Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Kelembagaan dan Pengelolaan Pendidikan Nasional

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 2

Tasmin

Ahmad

Herlina

Hasriana

Yulianti B

Wahyuddin

Ira Riswana

Ummi Kalsum

Windi Damayanti

TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya lah kita dapat berkumpul di tempat yang penuh mubarokah ini.Tak lupa pula kita
junjungkan shalawat serta salam kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. Nabi yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Kami juga berterima kasih kepada Bapak Dosen kita yang telah memberikan tugas ini
kepada kami,Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk berbagi ilmu kepada
teman-teman sekalian dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi
“Kelembagaan dan Pengelolaan Pendidikan Nasional”

Sebelumnya kami meminta maaf bila ada kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan.Serta tak lupa juga kami berharap adanya masukan serta kritik yang membangun
dari teman –teman demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Majene,13 Desember 2019

Kelompok 2
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………...ii

BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………………….1

A.Latar Belakang…………………………………………………………………………..1

B.Rumusan Masalah………………………………………………………………………..1

C.Tujuan……………………………………………………………………………………1

BAB 11 Pembahasan……………………………………………………………………….2

A.Kelembagaan Pendidikan………………………………………………………………..2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Kelembagaan Pendidikan
Menurut UU RI No.2 Tahun 1989 kelembagaan pendidikan akan diurai dalah uraian
berikut. Dalam Ihsan (2004:127) “ditinjau dari segi kelembagaan maka penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah.  Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan di sekolah melalui
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan, sedangkan jalur
pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melaui
kegiatan belajar mengajar tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.’
Jalur Pendidikan
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka kegiatan pendidikan
dilaksanakan melalui tiga jalur sebagaimana yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003
Pasal l3 (1) yang secara lengkap berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang saling dapat melengkapi dan memperkaya". Ayat (1) tersebut
dilanjutkan dengan ayat (2) yang selengkapnya berbunyi: "Pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka atau
melalui jarak jauh. Jalur pendidikan terdiri atas 3 jalur, yaitu:
1. Pendidikan formal Diselenggarakan melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang
dan berkesinambungan yang diatur berdasarkan ketentuan pemerintah.Yang merupakan
pendidikan formal antara lain: pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi

Ciri-ciri Pendidikan Formal :


a.Tempat berlangsungnya kegiatan proses pembelajaran di gedung sekolah.
b. Untuk menjadi peserta didik ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi misalnya usia.
c. Memiliki jenjang pendidikan secara jelas.
d. Kurikulumnya disusun secara jelas untuk setiap jenjang dan jenisnya.
e. Materi pembelajaran bersifat akademis.
f. Pelaksanaan proses pendidikan relatif memakan waktu yang cukup lama.
g.Ada ujian formal yang disertai dengan pemberian ijazah.
h. Penyelenggaraan pendidikan adalah pemerintah/swasta.
i Tenaga pengajar harus memiliki klasifikasi tertentu sebagaimana yang ditetapkan dan
diangkat untuk tugas tersebut.
j. Diselenggarakan dengan menggunakan administrasi yang reltif seragam.

2.Pendidikan Nonformal, jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat


dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. ; Berfungsi sebagai pengganti, menambah
atau pelengkap pendidikan formal. Yang merupakan pendidikan non formal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan usia dini, pendidikan kepemudaan, pelatihan
kelompok belajar, majelis taklim serta satuan pendidikan sejenis.
Ciri-ciri Pendidikan Nonformal :
a. Penyelenggaraan kegiatan proses pembelajaran dapat dilakukan diluar gedung sekolah.
b. Adakalanya usia menjadi persyaratan ,tetapi tidak merupakan suatu keharusan.
c. Pada umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
d. Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
e. Bersifat praktis dan khusus.
f. Pendidikannya relatif berlangsung secara singkat,
g. Kadang-kadang ada ujian dan biasanya peserta mendapatkan sertifikat.
h. Dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

3.Pendidikan Informal, jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.


Ciri-ciri Pendidikan Informal :
a. Dapat dilaukan dimana saja dan tidak terikat oleh hal-hal yang formal.
b. Tidak ada persyaratan apapun.
c. Tidak ada program yang direncanakan secara formal.
d. Berlangsung sepanjang hayat.
e. Tidak ada ujian.
f. Tidak ada lembaga tertentu penyelenggaranya.

Jenjang Pendidikan
Berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
kemampuan yang akan dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU No.20 Tahun 2003 PasaI14).
Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah [Pasal 17 (1)], pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP ) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat [Pasal 17 (2)]. Untuk
selanjutnya ketentuan mengenai pendidikan dasar ini akan diatur melalui Peraturan
Pemerintah.
Adapun jenjang pendidikan menengah diatur dalam pasal 18 (1,2,3 dan 4) yang
berturut-turut dijelaskan sebagai berikut. Ayat (1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan
pendidikan dasar; (2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan; (3) Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat; (4) Ketentuan mengenai pendidikan
menengah sebagaimana yang dimaksud lebih lanjut diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Selanjutnya untuk jenjang pendidikan tinggi diatur dalam pasal 19,20
dan 21,22,23,24, dan 25. 
Jenjang pendidikan adalahsuatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta peluasan dan kedalaman bahan
pengajaran.
Jalur pendidikan sekolah dilakukan secara berjenjang (SD, SMP, SMA). Namun sebagai
persiapan memasuki SD diselenggarakan kelompok belajar yang bersifat non formal yang
menjembatani antara kehidupan dlam keluarga dengan sekolah.

1.  Jenjang pendidikan Dasar

Diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar untuk hidup dalam masyarakat berupa
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar. Selain itu juga untuk
meneruskan ke jenjang menengah. UU RI No. 2 Tahun 1989 menyatakan bahwa “warga
negara yang berusia 6 tahun berhak mengikuti pendidikan dasar”. Pendidikan
Dasar ; Memberi bekal dasar yang diperlukan umtuk hidup dalam masyarakat berupa
pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar.

2. Jenjang Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah dalam hubungan kebawah memiliki fungsi sebagai lanjutan dan
perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk
melanjutkan ke pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan pekerjaan. Pendidikan
Menengah ; Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
pendidikan tinggi. Terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan.

3. Jenjang Pendidikan Tinggi

Diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang


berkempampuan akademik dan profesional yang dapat mengembangkan, menciptakan ilmu
pengetahuan. Pendidikan Tinggi ; Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. Satuan pendidikan
yang menyelanggarakan pendidikan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah
tinggi, insitut dan universitas.
B.Pengelolaan pendidikan Nasional
Pengertian Pengelolaan Pendidikan

Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum meliputi dua jenis yaitu
pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Pengelolaan pendidikan berasal dari kata
manajemen, sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi ( Oteng
Sutisna:1983). Dapat diartikan pengelolaan pendidikan sebagai supaya untuk menerapkan
kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan.
Pengelolaan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan dan pengembangan. Pengelolaan pendidikan. Pengelolaan adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi
dimana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu
tujuan organisasi. Menurut Griffin pengelolaan adalah sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efisien. Terdapat beberapa fungsi dari pengelolaan itu sendiri
adalah sebagai berikut:

• Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan pada
tindakan apa yang harus dilakukan? Apakah sebab tindakan itu harus dikerjakan? Dimanakah
tindakan itu harus dikerjakan? Kapankah tindakan itu harus dikerjakan? Siapakah yang akan
mengerjakan tindakan itu? Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?

• Pengorganisasian (Organizing)
Oganisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam cara yang terstruktur untuk
mencapai sasaran specific atau sejumlah sasaran. Dalam sebuah organisasi membutuhkan
seorang pemimpin, pekerjaan pemimpin meliputi beberapa kegiatan yaitu mengambil
keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara atsan dan bawahan,
memberi semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar supaya mereka
melaksanakan apa yang diperintahkan.

• Pengarahan (Directing )
Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan,
saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang
telah ditetapkan semula.

• Pengawasan
Pengawasan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan usaha pemantauan kinerja
agar supaya kinerja tersebut terarah dan tidak melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan
dan pemantauan berfungsi sebagai media agar kinerja tersebut terarah dan tersampaikan
secara tepat.
• Pengembangan
Pengembangan adalah fungsi pengelolaan yang harus dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu
pengelolaan, dengan adanya pengembangan pengelolaan akan berjalan sesuai dan melebihi
target yang akan diperoleh.
Tanpa suatu program yang baik sulit kiranya tujuan pendidikan akan tercapai. Oleh karena
itu, pengelolaan harus disusun guna memenuhi tuntutan, kebutuhan, harapan dan penentuan
arah kebijakan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengelolaan kerja SMP
merupakan penjabaran tugas dan pelaksanaan kebijakan Depdiknas yang di sesuaikan dengan
kondisi obyektif. Dalam pelaksanaannya setiap kegiatan mengacu pada pengelolaan yang ada
sehingga proses dan pelaksanaan aktifitas di sekolah lebih terukur, terpantau dan terkendali.
Pengelolaan pendidikan berfungsi sebagai acuan bagi sekolah dalam mengukur,
mengevaluasi dan merevisi kegiatan-kegiatan yang di anggap perlu. Selain itu pengelolaan
pendidikan bertujuan sebagai upaya sekolah dalam mendukung dan menjabarkan wajib
belajar 9 tahun.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai