Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK: STUDI LITERATUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA ORGANISASI

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah AMOPK

Dosen Pengampu :

Dr. Dwi Heru Sukoco, M.Si.

Dra. Nenden Rainy Sundary, M.P.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1_ 2104007_Puput Ineke Putri 6_2104130_Naila Fadilah

2_2104032_Nadhira Tsurayya 7_2104166_Mezzaluna Yuhsin Ristalia

3_2104065_Reza Nur Annissa Aisiah 8_2104190_Syafa’Atullatif Putri Chana

4_2104071_Rasyada Aura Justicia Nugraha 9_ 2104277_Meizha Zhahra

5_2104118_Muhammad Aufa Fikri 10_2104281_Aniq Nur Fajriah

PRODI PEKERJAAN SOSIAL PROGRAM SARJANA TERAPAN

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL 2023


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA ORGANISASI

1. Individu dan Kelompok


Seperti yang tertera dalam power point, Individu yg terlibat dalam organisasi membawa
pengalamannya, kepribadian, keterampilan, keyakinan dan nilai-nilai. Kelompok kami
mengambil contoh seperti dalam HSO yang saya datangi yaitu Suryakanti terdapat
peraturan yang mengharuskan pegawainya untuk melepas jilbab dalam bekerja, namun ada
beberapa pegawai yang merasa kebijakan tersebut tidak sesuai dengan keyakinan yang
mereka anut sehingga pegawai tersebut memilih untuk melakukan negosiasi kepada pihak
HSO untuk dapat menerima keyakinan yang mereka anut.
Dari negosiasi tersebut akhirnya diputuskan untuk membolehkan pegawai dalam
menggunakan jilbab dalam bekerja dengan catatan untuk menyamakan warna jilbab
dengan seragam yang mereka kenakan per harinya.
2. Peran Manajemen
Seperti yang tertera dalam power point, bahwa diadakannya seminar untuk para manajer.
Contoh yang kami ambil dengan tepat HSO yang sama yaitu Suryakanti, pada HSO
tersebut pada setiap hari jumat terdapat kegiatan seminar yang dilanjutkan pada kegiatan
pelatihan yang dikhususkan untuk manajer dan pegawai (peksos, dokter, perawat dan
lainya) dengan tujuan untuk memberi ilmu tambahan kepada pegawai yang bekerja di HSO
Suryakanti.
3. Struktur dan Proses Organisasi
Dalam kaitannya struktur dan proses organisasi dengan salah satu unsur budaya yakni nilai-
nilai yang biasanya dicantumkan dalam visi dan misi. contohnya visi dari yayasan Our
Dream Indonesia yakni "Mengembangkan potensi dan kemampuan diri dari anak-anak
berkebutuhan khusus untuk mengenalkan individu berkebutuhan khusus sebagai bagian
dari masyarakat, memberikan kesempatan untuk berkarya dan bersosialisasi walaupun
sederhana namun mempunyai arti" untuk mewujudkan visi tersebut maka dibentuklah
suatu struktur organisasi yang mana didalamnya terdapat implementasi untuk mencapai
visi tersebut dalam struktur organisasi nya terdapat terapis yang sesuai dengan kebutuhan
anak anak disabilitas seperti terapis anak disabilitas yang kemampuan motorik nya
bermasalah maka dihubungkan dengan terapis yang memiliki keahlian kemampuan
motorik. akan tetapi jika anak disabilitas tidak di salurkan pada terapis sesuai kebutuhan
nya maka kemungkinan akan sulit untuk berkembang dan memaksimalkan penyembuhan
nya sehingga tidak tercapainya visi yang tercantum pada organisasi tersebut
4. Teknologi Organisasi
Dalam teknologi organisasi dalam penyesuaian zaman semakin modern. Berdasarkan
artefak Perlengkapan yang digunakan berubah menjadi ke arah digital. Misalnya buku
pengunjung yang awalnya menggunakan buku dan ditulis, sekarang menjadi digital
melalui scan barcode. Nah dari dalam ada penerimaan dan penolakan. Penerimaan oleh
para anggota yang sudah mengerti teknologi tapi terdapat penolakan dari anggota yang
tidak mengerti atau tidak bisa melakukan hal tersebut.
5. Sejarah dan Lingkungan Organisasi
Pendirian yang di resmikan oleh notaris Dr. Wiratni Ahmadi, SH., dengan nama Yayasan
Rumah Yatim Arrohman Indonesia bertujuan untuk membantu anak yatim yang ada di
Indonesia dan budaya inilah yang dibawa oleh yayasan ini sampai sekarang ini. pada
yayasan rumah yatim arrohman indonesia, lingkungan di dalam organisasi tersebut tidak
jauh dari anak-anak yang mendapatkan bantuan dari rumah yatim. Dimana setiap anak
yatim berhak mendapatkan beasiswa pendidikan dari rumah yatim bahkan sampai jenjang
sarjana sekalipun dan akan lebih mudah menjadi pekerja/pegawai yang bekerja di yayasan
tersebut dibanding dengan orang-orang yang berada di luar lingkungan tersebut karena
harus menjadi volunteer terlebih dahulu selama 2 bulan, sedangkan anak dari lulusan
rumah yatim jika ingin bekerja di yayasan rumah yatim akan langsung menjadi pegawai.
Akan tetapi tidak semua anak lulusan rumah yatim ini memutuskan untuk mengabdi dan
bekerja di rumah yatim karena mereka merasa tidak cukup jika sudah diberikan beasiswa
bahkan sampai jenjang sarjana dan berakhir hanya menjadi pegawai di yayasan tersebut,
mereka merasa masih bisa berkembang dengan bekerja di luar dibanding hanya berdiam
diri terus menerus di dalam yayasan tersebut.
Pertanyaan untuk kelompok 1
1. Dalam suatu budaya dari berbagai faktornya terdapat berbagai penerimaan dan penolakan
seperti contoh pada suatu nilai berlaku untuk tidak memakai kerudung. Bagaimana sikap
manajemen yang harus ditampilkan saat terdapat penolakan tersebut?
2. Disebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi budaya organisasi adalah
adanya teknologi organisasi. Bagaimana apabila terdapat perkembangan teknologi organisasi
sesuai dengan perkembangan zaman tetapi individu dan kelompok di dalamnya tidak dapat
menyesuaikan?
Pertanyaan untuk kelompok 3
1. Dalam sejarah dan lingkungan organisasi, Pendiri organisasi dan sejarah awal seringkali
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan budaya. Budaya organisasi dibentuk
baik oleh lingkungan umum dan lingkungan tugas. Bagaimana jika budaya organisasi yang
ditanamkan oleh pendiri sudah tidak relevan dengan perkembangan dan perlu diubah oleh
penerusnya tetapi terdapat pro dan kontra dari dalam organisasi tersebut?
2. Budaya tentunya terdapat penolakan dari berbagai pihak. Bagaimana apabila budaya yang
ditolak tercantum pada kode etik misi, ataupun tujuan yang sudah tertulis secara formal?

Pertanyaan dari kelompok 1


1. Apa yang terjadi apabila di dalam suatu kelompok, terdapat terlalu banyak budaya yang
berbeda dan masing-masing individu ngotot untuk memasukkan unsur budaya nya ke dalam
nilai-nilai organisasi? haruskah dipilih yang terbanyak? atau harus dimasukkan semua untuk
mengurangi konflik?
Jawaban:
Dalam suatu organisasi yang budayanya kuat, nilai-nilai budaya itu tidak akan berubah
banyak, meskipun masuknya unsur budaya baru, karena nilai-nilai dalam budaya itu berurat-
berakar di dalam organisasi. Bila terjadi atau adanya anggota yang memaksa memasukkan
nilai budayanya. Sebuah organisasi akan lebih baik untuk mengadakan musyawarah, jika
nilai-nilai mereka tidak sesuai dengan visi misi maka menurut kami itu tidak bisa, nilai-nilai
yang akan diterima yaitu nilai yang dihargai dan dijunjung tinggi oleh organisasi. Sebagai
contoh dalam HSO, seorang guru yang membawa budaya yang sudah erat dalam dirinya, yaitu
guru yang beragama muslim dan berhijab tetapi mengajar di sekolah beragama non-muslim.
Sementara dalam nilai budaya organisasi tersebut membebaskan guru tersebut untuk berhijab
atau tidak, maka diadakanlah musyawarah dan guru tersebut memilih untuk tetap mengajar
dengan menggunakan hijab

2. Ketika budaya organisasi berbenturan dengan budaya yang diyakini oleh anggota organisasi
bagaimanakah manajemen organisasi yang akan diimplementasikan oleh seorang manajer
organisasi dalam menyikapi serta menanggulangi permasalahan tersebut?
Jawaban:
Pada dasarnya budaya yang terdapat dalam organisasi secara terbuka sudah didiskusikan
dengan matang oleh para pembuat peraturan untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi
tersebut. Apabila budaya tersebut memang sudah sesuai dengan tujuan organisasi serta dinilai
sangat penting dan baik, maka pihak manajemen berhak untuk mempertahankan budaya
tersebut demi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Seperti misalnya dalam peraturan
pramugari terdapat batasan minimal tinggi dan budaya tersebut harus dipelihara untuk
menunjang pemberian pelayanan karena posisi kabin pesawat tinggi. Akan tetapi, apabila
budaya yang berbenturan dinilai dapat menghambat kinerja dari anggota organisasi, maka
pihak manajemen dapat melakukan evaluasi terhadap budaya tersebut dengan kemungkinan
hasil akhir akan merubah budaya yang dinilai perlu diubah ke budaya yang diyakini oleh
anggota organisasi.
Seperti contoh dalam sebuah HSO mengharuskan semua anggota organisasi untuk
melepas jilbab, yang artinya budaya organisasi tersebut berbenturan dengan budaya yang
diyakini oleh beberapa anggota organisasi maka selanjutnya manajer organisasi dapat
membuka forum diskusi mengenai budaya yang berbenturan tersebut, yang nantinya
menghasilkan keputusan seperti anggota organisasi diperbolehkan menggunakan jilbab
dengan ketentuan harus menyamakan dengan seragam yang mereka kenakan sehari-hari
dengan begitu keputusan yang dihasilkan dapat mempermudah kinerja anggota serta mencapai
tujuan organisasi.
Pertanyaan dari kelompok 3
1. Bagaimana cara mempertahankan budaya organisasi yang sudah terbentuk atau yg sudah ada
dalam organisasi tersebut?
Jawaban:
Dalam upaya mempertahankan budaya organisasi, Robbins (1996) menjelaskan terdapat 3
kekuatan yang memainkan bagian yang sangat penting yaitu :
1.1. Seleksi
Dalam proses seleksi ini memberi informasi kepada individu-individu mengenai
organisasi tersebut terutama mengenai peraturan organisasi, selanjutnya para
individu mempelajari organisasi tersebut dan menyeleksi dirinya sendiri apakah
budaya yang ada di organisasi tersebut sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang
dianut oleh individu tersebut. Karena pada dasarnya tujuan utama dari seleksi
adalah menyeleksi individu yang sudah tidak sesuai dengan unsur - unsur budaya
organisasi yang sudah diterapkan dalam organisasi tersebut sehingga budaya yang
ada dalam organisasi tersebut akan tetap terjaga dan terlaksana.
1.2. Manajemen Puncak
Tindakan manajer dalam menegakan unsur-unsur budaya organisasi yang ada di
dalam organisasi tersebut menjadi penentu keberhasilan pengimplikasian
terhadap individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Lewat apa yang mereka
katakan dan bagaimana mereka berperilaku, eksekutif senior menegakkan norma-
norma yang mengalir ke bawah sepanjang organisasi, misalnya apakah
pengambilan risiko diinginkan, berapa banyak kebebasan seharusnya diberikan
oleh para manajer kepada bawahan mereka, pakaian apakah yang pantas dan
tindakan apakah akan dihargai dalam kenaikan upah, promosi, dan ganjaran lain.
1.3. Sosialisasi
Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan suatu organisasi dalam perekrutan
dan seleksi, individu yang telah menjadi anggota tidak sepenuhnya diindoktrinasi
dalam budaya organisasi itu. Yang paling penting, karena para anggota baru
tersebut tidak mengenal baik budaya organisasi yang ada. Oleh karena itu,
organisasi tampaknya akan berpotensi membantu anggota baru menyesuaikan diri
dengan budayanya. Proses penyesuaian ini disebut sosialisasi. Dalam tahap
sosialisasi ada 3 tahapan yaitu tahap sosialisasi antisipasi, tahap pertemuan serta
tahap perubahan dan pemahaman bertambah.
Robbins menjelaskan bahwa budaya yang kuat ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor
penyebaran yang menunjukkan seberapa besar individu mempunyai nilai-nilai yang sama dan
faktor intensitas yaitu tingkat komitmen individu terhadap nilai-nilai yang sama.

2. Bagaimana apabila budaya lama sudah tidak sesuai dengan perkembangan organisasi saat ini
namun para anggota juga tidak mau menerima atau menolak budaya baru yang
diimplementasikan dalam organisasi tersebut?
Jawaban:

Jika budaya lama sudah tidak sesuai dengan perkembangan organisasi saat ini tentunya
diadakan pembaharuan dengan menyesuaikan segala aspek perkembangan dari organisasi
tentunya. karena budaya organisasi tidak statis sama halnya dengan tujuan lingkungan dan
struktur organisasi yang secara terus menerus akan berubah. Mengatasi penolakan dalam
pembaharuan budaya organisasi dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan secara
tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak.
Mengajak anggota organisasi untuk mengambil keputusan. Cara lain yang juga bisa dilakukan
adalah melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang menentang perubahan.
Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil.
Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka. Manipulasi adalah menutupi
kondisi yang sesungguhnya. Misalnya memelintir fakta agar tampak lebih menarik, tidak
mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan
dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam
mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai