Anda di halaman 1dari 22

AGAMA III

”Adab Bermuamalah
dan Hukum
Perkawinan Dalam
Islam”

Disusun oleh kelompok 2:


Vina Shalia ​(​21142067),Rizma Nur Laila (2114205,)Alvi Maratul Azizah
Dosen Pengampu Mata Kuliah : (21142004),Suzana Ulfa (21142063),Khairulnisa (21142033)
Nanik,M.Pd.I
Bagian 1
MUAMALAH
“Pengertian muamalah”
Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial atau
hablumminanas. Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata
aamala, yuamilu, muamalat yang berarti perlakuan atau tindakan
terhadap orang lain, hubungan kepentingan. Pengertian
Muamalah dari segi istilah dapat diartikan dengan arti yangluas
dan dapat pula dengan arti yang sempit. Di bawah ini
dikemukakan beberapa pengertian muamalah, yaitu :
1.Menurut Louis Ma‟luf, pengertian muamalah adalah hukum-
hukum syara yang berkaitan dengan urusan dunia, dan kehidupan
manusia, seperti jual beli, perdagangan, dan lain sebagainya.
2.Menurut Ahmad Ibrahim Bek, menyatakan muamalah adalah
peraturan- peraturan mengenai tiap yang berhubungan dengan
urusan dunia, seperti perdagangan dan semua mengenai
kebendaan, perkawinan, thalak, sanksi-sanksi, peradilan dan yang
berhubungan dengan manajeme perkantoran, baik umum ataupun
khusus, yang telah ditetapkan dasar dasarnya secara umumatau
global dan terperinci untuk dijadikan petunjuk bagi manusia
dalam bertukar manfaat di antara mereka.
3.Arti sempit muamalah adalah semua transaksi atau perjanjian
yangdilakukan oleh manusia dalam hal tukar menukar manfaat.
2.RUANG LINGKUP MUAMALAH

Dilihat dari segi bagian-bagiannya, ruang lingkup syariah dalam


bidang muamalah, menurut Abdul Wahhab Khallaf (1978: 32-
33),meliputi:
a. Ahkam al-ahwal al- syakhshiyyah ( Hukum Keluarga )
b) Al-ahkam al-maliyah ( Hukum Perdata )
c) Al-ahkam al-jinaiyyah ( Hukum Pidana )
d) Al-hkam al-murafa‟at ( Hukum Acara )
e) Al-ahkam al-dusturiyyah ( Hukum Perundang-undangan )
f) Al-ahkam al-duwaliyyah( Hukum Kenegaraan)
g)Al-ahkam al-iqtishadiyyah wa al-maliyyah ( Hukum Ekonomi
danKeuangan )
Bagian 2
“MUNAKAHAT”

1. Pengertian Perkawinan dalam fiqh berbahasa arab


Perkawinan disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan
zawaj.
Menurut Fiqh, nikah adalah salah satu asas
pokok hidup yang palingutama dalam
pergaulan atau masyarakat yang
sempurna. Pernikahan itu bukanhanya
untuk mengatur kehidupan rumah tangga
dan keturunan, tetapi juga perkenalan
antara suatu kaum dengan kaum yang
lainnya.
2. HUKUM PERKAWINAN

Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan kepada umatnya yang


sudahmampu untuk menikah. Namun karena adanya beberapa kondisi
yang bermacam-macam, maka hukum nikah ini dapat dibagi menjadi lima
macam,yaitu :
1.Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai
biayasehingga dapat memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan-
keperluanlain yang mesti dipenuhi.

2.Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak
menikah ia akan terjerumus dalam perzinaan.

3.Makruh,bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan


pernikahankarena tidak mampu memberikan belanja kepada istrinya
ataukemungkinan lain lemah syahwat.

4.Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk


menyakitiistrinya atau menyia-nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena
bagi orangyang tidak mampu memberi belanja kepada istrinya, sedang
nafsunya tidak mendesak.

5.Mubah, bagi orang-orang yang tidak terdesak oleh hal-hal


yangmengharuskan segera nikah atau yang mengharamkannya.
3.RUKUN PERKAWINAN

Perkawinan dalam islam akan terlaksana dengan baik dan dianggap


sah jika terpenuhi syarat dan rukunnya.Rukumn nikah dalam syariat
islam ada 5:
• Calon suami
• Calon istri
• Wali
• Saksi
• Ijab
4 SYARAT PERKAWINAN

•Adanya persetujuan kedua belah pihak


• Adanya mempelai
• Tidak boleh melanggar larangan
larangan perkawinan

.5 Hikmah Perkawinan

• Perkawinan dapat menentramkan jiwa


dan menghindarkan dari maksiat
• Dapat memperbanyak keturunan
Bagian 3
CONTOH JURNAL
“MUAMALAH”

CONTOH JURNAL 1 #6

Penelitian ini menjadi urgent dalam upaya meningkatkan


kualitas pendidikan membentuk manusia berkarakter
dan beradab yang kian hari semakin carut-marut.
Metode penelitian menggunakan pendekatan sejarah
(historiografi) dan studi pustaka (library research). Hasil
penelitian menunjukkan adanya relevansi konsep adab
beliau dengan pendidikan nasional. Melalui karya-
karyanya itu ia telah menuangkan gagasan yang
senantiasa relevan sepanjang zaman. Sehingga
sumbangsihnya bagi dunia Islam turut mewarnai
peradaban Islam di belahan benua Eropa, Andalusia dan
lainnya. Al-Quran dan sunnah serta perkataan (aqw? l)
para ulama salaf memperkokoh bangunan konsep adab
yang beliau gagas sehingga meninggikan peradaban
Islam di masa silam dan masa yang akan datang.
CONTOH JURNAL 2 #7

Dunia pendidikan saat ini cukup memprihatinkan. Adab Islami yang telah diwariskan oleh para leluhur tidak mendapatkan
porsi yang cukup untuk diajarkan dan ditanamkan kepada peserta didik. Konsekwensinya terjadilah fenomena gunung es,
hilangnya adab dari para penuntut ilmu. Dua tahun terakhir beragam kasus kriminal memuncak dan menuai respon para
pakar dan praktisi pendidikan. Di antaranya: kekerasan seorang guru terhadap murid yang berakibat anak itu menyeret
sang guru ke meja hijau, seorang murid memukul guru, seorang mahasiswa membunuh dosennya sendiri, dan berbagai
masalah lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konsep adab penuntut ilmu menurut Ibn Abd al-Barr dan
relevansinya dengan pendidikan nasional. Penelitian ini menjadi urgent dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
membentuk manusia berkarakter dan beradab yang kian hari semakin carut-marut. Metode penelitian menggunakan
pendekatan sejarah (historiografi) dan studi pustaka (library research). Hasil penelitian menunjukkan adanya relevansi
konsep adab beliau dengan pendidikan nasional. Melalui karya-karyanya itu ia telah menuangkan gagasan yang senantiasa
relevan sepanjang zaman. Sehingga sumbangsihnya bagi dunia Islam turut mewarnai peradaban Islam di belahan benua
Eropa, Andalusia dan lainnya. Al-Quran dan sunnah serta perkataan (aqw? l) para ulama salaf memperkokoh bangunan
konsep adab yang beliau gagas sehingga meninggikan peradaban Islam di masa silam dan masa yang sama
M. Azmi Maulidi. 2016. Pendidikan Adab Dalam Kitab Hidāyatus Sālikīn Karya Abdus Shamad Al-Falimbani. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Pembimbing: Dra. Hj. Shafiah, M.Pd.I. Penelitian ini memiliki latar
belakang bahwa pendidikan adab bisa menjadi solusi dalam usaha pembentukan akhlak mulia. Pendidikan yang dibangun
lewat kebiasaan-kebiasaan yang ramah dan sopan santun, baik adabnya pada Allah Swt, adab pada diri sendiri, dan adab
pada sesama manusia. Kitab Hidāyatus Sālikīn adalah kitab yang ditulis oleh Abdus Shamad Al-Falimbani, di dalam kitab ini
berisi panduan amalan harian atau adab-adab Islami. Penelitian ini berusaha untuk menggali atau mendeskripsikan
pendidikan adab yang terkandung di dalam kitab tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library
research), dengan obyek penelitian kitab Hidāyatus Sālikīn dan didukung oleh beberapa buku lain. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan analisis data menggunakan analisis isi (Content analysis). Dengan
fokus kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pendidikan Adab Dalam Kitab Hidāyatus Sālikīn Karya Abdus Shamad
al-Falimbani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kitab Hidāyatus Sālikīn, Abdus Shamad Al-Falimbani
menekankan pembahasan dalam kitab ini yakni sebagian besar merupakan panduan atau materi adab bagi seorang
muslim untuk membangun dua hubungan, yakni hubungan kepada Allah berupa adab pengamalan ibadah, serta hubungan
kepada sesama dengan bermuamalah dan bermuasyarah yang baik. Pertama, Adab terhadap Allah, yaitu menunaikan
segala perintah dan menjauhi segala larangannya, dilakukan dengan mengerjakan ibadah yang zahir, dengan
memperhatikan hukum-hukum fikih dan sunnahnya dan mengerjakan ibadah yang batin yakni dengan menjaga sifat ikhlas,
sabar, serta menerima segala ketentuan Allah Swt.. Kedua, Adab terhadap sesama manusia, beliau menekankan agar
selalu memiliki sikap rendah diri dan memiliki rasa persahabatan yang kuat, baik sebagai orang yang berilmu, orang yang
menuntut ilmu, adab pada orang tua, adab pada orang yang dikenal baik maupun belum dikenal. Karena disini akan
tercipta suatu hubungan yang baik yakni adanya rasa saling menghargai, saling menghormati, dan saling kasih sayang.
CONTOH JURNAL3 #6

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi


mahasiswa tentang perbankan syariah diketahui bahwa
mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah tidak
memilih bank syariah dikarenakan minimnya
pengetahuan, sehingga mereka beranggapan bahwa
sistem yang ada di bank syariah sama dengan bank
konvensional hanya berbeda dari segi penamaannya, hal
ini menyebabkan mereka lebih memilih untuk
bertransaksi di bank konvensional dari pada
bermuamalah di bank syariah, Faktor yang melatar
belakangi persepsi terdiri dari faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu berupa pengetahuan
responden yang masih kurang memahami tentang bank
syariah, sedangkan faktor eksternal karena kurangnya
sosialisasi atau edukasi dari pihak bank syariah.
CONTOH JURNAL 4 #6

Hasil dari penelitian ini, ditemukan bahwa Bank Jabar


Banten Syariah Kantor Cabang Braga, dalam
melaksanakan pembiayaan multijasa menggunakan
akad ijarah, namum penerapan akad ijarah pada
pembiayaan multijasa untuk produk Pembiayaan
Serbaguna iB Maslahah dalam pelaksanaanya kurang
sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, lebih sesuai
apabila menggunakan akad kafalah sebagaimana
tertera dalam ketentuan dalam Fatwa DSN-MUI No.
44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa.
CONTOH JURNAL 5 #6

2 perbedaan antara Ibnu Kaṡ īr dan M. Quraiṣ Ṣihab baik


dari segi metode maupun penafsiran. Perbedaan
penafsiran tidak lepas dari latar belakang keilmuan dan
lingkungan masing-masing penafsir. Ibnu Kaṡ īr tidak
secara tegas menjelaskan ciri-ciri orang yang curang
dalam menakar dan menimbang (al-muṭaffīf).
Menurutnya, penipu adalah setiap orang yang bertindak
semena-mena dalam ukuran dan bobot, baik dengan
mempertimbangkan hak dan kewajiban atau sebaliknya.
Namun beliau menjelaskan ancaman di akhirat bagi yang
curang secara mendalam dengan menghadirkan riwayat
hadits. Sementara itu, tafsir M. Quraiṣ Ṣihab terhadap
kata Muṭaffifīn lebih terfokus pada interaksi
perdagangan.
Bagian4
CONTOH JURNAL
“PERKAWINAN”
CONTOH JURNAL 1 PERKAWINAN

Islam disyariatkan hanya untuk memberikan kemaslahatan kepada seluruh


manusia dan menghindari dari kemudharatan. Salah satu petunjuk Allah
dalam syariat islam adalah diperintahkannya menikah dan diharamkannya
berzinah. Perintah kawin merupakan salah satu implementasi dari Al-
Maqasyid Al-Khamsah yaitu hifzhul nasl. Tulisan ini untuk menggambarkan
pemahaman tentang apa itu perkawinan,rukun dan syarat perkawinan,
hukum perkawinan serta bagaimana pencatatan perkawinan dan hak
keperdataan istri dan anak.
Melalui tema ini berusaha untuk diuraikan. Adapun kesimpulan yang dapat
dirumuskan perkawinan adalah suatu perjanjian suci antara seorang pria dan
perempuan untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Dan sah apabila
telah memenuhi rukun dan syarat.
Dimana Hukum dalam perkawinan ada 5 yaitu wajib, sunnah, makruh,mubah,
dan haram. Dan perkawinan yang baik itu dicatatkan disertai pembuktiannya
dengan akta nikah sehingga akan
mendatangkan maslahat untuk pihak istri dan keturunannya.
2.CONTOH JURNAL PERKAWINAN

Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam 5 (1), 2017


Dalam kompilasi hukum Islam dijelaskan bahwa perkawinan
adalah pernikahan, yaitu akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan
untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah. Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu (‫)النكاح‬,
adapula yang mengatakan perkawinan menurut istilah fiqh
dipakai perkataan nikah dan perkataan zawaj. Sedangkan
menurut istilah Indonesia adalah perkawinan. Dewasa ini kerap
kali dibedakan antara pernikahan dan perkawinan, akan tetapi
pada prinsipnya perkawinan dan pernikahan hanya berbeda
dalam menarik akar katanya saja. Arti nikah menurut syari’at
nikah juga berarti akad. Sedangkan pengertian hubungan badan
itu hanya metafora saja. Arti dari pernikahan disini adalah
bersatunya dua insan dengan jenis berbeda yaitu laki-laki dan
perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau
akad.
3.CONTOH JURNAL PERKAWINAN

YUDISIA: Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam 7


(2), 354-384, 2016
Artikel penelitian kepustakaan ini membahas tentang
perkawinan anak di Indonesia dengan menggunakan
analisis isi peraturan perkawinan. Ini juga membahas
konsekuensi dari pernikahan anak. Peraturan
perkawinan membuka kemungkinan perkawinan
anak dalam hal terpaksa. Ini merupakan
implementasi dari sad al-zari‟ ahin agar tidak terjadi
masalah yang lebih besar. Namun, perkawinan anak
seringkali membawa dampak negatif bagi calon
pengantin baik secara sosial, ekonomi maupun
psikologis.
4.CONTOH JURNAL PERKAWINAN

JURNAL ILMIAH MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi, dan


Keagamaan 4 (1), 43-52, 2018
Indonesia merupakan negara yang sangat majemuk, terdiri dari
berbagai suku, golongan, ras dan agama serta kaya akan budaya.
Heterogenitas masyarakat Indonesia memungkinkan terjadinya
perkawinan beda agama dan bentuk perkawinan lainnya.
Undang-undang khusus yang mengatur perkawinan adalah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Banyak pihak beranggapan
bahwa Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 perlu segera direvisi
karena undang-undang tersebut sudah terlalu tua dan tidak
dapat menyelesaikan beberapa masalah perkawinan di era
modern. Oleh karena itu, masih banyak aturan yang perlu
diubah atau ditambahkan dalam UU Perkawinan, misalnya
mengenai aturan/ketetapan mengenai sanksi yang tegas bagi
pelanggar hukum perkawinan, baik bagi pelaku perkawinan
beda agama, perkawinan sesama jenis,
5.CONTOH JURNAL PERKAWINAN

Perkawinan merupakan momentum yang sangat


penting bagi perjalanan hidup manusia. Disamping
membawa kedua mempelai kepada kedupan baru yang
berbeda dengan sebelumnya, perkawinan juga secara
otomatis akan mengubah status keduanya. Setelah
perkawinan, kedua belah pihak akan menerima beban
yang berat dan tanggung jawab sesuai kodrat maing-
masing. Tanggung jawab dan beban itu bukanlah
sesuatu yang mudah dilaksanakan, sehingga mereka
harus memikul tanggung jawab tersebut dan
melaksanakannya. Seorang pria dengan seorang wanita
setelah melakukan perkawinan akan menimbulkan
akibat-akibat hukum yaitu antara lain mengenai
hubungan hukum antara suami istri dan mengenai
harta benda perkawinan serta penghasilan mereka
TERIMAKASIH!!

Anda mungkin juga menyukai