Anda di halaman 1dari 129

Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

ARUNG PALAKKA ARUNG PALAKKA


SANG FENOMENAL SANG FENOMENAL

Editor: Editor:
Muhammad Idris Patarai Muhammad Idris Patarai

Penerbit Pener bit


DE L A MAC C A DE L A M AC C A
Ma k ass ar Ma k a s s ar
A A
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal


© Dr. H. Muhammad Idris Patarai, M. Si. © Dr. H. Muhammad Idris Patarai, M. Si.

Editor Editor
Dr. H. Muhammad Idris Patarai, M. Si. Dr. H. Muhammad Idris Patarai, M. Si.

Desain Cover Desain Cover


Tim Kreatif Tim Kreatif

Foto Sampul Foto Sampul


Dokumentasi Dokumentasi

Cetakan I, 2016 Cetakan I, 2016

Penerbit Penerbit
De La Macca De La Macca
(Anggota IKAPI Sulsel No.007/SSL/03) (Anggota IKAPI Sulsel No.007/SSL/03)
Jln. Borong raya No. 75 A Lt. 2 Makassar 90222 Jln. Borong raya No. 75 A Lt. 2 Makassar 90222
Telp. 0411-494585 - 08114133371 -08114124721 Telp. 0411-494585 - 08114133371 -08114124721
Email : gunmonoharto@yahoo.com Email : gunmonoharto@yahoo.com

Hak cipta dilindungi oleh Undang - Undang. Hak cipta dilindungi oleh Undang - Undang.
Dilarang mengutip isi buku ini tanpa izin tertulis Dilarang mengutip isi buku ini tanpa izin tertulis
dari penulis dan Penerbit. dari penulis dan Penerbit.

ISBN: 978-602-263-089 0 ISBN: 978-602-263-089 0

Sanksi Pelanggaran Hak Cipta Sanksi Pelanggaran Hak Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun tentang Hak Cipta Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta Lingkup Hak Cipta


Pasal 2 : Pasal 2 :
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan yang menurut peraturan perundang- ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan yang menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana Ketentuan Pidana
Pasal 72 : Pasal 72 :
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing- dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat satu (1) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta masing paling singkat satu (1) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp. rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, atau menjual kepada umum suatu 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan / atau denda dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan / atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

B B
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Pengantar Editor Pengantar Editor

M M
asih segar dalam ingatan saya ketika Gubernur asih segar dalam ingatan saya ketika Gubernur
Sulawesi Selatan , Prof.DR.Ahmad Amiruddin Sulawesi Selatan , Prof.DR.Ahmad Amiruddin
membuka seminar nasional Arung Palakka, membuka seminar nasional Arung Palakka,
28 Desember 1992, di Aula Kantor Bupati Bone yang 28 Desember 1992, di Aula Kantor Bupati Bone yang
kelak menjadi Aula Arung Palakka. Ketika itu Saya dalam kelak menjadi Aula Arung Palakka. Ketika itu Saya dalam
kedudukan sebagai Anggota DPRD Bone dan direkrut kedudukan sebagai Anggota DPRD Bone dan direkrut
menjadi salah seorang panitia. Gubernur dalam sambutan menjadi salah seorang panitia. Gubernur dalam sambutan
tidak tertulis menyatakan: Sejarah ibarat sebuah kereta tidak tertulis menyatakan: Sejarah ibarat sebuah kereta
yang berlari kencang, jika kita tidak segera melompat ke yang berlari kencang, jika kita tidak segera melompat ke
dalamnya, kita akan tertinggal. Apakah beliau menyetir dalamnya, kita akan tertinggal. Apakah beliau menyetir
pendapat ahli atau tidak dan makna apa yang ada dibalik pendapat ahli atau tidak dan makna apa yang ada dibalik
pernyataan itu masih saya raba-raba hingga saat ini. pernyataan itu masih saya raba-raba hingga saat ini.
Namun saya menduga waktu itu, dan Namun saya menduga waktu itu, dan
menangkapnya bahwa beliau ingin menyampaikan: menangkapnya bahwa beliau ingin menyampaikan:
Pertama, sejarah hanya sekali terjadi, setelah itu dia Pertama, sejarah hanya sekali terjadi, setelah itu dia
telah berlalu dan menulis dirinya seperti apa adanya dan telah berlalu dan menulis dirinya seperti apa adanya dan
tidak bisa dikutak-katik orisinalitasnya. Kedua, sejarah tidak bisa dikutak-katik orisinalitasnya. Kedua, sejarah
itu berlari dan ketika kita tidak melompat ke dalamnya, itu berlari dan ketika kita tidak melompat ke dalamnya,
maka kita telah ditinggalkan. Seminar pada hari itu sudah maka kita telah ditinggalkan. Seminar pada hari itu sudah
barang tentu mencoba meletakkan orisinalitas sejarah dan barang tentu mencoba meletakkan orisinalitas sejarah dan
mengajak yang hadir atau kita yang saat ini membaca buku mengajak yang hadir atau kita yang saat ini membaca buku
ini untuk mensejarahkan diri atau menyerah. ini untuk mensejarahkan diri atau menyerah.
Arung Palakka tidak dapat disentuh dengan hitam- Arung Palakka tidak dapat disentuh dengan hitam-
putih: “pahlawan atau penghianat”, tidak dengan dikotomi putih: “pahlawan atau penghianat”, tidak dengan dikotomi
yang demikian, ataupun membolak balikan fakta sejarah, yang demikian, ataupun membolak balikan fakta sejarah,
menumpangi sejarah mempertentangkannya dengan menumpangi sejarah mempertentangkannya dengan

i i
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Sultan Hasanuddin tanpa melihat jamannya, abad ke-17. Sultan Hasanuddin tanpa melihat jamannya, abad ke-17.
Pada abad itu terdapat banyak kerajaan lokal Pada abad itu terdapat banyak kerajaan lokal
yang mengalami proses rivalitas dan perjuangan yang mengalami proses rivalitas dan perjuangan
mempertahankan eksistensinya, dalam hal ini terdapat mempertahankan eksistensinya, dalam hal ini terdapat
hegemoni kerajaan besar: Gowa dan Bone. konflik hegemoni kerajaan besar: Gowa dan Bone. konflik
antara kerajaan ini dimanfaatkan Belanda (VOC) untuk antara kerajaan ini dimanfaatkan Belanda (VOC) untuk
melebarkan kekuasaannya pada kerajaan lokal yang dinilai melebarkan kekuasaannya pada kerajaan lokal yang dinilai
menguntungkan, lalu mengerahkan politik devide et menguntungkan, lalu mengerahkan politik devide et
impera, sebagaimana disinyalir oleh Sarita Pawiloy, Arung impera, sebagaimana disinyalir oleh Sarita Pawiloy, Arung
Palakka terhisap pusaran politik Belanda. Palakka terhisap pusaran politik Belanda.
Suatu strategi diperankan kerajaan Bone pada Suatu strategi diperankan kerajaan Bone pada
tahun 1582 menghadapi kerajaan Gowa, yakni perjanjian tahun 1582 menghadapi kerajaan Gowa, yakni perjanjian
tiga kerajaan Bugis, Tellu Pocco-e yang lazim disebut tiga kerajaan Bugis, Tellu Pocco-e yang lazim disebut
Lamumpatue ri Timurung. Perjanjian ini dikenal dengan Lamumpatue ri Timurung. Perjanjian ini dikenal dengan
upaya menghambat Gowa melakukan ekspansi ke kerajaan upaya menghambat Gowa melakukan ekspansi ke kerajaan
Bugis. Sekalipun Luwu tetap setia pada Gowa, Wajo dan Bugis. Sekalipun Luwu tetap setia pada Gowa, Wajo dan
Soppeng berhasil dimasukkan dalam persekutuan Bone, Soppeng berhasil dimasukkan dalam persekutuan Bone,
demikian menurut Prof. DR. Abu Hamid. demikian menurut Prof. DR. Abu Hamid.
Pada satu sisi Gowa sebagai saingan Bone Pada satu sisi Gowa sebagai saingan Bone
mengalami perkembangan hubungan dengan kerajaan mengalami perkembangan hubungan dengan kerajaan
luar, hingga ketika Islam masuk di Gowa tahun 1605 luar, hingga ketika Islam masuk di Gowa tahun 1605
mengalami proses pemantapan hingga 1608, hal ini mengalami proses pemantapan hingga 1608, hal ini
kemudian disinyalir sebagai sebab baru ekspansi Gowa, kemudian disinyalir sebagai sebab baru ekspansi Gowa,
namun tujuannya tetap sama hegemoni, Gowa atau Bone. namun tujuannya tetap sama hegemoni, Gowa atau Bone.
Sekalipun Latenriruwa (nenek Arung Palakka) Sekalipun Latenriruwa (nenek Arung Palakka)
telah bersedia masuk Islam sebagaimana halnya Gowa, telah bersedia masuk Islam sebagaimana halnya Gowa,
namun rakyat Bone tidak bersedia. Hal ini disebabkan namun rakyat Bone tidak bersedia. Hal ini disebabkan
karena penyebaran agama itu dibawa atau atas desakan karena penyebaran agama itu dibawa atau atas desakan
Gowa, dimana rakyat Bone menolak pengislaman yang Gowa, dimana rakyat Bone menolak pengislaman yang
yang dilakukan Gowa. yang dilakukan Gowa.
Kerajaan Gowa yang memiliki perdagangan yang Kerajaan Gowa yang memiliki perdagangan yang
maju, memiliki pelabuhan strategis menghadapi gangguan maju, memiliki pelabuhan strategis menghadapi gangguan
baru, yakni dari Kompeni Belanda. Pernyataan perang baru, yakni dari Kompeni Belanda. Pernyataan perang

ii ii
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

atas Gowa dinyatakan oleh J.P.Coen pada 1616 dipicu oleh atas Gowa dinyatakan oleh J.P.Coen pada 1616 dipicu oleh
peristiwa pembunuhan anak kapal Belanda di pelabuhan peristiwa pembunuhan anak kapal Belanda di pelabuhan
Somba Opu. Kemarahan Belanda menjadi kronis Somba Opu. Kemarahan Belanda menjadi kronis
yang berujung pada permintaan Belanda pada Sultan yang berujung pada permintaan Belanda pada Sultan
Hasanuddin untuk menyerahkan orang-orang yang telah Hasanuddin untuk menyerahkan orang-orang yang telah
membunuh awak kapal Belanda itu. Namun demikian membunuh awak kapal Belanda itu. Namun demikian
permintaan penyerahan itu ditolak oleh Kerajaan Gowa, permintaan penyerahan itu ditolak oleh Kerajaan Gowa,
demikian halnya pemberian emas dari Gowa sebagai demikian halnya pemberian emas dari Gowa sebagai
tebusan atas kematian awak kapal Belanda itu ditolak pula tebusan atas kematian awak kapal Belanda itu ditolak pula
oleh Belanda, alternatifnya adalah perang. “Hutang darah oleh Belanda, alternatifnya adalah perang. “Hutang darah
– bayar darah”, seperti dikemukakan Sultan Hasim dalam – bayar darah”, seperti dikemukakan Sultan Hasim dalam
makalahnya. makalahnya.
Bone sendiri telah masuk control Gowa sejak Bone sendiri telah masuk control Gowa sejak
1611-1631. Arung Palakka, La Tenritatta yang mengalami 1611-1631. Arung Palakka, La Tenritatta yang mengalami
proses pendewasaan di Gowa sebagai tawanan perang proses pendewasaan di Gowa sebagai tawanan perang
secara tidak langsung mengalami pula proses sosialisasi secara tidak langsung mengalami pula proses sosialisasi
dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga peristiwa dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga peristiwa
demi peristiwa terekam dengan tajam dalam benaknya, demi peristiwa terekam dengan tajam dalam benaknya,
termasuk keprihatinannya terhadap rakyat Bone yang termasuk keprihatinannya terhadap rakyat Bone yang
diperbudak Gowa. diperbudak Gowa.
Kepedihan Arung Palakka memuncak, ketika Kepedihan Arung Palakka memuncak, ketika
kematian ayahnya tanpa sebab dan kematian pamannya kematian ayahnya tanpa sebab dan kematian pamannya
yang mengerikan membuatnya melarikan diri bersama yang mengerikan membuatnya melarikan diri bersama
pengikutnya. Bermula dari sini terbentuk pasukan pengikutnya. Bermula dari sini terbentuk pasukan
perlawanan Bone di bawah pimpinan La Tenritatta. perlawanan Bone di bawah pimpinan La Tenritatta.
Pasukan ini kemudian, setelah diefektifkan, menyertai Pasukan ini kemudian, setelah diefektifkan, menyertai
Arung Palakka, ke Buton selanjutnya ke Batavia. Arung Palakka, ke Buton selanjutnya ke Batavia.
Sebelum meninggalkan Bone, Arung Palakka Sebelum meninggalkan Bone, Arung Palakka
mengikrarkan sumpah di Cempalagi, sumpah yang mengikrarkan sumpah di Cempalagi, sumpah yang
terkenal dengan “loko” itu lahir atas kepedihan melihat terkenal dengan “loko” itu lahir atas kepedihan melihat
penderitaan rakyat Bone. Sumpah itu tidak lain adalah janji penderitaan rakyat Bone. Sumpah itu tidak lain adalah janji
Arung Palakka melakukan pembalasan kepada “senggeng Arung Palakka melakukan pembalasan kepada “senggeng
pali-e ri Gowa”, penguasa atau raja Gowa. pali-e ri Gowa”, penguasa atau raja Gowa.

iii iii
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Bermula dari sini Arung Palakka tidak bisa Bermula dari sini Arung Palakka tidak bisa
dimaklumi oleh sejarah. Keberangkatannya ke Batavia dimaklumi oleh sejarah. Keberangkatannya ke Batavia
dalam rangka menjalin kerjasama dengan Belanda dalam rangka menjalin kerjasama dengan Belanda
menghadapi dan mengimbangi Gowa, yang juga adalah menghadapi dan mengimbangi Gowa, yang juga adalah
musuh Belanda. musuh Belanda.
Menjelang beberapa tahun keberadaan pasukan Menjelang beberapa tahun keberadaan pasukan
La Tenritatta di Batavia baru mendapat kepercayaan dari La Tenritatta di Batavia baru mendapat kepercayaan dari
kompeni Belanda setelah melalui percobaan, termasuk kompeni Belanda setelah melalui percobaan, termasuk
membantu Belanda dalam peperangan antara lain di membantu Belanda dalam peperangan antara lain di
Pariaman. Begitulah pula Sultan Mandarsyah, Ternate dan Pariaman. Begitulah pula Sultan Mandarsyah, Ternate dan
Sultan Buton kepada Belanda, agar membantu pasukan Sultan Buton kepada Belanda, agar membantu pasukan
Arung Palakka tersebut. Kedua Sultan bersimpati pada Arung Palakka tersebut. Kedua Sultan bersimpati pada
perjuangan La Tenritatta melepaskan penjajahan Gowa perjuangan La Tenritatta melepaskan penjajahan Gowa
atas negerinya dan berjanji akan membantu pula bila atas negerinya dan berjanji akan membantu pula bila
kompeni bersedia memberi bantuan. kompeni bersedia memberi bantuan.
Cita-cita La Tenritatta melakukan kerjasama Cita-cita La Tenritatta melakukan kerjasama
kompeni ini adalah agar Gowa dilibatkan masuk dalam kompeni ini adalah agar Gowa dilibatkan masuk dalam
perundingan untuk membuat janji melepaskan semua perundingan untuk membuat janji melepaskan semua
daerah penguasaannya, terutama di daerah Sulawesi daerah penguasaannya, terutama di daerah Sulawesi
Selatan. Selama keberadaaan pasukan La Tenritatta di Selatan. Selama keberadaaan pasukan La Tenritatta di
Batavia kerap kali datang surat dari Sultan Hasanuddin Batavia kerap kali datang surat dari Sultan Hasanuddin
kepada kompeni agar menyerahkan pasukan bugis itu kepada kompeni agar menyerahkan pasukan bugis itu
kepadanya. kepadanya.
Perang terbuka melawan Gowa berlangsung Perang terbuka melawan Gowa berlangsung
kurang lebih satu tahun bila dihitung sejak pasukan kurang lebih satu tahun bila dihitung sejak pasukan
Belanda bersama pasukan La Tenritatta dan 578 serdadu Belanda bersama pasukan La Tenritatta dan 578 serdadu
Ambon bergerak ke pulau Sulawesi di bawah pimpinan Ambon bergerak ke pulau Sulawesi di bawah pimpinan
Lasksamana Speelman bulan November 1666, sampai Lasksamana Speelman bulan November 1666, sampai
Sultan Hasanuddin mengajukan perjanjian damai yang Sultan Hasanuddin mengajukan perjanjian damai yang
kelak dikenal dengan Perjanjian Bongaya, ditandatangani kelak dikenal dengan Perjanjian Bongaya, ditandatangani
Jumat tanggal 18 November 1667, sekalipun perang yang Jumat tanggal 18 November 1667, sekalipun perang yang
dikobarkan Belanda di bawah pimpinan C.Speelman dikobarkan Belanda di bawah pimpinan C.Speelman
berhadapan dengan Gowa di bawah pimpinan Karaeng berhadapan dengan Gowa di bawah pimpinan Karaeng

iv iv
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Bontomarannu berakhir pada tanggal 4 Januari 1667. Bontomarannu berakhir pada tanggal 4 Januari 1667.
Fenomena Arung Palakka kemudian dinilai sebagai Fenomena Arung Palakka kemudian dinilai sebagai
orang yang berjasa mengembalikan martabat Bone dan orang yang berjasa mengembalikan martabat Bone dan
berjasa pada Belanda menanamkan penjajahannya di berjasa pada Belanda menanamkan penjajahannya di
nusantara. nusantara.
Melalui perjanjian Bongaya, Bone dikembalikan Melalui perjanjian Bongaya, Bone dikembalikan
kehormatannya, Sumpah Arung Palakka di Cempalagi kehormatannya, Sumpah Arung Palakka di Cempalagi
terkabul. Sejak itu Bone bebas dari Gowa, namun Belanda terkabul. Sejak itu Bone bebas dari Gowa, namun Belanda
mulai menanamkan penjajahannya di Sulawesi Selatan, mulai menanamkan penjajahannya di Sulawesi Selatan,
termasuk menjajah Bone sepeninggal Arung Palakka. termasuk menjajah Bone sepeninggal Arung Palakka.
Pasal 18 Perjanjian Bongaya (Cappaya ri Pasal 18 Perjanjian Bongaya (Cappaya ri
Bongaya) atau oleh Belanda menyebutnya “Het Bongeisch Bongaya) atau oleh Belanda menyebutnya “Het Bongeisch
verdrag”, ”Pemerintah Kerajaan Gowa harus melepaskan verdrag”, ”Pemerintah Kerajaan Gowa harus melepaskan
kekuasaannya atas kerajaan Bone dan kerajaan Luwu dan kekuasaannya atas kerajaan Bone dan kerajaan Luwu dan
harus berjanji akan memerdekakan Datuk Soppeng, La harus berjanji akan memerdekakan Datuk Soppeng, La
Tenribali dari pengasingannya”. Tenribali dari pengasingannya”.
Setelah perjajian Bongaya itu La Tenritatta tidak Setelah perjajian Bongaya itu La Tenritatta tidak
lagi bergairah memerangi benteng Somba Opu Istana lagi bergairah memerangi benteng Somba Opu Istana
Sultan Hasanuddin, sekalipun pada tahun 1669 Speelman Sultan Hasanuddin, sekalipun pada tahun 1669 Speelman
menyerang benteng Somba Opu yang mendapat bantuan menyerang benteng Somba Opu yang mendapat bantuan
dari serdadu dari Batavia dan serdadu Ambon. Dengan dari serdadu dari Batavia dan serdadu Ambon. Dengan
demikian peranan La Tenritatta pada perang kedua ini demikian peranan La Tenritatta pada perang kedua ini
amat kecil sekali. Nampaknya kepentingan La Tenritatta amat kecil sekali. Nampaknya kepentingan La Tenritatta
memerangi Gowa adalah untuk memerdekakan Bone, memerangi Gowa adalah untuk memerdekakan Bone,
berbeda dengan kepentingan Belanda yaitu untuk berbeda dengan kepentingan Belanda yaitu untuk
menguasai Gowa. Kedua belah pihak mempunyai menguasai Gowa. Kedua belah pihak mempunyai
kepentingan berbeda dalam satu misi. kepentingan berbeda dalam satu misi.
Pada akhirnya para tokoh adat dan petinggi kerajaan Pada akhirnya para tokoh adat dan petinggi kerajaan
Bone mempersembahkan mahkota kerajaan Bone kepada Bone mempersembahkan mahkota kerajaan Bone kepada
La Tenritatta setelah wafatnya La Maddaremmeng dan La Tenritatta setelah wafatnya La Maddaremmeng dan
bergelar Arung Palakka. Peristiwa ini terjadi pada tahun bergelar Arung Palakka. Peristiwa ini terjadi pada tahun
1672. Dengan demikian La Tenritatta Datuk Mario Arung 1672. Dengan demikian La Tenritatta Datuk Mario Arung
Palakka Petta Malampe’e Gemme’na Torisompa-e menjadi Palakka Petta Malampe’e Gemme’na Torisompa-e menjadi

