Manajemen Prostodontik Untuk Pasien Dengan Asimetri Mandibula Revisi
Manajemen Prostodontik Untuk Pasien Dengan Asimetri Mandibula Revisi
Disusun Oleh:
Abstrak
Asimetri wajah dan asimetri gigi derajat rendah termasuk temuan umum dalam
dinamika wajah di dalam populasi. Akan tetapi, asimetri wajah dapat terlihat lebih jelas pada
beberapa kasus dan dapat menyebabkan masalah fungsional serta estetika. Manajemen
pasien-pasien seperti ini dapat menjadi lebih sulit.
Riwayat Kasus/Pemeriksaan
Sebelumnya pasien menggunakan gigi tiruan atas lengkap dan gigi tiruan sebagian
lepasan rahang bawah. Gigi tiruan bawahnya telah dipasang postretained telescopic crowns;
akan tetapi, gigi-gigi penyangga crown tersebut telah diekstraksi beberapa tahun yang lalu
diakibatkan oleh penyakit periodontal. Pasien telah menggunakan gigi tiruan penuh atas dan
bawah, tetapi keduanya diganti sebanyak dua kali dikarenakan kesulitan oklusi dan retensi.
Pasien melaporkan tidak adanya riwayat trauma maksilofasial atau terapi radiasi.
Menurut riwayat medis, pasien menderita kolesterol tinggi, penyakit Chrohn, arthritis,
dan hipertropi prostat jinak. Pengobatan sehari-harinya menggunakan simvastatin,
masalamine, omeprazole, pregabalin, tramadol, adalimunab, alverine citrate, alfuzosin
hydrochloride, dan fentanyl. Pasien juga melaporkan riwayat penyakit depresi terkendali oleh
sertraline. Pasien juga memiliki alergi penisilin.
Pada pemeriksaan ekstraoral, pasien memiliki relasi skeletal klas III dan asimetri
transversal sisi kiri mandibula. Asimetri dapat mempengaruhi ketiga bidang, tetapi asimetri
lebih mudah dilihat pada pandangan frontal. Asimetri pasien ini diklasifikasikan sebagai T1
M3 L3 pada klasifikasi TML. Terdapat deviasi tanpa kemiringan maksila atau bibir dan
deviasi menton pada arah yang sama dengan asimetri jaringan lunak (Tabel 1)
Klasifikasi Deskripsi
Asimetri transversal T1: Deviasi menton dengan arah yang sama dan asimetri transversal
(T) jaringan lunak
T2: Deviasi menton dengan arah berbeda dan asimetri transversal
jaringan lunak
T3: Tidak terdapat asimetri transversal tetapi terdapat deviasi menton
T4: Terdapat asimetri transversal tanpa deviasi menton
Kemiringan maksila M0: Tidak terdapat kemiringan maksila dan deviasi menton
(M) M1: Terdapat deviasi menton dan kemiringan maksila dengan deviasi
mental dan kemiringan maksila ke arah bawah pada arah berbeda
M2: Terdapat deviasi menton dan kemiringan maksila dengan deviasi
mental dengan arah yang sama serta kemiringan maksila ke arah
bawah
M3: Terdapat deviasi menton tanpa kemiringan maksila
M4: Terdapat kemiringan maksila tanpa deviasi menton
Kemiringan bibir L0: Tidak terdapat kemiringan bibir dan deviasi menton jaringan lunak
(L) L1: Terdapat deviasi menton jaringan lunak dan kemiringan maksila
dengan deviasi menton dan kemiringan maksila ke arah bawah pada
arah berbeda
L2: Terdapat deviasi menton jaringan lunak dan kemiringan bibir
dengan deviasi menton searah dan kemiringan maksila ke arah bawah
L3: Terdapat deviasi menton jaringan lunak tanpa kemiringan bibir
L4: Terdapat kemiringan bibir tanpa deviasi menton jaringan lunak
Dalam palpasi, tidak ditemukan kelainan pada limfa node pasien atau otot-otot
mastikasi.
Pemeriksaan intraoral menunjukkan jaringan lunak terlihat sehat dan tidak terdapat
tanda-tanda patologi. Linggir alveolar atas klas III berbentuk bulat, kuat, terlihat sedikit
resorbsi tulang alveolar, serta memiliki tinggi dan lebar yang adekuat. Linggir alveolar bawah
klas III teresorbsi dan terdapat soket bekas ekstraksi dikarenakan masa penyembuhan.
Investigasi
Pada kasus ini, penyelidikan penyebab asimetri mandibula tidak memiliki penyebab
dasar yang dapat dibuktikan. Deviasi diduga berasal dari kelainan perkembangan (Tabel 2).
Differential Diagnosis
Linggir alveolar atas klas III edentulous, linggir alveolar bawah klas II
Diskrepansi skeletal dan asimetri transversal unilateral sisi kiri mandibula
Perawatan
Rencana perawatan:
Pasien datang ke klinik untuk memulai perawatan. Cetakan rahang atas dan rahang
bawah diambil dengan material compound nonelastik pada daerah edentulous menggunakan
sendok cetak pabrik demi membuat sendok cetak pribadi.
Sendok cetak pribadi dibuat dengan polimetil metakrilat. Sendok cetak diberi celah
dan dilubangi agar dapat digunakan untuk mencetak dengan bahan cetak silikon (bahan cetak
polivinil siloxane tipe 2, viskositas medium), Tepi sendok cetak khusus dibentuk dengan
green stick untuk mengambil cetakan utama. Pada cetakan utama harus dipastikan bahwa
lebar dan kedalaman penuh dari sulkus bukal dan lingual telah didapatkan, begitu juga
dengan perpanjangan hamular notch pada rahang atas dan retromolar pad pada rahang
bawah. Cetakan dicor di laboratorium untuk digunakan sebagai model utama pembuatan
tanggul gigitan. Model utama terlihat pada gambar 2 dan 3.
Gambar 4-5: Model yang difiksasi ditanam pada artikulator: pandangan anterior (4),
pandangan lateral (5)
Gigi atas dipasang per tanggul gigitan dan dimulai pada sekitar midline. Ini penting
bagi pasien mengingat asimetri terbatas pada pergeseran titik dagu mandibula sisi kiri. Oklusi
posterior konvensional ditetapkan pada sisi kanan. Demi mempertahankan kontak oklusal,
gigi posterior pada sisi kiri bawah ditempatkan pada lingual linggir alveolar untuk menyiasati
oklusal seimbang (crossbite). Setelah itu diujicobakan pada pasien dan diperiksa untuk
memastikan bahwa gigi tidak keluar batas ruang lidah. Dibandingkan dengan gigi dengan
bagian oklusal datar, gigi anatomis yang digunakan. Dilakukan try in dan penyesuaian pada
malam gigi tiruan lengkap rahang atas dan bawah dan penyusunan gigi diverifikasi. Pada
tahap ini, oklusi sudah difiksasi ulang kembali dengan pasta fiksasi polyvinyl siloxane.
Gigi tiruan dipasang pada anterior bawah 3-3 regio secara labial (open-faced denture).
Dikarenakan gigi tiruan sesuai pada gusi bagian anterior dan terdapat resiko fraktur midline
dari gigi tiruan, pengolahan gigi tiruan dilakukan menggunakan bahan akrilik high impact.
Setelahnya gigi tiruan ditempatkan pada artikulator sebelum insersi.
Pasien kembali ke klinik untuk insersi gigi tiruan lengkap lepasan (Gambar 6 dan 7).
Oklusi dan estetik baik dan pada tahap ini, dilakukan penyesuaian pada permukaan gigi tiruan
bawah demi kenyamanan pasien. Pasien menyatakan bahwa ia sangat puas terhadap hasilnya.
Pada tahap ini, dokter gigi memberikan instruksi merawat gigi tiruan secara lisan dan tertulis
juga memberikan dorongan agar pasien beradaptasi dengan gigi tiruan baru.
Gambar 6: Gigi tiruan akhir ditanam pada model utama artikulator; Gambar 7: Pandangan
intraoral dari gigi tiruan akhir
Hasil
Pada review, pasien melaporkan bahwa ia puas terhadap hasil perawatan, baik secara
estetik dan fungsional serta ia merasakan kalau keluhannya ditangani dengan baik. Kepuasan
pasien khususnya dikarenakan hasil ini dicapai berkat pilihan perawatan yang paling
konservatif. Hasil akhir perawatan ditunjukkan pada gambar 7 dan 8.
Gambar 8: Pandangan ekstraoral dengan gigi tiruan penuh atas dan bawah yang telah
dipasang. Tampak deviasi titik dagu transversal menuju sisi kiri
Pembahasan
Penyebab dari asimetri transversal mandibula beragam dan dapat menjadi tantangan
tersendiri dalam perawatan. Akan tetapi pada kasus ini, manajemen prostodontik yang sukses
dicapai berkat riwayat klinis yang lengkap, pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, juga
komunikasi dengan tekniker gigi. Penting untuk berkomunikasi dengan pasien sehingga kita
dapat mengetahui keluhan utama pasien secara tepat.
Pilihan perawatan beragam mulai dari perawatan sederhana non bedah hingga
pendekatan kompleks multidisiplin yang membutuhkan spesialis restoratif, konsultasi dengan
spesialis ortodontik, dan pembedahan. Pilihan bedah dapat termasuk distraksi osteogenesis
yang telah digunakan untuk merawat asimetri mandibula, ramus dan badan mandibula
dipanjangkan. Osteonomy batas bawah mandibula dapat mereposisi titik dagu secara
transversal atau vertikal untuk merawat asimetri. Ini merupakan salah satu perawatan dengan
hasil paling stabil jika dibandingkan dengan manajemen asimetri mandibula dengan
penanganan ortognatik yang lain.
Kesimpulan
Selain itu, jika penyebab asimetri wajah tidak diketahui, penyelidikan lebih lanjut
diperlukan untuk menemukan patologi, yang kemungkinan tidak memungkinkan untuk
dilakukan pada perawatan primer. Jika keluhan estetik dan fungsional mempengaruhi pasien
lebih baik memberikan rujukan serta menawarkan pilihan perawatan.
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi lebih lanjut pada praktisi dalam
kasus bervariasi dan dapat membantu praktisi menentukan manajemen pada pasien-pasien
serupa.