, Sanksi/Hukuman,


Pendidikan, Agama, Adat Istiadat, dan Norma Hukum. Dan berbagai Macam-macam
sanksi yaitu, Sanksi ekonomi, Sanksi Fisik, dan Sanksi Psikologis. Dan Macam-
macam penghargaan yaitu , Ekonomi, Fisik, dan Psikologi.

Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial
masyarakat :

1. Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)

2. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif)

3. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif)

Petugas/Aparat Kontrol Sosial Terdiri dari:

1. Masyarakat

2. Aparat kepolisian

3. Orang-orang tertentu yang diberi peran/wewenang khusus


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-pengendalian-sosial-dan-
jenisnya-11894/#:~:text=Menurut%20sifatnya%2C%20terdapat%20dua
%20macam,pengendalian%20kuratif%20dan%20pengendalian
%20partisipatif.&text=Sedangkan%20pengendalian%20sosial%20partisipatif
%2C%20dilakukan,menyembuhkan%20atau%20memperbaiki%20perilaku
%20masyarakat.

https://journal.unhas.ac.id/index.php/HJS/article/view/9778/5479

http://digilib.uinsby.ac.id/24654/

Anda mungkin juga menyukai