Anda di halaman 1dari 8

I.

Background
1. Isu sosial yang diangkat: Pengurangan dan Pemilahan Sampah
2. Masalah:
● Data statistik menyebutkan collection rate sampah di Indonesia kurang
dari 40 persen, di bawah negara-negara Asia Tengah dan Pasifik yang
rata-rata sudah 70 persen.
● 1pengelolaan sampah di Indonesia adalah masih rendahnya daya serap
dari kegiatan daur ulang
● Indonesia Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia2
3. Bukan saja karena telah memicu terjadinya longsor di Kampung Cilimus dan
Kampung Pojok, ledakan metana itu juga mengakibatkan 157 orang kehilangan
nyawa.

4.
5. Sebagian besar rumah tangga di Indonesia hingga saat ini belum melakukan
pemilahan sampah.
6. Penumpukan sampah → banjir → sumber penyakit di air tercemar
7. Khususnya penimbunan sampah B3 di lingkungan pemukiman dan TPA dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar area
pembuangan. Di Tiongkok, anak yang tinggal di dekat area daur ulang sampah
elektronik memiliki kadar timbal yang tinggi di dalam darahnya.
8. Gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran sampah B3 menyebabkan
penumpukan cairan paru-paru bahkan memicu kanker.3

1
https://indonesia.go.id/kategori/indonesia-dalam-angka/2533/membenahi-tata-kelola-sampah-nasional
2

https://www.idxchannel.com/economics/indonesia-penyumbang-sampah-terbesar-kedua-di-dunia-limbah-
makanan-mendominasi
3

https://katadata.co.id/timpublikasikatadata/berita/5e9a470c74665/kesadaran-warga-memilah-sampah-ma
sih-rendah
9. Pertama, dengan memilah sampah, maka akan mengurangi timbulan sampah.
Kedua, sampah yang telah dipilah dapat bernilai ekonomi karena dapat disetor
kepada bank sampah atau pengepul. Manfaat ketiga dari memilah sampah
adalah memudahkan proses daur ulang.4

Purpose
1. Broad Purpose:
○ Membantu mencegah terjadinya penumpukan sampah, sampah yang
menumpuk bisa menjadi sarang kuman dan bakteri yang merupakan
penyebab utama penyakit.
○ Mengurangi pencemaran Udara, pencemaran udara menimbulkan
masalah kesehatan, terutama yang berhubungan dengan paru-paru dan
pernapasan.
2. Potential Impact:
○ Memudahkan pengelolaan kembali (daur ulang)
○ Lingkungan yang lebih sehat
○ Sustainable environment
3. Difference will it make:
○ Changing behavior for healthier and sustainable lifestyle
○ Lebih bertanggung jawab dalam penggunaan produk

Focus
1. Meningkatkan awareness dan mengajak masyarakat tentang pentingnya
memilah dan bijak dalam pembuangan sampah khususnya di Ibu Kota
a. Edukasi tentang pentingnya pemilahan sampah
b. Menyediakan tempat untuk menaruh pemilahan sampah
c. Memberikan sistem reward untuk yang telah melakukan

II. Situation Analysis


1. Microenvironment
a. Resources :
i. Pendanaan: campaign ini bisa bekerja sama dengan pemerintah
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)) dengan
isu pengurangan sampah. Karena masih minimnya kesadaran
masyarakat dalam pentingnya pemilahan sampah sehingga
campaign harus didesain sedemikian rupa agar masyarakat

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4488700/hari-peduli-sampah-nasional-pentingnya-memilah-sampa
h-dari-rumah
menjadi tertarik untuk turut serta. Setidaknya walaupun masyarakat
hanya mengejar reward, tetapi turut berkontribusi bagi lingkungan.
ii. Jam kerja: karyawan dan pekerja yang bertugas untuk operasional
iii. Tempat untuk dijadikan sebagai bank sampah

b. Service Delivery Capabilities :


i. Akan ada post-post bank sampah yang bisa di akses dengan
mudah, masyarakat bisa men-drop sampah yang telah dipilah ke
post terdekat.

c. Management Support :
Tim dari campaign akan berisikan orang-orang yang memiliki
ketertarikan dan perhatian lebih terhadap isu sampah.

d. Issue Priority :
Fokus dari campaign yang akan dijalankan adalah untuk
mengurangi pembuangan sampah yang menumpuk tanpa pemilahan
yang bijak. Khususnya bagi sampah organik yang bisa diolah sebagai
kompos yang bisa diolah di rumah dapat menyebabkan menumpuknya
sampah menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara,
menjadi sumber dan tempat hidup kuman.

