Makalah PPD Perkembangan Moral
Makalah PPD Perkembangan Moral
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perkembangan Peserta Didik
Yang dibina oleh Ibu Arbin Janu Setiyowati
Oleh
Kelompok 5
Offering A
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan kepada pembaca tentang perkembangan moral.
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan kepada pembaca mengenai hakikat perkembangan moral peserta
didik.
2. Menjelaskan kepada pembaca mengenai teori perkembangan moral.
3. Menjelaskan kepada pembaca mengenai tahap-tahap perkembangan moral
anak.
4. Menjelaskan pada pembaca mengenai factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan moral anak.
5. Menjelaskan kepada pembaca mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kesenjangan antara pengetahuan moral dengan perilaku moral anak.
6. Menjelaskan pada pembaca mengenai pelanggaran moral yang umum terjadi
pada anak.
7. Menjelaskan kepada pembaca mengenai upaya pengembangan moral anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri.
Faktor Genetika (Hereditas)
Hereditas merupakan “totalitas karakeristik individu yang diwariskan
orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-
gen. Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), seluruh bawaaan
hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23
kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat
beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang
memnentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan dipandang sebagai periode yang kritis dalam
perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan
pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampun-
kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan
setelah kelahiran. Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara
langsung, tetapi yang berpengaruh langsung dengan gen adalah kualitas system
syaraf, keseimbangan biokimia tubuh, dan struktur tubuh (Sonhaji, 2013).
2.4.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri
siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Diantara faktor
eksternal yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik adalah :
Lingkungan Sosial masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan moral
peserta didik, karena lingkungan terdapat berbagai macam karakter masyarakat,
sehingga berbagai macam karakter itu sangat berpengaruh pada perkembangan
moral.
Cultural
Jika dihitung disekitar kita, ada berpuluh bahkan beratus kelompok
masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan
tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan moral
peserta didik.
Edukatif
Etik pergaulan / moral membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Melihat pendidikan adalah proses pengoperasian ilmu yang normatif,
yang memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan
kehidupan mereka di masa yang akan datang. Oleh karena itu Faktor pendidikan
ini relatif paling besar pengaruhnya dibandingkan dengan faktor yang lain.
Religius
Proses pembentukan prilaku seorang anak dengan agama merupakan
faktor penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah
satu faktor yang sangat berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol
dalam perkembangan peserta didik (Sonhaji, 2013).
Perwujudan moral tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Apa yang terjadi
di dalam diri pribadi seseorang hanya dapat dikekari dengan cara-cara tidak
langsung yakni dengan mempelajari gejala dan tingkah laku seseorang tersebut,
maupun membandingkan dengan gejala serta tingkah laku orang lain. Tidak
semua individu mencapai tingkat perkembangan moral. Adapun upaya-upaya
yang dapat dilakukan dalam mengembangkan moral adalah :
a. Menciptakan komunikasi
Dalam komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang moral. Anak
tidak pasif mendengarkan dari orang dewasa bagaimana seseorang harus
bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai-nilai moral, tetapi anak-anak harus
dirangsang supaya lebih aktif. Disekolah para siswa hendaknya diberi
kesempatan berpartisipasi untuk mengembangkan aspek moral misalnya dalam
kerja kelompok, sehingga dia belajar tidak melakukan sesuatu yang akan
merugikan orang lain karena hal ini tidak sesuai dengan nilai atau norma-norma
moral.
3.1 SIMPULAN
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan
dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain.Teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan
moral antara lain Teori Psikoanalisa, Teori Belajar Sosial, Teori Kognitif Piaget,
dan Teori Kohlberg.
Klasifikasi perkembangan moral menurut Kohlberg ada tiga tingkatan
(level), yaitu tingkat 1 pra-konvensional, tingkat 2 konvensional , dan tingkat 3
pasca-konvensional. Tiga tingkatan tersebut kemudian dibagi lagi menjadi enam
tahap, yaitu (1) Orientasi kepatuhan dan hukuman; (2) Orientasi minat pribadi; (3)
Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas; (4) Orientasi otoritas dan
pemeliharaan aturan sosial; (5) Orientasi kontrak sosial; (6) Prinsip etika
universal. Sedangkan tahap perkembangan moral menurut John Dewey yang
kemudian dijabarkan oleh Jean Piaget (Kohlberg, 1995), terdapat tiga tahap
perkembangan moral, yaitu tahap pramoral, heteronomi, dan otonomi.
Di dalam perkembangannya, moral dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal yang meliputi faktor genetika (hereditas) dan faktor eksternal yang
meliputi lingkungan sosial masyarakat, kultural, edukatif, dan religius. Sering kali
pada anak terjadi kesenjangan antara pengetahuan moralnya dengan perilaku
moral yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor kebingungan, faktor
emosi dan faktor motivasi (dorongan).
Pada kenyataannya, terjadi beberapa pelanggaran moral yang dilakukan
oleh anak antara lain berbohong, kecurangan, mencuri,merusak, dan membolos.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan moral anak
agar perkembangan moral anak menjadi baik adalah dengan menciptakan
komunikasi yang baik yaitu komunikasi yang aktif antara orang dewasa dengan
anak serta menciptakan iklim lingkungan yang serasi.
3.2 SARAN
Daftar Rujukan
Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Gunung
Mulia.
Papalia D.E. 2007. Human Development (10th Ed.). New York: McGraw-Hill
-8iCompanies, Inc.
Shaffer, D.R. 2002. Developmental Psychology (6th Ed.). USA: Wads Worth
Group Mifflin Company.