v v
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

raja Bone ke 15, yakni antara tahun 1672-1696. Setelah raja Bone ke 15, yakni antara tahun 1672-1696. Setelah
Arung Palakka mengalahkan Gowa dan diangkat menjadi Arung Palakka mengalahkan Gowa dan diangkat menjadi
Mangkau ri Bone, beliau berusaha mempersatukan Mangkau ri Bone, beliau berusaha mempersatukan
kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan melalui kekuasaan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan melalui kekuasaan
yang ada padanya dan pusat pemerintahannya di Bontoala. yang ada padanya dan pusat pemerintahannya di Bontoala.
Pada titik ini sejarah hendaknya menoreh andaikan Pada titik ini sejarah hendaknya menoreh andaikan
Arung Palakka memiliki sedikit waktu dalam sejarah Arung Palakka memiliki sedikit waktu dalam sejarah
hidupnya menghadapi Belanda, sekalipun beberapa hidupnya menghadapi Belanda, sekalipun beberapa
tindakan Arung Palakka memperlihatkan pembangkangan tindakan Arung Palakka memperlihatkan pembangkangan
terhadap Belanda dalam kedudukan Arung Palakka sebagai terhadap Belanda dalam kedudukan Arung Palakka sebagai
kordinator kerajaan Bugis, “De Koningh Der Bugies”, gelar kordinator kerajaan Bugis, “De Koningh Der Bugies”, gelar
yang dianugerahkan Belanda yang enggan dipakainya yang dianugerahkan Belanda yang enggan dipakainya
sebab Arung Palakka menyadari kedudukan demikian sebab Arung Palakka menyadari kedudukan demikian
berarti dia senantiasa akan diperhadapkan dengan Gowa. berarti dia senantiasa akan diperhadapkan dengan Gowa.
Belanda dapat saja memanfaatkan pertentangan dua Belanda dapat saja memanfaatkan pertentangan dua
kerajaan besar tersebut sesuai kepentingannya. Kesadaran kerajaan besar tersebut sesuai kepentingannya. Kesadaran
ini membuat kedua belah pihak senantiasa menyelesaikan ini membuat kedua belah pihak senantiasa menyelesaikan
pergolakan politik secara bersama. Ini tersurat dalam pergolakan politik secara bersama. Ini tersurat dalam
makalah yang disajikan Edward L. Poelinggomang. makalah yang disajikan Edward L. Poelinggomang.
Arung Palakka sesungguhnya dapat mencitrakan Arung Palakka sesungguhnya dapat mencitrakan
dirinya sebagaimana citra Teuku Umar di Aceh yang dirinya sebagaimana citra Teuku Umar di Aceh yang
gugur dalam perang sabit menghadapi Belanda, sekalipun gugur dalam perang sabit menghadapi Belanda, sekalipun
sebelumnya Teukur Umar bukan hanya berperang dan sebelumnya Teukur Umar bukan hanya berperang dan
berada di pihak Belanda tetapi pun pernah menjadi berada di pihak Belanda tetapi pun pernah menjadi
orang kepercayaan dan penasehat Belanda. Makna ini orang kepercayaan dan penasehat Belanda. Makna ini
tersifat secara jelas diinginkan oleh Dr. Muklis Paeni tersifat secara jelas diinginkan oleh Dr. Muklis Paeni
dalam makalahnya “Citra Perjuangan Arung Palakka”. dalam makalahnya “Citra Perjuangan Arung Palakka”.
Arung Palakka tidak sempat menjangkau bentuk lain dari Arung Palakka tidak sempat menjangkau bentuk lain dari
perjuangannya yang mencintai dan berjuang memulihkan perjuangannya yang mencintai dan berjuang memulihkan
martabat rakyat Bone. martabat rakyat Bone.
Adalah hal yang meski untuk kita pertentangkan Adalah hal yang meski untuk kita pertentangkan
kini, kehadiran sosok Arung Palakka dengan Sultan kini, kehadiran sosok Arung Palakka dengan Sultan
Hasanuddin, naïf diperhadapkan sebagaimana naifnya Hasanuddin, naïf diperhadapkan sebagaimana naifnya

vi vi
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

dua figur mendapatkan gelar pahlawan nasional yang pada dua figur mendapatkan gelar pahlawan nasional yang pada
jamannya keduanya berperang mempertahankan sikap jamannya keduanya berperang mempertahankan sikap
harga diri dan kepentingan masing-masing. Semestinya harga diri dan kepentingan masing-masing. Semestinya
zaman harus menjawab harapan Sultan Kasim yang zaman harus menjawab harapan Sultan Kasim yang
membariskan kalimat “Seharusnya Gowa menjadikan membariskan kalimat “Seharusnya Gowa menjadikan
kawan atau sekurang-kurangnya mendekati negara- kawan atau sekurang-kurangnya mendekati negara-
negara di nusantara untuk bersama-sama menentang negara di nusantara untuk bersama-sama menentang
imperialisme Barat”. imperialisme Barat”.
Perang Makassar antara VOC dengan Gowa adalah Perang Makassar antara VOC dengan Gowa adalah
persaingan ekonomi, penguasaan jalur perdagangan persaingan ekonomi, penguasaan jalur perdagangan
di laut. Keterlibatan Arung Palakka dalam perang itu di laut. Keterlibatan Arung Palakka dalam perang itu
membalas dendam dan membebaskan ketertindasan orang membalas dendam dan membebaskan ketertindasan orang
Bone oleh Gowa. Hal ini tidak lepas dari rekaman sejarah Bone oleh Gowa. Hal ini tidak lepas dari rekaman sejarah
tetapi tidak diterima sebagai satu kewajaran sebagai visi tetapi tidak diterima sebagai satu kewajaran sebagai visi
perjuangan Arung Palakka karena tidak seirama suasana perjuangan Arung Palakka karena tidak seirama suasana
zaman di abad ke 17 yang ketika itu diwarnai perang antara zaman di abad ke 17 yang ketika itu diwarnai perang antara
kekuatan-kekuatan lokal melawan kekuatan asing. kekuatan-kekuatan lokal melawan kekuatan asing.
Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dinilai Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dinilai
sebagai tema baru perluasan kekuasaan, mempertinggi sebagai tema baru perluasan kekuasaan, mempertinggi
wibawa dan martabat Gowa, memberi gambaran keraguan wibawa dan martabat Gowa, memberi gambaran keraguan
kerajaan bugis menerima Islam, gambaran traumatik pada kerajaan bugis menerima Islam, gambaran traumatik pada
beberapa peristiwa perang dan penaklukan sebelumnya beberapa peristiwa perang dan penaklukan sebelumnya
yang dilakukan oleh Gowa terhadap kerajaan-kerajaan yang dilakukan oleh Gowa terhadap kerajaan-kerajaan
bugis, bahkan ditanggapi untuk memecahkan ikrar bugis, bahkan ditanggapi untuk memecahkan ikrar
Tellu Pocco-e antara Bone, Wajo dan Soppeng. Hal ini Tellu Pocco-e antara Bone, Wajo dan Soppeng. Hal ini
kemudian menyebabkan proses pengislaman kepada kemudian menyebabkan proses pengislaman kepada
beberapa kerajaan Bugis melalui kekerasan, perang, ini beberapa kerajaan Bugis melalui kekerasan, perang, ini
pun kemudian meninggalkan luka di hati yang mendalam pun kemudian meninggalkan luka di hati yang mendalam
bagi para korban perang. bagi para korban perang.
Keberhasilan Gowa menyebarkan Islam bukan Keberhasilan Gowa menyebarkan Islam bukan
hanya meningkatkan ketenarannya di dalam menguasai hanya meningkatkan ketenarannya di dalam menguasai
jalur perdagangan menghadapi orang-orang Eropa di jalur perdagangan menghadapi orang-orang Eropa di
Sulawesi Selatan, bahkan sampai pada sekitar laut Jawa dan Sulawesi Selatan, bahkan sampai pada sekitar laut Jawa dan

vii vii
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Maluku atau pada daerah di pesisir utara pantai Sulawesi Maluku atau pada daerah di pesisir utara pantai Sulawesi
seperti Donggala, Gorontalo dan Manado. seperti Donggala, Gorontalo dan Manado.
Kebesaran dan keperkasaan Gowa membuatnya Kebesaran dan keperkasaan Gowa membuatnya
ingin menjadikan dirinya sebagai “polisi” bagi kerajaan- ingin menjadikan dirinya sebagai “polisi” bagi kerajaan-
kerajaan lain dalam rangka menciptakan stabilitas kerajaan lain dalam rangka menciptakan stabilitas
mengamankan kepentingan ekonomi. mengamankan kepentingan ekonomi.
Keraguan menerima Islam yang disebut oleh Keraguan menerima Islam yang disebut oleh
Gowa atas anggapan sebagai pendekatan baru Gowa Gowa atas anggapan sebagai pendekatan baru Gowa
mengembangkan kekuasaannya terbukti. Serangan Gowa mengembangkan kekuasaannya terbukti. Serangan Gowa
kepada Bone, kala itu di bawah kepemimpinan raja Bone kepada Bone, kala itu di bawah kepemimpinan raja Bone
La Maddaremmengyang ingin menegakkan ajaran Islam, La Maddaremmengyang ingin menegakkan ajaran Islam,
khususnya mengenai perbudakan, yang diserukan sendiri khususnya mengenai perbudakan, yang diserukan sendiri
oleh Gowa. oleh Gowa.
Kekalahan La Maddaremmeng raja Bone dalam Kekalahan La Maddaremmeng raja Bone dalam
perang menghadapi Gowa itu menjadi penyebab Bone perang menghadapi Gowa itu menjadi penyebab Bone
jatuh ke tangan Gowa. Bone pun menjadi kerajaan jajahan jatuh ke tangan Gowa. Bone pun menjadi kerajaan jajahan
dan ketika itu diperintah oleh “Jannang”, Tobala Arung dan ketika itu diperintah oleh “Jannang”, Tobala Arung
Tanete. Ketika itu Latenriaji melakukan perlawanan Tanete. Ketika itu Latenriaji melakukan perlawanan
terhadap Jannang Tobala yang diangkat sebagai penguasa terhadap Jannang Tobala yang diangkat sebagai penguasa
oleh rakyat Bone menimbulkan kemarahan Gowa, oleh rakyat Bone menimbulkan kemarahan Gowa,
menciptakan perang yang berakhir dengan kekalahan menciptakan perang yang berakhir dengan kekalahan
Latenriaji dan mewariskan tawanan perang, termasuk La Latenriaji dan mewariskan tawanan perang, termasuk La
Tenritatta yang ketika itu baru berusia sekitar Sembilan Tenritatta yang ketika itu baru berusia sekitar Sembilan
tahun yang kemudian diangkat sebagai pengawal pribadi tahun yang kemudian diangkat sebagai pengawal pribadi
oleh raja Gowa Karaeng Patingalloang. oleh raja Gowa Karaeng Patingalloang.
Pemahaman terhadap citra Arung Palakka yang Pemahaman terhadap citra Arung Palakka yang
dalam pergolakan hidupnya bukan hanya menjadi raja dalam pergolakan hidupnya bukan hanya menjadi raja
Bone ke 15, tetapi figure yang telah memerdekakan Bone Bone ke 15, tetapi figure yang telah memerdekakan Bone
dari Gowa akan mengajak kita berpikir dan agar memiliki dari Gowa akan mengajak kita berpikir dan agar memiliki
“jiwa zaman” (zeitgeist) tentang apa yang ada dalam “jiwa zaman” (zeitgeist) tentang apa yang ada dalam
pikiran dan benak Arung Palakka, agar penulis sejarah pikiran dan benak Arung Palakka, agar penulis sejarah
tidak melakukan anakronisme, melakukan tafsiran yang tidak melakukan anakronisme, melakukan tafsiran yang
tidak sesuai ruang dan waktu sejarah. tidak sesuai ruang dan waktu sejarah.

viii viii
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Sayangnya sejarah hanya dapat menyentuh hal- Sayangnya sejarah hanya dapat menyentuh hal-
hal yang terjadi, tidak dapat merekam suasana batin yang hal yang terjadi, tidak dapat merekam suasana batin yang
ada dibalik suatu peristiwa, dan realitas itulah kemudian ada dibalik suatu peristiwa, dan realitas itulah kemudian
secara telanjang menguasai penulisan sejarah “Arung secara telanjang menguasai penulisan sejarah “Arung
Palakka Penghianat dan kaki tangan Belanda”. Palakka Penghianat dan kaki tangan Belanda”.
Lembaga pendidikan formal bidang studi sejarah Lembaga pendidikan formal bidang studi sejarah
mengajarkan hal demikian dan telah membentuk mengajarkan hal demikian dan telah membentuk
pendapat umum seperti itu. Apakah ini berarti kita telah pendapat umum seperti itu. Apakah ini berarti kita telah
memandang kenyataan sejarah dengan kacamata nasional memandang kenyataan sejarah dengan kacamata nasional
dan melihatnya pada bagian permukaan saja. Tidak dan melihatnya pada bagian permukaan saja. Tidak
ada pengkajian dan penelitian tentang latar belakang ada pengkajian dan penelitian tentang latar belakang
persekutuan antara kerajaan Bone dengan kompeni persekutuan antara kerajaan Bone dengan kompeni
Belanda dari berbagai disiplin. Ataukah memenggalnya Belanda dari berbagai disiplin. Ataukah memenggalnya
dalam pandangan sejarah kontemporer atau sejarah partial dalam pandangan sejarah kontemporer atau sejarah partial
nasional. nasional.
Tidak heran jika paradoks pandangan antara Tidak heran jika paradoks pandangan antara
masyarakat pada masa kemerdekaan dengan masyarakat masyarakat pada masa kemerdekaan dengan masyarakat
pada masa colonial terhadap “strunggle integrity” Arung pada masa colonial terhadap “strunggle integrity” Arung
Palakka cenderung menimbulkan pertanyaan yang Palakka cenderung menimbulkan pertanyaan yang
fenomenal. Hal ini akan menarik bila kita mengkaji Bone fenomenal. Hal ini akan menarik bila kita mengkaji Bone
sejak berdirinya pada tahun 1330 sebagai independent sejak berdirinya pada tahun 1330 sebagai independent
state hingga ditaklukkan Gowa tahun 1611. state hingga ditaklukkan Gowa tahun 1611.
Status kerajaan Bone sebuah kekuasaan politik di Status kerajaan Bone sebuah kekuasaan politik di
nusantara dapat disetarakan dengan kerajaan-kerajaan nusantara dapat disetarakan dengan kerajaan-kerajaan
lain di nusantara waktu itu. Bagaimana kita memahami lain di nusantara waktu itu. Bagaimana kita memahami
kondisi ini dengan meletakkannya sebagai dasar pijakan kondisi ini dengan meletakkannya sebagai dasar pijakan
dan titik tolak Arung Palakka memerdekakan Bone dari dan titik tolak Arung Palakka memerdekakan Bone dari
Gowa yang telah memerangi Bone sejak tahun 1562. Gowa yang telah memerangi Bone sejak tahun 1562.
Penjajahan Gowa atas Bone adalah sebuah fakta sejarah Penjajahan Gowa atas Bone adalah sebuah fakta sejarah
yang di dalam lontara disebutkan “Naripuatana Bone yang di dalam lontara disebutkan “Naripuatana Bone
seppuloh pitu taungittana”. seppuloh pitu taungittana”.
Berbagai perlawanan demi perlawanan Bone untuk Berbagai perlawanan demi perlawanan Bone untuk
memerdekakan diri akhirnya bermuara pada persekutuan memerdekakan diri akhirnya bermuara pada persekutuan

ix ix
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Bone dengan Kompeni. Tidakkah persekutuan ini dapat Bone dengan Kompeni. Tidakkah persekutuan ini dapat
dipandang sebagai sikap politik Arung Palakka yang bukan dipandang sebagai sikap politik Arung Palakka yang bukan
hanya kebetulan pemimpin perlawanan rakyat Bone tetapi hanya kebetulan pemimpin perlawanan rakyat Bone tetapi
juga mendapat dukungan dari hadat Tujuh Bone. Adalah juga mendapat dukungan dari hadat Tujuh Bone. Adalah
sangat berbeda apabila Arung Palakka menggulingkan sangat berbeda apabila Arung Palakka menggulingkan
satu kekuasaan yang sah melalui bantuan kompeni, satu kekuasaan yang sah melalui bantuan kompeni,
sebagaimana dialami Sultan Haji di Banten untuk merebut sebagaimana dialami Sultan Haji di Banten untuk merebut
tahta kerajaan dari tangan ayahnya sendiri, Sultan Ageng tahta kerajaan dari tangan ayahnya sendiri, Sultan Ageng
Tirtayasa. Tirtayasa.
Sikap politik Arung Palakka yang demikian itu Sikap politik Arung Palakka yang demikian itu
bisa terjadi atas dukungan kerajaan-kerajaan lain yang bisa terjadi atas dukungan kerajaan-kerajaan lain yang
merupakan pula musuh kerajaan Gowa, yakni Buton dan merupakan pula musuh kerajaan Gowa, yakni Buton dan
Ternate. Demikian halnya dengan pembelokan militer Ternate. Demikian halnya dengan pembelokan militer
yang tiba-tiba bergabung dengan pasukan Arung Palakka yang tiba-tiba bergabung dengan pasukan Arung Palakka
sebanyak 5000 personil dan 86 perahu armada dari orang- sebanyak 5000 personil dan 86 perahu armada dari orang-
orang Bugis Bone dan Soppeng yang sebelumnya adalah orang Bugis Bone dan Soppeng yang sebelumnya adalah
angkatan perang Gowa. angkatan perang Gowa.
Perjuangan Arung Palakka mendapat dukungan Perjuangan Arung Palakka mendapat dukungan
dari para bangsawan dan hulu balang Bone dan dari para bangsawan dan hulu balang Bone dan
Soppeng melalui ikrar di Pattoro untuk membantu Soppeng melalui ikrar di Pattoro untuk membantu
perjuangan Arung Palakka. Perjuangan Arung Palakka perjuangan Arung Palakka. Perjuangan Arung Palakka
adalah perjuangan kolektif dan sistematik, sebuah adalah perjuangan kolektif dan sistematik, sebuah
perjuangan yang memiliki legitimasi moral bagi upaya perjuangan yang memiliki legitimasi moral bagi upaya
mempertahankan eksistensial diri atau kelompok. mempertahankan eksistensial diri atau kelompok.
Sejarah yang memandang persekutuan itu dalam Sejarah yang memandang persekutuan itu dalam
perspektif kekinian dan melepaskannya dari segenap perspektif kekinian dan melepaskannya dari segenap
bingkai waktu, emosi dan perasaan. Patut dipahami bingkai waktu, emosi dan perasaan. Patut dipahami
pandangan filsafat yang menyatakan bahwa apa yang pandangan filsafat yang menyatakan bahwa apa yang
berlangsung dalam dunia kehidupan sehari-hari jauh berlangsung dalam dunia kehidupan sehari-hari jauh
lebih daripada hanya fakta sosial atau sejarah (quaestio lebih daripada hanya fakta sosial atau sejarah (quaestio
facti) melainkan bahwa disana pun rasionalitas berperan facti) melainkan bahwa disana pun rasionalitas berperan
dengan mempermasalahkan kesahihan (quaestio iuris). dengan mempermasalahkan kesahihan (quaestio iuris).

x x
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Perjanjian Bongaya merupakan akhir perang antara Perjanjian Bongaya merupakan akhir perang antara
Gowa dengan sekutu Bone, Buton, Ternate dan kompeni Gowa dengan sekutu Bone, Buton, Ternate dan kompeni
dapat menjadi titik pijak memahami perjuangan Arung dapat menjadi titik pijak memahami perjuangan Arung
Palakka memerdekakan Bone butir penting perjanjian Palakka memerdekakan Bone butir penting perjanjian
itu, antara lain: Buton, Ternate, meliputi Pulau Sulawesi, itu, antara lain: Buton, Ternate, meliputi Pulau Sulawesi,
Selayar, Muna Utara Bone, Luwu dan Soppeng lepas dari Selayar, Muna Utara Bone, Luwu dan Soppeng lepas dari
Gowa serta melepaskan Raja Layu, Bangkala dan semua Gowa serta melepaskan Raja Layu, Bangkala dan semua
negeri-negeri yang dikalahkan sekutu Arung Palakka. negeri-negeri yang dikalahkan sekutu Arung Palakka.
Akhir peperangan itu tidak hanya dapat Akhir peperangan itu tidak hanya dapat
memerdekakan kerajaan Bone dari Gowa yang kemudian memerdekakan kerajaan Bone dari Gowa yang kemudian
Arung Palakka menjadi raja Bone menggantikan La Arung Palakka menjadi raja Bone menggantikan La
Maddaremmeng, tetapi juga sebagai kordinator daerah- Maddaremmeng, tetapi juga sebagai kordinator daerah-
daerah pendudukan yang berkedudukan di Bontoala dan daerah pendudukan yang berkedudukan di Bontoala dan
dari sinilah Arung Palakka mempersatukan kerajaan- dari sinilah Arung Palakka mempersatukan kerajaan-
kerajaan di Sulawesi Selatan. Kerajaan Bone sendiri pada kerajaan di Sulawesi Selatan. Kerajaan Bone sendiri pada
saat itu mengalami suatu masa yang disebut sebagai saat itu mengalami suatu masa yang disebut sebagai
“Wettutepu Kettenna Bone” (Waktu bulan purnamanya “Wettutepu Kettenna Bone” (Waktu bulan purnamanya
Bone). Bone).
Arung Palakka yang kesohor itu digantikan Arung Palakka yang kesohor itu digantikan
oleh kemenakannya sendiri sebagai raja Bone ke 16 oleh kemenakannya sendiri sebagai raja Bone ke 16
La Patau Matanna Tikka dengan mewasiatkan konsep La Patau Matanna Tikka dengan mewasiatkan konsep
persatuan dan kesatuan kerajaan, kelompok masyarakat persatuan dan kesatuan kerajaan, kelompok masyarakat
di Sulawesi Selatan. Namun kepopuleran Arung Palakka di Sulawesi Selatan. Namun kepopuleran Arung Palakka
itu berlangsung hanya sebelum kemerdekaan. Sesudah itu berlangsung hanya sebelum kemerdekaan. Sesudah
Indonesia merdeka Arung Palakka dikategorikan sebagai Indonesia merdeka Arung Palakka dikategorikan sebagai
“kaki tangan Belanda, penghianat bangsa” yang berawal “kaki tangan Belanda, penghianat bangsa” yang berawal
dari peristiwa yang berlangsung pada abad ke 17 dimana dari peristiwa yang berlangsung pada abad ke 17 dimana
pada saat itu setiap negara berusaha membesarkan pada saat itu setiap negara berusaha membesarkan
negaranya, menyusun pemerintahannya dan menjaga negaranya, menyusun pemerintahannya dan menjaga
stabilitas negaranya, menjalin hubungan kerjasama di stabilitas negaranya, menjalin hubungan kerjasama di
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan serta bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan serta
dalam abad itu pula terjadi perang antara kerajaan untuk dalam abad itu pula terjadi perang antara kerajaan untuk
memperluas batas-batas wilayah dan jalur perekonomian memperluas batas-batas wilayah dan jalur perekonomian

xi xi
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

masing-masing. masing-masing.
Sejarah memahami kejadiannya, kita yang masih Sejarah memahami kejadiannya, kita yang masih
hidup mengartikulasikan sesuai yang kita pahami. hidup mengartikulasikan sesuai yang kita pahami.
Manusia memang tidak menciptakan kebenaran, hanya Manusia memang tidak menciptakan kebenaran, hanya
menemukan kebenaran hakiki yang telah ada, dan itu pada menemukan kebenaran hakiki yang telah ada, dan itu pada
kausa prima. Mari kita bijak memberi pencitraan sesuai kausa prima. Mari kita bijak memberi pencitraan sesuai
tuntutan normatif empirik, tapi tidak dengan menepiskan tuntutan normatif empirik, tapi tidak dengan menepiskan
yang lain yang dapat kita tempatkan pada proporsinya yang lain yang dapat kita tempatkan pada proporsinya
serta tidak memetakan pertentangan secara berkelanjutan. serta tidak memetakan pertentangan secara berkelanjutan.
Bagaimanapun, sejarah telah melahirkan fakta empiris Bagaimanapun, sejarah telah melahirkan fakta empiris
dan yang tersisa adalah Arung Palakka dimakamkan di dan yang tersisa adalah Arung Palakka dimakamkan di
pemakaman raja-raja Gowa atas permintaan raja Gowa, pemakaman raja-raja Gowa atas permintaan raja Gowa,
Sultan Abdul Djalil, suatu pertanda kedamaian. Sultan Abdul Djalil, suatu pertanda kedamaian.
Tantangan mempersatukan, independensi, ke- Tantangan mempersatukan, independensi, ke-
merdekaan, harga diri, siri dan pesse. Arung Palakka merdekaan, harga diri, siri dan pesse. Arung Palakka
hidup pada zamannya. Kitalah yang menginterpretasikan hidup pada zamannya. Kitalah yang menginterpretasikan
atau menghakiminya.Semua hal yang dikemukakan atau menghakiminya.Semua hal yang dikemukakan
pada pengantar buku ini dapat dibaca pada tulisan para pada pengantar buku ini dapat dibaca pada tulisan para
sejarawan Nasional dan Daerah yang dipresentasikan pada sejarawan Nasional dan Daerah yang dipresentasikan pada
seminar yang dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten seminar yang dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Bone. Editor merangkumnya agar sejarah tidak tercecer Bone. Editor merangkumnya agar sejarah tidak tercecer
dan terlupakan. dan terlupakan.

Wassalam, Wassalam,

Editor Editor

xii xii
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Daftar Isi Daftar Isi

Pengantar Editor i Pengantar Editor i

Daftar Isi xiii Daftar Isi xiii

Pahlawan Kemerdekaan Tana Bone Pahlawan Kemerdekaan Tana Bone


Abu Hamid 1 Abu Hamid 1

Dari Tokoh Sejarah ke Tokoh Masyarakat Dari Tokoh Sejarah ke Tokoh Masyarakat
Abdurrachman Suryomihardjo 23 Abdurrachman Suryomihardjo 23

Pokok-Pokok Pikiran Arung Palakka dan Sultan Pokok-Pokok Pikiran Arung Palakka dan Sultan
Hasanuddin Pergumulan “Meraih” kebebasan Hasanuddin Pergumulan “Meraih” kebebasan
Anhar Gonggong 31 Anhar Gonggong 31

Perspektif Sejarah Arung Palakka Perspektif Sejarah Arung Palakka


Dalam Penciptaan Kesejahteraan Dalam Penciptaan Kesejahteraan
Edward L. Poelinggoman 35 Edward L. Poelinggoman 35

Citra Perjuangan Arung Palakka Citra Perjuangan Arung Palakka


Mukhlis 51 Mukhlis 51

Mengenal Arung Palakka Sebagai Liberator Mengenal Arung Palakka Sebagai Liberator
Sultan Kasim 65 Sultan Kasim 65

Perjuangan Arung Palakka Perjuangan Arung Palakka


Sarita Pawiloy 91 Sarita Pawiloy 91

Tentang Editor 109 Tentang Editor 109

xiii xiii
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

xiv xiv
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Pahlawan Kemerdekaan Pahlawan Kemerdekaan


Tana Bone Tana Bone
Abu Hamid Abu Hamid

I I
slamisasi di Sulawesi Selatan yang dipelopori slamisasi di Sulawesi Selatan yang dipelopori
oleh Kerajaan Gowa berlangsung secara damai, oleh Kerajaan Gowa berlangsung secara damai,
kecuali kerajaan-kerajaan Bugis yang kuat, kecuali kerajaan-kerajaan Bugis yang kuat,
seperti Bone, Wajo, dan Soppeng yang sudah terikat dalam seperti Bone, Wajo, dan Soppeng yang sudah terikat dalam
”Trialliance” atau “Tellumpocco” dalam tahun 1582, pada ”Trialliance” atau “Tellumpocco” dalam tahun 1582, pada
mulanya menolak ajakan Gowa. Penolakan itu didasarkan mulanya menolak ajakan Gowa. Penolakan itu didasarkan
pengalan perang sebelumnya yang masih menyimpan luka pengalan perang sebelumnya yang masih menyimpan luka
hati dan penderitaan yang belum terhapus. Masih segar hati dan penderitaan yang belum terhapus. Masih segar
ingatan mereka. Ketika raja Gowa ke-10 I Manriogau, ingatan mereka. Ketika raja Gowa ke-10 I Manriogau,
Karaeng Lakiung (1546-1565), menaklukkan kerajaan Karaeng Lakiung (1546-1565), menaklukkan kerajaan
Lamuru, Cenrana, Salomekko, Gantarang, Wajo, Sawitto, Lamuru, Cenrana, Salomekko, Gantarang, Wajo, Sawitto,
Soppeng dan yang lainnya dalam usahanya memperluas Soppeng dan yang lainnya dalam usahanya memperluas
kekuasaannya. Kemudian Gowa memerangi raja Bone ke-7 kekuasaannya. Kemudian Gowa memerangi raja Bone ke-7
La Tenrirawe bongkangnge (1560-1585) ±7 tahun lamanya. La Tenrirawe bongkangnge (1560-1585) ±7 tahun lamanya.
Masih diingat pula, masa damai yang diciptakan sendiri Masih diingat pula, masa damai yang diciptakan sendiri
oleh raja Gowa ke-12 Tunijallo (1565-1590), kemudian oleh raja Gowa ke-12 Tunijallo (1565-1590), kemudian
dilanggarnya sendiri. dilanggarnya sendiri.
Raja Gowa ke-13 Tunipasulu (1590-1593) Raja Gowa ke-13 Tunipasulu (1590-1593)
melakukan serangan pada kerajaan-kerajaan kecil di daerah melakukan serangan pada kerajaan-kerajaan kecil di daerah
Bugis lainnya, sehingga ajakan kerjasama dan seruan Bugis lainnya, sehingga ajakan kerjasama dan seruan
Gowa selalu ditanggapi secara ragu-ragu, bahwa Gowa Gowa selalu ditanggapi secara ragu-ragu, bahwa Gowa
tidak untuk menunjukkan jalan yang terbaik, sebagaimana tidak untuk menunjukkan jalan yang terbaik, sebagaimana
yang telah disepakati bersama, tetapi ingin menguasai yang telah disepakati bersama, tetapi ingin menguasai

1 1
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

daerah lain guna memperluas kuasanya dan mempertinggi daerah lain guna memperluas kuasanya dan mempertinggi
wibawa serta martabatnya. Bukan pula bertujuan untuk wibawa serta martabatnya. Bukan pula bertujuan untuk
menyatakan kekuatan dan cita-cita menghadapi kekuatan menyatakan kekuatan dan cita-cita menghadapi kekuatan
asing, melainkan ajakan itu bermaksud memecahkan asing, melainkan ajakan itu bermaksud memecahkan
persekutuan “TellumpoccoE”. Demikian tanggapan persekutuan “TellumpoccoE”. Demikian tanggapan
kerajaan-kerajaan Bugis terhadap kegiatan Gowa sebelum kerajaan-kerajaan Bugis terhadap kegiatan Gowa sebelum
menerima Islam secara resmi. menerima Islam secara resmi.
Kerajaan yang menolak seruan pengislaman, maka Kerajaan yang menolak seruan pengislaman, maka
ditempuh jalan kekerasan, sesudah ajakan damai dari ditempuh jalan kekerasan, sesudah ajakan damai dari
Gowa. Pengiriman laskar Gowa ke darah Bugis pertama Gowa. Pengiriman laskar Gowa ke darah Bugis pertama
kali dalam tahun 1608, dikalahkan oleh laskar Bugis yang kali dalam tahun 1608, dikalahkan oleh laskar Bugis yang
bergabung dalam persekutuan “TellumpoccoE”. Tahun bergabung dalam persekutuan “TellumpoccoE”. Tahun
berikutnya, laskar Gowa berhasil menundukkan Sidenreng berikutnya, laskar Gowa berhasil menundukkan Sidenreng
dan Soppeng. Lalu diislamkan Arung Matowa Wajo dan Soppeng. Lalu diislamkan Arung Matowa Wajo
dalam tahun 1610 dan raja Bone pada tahun 1611. Setelah dalam tahun 1610 dan raja Bone pada tahun 1611. Setelah
raja Bone berhasil mengakui Islam sebagai agamanya, raja Bone berhasil mengakui Islam sebagai agamanya,
merupakan prestasi bagi Gowa dengan merasa bahwa merupakan prestasi bagi Gowa dengan merasa bahwa
keamanan di daratan Sulawesi Selatan sudah terwujud. keamanan di daratan Sulawesi Selatan sudah terwujud.
Apalagi diikat oleh suatu ikatan agama yang sama. Kondisi Apalagi diikat oleh suatu ikatan agama yang sama. Kondisi
sosial yang sudah terwujud ini, merupakan bagian dari sosial yang sudah terwujud ini, merupakan bagian dari
strategi Gowa untuk menghadapi musuh dari laut, terutama strategi Gowa untuk menghadapi musuh dari laut, terutama
dari pedagang orang-orang Eropa. dari pedagang orang-orang Eropa.
Penaklukan daerah-daerah Bugis dalam fase Penaklukan daerah-daerah Bugis dalam fase
pengislaman, di lain pihak menyimpan luka dan kesan pengislaman, di lain pihak menyimpan luka dan kesan
yang mendalam bagi korban perang, amat sulit dilupakan. yang mendalam bagi korban perang, amat sulit dilupakan.
Penderitaan seperti ini, lazimnya tidak dipedulikan oleh Penderitaan seperti ini, lazimnya tidak dipedulikan oleh
Gowa, bahkan lebih bergairah mengatur strategi untuk Gowa, bahkan lebih bergairah mengatur strategi untuk
menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di sekitar menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di sekitar
laut Jawa dan Maluku. Perluasan pengaruh oleh Gowa laut Jawa dan Maluku. Perluasan pengaruh oleh Gowa
dilanjutkan dengan menduduki daerah-daerah yang dilanjutkan dengan menduduki daerah-daerah yang
terletak di pesisir pantai utara Sulawesi, seperti Donggala, terletak di pesisir pantai utara Sulawesi, seperti Donggala,
Gorontalo dan Menado. Daerah – daerah ini diperlukan Gorontalo dan Menado. Daerah – daerah ini diperlukan
untuk menghalangi musuh dari utara lewat Selat untuk menghalangi musuh dari utara lewat Selat

2 2
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Makassar. Daerah-daerah yang sudah memeluk Islam di Makassar. Daerah-daerah yang sudah memeluk Islam di
daratan Sulawesi Selatan, harus tenang dan menunjukkan daratan Sulawesi Selatan, harus tenang dan menunjukkan
kesetiaannya kepada kerajaan Gowa. Ajaran Islam harus kesetiaannya kepada kerajaan Gowa. Ajaran Islam harus
diresapi oleh penduduk, karena peresapan ajaran itu diresapi oleh penduduk, karena peresapan ajaran itu
merupakan bagian dari strategi untuk menjadi pegangan merupakan bagian dari strategi untuk menjadi pegangan
hidup rakyat dan turut memperkokoh kehidupan lembaga hidup rakyat dan turut memperkokoh kehidupan lembaga
pemerintahan. pemerintahan.

Bone Di bawah Kekuasaan Gowa Bone Di bawah Kekuasaan Gowa


Raja Bone ke-13 La Maddaremmeng (1631- Raja Bone ke-13 La Maddaremmeng (1631-
1644) sangat fanatik terhadap ajaran Islam dan berusaha 1644) sangat fanatik terhadap ajaran Islam dan berusaha
menjalankannya di tengah-tengah penduduk secara menjalankannya di tengah-tengah penduduk secara
murni dan konsekuen. Baginda menerima pelajaran murni dan konsekuen. Baginda menerima pelajaran
agama dari qadhi Bone bernama Faqih Amrullah. Baginda agama dari qadhi Bone bernama Faqih Amrullah. Baginda
memerintahkan kepada rakyatnya supaya ajaran Islam memerintahkan kepada rakyatnya supaya ajaran Islam
dijalankan secara patuh. Kerajaan tetangga seperti Soppeng, dijalankan secara patuh. Kerajaan tetangga seperti Soppeng,
Wajo, dan Ajatappareng, dianjurkan menjalankan hal yang Wajo, dan Ajatappareng, dianjurkan menjalankan hal yang
sama. Sejak La Maddaremmeng, ajaran Islam menyebar sama. Sejak La Maddaremmeng, ajaran Islam menyebar
ditaati oleh penduduk dalam waktu relatif singkat. ditaati oleh penduduk dalam waktu relatif singkat.
Salah satu ketetapan baginda yang mengagetkan Salah satu ketetapan baginda yang mengagetkan
semua pihak, ialah ketetapan tentang “larangan perbudakan”, semua pihak, ialah ketetapan tentang “larangan perbudakan”,
bahwa semua hamba sahaya harus dimerdekakan. Budak bahwa semua hamba sahaya harus dimerdekakan. Budak
yang dipekerjakan harus diberi upah yang sama dengan yang dipekerjakan harus diberi upah yang sama dengan
pekerja lainnya. Ketetapan baginda ini diberlakukan pekerja lainnya. Ketetapan baginda ini diberlakukan
bagi semua bangsawan dan penguasa daerah, tanpa bagi semua bangsawan dan penguasa daerah, tanpa
kecuali. Dengan pengumuman baginda ini, mengundang kecuali. Dengan pengumuman baginda ini, mengundang
tantangan dari para petinggi kerajaan, kaum bangsawan tantangan dari para petinggi kerajaan, kaum bangsawan
dan penguasa daerah, tidak setuju mentaati ketetapan. dan penguasa daerah, tidak setuju mentaati ketetapan.
Mereka merasa kehilangan wibawa dan miliknya yang Mereka merasa kehilangan wibawa dan miliknya yang
utama. Budak dianggap sama dengan harta, karena dapat utama. Budak dianggap sama dengan harta, karena dapat
dikurasi tenaganya bekerja untuk mendapatkan kekayaan. dikurasi tenaganya bekerja untuk mendapatkan kekayaan.
Para petinggi dan bangsawan tidak mampu bekerja kasar, Para petinggi dan bangsawan tidak mampu bekerja kasar,

3 3
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

berarti akan mengurangi perolehan dan merosotkan berarti akan mengurangi perolehan dan merosotkan
kekuasaan di mata rakyat umum. kekuasaan di mata rakyat umum.
Di antara pembesar kerajaan dan bangsawan yang Di antara pembesar kerajaan dan bangsawan yang
menentang kehendak baginda, adalah ibu kandungnya menentang kehendak baginda, adalah ibu kandungnya
sendiri yang yang berdiam di istana Pattiro. Bunda sendiri yang yang berdiam di istana Pattiro. Bunda
kandungnya We Tenrisoloreng Datuk Pattiro bersama- kandungnya We Tenrisoloreng Datuk Pattiro bersama-
sama dengan bangsawan yang ingin mentaati kepercayaan sama dengan bangsawan yang ingin mentaati kepercayaan
lama (pra Islam), menyingkir ke Gowa mengadu dan lama (pra Islam), menyingkir ke Gowa mengadu dan
meminta perlindungan dari raja Gowa ke-15 Sultan Malikus meminta perlindungan dari raja Gowa ke-15 Sultan Malikus
Said (1639-1653). Raja Gowa berusaha menyelesaikan Said (1639-1653). Raja Gowa berusaha menyelesaikan
secara damai, namun tidak berhasil. Raja Gowa menuduh secara damai, namun tidak berhasil. Raja Gowa menuduh
raja Bone La Maddaremmeng “tidak berbuat tenang” raja Bone La Maddaremmeng “tidak berbuat tenang”
dalam pemerintahaannya, bisa mengganggu rencana dalam pemerintahaannya, bisa mengganggu rencana
untuk menghadapi musuh dari luar (dari laut), tentu dari untuk menghadapi musuh dari luar (dari laut), tentu dari
kompeni Belanda. Kebesaran Gowa di bawah kekuasaan kompeni Belanda. Kebesaran Gowa di bawah kekuasaan
Sultan Malikus Said, mengangkat dirinya segai “polisi” bagi Sultan Malikus Said, mengangkat dirinya segai “polisi” bagi
kerajaan-kerajaan di daratan Sulawesi Selatan. kerajaan-kerajaan di daratan Sulawesi Selatan.
Dengan alasan ingin melindungi ibu dari anaknya Dengan alasan ingin melindungi ibu dari anaknya
yang durhaka, maka Sultan Malikus Said memaklumkan yang durhaka, maka Sultan Malikus Said memaklumkan
perang kepada Bone. Laskar Gowa dibantu oleh sekutunya perang kepada Bone. Laskar Gowa dibantu oleh sekutunya
menghadapi laskar Bone, perang berlangsung dengan menghadapi laskar Bone, perang berlangsung dengan
hebatnya. Jumlah laskar Gowa dengan persenjataan hebatnya. Jumlah laskar Gowa dengan persenjataan
lengkap, tidak sebanding dengan laskar-laskar Bone, lengkap, tidak sebanding dengan laskar-laskar Bone,
maka La Maddaremmeng bersama saudaranya La Tenriaji maka La Maddaremmeng bersama saudaranya La Tenriaji
Tosenrima, meninggalkan Bone menyingkir ke Larompong, Tosenrima, meninggalkan Bone menyingkir ke Larompong,
lalu ke Cimpu dalam kerajaan Luwu, terjadi pada tahun lalu ke Cimpu dalam kerajaan Luwu, terjadi pada tahun
1644. Dalam tahun ini pula, raja La Maddaremmeng 1644. Dalam tahun ini pula, raja La Maddaremmeng
tertangkap dan dibawa ke Gowa untuk diasingkan ke tertangkap dan dibawa ke Gowa untuk diasingkan ke
Sanrangeng, sedang La Tenriaji lolos dari penangkapan, Sanrangeng, sedang La Tenriaji lolos dari penangkapan,
kemudian hari ia kembali ke Bone. kemudian hari ia kembali ke Bone.
Kekalahan La Maddaremmeng dalam perang, Kekalahan La Maddaremmeng dalam perang,
berarti kedudukan raja di Bone, sudah kosong. Mulai berarti kedudukan raja di Bone, sudah kosong. Mulai
tahun itu, Bone dijadikan kerajaan jajahan oleh Gowa, tahun itu, Bone dijadikan kerajaan jajahan oleh Gowa,

4 4
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

sebagaimana yang tersebut dalam kontrak, naripoatana sebagaimana yang tersebut dalam kontrak, naripoatana
Bone seppulo pitu taung ittana (maka diperhambalah Bone Bone seppulo pitu taung ittana (maka diperhambalah Bone
tujuh belas tahun lamanya). La Maddaremmeng diperangi tujuh belas tahun lamanya). La Maddaremmeng diperangi
dan dibuang, hanya karena berusaha menegakkan ajaran dan dibuang, hanya karena berusaha menegakkan ajaran
Islam yang diserukan sendiri oleh raja Gowa. Sementara Islam yang diserukan sendiri oleh raja Gowa. Sementara
Gowa mempertahankan keberadaan budak-budak untuk Gowa mempertahankan keberadaan budak-budak untuk
dijadikan laskar di masa perang dan pekerja di masa damai. dijadikan laskar di masa perang dan pekerja di masa damai.
Di sini tampak perbedaan kepentingan antar raja Bone dan Di sini tampak perbedaan kepentingan antar raja Bone dan
Gowa, di samping perbedaan menerapkan ajaran Islam Gowa, di samping perbedaan menerapkan ajaran Islam
dalam kehidupan masyarakat. dalam kehidupan masyarakat.
Dalam tahun 1644, kerajaan Bone resmi di bawah Dalam tahun 1644, kerajaan Bone resmi di bawah
kekuasaan Gowa sebagai jajahan, atau bisa disebut daerah kekuasaan Gowa sebagai jajahan, atau bisa disebut daerah
protektorat (protectorate). Pada mulanya Sultan Gowa protektorat (protectorate). Pada mulanya Sultan Gowa
menunjuk pamannya Karaeng Sumanna sebagai wakil menunjuk pamannya Karaeng Sumanna sebagai wakil
untuk menjalankan pemerintahan, namun ia merasa untuk menjalankan pemerintahan, namun ia merasa
tidak mampu. Karaeng Sumanna menunjuk Tobala Arung tidak mampu. Karaeng Sumanna menunjuk Tobala Arung
Tanete atas persetujuan Sultan, diangkat menjalankan Tanete atas persetujuan Sultan, diangkat menjalankan
pemerintahan di Bone sebagai wakil dari Sultan Gowa, pemerintahan di Bone sebagai wakil dari Sultan Gowa,
dengan gelar “jannang”. dengan gelar “jannang”.
Latenriaji yang lolos dari penangkapan di Cimpu Latenriaji yang lolos dari penangkapan di Cimpu
sudah berada di Bone, melihat suasana pemerintahan sudah berada di Bone, melihat suasana pemerintahan
atas perlakuan raja Gowa. Pengangkatan Tobala jadi wakil atas perlakuan raja Gowa. Pengangkatan Tobala jadi wakil
pemerintah Gowa di Bone, dirasakannya suatu penghinaan. pemerintah Gowa di Bone, dirasakannya suatu penghinaan.
Ia memberontak terhadap kekuasaan Gowa, bersama-sama Ia memberontak terhadap kekuasaan Gowa, bersama-sama
dengan bangsawan yang tidak setuju perlakuan tersebut. dengan bangsawan yang tidak setuju perlakuan tersebut.
Dalam tahun 1644, La Tenriaji diangkat oleh para petinggi Dalam tahun 1644, La Tenriaji diangkat oleh para petinggi
dan pemuka masyarakat menjadi raja Bone. Terjadilah dan pemuka masyarakat menjadi raja Bone. Terjadilah
dua penguasa dalam pemerintahan. Di satu pihak, Tobala dua penguasa dalam pemerintahan. Di satu pihak, Tobala
sebagai penguasa boneka mewakili Gowa, sedang La sebagai penguasa boneka mewakili Gowa, sedang La
Tenriaji yang diangkat oleh rakyat. Tenriaji yang diangkat oleh rakyat.
Dalam hubungan pemberontakan La Tenriaji Dalam hubungan pemberontakan La Tenriaji
itu, segera raja Gowa mengirimkan laskar yang kuat ke itu, segera raja Gowa mengirimkan laskar yang kuat ke
Bone yang dibentuk oleh sekutu-sekutunya. Pasukan La Bone yang dibentuk oleh sekutu-sekutunya. Pasukan La

5 5
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Tenriaji dikepung dari tiga arah. Laskar Wajo dan Luwu Tenriaji dikepung dari tiga arah. Laskar Wajo dan Luwu
dari arah utara, laskar Gowa dari arah selatan, sedang dari arah utara, laskar Gowa dari arah selatan, sedang
armada Gowa mengancam dari laut. La Tenriaji bersama armada Gowa mengancam dari laut. La Tenriaji bersama
pasukannya, terakhir bertahan di Benteng Pasempe. pasukannya, terakhir bertahan di Benteng Pasempe.
Pertempuran berlangsung amat sengit. Orang Bone Pertempuran berlangsung amat sengit. Orang Bone
mengamuk habis-habisan mempertahankan diri dan mengamuk habis-habisan mempertahankan diri dan
membeli kehormatannya. Berguguran korban kedua belah membeli kehormatannya. Berguguran korban kedua belah
pihak. Namun, musuh tak tepermanai banyaknya, datang pihak. Namun, musuh tak tepermanai banyaknya, datang
mengepung secara bergelombang, pertarungan tidak mengepung secara bergelombang, pertarungan tidak
seimbang. Akhirnya orang Bone terpaksa mengalah. seimbang. Akhirnya orang Bone terpaksa mengalah.
Raja La Tenriaji ditangkap bersama pembesar dan Raja La Tenriaji ditangkap bersama pembesar dan
bangsawan yang turut dalam perang, lalu dibuang ke Siang bangsawan yang turut dalam perang, lalu dibuang ke Siang
(Pangkajene). Di sanalah Lara Tenriaji wafat. Tawanan (Pangkajene). Di sanalah Lara Tenriaji wafat. Tawanan
perang lainnya termasuk nenek dan kedua orang tua serta perang lainnya termasuk nenek dan kedua orang tua serta
La Tenritatta sendiri. Saat itu, La Tenritatta (Arung Palakka) La Tenritatta sendiri. Saat itu, La Tenritatta (Arung Palakka)
berusia ±9 tahun. Keluarga bangsawan ini, ditawan di berusia ±9 tahun. Keluarga bangsawan ini, ditawan di
Gowa dan dibawah pengawasan Mangkubumi Karaeng Gowa dan dibawah pengawasan Mangkubumi Karaeng
Patingaloang. La Tenritatta yang masih remaja diangkat Patingaloang. La Tenritatta yang masih remaja diangkat
oleh Mangkubumi menjadi pembawa puang. Meskipun oleh Mangkubumi menjadi pembawa puang. Meskipun
keluarga bangsawan Soppeng dan Bone yang kalah perang, keluarga bangsawan Soppeng dan Bone yang kalah perang,
tetap diperlakukan sebagai tawanan perang. Karaeng tetap diperlakukan sebagai tawanan perang. Karaeng
Patingaloang adalah seorang yang cerdas dan bijaksana, Patingaloang adalah seorang yang cerdas dan bijaksana,
pengatur strategi perang dan pertahanan kerajaan Gowa, pengatur strategi perang dan pertahanan kerajaan Gowa,
turut membesarkan La Tenritatta sebagai pengawal turut membesarkan La Tenritatta sebagai pengawal
pribadi, sampai wafatnya tanggal 15 September 1654. pribadi, sampai wafatnya tanggal 15 September 1654.
Selama 10 tahun La Tenritatta sebagai pengawal pribadi, Selama 10 tahun La Tenritatta sebagai pengawal pribadi,
sampai wafatnya tanggal 15 September 1654. Selama 10 sampai wafatnya tanggal 15 September 1654. Selama 10
tahun La Tenritatta melihat dan mengetahiu banyak dari tahun La Tenritatta melihat dan mengetahiu banyak dari
Karaeng Patingaloang. Beliau digantikan oleh puteranya Karaeng Patingaloang. Beliau digantikan oleh puteranya
Abd. Hamid Karaeng Karunrung sebagai Mangkubumi. Abd. Hamid Karaeng Karunrung sebagai Mangkubumi.
Sesudah perang Pasempe, Gowa lebih hati-hati Sesudah perang Pasempe, Gowa lebih hati-hati
dan memperkeras sikapnya terhadap Bone. Tobala tidak dan memperkeras sikapnya terhadap Bone. Tobala tidak
terlibat dalam perang Pasempe, sehingga ia dikukuhkan terlibat dalam perang Pasempe, sehingga ia dikukuhkan

6 6
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

kembali sebagai jannang di Bone. Walaupun Tobala kembali sebagai jannang di Bone. Walaupun Tobala
salah seorang anggota Ade Pitu (tujuh menteri), tugasnya salah seorang anggota Ade Pitu (tujuh menteri), tugasnya
sebagai wakil Gowa harus menjalankan secara keras. Masa sebagai wakil Gowa harus menjalankan secara keras. Masa
penjajahan ini, rakyat Bone sungguh-sungguh merasakan penjajahan ini, rakyat Bone sungguh-sungguh merasakan
tekanan hebat tak terperikan. Semua hasil bumi dan pajak, tekanan hebat tak terperikan. Semua hasil bumi dan pajak,
dikumpulkan oleh Tobala untuk membiayai perang Gowa dikumpulkan oleh Tobala untuk membiayai perang Gowa
melawan Kompeni Belanda. Banyak orang Bone, Soppeng melawan Kompeni Belanda. Banyak orang Bone, Soppeng
dan Luwu yang merantau ke Malaysia, Sumatera dan dan Luwu yang merantau ke Malaysia, Sumatera dan
Borneo, tersebar mencari nasibnya sendiri. Borneo, tersebar mencari nasibnya sendiri.
Karaeng Karunrung harus bersikap keras kepada Karaeng Karunrung harus bersikap keras kepada
siapa saja, mengingat perangnya melawan Kompeni di siapa saja, mengingat perangnya melawan Kompeni di
laut Buru dalam tahun 1651, Gowa mengalami kekalahan laut Buru dalam tahun 1651, Gowa mengalami kekalahan
besar, demikian pula perjanjian tanggal 28 Desember 1655 besar, demikian pula perjanjian tanggal 28 Desember 1655
amat merugikan Gowa, karena dilarang berdagang ke amat merugikan Gowa, karena dilarang berdagang ke
Maluku. Ditambah lagi perebutan benteng Pa’nakkukang Maluku. Ditambah lagi perebutan benteng Pa’nakkukang
oleh Kompeni dengan perjanjian tanggal 19 Agustus 1660, oleh Kompeni dengan perjanjian tanggal 19 Agustus 1660,
Gowa didesak untuk melepaskan penguasaannya terhadap Gowa didesak untuk melepaskan penguasaannya terhadap
Buton, Manado dan tidak boleh berdagang ke Maluku. Buton, Manado dan tidak boleh berdagang ke Maluku.
Dalam tahun ini, Panakkukang sudah dikuasai oleh Dalam tahun ini, Panakkukang sudah dikuasai oleh
Kompeni dan mengancam benteng Somba Opu. Daerah Kompeni dan mengancam benteng Somba Opu. Daerah
kekuasaan Gowa makin sempit di Indonesia Bagian Timur, kekuasaan Gowa makin sempit di Indonesia Bagian Timur,
sisa daerah Sulawesi Selatan. Ini terjadi sesudah wafatnya sisa daerah Sulawesi Selatan. Ini terjadi sesudah wafatnya
Sultan Malikus Said 4,9 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 5 Sultan Malikus Said 4,9 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 5
November 1655. November 1655.
Sementara kerajaan-kerajaan di daerah Sulawesi Sementara kerajaan-kerajaan di daerah Sulawesi
Selatan yang selalu mengancam Gowa, adalah kerajaan Selatan yang selalu mengancam Gowa, adalah kerajaan
Bone, dianggap seperti “duri dalam daging” , walaupun Bone, dianggap seperti “duri dalam daging” , walaupun
sudah menjadi Negara protektorat yang diperintah oleh sudah menjadi Negara protektorat yang diperintah oleh
Jannang Tobala. Setiap gerakan dari kerajaan di Sulawesi Jannang Tobala. Setiap gerakan dari kerajaan di Sulawesi
Selatan, cepat di matikan oleh Gowa, demi untuk Selatan, cepat di matikan oleh Gowa, demi untuk
menghadapi ancaman musuhnya dari laut, yakni Kompeni menghadapi ancaman musuhnya dari laut, yakni Kompeni
Belanda. Apalagi jalur perdagangannya ke perairan Maluku Belanda. Apalagi jalur perdagangannya ke perairan Maluku
dan laut Jawa, sebagian besar sudah dilumpuhkan. dan laut Jawa, sebagian besar sudah dilumpuhkan.

7 7
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Dalam keadaan demikian, Sultan Hasanuddin Dalam keadaan demikian, Sultan Hasanuddin
merasa lebih terdesak, sehingga memilih berperang dari merasa lebih terdesak, sehingga memilih berperang dari
pada selalu melakukan perjanjian damai. Oleh karena pada selalu melakukan perjanjian damai. Oleh karena
setiap “perundingan damai”, selalu menguntungkan setiap “perundingan damai”, selalu menguntungkan
Kompeni. Sementara menunggu Karaeng Popo selaku Kompeni. Sementara menunggu Karaeng Popo selaku
utusan ke Batavia untuk merundingkan perjanjian damai, utusan ke Batavia untuk merundingkan perjanjian damai,
Sultan memerintahkan kepada Mangkabumi Karaeng Sultan memerintahkan kepada Mangkabumi Karaeng
Karunrung mendirikan benteng Mariso di sebelah Utara Karunrung mendirikan benteng Mariso di sebelah Utara
Benteng Somba Opu dan membuat parit pertahanan dari Benteng Somba Opu dan membuat parit pertahanan dari
Binanga beru sampai ke Ujung Tanah, panjangnya 2 ½ mil. Binanga beru sampai ke Ujung Tanah, panjangnya 2 ½ mil.
Menurut perhitungan strategi Karaeng Karunrung, bahwa Menurut perhitungan strategi Karaeng Karunrung, bahwa
musuh dari laut lebih besar dari pada daratan. Pembuatan musuh dari laut lebih besar dari pada daratan. Pembuatan
benteng dan parit, merupakan taktik dalam strategi perang benteng dan parit, merupakan taktik dalam strategi perang
dan pertahanan. dan pertahanan.

Pengerahan Tenaga Kerja Dari Bone Pengerahan Tenaga Kerja Dari Bone
Bibit keresahan dan kebencian bermula dari Bibit keresahan dan kebencian bermula dari
tawanan perang Pasempe yang sudah berada di Gowa tawanan perang Pasempe yang sudah berada di Gowa
kurang lebih 16 tahun, atas perlakuan keras dan kasar dari kurang lebih 16 tahun, atas perlakuan keras dan kasar dari
penguasa, terutama sesudah terdesak jalur perdagangan penguasa, terutama sesudah terdesak jalur perdagangan
diseputar laut Jawa dan Maluku. Pemasukan keuangan diseputar laut Jawa dan Maluku. Pemasukan keuangan
Negara berkurang dan bantuan persenjataan dari Negara berkurang dan bantuan persenjataan dari
Portugis, sudah terbatas. Semua tahanan, harus ikut dalam Portugis, sudah terbatas. Semua tahanan, harus ikut dalam
pembuatan benteng dan parit. pembuatan benteng dan parit.
Benteng Panakkukang harus dipisahkan dari Benteng Panakkukang harus dipisahkan dari
daratan Gowa dengan menggali parit sebagai tempat daratan Gowa dengan menggali parit sebagai tempat
pertahanan. Sehubungan dengan itu, Karaeng Karunrung pertahanan. Sehubungan dengan itu, Karaeng Karunrung
memerintahkan kepada Tobala, mengarahkan 10.000 memerintahkan kepada Tobala, mengarahkan 10.000
orang Bone ke Gowa untuk bekerja, tanpa memilih bulu orang Bone ke Gowa untuk bekerja, tanpa memilih bulu
siapa saja yang dapat bekerja untuk menyelesaikan parit siapa saja yang dapat bekerja untuk menyelesaikan parit
dalam waktu kurang 40 hari. Rombongan orang Bone, dalam waktu kurang 40 hari. Rombongan orang Bone,
dipimpin oleh Jannang Tobala dalam buylan Juli 1660. dipimpin oleh Jannang Tobala dalam buylan Juli 1660.

8 8
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Mereka membawa alat-alat penggali berjalan kaki ratusan Mereka membawa alat-alat penggali berjalan kaki ratusan
Kilometer selama empat hari untuk mencapai Gowa. Kilometer selama empat hari untuk mencapai Gowa.
Banyak diantara mereka sakit, terutama anak-anak dan Banyak diantara mereka sakit, terutama anak-anak dan
orang tua. Langsung bekerja menggali parit dan sebagian orang tua. Langsung bekerja menggali parit dan sebagian
membangun Benteng Mariso. Menjelang beberapa hari membangun Benteng Mariso. Menjelang beberapa hari
bekerja siang malam dengan makanan seadanya, banyak bekerja siang malam dengan makanan seadanya, banyak
diantara mereka terkena penyakit dan diantaranya ada diantara mereka terkena penyakit dan diantaranya ada
yang melarikan diri. Bila mereka yang lari, ditemukan oleh yang melarikan diri. Bila mereka yang lari, ditemukan oleh
laskar Gowa, mereka disiksa setengah mati. Laksana hewan laskar Gowa, mereka disiksa setengah mati. Laksana hewan
dipaksa bekerja menurut kehendak tuannya. dipaksa bekerja menurut kehendak tuannya.
Karaeng Karunrung sebagai arsitek dari penggalian Karaeng Karunrung sebagai arsitek dari penggalian
ini, bertambah marah dan berlaku keras, karena makin ini, bertambah marah dan berlaku keras, karena makin
hari banyak pekerja yang melarikan diri. Direncanakan, hari banyak pekerja yang melarikan diri. Direncanakan,
bahwa parit-parit pertahanan dari Barombong ke Ujung bahwa parit-parit pertahanan dari Barombong ke Ujung
Tanah sepanjang pantai, selesai sebelum turun hujan bulan Tanah sepanjang pantai, selesai sebelum turun hujan bulan
Oktober/November. Semua tawanan perang yang ada Oktober/November. Semua tawanan perang yang ada
di ibu kota, diperintahkan ikut kerja sebagai pengganti di ibu kota, diperintahkan ikut kerja sebagai pengganti
mereka yang melarikan diri. Ayah La Tenritatta dibebaskan mereka yang melarikan diri. Ayah La Tenritatta dibebaskan
dari kerja fisik, namun pedih hati melihat orang Bone dari kerja fisik, namun pedih hati melihat orang Bone
dan orang Soppeng bekerja paksa dengan penderitaan dan orang Soppeng bekerja paksa dengan penderitaan
yang menyedihkan, beliau mengamuk di hadapan yang menyedihkan, beliau mengamuk di hadapan
Sultan Hasanuddin untuk membebaskan rakyatnya atau Sultan Hasanuddin untuk membebaskan rakyatnya atau
sempungi’na. Ia dibunuh dengan sangat ngeri oleh algojo sempungi’na. Ia dibunuh dengan sangat ngeri oleh algojo
yang disaksikan oleh Karaeng Karunrung, sebab berani yang disaksikan oleh Karaeng Karunrung, sebab berani
menentang hanya karena melihat pekerja yang lari, menentang hanya karena melihat pekerja yang lari,
dihukum mati. dihukum mati.
La Tenritatta yang lazim disebut di Makassar La Tenritatta yang lazim disebut di Makassar
dengan gelar Daeng Serang, setelah menyaksikan dengan gelar Daeng Serang, setelah menyaksikan
pembunuhan ayahnya dan pekerja paksa dari Soppeng pembunuhan ayahnya dan pekerja paksa dari Soppeng
dan Bone, bersumpah akan menuntut “utang darah dan Bone, bersumpah akan menuntut “utang darah
bayar darah” atas kematian ayahnya serta puluhan orang bayar darah” atas kematian ayahnya serta puluhan orang
sempugi’na. Direncanakannya suatu pemberontakan secara sempugi’na. Direncanakannya suatu pemberontakan secara
besar-besaran untuk memerdekakan Bone dari belenggu besar-besaran untuk memerdekakan Bone dari belenggu

9 9
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

penjajahan Gowa. Usia La Tenritatta sudah memasuki 25 penjajahan Gowa. Usia La Tenritatta sudah memasuki 25
tahun dan sudah dikenal oleh orang Bone dan Soppeng. tahun dan sudah dikenal oleh orang Bone dan Soppeng.
Mulailah La Tenritatta menggerakkan semua Mulailah La Tenritatta menggerakkan semua
pekerja dan tawanan melarikan diri, sesuai dengan rencana pekerja dan tawanan melarikan diri, sesuai dengan rencana
untuk berkumpul di Lamuru. Kebetulan raja Gowa bersama untuk berkumpul di Lamuru. Kebetulan raja Gowa bersama
petinggi kerajaan menghadiri upacara keberhasilan panen, petinggi kerajaan menghadiri upacara keberhasilan panen,
sehingga pelarian berhasil dengan lancar. Pertemuan sehingga pelarian berhasil dengan lancar. Pertemuan
mereka di Lamuru, dilaporkannya kepada Tobala di Bone mereka di Lamuru, dilaporkannya kepada Tobala di Bone
dan Datuk Soppeng mengenai peristiwa tersebut dan dan Datuk Soppeng mengenai peristiwa tersebut dan
mengundang keduanya untuk berunding di Atappang dekat mengundang keduanya untuk berunding di Atappang dekat
Mampu. Perundingan di Atappang ini telah melahirkan Mampu. Perundingan di Atappang ini telah melahirkan
kebulatan tekad untuk menyatakan kekuatan Bone dan kebulatan tekad untuk menyatakan kekuatan Bone dan
Soppeng melawan Gowa. La Tenritatta sudah mulai Soppeng melawan Gowa. La Tenritatta sudah mulai
dikenal dengan gelar Datuk Mario yang telah dilekatkan dikenal dengan gelar Datuk Mario yang telah dilekatkan
oleh ibunya sejak ia remaja. oleh ibunya sejak ia remaja.

Upaya Memerdekakan Rakyat Bone Upaya Memerdekakan Rakyat Bone


Peristiwa pelarian para pekerja paksa dari Bone Peristiwa pelarian para pekerja paksa dari Bone
dan Soppeng, amat mengagetkan campur marah oleh raja dan Soppeng, amat mengagetkan campur marah oleh raja
Gowa. Seketika itu pula memerintahkan Karaeng Sumanna Gowa. Seketika itu pula memerintahkan Karaeng Sumanna
untuk memburu dan menangkap La Tenritatta. Tiga hari untuk memburu dan menangkap La Tenritatta. Tiga hari
berikutnya laskar Gowa sudah sampai di Lamuru. Laskar berikutnya laskar Gowa sudah sampai di Lamuru. Laskar
Datuk Mario berjumlah 11.000 orang dari gabungan laskar Datuk Mario berjumlah 11.000 orang dari gabungan laskar
Soppeng dan Bone. Pada mulanya, laskar Gowa terpukul Soppeng dan Bone. Pada mulanya, laskar Gowa terpukul
mundur. Di sinilah pertama kali Datuk Mario menunjukkan mundur. Di sinilah pertama kali Datuk Mario menunjukkan
keberanian dan taktik perang yang dipelajarinya dari keberanian dan taktik perang yang dipelajarinya dari
Karaeng Patingaloang. Andaikan tidak datang bantuan Karaeng Patingaloang. Andaikan tidak datang bantuan
dari Wajo membantu Gowa, maka laskar Gowa akan dari Wajo membantu Gowa, maka laskar Gowa akan
kewalahan. Laskar Soppeng kembali menghadapi laskar kewalahan. Laskar Soppeng kembali menghadapi laskar
Wajo, sehingga kekuatan Bone menjadi lemah. Dalam hal Wajo, sehingga kekuatan Bone menjadi lemah. Dalam hal
demikian, laskar Bone atas pimpinan Tobala mundur ke demikian, laskar Bone atas pimpinan Tobala mundur ke
Bone Utara (Timurung, Sailong, Mampu). Bone Utara (Timurung, Sailong, Mampu).

10 10
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Pertempuran di Mampu berlangsung dengan Pertempuran di Mampu berlangsung dengan


sengitnya. Tobala yang berani menerobos ke tengah sengitnya. Tobala yang berani menerobos ke tengah
peperangan, seorang laskar berkuda Gowa berhasil peperangan, seorang laskar berkuda Gowa berhasil
menombak dan menetak kepalanya, sehingga gugur pada menombak dan menetak kepalanya, sehingga gugur pada
tanggal 11 Oktober 1660. Laskar Bone mulai kucar kacir tanggal 11 Oktober 1660. Laskar Bone mulai kucar kacir
atas kematian Tobala, menyebabkan La Tenritatta Datu atas kematian Tobala, menyebabkan La Tenritatta Datu
Mario mengubah taktiknya dengan mengundurkan diri ke Mario mengubah taktiknya dengan mengundurkan diri ke
pegunungan Soppeng-Tanete. Sejak tewasnya Tobala, La pegunungan Soppeng-Tanete. Sejak tewasnya Tobala, La
Tenritatta menjadi buronan Gowa. Tenritatta menjadi buronan Gowa.
Dalam keadaan terdesak, La Tenritatta Dalam keadaan terdesak, La Tenritatta
mengumpulkan laskar Bone dan Soppeng sebanyak mengumpulkan laskar Bone dan Soppeng sebanyak
4.000 orang, lalu menyerbu Wajo yang pernah membantu 4.000 orang, lalu menyerbu Wajo yang pernah membantu
Gowa dalam perangnya di Lamuru. Siasat beliau ingin Gowa dalam perangnya di Lamuru. Siasat beliau ingin
memisahkan Wajo dari Gowa. Rupanya beliau tidak berhasil, memisahkan Wajo dari Gowa. Rupanya beliau tidak berhasil,
karena Gowa tetap setia membantu Wajo. Sementara Wajo karena Gowa tetap setia membantu Wajo. Sementara Wajo
tak dapat melepaskan diri dari persekutuannya dengan tak dapat melepaskan diri dari persekutuannya dengan
Gowa, oleh karena kepentingan jalur perdagangan perlu Gowa, oleh karena kepentingan jalur perdagangan perlu
diamankan. diamankan.
Tak ada jalan keluar bagi La Tenrietta, kecuali Tak ada jalan keluar bagi La Tenrietta, kecuali
meninggalkan daerah Wajo dan Bone ke daerah meninggalkan daerah Wajo dan Bone ke daerah
pegunungan Tanete. Namun laskar Gowa tetap mengejarnya pegunungan Tanete. Namun laskar Gowa tetap mengejarnya
di mana pun ia bersama pasukannya yang masih setia di mana pun ia bersama pasukannya yang masih setia
kepadanya. Tujuan Gowa adalah menangkapnya, kepadanya. Tujuan Gowa adalah menangkapnya,
apakah hidup atau mati. Di pegunungan Ompungen apakah hidup atau mati. Di pegunungan Ompungen
beliau bersembunyi atas perlindungan orang-orang beliau bersembunyi atas perlindungan orang-orang
Tanete. Hampir saja ia tertangkap, sekiranya tidak cepat Tanete. Hampir saja ia tertangkap, sekiranya tidak cepat
meninggalkan pegunungan Ompungeng. Siasat perang meninggalkan pegunungan Ompungeng. Siasat perang
Gerilya, menyerang dan mundur tak dapat dipertahankan Gerilya, menyerang dan mundur tak dapat dipertahankan
lagi. Suara hati mengatakan “aja’ naitai bati’ napeppeng to lagi. Suara hati mengatakan “aja’ naitai bati’ napeppeng to
Gowa”, namun tekad adalah satu; lebih baik mati berkalang Gowa”, namun tekad adalah satu; lebih baik mati berkalang
tanah daripada dijajah”. Ikhtiar dan upaya memerdekakan tanah daripada dijajah”. Ikhtiar dan upaya memerdekakan
Negara Bone, tetap harus dijalankan dengan dengan Negara Bone, tetap harus dijalankan dengan dengan
menempuh segala macam cara. Budi luhur yang terbit dari menempuh segala macam cara. Budi luhur yang terbit dari

11 11
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

hati nurani La Tenritatta, rasa manusiawi’melihat bangsanya hati nurani La Tenritatta, rasa manusiawi’melihat bangsanya
diperlakukan dengan tak senonoh, menjadi motivasi untuk diperlakukan dengan tak senonoh, menjadi motivasi untuk
meneruskan perjuangan. Di lain pihak, dirasakannya tak meneruskan perjuangan. Di lain pihak, dirasakannya tak
sejengkal tanah di daratan Sulawesi Selatan yang diizinkan sejengkal tanah di daratan Sulawesi Selatan yang diizinkan
oleh Gowa untuk hidup. oleh Gowa untuk hidup.
Diputuskannya untuk meninggalkan Sulawesi Diputuskannya untuk meninggalkan Sulawesi
Selatan bersama laskarnya yang setia sebanyak 400 orang, Selatan bersama laskarnya yang setia sebanyak 400 orang,
menuju pulau Buton. Pada hari Sabtu tanggal 25 Desamber menuju pulau Buton. Pada hari Sabtu tanggal 25 Desamber
1660, bertolak dari Campalagian (palette) ke Buton, hanya 1660, bertolak dari Campalagian (palette) ke Buton, hanya
perbekalan 100 kali emas pemberian Datu Soppeng dan perbekalan 100 kali emas pemberian Datu Soppeng dan
beberapa perhiasan emas pemberian keluarganya di beberapa perhiasan emas pemberian keluarganya di
Soppeng. Sehari kemudian, menyusul Arung Bila, Arung Soppeng. Sehari kemudian, menyusul Arung Bila, Arung
Appanang dan Arung Belo. Laskar Gowa tiba di Soppeng Appanang dan Arung Belo. Laskar Gowa tiba di Soppeng
sepuluh hari kemudian, dipimpin oleh Abd. Hamid sepuluh hari kemudian, dipimpin oleh Abd. Hamid
Karaeng Karunrung, mengikuti jejak La Tenritatta sampai Karaeng Karunrung, mengikuti jejak La Tenritatta sampai
ke Bone tidak bernafsu lagi untuk memerangi Gowa ke Bone tidak bernafsu lagi untuk memerangi Gowa
yang tetap mengejar La Tenritatta. Di sana pula, Karaeng yang tetap mengejar La Tenritatta. Di sana pula, Karaeng
Karunrung mengetahui bahwa buronannya sudah berlayar Karunrung mengetahui bahwa buronannya sudah berlayar
menuju timur 12 hari yang lalu. menuju timur 12 hari yang lalu.
Menuju catatan di Buton, bahwa La Tenritatta tiba Menuju catatan di Buton, bahwa La Tenritatta tiba
di Buton pada tanggal 19 Agustus 1660. Orang-orang di Buton pada tanggal 19 Agustus 1660. Orang-orang
Bugis yang hijrah ke Buton, langsung disambut oleh Sultan Bugis yang hijrah ke Buton, langsung disambut oleh Sultan
Buton ke-9 (1654-1664), yakni Mosuruna Aratama Sultan Buton ke-9 (1654-1664), yakni Mosuruna Aratama Sultan
Malik Sirrullah, bersama petinggi-petinggi negara Buton. Malik Sirrullah, bersama petinggi-petinggi negara Buton.
La Tenritatta diperlakukan sama di rumahnya sendiri, La Tenritatta diperlakukan sama di rumahnya sendiri,
diberi perlindungan atas tanggung jawab La Ode Arfani diberi perlindungan atas tanggung jawab La Ode Arfani
(Sapati Baluwu). La Tenritatta mengharapkan bantuan (Sapati Baluwu). La Tenritatta mengharapkan bantuan
dari Sultan Buton untuk melawan Gowa. Kalau sekiranya dari Sultan Buton untuk melawan Gowa. Kalau sekiranya
pula, melalui Sultan Buton dapat bekerjasama dengan pula, melalui Sultan Buton dapat bekerjasama dengan
Ternate. Namun, dijawab oleh Sultan Buton, bahwa tidak Ternate. Namun, dijawab oleh Sultan Buton, bahwa tidak
mempunyai kekuatan melawan Gowa, mengingat invasi mempunyai kekuatan melawan Gowa, mengingat invasi
Gowa ke Buton sudah acap kali mengalami pengorbanan, Gowa ke Buton sudah acap kali mengalami pengorbanan,
sama pula Ternate sudah sering diserbu yang membawa sama pula Ternate sudah sering diserbu yang membawa

12 12
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

banyak korban. Penyerbuan Gowa ke wilayah timur adalah banyak korban. Penyerbuan Gowa ke wilayah timur adalah
penaklukan wilayah tersebut sebagai rangkaian strategi penaklukan wilayah tersebut sebagai rangkaian strategi
yang menghalangi kompeni berdagang rempah-rempah. yang menghalangi kompeni berdagang rempah-rempah.
Hasil musyawarah dengan pembesar-pembesar Buton Hasil musyawarah dengan pembesar-pembesar Buton
dan saran-saran mereka, diputuskan bahwa kekuatan yang dan saran-saran mereka, diputuskan bahwa kekuatan yang
mampu mengalahkan Gowa, hanyalah Kompeni Belanda. mampu mengalahkan Gowa, hanyalah Kompeni Belanda.
Diingatnya sejak ia masih di Gowa, benteng Diingatnya sejak ia masih di Gowa, benteng
Panakkukang yang kuat dapat direbutnya, hanya Panakkukang yang kuat dapat direbutnya, hanya
menggunakan kapal enam buah yang dapat memukul menggunakan kapal enam buah yang dapat memukul
Portugis sebagai sekutu Gowa. Raja Gowa mengaku kalah Portugis sebagai sekutu Gowa. Raja Gowa mengaku kalah
dan mengikat perjanjian damai yang merugikan Gowa. dan mengikat perjanjian damai yang merugikan Gowa.
Akibat perebutan benteng Panakkukang, orang Bone Akibat perebutan benteng Panakkukang, orang Bone
diperibtahkan menggali parit sekitar benteng itu untuk diperibtahkan menggali parit sekitar benteng itu untuk
memisahkan dari daratan Gowa atau benteng Somba Opu. memisahkan dari daratan Gowa atau benteng Somba Opu.
Semuanya ini telah dibayangkan dalam benaknya untuk Semuanya ini telah dibayangkan dalam benaknya untuk
mengambil keputusan, strategi apa yang baik. mengambil keputusan, strategi apa yang baik.
Selama La Tenritatta berada di Buton, pernah datang Selama La Tenritatta berada di Buton, pernah datang
serombongan laskar Gowa yang dipimpin oleh Karaeng serombongan laskar Gowa yang dipimpin oleh Karaeng
Bonto Marannu mencari La Tenritatta. Pasukan Bone/ Bonto Marannu mencari La Tenritatta. Pasukan Bone/
Soppeng bersembunyi di balik gunung, sedangkan La Soppeng bersembunyi di balik gunung, sedangkan La
Tenritatta disembunyi oleh Sultan Buton di bawah tanah. Tenritatta disembunyi oleh Sultan Buton di bawah tanah.
Jawaban Sultan Malik Sirullah kepada Karaeng Bonto Jawaban Sultan Malik Sirullah kepada Karaeng Bonto
Marannu, bahwa La Tenritatta Datu Mario “Tidak ada Marannu, bahwa La Tenritatta Datu Mario “Tidak ada
diatas tanah Buton”. Dengan jawaban itu, Karaeng Bonto diatas tanah Buton”. Dengan jawaban itu, Karaeng Bonto
Marannu percaya dan kembali ke Gowa, sesudah melakukan Marannu percaya dan kembali ke Gowa, sesudah melakukan
pengamatan di tempat yang diduga berada La Tenritatta. pengamatan di tempat yang diduga berada La Tenritatta.
Keputusan yang disepakati bersama dengan Sultan Keputusan yang disepakati bersama dengan Sultan
Buton untuk menjalankan taktik, yaitu meminta bantuan Buton untuk menjalankan taktik, yaitu meminta bantuan
kompeni Belanda di Batavia. Bermula Arung Pattojo kompeni Belanda di Batavia. Bermula Arung Pattojo
(Komandan Pasukan) diutus ke Batavia sebagai kurir, (Komandan Pasukan) diutus ke Batavia sebagai kurir,
menjejaki kemungkinan “bekerja sama” melawan kerajaan menjejaki kemungkinan “bekerja sama” melawan kerajaan
Gowa. Dalam tahun 1663, berangkatlah kurir ke Batavia dan Gowa. Dalam tahun 1663, berangkatlah kurir ke Batavia dan
bersama Nieuland menghadapi pejabat tinggi Kompeni. bersama Nieuland menghadapi pejabat tinggi Kompeni.

13 13
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

1. La Tenritatta Bersama Pasukannya 1. La Tenritatta Bersama Pasukannya


Berangkat ke Batavia Berangkat ke Batavia
Ditawarkan oleh pemerintah tinggi kompeni, supaya Ditawarkan oleh pemerintah tinggi kompeni, supaya
pelarian orang Bugis datang ke Batavia (Betawi) untuk pelarian orang Bugis datang ke Batavia (Betawi) untuk
merundingkan segala sesuatu yang menyangkut kerjasama, merundingkan segala sesuatu yang menyangkut kerjasama,
sehubungan situasi, keadaan pasukan, biaya dan kekuatan sehubungan situasi, keadaan pasukan, biaya dan kekuatan
kerajaan Gowa. Dalam bulan November 1663 berangkatlah kerajaan Gowa. Dalam bulan November 1663 berangkatlah
mereka ke Batavia dengan menumpang kapal Kompeni De mereka ke Batavia dengan menumpang kapal Kompeni De
Leeuwinne diangkut secara berangsur. Mereka ditempatkan Leeuwinne diangkut secara berangsur. Mereka ditempatkan
bersama 700 orang di perkampungan Angke. Berulang kali bersama 700 orang di perkampungan Angke. Berulang kali
surat dari Sultan Hasanuddin kepada Kompeni di Betawi, surat dari Sultan Hasanuddin kepada Kompeni di Betawi,
meminta supaya pasukan Bugis itu diserahkan kepadanya. meminta supaya pasukan Bugis itu diserahkan kepadanya.
Hal ini tidak dilakukan oleh Kompeni. Hal ini tidak dilakukan oleh Kompeni.
Keberadaan La Tenritatta Datu Mario di Betawi Keberadaan La Tenritatta Datu Mario di Betawi
bersama pasukannya tidaklah berarti langsung dipercayai bersama pasukannya tidaklah berarti langsung dipercayai
oleh Kompeni. Sehubungan dengan penyelidikan Kompeni oleh Kompeni. Sehubungan dengan penyelidikan Kompeni
terhadap kekuatan Gowa dengan kapal De Leeuwin, dikejar terhadap kekuatan Gowa dengan kapal De Leeuwin, dikejar
oleh Gowa dan Kandas di pulau Dayang-dayangan, terjadi oleh Gowa dan Kandas di pulau Dayang-dayangan, terjadi
24 Desember 1664. Kurang lebih 40 orang awaknya tewas. 24 Desember 1664. Kurang lebih 40 orang awaknya tewas.
Menjelang beberapa tahun, pasukan Bugis berada di Menjelang beberapa tahun, pasukan Bugis berada di
Betawi, tetap saja kompeni masih ragu-ragu mengadakan Betawi, tetap saja kompeni masih ragu-ragu mengadakan
“kerjasama” dengan La Tenritatta, setelah mengetahui “kerjasama” dengan La Tenritatta, setelah mengetahui
bahwa La Tenritatta ada hubungan keluarga dengan Sultan bahwa La Tenritatta ada hubungan keluarga dengan Sultan
Hasanuddin. Kompeni mulai percaya, sesudah menerima Hasanuddin. Kompeni mulai percaya, sesudah menerima
surat Sultan Mandarsyah Ternate dan Sultan Buton, supaya surat Sultan Mandarsyah Ternate dan Sultan Buton, supaya
Kompeni membantu La Tenritatta. Kedua Sultan ini tertarik Kompeni membantu La Tenritatta. Kedua Sultan ini tertarik
pada perjuangan La Tenritatta, karena untuk melepaskan pada perjuangan La Tenritatta, karena untuk melepaskan
penjajahan Gowa atas negerinya, sama dengan nasibnya penjajahan Gowa atas negerinya, sama dengan nasibnya
Ternate dan Buton, senantiasa mendapat ancaman dari Ternate dan Buton, senantiasa mendapat ancaman dari
Gowa. Bahkan kedua Sultan ini berjanji akan membantu Gowa. Bahkan kedua Sultan ini berjanji akan membantu
La Tenritatta bila kompeni bersedia membantunya pula. La Tenritatta bila kompeni bersedia membantunya pula.
Kompeni melihat kesempatan ini untuik Kompeni melihat kesempatan ini untuik
menjalankan politik “adu dombanya” dan memetik menjalankan politik “adu dombanya” dan memetik
14 14
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

keuntungan. Namun, tetap memperhitungkan biaya keuntungan. Namun, tetap memperhitungkan biaya
perang dan korban yang akan terjadi. Beberapa kali perang dan korban yang akan terjadi. Beberapa kali
Kompeni mengirim kapal ke Gowa, hanya menggertak Kompeni mengirim kapal ke Gowa, hanya menggertak
dan menakut-nakuti, supaya Gowa bersedia mengikat dan menakut-nakuti, supaya Gowa bersedia mengikat
janji. Cara ini ditempuh oleh Kompeni sebagai langkah janji. Cara ini ditempuh oleh Kompeni sebagai langkah
awal guna memancing situasi, agar Gowa dipancing mulai awal guna memancing situasi, agar Gowa dipancing mulai
perang. Semua situasi yang menghangat ini, diikuti oleh perang. Semua situasi yang menghangat ini, diikuti oleh
La Tenritatta secara seksama. Makin hari, ia bersama La Tenritatta secara seksama. Makin hari, ia bersama
pasukannya tidak tenang menunggu lebih lama dan pasukannya tidak tenang menunggu lebih lama dan
berjanji kepada Kompeni bahwa pasukannyalah sebagai berjanji kepada Kompeni bahwa pasukannyalah sebagai
pelopor dan pendobrak. Hanya satu tujuan dan cita-cita pelopor dan pendobrak. Hanya satu tujuan dan cita-cita
La Tenritatta, adalah Gowa harus dilibatkan masuk dalam La Tenritatta, adalah Gowa harus dilibatkan masuk dalam
perundingan untuk membuat janji melepaskan semua perundingan untuk membuat janji melepaskan semua
daerah penguasaannya, terutama di daerah Sulawesi daerah penguasaannya, terutama di daerah Sulawesi
Selatan. Selatan.

Perang Terbuka Perang Terbuka
Sudah ditetapkan secara rahasia, bahwa perang Sudah ditetapkan secara rahasia, bahwa perang
terbuka terhadap Gowa akan dilakukan pada bulan terbuka terhadap Gowa akan dilakukan pada bulan
November 1666. Laksamana Speelman yang ditunjuk November 1666. Laksamana Speelman yang ditunjuk
oleh pemerintah tinggi Kompeni memimpin armada ke oleh pemerintah tinggi Kompeni memimpin armada ke
Sulawesi. Mulai tanggal 24 November 1666, sebanyak 21 Sulawesi. Mulai tanggal 24 November 1666, sebanyak 21
buah kapal memuat 818 serdadu Belanda dan 578 Serdadu buah kapal memuat 818 serdadu Belanda dan 578 Serdadu
Ambon. Dalam armada ini, laskar Bugis yang dipimpin Ambon. Dalam armada ini, laskar Bugis yang dipimpin
oleh La Tenritatta, terbagi atas beberapa kelompok pasukan oleh La Tenritatta, terbagi atas beberapa kelompok pasukan
yang dikepalai masing-masing oleh Arung Belo, Arung yang dikepalai masing-masing oleh Arung Belo, Arung
Pattojo, Arung Kaju dan beberapa pangerang dari Bone. Pattojo, Arung Kaju dan beberapa pangerang dari Bone.
Iring-iringan kapal singgah berlabuh di Jepara, kemudian Iring-iringan kapal singgah berlabuh di Jepara, kemudian
langsung menuju Sulawesi. Pertama kali berlabuh di langsung menuju Sulawesi. Pertama kali berlabuh di
Tanakeke untuk memantau situasi di daratan, kemudian Tanakeke untuk memantau situasi di daratan, kemudian
bergerak maju di depan benteng-benteng pertahanan bergerak maju di depan benteng-benteng pertahanan
Gowa. Gowa.

15 15
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Mulai Speelman berperang urat saraf dengan Mulai Speelman berperang urat saraf dengan
mengirim surat ke Sultan Gowa atas kehadirannya di mengirim surat ke Sultan Gowa atas kehadirannya di
perairan Somba Opu. Sultan Hasanuddin membalas perairan Somba Opu. Sultan Hasanuddin membalas
dengan mengirim perutusan yang membawa pundi-pundi dengan mengirim perutusan yang membawa pundi-pundi
berisi uang emas dan uang ringgit perak. Pundi-pundi ini berisi uang emas dan uang ringgit perak. Pundi-pundi ini
sebagai tebusan terhadap orang Belanda yang terbunuh sebagai tebusan terhadap orang Belanda yang terbunuh
di kapal de Leeuwin di pulau Doang-doangan yang lalu. di kapal de Leeuwin di pulau Doang-doangan yang lalu.
Speelman menerima uang tersebut, tetapi tidak diterima Speelman menerima uang tersebut, tetapi tidak diterima
sebagai tebusan, karena darah harus bayar darah. Setelah sebagai tebusan, karena darah harus bayar darah. Setelah
perang urat saraf, kapal tumpangan La Tenritatta maju 1 perang urat saraf, kapal tumpangan La Tenritatta maju 1
mil dari daratan, lalu melepaskan 3 peluru meriam, diikuti mil dari daratan, lalu melepaskan 3 peluru meriam, diikuti
pengibaran bendera merah sebagai tanda perang terbuka , pengibaran bendera merah sebagai tanda perang terbuka ,
sudah dimulai. sudah dimulai.
Cara ini adalah taktik untuk membuat tegang para Cara ini adalah taktik untuk membuat tegang para
laskar dan komandannya. Armada Speelman lalu bergerak laskar dan komandannya. Armada Speelman lalu bergerak
ke selatan menuju Bantaeng, meninggalkan perairan ke selatan menuju Bantaeng, meninggalkan perairan
Makassar. Sebagian laskar La Tenritatta berjalan kaki Makassar. Sebagian laskar La Tenritatta berjalan kaki
dan menunggang kuda ke Selatan, sementara armada di dan menunggang kuda ke Selatan, sementara armada di
laut beriringan ke arah selatan pula. Di Bantaeng, laskar laut beriringan ke arah selatan pula. Di Bantaeng, laskar
simpatisan Gowa berhasil dikocar kacirkan dan lumbung simpatisan Gowa berhasil dikocar kacirkan dan lumbung
perbekalan habis dibakar. Semua jaringan-jaringan Gowa perbekalan habis dibakar. Semua jaringan-jaringan Gowa
yang berada di perairan Buton dan Maluku, dipimpin oleh yang berada di perairan Buton dan Maluku, dipimpin oleh
Karaeng Bonto Marannu, dikepung oleh armada Speelman Karaeng Bonto Marannu, dikepung oleh armada Speelman
bersama La Tenritatta. Pasukan Karaeng Bonto Marannu, bersama La Tenritatta. Pasukan Karaeng Bonto Marannu,
pertama harus dipatahkan agar tidak menyerang dari pertama harus dipatahkan agar tidak menyerang dari
belakang, jika perang terhadap Gowa sedang berlangsung. belakang, jika perang terhadap Gowa sedang berlangsung.
Mungkin sekali, Karaeng Bonto Marannu menduga bahwa Mungkin sekali, Karaeng Bonto Marannu menduga bahwa
La Tenritatta masih ada di Buton, dijaga agar tidak sampai La Tenritatta masih ada di Buton, dijaga agar tidak sampai
berhubungan dengan Kompeni di Batavia. Ternyata berhubungan dengan Kompeni di Batavia. Ternyata
sebaliknya, Karaeng Bonto Marannu menyerah kalah. sebaliknya, Karaeng Bonto Marannu menyerah kalah.
Berarti kekuatan Gowa tidak terpencar lagi, sisa yang ada Berarti kekuatan Gowa tidak terpencar lagi, sisa yang ada
dalam benteng-benteng di Makassar. dalam benteng-benteng di Makassar.
Gerakan balik armada Speelman menuju perairan Gerakan balik armada Speelman menuju perairan

16 16
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Makassar untuk memulai perang terbuka, diatur iringan Makassar untuk memulai perang terbuka, diatur iringan
kapal secaraberjatuhan. Kapal La Tenritatta menuju Bone kapal secaraberjatuhan. Kapal La Tenritatta menuju Bone
untuk mengumpulkan laskar dan berjalan kaki ke Selatan untuk mengumpulkan laskar dan berjalan kaki ke Selatan
melalui Bulo-bulo. Sebagian laskar Bugis yang menyebrang melalui Bulo-bulo. Sebagian laskar Bugis yang menyebrang
dari pasukan Karaeng Bonto Marannu, bergabung dengan dari pasukan Karaeng Bonto Marannu, bergabung dengan
La Tenritatta, berada di kapal menuju Gowa. La Tenritatta, berada di kapal menuju Gowa.
Dalam bulan Juli 1967, laskar Bone/Soppeng Dalam bulan Juli 1967, laskar Bone/Soppeng
bergerak ke Bulo-bulo, Lamatti dan Tana Kongkong, bergerak ke Bulo-bulo, Lamatti dan Tana Kongkong,
laskar Gowa yang menjaga perbatasan tersebut, satu laskar Gowa yang menjaga perbatasan tersebut, satu
persatu dikalahkan. Di Kassi, La Tenritatta Malampr-E persatu dikalahkan. Di Kassi, La Tenritatta Malampr-E
Gemme’na bertemu dengan Kapten Poleman yang sedang Gemme’na bertemu dengan Kapten Poleman yang sedang
mencarinya di perairan Buton. Pertempuran di Bantaeng mencarinya di perairan Buton. Pertempuran di Bantaeng
berlangsung amat dahsyatnya yang dipimping langsung berlangsung amat dahsyatnya yang dipimping langsung
oleh Speelman. Kota Bantaeng menjadi puing-puing oleh Speelman. Kota Bantaeng menjadi puing-puing
dan perang dimenangkan oleh Kompeni. Di Bantaeng dan perang dimenangkan oleh Kompeni. Di Bantaeng
berkumpul semua pasukan Bugis, baik yang datang berkumpul semua pasukan Bugis, baik yang datang
berjalan kaki maupun menumpang perahu dari Bone berjalan kaki maupun menumpang perahu dari Bone
dipimpin oleh Arung Amali. Penyerbuan menuju Gowa dipimpin oleh Arung Amali. Penyerbuan menuju Gowa
sedang bergerak. Laskar Gowa yang bertahan di Binamo, sedang bergerak. Laskar Gowa yang bertahan di Binamo,
sudah dilumpuhkan. Sepanjang perjalanan, mulai dari sudah dilumpuhkan. Sepanjang perjalanan, mulai dari
Bulo-bulo, banyak bekas laskar Gowa turut bergabung Bulo-bulo, banyak bekas laskar Gowa turut bergabung
dalam pasukan Malampr-E Gemme’na, termasuk pasukan dalam pasukan Malampr-E Gemme’na, termasuk pasukan
Lamatti dan Binamo. Lamatti dan Binamo.
Taktik perang La Tenritatta menghadapi Gowa, Taktik perang La Tenritatta menghadapi Gowa,
maka pasukannya dibagi tiga, yakni sebagian dari jurusan maka pasukannya dibagi tiga, yakni sebagian dari jurusan
utara, sebagian dari jurusan timur dan sebagian lagi dari utara, sebagian dari jurusan timur dan sebagian lagi dari
jurusan selatan yang dipimpinnya sendiri. Sedangkan jurusan selatan yang dipimpinnya sendiri. Sedangkan
kapal-kapal perang Speelman menyerang dari laut. kapal-kapal perang Speelman menyerang dari laut.
Pertama menjadi sasaran adalah benteng Galesong, Pertama menjadi sasaran adalah benteng Galesong,
kemudian benteng Barombong. Pertempuran berlangsung kemudian benteng Barombong. Pertempuran berlangsung
mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan November 1667. mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan November 1667.
Pertempuran paling hebat di dekat benteng Barombong, Pertempuran paling hebat di dekat benteng Barombong,
ratusan peluru meriam di muntahkan oleh kedua belah ratusan peluru meriam di muntahkan oleh kedua belah

17 17
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

pihak. Korban berjantuhan dan perbekalan Gowa sudah pihak. Korban berjantuhan dan perbekalan Gowa sudah
menipis. Akhirnya Sultan Hasanuddin menyodorkan menipis. Akhirnya Sultan Hasanuddin menyodorkan
perjanjian damai. perjanjian damai.
Pada hari Jum’at tanggal 18 November 1667 Pada hari Jum’at tanggal 18 November 1667
menjelang waktu Ashar, perjanjian di tanda tangani menjelang waktu Ashar, perjanjian di tanda tangani
yang berisi 29 pasal. Perjanjian ini dikenal dengan nama yang berisi 29 pasal. Perjanjian ini dikenal dengan nama
“Perjanjian Bongaya”. Dalam bahasa Makasaar dengan “Perjanjian Bongaya”. Dalam bahasa Makasaar dengan
nama Cappaya ri Bonga, atau yang lazim disebut oleh nama Cappaya ri Bonga, atau yang lazim disebut oleh
Belanda Het Bongaisch Verdrag. Isi perjanjian, mendesak Belanda Het Bongaisch Verdrag. Isi perjanjian, mendesak
Gowa melepaskan semua daerah kekuasaannya di Gowa melepaskan semua daerah kekuasaannya di
Indonesia bagian timur sisa hanya sebatas Gowa saja. Indonesia bagian timur sisa hanya sebatas Gowa saja.
Pasal 18 menyebutkan, “Pemerintah kerajaan Gowa harus Pasal 18 menyebutkan, “Pemerintah kerajaan Gowa harus
melepaskan kekuasaannya atas kerajaan Bone dan kerajaan melepaskan kekuasaannya atas kerajaan Bone dan kerajaan
Luwu dan harus berjanji akan memerdekakan Datu Luwu dan harus berjanji akan memerdekakan Datu
Soppeng (La Tenribali) dari pengasingannya. Soppeng (La Tenribali) dari pengasingannya.

La Tenritatta Datu Mario Malampe-E Gemme’na La Tenritatta Datu Mario Malampe-E Gemme’na
Diangkat Jadi Raja Bone ke 15 (1672-1696) Diangkat Jadi Raja Bone ke 15 (1672-1696)
Sesudah perjanjian Bongaya tercapai dan Sesudah perjanjian Bongaya tercapai dan
memerdekakan Bone dan negeri-negeri Bugis dan Mandar, memerdekakan Bone dan negeri-negeri Bugis dan Mandar,
La Tenritatta tidak lagi bergairah memerangi benteng La Tenritatta tidak lagi bergairah memerangi benteng
Somba Opu, tempat istana Sultan Hasanuddin. Beliau lebih Somba Opu, tempat istana Sultan Hasanuddin. Beliau lebih
merasa penting menaklukkan Mandar dan Cenran yang merasa penting menaklukkan Mandar dan Cenran yang
masih ingin selalu bertahan. Speelman menyerang benteng masih ingin selalu bertahan. Speelman menyerang benteng
Somba Opu dalam bulan April 1669, setelah mendapat Somba Opu dalam bulan April 1669, setelah mendapat
bantuan serdadu dari Batavia. Hal itu dilakukan, sesudah bantuan serdadu dari Batavia. Hal itu dilakukan, sesudah
mengepungnya selama 3 bulam atas bantuan serdadu mengepungnya selama 3 bulam atas bantuan serdadu
Ambon, barulah berhasil mengalahkan benteng Gowa Ambon, barulah berhasil mengalahkan benteng Gowa
yang terakhir itu pada tanggal 24 Juni 1669. Nyatalah di yang terakhir itu pada tanggal 24 Juni 1669. Nyatalah di
sini, peranan La Tenritatta dalam perang kedua ini, amat sini, peranan La Tenritatta dalam perang kedua ini, amat
sangat kecil sekali. sangat kecil sekali.
Memang Kompeni berterima kasih kepada La Memang Kompeni berterima kasih kepada La
Tenritatta atas kemenangannya menguasai Gowa. Namun Tenritatta atas kemenangannya menguasai Gowa. Namun
18 18
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

juga sebaliknya La Tenritatta tidak berterima kasih, oleh juga sebaliknya La Tenritatta tidak berterima kasih, oleh
karena sudah memerdakakan negerinya dari pejajahan. karena sudah memerdakakan negerinya dari pejajahan.
Sekarang La Tenritatta tidak menaruh dendam pada Sultan Sekarang La Tenritatta tidak menaruh dendam pada Sultan
Hasanuddin, maupun kepada orang-orang Makassar. Amat Hasanuddin, maupun kepada orang-orang Makassar. Amat
kecil peranannya memerangi Somba Opu sebagai pusat ibu kecil peranannya memerangi Somba Opu sebagai pusat ibu
kota kerajaan Gowa. Dalam tahun 1672, La Maddaremeng kota kerajaan Gowa. Dalam tahun 1672, La Maddaremeng
yang diangkat kembali menjadi raja Bone oleh Sultan yang diangkat kembali menjadi raja Bone oleh Sultan
Hasunuddin, menjelang benteng Barombong runtuh, telah Hasunuddin, menjelang benteng Barombong runtuh, telah
wafat para petinggi kerajaan Bone dan para pejabat adat, wafat para petinggi kerajaan Bone dan para pejabat adat,
mempersembahkan mahkota kerajaan kepada La Teritatta. mempersembahkan mahkota kerajaan kepada La Teritatta.
Sejak itu, baginda ini disebut sebagia Arung Plakka. Sering Sejak itu, baginda ini disebut sebagia Arung Plakka. Sering
disebut Malampe-E Gemme’na, karena itulah janji tidak disebut Malampe-E Gemme’na, karena itulah janji tidak
akan memotong rambutnya sebelum Bone merdeka. akan memotong rambutnya sebelum Bone merdeka.
Bnyak gelar diberikan padanya oleh rakyat atau orang- Bnyak gelar diberikan padanya oleh rakyat atau orang-
orang Bugis dan pembesar, seperti; Torisompa-E, To orang Bugis dan pembesar, seperti; Torisompa-E, To
Unru, To Erung, Datu Tungke’na Tana Udi dan lainnya. Unru, To Erung, Datu Tungke’na Tana Udi dan lainnya.
Jika dipandang, dikenal, La Tenritatta Datu Mario, Arung Jika dipandang, dikenal, La Tenritatta Datu Mario, Arung
Palakka Malampe-E Gamme’na Torisompa-E Dialah Datu Palakka Malampe-E Gamme’na Torisompa-E Dialah Datu
Tungke’na Tana Ugi. Tungke’na Tana Ugi.

Penutup Penutup
Uraian ringkas ini berusah melukiskan perjuangan Uraian ringkas ini berusah melukiskan perjuangan
Arung Palakka dalam upayanya memerdekakan tana Arung Palakka dalam upayanya memerdekakan tana
Bone dari penjajahan kerajaan Gowa. Orbitasi uraian ini, Bone dari penjajahan kerajaan Gowa. Orbitasi uraian ini,
adalah berkisar pada abad ke 17. Kita sudah mengetahui adalah berkisar pada abad ke 17. Kita sudah mengetahui
bahwa bangsa Indonesia yang tercinta ini, dibangun dari bahwa bangsa Indonesia yang tercinta ini, dibangun dari
integrasi sekian banyak Negara kerajaan yang masing- integrasi sekian banyak Negara kerajaan yang masing-
masing mempunyai cirri khasnya sendiri. Dalam abad ke- masing mempunyai cirri khasnya sendiri. Dalam abad ke-
17 itu, setiap Negara berusaha membesarkan negaranya 17 itu, setiap Negara berusaha membesarkan negaranya
menyusun pemerintahannya dan menjaga stabilitas menyusun pemerintahannya dan menjaga stabilitas
negaranya. Dalam abad itu pula, terjadi perang antar negaranya. Dalam abad itu pula, terjadi perang antar
kerajaan untuk memperluas batas-batas wilayahnya dan kerajaan untuk memperluas batas-batas wilayahnya dan
jalur perekonomiannya. Setiap figur yang berjasa dalam jalur perekonomiannya. Setiap figur yang berjasa dalam

19 19
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

negaranya, adalah diakui pahlawan. Setiap kerajaan berhak negaranya, adalah diakui pahlawan. Setiap kerajaan berhak
mencari hubungan kerja sama di bidang politik, ekonomi, mencari hubungan kerja sama di bidang politik, ekonomi,
social, budaya dan keamanan. social, budaya dan keamanan.
Di Sulawesi Selatan, diakui bahwa kerajaan yang Di Sulawesi Selatan, diakui bahwa kerajaan yang
pernah memegang kendala hegemoni adalah kerajaan pernah memegang kendala hegemoni adalah kerajaan
Luwu, kemudian Gowa dan terakhir Bone. Sesudah Luwu, kemudian Gowa dan terakhir Bone. Sesudah
Arung Palakka mengalahkan Gowa, lalu diangkat menjadi Arung Palakka mengalahkan Gowa, lalu diangkat menjadi
Mangkau Di Bone, beliau berusaha mempersatukan Mangkau Di Bone, beliau berusaha mempersatukan
kerajaan-kerajaan di Sulawesi Seltan. Kekuasaan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Seltan. Kekuasaan
yang ada di tangannya, dan pusat pemerintahannya yang ada di tangannya, dan pusat pemerintahannya
bertempat di Bontoala, di sanalah beliau menepis dan bertempat di Bontoala, di sanalah beliau menepis dan
mengawasi tangan-tangan kotor Kompeni memasuki mengawasi tangan-tangan kotor Kompeni memasuki
pedalaman Sulawesi Selatan. Keluhuran budinya dan sifat pedalaman Sulawesi Selatan. Keluhuran budinya dan sifat
kerakyatannya, menarik simpatiorang Bugis, Makassar, kerakyatannya, menarik simpatiorang Bugis, Makassar,
Mandar dan Toraja. Orang Mkassar membuat sinrili Mandar dan Toraja. Orang Mkassar membuat sinrili
Kappala Tallumbawa’ yang menceritakn keperkasaanya Kappala Tallumbawa’ yang menceritakn keperkasaanya
seorang bangsawan yang lari keluar negeri karena diburu, seorang bangsawan yang lari keluar negeri karena diburu,
ia kembali ke tanah tumpahdarahnya sebagi pemenang ia kembali ke tanah tumpahdarahnya sebagi pemenang
yang gemilang. Demikian pula krosaliris dibuat seperti yang gemilang. Demikian pula krosaliris dibuat seperti
“Lamenrunana Arung Palakka” menceritakan tentang “Lamenrunana Arung Palakka” menceritakan tentang
keagungan budi pekertinya, ketabahannya menderita, keagungan budi pekertinya, ketabahannya menderita,
kesabaran dan keberaniannya dipuja oleh orang Bugis, kesabaran dan keberaniannya dipuja oleh orang Bugis,
Mkassar dan Mandar. Mkassar dan Mandar.
Konsep persatuan dan kesatuan kerajaan dan Konsep persatuan dan kesatuan kerajaan dan
kelompok masyarakat di Sulawesi Seltan, telah diwasiatkan kelompok masyarakat di Sulawesi Seltan, telah diwasiatkan
kepada penggantinya, yaitu kemanakannya sendiri La Patau kepada penggantinya, yaitu kemanakannya sendiri La Patau
Matanna Tikka, Matinro-E ri Nagauleng Sultan Alimuddin Matanna Tikka, Matinro-E ri Nagauleng Sultan Alimuddin
Idris, raja Bone ke 16 (1669-1714). La Patau menjalankan Idris, raja Bone ke 16 (1669-1714). La Patau menjalankan
wasiat pamannya untuk mempersatukan Sulawesi Selatan wasiat pamannya untuk mempersatukan Sulawesi Selatan
melalui perkawinan politik dan klengkapan senjata. Dengan melalui perkawinan politik dan klengkapan senjata. Dengan
demikian dinasti Arung Plakka dan La Patau memegang demikian dinasti Arung Plakka dan La Patau memegang
kekuasaan selama 233 tahun, sampai tahun 1945. Dalam kekuasaan selama 233 tahun, sampai tahun 1945. Dalam
paruh kedua abad ke 17 dan selanjutnya anak dan cucu La paruh kedua abad ke 17 dan selanjutnya anak dan cucu La

20 20
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Patau yang menjadi raja di Gowa, Bone, datu di Luwu dan Patau yang menjadi raja di Gowa, Bone, datu di Luwu dan
Soppeng, Arung di Wajo dan Mara’dia di Mandar. Soppeng, Arung di Wajo dan Mara’dia di Mandar.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Abu Hamid 1974 Alat-alat Kerajaan Bone (Sulawesi Selatan) Abu Hamid 1974 Alat-alat Kerajaan Bone (Sulawesi Selatan)
Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin. Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
Ali.A.Muh 1986 Bone Selayang Pandang. DepDikbud Bone Ali.A.Muh 1986 Bone Selayang Pandang. DepDikbud Bone
Andaya, Leonard Y 1981 The Heritage of Arung Palakka; Andaya, Leonard Y 1981 The Heritage of Arung Palakka;
A History of South Sulawesi (Celebes) in the A History of South Sulawesi (Celebes) in the
Seventeenth Century; dalam Verhandelingen Seventeenth Century; dalam Verhandelingen
Von Het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-En Von Het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-En
Volkenkunde, 91. The Haque-Martinus-Hijhoof. Volkenkunde, 91. The Haque-Martinus-Hijhoof.
Cense, A.A 1972 Beberapa Tjatatan Mengenai Penulisan Cense, A.A 1972 Beberapa Tjatatan Mengenai Penulisan
Sedjarah. (terjemahan) Makassar-Bugis. Sedjarah. (terjemahan) Makassar-Bugis.
Djakarta:Bhratara. Djakarta:Bhratara.
Graaf, H.J.de 1971 Historiografi Hindia Belanda. Graaf, H.J.de 1971 Historiografi Hindia Belanda.
(terjemahan) Djakarta: Bhratara. (terjemahan) Djakarta: Bhratara.
Hoevell, W.R.Von (ed) 1857 “De Levensgeschiedenis Van Hoevell, W.R.Von (ed) 1857 “De Levensgeschiedenis Van
Aroe Palaka”. Dalam Tijdschrift Voor Nederlansch Aroe Palaka”. Dalam Tijdschrift Voor Nederlansch
Indie, 193 Jaargang, afl.7-12 Twede deel. Indie, 193 Jaargang, afl.7-12 Twede deel.
La Side 1968 “Bagaimana Watak Sultan Hasanuddin” dalam La Side 1968 “Bagaimana Watak Sultan Hasanuddin” dalam
Majalah Bingkisan yayasan kebudayaan Sulawesi Majalah Bingkisan yayasan kebudayaan Sulawesi
Selatan & Tenggara no.1 Th.II, 1 September. Selatan & Tenggara no.1 Th.II, 1 September.
Matthes, B.F. 1860 Boeginese Christomathie. Jilid II, Martinus Matthes, B.F. 1860 Boeginese Christomathie. Jilid II, Martinus
Nijhoff, halaman 410-415 dan Jilid III halaman 243- Nijhoff, halaman 410-415 dan Jilid III halaman 243-
250. Diceritakan dalam bentuki “Tolok”. 250. Diceritakan dalam bentuki “Tolok”.
Patunru, Abd.Razak Daeng 1969 Sedjarah Gowa. Patunru, Abd.Razak Daeng 1969 Sedjarah Gowa.
Makassar;Jajasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan Makassar;Jajasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan
Tenggara. Tenggara.
Sagimun, M.D 1975 Sultan Hasanuddin Menentang V.O.C. Sagimun, M.D 1975 Sultan Hasanuddin Menentang V.O.C.
Jakarta; Proyek Biografi Pahlawan Nasionl, Dep. P Jakarta; Proyek Biografi Pahlawan Nasionl, Dep. P
dan K. dan K.

21 21
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Stopel, F.W 1922 Het Bongaaisah Verdrag. Den Haag; J.B. Stopel, F.W 1922 Het Bongaaisah Verdrag. Den Haag; J.B.
Walters U.M.Groningen Walters U.M.Groningen
Zaenu, Laode 1985 Buton Dalam Sejarah Kebudayaan. Zaenu, Laode 1985 Buton Dalam Sejarah Kebudayaan.
Surabaya; Suradipura. Surabaya; Suradipura.

Lontara Koleksi sendiri Lontara Koleksi sendiri


1. Kappalak Tallumbatua 1. Kappalak Tallumbatua
2. Tolakna Arung Palakka 2. Tolakna Arung Palakka
3. La Menrunana Arung Palakka 3. La Menrunana Arung Palakka

22 22
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

DARI TOKOH SEJARAH DARI TOKOH SEJARAH


KE TOKOH MASYARAKAT KE TOKOH MASYARAKAT
Abdurachman Suryomihardjo Abdurachman Suryomihardjo

P P
eristiwa sejarah selalu melibatkan seorang atau eristiwa sejarah selalu melibatkan seorang atau
banyak orang dalam proses yang melatarbelakangi banyak orang dalam proses yang melatarbelakangi
atau lanjutan dari terjadinya peristiwa itu. Kisah- atau lanjutan dari terjadinya peristiwa itu. Kisah-
kisah itu menjadi awet karena ada manusia yang semasa bias kisah itu menjadi awet karena ada manusia yang semasa bias
selamat dari peristiwa itu. Mereka adalah para pelaku atau selamat dari peristiwa itu. Mereka adalah para pelaku atau
saksi mata, atau keluarga dan teman-teman mereka yang saksi mata, atau keluarga dan teman-teman mereka yang
juga mendengar kisah itu dari mulut ke mulut. Timbullah juga mendengar kisah itu dari mulut ke mulut. Timbullah
tradisi lisan dan kemudian tertulis sebagai tradisi sejarah, tradisi lisan dan kemudian tertulis sebagai tradisi sejarah,
yang di negeri kita sekarang menjadi warisan masa lampau yang di negeri kita sekarang menjadi warisan masa lampau
yang kaya tentang dua bentuk tradisi semacam itu. yang kaya tentang dua bentuk tradisi semacam itu.
Dewasa ini para sejarawan telah pulang member Dewasa ini para sejarawan telah pulang member
nama tentang khazanah warisan masa lampau kita itu nama tentang khazanah warisan masa lampau kita itu
sebagai karya historiografi readisional. Karya penulisan sebagai karya historiografi readisional. Karya penulisan
sejarah di dalam bentuk dan gaya sebagai Kronik. Silsilah, sejarah di dalam bentuk dan gaya sebagai Kronik. Silsilah,
Hikayat, Sejarah, Tambo, Syair dan Babad. Keanekaragaman Hikayat, Sejarah, Tambo, Syair dan Babad. Keanekaragaman
etnik bangsa kita tercermin dalam banyak sekali versi, etnik bangsa kita tercermin dalam banyak sekali versi,
bentuk, isi dan gaya, di dalam bahasa suku bangsa yang bentuk, isi dan gaya, di dalam bahasa suku bangsa yang
berbeda pula. Itulah sebabnya timbul berbagai interpretasi berbeda pula. Itulah sebabnya timbul berbagai interpretasi
bagi mereka yang mempelajari histografi tradisional, bagi mereka yang mempelajari histografi tradisional,
terutama bagi orang yang merasa dari luar tradisi itu. terutama bagi orang yang merasa dari luar tradisi itu.
Walaupun demikian, minat terdapat tradisi histografi Walaupun demikian, minat terdapat tradisi histografi
tradisional itu tidak menjadi surut, banyak rekonstruksi tradisional itu tidak menjadi surut, banyak rekonstruksi
sejarah bermunculan oleh kalangan non akademik sejarah sejarah bermunculan oleh kalangan non akademik sejarah

23 23
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

maupun oleh para sejarawan. maupun oleh para sejarawan.



Kecuali kebhinnekaan yang terlihat dalam
Kecuali kebhinnekaan yang terlihat dalam
historiografi tradisional itu, banyak pula persepsi, visi, historiografi tradisional itu, banyak pula persepsi, visi,
interpretasi melihat Kebinekaan Ketunggalikaan dalam gaya interpretasi melihat Kebinekaan Ketunggalikaan dalam gaya
penyajian sebagai kisah sejarah yang terpantul dari keadaan penyajian sebagai kisah sejarah yang terpantul dari keadaan
masyarakat, nilai-nilai budaya, yang mendasari penilaian masyarakat, nilai-nilai budaya, yang mendasari penilaian
terhadap peristiwa sejarah dan tokoh yang terlibat. Sejarawan terhadap peristiwa sejarah dan tokoh yang terlibat. Sejarawan
masa kini harus pula mengembangkan berbagai pendekatan, masa kini harus pula mengembangkan berbagai pendekatan,
metode dan teori kemasyarakatan apabila ia mulai dengan metode dan teori kemasyarakatan apabila ia mulai dengan
niatnya melakukan rekonstruksi masa lampau. niatnya melakukan rekonstruksi masa lampau.
Makalah ini tidak bermaksud mengulang kembali Makalah ini tidak bermaksud mengulang kembali
detail yang begitu banyak telah tersusun dalam begitu detail yang begitu banyak telah tersusun dalam begitu
banyak karya sejarah tradisional Makassar Bugis, maupun banyak karya sejarah tradisional Makassar Bugis, maupun
penulisan sejarah oleh para penulis berasal dari Sulawesi penulisan sejarah oleh para penulis berasal dari Sulawesi
Selatan dewasa ini. Karangan ini hanyalah sekedar usaha Selatan dewasa ini. Karangan ini hanyalah sekedar usaha
untuk membuat gambaran tentang aktivitas, sikap laku, untuk membuat gambaran tentang aktivitas, sikap laku,
pemikiran dan kepribadian. Sebuah potret kehidupan yang pemikiran dan kepribadian. Sebuah potret kehidupan yang
tentu saja digambar berdasarkan beberapa studi tentang tentu saja digambar berdasarkan beberapa studi tentang
Arung Palakka, dan kesimpulan para penulisannya yang Arung Palakka, dan kesimpulan para penulisannya yang
dianggap relevan dengan maksud Seminar Nasional Arung dianggap relevan dengan maksud Seminar Nasional Arung
Palakka, yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Palakka, yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II
Bone, 28-29 Desember 1992 di Watampone. Bone, 28-29 Desember 1992 di Watampone.
Aktivitas La Tenritatta Toappa tunru Arung Aktivitas La Tenritatta Toappa tunru Arung
Palakka yang kemudian menjadi raja Bone ke-15, 667-1669 Palakka yang kemudian menjadi raja Bone ke-15, 667-1669
bergelar Sultan Sa’aduddin. Latar Belakang sejarah ialah bergelar Sultan Sa’aduddin. Latar Belakang sejarah ialah
hidup tumbuhnya kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan hidup tumbuhnya kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan
yang menurut tradisi dalam hidtorigrafi tradisional dengan yang menurut tradisi dalam hidtorigrafi tradisional dengan
Kerajaan Bugis di Luwu pada abad ke-15. Kerajaan pertama Kerajaan Bugis di Luwu pada abad ke-15. Kerajaan pertama
memperluas pengaruhnya di daerah itu. Pada abad ke- memperluas pengaruhnya di daerah itu. Pada abad ke-
16 dan ke-17 kedudukan Luwu digantikan oleh”Kerajaan 16 dan ke-17 kedudukan Luwu digantikan oleh”Kerajaan
Kembar” Makassar, yaitu kerajaan Gowa-Tallo, dan kerajaan Kembar” Makassar, yaitu kerajaan Gowa-Tallo, dan kerajaan
Bugis-Bone. Di dalam perkembangan lebih lanjut kerajaan Bugis-Bone. Di dalam perkembangan lebih lanjut kerajaan
Gowa muncul sebagai kerajaan yang paling berkuasa yang Gowa muncul sebagai kerajaan yang paling berkuasa yang

24 24
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

memiliki kekuatan yang tidak terlawan. Munculnya ketika memiliki kekuatan yang tidak terlawan. Munculnya ketika
itu armada VOC yang menambah dimensi perdagangan itu armada VOC yang menambah dimensi perdagangan
internasional yang memang telah menjadi kehidupan internasional yang memang telah menjadi kehidupan
persaingan ekonomi di antara kerajaan merdeka di Sulawesi persaingan ekonomi di antara kerajaan merdeka di Sulawesi
Selatan dan Indonesia bagian Timur pada umumnya. Selatan dan Indonesia bagian Timur pada umumnya.
Rempah-rempah memang menjadi komoditi perdagangan Rempah-rempah memang menjadi komoditi perdagangan
yang ramai di lalu lintas dagang internasional. Perang yang ramai di lalu lintas dagang internasional. Perang
sebagai puncak persaingan kekuasaan dan perdagangan sebagai puncak persaingan kekuasaan dan perdagangan
seperti telah kita ketahui meletus antara VOC dan Gowa, seperti telah kita ketahui meletus antara VOC dan Gowa,
pada tahun 660, pada tahun 660, kemudian pecah lagi pada pada tahun 660, pada tahun 660, kemudian pecah lagi pada
tahun 1666-1669. Dalam Perang Makassar kedua itu, ikut tahun 1666-1669. Dalam Perang Makassar kedua itu, ikut
serta satu kontingen orang-orang bugis, para pelarian yang serta satu kontingen orang-orang bugis, para pelarian yang
menghindar ke Batavia sampai ikut berperang melawan menghindar ke Batavia sampai ikut berperang melawan
penduduk Pariman, di bawah pimpinan Arung Palakka. penduduk Pariman, di bawah pimpinan Arung Palakka.
Ia lahir sebagai keturunan bangsawan dari Ia lahir sebagai keturunan bangsawan dari
campuran perkawinan dua kerajaan: Bone dan Soppeng. campuran perkawinan dua kerajaan: Bone dan Soppeng.
Setelah kekalahan kerajaan Bone dalam perang Setelah kekalahan kerajaan Bone dalam perang
melawan Gowa (1611), penduduk Gowa di Bone belum melawan Gowa (1611), penduduk Gowa di Bone belum
dirasakan akibat-akibatnya yang buruk. Setelah timbul dirasakan akibat-akibatnya yang buruk. Setelah timbul
masalah penghapusan perbudakan di kerajaan Bone, masalah penghapusan perbudakan di kerajaan Bone,
yang menyebabkan terjadinya selisih pendapat, juga di yang menyebabkan terjadinya selisih pendapat, juga di
kalangan keluarga kerajaan, maka pecah perang Gowa kalangan keluarga kerajaan, maka pecah perang Gowa
dan Bone. Kerajaan Gowa yang bersekutu dengan Wajo dan Bone. Kerajaan Gowa yang bersekutu dengan Wajo
dan Sidenreng, yang diminta bantuannya oleh salah satu dan Sidenreng, yang diminta bantuannya oleh salah satu
pihak yang berselisihan dalam kerajaan Bone, menyerbu pihak yang berselisihan dalam kerajaan Bone, menyerbu
dan menduduki Bone. Konon diceritakan kekerasan dan dan menduduki Bone. Konon diceritakan kekerasan dan
nafsu perang untuk kemenangan membuat perang itu nafsu perang untuk kemenangan membuat perang itu
menjadi dahsyat. Kekalahan secara fisik kerajaan Bone menjadi dahsyat. Kekalahan secara fisik kerajaan Bone
tidak bisa memadamkan semangat pembebasan dan tidak bisa memadamkan semangat pembebasan dan
upaya pengorganisasian laskar-laskar Bone yang terpencar upaya pengorganisasian laskar-laskar Bone yang terpencar
menjadi satu kembali. Rencana mengadakan perhitungan menjadi satu kembali. Rencana mengadakan perhitungan
atas kekalahan dalam perang yang lalu memperkuat atas kekalahan dalam perang yang lalu memperkuat
kesadaran identitas baru. kesadaran identitas baru.

25 25
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Bone bersekutu lagi dengan Soppeng melawan Bone bersekutu lagi dengan Soppeng melawan
Gowa dengan sekutunya, yang mengulangi kekalahan Gowa dengan sekutunya, yang mengulangi kekalahan
Bone. Itu terjadi pada tahun 1643, dan ketika itu ternyata Bone. Itu terjadi pada tahun 1643, dan ketika itu ternyata
Gowa telah menjadi kerajaan adikuasa dengan armadanya Gowa telah menjadi kerajaan adikuasa dengan armadanya
yang semakin kuat. Banyak tawanan Bone dipindahkan ke yang semakin kuat. Banyak tawanan Bone dipindahkan ke
Gowa termasuk Arung Palakka yang ketika itu baru berusia Gowa termasuk Arung Palakka yang ketika itu baru berusia
8 tahun. Disanalah ia tumbuh sebagai pemuda “yang 8 tahun. Disanalah ia tumbuh sebagai pemuda “yang
berkepribadian kuat, cerdas, gagah, cekatan, dengan sinar berkepribadian kuat, cerdas, gagah, cekatan, dengan sinar
mata yang seolah mengandung daya magnit, penuh daya mata yang seolah mengandung daya magnit, penuh daya
pesona”, demikianlah penulis sejarah berasal Bone sekarang pesona”, demikianlah penulis sejarah berasal Bone sekarang
ini. Mangkubumi Gowa sangat menyayangi anak muda itu. ini. Mangkubumi Gowa sangat menyayangi anak muda itu.
Dia bias bergaul bebas dan bersama pemuda Gowa lain Dia bias bergaul bebas dan bersama pemuda Gowa lain
belajar bermain tombak, kelewang, pencak silat, sepak belajar bermain tombak, kelewang, pencak silat, sepak
raga, dan ketangkasan berburu. Semua itu memperkuat raga, dan ketangkasan berburu. Semua itu memperkuat
daya pikirannya dan pengamatannya untuk belajar dari daya pikirannya dan pengamatannya untuk belajar dari
kehidupan di Gowa unsur-unsur kemasyarakatan yang kehidupan di Gowa unsur-unsur kemasyarakatan yang
dapat memperkuat daya tahan kerajaanBone kelak. dapat memperkuat daya tahan kerajaanBone kelak.
Dari gambaran fragmentaris tersebut di muka ini, Dari gambaran fragmentaris tersebut di muka ini,
sedikit banyak kita dapat pula mengamati dasar-dasar sedikit banyak kita dapat pula mengamati dasar-dasar
sikap laku Arung Palakka. Pertama-tama kebebasan sikap laku Arung Palakka. Pertama-tama kebebasan
bergaul yang diperolehnya, kasih saying Mangkubumi bergaul yang diperolehnya, kasih saying Mangkubumi
Gowa, kesempatan untuk memiliki kemahiran berkelahi Gowa, kesempatan untuk memiliki kemahiran berkelahi
dan berburu dalam suasana kompetitif dengan para dan berburu dalam suasana kompetitif dengan para
pemuda Gowa. Kesadarannya sebagai tawanan perang pemuda Gowa. Kesadarannya sebagai tawanan perang
tidak mustahil memelihara semangat kepahlawanan dan tidak mustahil memelihara semangat kepahlawanan dan
cinta tanah airnya: Kerajaan Bone: cinta tanah airnya: Kerajaan Bone:
Kondisi para tawanan yang sejak pergantian raja Kondisi para tawanan yang sejak pergantian raja
Gowa yang baru, berubah menjadi para pekerja paksa, Gowa yang baru, berubah menjadi para pekerja paksa,
membuka lebih jauh kesadarannya menjadi sikap laku membuka lebih jauh kesadarannya menjadi sikap laku
nyata untuk melawan penindasan dan ketidak-adilan yang nyata untuk melawan penindasan dan ketidak-adilan yang
dirasakan oleh orang-orang Bone. Sultan Hasanuddin yang dirasakan oleh orang-orang Bone. Sultan Hasanuddin yang
menghadapi VOC sebagai ancaman potensial bermaksud menghadapi VOC sebagai ancaman potensial bermaksud
memperkuat benteng Somba Opu, dan memerintahkan memperkuat benteng Somba Opu, dan memerintahkan

26 26
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Bone untuk mengerahkan tenaga kerja paksa untuk Bone untuk mengerahkan tenaga kerja paksa untuk
membantunya ke Gowa. Perlakuan terhadap para pekerja membantunya ke Gowa. Perlakuan terhadap para pekerja
paksa dilihat juga oleh Arung Palakka yang ketika itu paksa dilihat juga oleh Arung Palakka yang ketika itu
dipercaya sebagai pengawal Mangkubumi Gowa. dipercaya sebagai pengawal Mangkubumi Gowa.
Beberapa insiden, yaitu pembunuhan terhadap Beberapa insiden, yaitu pembunuhan terhadap
ayahnya atas perintah Hasanuddin, yang didahului dengan ayahnya atas perintah Hasanuddin, yang didahului dengan
pembunuhan keji terhadap kakanya, menyebabkan Arung pembunuhan keji terhadap kakanya, menyebabkan Arung
Palakka berupaya untuk melawan Gowa. Ia merencanakan Palakka berupaya untuk melawan Gowa. Ia merencanakan
dan mendapat dukungan dari para bangsawan Bone dan dan mendapat dukungan dari para bangsawan Bone dan
rakyatnya untuk mengakhiri hegemoni Gowa. Dengan rakyatnya untuk mengakhiri hegemoni Gowa. Dengan
pertempuran langsung maupun dengan tipu muslihat pertempuran langsung maupun dengan tipu muslihat
Arung Palakka mencoba mencapai kemenangan. Namun, Arung Palakka mencoba mencapai kemenangan. Namun,
Gowa ternyata tetap tegar dan kuat melakukan pertempuran. Gowa ternyata tetap tegar dan kuat melakukan pertempuran.
Beberapa kali pasukan Bone terdesak dalam keadaan yang Beberapa kali pasukan Bone terdesak dalam keadaan yang
membahayakan, sehingga pada akhirnya Arung Palakka membahayakan, sehingga pada akhirnya Arung Palakka
meninggalkan dengan pasukannya menuju Buton (25 meninggalkan dengan pasukannya menuju Buton (25
Desember 1660). Selama tiga tahun ia bersembunyi dan Desember 1660). Selama tiga tahun ia bersembunyi dan
dilindungi Sultan Buton. dilindungi Sultan Buton.
Pada 1663 ia berhubungan dengan Gubernur Pada 1663 ia berhubungan dengan Gubernur
Jenderal VOC di Batavia, musuh Sultan Hasanuddin. Jenderal VOC di Batavia, musuh Sultan Hasanuddin.
Hubungan dengan VOC pastilah berdasarkan perhitungan Hubungan dengan VOC pastilah berdasarkan perhitungan
menjalankan politik perimbangan, mengubah status menjalankan politik perimbangan, mengubah status
quo, dengan memperkuat daya tempur pihak yang anti quo, dengan memperkuat daya tempur pihak yang anti
Hasanuddin. Pemikiran militernya bertambah jelas oleh Hasanuddin. Pemikiran militernya bertambah jelas oleh
perkenalannya dengan Speelman, laksamana VOC dalam perkenalannya dengan Speelman, laksamana VOC dalam
membicarakan penyerbuan terhadap Gowa. Jaminan membicarakan penyerbuan terhadap Gowa. Jaminan
kerjasama juga didapat dari Sultan Ternate dan Sultan kerjasama juga didapat dari Sultan Ternate dan Sultan
Buton, untuk bersatu nelawan Gowa. Pemikiran militernya Buton, untuk bersatu nelawan Gowa. Pemikiran militernya
juga bertambah dengan pengalamannya dalam ekspedisi juga bertambah dengan pengalamannya dalam ekspedisi
melawan Pariaman, yang menunjukkan kemahiran dan melawan Pariaman, yang menunjukkan kemahiran dan
kewibawaannya dalam memimpin pertempuran dengan kewibawaannya dalam memimpin pertempuran dengan
formasi tentara yang berlapis tiga. formasi tentara yang berlapis tiga.
Barulah setelah itu perencanaan dan pelaksanaan Barulah setelah itu perencanaan dan pelaksanaan

