Anda di halaman 1dari 6

UNIT KEGIATAN MAHASISWA - FAKULTAS

KELOMPOK STUDI HUKUM ISLAM (UKM-F KSHI)


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang – Semarang, 50275
Contact Person: Alif Wisuda Arifin (085642539017)
Email: kshiundip@gmail.com

TERMS OF REFERENCE

Kajian Rutin Hukum Islam

“Bincang Hukum Islam :


Menelaah Stereotip Ketimpangan Gender dalam Hukum Islam”

OLEH:

KELOMPOK STUDI HUKUM ISLAM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020
UNIT KEGIATAN MAHASISWA - FAKULTAS
KELOMPOK STUDI HUKUM ISLAM (UKM-F KSHI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang – Semarang, 50275
Contact Person: Alif Wisuda Arifin (085642539017)
Email: kshiundip@gmail.com

Materi : “Bincang Hukum Islam :


Menelaah Stereotip Ketimpangan Gender dalam Hukum Islam”

A. Latar Belakang

Di dalam Al-quran banyak ditemukan ayat-ayat yang membahas mengenai


penghormatan atas hak perempuan. Dalam islam perempuan juga mempunyai hak
sebagaimana kaum laki-laki, namun pada hal-hal tertentu ada yang tidak sama, ini
disebabkan oleh fungsi dan tugas utama yang diemban kaum laki-laki. Hak-hak
perempuan itu diantaranya adalah, hak mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan
mahar dan nafkah, hak meminta cerai apabila telah cukup syarat-syaratnya dan kalau
diteruskan akan menimbulkan kemudharatan, serta hak dalam bidang kewarisan dan hak
materi.
Sebagai makhluk ciptaan Allah, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan
kewajibannya masing-masing. Akan tetapi, dinamika sosial tidak selalu memiliki cara
pandang yang sama dalam memahami hak terutama hak-hak pada perempuan. Perbedaan
sosial budaya banyak mempengaruhi cara pandang dalam memahami hak-hak dan peran
perempuan sehingga sering menimbulkan dampak yang terkesan merendahkan atau
bahkan membatasi peran perempuan.
Di masa pandemi saat ini dimana terjadi pembatasan kehidupan sosial selama
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, sebagian dapat mempererat rasa
kekeluargaan di antara anggota keluarga. Namun, bagi sebagian lain justru lebih
menghadirkan banyak konflik dan perpecahan. Dalam kondisi itu kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT) mungkin saja terjadi dan perceraian berpeluang besar menjadi pilihan
akhir untuk menyelesaikan masalah. Perempuan dan anak-anak merupakan kelompok
yang paling rentan menjadi korban. Seperti yang kita lihat beberapa waktu yang lalu
tersebar video antrean orang-orang yang bermaksud ingin bercerai dari pasangannya yang
diketahui latar tempat berlokasi di Kabupaten Bandung. Menurut hasil survei daring
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terhadap lebih dari
20.000 keluarga, 95% keluarga dilaporkan stres akibat pandemi dan pembatasan sosial,
yang terjadi pada April-Mei 2020. Data Komnas Perempuan selama wabah hingga 17
April, pengaduan kekerasan pada perempuan via surat elektronik sebanyak 204 kasus,
sebanyak 268 pengaduan via telepon, dan 62 via surat.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA - FAKULTAS
KELOMPOK STUDI HUKUM ISLAM (UKM-F KSHI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang – Semarang, 50275
Contact Person: Alif Wisuda Arifin (085642539017)
Email: kshiundip@gmail.com

Untuk itu, departemen KHIHK KSHI FH Undip tertarik untuk membahas


mengenai permasalahan yang sering dialami oleh perempuan, mengenai hak-hak apa saja
yang dimiliki perempuan, serta peran dan juga kedudukan perempuan dalam Islam.

B. Peserta

Sasaran peserta Kajian Rutin Hukum Islam adalah kader KSHI pada khususnya
dan mahasiswa maupun mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro pada
umumnya.

C. Target Arahan Materi

Beberapa hal yang akan dibahas dalam materi ini adalah:

1. Pembicara membahas mengenai pembagian waris, dimana seorang anak laki-laki


sama dengan dua orang anak perempuan (an-nisa ayat 11).

Yang memiliki terjemahan : Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian


pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan
lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika
anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk
dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka
ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di
atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui
siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA - FAKULTAS
KELOMPOK STUDI HUKUM ISLAM (UKM-F KSHI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang – Semarang, 50275
Contact Person: Alif Wisuda Arifin (085642539017)
Email: kshiundip@gmail.com

2. Pembicara membahas mengenai pandangan tentang kesaksian perempuan, dimana


kesaksian perempuan ialah separuh kesaksian laki-laki (1:2), dalam surat al
Baqarah ayat 282.

Yang memiliki terjemahan : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu


bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki,
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.
Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka
dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.

3. Pembicara membahas mengenai mengapa wanita tidak boleh menikahkan dirinya


sendiri, mengapa harus memakai wali? (hadits riwayat abu daud, ibnu majadh,
tirmidzi).

Yang memiliki terjemahan : Siapapun perempuan yang menikah tanpa seizin


walinya, maka nikahnya batal, nikahnya batal, nikahnya batal. Jika hubungan
seksual telah terjadi (setelah pernikahan itu) maka perempuan itu berhak
UNIT KEGIATAN MAHASISWA - FAKULTAS
KELOMPOK STUDI HUKUM ISLAM (UKM-F KSHI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang – Semarang, 50275
Contact Person: Alif Wisuda Arifin (085642539017)
Email: kshiundip@gmail.com

mendapatkan maharnya karena ia telah menghalalkan kehormatannya. Jika


pihak wali enggan menikahkan, maka hakimlah yang bertindak menjadi wali bagi
seseorang yang tidak ada walinya. (H.R. Abu Daud, Ibnu Majadh, Tirmidzi.
Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan. Sedangkan menurut al-Qurthubi hadits ini
shahih.)

4. Pembicara membahas mengenai nusyuz, khulu', dan talak (Surat an nisa ayat 34,
al baqarah ayat 229).

Surat an nisa ayat 34 memiliki terjemahan : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-
laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Surat al baqarah ayat 229 memiliki terjemahan : Talak (yang dapat dirujuki) dua
kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan
dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari
yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak
akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa
keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak
ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk
menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu
melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim.

D. Tujuan

Tujuan dari diadakannya acara ini yaitu, untuk mendorong setiap individu pada umumnya
dan perempuan pada khususnya agar dapat memperhatikan dan memahami bagaimana
UNIT KEGIATAN MAHASISWA - FAKULTAS
KELOMPOK STUDI HUKUM ISLAM (UKM-F KSHI)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang – Semarang, 50275
Contact Person: Alif Wisuda Arifin (085642539017)
Email: kshiundip@gmail.com

Islam memberikan dan melindungi hak-hak pada perempuan, peran dari perempuan, dan
kedudukannya dalam Islam.

E. Acara

Gambaran umum : acara diadakan secara daring melalui aplikasi zoom dimana terdapat
moderator dan pembicara dengan video untuk berinteraksi dengan peserta secara tatap
muka.

F. Jadwal Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan diskusi ini adalah:


Hari : Sabtu
Tanggal : 3 Oktober 2020
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Zoom Meeting & Youtube KSHI FH UNDIP

G. Rundown Acara

Dilampirkan

H. Penutup

Demikian kerangka acuan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, dalam
pelaksanaannya sangat terbuka untuk dilakukan penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai