Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dwike Adinda N.

NIM : 195110601111012

1. Menurut Krashen, ada dua cara yang digunakan oleh pembelajar untuk
mengembangkan pengetahuan bahasa kedua yaitu “pemerolehan dan belajar”. Kita
“memperoleh” bahasa dengan mendengar sama seperti anak kecil yang belajar bahasa
pertama mereka. Kemudian, belajar terjadi melalui proses belajar formal dan penuh
perhatian untuk membentuk pengetahuan. Menurut kalian, apakah dengan
pemerolehan saja dapat dikatakan sebagai belajar. Sebaliknya, apakah dengan belajar
bisa dikatakan dengan pemerolehan, karena kita belajar melalui materi yang
diberikan, baik secara langsung maupun dalam bentuk teks dan sebagainya?

 Pemerolehan dan Pembelajaran adalah hal yang saling berkaitan, artinya jika
salah satu tidak dilaksanakan, maka akan lama dalam mempelajari bahasa
kedua. Berbeda halnya dengan mereka yang melakukan keduanya,
kemungkinan berhasil akan lebih cepat. Pemerolehan bisa dilakukan tanpa
bermaksud memahami bahasa sasaran sedangkan pembelajaran selalu
dilakukan dengan kesadaran dari pembelajar yang ingin memahami bahasa
kedua dapat dilakukan kegiatan belajar-mengajar. Media yang digunakan
pemerolehan dan pembelajaran bisa jadi sama (buku, audio).

2. Dalam klaim Lightbown disebutkan bahwa 'mengoreksi kesalahan secara eksplisit tak
efektif dalam merubah perilaku bahasa' lalu bagaimana cara mengoreksi agar efektif?
bukankah jika dikoreksi secara eksplisit pembelajar akan tahu dengan jelas
kesalahannya di mana?

 Pada dasarnya cara pengoreksian kesalahan selaku memiliki kelebihan dan


kekurangan’nya masing-masing serta tidak bisa dianggap cocok dan sempurna
pada pembelajaran. Perlu digaris bawahi, argumen, perspektif orang terhadap
pembelajaran bahasa kedua sangat beragam. Menurut pendapat kami,
mengoreksi secara eksplisit tentu sangat membantu pembelajar, seperti
pendapat kelompok penanya. Karena jika pembelajar dikoreksi secara tegas
tanpa berbelit-belit, maka pembelajar akan mudah memperbaiki kesalahannya.
 Pada buku ini ‘Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa’ yang ditulis oleh
Douglas Brown sudah ditulis bahwa “beberapa klaim atau pertanyaan-
pertanyaan yang dibuat oleh Lightbown dan Spada (1993) diatas (yang
tercantum di PPT) menegaskan sejumlah mitos tentang SLA yang semestinya
tidak perlu dianggap benar. Karena jika timbul respons “Yah itu tergantung”
pada benak kalian, itu wajar.

3. Dalam hipotesis monitor, Krashen menyatakan bahwa fungsi pembelajaran hanya


berfungsi untuk mengontrol atau memperbaiki suatu penuturan bahasa. Sedangkan
pemerolehan bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengambil inisiatif untuk berbicara
yang berpengaruh pada kelancaran berkomunikasi. Sebagai pembelajar bahasa asing,
kita tentu berharap agar dapat mahir dalam berbahasa. Setiap komponen dalam
pembelajaran pun diatur untuk membuat pelajar menjadi paham layaknya penutur
aslinya. Oleh karena itu, menurut kelompok kalian, apakah kalian setuju dengan
hipotesis tersebut? Sebutkan pula alasannya mengapa setuju/tidak setuju pada
hipotesis tersebut?

 Kami setuju dengan hipotesis Krashen bila dikaitkan dengan kehidupan


keseharian. pada Hipotesis pemerolehan - pembelajaran menekankan
seseorang untuk menerima bahasa dengan apa adanya. jika dikaitkan dengan
kehidupan keseharian , menonton sebuah film/ tayangan hiburan yang
tujuannya untuk menghibur justru biasanya seseorang akan menemukan
kosakata baru dari bahasa kedua dan mengingatnya lebih lama atau
menirukan pelafalan dalam film/tayangan. Monitor lebih menekankan
penyuntingan dilakukan bila seseorang telah dianggap cukup cakap dan pada
hipotesis saringan afektif menekankan pada sikap dan lingkungan
pembelajar.Menurut kami, hipotesis ini saling berkaitan yaitu dengan
menciptakan lingkungan belajar yang suportif serta saling mendukung akan
menumbuhkan kepercayaan diri seseorang dalam menggunakan bahasa kedua.
Dengan begitu, seseorang dapat mencoba dan berusaha menguasai bahasa
kedua dengan lebih baik tanpa perlu takut salah ( pengoreksian). Hipotesis
Urutan Alamiah menekankan pada kaidah-kaidah berbahasa yang diperoleh
secara berurutan. Bagi pembelajar bahasa kedua, artinya akan mempelajari
bahasa dari tingkat mudah-sulit . Hipotesis masukan menekankan pada
pembelajaran bahasa yang bahasa yang dapat dipahami namun tetap
memancing seseorang untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya.

4. Pada ppt terdapat kriteria kepraktisan teori menurut Michale Long yaitu 'memahami
pemerolehan bukanlah akumulasi dari sejumlah generalisasi'. Apakah boleh
dijelaskan apa maksudnya? Lalu menurut kelompok kalian bagaimana cara
merealisasikan teori menurut Michale Long tersebut?

 Maksud dari kriteria tersebut adalah menyatakan bahwa apa yang dibutuhkan
pembelajar bukan hanya penyederhanaan bentuk-bentuk linguistik tetapi
peluang untuk berinteraksi dengan penutur lain, sampai pembelajar
memahaminya. Lalu cara merealisasikan teori tersebut adalah dengan
mencoba berkomunikasi langsung dengan penutur aslinya, hal ini dapat
membantu pembelajar untuk lebih percaya diri, menambah wawasan,
memahami hal baik dan buruk dalam berkomunikasi, dan menjadi terbiasa.

5. Pada pemerolehan-pembelajaran bahasa kedua , hal apa yang perlu dilakukan agar
mencapai kecakapan komunikatif pada kasus orang dewasa? Lalu apakah ada
konsekuensi jika salah satu cara tersebut tidak dilakukan?
 Menurut Krashen orang dewasa harus mempunyai pemerolehan cukup banyak
agar bisa mencapai kecakapan komunikatif. Selain itu, orang dewasa harus
memperoleh bahasa kedua seperti halnya yang dilakukan anak-anak. Dalam
hal ini lebih banyak mengarah pada komunikasi yang dilakukan sebanyak
mungkin bukan melakukan analisis. Apabila salah satu cara tersebut tidak
dilakukan sesuai dengan teori Krashen maka pembelajar akan terpaku pada
pembelajaran aturan, terlalu memperhatikan secara sadar bentuk bahasa dan
terlalu memperhatikan kemajuan mereka sendiri.

6. Dalam hipotesis pemerolehan-pembelajaran, pembelajar bahasa kedua mempunyai 2


cara untuk menyerap bahasa sasarannya. Cara pertama adalah pemerolehan, dan cara
yang kedua adalah pembelajaran. Dari kedua cara ini, mana yang memberi pengaruh
lebih besar dalam kecakapan komunikatif bahasa kedua pada pembelajar? Apakah ada
perbedaan dalam kecakapan komunikatif antara pembelajar yang menyerap bahasa
kedua melalui cara pemerolehan dan pembelajaran?

 Pemerolehan dan Pembelajaran adalah hal yang saling berkaitan, artinya jika
salah satu tidak dilaksanakan, maka akan lama dalam mempelajari bahasa
kedua. Berbeda halnya dengan mereka yang melakukan keduanya,
kemungkinan berhasil akan lebih cepat. Lalu, menurut kami, pengaruh paling
besar dalam kecakapan komunikatif adalah pemerolehan. Menurut Krashen
"kecakapan seiring dengan apa yang sudah kita peroleh, bukan apa yang kita
pelajari". Oleh karena itu, bila cukup banyak pemerolehan yang didapat maka
akan mencapai kecakapan komunikatif.
 Apakah ada perbedaan dalam kecakapan komunikatif antara pembelajar yang
menyerap bahasa kedua melalui cara pemerolehan dan pembelajaran?
Jawabannya ada. Hal yang cukup menonjol adalah motivasi seseorang.
Kecakapan komunikasi yang berdasarkan motivasi prestasi ada pada
pembelajaran sedangkan kecakapan berdasarkan motivasi yang berfungsi
sebagai komunikasi ada pada pemerolehan.

7. Dalam ppt klaim Lightbown kalau orang tidak dapat mencapai memahami
pembelajaran bahasa kedua dalam waktu 1 jam sehari saja dan beberapa orang
mengata kan itu tergantung. kalau menurut kelompok kalian kira2 berapa jam
sebaiknya pembelajar mempelajari bahasa kedua dalam sehari? dan menurut kalian
bagaimana cara supaya pembelajar dapat memahami dengan cepat pembelajaran
bahasa yang mereka pelajari?

 Menurut pendapat kami, setiap pembelajar akan menemukan durasi terbaik


untuk mereka mempelajari bahasa. Alangkah baiknya tidak terlalu lama
ataupun kecepetan, minimal 3 jam sehari. Karena setiap bahasa memiliki
tingkat kesulitan yang berbeda-beda, dan cara agar pembelajaran dapat
memahami dengan cepat adalah motivasi dari dalam diri. Karena jika
mempelajari bahasa atas kemauan diri sendiri bukan paksaan atau ikut-ikutan,
akan lebih cepat memahami bahasa yang dipelajari.

8. Dalam slide pembahasan model lahiriah dijelaskan kalau model lahiriah


menggunakan hipotesis masukkan, dan hipotesis masukkan tersebut terdiri dari lima
macam hipotesis. Menurut kelompok, manakah hipotesis yang cocok diterapkan pada
pembelajaran daring seperti sekarang ini? Dan apa alasannya?
 Sebenarnya, 5 hipotesis tersebut saling berkaitan namun pada konteks
pembelajaran bahasa secara formal yang dilakukan secara daring menurut
kelompok kami adalah Hipotesis proses pemerolehan - pembelajaran dimana
proses pembelajaran artinya seseorang sadar dan memperhatikan bentuk dan
memahami aturan pembelajaran yang dilakukan. lalu untuk mengembangkan
kemampuannya tersebut menggunakan hipotesis Masukan yaitu masukan
(i+1) bahasa yang dipaparkan sedikit di atas kompetensi mereka dan masih
bisa dipahami tetapi menantang untuk berkembang. Hal itu bisa dilakukan
melalui tes maupun tanya jawab dengan guru. Model Monitor, disini
merupakan peran dari guru sebagai pendidik.

9. Merujuk pada slide Model Lahiriah bagian masukan, telah di sebutkan rumus yaitu
jika pembelajar berada di tingkat i.. maka masukan yang harus siswa pahami harus
berada di tingkat i+1.. dari rumus yang dicetus "Steven krashen" berikut, bagaimana
jika dalam suatu kelas ada seseorang yang berada bawah tingkatan i dan pengajar
tetap harus memberi masukan i+1 untuk siswa yang ada di kelas tersebut (yang
artinya salah satu pembelajar telah tertinggal materi). Bagaimana menurut presenter
keputusan yang sebaiknya diambil sebagai pendidik maupun pelajar tersebut agar
dapat mengimbangi pelajar yang lain dan materi yang akan datang?. Terima Kasih.

 (i+1) berarti materi/ masukan yang diberikan bisa dipahami pembelajar dan
levelnya berada diatas kemampuan mereka. Hal yang harus diperhatikan disini
bahwa materi/masukan yang nantinya akan diberikan kepada pembelajar tidak
boleh terlalu jauh dari kemampuan mereka karena nantinya akan membuat
pembelajar kewalahan dan juga tidak boleh terlalu dekat dengan kemampuan
yang telah dimiliki yang nantinya akan membuat mereka menjadi tidak
tertantang untuk berkembang.
 Menurut kelompok kami hal yang terpenting ada pada diri pelajar sendiri,
untuk mengimbangi bisa melakukan evaluasi diri atau bisa juga belajar dengan
teman untuk berdiskusi. Karena sepertinya tidak mungkin bagi pendidik dalam
membuat masukan yang mengacu pada seorang siswa tetapi sudah disesuaikan
dengan kemampuan rata-rata siswa.

10. Pada model lahiriah dijelaskan bahwa Krashen, menegaskan bahwa pembelajar
dengan kecakapan yang mapan. Apa yang dimaksud dengan kecakapan yang mapan
tersebut? Apakah ada hal-hal yang membuat seseorang terhambat untuk mendapat
"kecakapan mapan"? dan apakah ada hal yang membantu untuk mempermudah
seseorang mempunyai kecakapan mapan?

