PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu manusia sudah diberi nama julukan Zoon Politicon (makhluk
yang hidup berkelompok). Hal itu mengandung makna bahwa manusia senantiasa
organisasi-organisasi di antaranya:
1. Alasan Sosial
Banyak organisasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
untuk pergaulan. Hal yang sama terlihat pada organisasi-organisasi yang
memiliki sasaran intelektual atau ekonami. Adakalanya kebutuhan-kebutuhan
sosial seseorang demikian sempurna terpenuhi oleh organisasi tempat dia
bekerja, sehingga orang melontarkan kata-kata “pekerjaan adalah
kehidupannya”.
2. Alasan Material
Manusia juga melaksanakan kegiatan perorganisasian karena alasan
material. Melalui bantuan organisasi, manusia dapat melakukan tiga macam
hal yang tidak mungkin dilakukan sendiri, yakni (1) memperbesar
kemampuannya; (2) menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai
sesuatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi; dan (3) menarik manfaat
dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.1
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang
1
J. Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, (Ed. 1-4; Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 3.
1
2
dibentuk oleh manusia, tujuannya untuk melaksanakan atau mencapai hal-hal tertentu
hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai
bagian dari lingkungan tempat kita bekerja, tempat kita bermain. Pendek kata,
memiliki tujuan bersama, memiliki tugasnya masing-masing, saling kerja sama satu
sama lain, peraturan yang jelas, memiliki anggota yang jelas, dan adanya struktur
organisasi yang jelas dan terarah. Dengan ciri-ciri yang dikemukakan, jelas apa yang
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu dapat di
artikan:
3
a. Struktur tata pembagian kinerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.2
b. Organisasi dalam arti bangan atau struktur adalah gambaran secara skematis
tentang hubungan-hubungan, kerja sama dari orang-orang yang terdapat
dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan.3
Suatu organisasi dibangun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena
itu, dari pendirinya dan kemudian dilanjutkan oleh para pemimpin berikutnya. Tujuan
tersebut hanya akan dapat dicapai apabila organisasi mempunyai kinerja baik dan
bergerak secara dinamis. Namun, kinerja organisasi sangat ditentukan oleh budaya
organisasi dan budaya dari segenap sumber daya manusia dalam organisasi.
Lingkungan organisasi terdiri dari sumber daya manusia dengan latar belakang dan
terlebih dahulu melalui pengubahan pola pikir segenap sumber daya manusia didalam
organisasi tersebut.
2
H. Malayu, Organisasi dan Motivasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1996), h. 26.
3
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen (Cet. 17; Bulaksumur, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2004), h. 60.
4
berbeda dalam organisasi yang berbeda pula, oleh karena itu budaya organisasi
terdapat ketidaksamaan dalam beberapa hal. Tidak ada budaya yang ideal, hanya ada
menorehkan sejarah yang sudah cukup membanggakan dan membawa nama baik
sekolah tersebut. Untuk itu penulis tertarik melakukan pengkajian secara ilmiah
1. Rumusan Masalah
Walea Kepulauan.
berikut:
2. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan baik tenaga, dana dan waktu, dan supaya
penelitian lebih terfokus, maka penulis tidak akan melakukan penelitian terhadap
keseluruhan yang ada pada objek atau sesuatu sosial tertentu, tetapi perlu
1. Tujuan Penelitian
Kepulauan.
6
Tenaga Kependidikan.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
b. Kegunaan praktis
tenega kependidikan.
D. Penegasan Istilah
menghindari pengertian yang keliru dalam memahami proposal ini, penulis akan
menjelaskan beberapa kata kunci yang ada di dalamnya. Hal ini dimaksud dapat
memberikan pengertian yang mendasar dari pembahasan skripsi ini, sebab tanpa
a. Implementasi
7
pelaksanaan.4 Pertemuan kedua ini, bermaksud mencapai bentuk dari apa yang telah
disepakati.
b. Budaya
pembicaraan, tindakan, dan artifak serta tergantung pada kapasitas orang untuk
c. Organisasi
d. Kinerja
Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut.7
e. Tenaga Kependidikan
4
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2003), h. 441.
5
Wibowo, Budaya Organisasi, (Cet.3; Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h. 15.
6
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen (Cet. 17; Bulaksumur, Yogyakarta, Gajah Mada
University Press, 2004), h. 59.
7
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Ed. -4; Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 7.
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kependidikan (Kbbi.kata.web.id > tenaga-kependidikan)
8
Kinerja Tenaga Kependidikan (Studi kasus pada SMA Negeri 1 Walea Kepulauan)”.
Sistematika penulisan Skripsi ini terdiri dari tiga Bab, setiap babnya dijabarkan
kedalam sub Bab. Agar lebih jelasnya, penulis akan menguraikan sub pokok isi
pembahasan dari Skripsi ini atau garis besar Skripsi ini sebagaimana berikut:
Bab 1, sebagai pendahuluan yang mana akan diuraikan beberapa hal yang
terkait dengan latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat
Bab III, berisi metode penelitian, jenis metode yang digunakan dalam
Kehadiran Peneliti,, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik
TINJAUAN PUSTAKA
a. Implementasi
Muhammad Joko Susila bahwa implementasi merupakan suatu penerapan ide konsep,
kebijakan atau inovasi dalam suatu lingkungan praktis sehingga mendatkan dampak
Dalam proses ini terkandung usaha bagaimana memotivasi orang agar bekerja
tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik, dan bagaimana
b. Organisasi
9
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu
Pendidikan Islam Peningkatan Lembaga Pendidikan Islam Secara Holistic, (Yogyakarta: Teras,
2012), h. 24.
10
Ibid, h. 189-191.
9
10
aspek dan istilah yang menyertainya. Perkataan organisasi berasal dari Yunani
yakni organon dan istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota
atau badan.11
Benhard bahwa Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang
Suatu bidang ilmu yang menyelididki dampak dari individu, kelompok dan struktur
atas perilakunya di dalam organisasi, dengan tujuan untuk menerapkan ilmu
tersebutguna meningkatkan efektivitas organisasi13.
Sedangkan menurut Griffin (2002), organisasi adalah sekelompok orang yang
bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian
tujuan tertentu.14 Atau dengan bahasa lain penulis mendefinisikan organisasi sebagai
sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk
11
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen (Cet. 17; Bulaksumur, Yogyakarta, Gajah Mada
University Press, 2004), h. 59.
12
Ibid, h. 59.
13
H. Malayu, Organisasi dan Motivasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1996), h. 25.
14
Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Cet.10; Jakarta: PT
Fajar Interpratama Mandiri, 2017), h. 4.
11
Banyak referensi dan pendapat dari para pakar manajemen dan organisasi di
dunia, namun secara umum dapat didefinisikan pengertian organisasi sebagai suatu
kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang
relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
menunjukan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan
mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti.
mendapatkan solusi atau jalan keluar dari program maupun kendala-kendala yang
didapatkan. Sesuai dengan firman Allah Swt. Dalam Q.S Ali ‘Imran (3) ayat 159:
Terjemahnya:
Maka disebabkan rahmat dari Allahlah, engkau bersikap lemah lembut
terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan berhati keras, niscaya
mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan (tertentu). Kemudian apabila engkau telah membulatkan
tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakal kepada-Nya.15
Dari segi redaksional, ayat ini ditunjukan kepada nabi Muhammad SAW,
masyarakatnya. Tetapi seperti yang akan dijelaskan lebih jauh, ayat ini juga
merupakan petunjuk kepada semua manusia, khususnya kepada setiap pemimpin dan
orang yang memiliki satu perkumulan atau organisasi, agar bermusyawarah dengan
karena pembagian kerja hanyalah salah satu asas organisasi. Salah satu asas tidaklah
menjadi pengertian umum atau dengan perkataan lain, arti sebagian tidak dapat
menjadi arti keseluruhan. Untuk pengertian organisasi, yang berarti pembagian kerja
1. Kompleksitas
spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam hirarki, serta
2. Formalisasi
3. Sentralisasi
tujuan organisasi.
dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Hal itu melalui tindakan-tindakan
(menurut L.F Urwick) bahwa organisasi lebih dari hanya alat untuk menciptakan
Dikatakan bahwa organisasi ada untuk mencapai suatu hal. Sesuatu tersebut
merupakan tujuan dan biasanya tujuan tersebut tidak mungkin dicapai oleh individu
yang bekerja sendiri. Andaikata hal itu dapat dicapai secara individual, lebih evisien
organisasi, yaitu orang-orang yang bekerja sama dalam tujuan tertentu. Berbagai
faktor tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan adanya suatu kerja sama untuk
16
J Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian (Ed. 1-4; Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 13.
14
kebulatan dari berbagai faktor yang terkait oleh berbagai asas tertentu. Harus diakui
bahwa banyak hal yang ingin dikerjakan oleh manusia, hanya dimungkinkan melalui
upaya-upaya berorganisasi.
c. Budaya Organisasi
Amerika dan Eropa pada era 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein
Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-
1981, serta Konsultan Budaya Organisasi pada berbagai perusahaan di Amerika dan
kedalam kurikulum sebagai pendidikan formal dan informal. Salah satu pakar yang
cukup gigih mengembangkan budaya organisasi adalah Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha,
berikut:
15
sebagai visi, misi, tujuan trategik, dan nilai-nilai strategik. Budaya organisasi
oleh kelompok tertentu saat belajar menghadapi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal-yang telah belajar cukup baik untuk dianggap valid dan oleh karena
itu, untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi,
daerah yang satu dan daerah yang lain sesuai dengan pengaruh lingkungan sosial
budaya daerah tertentu. Organisasi dalam hal ini merupakan ajang berkumpul
sekelompok orang yang didalamnya terdapat kerja sama antara individu yang satu
dan Spink (1993; 69), menyebutkan beberapa unsur budaya organisasi sekolah yaitu:
2. Kurikulum
3. Bahasa
4. Perumpamaan
5. Kisah organisasi
6. Tokoh-tokoh organisasi
7. Struktur organisasi
Perwujudan dan simbolis visual/material 1. Fasilitas dan perlengkapan
4. Seragam
Perwujudan perilaku 1. Ritual
2. Upacara
17
3. Belajar mengajar
4. Prosedur operasional
biaya, dan pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan, dan hal uang paling prinsip
yang selalu menjadi kendala dalam budaya berorganisasi adalah persoalan pengaturan
waktu. Namun ini tidak bisa dijadikan sebagai sebuah alasan dalam proses
target yang akan dicapai. Pada budaya organisasi yang bernaung dalam lingkungan
21
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan (Cet.1; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 37.
18
belakang berbeda atau pada tingkat yang berbeda dalam organisasi akan cenderung
menjelaskan budaya organisasi dengan terminology yang sama. Namun, hal tersebut
tidak berarti bahwa dalam suatu organisasi hanya terdapat satu budaya tunggal.
Didalam budaya organisasi masih terbuka kemungkinan adanya satu atau lebih
subkultur.
organisasi tidak mempunyai budaya yang dominan maka pengaruh dari budaya
terhadap kinerja anggota menjadi tidak jelas. Budaya yang kuat dicirikan oleh nilai
dari organisasi yang dianut dengan kuat, dan diatur dengan baik. Maka banyak
dan merasa sangat terikat kepada budaya organisasi, maka makin kuat budaya
tersebut.
“kinerja sebagai suatu sistem melalui mana organisasi menetapkan tujuan kerja,
tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi. Jeff Cartwright (1999:
1) The monoculture
Monoculture merupakan program mental tunggal, orang berpikir sama dan
sesuai dengan norma budaya yang sama. Orangnya mempunyai satu pikiran.
Merupakan model “ras murni” yang menyebabkan banyak konflik dalam dunia
dimana terdapat banyak etnis dan kelompok rasial berbeda. Monoculture sangat
kuat karena sangat terfokus tajam. Sebagai ekstrim, orangnya fanatik dan
fundamentalis.
2) The superordinate culture
Terdiri dari subkultur terkoordinasi, masing-masing dengan keyakinan dan
nilai-nilai, gagasan dan sudut pandang sendiri, tetapi semua bekerja dalam satu
organisasi dan semua termotivasi mencapai sasaran organisasi.
The superordinate culture merupakan tipe ideal budaya organisasi.
Keberagaman budaya dapat menjadi penyebab pemisahan dan konflik atau
sumber vitalitas, kreativitas, dan energi. Good leadership membawa orang dari
berbagai budaya bekerja bersama dalam harmoni. Orang mempunyai komitmen
untuk mencapai tujuan organisasi. Pikiran difokuskan pada kebersamaan daripada
perbedaan.
3) The divisive culture
The divisive culture bersifat memecah belah. Dalam budaya ini sub-kultur
dalam organisasi secara individual mempunyai agenda dan tujuan sendiri. Dalam
model ini, organisasi ditarik kearah yang berbeda. Tidak ada pemisahan dan
konflik antara “kita dan mereka”. Tidak terdapat arah yang jelas dan kekurangan
kepemimpinan.
Dalam kasus ekstrem, orang yang berada dalam divisive multiculture
merasa bukan bagian darinya dan melakukan pemberontakan terhadapnya.
Vandalisme, kejahatan, inefisiensi dan kekacauan merupakan gejala budaya ini.
Divisive culture adalah budaya yang paling umum dalam masyarakat atau
pekerjaan.
4) The disjunctive culture.
20
Budaya ini ditandai oleh seringnya pemecahan organisasi secara eksplosif atau
bahkan menjadi unit budaya individual. Sebagai contohnya adalah Yugoslavia,
Bosnia, dan perang sipil di Afrika yang berkepanjangan.23
Budaya organisasi perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan
terciptanya achievement culture, yaitu tipe budaya yang mendorong dan menghargai
daripada sekedar peran. Orang akan menyilangkan peran untuk membuat pekerjaan
Budaya organisasi dalam suatu organisasi yang satu dapat berbeda dengan
yang ada dalam organisasi yang lain. Namun, budaya organisasi menunjukan ciri-ciri,
bervariasi. Hal tersebut menunjukan beragamnya ciri, sifat, dan elemen yang terdapat
1. Power distance.
23
Wibowo, Budaya Organisasi, (Ed. 1-Cet.3; Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 23.
21
organisasi. Fungsi budaya organisasi menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki
24
Ibid, h. 35.
22
(1) menunjukan identitas, (2) menunjukan batasan peran yang jelas, (3) menunjukan
komitmen kolektif, (4) membangun stabilitas sistem sosial, (5) membangun pikiran
1. Kesamaan
kelompok. Meskipun budaya individu sering sangat berbeda karena perbedaan iklim
dan geografis, semua budaya mempunyai prinsip yang sama. Jeff Carwright (1999:
tim dan merasa memiliki. Anggota percaya pada kemampuan tim untuk
kepuasan kerja.
dan dihargai sebagai individu tanpa melihat status. Terdapat kesetiaan yang
kuat dan semangat kompetitif dengan tim lain. Rasa bangga dalam tim
kontribusi secara pribadi pada usaha bersama tim. Anggota memiliki nilai-
individu memiliki sasaran tim sendiri dan bekerja terbaik untuk mencapainya.
memengaruhi tim. Anggota tim tetap loyal pada tim dan pergantian
2. Perbedaan
metode, perilaku, sikap, dan gaya manajemen. Ketika budaya yang berbeda
pengertian dan toleransi perbedaan budaya adalah penting untuk harmoni budaya.
fleksibilitas.
27
Ibid, h. 52.
28
Wibowo, Budaya Organisasi, (Cet.3; Jakarta: Rajawali Pers, 2013.), h. 54.
25
mungkin tidak dengan situasi atau bawahan. Sebagian orang perlu arahan dan
supervisi kuat, tanpa tanggung jawab. Lainnya ingin bekerja atas inisiatif sendiri.
sesuai dengan orang bawahannya dan situasi yang dihadapi. Gaya manajemen
b. Bias (Bias)
Dalam organisasi yang didominasi pria, terdapat bias antara pimpinan pria
dan wanita, homoseksual, dan etnis minoritas. Bias terhadap agama, pandangan
Bias terjadi dalam bidang pelatihan, menghargai orang, promosi kondisi kerja,
c. Values (Nilai-nilai)
d. Individualism (Individualisme)
Pada budaya timur umumnya terdapat tekanan kuat pada teamwork seperti
action dengan perlunya mendorong dan melatih setiap individu untuk melakukan
yang terbaik untuk tim dan organisasi sebagai superordinate team. Campuran
sifat individu dan tim dalam proporsi yang berbeda akan memberikan campuran
adalah kecocokan, tanggung jawab kolektif, pelatihan tim, dan pengakuan tim.
e. Change (Perubahan)
27
orang luar. Budaya barat lebih cosmopolitan, terbuka dan biasanya lebih toleran
kelompok organisasi, (2) Hubungan baik antar orang dengan perbedaan sosial dan
latar belakang pendidikan, (3) Menghilangkan konflik “kami dan mereka” dan
g. Identity (Identitas)
dengan dunia luar kedalam proyeksi terhadap citra organisasi: (a) organisasi
mempunyai citra atau identitas yang jelas, (b) pekerja mempunyai kebanggaan
kualitas produk dan jasa, (d) komitmen manajemen terhadap standar kualitas
tinggi.
h. Strategy (Strategi)
dan perubahan, antara stabilitas dan fleksibilitas, antara jangka panjang dan
dengan strategi jangka panjang, hubungan yang seimbang antara taktik dan
strategi.
E. Pengertian Kinerja
lingkup kajian manajemen dan organisasi kata “kinerja” bukan kata yang sama sekali
baru dan dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
Bisa dikatakan istilah kinerja sudah dikenal sejak zaman pra modern.
Beberapa sumber menyatakan bahwa istilah kinerja sudah dikenal pada masa
kekaisaran dinasti Wei tahu 221-265 Masehi (Amstrong, 2009). 29 Meskipun sudah
dikenal cukup lama, baru sekitar tahun 1950-an paska Perang Dunia II isu tentang
kinerja terutama yang terkait tentang masalah penelitian, pengukuran, dan evaluasi
konsultan dan para praktisi khususnya mereka yang terlibat dalam kegiatan
organisasi.
Jika kinerja memang merupakan sesuatu yang teramat penting bagi kehidupan
menjadi sangat penting karena seperti dikatan Amstrong & Baron (2005) “jika kita
tidak mampu mendefinisikan kinerja sama halnya kita tidak mampu mengukur dan
memanaj kinerja.30
Dari pengertian diatas, maka secara sederhana kinerja merupakan hasil kerja
yang dapat dicapai oleh karyawan atau angota karyawan dalam sebuah organisasi
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang disebabkan oleh motivasi dan
kemampuanya.
Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan bertanggung
jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala satuan pendidikan harus
30
Ibid, h. 7.
31
Wikipedia bahasa Indonesia, tenaga kependidikan (on-line), (https://id.m.wikipedia.org),
diakses pada tanggal 10 desember 2017, jam 14:02.
30
supervisor, leader, inivator, motivator, figure dan mediator. Istilah lainnya kepala
2. Tenaga Kependidikan
c. Laboran adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan
bahan di laboratorium.
diri.
lingkungan sekolah.
3. Pendidik
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktor, fasilitator, dan
ustadz/ustazah.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
gejala dan masalah dari suatu objek tertentu. Dalam penelitian ini, penulis
objek yang diteliti beserta hasil penelitian penulis dengan terlebih dahulu melakukan
analisis dan penetapan nilai, sesuai dengan standar-standar buku dalam jenis
deskriptif kualitatif.32
mengenai situasi yang diteliti, hakikat pemaparan adalah seperti orang yang merajut,
setiap bagian ditelaah satu demi satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa dan
pemaparan harus dijaga agar subjektivitas penentu dalam membuat interpretasi pada
menghasilkan data yang efektif sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi dilokasi
Seluruh data yang dikumpulkan akan diolah dan diseleksi berdasarkan prinsip
pendekatan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, menurut Bogdan dan Taylor seperti
dikutip oleh Tohirin dalam bukunya bahwa metode kualitatif adalah sebagai prosedur
32
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, Suatu Pendekatan Praktek, (Cet.9; Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1993), h. 209.
33
34
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Lebih jauh lagi penelitian
orang yang diteliti secara rinci serta dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik
kenyataan ganda
3. Lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak perjamaan
metode yang cocok dengan arah penelitian ini, juga karena penulis menganggap
bahwa metode ini merupakan cara yang bertatapan langsung dengan para informan
yang tidak terumuskan dalam bentuk angka cukup dengan cara observasi, dengan
B. Lokasi Penelitian
33
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling (Cet.3;
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h.2.
34
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, Suatu Pendekatan Praktek, (Cet.9; Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1993), h. 3.
35
Adapun yang menjadi objek atau sasaran lokasi penelitian proposal ini adalah
di SMA Negeri 1 Walea Kepulauan. Alasan penulis memilih lokasi penelitian karena
lokasi penelitian dianggap sangat representatif terhadap judul yang ingin diteliti
karena objek dianggap tepat juga penulis sangat berharap dapat memperoleh nilai
C. Kehadiran Peneliti
dilapangan. Selain itu, hanya peneliti sebagai instrumen sajalah yang dapat
maksimal, sehingga upaya untuk mengumpulkan data yang akurat dapat tercapai.
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti meminta izin kepada kepala
35
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet.2; Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 38.
36
Hal ini dimaksudkan agar kehadiran peneliti dilokasi penelitian dapat diterima
dengan resmi, sehingga pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar dan data
penelitian. Tidak dapat dikatakan suatu penelitian bersifat ilmiah, bila tidak ada data
dan sumber data yang dapat dipercaya. Menurut S. Nasution, sumber data dalam
penelitian ini dikategorikan dalam dua bentuk yaitu: “Data primer dan sekunder”.36
1. Data primer
Data primer adalah “jenis data yang diperoleh lewat pengamatan langsung
Sumber data yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah serta staff
2. Data sekunder
Data sekunder adalah “Data penunjang yang merupakan data pelengkap yang
melalui dokumentasi dan catatan-catatan yang berkaitan dengan objek penelitian yang
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2008), H. 22.
37
Ibid, H.122.
37
menentukan teknik dan alat pengumpulan data yang akurat dan relevan. Untuk
memperoleh data yang betul-betul valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara
1. Observasi (pengamatan)
pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang diteliti. Pengamatan dan pencatatan
sehingga obeservasi berada sama dengan objek yang diselidiki. Untuk memperoleh
secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik
pengamat itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi
2. Interview (wawancara)
38
Winarno Surakhman, Dasar dan Tehnik Research Pengantar Meteologi Ilmiah, (Ed.VI;
Bandung, 1997), H.155.
38
hubungan pribadi antara pengumpulan data dan sumber data.39 Interview atau
data, penggunaan metode wawancara juga mengarah kepada pencapaian sasaran yang
diperoleh dari para informan. Sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan dengan
efektif dan efisien dalam memperoleh data yang diperlukan tentang Implementasi
Negeri 1 Walea Kepulauan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini
adalah Kepela Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, serta Staf Tenaga Kependidikan
lainnya.
3. Dokumentasi
gambar tentang keadaan objek yang diteliti sehingga mendukung kelengkapan data
peneliti.
Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu dengan melakukan
penelitian secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diperoleh
dilapangan sehingga selanjutnya menganalisis data. Adapun tenik analisis data yang
1. Reduksi data
39
S. Nasution, Metode Research (Cet.IV; Jakarta: Bumi Aksara), H.143.
39
Penyajian data yaitu penyajian data yang telah penulis reduksi dalam model-
tersebut.
3. Verifikasi data
penelitian terhadap data tersebut. Disamping itu pula, dalam menganalisis data
a. Dedukatif yaitu analisis yang berangkat dari data yang bersifat umum untuk
b. Induktif yaitu analisis yang berangkat dari data yang bersifat khusus untuk
40
Mattew B. Milles, A. Michael Huberman, Quantitative Data Analisis. Diterjemahkan oleh
Tjeptjep Rohendi, Analisis Data Kualitatif, (cet.1; Jakarta: UI-Pres, 1992), h.16.
40
Pengecekan keabsahan data diterapkan dalam penelitian ini agar data yang
keabsahan data yang diperoleh maka dilakukan secara triangulasi. Yaitu tehnik
pengecekan data terhadap sumber data dengan mengecek kesesuaian sumber data
yang diperoleh dengan karakteristik sumber data yang sudah ditentukan penulis,
kesesuaian metode yang digunakan, serta kesesuaian teori yang dipaparkan dalam
Selanjutnya untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh maka dilakukan secara
memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau