Anda di halaman 1dari 20

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PADANG JURUSAN KEPERAWATAN

PANDUAN PRAKTIKUM/ DISKUSI


SPMI-PKKPDG/FM/PBM/ /

PANDUAN PRAKTIKUM/ DISKUSI


KEPERAWATAN ANAK I

ASKEP BAYI BARU LAHIR DENGAN SEPSIS


NEONATORUM

PENYUSUN

Hj. Tisnawati, SSt, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKNIK KESEHATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN PADANG
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : H. Sunardi, SKM, M.Kes


NIP : 19590829 198210 1 001
Pangkat/Gol : Pembina Tk I / IV.b
Jabatan : Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Dengan ini menyetujui dan mengesahkan Panduan Praktek pada mata ajar Keperawatan Anak
I yang disusun oleh Tim Pengajar (Hj. Tisnawati, SSt, M.Kes)

Demikian persetujuan dan pengesahan ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, ........................
Mengesahkan

H. Sunardi, SKM, M.Kes


NIP. 19590829 198210 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya

sehingga tim keperawatan anak dapat menyelesaikan penyusunan Buku Panduan Praktik

keperawatan anak. Buku panduan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim keperawatan

anak dan masukan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini kami

mengucapkan terima kasih kepada Ketua Jurusan, Ka. Prodi Keperawatan dan pihak-pihak

lain yang telah berkontribusi. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh

semua pihak kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Kami menyadari dalam penyusunan buku panduan ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan buku panduan ini .

Padang, ........................

Tim keperawatan anak


PANDUAN PRAKTIKUM/ DISKUSI
ASKEP BAYI BARU LAHIR DENGAN
SEPSIS NEONATORUM

TAHUN AJARAN .........

PENYUSUN

Hj. Tisnawati, SSt, M.Kes

TIM KEPERAWATAN ANAK


POLTEKKES KEMENKES PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN

A. Pendahuluan
Keterampilan pemberian asuhan keperawatan bayi dengan sepsis neonatorum merupakan
salah satu tindakan kolaboratif dalam keperawatan yang harus dikuasai oleh mahasiswa
untuk mengatasi masalah bayi resiko tinggi. Kesalahan dalam perawatan bayi sepsis
neonatorum banyak ditemui antara lain salah dalam mengkaji, merumuskan diagnosa
keperawatan, perencanaan , implementasi dan evaluasi keperawatan, dan kaitannya
dengan perkembangan pasien. Oleh karena itu mahasiswa perlu memiliki keterampilan
dalam pemberian asuhan keperawatan sepsis neonatorum agar dapat menangani masalah
pasien.
Keterampilan ini merupakan kelanjutan dari pembelajaran keperawatan dasar sebelumnya
terdapat penambahan keterampilan yang spesifik seperti pemecahan kasus dengan
menggunakan metode Seven Jump.
Pembelajaran diskusi ini dilakukan dalam dua sesi, masing-masing sesi 2 x 60 menit. Sesi
pertama adalah penjelasan dari dosen yang dilanjutkan dengan praktek asuhan, sesi kedua
adalah redemonstrasi oleh mahasiswa dan evaluasi dari dosen/instruktur. Latihan
bertempat di ruang laboratorium keperawatan anak Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Padang

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti diskusi diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemberian
asuhan keperawatan bayi dengan sepsis neonatorum dengan benar

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti diskusi ini, diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mempraktekkan pengkajian bayi dengan sepsis neonatorum yang benar
b. Mempraktekkan membuat diagnosa keperwatan bayi dengan sepsis neonatorum
yang benar
c. Mempraktekkan membuat perencanaan/ intervensi keperwatan bayi dengan sepsis
neonatorum yang benar
d. Mempraktekkan membuat evaluasi keperwatan bayi dengan sepsis neonatorum
yang benar
e. Mendokumentasikan askep bayi dengan sepsis neonatorum yang benar

C. Strategi Pembelajaran
Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana

Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang

digunakan lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan

Problem base learning.

Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar mencari materi secara

mandiri menggunakan berbagai sumber kepustakaan seperti internet, expert dan

lain -lain, yang nantinya akan didiskusikan dalam kelompok kelompok yang telah

ditentukan. Adapun Problem base learning mahasiswa akan diberikan kasus

pemicu yang disetting seperti kasus nyata dan mahasiswa akan mendiskusikan

dalam kelompok dengan metode sevent jump. Dengan demikian mahasiswa dapat

menyampikan gagasan berupa pendapat pribadi atau hasil observasi. Sedangkan

untuk beberapa pertemuan dosen akan memberikan kuliah singkat diawal untuk

memberikan kerangka pikir dalam diskusi. Untuk materi-materi yang memerlukan

keterampilan, metode yang yang akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi

dilaboratorium.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Proses pemecahan masalah yang terdapat dalam scenario menggunakan strategi seven jump,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Klasifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario dan tentukan kata/kalimat
Langkah 1
kunci.
Mengidentifikasi problem dasar dalam scenario dengan membuat beberapa
Langkah 2
pertanyaan penting
Langkah 3 Menganalisa problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas
Lanhkah 4 Menentukan dan mengklasifikasikan pertanyaan yang belum terjawab
Menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
Langkah 5
ingin dicapai mahasiswa
Langkah 6 Mencari informasi tambahan tentang kasus diatas dengan cara belajar mandiri
atau diskusi dengan pakar, tanpa didampingi fassilitator/tutor.
Langkah 7 Melaporkan hasil diskusi dan sintesis hasil informasi yang telah dilakukan.
Seven Jump
Mengklarifikasi hal
yang belum
diketahui
(Identifikasi kata
kunci) Mendefinisikan
masalah
Refleksi (Klasifikasikan
kata kunci yg
berkaitan)
brainstorming

Tahap Penyelesaian
Membuat Masalah
Menganalisa
kesimpulan masalah :
membuat daftar
pertanyaan

penjelasanyang
Lihat tujuan dapat diterima
pembelajaran (Active learning).
Membuat daftar

Catatan :
Dalam diskusi kelompok setiap mahasiswa diwajibkan membawa buku sumber, journal dan
majalah yang relevan serta internet untuk mencari informasi tambahan.

PROSES TUTORIAL
Hari Kegiatan Keterangan
Pembagian modul Setelam membaca dengan teliti scenario dalam
modul, mahasiswa harus membentuk organisasi
kelompok dengan menentukan ketua kelompok
dan skretaris selebihnya adalah anggota
kelompok.
I Tutorial I (langkah I s.d V)  Ketua kelompok memimpin diskusi
1. Klasifikasi istilah yang tidak jelas  Skretaris mencatat proses dan hasil diskusi
dalam scenario dan tentukan  Diskusi kelompok didampingi fasilitator
kata/kalimat kunci. /tutor
2. Mengidentifikasi problem dasar  Hasil diskusi dirumuskan secara tertulis
dalam scenario dengan membuat
beberapa pertanyaan penting
3. Menganalisa problem tersebut
dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan diatas
4. Menentukan & mengklasifikasikan
pertanyaan yang belum terjawab
5. Menentukan tujuan pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai mahasiswa
II 6. Mencari informasi tambahan  Melakukan aktivitas pembelajaran individual
tentang kasus diatas dengan cara diperpustakaan dengan menggunakan buku
belajar mandiri atau diskusi ajar, journal,dan majalah dan internet untuk
dengan pakar, tanpa didampingi mencari informasi tambahan
fasilitator/tutor  Melakukan diskusi kelompok secara mandiri
dengan cara curah pendapat bebas
(brainstorming) antar anggota kelompok
untuk menganalisa informasi dalam
menyelesaikan masalah
 Melakukan konsultasi pada narasumber/pakar
yang relevan.
Hari Kegiatan Keterangan

Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam


kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak
ditemukan jawabannya
III Tutorial 2 Menyususn laporan tutorial individu dalam
7. Melaporkan hasil diskusi dan bentuk makalah.
sintesis hasil informasi yang telah
dilakukan
IV Sama dengan langkah 6 persiapan Menyusun laporan tutorial kelompok dalam
pleno secara mandiri tanpa bentuk makalah
didampingi fasilitator Menyiapkan media presentasi
V Pelaksanaan pleno di hadiri oleh Menyerahkan makalah kepada fasilitator dan
semua fasilitator/tutor kelompok lain
melaksanakan presentasi dan diskusi
1. Prasyarat
Pengetahuan yang harus dimiliki sebelum berlatih:
1. Anatomi fisiologi
2. Kebutuhan Dasar Manusia I & II

TINJAUAN TEORITIS

1. PENGERTIAN
Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan jaringan
lain.Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat
minggu pertama kehidupan. Sepsis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
respons sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir (Behrman, 2000). Sepsis adalah
sindrom yang dikarekteristikkan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah
yang dapat berkembang kearah septikemia dan syok septik (Dongoes, 2000). Sepsis
neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi
dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada satu orga saja (seperti paru-paru
dengan pneumonia).
Sepsis Neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi
baru lahir. Juga merupakan suatu sindroma respon inflamasi janin/FIRS disertai gejala klinis
infeksi yang diakibatkan adanya kuman di dalam darah pada neonatus.

2. ETIOLOGI
Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri,
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.

1. Bakteri escherichia koli


2. Streptococus group B
3. Stophylococus aureus
4. Enterococus
5. Listeria monocytogenes
6. Klepsiella
7. Entererobacter sp
8. Pseudemonas aeruginosa
9. Proteus sp
10. Organisme anaerobik

Bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun beresiko mengalami bakteriemia tersamar, yang bila
tidak segera dirawat, kadang-kadang dapat mengarah ke sepsis. Bakteriemia tersamar artinya
bahwa bakteria telah memasuki aliran darah, tapi tidak ada sumber infeksi yang jelas. Tanda
paling umum terjadinya bakteriemia tersamar adalah demam. Hampir satu per tiga dari semua
bayi pada rentang usia ini mengalami demam tanpa adanya alasan yang jelas – dan penelitian
menunjukkan bahwa 4% dari mereka akhirnya akan mengalami infeksi bakterial di dalam
darah. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) menyebabkan sekitar 85% dari semua
kasus bakteriemia tersamar pada bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun.
Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari tiga
kelompok, yaitu :
1. Faktor Maternal

1) Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan


terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus
sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan
tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi
berkulit putih.
2) Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang dari
20 tahun atua lebih dari 30 tahun
3) Kurangnya perawatan prenatal.
4) Ketuban pecah dini (KPD)
5) Prosedur selama persalinan.

2. Faktor Neonatatal

1) Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko
utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari
pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi
pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum
terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga
melemahkan pertahanan kulit.
2) Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya
terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati
plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal
tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak
diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi
imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan
fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
3) Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki empat kali lebih
besar dari pada bayi perempuan.

3. Faktor Lingkungan

1) ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan
prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama.
Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat
masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi
akibat alat yang terkontaminasi.
2) Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko pada
neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga
menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat
ganda.
3) Kadang- kadang di ruang perawatan terdapat epidemi penyebaran mikroorganisme
yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan.
4) Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactobacillus dan E.colli ditemukan dalam
tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.

3. GEJALA KLINIS
Menurut Arief, 2008, manifestasi klinis dari sepsis neonatorum adalah sebagai berikut

1) Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema


2) Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
3) Saluran nafas: apnoe, dispnue(< 30x/menit), takipnae(>60x/menit), retraksi, nafas
cuping hidung, merintih, sianosis
4) Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi(>
160x/menit), bradikardi(< 100x/menit)
5) Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum,
pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol
6) Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan

Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap,
denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa
gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:

1) Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari
pusar
2) Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang,
opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
3) Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada
lengan atau tungkai yang terkena
4) Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan
sendi yang terkena teraba hangat
5) Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan
diare berdarah.
4. PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa
cara yaitu :
1) Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah
janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara
lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri
yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
2) Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi
oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi
pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau “port de entre” lain saat bayi melewati
jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican dan
gonorrea).
3) Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis, melalui
alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol minuman
atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan
terjadinya infeksi nasokomial, infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.

2.5 WOC
2.6. KOMPLIKASI
Kelainan bawaan jantung,paru,dan organ-organ yang lainnya

1) Sepsis berat : sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ tunggal


2) Syok sepsis : sepsis berat disertai hipotensi\
3) Sindroma disfungsi multiorgan (MODS)
4) Perdarahan
5) Demam yang terjadi pada ibu
6) Infeksi pada uterus atau plasenta
7) Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
8) Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
A. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama:
Keluhan utama pada sepsis neonatorum tidak khas seperti pada kasus-kasus
lain, tetapi biasanya didapatkan sebagian gejala dari gejala yang biasa terjadi
seperti malas minum, kuning, letalergi, dll.
2. Riwayat Penyakit  sekarang, perlu ditanyakan:
- Mulai kapan anak terlihat lemas lemas, kesadaran menurun, malas minum, kuning?
- Apakah anak muntah? Berapa kali? Jumlah?
- Apakah anak panas? Mulai kapan?
- Apakah anak mencret?
- Apakah terdapat sesak nafas?
- Berat lahir 1600 gram
- Isapan bayi tampak lemah
- bayi tampak sesak nafas
- Tampak retraksi di daerah subcostal
- Dua hari setelah lahir di daerah wajah dan dada tampak kuning
3. Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pernah mengalami infeksi sebelumnya?

4. Riwayat Keluarga :
Apakah dalam keluarga ada anggota yang menderita penyakit infeksi?
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Penyakit yang pernah diderita ibu selama kehamilan, terutama penyakit infeksi?

2. PEMERIKSAAN FISIK
1.      Keadaan umu penderita
Kesadaran : Dapat menurun, letargi
Suhu          : Dapat hipertermi/hipotermi
Nadi          : Takhikardi/Bradi kardi, nadi cepat kecil
RR             : Frekuensi nafas meningkat, apneu

2.      Kepala
Mata          : Sklera icterus, Konjungtiva pucat
Hidung      : Sekret, pernafasan cuping hidung
Bibir          : Cyanosis, mucus bibir kering
Leher         : Adanya pemeriksaan otot Bantu nafas, stermokledomastoid
3.      Thorak
a.       Paru, Nafas sesak, Apnea, tak teratur, Takhipnea (60x / menit)
b.      Jantung Takhikardi (>160x/menit)
4.      Abdomen
Perut kembung, hepatomegali
5.      Neurologi
Lethargi, kejang, irritable
6.      Muskuloskeletal : hipotomi
7.      Integumen
8.      Ikterus, turgor, kelembaban, sianosis.

3.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium: Kultur darah, cairan liquor, urine, faeces (atas indikasi)
2. Laboratorium pendukung:
- Darah lengkap & trombosit
- Urine lengkap
- crp
3. Fofo thorax

4. fungsi lumbal

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL ( NANDA )


1. Infeksi yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum, selama
dan sesudah kelahiran.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan minum sedikit atau
intoleran terhadap minuman.
3. Gangguan pola pernafasan yang berhubungan dengan dispnea.

5. INTERVENSI KEPERAWATAN ( NIC-NOC )

1. Infeksi yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum, selama dan
sesudah kelahiran.
Intervensi :

a. Kaji bayi yang memiliki resiko menderita infeksi meliputi :


- Kaji adanya tanda infeksi meliputi suhu tubuh yang tidak stabil,
dispnea, ikterus, refleks mengisap melemah
- Kaji tanda infeksi yang berhubungan dengan sistem organ,
dispnenea, ikterus.
- Berikan suhu lingkungan yang netral
- Berikan cairan dan nutrisi yang dibutuhkan melalui infus intravena
sesuai berat badan, usia dan kondisi.
- Pantau tanda vital secara berkelanjutan
- Berikan antibiotik sesuai pesanan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan minum sedikit atau intoleran
terhadap minuman.

Intervensi :
a. Kaji intoleran terhadap minuman
b. Hitung kebutuhan minum bayi
c. Ukur masukan dan keluaran
d. Timbang berat badan setiap hari
e. Catat perilaku makan dan aktivitas secara kurat
f. Pantau koordinasi refleks mengisap dan menelan
g. Ukur berat jenis urine
h. Berikan minuman yang adekuat dengan cara pemberian sesuai kondisi

3. Gangguan pola pernafasan yang berhubungan dengan dispnea.

Intervensi
a. Kaji perubahan pernapasan meliputi ,expiratory grunting, distraksi daerah
subcostal
b. Sediakan oksigen lembap dan hangat dengan kadar T1O2 yang rendah untuk
menjaga pengeluaran energi dan panas.
c. .Atur perawatan bayi dan cegah penanganan yang berlebihan

2. Evaluasi
Seorang bayi laki – laki lahir spontan di RS dari seorang ibu berumur 42 tahun. Berat
lahir 1600 gram. Saat lahir bayi segera menangis, ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak
berbau. Bayi mulai disusui 2 jam setelah lahir, tetapi isapan bayi tampak lemah. Empat hari
setelah lahir bayi tampak sesak, frekuensi napas 70 x per menit , retraksi di daerah subcostal,
tidak tampak biru, dan pada auskultasi terdengar expiratory grunting. Suhu aksiler 36.3 0 C .
Dua hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning. Lakukanlah pemecahan
kasus diatas dengan menggunakan metode Seven Jump!!

DAFTAR PUSTAKA
arpenito, L.J. 1999. Hand Book Of Nursing (Buku Saku Diagnosa Keperawatan). Jakarta :
EGC
Ngastiyah. 2002. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Nursalam. 2005. AsCuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika: Jakarta
Surarmi,Asrining,dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta:EGC
Wong. Donna L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC
Oski's Pediatrics: Principles and Practice, 3rd Edition (June 1999): By Julia A. McMillan
(Editor), Catherine D. Deangelis (Editor), Ralph D. Feigin (Editor), Joesph B. Warshaw
(Editor), Frank A. Oski (Editor), Joseph B. Warshaw By Lippincott Williams & Wilkins
Publishers
Sarwono Prawijoyo,Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
yayasan Bina Pustaka, Jakarta. 2006
Derek Llewellyn-Jones, Dasar-dasar obstetric dan ginekologi
,edisi 6,

Anda mungkin juga menyukai