e. Internal Publics :
Yang mendukung berjalannya campaign ini adalah orang-orang
yang peduli akan lingkungan khususnya pengolahan sampah. Para
masyarakat yang pernah terdampak kelalaian dalam pemilihan sampah
juga akan turut mensukseskan program ini, organisasi peduli lingkungan
juga akan turut mensukseskan program ini.

f. Current Alliances and Partners :


Partnership yang bisa dijalankan adalah pihak yang akan
mensponsori reward dari pengumpulan di bank sampah, sebagai contoh
bila reward dalam bentuk pulsa listrik maka PLN akan menjadi partner
kami dalam menyukseskan program ini. Hal ini tentunya akan
menguntungkan bagi partners karena akan memiliki pandangan yang baik
karena turut membantu dengan mensponsori permasalahan sosial.
2. Macro Environment
● Cultural Forces:
Untuk saat ini, khususnya keadaan pandemi dimana semua
masyarakat dihimbau untuk berada di rumah, sehingga menyebabkan
meningkatnya limbah rumah tangga akan menyebabkan lebih banyaknya
waktu yang dihabiskan oleh masyarakat untuk browsing. Hal ini menjadi
opportunity bagi campaign yang dijalankan karena akan meningkatnya
kesadaran masyarakat terkait pemilahan sampah yang ada. Mengingat di
masa pandemi, kesehatan menjadi tujuan utama untuk segera pulih.

● Technological Forces:
Dengan adanya teknologi, dimana memudahkan semua hal dalam
kemudahan akses akan menjadi nilai plus bagi campaign ini. Dimana
campaign ini bisa dengan mudah disebarkan ke seluruh daerah di
Indonesia, serta dapat dengan mudah masyarakat dapat berkonsultasi
dan memiliki komunitas untuk saling berbagi. Dengan adanya teknologi
juga, dengan mudah masyarakat dapat menemukan drop-point bank
sampah.
● Natural Forces:
Dengan adanya kultur budaya yang hangat membuat masyarakat
Indonesia memiliki budaya untuk makan bersama di rumah, hal ini akan
berdampak pada banyaknya sampah organik yang dihasilkan. Dengan
kemudahan dalam mengirimkan paket sampah ke bank sampah di
dukung dengan masih cukup terjangkau nya biaya antar membuat nilai
lebih untuk masyarakat bisa mengirimkan paket mereka ke bank sampah.
● Political / Legal Forces:
Hukum larangan membuang sampah sembarangan dapat menjadi
sebuah opportunity bagi campaign ini karena akan mendukung dan
mensukseskan karena sudah ada hukum yang berlaku untuk masyarakat
bisa bijak dalam membuang sampah.

Threats:
- Masih banyaknya perusahaan atau usaha yang tidak mematuhi aturan
dalam penggunaan kemasan, sebagai contoh larangan penggunaan
kantong plastik, nyatanya masih banyak usaha yang menggunakan
kantong plastik untuk menjadi salah satu packaging produk.
- Hedonisme, pembelian khususnya marak secara online akan sangat
mencemarkan lingkungan, khususnya penggunaan bubble wrap untuk
pengiriman akan sangat berdampak pada sampah yang dihasilkan.
III. Segmentation

Gender Female & Male

Usia 16-40 tahun

Demografis Pekerjaan Self Employed, Household, student,


Employee,

SES A&B

Expenditure > 3 Juta

Geografis Location Jakarta

● Peduli terhadap lingkungan


Psikografis Lifestyle ● Plant Enthusiast
● Gaya hidup yang lebih sehat

● Mengurangi pemakaian produk


Behavior Benefits Sought sekali pakai
● Berkomitmen untuk masa
depan yang lebih sustainable

IV. Target Audience

Environmental Caretaker

Gender Female & Male

Usia 16-40( Gen Y )

Demografis Pekerjaan Self Employed, Office Worker, Business


Owner

SES SES A& B

Expenditure Rp 1 Jt - Rp 10 Jt

Psikografis Lifestyle ● Peduli Lingkungan


● Suka bercocok tanam sehingga
membutuhkan kompos
● Suka travelling di alam
● Menjunjung tinggi sustainable
Behavior Benefits Sought and healthy lifestyle
● Mengurangi produk sekali pakai

V. Goals and Objectives

Purpose Focus Behavior Knowledge Belief

Mengurang Awareness Turut berpartisipasi Pentingnya Penumpukan sampah


i pengelolaan dalam melakukan mengelola sampah dapat berakibat tidak
pembuanga sampah pengelolaan dengan bijak dan baik bagi lingkungan
sampah dengan mengurangi dan kesehatan
n sampah
baik penggunaan berlebih
dengan yang tidak
tidak bijak sustainable

Masyarakat dapat Dapat membedakan Mempercayai


Objective terbiasa dalam sampah yang dapat sulitnya melakukan
melakukan diolah dan tidak. pengurangan sampah
pengolahan dan jika tidak didukung
pemilahan sampah Menyadari dari masing-masing
dengan bijak pentingnya individu.
khususnya di Ibu melakukan
Kota. pengelolaan dan Mempercayai bahwa
penggunaan sampah sampah bisa
yang dihasilkan. berdampak langsung
bagi kesehatan dan
Mengetahui dampak lingkungan.
yang akan terjadi
jika hal tersebut
tidak dilakukan.

Meningkatkan Goals Alternative : Goals Alternative :


Target Goals kesadaran >50% masyarakat Mempercayai
masyarakat terkait memahami pentingnya
pentingnya memilah pemilahan sampah
pengelolaan dan
sampah yang bahkan dari hasil kejadian
bijak dalam bisa menguntungkan ledakan sampah pada
membeli dan dari segi ekonomi 2005 lalu di TPA
menggunakan secara langsung. Leuwigajah.
barang.
Menurunkan
tingkat efek gas
rumah kaca yang
dihasilkan dari gas
metana oleh
sampah organik.

VI. Barriers, Benefits, Influential others.


Barriers:
1. Kurangnya knowledge terkait pengolahan sampah
2. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pembuangan sampah
3. Tidak tersedia waktu untuk melakukan hal tersebut
4. Merasa membuang sampah dengan bijak tidak akan mengubah apa-apa karena
sendirian melakukan
5. Mengumpulkan saat memilah sampah sebelum di antar ke bank sampah justru
akan membuat kotor.

Barriers yang ada harus lebih kurang dari benefit yang akan didapatkan. Sebagai
contoh dengan adanya pemilahan sampah dan pengolahan sampah dengan bijak
memang banyak diyakini sebagai tindakan yang sangat merepotkan dan seseorang
akan merasa tidak mampu berkontribusi jika hanya sendiri. Masyarakat akan merasa
tidak berguna melakukan hal tersebut. Nyatanya dengan adanya small action yang
diambil dari tiap orang akan tentunya berdampak pada skala yang lebih besar. Jika
barriers yang ada merupakan kemalasan dan keribetan yang akan dihadapi, benefit
yang akan diterima adalah mencegah bencana alam yang disebabkan oleh
pembuangan sampah dengan tidak bijak. Pengolahan sampah dengan cara dibakar
misalnya tanpa cara yang tepat, hanya akan menyebabkan pencemaran baru yaitu
udara. Hal ini akan menyebabkan penyakit pernapasan karena pencemaran udara yang
berlebihan. Dengan mengalahkan kemalasan dan keribetan yang ada maka,
masyarakat akan menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk masa yang akan
datang. Sebagai contoh, dengan bijak mengelola sampah maka banjir di masa yang
akan datang akan lebih rendah resiko nya. Benefit berikutnya yang akan di angkat
adalah dengan membeli produk seperlunya bukan semau nya makan tidak akan ada
sampah berlebih yang akan menjadi tumpukan sampah dan sangat tidak sustainable
untuk masa sekarang maupun yang akan datang.
Yang akan bisa menyuarakan campaign ini adalah Key Opinion Leader dari
target utama campaign(anak muda, SES B) dalam hal ini bisa influencers di platform
media yang banyak digunakan oleh target market. Khususnya untuk related desired
behavior person misalnya dalam hal sampah, Nadine Chandrawinata yang memiliki
antusiasme mendalam terhadap lingkungan. Dengan adanya KOL maka audience akan
juga menyuarakan pendapatnya melalui hal-hal yang telah diaplikasikan dalam dunia
nyata.

VII. Positioning
Untuk masyarakat khususnya kaum milenial yang masih mampu untuk memilah
sampah dan sudah seharusnya peduli terhadap lingkungan bisa turut berkontribusi
dalam aksi bijak bersampah, untuk masa depan yang lebih nyaman dan lebih baik
karena dibandingkan kemalasan dan kelalaian dalam tidak bijak membuang sampah.
Kami ingin masyarakat bisa melihat pengolahan dan pemilahan sampah yang
baik adalah salah satu cara untuk bisa generasi berikutnya merasakan lingkungan yang
lebih baik serta meminimalisir dampak dari tidak bijaknya perlakuan terhadap sampah
dan menyadari hal ini lebih penting dibandingkan kemalasan dan keribetan yang akan
dihadapi saat mengolah sampah dengan bijak.

Anda mungkin juga menyukai