 Berdasarkan pada buku Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa dalam


bahasa Inggris’nya. Kecakapan yang mapan merujuk pada fluency/ fasih.
Fasih artinya bagaimana memahami alur dan efisiensi ketika kamu
mengungkapkan ide terutama dalam bahasa asing . Beberapa kesalahan tata
bahasa akan muncul di sana sini ketika seseorang menjelaskan sesuatu, tapi
hal itu disampaikan dengan cara yang mudah dimengerti dan menunjukkan
bahwa seseorang nyaman berbicara Bahasa asing/ bahasa kedua.
1) Hal-hal yang mempengaruhi seseorang terhambat untuk mendapat
"kecakapan mapan" itu dapat dilihat dari Faktor psikologis ( Wilayah
Afektif: harkat, kecemasan, kesediaan berkomunikasi), Faktor sosial
budaya ( jarak sosial) dan Faktor psikologis (gaya dan strategi ).
2) Hal yang membantu untuk mempermudah seseorang mempunyai
kecakapan mapan
Dengan mencari dan memahami gaya pembelajaran dan strategi yang tepat
bagi diri sendiri. Gaya pembelajaran yang secara umum dikenal ada
Visual, Audiotoris dan Kinestetis. Strategi itu ada pembelajaran dan
komunikasi. Strategi pembelajaran lebih menekankan pada apa yang
diterima, memori, pengingatan. Strategi komunikasi untuk komunikasi
secara verbal maupun non verbal. (Diagram di halaman 153-154)

11. Dalam hipotesis masukan saringan afektif, disebutkan dalam pembelajaran kedua yg
baik dapat terjadi di lingkungan dengan kecemasan yg rendah dan tingkat defensif
sedih dan malu. Pertanyaannya, bagaimana tingkat defensif sedih dan malu
mempengaruhi pembelajaran bahasa kedua siswa? Bagaimana menurut anda apabila
seorang siswa memiliki masalah-masalah tersebut sedih dan malu? Bagaimana solusi
untuk mengatasinya?

12. Pada Saringan Afektif, dikatakan bahwa Pembelajaran akan lebih berkembang jika ia
tidak memiliki sifat yang Defensif di lingkungan dengan tingkat kecemasan yang
rendah, namun di beberapa case bahwa pembelajar tidak mengetahui secara sadar
bahwa ia berada di lingkungan dengan tingkat kecemasan yang tinggi dan ia
menurunkan sifat ofensifnya. Hal ini membuat pembelajar mengalami trauma dan
pembelajaran akan menjadi tidak efektif. Menurut kelompok 2 hal apa yang harus
dilakukan oleh pembelajar Bahasa kedua untuk tidak mengalami hal tersebut selain
dengan berpindah lingkungan? , kita tahu untuk berpindah dari lingkungan dengan
kecemasan yang tinggi tidak semudah itu.

 Sikap yang muncul akibat defensif biasanya adalah sedih, malu dan minder.
Hal itu muncul karena pembelajar merasa cemas atau takut. Menurut Alpert
dan Haber (1960) kecemasan atau ketakutan dibagi menjadi 2, kecemasan
berbahaya dan kecemasan bermanfaat. Kecemasan itu sesuatu yang netral
namun pengaruh yang ditimbulkan itu berbeda ada yang positif dan negatif.
Cara mengatasi sikap defensif tersebut yaitu kecemasan yang berdampak
negatif itu harus dihindari dengan mengubah cara pandang bahwa
kekhawatiran dan ketakutan akan suatu pembelajaran bahasa adalah hal yang
normal, dengan menekankan untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dari
diri sendiri (tetap siaga dan waspada). Pembicara handal pun juga akan
merasakan kecemasan sebelum berpidato di depan publik. Jika dalam
kegiatan belajar-mengajar, Guru dapat secara aktif menerapkan suatu model
pembelajaran yang dianggap sesuai untuk mengatasi sikap siswa’nya tersebut.
Berani mengambil resiko adalah kunci keberhasilan pembelajaran kedua.
Beebe (1983) menekankan bahwa orang dengan motivasi untuk berhasil
adalah orang yang mengendalikan diri dan mengandalkan keterampilan. Tidak
sembrono dan mengambil resiko pada situasi yang pasti gagal. Oleh karena
itu, pengenalan akan gaya belajar dan strategi belajar bagi diri sendiri itu
penting untuk memahami dan mengukur kemampuan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai