DISUSUN OLEH :
1. Loriza Cornelia NIM B.231.18.0331
2. Ifa Tofiana NIM B.231.18.0332
3. Yulia Putri Kusumaningrum NIM B.231.18.0335
4. Frida Aprilia Norcahyani NIM B.231.18.0336
5. Rendi Setiawan NIM B.231.18.0338
6. Hidayat Tri Rochmadi NIM B.241.20.0037
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
JANUARI 2021
i
i
PERSETUJUAN LAPORAN KKL
Nama penyusun :
7. Loriza Cornelia NIM B.231.18.0331
8. Ifa Tofiana NIM B.231.18.0332
9. Yulia Putri Kusumaningrum NIM B.231.18.0335
10. Frida Aprilia Norcahyani NIM B.231.18.0336
11. Rendi Setiawan NIM B.231.18.0338
12. Hidayat Tri Rochmadi NIM B.241.20.0037
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, yang berjudul “PERAN
INVESTASI DI KABUPATEN SORONG DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
DI INDONESIA BAGIAN TIMUR“
Yang merupakan salah satu tugas terstruktur mata kuliah KKL tanpa
halangan suatu apapun.
Dalam menyelesaikan laporan ini, Penulis telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Yohanes Suhardjo SE. M.Si,Ak,CA Selaku ketua jurusan ekonomi
Universitas Semarang.
2. Ibu Febrina Nafasati P, SE, M.Si.selaku Dosen Pembimbing mata kuliah
KKL.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah
turut membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembimbing dan pembaca sangat
penulis harapkan dan akan Penulis terima dengan senang hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................8
2.3. Tujuan.............................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................11
BAB IV........................................................................................................................31
4.1 Kesimpulan........................................................................................................31
4.2 SARAN..............................................................................................................31
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
c. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK adalah
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
2. Dewan Nasional adalah dewan yang dibentuk di tingkat nasional untuk
menyelenggarakan KEK.
3. Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk
membantu Dewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK.
4. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan perangkat daerah sebagai
unsur pemerintahan daerah provinsi.
6. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur pemerintahan daerah kabupaten/kota.
7. Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk
untuk setiap KEK guna membantu Dewan Kawasan dalam
penyelenggaraan KEK.
8. Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yang berupa Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasi, swasta, dan
usaha patungan untuk menyelenggarakan kegiatan usaha KEK.
9. Pelaku Usaha adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum, tidak
berbadan hukum atau usaha orang perseorangan yang melakukan
kegiatan usaha di KEK.
10. Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut PTSP adalah
kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan, fasilitas, dan kemudahan
yang mendapat pendelegasian wewenang dari lembaga atau instansi
yang memiliki kewenangan perizinan, fasilitas, dan kemudahan yang
i
proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan
tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.
11. Pendelegasian Wewenang adalah penyerahan tugas, hak, kewajiban,
dan pertanggungjawaban perizinan, fasilitas, dan kemudahan,
termasuk penandatanganannya atas nama pemberi wewenang, oleh
menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur atau
bupati/walikota kepada Administrator yang ditetapkan dengan uraian
yang jelas, sesuai peraturan perundang-undangan.
i
BAB II
VISI DAN MISI
i
8. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan,
professional, dan akuntabel berorientasi pelayanan publik yang prima
2.3. Tujuan
Tujuannya berdiri KEK sorong sebagai berikut :
1. Mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat
strategis bagi pengembangan ekonomi nasional
2. Menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi
nasional
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan perekonomian
daerah
4. Menggali dan mengembangkan potensi-potensi perekonomian kek sorong
dan penciptaan lapangan kerja
5. Meningkat kesejahteraan masyarakat melalui KEK Sorong
2.4 Sasaran
1. Meningkatkan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki
keunggulan geoekonomi dan geostrategis
2. Optimalisasi kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain
yang memiliki nilai ekonomi tinggi
3. Mempercepat perkembangan darah melalui pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru untuk keseimbangan pembangunan anatar
wilayah
4. Mewujudkan model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan
ekonomi, antara lain industri. Pariwisata dan perdagangan sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan
i
3. Menggiatkan pendidikan vokasi serta pelatihan perkoperasian agar
masyarakat pesisir mempunyai keahlian
4. Pengelolaan bisnis untuk meningkatkan kegiatan investasi
5. Sistem pencatatan sesuai standar akuntansi yang berlaku
i
BAB III
PEMBAHASAN
i
untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan
jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Tabel 3-1
Rencana Sistem Pusat-pusat Pelayanan (Sistem Kota-kota) Kabupaten Sorong
Tahun 2010-2030
i
3.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sorong
Rencana Pola Ruang wilayah Kabupaten Sorong secara garis besar terdiri
dari rencana Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.
1. Kawasan Lindung
Kawasan Lindung yang ada di Kabupaten Sorong meliputi kawasan
lindung daratan dan kawasan lindung laut. Kawasan lindung daratan
(pulau utama dan pulau-pulau kecil) terdiri atas: Cagar Alam, Taman
Wisata Alam, Hutan Lindung, Sempadan Pantai, dan Sempadan Sungai.
Sementara kawasan lindung di laut adalah Cagar Alam Laut.
i
Kawasan lindung untuk sempadan sungai di wilayah Kabupaten
Sorong, ditetapkan sebagai kawasan lindung setempat. Sungai tersebut
hampir tersebar di semua distrik , sungai terbesar terdapat di Distrik
Beraur dan Segun.
f. Cagar Alam Laut (CAL):
Cagar Alam Laut (CAL) terdapat di Distrik Moraid, yaitu merupakan
bagian dari Cagar Alam Laut Pantai Sausapor. Cagar Alam Laut ini
berhadapan langsung dengan Cagar Alam di daratan.
Tabel 3-2
Rencana Kawasan Lindung di Kabupaten Sorong
No Distrik Kawasan Lindung Daratan Jumlah
. (Ha)
Cagar Taman Hutan Sempada Sempada
Alam Wisata Lindung n Pantai n Sungai
(CA) Alam (HL)
(TWA)
1. Aimas 785,57 - - - 247.48 1.033,05
2. Mayamu 412,80 - - - 60,58 473,38
k
3. Salawati 1.962,07 - - - 122,77 2.084,84
4. Klamon - 1.784,6 - - 850,52 2.635,16
o 4
5. Segun 88,98 - - 1.089,97 12.300,5 13.479,46
2
6. Seget 459,27 - - 1.744,07 295,45 2.498,79
7. Salawati 9.046,03 - - - 1.822,67 10.868.69
Sel.
8. Beraur + 1.833,86 - 8.089,89 - 13.280.3 23.204,12
(Klbot) 7
9. Sayosa - -14.180.9 - 1.062,77 15.243,67
0
10. Makbon 704,51 - 7.032.73 - 1.116,05 8.853,28
11. Moraid 6.615,76 - 31.735.3 - 494,71 38.845.82
3
Jumlah 24.908,8 1.784,6 61.038.8 2.384.04 31.653,8 119.220,2
(Ha) 7 4 5 8 8
Sumber : RTRW Kabupaten Sorong Tahun 2010 – 2030
i
Catatan : Untuk Kawasan Lindung Laut hanya terdapat Cagar Alam (di Distrik
Moraid seluas 11.527,01 Ha)
2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya di Kabupaten Sorong meliputi kawasan budidaya daratan
dan kawasan budidaya di pulau-pulau kecil, meliputi :
a. Hutan Produksi Terbatas (HPT):
Hutan Produksi Terbatas (HPT) terdapat di bagian timur wilayah yang
berhamparan dengan kompleks pegunungan, yaitu di Distrik Sayosa,
Makbon, dan Moraid.
b. Hutan Produksi Tetap/Biasa (HPB):
Hutan Produksi Tetap (HPT) terdapat di beberapa distrik, dari yang terluas
berturut-turut: Distrik Sayosa, Makbon, Salawati Selatan, Beraur, Klamono
dan Aimas.
c. Hutan Produksi Konversi (HPK):
Hutan Produksi Konversi (HPK) merupakan sisa dari HPK yang ada yang
sebagian dikonversikan menjadi kawasan budidaya lainnya. HPK terdapat di
sebagian besar distrik, dari yang terluas berturut-turut: Distrik Beraur,
Moraid, Segun, Salawati Selatan, Makbon, dan Seget.
d. Perkebunan Besar:
Pengembangan perkebunan besar merupakan konversi dari Hutan Produksi
Konversi (HPK), selaras dengan adanya permohonan izin. Perkebunan besar
tersebut terdapat di Distrik Segun, Salawati, Seget, Klamono, dan Mayamuk.
Perkebunan tersebut terdiri dari;
1) Perkebunan Rakyat:
Perkebunan rakyat merupakan hasil konversi dari Hutan Produksi
Konversi (HPK), direncanakan sebagai perkebunan rakyat yang berdiri
sendiri ataupun menjadi plasma dari perkebunan besar. Perkebunan
rakyat ini tersebar di distrik Segun, Salawati Selatan, dan Beraur.
i
2) Komplek Pertanian:
Sehubungan dengan karakter umum pengembangan wilayah yang
mencirikan resource frontier region, maka sebagai inisiator atau yang
mengawali pengembangan pertanian adalah komplek pertanian rakyat.
Kawasan ini juga konversi dari Hutan Produksi Konversi yang ada. Pada
pengembangan selanjutnya, dapat berkembang menjadi pertanian lahan
kering, lahan basah, perkebunan rakyat, disertai dengan pengembangan
permukiman perdesaan yang mendukung pertanian tersebut. Komplek
pertanian rakyat ini tersebar di distrik Beraur, Klamono, Sayosa, Aimas,
Mayamuk, Salawati, dan Makbon.
e. Permukiman:
Permukiman yang dimaksudkan di sini adalah permukiman perdesaan yang
kemudian pada beberapa tempat dapat saja bergeser berangsur- angsur
menjadi semi-perkotaan sehubungan dengan fungsinya misalnya sebagai
ibukota distrik atau PTD. Permukiman ini merupakan perkembangan lanjut
dari permukiman perdesaan yang ada dan tersebar di semua distrik.
f. Permukiman Perkotaan Aimas:
Permukiman perkotaan Aimas dikembangkan sebagai pusat utama kawasan
permukiman di Kabupaten Sorong dengan fungsi sebagai PKL (Pusat
Kegiatan Lokal) dan sekaligus sebagai pendukung dan ”mitra” dari Kota
Sorong sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional). Kawasan permukiman
perkotaan Aimas terletak di Distrik Aimas (sebagian besar) dan di Mayamuk
(sebagian kecil).
g. Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT):
Sejalan dengan rencana dan gagasan pengembangan Kawasan Industri dan
Pelabuhan Terpadu (KIPT) di Kabupaten Sorong, yaitu pada pesisir yang
menghadap ke Selat Sele. KIPT ini akan merupakan pendukung utama bagi
keberadaan PKN Sorong dan PKL Aimas. KIPT terletak di distrik Aimas,
Mayamuk, Salawati, dan Seget.
h. Koarmatim TNI AL:
i
Kawasan pengembangan Komando Armada Timur TNI AL akan menjadi
pangkalan/markas militer (TNI AL). Kawasan ini terletak di Distrik
Mayamuk.
Tabel 3-3
Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Sorong Tahun 2010-2030
N Dis KAWASAN BUDIDAYA TOTAL (Ha)
o. trik Hut Hut Hut Per Per Ko Per En Per Ko Ko Tot
an an an keb keb mpl muk cla m. mp arm al
Pro Pro Pro una una ek ima ve Per lek ati Lua
duk duk duk n n Pert n Pe ko- IP m s
si si si Bes Rak ani rm taa T TN
Ter Tet Ko ar yat an .& n I
bat ap nve Pe Ai AL
as (HP rsi rt. ma
(HP B) (HP s
T) K)
1 Ai - 635 - 125 - 9.2 530, - 13. 1.6 - 25.
ma ,69 ,75 68, 39 49 15, 671
s 69 4,8 91 ,23
0
2 Ma - - 252 400 - 7.3 1.08 - 22 4.3 439 14.
ya ,96 ,78 00, 2,06 1,8 64, ,15 061
mu 06 3 25 ,09
k
3 Sal - - 492 22. - 5.5 1.72 - - 15. - 45.
aw ,96 176 77, 3,90 73 701
ati ,98 72 0,1 ,72
6
4 Kla - - - 23. - 17. 236, - - - - 40.
mo 207 209 96 654
no ,39 ,79 ,14
5 Se - - 28. 51. 10. - 427, - - - - 91.
gu 481 878 818 53 605
n ,97 ,17 ,09 ,76
6 Se - - 10. 12. - - 734, - - 11. - 34.
get 080 146 41 49 456
,25 ,87 5,2 ,78
5
7 Sal - 29. 20. - 14. - 470, - - - - 65.
aw 609 950 292 17 322
i
ati ,19 ,20 ,77 ,33
Sel
ata
n
8 Ber - 10. 46. 1.4 7.6 47. 516, - - - - 114
aur 561 165 29, 72, 699 32 .04
+ ,65 ,34 83 02 ,93 5,0
(Kl 8
abo
t)
9 Sa 63. 57. - 14. - 19. 378, - - - - 155
yos 188 890 497 400 73 .35
a ,98 ,38 ,79 ,72 6,6
0
10 Ma 28. 30. 20. 2.1 - 442 313, - - - - 81.
kb 256 090 578 70, ,07 79 852
on ,79 ,28 ,77 66 ,36
11 Mo 14. - 18. 24. - - 161, 25 - - - 57.
rai 224 165 956 99 3, 762
d ,37 ,53 ,58 90 ,37
Ju 105 128 145 152 32. 106 6.57 25 13. 33. 439 726
m .67 .78 .16 .99 782 .89 6,25 3, 71 20 ,15 .48
la 0,1 7,1 7,9 0,7 ,87 8,9 90 6,6 5,5 9,4
h 4 9 7 9 9 2 6 4
Sumber: RTRW Kabupaten Sorong Tahun 2010 – 2030
i
b. Kawasan Pengembangan Industri dan Pelabuhan Terpadu; yang akan
mendukung kawasan strategis Provinsi Papua Barat yang ditetapkan
sebagai Kawasan Sorong dan sekitarnya;
Kondisi topografi kota Sorong sangat bervariasi terdiri dari pegunungan, lereng,
bukit-bukit dan sebagian adalah daratan rendah, sebelah timur dikelilingi oleh
hutan yang lebat.
i
Gambar Kab. Sorong
Kondisi demografis kota Sorong, sesuai dengan data dari Badan Pusat
Statistik Kota Sorong jumlah penduduk kota Sorong sebanyak 190.341 jiwa
yang terdiri dari laki-laki 99.895 dan perempuan 90.446 jiwa, penduduk kota
Sorong bersifat heterogen.
i
ketersediaan SDM yang cukup memadai, kota Sorong merupakan salah satu
daerah yang mempunyai eksebilitas dan konektivitas yang tinggi, karena dapat
dijangkau melalui berbagai sarana transportasi baik melalui Udara, Laut, dan
Darat. Jumlah pelabuhan yang ada di kota Sorong sebanyak 4 (empat)
pelabuhan, yang menghubungkan kota Sorong dengan daerah lain diantaranya
Pelabuhan umum, pelabuhan Lokal/Pelabuahn Rakyat, Pelabuahan kelautan
dan perikanan dan Pelabuhan layanan khusus. Pelabuhan umum Sorong di
kelola oleh PT.PELINDO IV (Pelabuhan Indonesia) adalah Badan Usaha Milik
Negara yang berada di bawah pengelolaan Departemen Perhubungan.
i
yang harus disediakan oleh pihak Pelabuhan guna menunjang kemajuan tingkat
pelayanan Pelabuhan Sorong.
i
Pemerintah Kota Sorong, mulai mendata potensi sumber daya alam yang
cocok untuk dikembangkan sehingga mampu untuk meingkatkan pendapatan
daerah. Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Kota Sorong,
Zainab Jelfoom mengatakn ada 3 potensi yang dapat meningkatkan pendapatan
daerah. 3 Potensi SDA yaitu adalah Pariwisata, Perikanan dan Galian C.
Komoditi unggulan Sorong yaitu sektor pertanian, Perkebunan dan jasa.
Sub sektor perkebunan Komoditi yang unggul adalah Kakao, kelapa dan
cengkeh. Sedangkan Sub Sektor Pariwisata yaitu wisata alam, wisata adat dan
budaya.
Potensi Sumber Daya Alam
1. Pertanian
A. Tanaman Pangan
Jagung 43 ha
Ubi Kayu 51 ha
Ubi Jalar 19 ha
Kacang Kedelai 5 ha
Keladi 68 ha
B. Hortikultura
Sayuran (Bayam, Kangkung, Kacang Panjang, Cabai Merah & Cabai Rawit)
Buah-buahan (Pisang, Nanas, Alpukat, Mangga, Rambutan, Duku, Jambu
Air, Jambu Biji, Durian, Pepaya, Salak dan Nangka).
2. Peternakan
A. Sapi Potong
B. Kambing
C. Babi
D. Ayam Pedaging
E. itik
F. entok
3. Kehutanan
i
Luas kawasan hutan Sorong 11.864 ha (Hutan produksi terbatas: 5262 ha;
Hutan Lindung 6602 ha)
4. Kelautan & Perikanan
A. Produksi Perikanan Rakyat sebanyak 17.703 (hasil laut)
B. Perikanan darat 60 ton (Lele & Nila)
C. Ikan asap 188,70 ton (Tongkol, Cakalang, Tuna)
i
bidang manajemen anggaran.
i
Pembiayaan Daerah yang meliputi transaksi keuangan untuk keperluan
penrimaan dan pengeluaran daerah.
2. Disiplin Anggaran
3. Keadilan Anggaran
i
Permasalahan dan Analisa Keuangan
i
memperluaspabrik lama untuk dapat memenuhi tambahan permintaan
tersebut.
2.Investasi otonom (Outonomous Invesment)Investasi otonom
(OutonomouInvesment), yaitu investasi yang di laksanakan atau diadakan
secarabebas, artinya investasi yang di adakan bukan karena pertambahan
permintaan efektif, tetapi justru untuk menciptakan atau menaikkan
permintaan efektif.Besarnya investasi otonom tidak tergantungkepada besar
kecilnya pendapatan nasional atau daerah.Investasi otonom berarti
pembentukanmodal yang tidak di pengaruhi oleh pendapatan naasional.
Dengan kata lain, tinggi rendahnyapendapatan nasional tidak menentukan
jumlah investasi yang di lakukan oleh perusahaan-perusahaan.(Sukirno,op.cit
2004: 108)Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)Salah satu cara untuk
melihat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah denganmencermati nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).PDRB merupakan nilai dari
seluruhbarang dan jasa yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu biasanya
dalam waktu satu tahun disuatuwilayah tertentu tanpa membedakan
kapemilikan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam prosesproduksi
tersebutPDBR diperoleh dari produksi seluruh sketor perekonomian regional
yang dijabarkan dalam 9(Sembilan) sektor dan terakumulasi dalam 3 (tiga)
kelompok menurut jenisnya, yaitu :1.Kelompok primer, adalah sektor yang
langsung menghasilkan barang jadi (finalproduct).Terdiri dari sektor pertanian
dan sektor pertambangan dan penggalian2.Kelompok sekunder, adalah sektor
yang dalam menghasilkan barang harus melaluiproses pengolahan terlebih
dahulu. Terdiri dari sektor industry pengolahan, sektorlistrik, gas dan air
bersih, dan sektor bangunan.3.Selanjutnya sektor tersier, adalah sektor yang
bergerak dibidang pelayanan (jasa)yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel,
dan restoran, sektor angkutan dankomunikasi, dan sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. (Malikkhan dalam Amir
Hamid : 1639).Tenaga kerja (man power)Tenaga kerja merupakan salah satu
indikator untuk melihat perkembangan dan kondisiekonomi suatu daerah.
i
Menurut Todaro (2000 : 56) pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhanAngkatan Kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah
satu faktor positif yang memacupertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja
yang lebih besar berarti akan menambah tingkatproduksi.Suku BungaSuku
Bunga Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran
bungatahunandari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman
yang diperoleh dari jumlah bungayang diterima tiap tahun dibagidengan
jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga menurutSunariyah (2004:80) adalah
harga dari pinjaman.Suku bunga dinyatakan sebagai persentaseuang pokok
per unit waktu.Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya
yangdigunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Adapun
fungsi suku bungamenurut Sunariyah (2004:81) adalah :a.Sebagai daya tarik
bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untukdiinvestasikan.b.Suku
bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam
rangkamengendalikanpenawaran dan permintaan uang yang beredar dalam
suatu perekonomian. Misalnya,pemerintah mendukung pertumbuhan suatu
sektor industri tertentu apabilaperusahaan-perusahaan dari industri tersebut
akan meminjam dana. Maka pemerintahmemberi tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan sektor lain.c.Pemerintah dapat memanfaatkan suku
bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar.Ini berarti, pemerintah dapat
mengatur sirkulasi uang dalamsuatu perekonomian.Suku bunga itu sendiri
ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan danpermintaan
investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisihantara
pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai
pendorongutama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan
ditentukan olehtinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga,
akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran danainvestasi ditentukan oleh tinggi rendahnya
suku bunga tabungan masyarakat.
i
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 SARAN
i
potensi – potensi yang ada di kabupaten sorong , agar jurnal berkala ilmiah
efisiensi.