Anda di halaman 1dari 4

STATUS KESEHATAN PERIODONTAL DAN TINGKAT KEBUTUHAN PERAWATAN PASIEN YANG DATANG KE

KLINIK PERIODONSIA RSGM UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2011

Tantin Ermawati, Desi Sandra Sari, Melok Aris Wahyu Kundari


Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Abstract

The CPITN is a screening procedure for identifying actual and potential problems posed by periodontal
disease. The aim of this study was to know periodontal status and periodontal treatment needs from patient that
come to RSGM department periodontia faculty of dentistry Jember University in the year 2011. The study population
comprised 191 adolescences (10 – 59 years). An observational study was conducted at RSGM of Jember University.
The results of the study showed that individuals with a health periodontium is 1.05 %, score (1) with bleeding on
probing is 3.14 %. Periodontal pocket (4-5mm) was recorded 17.27 %. The highest periodontal score is scores 2
(calculus) 78.53% of the population need dental scaling. We conclude that prevalence periodontal disease in
patients that come to periodontics department is very high and periodontal treatment need with scaling.

Keyword: CPITN, observational study, periodontal status

Korespondensi (correspondence): Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jl Kalimantan 37
Jember.

Penyakit periodontal merupakan memberi informasi tentang prevalensi dan


penyakit multifaktorial yang lazim dijumpai keparahan penyakit periodontal. Sistem
pada negara maju dan berkembang.1 Infeksi kebutuhan perawatan periodontal telah
penyakit periodontal dapat mengenai dimodifikasi menjadi CPITN pada tahun 1978
jaringan pendukung gigi meliputi ligamen dan disadur dari epidemiologi survey oleh
periodontal dan kerusakan tulang alveolar. WHO dan FDI. Modifikasi ini termasuk
Tanda klinis yang dijumpai adalah adanya merekomendasikan penggunaan probe
warna kemerahan pada gingiva, perdarahan WHO, pada gigi molar dan gigi insisivus
serta terjadi resesi gingiva. Keparahan pertama kanan sebagai indeks gigi, dan
penyakit periodontal mungkin berbeda di tambahan kategori dengan poket lebih dari 6
setiap Negara namun keadaan tersebut mm yang membutuhkan perawatan komplek
dapat diakui sebagai masalah utama seperti bedah atau root planning dengan
didunia.2 Penyakit periodontal merupakan anastesi.6
penyakit umum dan tersebar luas di CPITN mempunyai keuntungan
masyarakat, bisa menyerang anak-anak, dalam penggunaanya yakni lebih sederhana,
orang dewasa maupun orang tua. Salah satu cepat dan akurat dibanding dengan
bentuk penyakit periodontal adalah Periodontal Index dalam hal mengidentifikasi
keradangan yang menyerang jaringan keparahan penyakit dan kebutuhan
periodontal, dapat hanya mengenai gingiva perawatan dengan menggunakan
yang disebut dengan gingivitis atau periodontal probe sehingga lebih spesifik.
mengenai jaringan periodontal yang lebih Kelemahannya adalah pencatatan CPITN
luas yaitu ligamen periodontal, sementum hanya berdasar pada indeks gigi, dan
dan tulang alveolar.3 mungkin over estimate terhadap tingkat
Instrumen yang sering digunakan keparahan, tidak melibatkan attachment loss
untuk pemeriksaan status periodontal dan yang menggambarkan periodontitis pada
kebutuhan perawatan dalam suatu saat dahulu atau sekarang dan kesalahan
komunitas tertentu adalah Community dalam penomoran sekstan yang akan
Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). merubah klasifikasi setelah perawatan.5
Indeks CPITN merupakan suatu alat yang Penelitian tentang status kesehatan
dikembangkan oleh WHO untuk periodontal dan tingkat kebutuhan
menggambarkan dan mengevaluasi status perawatan periodontal pasien yang datang
jaringan periodontal pada populasi penelitian di klinik periodonsia RSGM Universitas Jember
dengan mengukur kebutuhan akan Tahun 2011 belum pernah ada, sehingga
perawatan penyakit periodontal serta perlu dilakukan penelitian tentang hal
merekomendasikan jenis perawatan yang tersebut diatas. Tujuan dari penelitian ini
dibutuhkan untuk mencegah penyakit adalah untuk mengetahui status kesehatan
periodontal. Indeks periodontal ini sudah sejak periodontal dan tingkat kebutuhan
lama digunakan karena memiliki kelebihan perawatan periodontal pasien yang datang
serta efektif digunakan untuk survey ke klinik periodonsia RSGM Universitas Jember
epidemiologi dalam suatu penduduk.4,5 Tahun 2011 sehingga data yang diperoleh
Community Periodontal Index of nantinya dapat digunakan dalam
Treatment Needs (CPITN) adalah suatu survey perencanaan dan penyusunan program
akan kebutuhan perawatan periodontal yang pencegahan maupun perawatan.
Status Kesehatan Periodontal dan Tingkat Kebutuhan… (Tantin dkk)

BAHAN DAN METODE kedalaman lebih dari 3 mm ( kode warna


pada probe semuanya tampak)
Jenis penelitian ini adalah 3 :Terdapat poket dengan kedalaman 4
observasional klinis (cross sectional), jadi atau 5 mm (jika probe diinserikan pada
peneliti tidak memberikan perlakuan poket, daerah warna probe tampak
terhadap sampel penelitian tetapi hanya sebagian)
mengamati fenomena yang ada, yakni 4 :Terdapat poket lebih dari 6 mm (jika
tentang status kesehatan periodontal dan probe diinserikan pada poket, daerah
tingkat kebutuhan perawatan warna probe seluruhnya masuk kedalam
periodontalnya. poket dan tidak tampak kode warna)
Sampel penelitian adalah pasien * :Terdapat keterlibatan daerah furkasi
yang datang ke klinik periodonsia RSGM atau loss attachment dengan kedalam
Universitas Jember mulai tanggal 20-22 poket lebih dari 7 mm
Oktober 2011. Pengumpulan data dilakukan
berdasarkan kartus status pemeriksaan CPITN 2. Menentukan kebutuhan perawatan
dari pasien yang berumur 10-59 tahun penyakit periodontal
dengan jumlah keseluruhan sebanyak 191
orang yang dibedakan berdasarkan jenis
Skor CPITN Skor kebutuhan perawatan
kelamin dan usia responden.
penyakit periodontal
0 : sehat 0 : tidak perlu perawatan
Pemeriksaan klinis meliputi:
1: gusi I : instruksi kebersihan mulut
1. Pemeriksaan status kesehatan periodontal
berdarah
menggunakan indeks CPITN
2: ada karang II : pembersihan karang gigi
Pemeriksaan CPITN menggunakan gigi
probe periodontal WHO yang didesain secara 3 : poket 4-5 II : pembersihan karang gigi
khusus yakni ujungnya bulat diameter 0,5 mm, mm
terdapat kode warna hitam yang sesuai 4 : poket 6+ III : perawatan kompleks
dengan kedalaman 3,5-5,5 mm. Pengukuran mm
dibagi menjadi 6 sektan (4 gigi posterior dan 2
gigi anterior), pada gigi molar ketiga tidak
dilakukan perhitungan kecuali kalau fungsi HASIL
giginya tersebut menggantikan molar kedua. Berdasarkan pemeriksaan yang
Setiap gigi pada masing-masing sektan diukur dilakukan pada 191 sampel dinilai status
kedalaman sulkusnya, kemudian dicatat skor kesehatan periodontal dan kebutuhan
yang tertinggi. Gigi yang diperiksa adalah : perawatan penyakit periodontal diperoleh
data sebagai berikut.
17 16 11 26 27 Data pada Tabel.1 menunjukkan
47 46 31 36 37 bahwa gambaran karakteristik demografi
sampel yang berjumlah 191 sampel,
Kriteria skoring CPITN: perbandingan antara sampel laki-laki
0 : Periodonsium sehat berjumlah 67 orang (35,07%) dan sampel
1 : Terdapat perdarahan setelah probing perempuan adalah 124 orang (64,92%).
2 : Terdapat kalkulus supra atau subgingiva Berdasarkan kelompok umur terbanyak
atau timbunan plak di sekeliling margin adalah kisaran umur 10-19 orang yakni
gingiva, tiak terdapat poket dengan 50,79%.

Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut gambaran demografi sampel yang datang ke klinik RSGM
Universitas Jember

Karakteristik demografi Frekuensi Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-Laki 67 35,07
Perempuan 124 64,92
Kelompok Umur
10 − 19 97 50,79
20 − 29 70 36,65
30 − 39 10 5,24
40 − 49 8 4,19
50 − 59 6 3,14

87
Stomatognatic (J. K. G. Unej.) Vol. 9 No. 2 2012: 86-89

Tabel 2. Prevalensi penyakit periodontal menurut kelompok umur (n=191)

Kelompok Umur (tahun) Jumlah Penderita Jumlah Sampel Persentase


10 − 19 96 97 98.97
20 − 29 69 70 98.57
30 − 39 10 10 100.00
40 − 49 8 8 100.00
50 − 59 6 6 100.00

Tabel 3. Persentase responden menurut skor tertinggi penyakit periodontal dan skor kebutuhan
perawatan penyakit periodontal menurut kelompok umur

Kelompok Skor tertinggi penyakit periodontal Skor kebutuhan perawatan Total


umur periodontal
0: jml 1: jml 2: jml 3: jml 0: jml 1: jml 2: jml 3: jml
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
10 - 19 1 4 83 9 1 4 92 0 97
1,03 4,12 85,56 9,27 1,03 4,12 94,85 0
20 - 29 1 2 51 16 1 2 67 0 70
1,43 2,85 72,85 22,85 1,43 2,85 95,71 0
30 - 39 0 0 8 2 0 0 10 0 10
0 0 80 20 0 0 100 0
40 - 49 0 0 5 3 0 0 8 0 8
0 0 62,5 37,5 0 0 100 0
50 - 59 0 0 3 3 0 0 6 0 6
0 0 50 50 0 0 100 0
Total 2 6 150 33 2 6 183 0 191
1,05 3,14 78,53 17,27 1,05 3,14 95,81 0 100

Tabel 4. Skor tertinggi penyakit periodontal dan skor kebutuhan perawatan penyakit periodontal

Skor tertinggi penyakit Community Skor kebutuhan perawatan Treatment


periodontal periodontal index (%) penyakit periodontal need (%)
0 : sehat 1,05 0: tidak perlu perawatan 1,05
1 : gusi berdarah 3,14 I : instruksi kebersihan mulut 3,14
2 : ada karang gigi 78,53
II: pembersihan karang gigi 95,81
3 : poket 4-5mm 17,27

Pada Tabel 2. Menunjukkan bahwa prevalensi periodontopatik yang tinggi didalam poket
penyakit periodontal yang terjadi pada periodontal maupun pada mukosa mulut.6
semua kelompok umur sangatlah tinggi. Bakteri periodontopatik merupakan bakteri
Kelompok umur 30-59 mempunyai prevalensi yang dominan di dalam menyebabkan
penyakit periodontal 100%. terjadinya periodontitis diantaranya adalah
Berdasarkan data diatas dapat Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus
diketahui bahwa keseluruhan sampel yang actinomycetemcomitans, Prevotella
datang ke klinik periodonsia RSGM universitas intermedia, dan Bacteriodes forsythus. Bakteri
Jember ternyata hanya 1,05 % yang tidak gram negatif anaerob ini, mengeluarkan
membutuhkan perawatan periodontal. produk-produk diantaranya endotoksin
Sampel yang membutuhkan instruksi biologi aktif atau lipopolisakarida (LPS) yang
kebersihan mulut sebesar 3,14%. Perawatan menyebabkan aktivitas biologis sehingga
pembersihan karang gigi dan peningkatan terjadinya kerandangan.7
kebersihan mulut adalah paling banyak Mikroorganisme rongga mulut
dibutuhkan yaitu sebesar 95,81% (Tabel.3 dan dapat menjadi kumpulan bakteri yang
Tabel.4). mempunyai potensi patogen yang dapat
merusak jaringan rongga mulut. Jaringan
PEMBAHASAN periodontal mempunyai faktor-faktor
pertahanan jaringan yang ditujukan untuk
Penelitian yang telah dilakukan memonitor kolonisasi bakteri dan mencegah
berdasarkan analisis secara diskriptif masuknya bakteri ke dalam jaringan. Adanya
kuantitatif menunjukkan bahwa prevalensi jaringan epitel yang masuk pada epitel oral,
penyakit periodontal terjadi hampir pada epitel sulkular dan junctional epitelium gingiva
semua kelompok umur yakni umur 10-59 tahun merupakan faktor pertahanan untuk
(Tabel. 2). Hal ini didukung penelitian yang mencegah masuknya bakteri ke dalam
dilakukan oleh Velden dkk, menyatakan jaringan periodontal dan memberikan barier
bahwa prevalensi penyakit periodontal yang bagi penetrasi oleh produk dan komponen
tinggi disebabkan karena akumulasi bakteri
Status Kesehatan Periodontal dan Tingkat Kebutuhan… (Tantin dkk)

bakteri. Pergantian sel epitel gingiva yang anaerobic periodontal infection.


cepat dan secara kontinyu dapat Original research 2009; 20 (4): 423-
menyebabkan terlepasnya bakteri yang 425
melekat pada permukaan sel epitel gingiva
sehingga mencegah kolonisasi bakteri.8 2. Singh TS, Kothiwale S. Assessment of
Status kesehatan periodontal periodontal statusand treatment
ditentukan berdasarkan pemeriksaan CPITN Needs in Karnataka, India. The
dengan menggunakan sonde khusus. Untuk Internet journal of Epidemiology.
menentukan kondisi jaringan periodontal 2011; 9(1).
diperlukan sonde yang memiliki ujung
berbentuk bola kecil berdiameter 0,5 mm 3. Kurniawati A. Hubungan Kehamilan
yang diaplikasikan kedalam poket dan Kesehatan Periodontal. J.
periodontal. Kebutuhan perawatan Biomed. Unej Mei 2005; II(2): 43-51
periodontal menurut CPITN berdasarkan skor
tetinggi penyakit periodontal. Apabila dilihat 4. Cuttres T. W., Ainamo J, Sardo-Infirri J.
kondisi jaringan periodontal menurut skor The Community Periodontal Index of
tertinggi dan skor kebutuhan perawatan Treatment Needs (CPITN) Prosedure
menurut kelompok umur, maka semakin tinggi for Population Groups and
skor periodontal maka semakin besar skor Individuals. Int Dent J. 1987; 37(4):
kebutuhan perawatannya.9 222-233
Berdasarkan data pada Tabel.3
menunjukkan bahwa sebagian besar sampel 5. Bassani G. D., Silva C. M. D,
(150 sampel) memiliki skor tertinggi yakni skor Opperman R. V., 2006, Validity of the
2. Hal ini berarti bahwa pada sampel Community Periodontal index of
didapatkan adanya kalkulus pada treatment needs (CPITN) for
permukaan gigi maupun didalam saku gusi. population periodontitis screening,
Penelitian ini didukung oleh survey yang Cad Saude Publica, 22 (2), 277-283
dilakukan Miyazaki dkk bahwa keadaan yang
paling sering dijumpai adalah skor 2 baik 6. Van Winkelhoff, A. J., Van der
dengan perdarahan maupun tidak.10 Sampel Weijden, G. A., Armand, S, Van der
yang memiliki skor 3 sebanyak 33 orang (17,27 Welden, U. And De Graaf, J.
%), dimana secara klinis pada sampel Untreated periodontal Disease in
tersebut memiliki kedalaman probing 4-5mm. Indonesian Adolescents. III:
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa Microbiological aspects. Journal
sudah terjadi periodontitis dengan Dental Research 1991; 70 (750),
peradangan sudah sampai ke jaringan abstract: 87
pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini
bersifat progresif dan irreversible yang 7. Fitria, E. Kadar IL-1B dan IL-8 sebagai
biasanya dijumpai pada usia 30-40 tahun. Penanda Periodontitis, Faktor Resiko
Secara keseluruhan hanya 1,05 % sampel Kelahiran Prematur. J. PDGI 2006;
dengan periodontal sehat. Sampel dengan 56(2): 60-64
skor CPITN 2 dan 3 membutuhkan perawatan
berupa pembersihan karang gigi atau skalling 8. Arina, Y. M. D. Mekanisme
sebesar 95,81%, sedangkan sampel dengan Pertahanan Jaringan Periodontal.
pemeriksaan klinis berupa gusi berdarah Stomatognatic J. K. G. 2005, 2(3): 14-
sebesar 3,14 % dengan kebutuhan perawatan 18
berupa instruksi kebersihan mulut. Tingginya
kebutuhan perawatan pembersihan karang 9. Julianti, E. E., Indriani, T. S., Artini, S.
gigi pada sampel maka akan berdampak Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC,
pada tingginya kebutuhan tenaga kesehatan Jakarta 2001: 108-115
gigi dan penyediaan instrumen pembersih
karang gigi yang memadai.11 10. Miyazaki, H., Pilot., Leclerq, M. H.,
Barnes, D. E. Profiles of periodontal
KESIMPULAN conditions in adolescente measured
by CPITN. International Dental
Penelitian yang dilakukan pada Journal 1991; 41: 67 -73
sampel yang datang ke klinik periodonsia
RSGM Universitas Jember tahun 2011, 11. Situmorang N. Profil penyakit
berdasarkan pemeriksaan menggunakan periodontal penduduk di dua
indeks CPITN menunjukkan bahwa prevalensi Kecamatan Kota Medan Tahun 2004
penyakit periodontal yang terjadi pada umur dibandingkan dengan Kesehatan
10-59 tahun cukup tinggi dengan kebutuhan Mulut tahun 2010 (WHO). Dentika
perawatan berupa pembersihan karang gigi. Dental Journal 2004; 9 (2 ): 71-77
DAFTAR PUSTAKA
1. Muthukumar S, Suresh R. Community
Periodontal index of treatment
needs index: An indicator of

89

Anda mungkin juga menyukai