Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM RUJUKAN

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas”

DOSEN PEMBIMBING:
Andi Wilda Arianggra,S.TrKeb.,M.Keb

DISUSUN OLEH:
Rati Kristina (526080619005)
Sevia Naldi Velangi (526080619007)
Sri Amanda Pratama Putri (526080619011)
Yulia Ermanda (526080619016)

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM


PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah mengijinkan
dan memberi nikmat sehat dan iman serta kemudahan kepada kami dalam menyusun
makalah Asuhan Kebidanan Komunitas yang berjudul ‘‘SISTEM RUJUKAN’’

Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini
adalah tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas untuk mencapai nilai
yang memenuhi syarat perkuliahan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan


dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik .
kekurangan yang ada di makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya .

Wassalamualaikum warohmahtullahi wabarakatu

Batam,27 September 2021

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di negara Indonesia sistem rujukan kesehatan telah dirumuskan dalam


Permenkes No. 01 tahun 2012. Sistem rujukan pelayanan kesehatan
merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab timbal balik pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik vertikal maupun horiontal.

Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu


sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau
secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana
seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan
sakitnya.

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan


fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara
vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal
(komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi (Syafrudin, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa tujuan sistem rujukan


2. Apa jenis sistem rujukan
3. Apa saja jenjang tingkat tempat rujukan
4. Bagaimana jalur rujukan
5. Mekanisme jalur rujukan

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui tujuan system rujukan


2. Untuk mengetahui jenis system rujukan
3. Untuk mengetahui jenjang tingkat tempat rujukan
4. Untuk mengetahui jalur rujukan
5. Untuk menhetahui jalur rujukan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Rujukan

Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas


kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit
ke unit yang lebih lengkap / rumah sakit) untuk horizontal (dari satu bagian
lain dalam satu unit). (Muchtar, 2017)

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan


fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara
vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal
(komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi. Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang
dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih
tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.

2.2 Tujuan Sistem Rujukan

Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara lain :

1. Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan sebaik-baiknya


2. Menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya
3. Menjalin perubahan pengetahuan dan ketrampilan (transfer of knowledge &
skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah
perifer

Sedangkan menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan


umum dan khusus, antara lain :

1. Umum Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang


didukung kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

2. Khusus

a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan


rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna

b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara


berhasil guna dan berdaya guna.

2.3 Jenis Sistem Rujukan

Tingkatan rujukan berdasarkan pada bentuk pelayanan :

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)


Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam
suatu populasi sangat besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang
diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar
(basib health services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah
puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas.

b. Pelayanan Kesehatan tingkat kedua (secondary health


services) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok
masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan
ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D dan memerlukan tersedianya
tenaga spesialis

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)


Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau
pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
sekunder. Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga
super spesialis. Contoh di Indonesia: RS tipe A dan B.

2.4 Jalur Rujukan

Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat
dilaksanakan sebagai berikut :

1. Dari Kader Dapat langsung merujuk ke :

a. Puskesmas pembantu

b. Pondok bersalin / bidan desa

c. Puskesmas / puskesmas rawat inap

d. Rumah sakit pemerintah / swasta

2. Dari Posyandu Dapat langsung merujuk ke :

a. Puskesmas pembantu

b. Pondok bersalin / bidan desa

c. Puskesmas / puskesmas rawat inap

d. Rumah sakit pemerintah / swasta

3. Dari Puskesmas Pembantu Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe


D/C atau rumah sakit swasta
4. Dari Pondok bersalin / Bidan Desa Dapat langsung merujuk ke rumah sakit
tipe D/C atau rumah sakit swasta

2.5 Mekanisme Rujukan

Menetukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa,


puskesmas pembantu dan puskesmas.
a.       Pada tingkat Kader: Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani
sendiri maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena
mereka belum dapat menetapkan tingkat kegawatdaruratan.
b.      Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas: Tenaga
kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang
ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mereka harus
menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang
harus dirujuk.
2.      Menetukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan
yang mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
a.       Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya perlu diberikan
informasi tentang perlunya pendeerita segera dirujuk mendapatkan
pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
b.      Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang ditunju melalui telepon
atau radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
c.       Persiapan penderita
Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu.
Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan, Surat
rujukan harus dipersiapkan si=esuai dengan format rujukan dan seorang bidan
harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan.
d.      Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.

3.      Tindak lanjut penderita


a.       Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memrlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.
b.      Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
dilakukan kunjungan rumah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan


fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara
vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal
(komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi (Syafrudin, 2009).

Jenis rujukan secara konseptual menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1. Rujukan medic
Adalah rujukan yang menyangkut penyembuhan kesehatan
masyarakat yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.
2. Rujukan kesehatan
Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yang bersifat preventif dan promotif.

3.2 Saran

Dengan dipelajarinya tentang rujukan, penulis berharap:

1. Bagi Tenaga Kesehatan:

Tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah atau


deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi, merupakan asuhan persalinan
secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi dan
segera melakukan rujukan saat kondisi masih optimal, maka para ibu akan
terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan:

2. Bagi Pasien:

untuk bertindak kooperatif dan keluarga untuk mempersiapkan


perlengkapan pasien selama di rumah sakit dan membawa uang untuk biaya
perawatan. Bagi Masyarakat: untuk mendukung sistem rujukan dan membantu
proses perujukan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito,Wiku.2007.Sistem Kesehatan.Jakarta:PT Raja Gravindo Persada.

Departemen Kesehatan RI . 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes

Notoatmodjo Soekidjo.2001.Peran Pelayanan Kesehatan Swasta dalam Menghadapi


Masa Krisis. Jakarta:Suara Pembaruan Daily.

POGI-JNPKKR. 2005. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi


Dasar. Jakarta: Depkes RI.

Saifuddin, Abdul Bari, dkk,. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP-MNH PROGRAM.

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan ManajemenPelayanan


Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai