Anda di halaman 1dari 12

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 1 dari

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SEL


ACARA 4
PRAKTIK PERSILANGAN HEWAN DAN PENGAMATAN HASILNYA

Disusun oleh:
Nama : Astri Nur Indahsari
NIM : 19/444670/BI/10348
Gol/Kel : B/4
Asisten : Muhammad Syafiatol Huda

LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 2 dari

ACARA 4
PRAKTIK PERSILANGAN HEWAN DAN PENGAMATAN HASILNYA

I. Tujuan
a. Mempelajari teknik persilangan hewan
b. Mempelajari dan mengidentifikasi karakter fenotipe persilangan ayam hibrida

II. Dasar Teori


Persilangan atau hibridisasi merupakan perkawinan diantara dua individu tanaman atau
hewan yang berasal dari spesies yang sama, tetapi berbeda sifat genetiknya. hybrid
merupakan heterozigot dan bukan merupakan galur murni, untuk mendapatkan hybrid F1 yang
sama perlu dilakukan persilangan galur murni sebelumnya. Melalui persilangan yang
berulang-ulang akan diperoleh galur murni dengan karakter yang diinginkan. Persilangan
dapat dialkukan secara buatan dengan disengaja oleh manusia anatara tetua yang berbeda
susunana genetiknya. Tujuan utama dari persilangan buatan adalahmenggabungkan semua
karakter ke dalam satu genotype yang baru atau anakan, meningkatkan keragaman genetic,
mengembangkan ankanan baru atau hasil hybrid baru (Syukur, 2015). Serta pengujian potensi
tetua, berdasarkan pengelompokan hibridisasi diabgi dalam beberapa kelompok sebagai
berikut:
1. Hibridisasi intravarietas merupakan persilangan yang dilakukan antara tanaman yang
varietasnya berbeda dari spesies yang sma disebut juga hibridiasi interaspesifik
2. Hibridiasau intravarietas merupakan persialngan yang dilakukan antara hewan yang
varietasnya sama
3. Hibridiasai intergenetik merupakan hibridisasi yang dilakuakn anatra hewan dari genus
yang berbeda
4. Hibridisasi inter spesifik merupakan hewan dari dua spesies yang berbeda dengan
genus yang sama disilangkan atau disebut juga hibridisasi intragenetik.
Persilangan atau hibridisasi merupakan perkawinan di antara dua individu tanaman ayau
hewan yang berasal dari spesies yang sama, tetapi berbeda sifat genetiknya. Persilangan pada
tanaan misalnya persilangan pada bunga-bunga. Persilangan pada hewan ternak terutama
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 3 dari

bertujuan untuk meningkatkan sumber protein dalam waktu relative singkat. Misalnya ayam
pedaging atau sapi yang pertumbuhannya cepat dengan badan yang cepat gemuk atau sapi
perah yang air susu dan emak susnya banyak. Persilangan pada hewan dapat dialkukan dengan
cara persialngan sanak, persialngan murni, persilangan luar, dan persilangan baur.
Persialngan sanak atau inbreeding merupakan perkawinan antara hewan jantan dan betina
yang masih satu keluarga. Misalnya induk jantan dikawinkan dengan anak-anak betinanya,
sehingga disebut closebreeding. Tujuan persialngan ini adalah untuk menghasilkan keturuann
yang bergalur murni. Persiangan murni atau pure breeding merupakan perkawinan antara
hewan jantan dan betina dari ras yang sama. Tujuan persilangan ini adalah untuk mendapatkan
keturunna yang homozigot. Misalnya perkawinan sapi jantan dan betina ras Bali. Persilangan
luar atau cross breeding merupakan perkawinan antara hewan jantan dan betina dari dua ras
yang berbeda. Tujuan persilangan ini adalah untuk mendapatkan keturunan dengan sifat-sifat
baru. Misalnya perkawinan antara sapi Madura yang kuat dengan sapi Fries Holland dari
Belanda yang produksi susunya tinggi. Persilangan baur atau up breeding merupakan
perkawinan antara hewan jantan dengan kualitas unggul yang biasanya berasal dari luar negeri
dengan hewan betina yang berasal dari daerah local. Tujuan persialngan ini adalah untuk
memperbaiki mutu hewan di daerah setempat.
Persilangan yang terjadi pada hewan secara alami memiliki mekanisme yang dapat
diamati berdasarkan waktu birahinya dan lingkungan pendukungnya. Hal tersebut dapat
diketahui saat melakukan persilangan pada ayam lokal di Indonesia. Misalnya persilangan
ayam kampong dan ayam pelung. Ayam kampong atau ayam local merupakan ayam hasil
domestikasi dan keturuanan dari ayam hutan merah. Ayam kampong berkembang menjadi
beberapa galur setelah datangnya para pedangan dari Cina yang membawa ayam canton serta
yam eropa yang dibawa oleh penjajah Eropa ke Indonesia (Daryono, dkk., 2010 dan
Nataamijaya, 2005). Berdasarkan penetuan jenis kromosom kelaminnya, ayam betina
digolongkan mempunyai kromosom kelamin ZO, sedangkan ayam jantan mempunyai
kromosom kelamin ZZ. Salah satu ayam lokal asli Indonesia yang mempunyai sifat unggul
adalah ayam pelung. Keunggulan ayam pelung adalah memiliki bobot badan yang lebih tinggi
dari ayam kampung biasa dan ayam lokal lainnya. Bobot badan ayam pelung jantan dewasa
umur 1 tahun dapat mencapai 3,37 kg, sedangkan ayam betina 2,52 kg. (Rusfidra, 2005).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 4 dari

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah ayam hasil persilangan yang akan diamati dan
dicatat datnya pada tabel data.

B. Cara Kerja
Cara kerja disajkan dalam bagan alir sebagai berikut:

Diamati bentuk
diamati karakter Dilakukan pengukuran
jengger dan warna
fenotipe pada ayam morfometri pada ya
ceker antara parental
parental dan juga DOC parental dan DOC
dan juga DOC

Parameter yang diukur


Paramter dicatat
dalam pengukuran
dimasukan tabel data
sebayak 17 parameter

IV. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil
Berdasarkan hasil percobaan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
1. Pedigree / diagram silsilah perkawinan ayam F3 Golden Kamper dan Ayam F4 Golden
Kamper
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 5 dari

Silsilah perkawinan ayam F3 Golden Kamper dan Ayam F4 Golden kamper ini
menghasilkan empat keturuanan dengan fenotipe yang berbeda-beda. Dapat dilihat perbedaan
fenotipe pada jennger ayam, warna bulu, warna kaki dan lainnya tetapi yang dapat diamti
dengan jelas perbedaanya adalah jengger dan warna kaki.

2. Pedigree / diagram silsilah karakter fenotipe ayam F3 Golden Kamper dan Ayam F4
Golden Kamper (Bentuk Jengger)

Silsilah karakter fenotipe ayam keturunaan generasi ketiga dengan fenotipe jengger
single (rrpp) yang disilangkan dengan keturunan ayam golden kamper generasi keempat
fenotipe single (rrpp) menghasilkan fenotipe bentuk jengger yang sama dari tetua yaitu single
(rrpp) dikarenakan single termasuk dalam alel resesif yang akan selalu muncul jika tidak ada
yang dominan.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 6 dari

3. Pedigree / diagram silsilah karakter fenotipe ayam F3 Golden Kamper dan Ayam F4
Golden Kamper (Warna Ceker)

Silsilah karakter fenotipe ayam keturunaan generasi ketiga dengan fenotipe warna kaki
putih yang disilangkan dengan keturunan ayam golden kamper generasi keempat fenotipe
warna kaki putih menghasilkan keturunan dengan warna kaki putih, kuning dan abu-abu. Dari
diagram silsilah ini warna putih lebih dominan ditujukan pada 2 keturanan yang berwarna
putih muncul.
Tabel 1. Pengukuran Morfometri Ayam F3 Golden Kamper dan Ayam F4 Golden
Kamper

Kuantitatif
Characte Crossbreeding of Female….(n=…)
r P P DOC1 DOC2 DOC3 DOC4
Sex Betina Jantan Betina Betina Jantan Jantan
TA 44 60 39 38 48 47.6
TB 25 42 25 26 37 30.3
LP 2.3 3 3 2.4 3 2.2
PP 3.6 4.6 4 4.1 4 3.5
LK 4.7 5 3.5 4 4 3.4
PK 6.7 4.5 3.5 3.7 4 3.5
PJ 9 13 3 3.4 5.4 5.3
TJ 5 11 0.8 1.1 3 2.5
PL 10 14 11.5 10.3 10 14.9
Ppu 20.6 25 17.5 19.3 21 19.9
PB 14.4 13.8 12.5 18.4 14.5 14.3
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 7 dari

LB 11 13 8 9.8 8.5 9.9


LD 39 41 26.5 27.2 37.5 28
PS 12.8 14.5 12 10 11 13.9
Ppa 12 13 9.5 10.1 13 12
Pbe 14.2 20.5 9 12.5 15 15.1
Shank 11 12 10 10 11 11
Note; TA: chicken height, TB: body height, LP: beak width, PP: beak length, PK: head length, LK:
head width, TJ: comb height, PJ: comb length, PB: body length, LB: body width, LD: chest size, etc.

Kualitatif
P
P DOC1 DOC 2 DOC 3 DOC4
No Kualitatif Janta
Betina betina betina Jantan Jantan
n
blirik blirik red red
1 warna bulu tubuh golden blirik
golden hitam golden golden
2 warna kaki putih putih putih abu-abu putih kuning
3 bentuk jengger single single single single single single

Tabel 1 menunjukan hasil pengukuran morfometri pada ayam F3 golden kamper yang
disilangkan dengan yam F4 golden kamper. Dari data yang disajikan pada tabel 1 pengukuran
yang telah dilakukan didapatkan hasil ayam memiliki ukuran yang berbeda-beda pada parental
ayam diketahui ayam jantan memunjukan rata-rata ukuran yang lebih besar dibandingkan
ayam betina. Pada ayam DOC 1 dan DOC 2 memiliki rata-rata lebih kecil dibandingkan ayam
DOC 3 dan DOC 4. Pada pengamatan kualitatif terdapat parameter yang digunakan yaitu
warna bulu pad atubuh, warna kaki, dan bentuk jengger. Pada warna bulu parental betina
memiliki tipe blirik golden dengan warna kaki putih, dan bentuk jengger single.pada parental
jantan memiliki tipe pada warna bulu tubuh golden dengan warna kaki putih dan bentuk
jengger single. Kemudian sisilangkan menghasilkan keturuanan dengan DOC 1 betina
memiliki warna bulu tubh blirik, warna kaki putih, dan bentuk jengger single. Kemudian DOC
2 betian dengan warna bulu tubuh blirik hitam, warna kaki abu-abu serta bentuk jengger
single. Pada DOC 3 memiliki tipe warna bulu tubuh red golden dengan warna kai putih dan
bentuk jengger single. Pada DOC 4 jantan memiliki karakter dengan tipe warna bulu tubuh red
golden, warna kaki kuning, dan bentuk jengger single.
B. Pembahasan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 8 dari

Pada percobaan persilangan hibrida hewan ini bertujuan mempelajari teknik


persilangan pada hewan dan mengidentifikasi karakter fenotipe ayam hibrida hasil
persilangan. Pada percobaan ini digunakan metline sebagai pengukur, alat tulis sebagai
pencatat data dan kamera untuk pengamatan. Bahan yang digunakan adalah parental yang
terdiri 1 ayam F3 Golden Kamper Jantan dan 1 Ayam F3 Golden Kamper Betina. Serta Day
Old Chick atau anakan hasil persilangan sesama F3 Golden Kamper yaitu F4 Golden Kamper
sebanyak 4 Day Old Chick. Persilangan dalam ilmu biologi perkawinan antara individu
ataupun populasi yang berbeda secara genetic untuk menghasilkan gabungan sifat dan betina
ataupun rekomendasi gen-gen pada keturunannya. Persilangan interspesifik merupakan
persilangan yang dapat terjadi di antara individu berbeda spesies. Persilangan intraspesifik
merupakan persilangan yang terjadi antar individu di satu spesies yang sama. Dalam bidang
peternakan istilah persilangan lebih sering disebut dengan perkawinan. Persilagan merupakan
perkawinan antar individu ataupun populasi yang berbeda secara genetic untuk menghasilkan
keturan dengan gabungan sifat dari tetu atau rekombinasi. Generasi keturuann hasil dari
persilangan disebut filial disimbolkan dengan huruf F besar dan nagka yang menandakan
urutan generasi.
Jenis jenis persilangan terdapat persilangan balik (backcross), persilangan silang
(testcross), dan persilangan kebalikan (respirok). Testcross merupakan persilangan anatara
suatu individu yang tidak diketahui genotipenya dengan induk yang genotipenya homozigot
resesif. Testcross dapat dilakukan dengan individu yang bukan induknya, dengan sayarat
genotipenya diketahui homozigot resesif. Testcross ini antara lain digunakan untuk menguji
heterozigositas suatu persilangan. Backcross merupakan persiangan anatara anakana F1 yang
heterozigot dengan induknya yang homozigot dominan. Oleh karena itu, gamet dari parental
kemungkinan hanya satu macam. Dengan demikian analisa gentis suatu karakter yang sedang
diamati menjadi lebih mudah. Persiangan respirok merupakan persilangan ulang dengan jenis
kelamin yang dipertukarkan. Persilangan ini tidak akan mempengaruhi hasil persilangan
mendel, karen agen-gen yang dipilih mendel adaah gen-gen yang tidak tertaut kelamin.
Ayam Golden Kamper merupakan ayam hasil persilangan anatara ayam jantan pelung
dengan ayam betina layer. Tujuan dari pembentukan ayam golden kamper sendiri untuk
mendaptkan ayam dengan karakter kualitatif seperti ayam kampong dan memiliki
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 9 dari

pertumbuhan atau produktivitas yang tinggi seperti ayam ras. Metode yang digunakan dalam
persilangan ini adalah selective breeding. Potensi ayam pelung dari sumber gentik pada sifat
pertumbuhan yang menunjukan kemmapuannya dalam memperbaiki kinerja pertumbuhan
ayam kampung. Sehingga pertumbuhan ayam pelung relative lebih cepat dibandingkan ayam
pelung. Dari hal tersebut dapat dipengaruhi karena efektivitas hormone insulin yang mengatur
substrat dari makanan ke dalam sel tubuh yang sedang berkembang pada saat katabolisme (Lu
et al., 2007). Jumlah sel beta pancreas memiliki hubungan konsentrasi dengan hormone
insulin. Sel beta pancreas berperan sebagai tempat biosintesis dan mecukupi sekresi hormone
insulin (Seufert., 2004).
Ayam memiliki keunggulan sebagai tipe pedanging yang mengacu pada pertumbuhan otot.
Jaringan otot terdiri dari banyak microfiber yang telah diketahui merupakan komponen utama
otot. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan berat ayam yang akan mempengaruhi daging
yang akan dikonsumsi manusia (Scheuerann et al., 2004). Ayam pelung mapu memperbaiki
pertumbuhan ayam kampung yang relative lambat dan mengiindikasikan ayam pelung
berpotensi sifat pedagingnya dengan ayam kampung. Akan tetapi pada persilangan dengan
ayam cemani, karakter pedaging ayam pelung tidak tampak sehingga tidak dapat diwariskan.
Ayam cemani memliki sifat yang lebih dominan. Sehingga ayam pelung lebih baik
disilangkan dengan ayam kampung karena lebih bermanfaat.
Pada persilangan Ayam Golden Kamper yang merupakan ayam hasil persilangan
antara Ayam Jantan Pelung dengan Ayam betina layer. Tujuan dari pembentukan ayam
Golden Kamper sendiri untuk mendapatkan ayam dengan karakter kualitatif seperti ayam
kampung dan memiliki pertumbuhan atau produktivitas yang tinggi seperti ayam ras. Metode
teknik persilangan yang dilakukan yaitu dengan selective breeding (Pemilihan selective).
Persilangan dengan silsilah perkawinan ayam F3 Golden Kamper dan Ayam F4 Golden
kamper ini menghasilkan empat keturuanan dengan fenotipe yang berbeda-beda yang
ditujukan pada gambar 1. Dapat dilihat perbedaan fenotipe pada jennger ayam, warna bulu,
warna kaki dan lainnya tetapi yang dapat diamti dengan jelas perbedaanya adalah jengger dan
warna kaki. Dari persilangan tersebut didaptkan keturuanan DOC 1 sampai DOC 4, dengan 2
betina dan 2 jantan. Silsilah karakter fenotipe ayam keturunaan generasi ketiga dengan
fenotipe jengger single (rrpp) yang disilangkan dengan keturunan ayam golden kamper
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 10 dari

generasi keempat fenotipe single (rrpp) menghasilkan fenotipe bentuk jengger yang sama dari
tetua yaitu single (rrpp) dikarenakan single termasuk dalam alel resesif yang akan selalu
muncul jika tidak ada yang dominan. Hal tersebut terjadi pada semua keturuanannya sehingga
ayam betina maupun jantan menghasilkan jengger bertipe single yang diperlihatkan pada
gambar 2. Silsilah karakter fenotipe ayam keturunaan generasi ketiga dengan fenotipe warna
kaki putih yang disilangkan dengan keturunan ayam golden kamper generasi keempat fenotipe
warna kaki putih lainnya menghasilkan keturunan dengan warna kaki putih, kuning dan abu-
abu. Dari diagram silsilah pada gambar 3 ini warna putih lebih dominan ditujukan pada 2
keturanan yang berwarna putih muncul. Hal ini ditujukan pada DOC 1 menunjukan ayam
betina keturunannya memiliki warna kaki berwarna putih. Pada DOC 2 betina memiliki ceker
berwarna abu-abu dan DOC 4 jantan berwarna kuning. Hal ini menandakan indukan yang
digunakan merupakan ayam dengan gen heterozigot maka anakan dapat meiliki kemungkinan
memiliki warna ceker yang berbeda akan tetapi pada gen yang menentukan jengger ayam
ditemukan gen yang homozigot karena hasil yang didaptkan.
Pada pengamatan morfometri yang disajikan pada tabel 1. Diketahui keenam ayam
memiliki karkteristik berbeda-beda walaupun terdapat kesamaan. menunjukan hasil
pengukuran morfometri pada ayam F3 golden kamper yang disilangkan dengan yam F4
golden kamper didapatkan hasil ayam memiliki ukuran yang berbeda-beda pada parental ayam
diketahui ayam jantan memunjukan rata-rata ukuran yang lebih besar dibandingkan ayam
betina. Pada ayam DOC 1 dan DOC 2 memiliki rata-rata lebih kecil dibandingkan ayam DOC
3 dan DOC 4. Pada pengamatan kualitatif terdapat parameter yang digunakan yaitu warna
bulu pad atubuh, warna kaki, dan bentuk jengger. Pada warna bulu parental betina memiliki
tipe blirik golden dengan warna kaki putih, dan bentuk jengger single.pada parental jantan
memiliki tipe pada warna bulu tubuh golden dengan warna kaki putih dan bentuk jengger
single. Kemudian sisilangkan menghasilkan keturuanan dengan DOC 1 betina memiliki warna
bulu tubh blirik, warna kaki putih, dan bentuk jengger single. Kemudian DOC 2 betian dengan
warna bulu tubuh blirik hitam, warna kaki abu-abu serta bentuk jengger single. Pada DOC 3
memiliki tipe warna bulu tubuh red golden dengan warna kai putih dan bentuk jengger single.
Pada DOC 4 jantan memiliki karakter dengan tipe warna bulu tubuh red golden, warna kaki
kuning, dan bentuk jengger single.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 11 dari

V. KESIMPULAN
Berdasarkan diskusi yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimuplan sebagai berikut:
1. Persilangan atau hibridisasi merupakan perkawinan diantara dua individu tanaman atau
hewan yang berasal dari spesies yang sama, tetapi berbeda sifat genetiknya.
Persilangan dapat melalui intraspesies, intragenetik, dan intravarietas seperti pada
persilangan Ayam Golden Kamper yang merupakan ayam hasil persilangan antara
Ayam Jantan Pelung dengan Ayam betina layer. Tujuan dari pembentukan ayam
Golden Kamper sendiri untuk mendapatkan ayam dengan karakter kualitatif seperti
ayam kampung dan memiliki pertumbuhan atau produktivitas yang tinggi seperti ayam
ras. Metode teknik persilangan yang dilakukan yaitu dengan selective breeding
(Pemilihan selective).
2. Ayam hasil persilangan memiliki ukuran yang berbeda-beda pada parental ayam
diketahui ayam jantan memunjukan rata-rata ukuran yang lebih besar dibandingkan
ayam betina. Pada ayam DOC 1 dan DOC 2 memiliki rata-rata lebih kecil
dibandingkan ayam DOC 3 dan DOC 4. Pada warna bulu parental betina memiliki tipe
blirik golden dengan warna kaki putih, dan bentuk jengger single.pada parental jantan
memiliki tipe pada warna bulu tubuh golden dengan warna kaki putih dan bentuk
jengger single. Kemudian sisilangkan menghasilkan keturuanan dengan DOC 1 betina
memiliki warna bulu tubh blirik, warna kaki putih, dan bentuk jengger single.
Kemudian DOC 2 betian dengan warna bulu tubuh blirik hitam, warna kaki abu-abu
serta bentuk jengger single. Pada DOC 3 memiliki tipe warna bulu tubuh red golden
dengan warna kai putih dan bentuk jengger single. Pada DOC 4 jantan memiliki
karakter dengan tipe warna bulu tubuh red golden, warna kaki kuning, dan bentuk
jengger single.

VI. Daftar Pustaka

Daryono, B.S., Roosdianto, I., dan Saragih, H.T.S. 2010. Pewarisan Karakter Fenotip Ayam
Hasil Persilangan Ayam Pelung dengan Ayam Cemani. Jurnal Veteriner. Vol. 11, No.
4, Hal. 257-263.
Lu, J.W, Mc Curthy J.P., Coon C.N. 2007. Development Changes of Plasma Insulin,
Glucagon, Insulin-like Growth Factors, Thyroid Hormones and Glucose Concentration
in Chick Embryos and Hatched Chicks. Poultry Science. Vol. 86, pp. 673-683.
Reece, J.B., Lisa A.U., Michael L.C., Peter V.M. and Steven .A.W. 2016. Campbell Biology
11th Revised Edition. Pearson Education New York
Seufert J. 2004. Leptin Effects on Pancreatic Beta Cell Gene Expresion and Function.
Diabetes. Vol. 53, No. 1, pp. 152-158.
Scheuermann GN, Bilgili SF, Tuzun S, Mulvaney DR. 2004. Comparison of Chicken Genotype:
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
PRAKTIKUM GENETIKA SEL 2021 Revisi 00
LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman 12 dari

Myofiber Number in Pectoralis Muscle and Myostatin Ontogeny. Poult. Sci. Vol. 83,
pp. 1404-1412.

Anda mungkin juga menyukai