PENYUSUN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKNIK KESEHATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN PADANG
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyetujui dan mengesahkan Panduan Praktek pada mata ajar Keperawatan Anak
I yang disusun oleh Tim Pengajar (Hj. Tisnawati, SSt, M.Kes)
Demikian persetujuan dan pengesahan ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Padang, ........................
Mengesahkan
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga tim keperawatan anak dapat menyelesaikan penyusunan Buku Panduan Praktik
keperawatan anak. Buku panduan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim keperawatan
anak dan masukan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada Ketua Jurusan, Ka. Prodi Keperawatan dan pihak-pihak
lain yang telah berkontribusi. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh
semua pihak kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari dalam penyusunan buku panduan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
Padang, ........................
PENYUSUN
A. Pendahuluan
Keterampilan pemberian asuhan keperawatan bayi dengan sepsis neonatorum merupakan
salah satu tindakan kolaboratif dalam keperawatan yang harus dikuasai oleh mahasiswa
untuk mengatasi masalah bayi resiko tinggi. Kesalahan dalam perawatan bayi sepsis
neonatorum banyak ditemui antara lain salah dalam mengkaji, merumuskan diagnosa
keperawatan, perencanaan , implementasi dan evaluasi keperawatan, dan kaitannya
dengan perkembangan pasien. Oleh karena itu mahasiswa perlu memiliki keterampilan
dalam pemberian asuhan keperawatan sepsis neonatorum agar dapat menangani masalah
pasien.
Keterampilan ini merupakan kelanjutan dari pembelajaran keperawatan dasar sebelumnya
terdapat penambahan keterampilan yang spesifik seperti pemecahan kasus dengan
menggunakan metode Seven Jump.
Pembelajaran diskusi ini dilakukan dalam dua sesi, masing-masing sesi 2 x 60 menit. Sesi
pertama adalah penjelasan dari dosen yang dilanjutkan dengan praktek asuhan, sesi kedua
adalah redemonstrasi oleh mahasiswa dan evaluasi dari dosen/instruktur. Latihan
bertempat di ruang laboratorium keperawatan anak Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Padang
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti diskusi diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemberian
asuhan keperawatan bayi dengan sepsis neonatorum dengan benar
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti diskusi ini, diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mempraktekkan pengkajian bayi dengan sepsis neonatorum yang benar
b. Mempraktekkan membuat diagnosa keperwatan bayi dengan sepsis neonatorum
yang benar
c. Mempraktekkan membuat perencanaan/ intervensi keperwatan bayi dengan sepsis
neonatorum yang benar
d. Mempraktekkan membuat evaluasi keperwatan bayi dengan sepsis neonatorum
yang benar
e. Mendokumentasikan askep bayi dengan sepsis neonatorum yang benar
C. Strategi Pembelajaran
Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana
digunakan lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan
lain -lain, yang nantinya akan didiskusikan dalam kelompok kelompok yang telah
pemicu yang disetting seperti kasus nyata dan mahasiswa akan mendiskusikan
dalam kelompok dengan metode sevent jump. Dengan demikian mahasiswa dapat
untuk beberapa pertemuan dosen akan memberikan kuliah singkat diawal untuk
keterampilan, metode yang yang akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi
dilaboratorium.
Proses pemecahan masalah yang terdapat dalam scenario menggunakan strategi seven jump,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Klasifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario dan tentukan kata/kalimat
Langkah 1
kunci.
Mengidentifikasi problem dasar dalam scenario dengan membuat beberapa
Langkah 2
pertanyaan penting
Langkah 3 Menganalisa problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas
Lanhkah 4 Menentukan dan mengklasifikasikan pertanyaan yang belum terjawab
Menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
Langkah 5
ingin dicapai mahasiswa
Langkah 6 Mencari informasi tambahan tentang kasus diatas dengan cara belajar mandiri
atau diskusi dengan pakar, tanpa didampingi fassilitator/tutor.
Langkah 7 Melaporkan hasil diskusi dan sintesis hasil informasi yang telah dilakukan.
Seven Jump
Mengklarifikasi hal
yang belum
diketahui
(Identifikasi kata
kunci) Mendefinisikan
masalah
Refleksi (Klasifikasikan
kata kunci yg
berkaitan)
brainstorming
Tahap Penyelesaian
Membuat Masalah
Menganalisa
kesimpulan masalah :
membuat daftar
pertanyaan
penjelasanyang
Lihat tujuan dapat diterima
pembelajaran (Active learning).
Membuat daftar
Catatan :
Dalam diskusi kelompok setiap mahasiswa diwajibkan membawa buku sumber, journal dan
majalah yang relevan serta internet untuk mencari informasi tambahan.
PROSES TUTORIAL
Hari Kegiatan Keterangan
Pembagian modul Setelam membaca dengan teliti scenario dalam
modul, mahasiswa harus membentuk organisasi
kelompok dengan menentukan ketua kelompok
dan skretaris selebihnya adalah anggota
kelompok.
I Tutorial I (langkah I s.d V) Ketua kelompok memimpin diskusi
1. Klasifikasi istilah yang tidak jelas Skretaris mencatat proses dan hasil diskusi
dalam scenario dan tentukan Diskusi kelompok didampingi fasilitator
kata/kalimat kunci. /tutor
2. Mengidentifikasi problem dasar Hasil diskusi dirumuskan secara tertulis
dalam scenario dengan membuat
beberapa pertanyaan penting
3. Menganalisa problem tersebut
dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan diatas
4. Menentukan & mengklasifikasikan
pertanyaan yang belum terjawab
5. Menentukan tujuan pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai mahasiswa
II 6. Mencari informasi tambahan Melakukan aktivitas pembelajaran individual
tentang kasus diatas dengan cara diperpustakaan dengan menggunakan buku
belajar mandiri atau diskusi ajar, journal,dan majalah dan internet untuk
dengan pakar, tanpa didampingi mencari informasi tambahan
fasilitator/tutor Melakukan diskusi kelompok secara mandiri
dengan cara curah pendapat bebas
(brainstorming) antar anggota kelompok
untuk menganalisa informasi dalam
menyelesaikan masalah
Melakukan konsultasi pada narasumber/pakar
yang relevan.
Hari Kegiatan Keterangan
TINJAUAN TEORITIS
1. PENGERTIAN
Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan jaringan
lain.Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat
minggu pertama kehidupan. Sepsis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
respons sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir (Behrman, 2000). Sepsis adalah
sindrom yang dikarekteristikkan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah
yang dapat berkembang kearah septikemia dan syok septik (Dongoes, 2000). Sepsis
neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi
dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada satu orga saja (seperti paru-paru
dengan pneumonia).
Sepsis Neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi
baru lahir. Juga merupakan suatu sindroma respon inflamasi janin/FIRS disertai gejala klinis
infeksi yang diakibatkan adanya kuman di dalam darah pada neonatus.
2. ETIOLOGI
Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri,
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.
Bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun beresiko mengalami bakteriemia tersamar, yang bila
tidak segera dirawat, kadang-kadang dapat mengarah ke sepsis. Bakteriemia tersamar artinya
bahwa bakteria telah memasuki aliran darah, tapi tidak ada sumber infeksi yang jelas. Tanda
paling umum terjadinya bakteriemia tersamar adalah demam. Hampir satu per tiga dari semua
bayi pada rentang usia ini mengalami demam tanpa adanya alasan yang jelas – dan penelitian
menunjukkan bahwa 4% dari mereka akhirnya akan mengalami infeksi bakterial di dalam
darah. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) menyebabkan sekitar 85% dari semua
kasus bakteriemia tersamar pada bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun.
Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari tiga
kelompok, yaitu :
1. Faktor Maternal
2. Faktor Neonatatal
1) Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko
utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari
pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi
pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum
terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga
melemahkan pertahanan kulit.
2) Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya
terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati
plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal
tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak
diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi
imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan
fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
3) Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki empat kali lebih
besar dari pada bayi perempuan.
3. Faktor Lingkungan
1) ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan
prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama.
Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat
masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi
akibat alat yang terkontaminasi.
2) Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko pada
neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga
menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat
ganda.
3) Kadang- kadang di ruang perawatan terdapat epidemi penyebaran mikroorganisme
yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan.
4) Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactobacillus dan E.colli ditemukan dalam
tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.
3. GEJALA KLINIS
Menurut Arief, 2008, manifestasi klinis dari sepsis neonatorum adalah sebagai berikut
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap,
denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa
gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
1) Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari
pusar
2) Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang,
opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
3) Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada
lengan atau tungkai yang terkena
4) Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan
sendi yang terkena teraba hangat
5) Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan
diare berdarah.
4. PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa
cara yaitu :
1) Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah
janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara
lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri
yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
2) Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi
oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi
pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau “port de entre” lain saat bayi melewati
jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican dan
gonorrea).
3) Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis, melalui
alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol minuman
atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan
terjadinya infeksi nasokomial, infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.
2.5 WOC
2.6. KOMPLIKASI
Kelainan bawaan jantung,paru,dan organ-organ yang lainnya
4. Riwayat Keluarga :
Apakah dalam keluarga ada anggota yang menderita penyakit infeksi?
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Penyakit yang pernah diderita ibu selama kehamilan, terutama penyakit infeksi?
2. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umu penderita
Kesadaran : Dapat menurun, letargi
Suhu : Dapat hipertermi/hipotermi
Nadi : Takhikardi/Bradi kardi, nadi cepat kecil
RR : Frekuensi nafas meningkat, apneu
2. Kepala
Mata : Sklera icterus, Konjungtiva pucat
Hidung : Sekret, pernafasan cuping hidung
Bibir : Cyanosis, mucus bibir kering
Leher : Adanya pemeriksaan otot Bantu nafas, stermokledomastoid
3. Thorak
a. Paru, Nafas sesak, Apnea, tak teratur, Takhipnea (60x / menit)
b. Jantung Takhikardi (>160x/menit)
4. Abdomen
Perut kembung, hepatomegali
5. Neurologi
Lethargi, kejang, irritable
6. Muskuloskeletal : hipotomi
7. Integumen
8. Ikterus, turgor, kelembaban, sianosis.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium: Kultur darah, cairan liquor, urine, faeces (atas indikasi)
2. Laboratorium pendukung:
- Darah lengkap & trombosit
- Urine lengkap
- crp
3. Fofo thorax
4. fungsi lumbal
1. Infeksi yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum, selama dan
sesudah kelahiran.
Intervensi :
Intervensi :
a. Kaji intoleran terhadap minuman
b. Hitung kebutuhan minum bayi
c. Ukur masukan dan keluaran
d. Timbang berat badan setiap hari
e. Catat perilaku makan dan aktivitas secara kurat
f. Pantau koordinasi refleks mengisap dan menelan
g. Ukur berat jenis urine
h. Berikan minuman yang adekuat dengan cara pemberian sesuai kondisi
Intervensi
a. Kaji perubahan pernapasan meliputi ,expiratory grunting, distraksi daerah
subcostal
b. Sediakan oksigen lembap dan hangat dengan kadar T1O2 yang rendah untuk
menjaga pengeluaran energi dan panas.
c. .Atur perawatan bayi dan cegah penanganan yang berlebihan
2. Evaluasi
Seorang bayi laki – laki lahir spontan di RS dari seorang ibu berumur 42 tahun. Berat
lahir 1600 gram. Saat lahir bayi segera menangis, ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak
berbau. Bayi mulai disusui 2 jam setelah lahir, tetapi isapan bayi tampak lemah. Empat hari
setelah lahir bayi tampak sesak, frekuensi napas 70 x per menit , retraksi di daerah subcostal,
tidak tampak biru, dan pada auskultasi terdengar expiratory grunting. Suhu aksiler 36.3 0 C .
Dua hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning. Lakukanlah pemecahan
kasus diatas dengan menggunakan metode Seven Jump!!
DAFTAR PUSTAKA
arpenito, L.J. 1999. Hand Book Of Nursing (Buku Saku Diagnosa Keperawatan). Jakarta :
EGC
Ngastiyah. 2002. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Nursalam. 2005. AsCuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika: Jakarta
Surarmi,Asrining,dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta:EGC
Wong. Donna L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC
Oski's Pediatrics: Principles and Practice, 3rd Edition (June 1999): By Julia A. McMillan
(Editor), Catherine D. Deangelis (Editor), Ralph D. Feigin (Editor), Joesph B. Warshaw
(Editor), Frank A. Oski (Editor), Joseph B. Warshaw By Lippincott Williams & Wilkins
Publishers
Sarwono Prawijoyo,Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
yayasan Bina Pustaka, Jakarta. 2006
Derek Llewellyn-Jones, Dasar-dasar obstetric dan ginekologi
,edisi 6,