27 27
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

perang dengan Gowa berlangsung. Singkat kata Gowa perang dengan Gowa berlangsung. Singkat kata Gowa
terpaksa mengadakan perjanjian Bongaya (18 November terpaksa mengadakan perjanjian Bongaya (18 November
1667), dan berulang setelah pertempuran meletus dengan 1667), dan berulang setelah pertempuran meletus dengan
lebih dahsyat. Benteng Somba Opu hancur sama sekali. lebih dahsyat. Benteng Somba Opu hancur sama sekali.
Hasanuddin menyingkir ke sebuah bukit, dan meninggal Hasanuddin menyingkir ke sebuah bukit, dan meninggal
pada tanggal 12 Juni 1670. Gowa telah kalah perang, tetapi pada tanggal 12 Juni 1670. Gowa telah kalah perang, tetapi
“puluhan negeri-negeri terjajah menemukan kembali “puluhan negeri-negeri terjajah menemukan kembali
nilai-nilai dan martabat kemanusiaannya yang sejati nilai-nilai dan martabat kemanusiaannya yang sejati
setelah dijajah dan diperbudak dibawah kemaharajaan setelah dijajah dan diperbudak dibawah kemaharajaan
Gowa”, demikian sebuah tafsir atas kekalahan terhormat Gowa”, demikian sebuah tafsir atas kekalahan terhormat
Hasanuddin. Masa lalu telah putus, masa depan mulai Hasanuddin. Masa lalu telah putus, masa depan mulai
dengan pengalaman kolektif masyarakat Makassar-Bugis. dengan pengalaman kolektif masyarakat Makassar-Bugis.
Pengalaman dahsyat Arung Palakka semasa-masa Pengalaman dahsyat Arung Palakka semasa-masa
pendudukan Bone, perang melawan Gowa, mengamati pendudukan Bone, perang melawan Gowa, mengamati
kemampuan VOC perang di Pariaman, mengatur kemampuan VOC perang di Pariaman, mengatur
persekutuan dengan kerajaan lain di Sulawesi Selatan persekutuan dengan kerajaan lain di Sulawesi Selatan
dalam perang yang lebih hebat dan kejam menentukan dalam perang yang lebih hebat dan kejam menentukan
kemenangan terhadap Gowa, yang makin merosot, kemenangan terhadap Gowa, yang makin merosot,
kekuasaan diri bawaannya di Sulawesi Selatan. Maka kekuasaan diri bawaannya di Sulawesi Selatan. Maka
gilirannya sekarang ia mengabdi Raja Bone ke 15 dalam gilirannya sekarang ia mengabdi Raja Bone ke 15 dalam
usia 32 tahun. Kerajaan Bone dari tahun 1696, jadi selama usia 32 tahun. Kerajaan Bone dari tahun 1696, jadi selama
28 tahun, berada dibawah pimpinannya. Ini berarti 28 tahun, berada dibawah pimpinannya. Ini berarti
perdamaian, ketentraman dan stabilitas yang relatif sampai perdamaian, ketentraman dan stabilitas yang relatif sampai
di wilayah kekuasaannya. di wilayah kekuasaannya.
Dalam usia yang begitu muda, tetapi penuh Dalam usia yang begitu muda, tetapi penuh
pengalaman fisik ia menunjukkan pendirian yang pengalaman fisik ia menunjukkan pendirian yang
teguh dan bijaksana. Perkembangan yang dicapainya teguh dan bijaksana. Perkembangan yang dicapainya
melalui peperangan, adalah kepercayaan dikabulkannya melalui peperangan, adalah kepercayaan dikabulkannya
perjuangan rakyat Bone oleh Allah Taala. Arung Palakka perjuangan rakyat Bone oleh Allah Taala. Arung Palakka
tidak menjadi takabur, menjauhkan dendam yang masih tidak menjadi takabur, menjauhkan dendam yang masih
ada pada rakyatnya, dan menyerahkan hukuman setimpal ada pada rakyatnya, dan menyerahkan hukuman setimpal
terhadap kepada Allah yang dipujinya. terhadap kepada Allah yang dipujinya.
Demikianlah ini menyelesaikan perang yang Demikianlah ini menyelesaikan perang yang

28 28
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

masih terus dilakukannya terhadap kerajaan (1673), masih terus dilakukannya terhadap kerajaan (1673),
menaklukkan Mandar (1680), dan Tana Toraja (1683). menaklukkan Mandar (1680), dan Tana Toraja (1683).
Sebagai Raja Bone. Arung Palakka berdasarkan prjanjian Sebagai Raja Bone. Arung Palakka berdasarkan prjanjian
memangku jabatan selaku Ketua Perserikatan Raja-raja, memangku jabatan selaku Ketua Perserikatan Raja-raja,
sehingga kedudukannya bertambah kuat terhadap VOC. sehingga kedudukannya bertambah kuat terhadap VOC.
Mengakhiri makalah ini maka beberapa pandangan Mengakhiri makalah ini maka beberapa pandangan
kesimpulan disampaikan sebagai berikut: kesimpulan disampaikan sebagai berikut:
Bahwa jauh sebelum pandangan kesimpulan di Bahwa jauh sebelum pandangan kesimpulan di
muka telah ada penilaian dari sastra lisan tradisional atau muka telah ada penilaian dari sastra lisan tradisional atau
cerita rakyat Makassar Sinrili’na Kappala Tallumbatua. cerita rakyat Makassar Sinrili’na Kappala Tallumbatua.
Cerita rakyat itu mengisahkan Arung Palakka dan perang Cerita rakyat itu mengisahkan Arung Palakka dan perang
Makassar dengan simpati kepada Arung Palakka. Padahal Makassar dengan simpati kepada Arung Palakka. Padahal
Arung Palakka memegang peranan penting dalam Arung Palakka memegang peranan penting dalam
kekalahan Gowa. Pandangan objektif dari dalam masyarakat kekalahan Gowa. Pandangan objektif dari dalam masyarakat
desa ini merupakan contoh yang unit tentang kelugasan desa ini merupakan contoh yang unit tentang kelugasan
orang Makassar Bugis dalam penulisan sejarahnya yang orang Makassar Bugis dalam penulisan sejarahnya yang
telah cukup dikenal. telah cukup dikenal.
Dari potret yang dicoba dibuat untuk memahami Dari potret yang dicoba dibuat untuk memahami
aktivitas, sikap laku, pemikiran, dan kepribadian Arung aktivitas, sikap laku, pemikiran, dan kepribadian Arung
Palakka itu, dapatlah disimpulkan ia sesungguhnya Palakka itu, dapatlah disimpulkan ia sesungguhnya
memang seorang tokoh sejarah. memang seorang tokoh sejarah.
Masa pemerintahannya yang begitu lama Masa pemerintahannya yang begitu lama
menunjukkan pengakuan kepemimpinannya sebagai tokoh menunjukkan pengakuan kepemimpinannya sebagai tokoh
masyarakat yang punya kemampuan dan kepekaan bertindak masyarakat yang punya kemampuan dan kepekaan bertindak
sesuai dengan pengalaman militer dan pemahaman politik sesuai dengan pengalaman militer dan pemahaman politik
sesuai dengan keadaan yang berubah-ubah. sesuai dengan keadaan yang berubah-ubah.
Ia konsisten menuju pembebasan kerajaan Bone dan Ia konsisten menuju pembebasan kerajaan Bone dan
rakyatnya, yang ketika itu merupakan kerajaan merdeka rakyatnya, yang ketika itu merupakan kerajaan merdeka
yang berdaulat penuh sederajat dengan Gowa dan kerajaan yang berdaulat penuh sederajat dengan Gowa dan kerajaan
lain di Sulawesi. lain di Sulawesi.
Sesungguhnya kepahlawanan dan cinta tanah air Sesungguhnya kepahlawanan dan cinta tanah air
bukanlah monopoli mereka yang hidup di abad ke-20 bukanlah monopoli mereka yang hidup di abad ke-20
sekarang ini. sekarang ini.

29 29
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Catatan Bibliografi Catatan Bibliografi


Makalah ini merupakan esai kesejarahan yang Makalah ini merupakan esai kesejarahan yang
bertumpuh kepada pemahaman kepustakaan karya bertumpuh kepada pemahaman kepustakaan karya
H.A. Muhammad Ali dan A. Amrullah Amal, H.A. Muhammad Ali dan A. Amrullah Amal,
Arung Palakka Potret Seorang Pembebas. Watampone, Arung Palakka Potret Seorang Pembebas. Watampone,
tanpa penerbit. 1989 tanpa penerbit. 1989
Leonard Y. Andaya. “Pandangan Arung Palakka Leonard Y. Andaya. “Pandangan Arung Palakka
tentang Desa dan perang Makassar 1666 - 1669”, dalam tentang Desa dan perang Makassar 1666 - 1669”, dalam
Anthony Reid dan David Marr (eds), Dari Raja Ali Hingga Anthony Reid dan David Marr (eds), Dari Raja Ali Hingga
Hamka, Indonesia pada Masa lalunya. Jakarta, Grafiti Hamka, Indonesia pada Masa lalunya. Jakarta, Grafiti
Pers, 1983. Pers, 1983.
Buku ini merupakan terjemahan tulisan yang Buku ini merupakan terjemahan tulisan yang
berkaitan dengan Indonesia, bagian dari kumpulan berkaitan dengan Indonesia, bagian dari kumpulan
karangan tentang sejarah intelektual dan historiografi karangan tentang sejarah intelektual dan historiografi
Asia Tenggara dalam Anthony Reid & David Marr (eds). Asia Tenggara dalam Anthony Reid & David Marr (eds).
Perpections of the Past in Southeasth Asia Hongkong, Perpections of the Past in Southeasth Asia Hongkong,
Heineman Educational Books. Penerbitan dalam bahasa Heineman Educational Books. Penerbitan dalam bahasa
Indonesia itu diberi pengantar oleh Sartono Kartodirjo, Indonesia itu diberi pengantar oleh Sartono Kartodirjo,
guru besar sejarah pada Universitas Gajah Mada. guru besar sejarah pada Universitas Gajah Mada.
G.J. resink., Raja dan Kerajaan yang merdeka di G.J. resink., Raja dan Kerajaan yang merdeka di
Indonesia 1850-1910 Jakarta, penerbit Jambatan, 1987. Indonesia 1850-1910 Jakarta, penerbit Jambatan, 1987.
Dengan kata pengantar oleh A.B. Lapian, penerjemah. Dengan kata pengantar oleh A.B. Lapian, penerjemah.
Sambutan masyarakat sejarawan Indonesia, dibuat oleh Sambutan masyarakat sejarawan Indonesia, dibuat oleh
Abdurrachman Surjomiharjo. Abdurrachman Surjomiharjo.
Sultan Kasim. Kerajaan Bone dan latar belakang Sultan Kasim. Kerajaan Bone dan latar belakang
persekutuan antara Bone dengan kompeni tahun 1665. persekutuan antara Bone dengan kompeni tahun 1665.
Ujung Pandang tanpa penerbit (naskah), 1992. Semula Ujung Pandang tanpa penerbit (naskah), 1992. Semula
merupakan skripsi pada FKIP Makassar, Januari 1971. merupakan skripsi pada FKIP Makassar, Januari 1971.
Keempat buku itu mencantumkan daftar Keempat buku itu mencantumkan daftar
kepustakaan yang luas tentang Sejarah Makassar-Bugis. kepustakaan yang luas tentang Sejarah Makassar-Bugis.

30 30
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

POKOK-POKOK PIKIRAN POKOK-POKOK PIKIRAN


ARUNG PALAKKA DAN ARUNG PALAKKA DAN
SULTAN HASANUDDIN SULTAN HASANUDDIN
Pergumulan “Meraih” Kebebasan Pergumulan “Meraih” Kebebasan
Anhar Gonggong Anhar Gonggong

I I
Abad XVII mempunyai sifat khas. Abad XVII mempunyai sifat khas.
Kedatangan bangsa Belanda terbentuknya VOC Kedatangan bangsa Belanda terbentuknya VOC
penetrasi kekuasaan asing Belanda penetrasi kekuasaan asing Belanda
Terjadinya pergumulan diantar kerajaan-kerajaan Terjadinya pergumulan diantar kerajaan-kerajaan
lokal untuk eksistensi dirinya di Sulawesi-Selatan → lokal untuk eksistensi dirinya di Sulawesi-Selatan →
pergumulan antara Bone-Gowa pergumulan antara Bone-Gowa

II II
Dalam abad XVII terdapat banyak kerajaan- Dalam abad XVII terdapat banyak kerajaan-
kerajaan lokal: juga di Sulawesi Selatan ada kerajaan Gowa, kerajaan lokal: juga di Sulawesi Selatan ada kerajaan Gowa,
Bone-Soppeng, Luwu dan lain sebagainya. Di dalam Bone-Soppeng, Luwu dan lain sebagainya. Di dalam
perkembangannya, diantara kerajaan lokal itu terjadi perkembangannya, diantara kerajaan lokal itu terjadi
rivalitas untuk menguasai satu sama lain: rivalitas untuk menguasai satu sama lain:
Setelah VOC melihat wilayah Nusantara amat Setelah VOC melihat wilayah Nusantara amat
strategis dan kaya alam serta perut buminya, maka para strategis dan kaya alam serta perut buminya, maka para
pengambil kebijakannya berusaha untuk melebarkan pengambil kebijakannya berusaha untuk melebarkan
kekuasaannya pada kerajaan-kerajaan lokal yang dianggap kekuasaannya pada kerajaan-kerajaan lokal yang dianggap
menguntungkan baik dari segi strategi militer dan menguntungkan baik dari segi strategi militer dan
perdagangan mereka. perdagangan mereka.

31 31
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Penggunaan pelbagai cara untuk maksud ini Penggunaan pelbagai cara untuk maksud ini
dilakukan antara lain dengan ”menggunakan konflik” dilakukan antara lain dengan ”menggunakan konflik”
diantara kerajaan lokal itu sendiri. Misalnya → konflik diantara kerajaan lokal itu sendiri. Misalnya → konflik
Gowa-Bone pada pertengahan abad XVII → Bone berada Gowa-Bone pada pertengahan abad XVII → Bone berada
di bawah kekuasaan Gowa. di bawah kekuasaan Gowa.

III III
Belanda datang dan berkehendak untuk Belanda datang dan berkehendak untuk
memaksakan monopoli terhadap perdagangan pada memaksakan monopoli terhadap perdagangan pada
wilayah kerajaan Gowa dengan pelabuhan utamanya, wilayah kerajaan Gowa dengan pelabuhan utamanya,
Makassar. Makassar.
Bone berada di dalam kekuasaan Gowa → Bone berada di dalam kekuasaan Gowa →
“Naripuatana Bone Seppulo Pitu Taung Ittana”, yang “Naripuatana Bone Seppulo Pitu Taung Ittana”, yang
melahirkan rivalitas diantara mereka. Berkembanglah melahirkan rivalitas diantara mereka. Berkembanglah
konflik demi kekuasaan dari kekuasaan mutlak oleh suatu konflik demi kekuasaan dari kekuasaan mutlak oleh suatu
pihak pihak

IV IV
Ketika Belanda berkehendak memaksakan Ketika Belanda berkehendak memaksakan
monopolinya untuk menguasai kehidupan perdagangan monopolinya untuk menguasai kehidupan perdagangan
perekonomian pada wilayah kekuasaan kerajaan Gowa, perekonomian pada wilayah kekuasaan kerajaan Gowa,
maka raja kerajaan Gowa Sultan Hasanuddin menolak maka raja kerajaan Gowa Sultan Hasanuddin menolak
dengan landasan hak untuk setiap orang mencari kehidupan dengan landasan hak untuk setiap orang mencari kehidupan
dan laut adalah wilayah bebas untuk mencari kehidupan. dan laut adalah wilayah bebas untuk mencari kehidupan.
Di tengah-tengah tarik-menarik antara Speelman dan Di tengah-tengah tarik-menarik antara Speelman dan
Sultan Hasanuddin itu, Bone yang menopangkan nasibnya Sultan Hasanuddin itu, Bone yang menopangkan nasibnya
pada “Junjungan yang dihormatinya”, Arung Palakka, pada “Junjungan yang dihormatinya”, Arung Palakka,
mencari peluang melepaskan kedudukannya sebagai yang mencari peluang melepaskan kedudukannya sebagai yang
dipuata untuk menjadi manusia bebas. Berhadapanlah dipuata untuk menjadi manusia bebas. Berhadapanlah
dua took yang berbuat demi “kebebasan” yang harus dua took yang berbuat demi “kebebasan” yang harus
dipertahankannya dan harus diraihnya. dipertahankannya dan harus diraihnya.

32 32
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Arung Palakka memang berhasil meraih Arung Palakka memang berhasil meraih
“kebebasan” orang Bone walau dengan ditopang oleh “kebebasan” orang Bone walau dengan ditopang oleh
Speelman dan Sultan Hasanuddin harus “menyerahkan” Speelman dan Sultan Hasanuddin harus “menyerahkan”
kebebasan mencari hidup kepada Speelman. kebebasan mencari hidup kepada Speelman.
Dalam perkembangannya, Arung Palakka yang Dalam perkembangannya, Arung Palakka yang
kemudian disepakati untuk diangkat sebagai raja Bone, kemudian disepakati untuk diangkat sebagai raja Bone,
berusaha untuk “menyatukan kerajaan-kerajaan di Sulawesi berusaha untuk “menyatukan kerajaan-kerajaan di Sulawesi
Selatan” yang dilakukan dengan menggunakan lembaga Selatan” yang dilakukan dengan menggunakan lembaga
perkawinan sebagai “alat” untuk menyatukan keluarga. Tali perkawinan sebagai “alat” untuk menyatukan keluarga. Tali
keluarga adalah pengikat bagi wujud persatuan diantara keluarga adalah pengikat bagi wujud persatuan diantara
raja dan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. raja dan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan.

V V
Dari peristiwa perang Bone-Gowa dengan Dari peristiwa perang Bone-Gowa dengan
menghadapkan Arung Palakka dan Sultan Hasanuddin, menghadapkan Arung Palakka dan Sultan Hasanuddin,
nampak betapa tidak mudahnya posisi seorang pemimpin nampak betapa tidak mudahnya posisi seorang pemimpin
di tengah-tengah krisis yang berkembang. di tengah-tengah krisis yang berkembang.
Arung Palakka-Sultan Hasanuddin telah Arung Palakka-Sultan Hasanuddin telah
mempertaruhkan harga diri dan kepemimpinannya demi mempertaruhkan harga diri dan kepemimpinannya demi
meraih dan mempertahankan kebebasan yang menghadapi meraih dan mempertahankan kebebasan yang menghadapi
bahaya dan terinjak-injak. bahaya dan terinjak-injak.

Catatan Editor Catatan Editor


Dr. Anhar Gonggong adalah Kepala Sub Direktorat Dr. Anhar Gonggong adalah Kepala Sub Direktorat
Sejarah pada Ditjarahnitra, Departemen Pendidikan Sejarah pada Ditjarahnitra, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, di Jakarta. Juga adalah peneliti pada dan Kebudayaan, di Jakarta. Juga adalah peneliti pada
Direktorat Khusus LEMHANNAS, Jakarta. Disamping Direktorat Khusus LEMHANNAS, Jakarta. Disamping
itu mengajar, dengan jabatan Lektor pada Universitas itu mengajar, dengan jabatan Lektor pada Universitas
Atmajaya, juga mengajar Pemikiran Islam pada Jurusan Atmajaya, juga mengajar Pemikiran Islam pada Jurusan
Sejarah Universitas Indonesia. Sejarah Universitas Indonesia.

33 33
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu-ilmu Sastra Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu-ilmu Sastra
Universitas Indonesia pada tahun 1990 dengan disertasi Universitas Indonesia pada tahun 1990 dengan disertasi
yang berjudul: ABDUL QAHHAR MUDZAKKAR DAN yang berjudul: ABDUL QAHHAR MUDZAKKAR DAN
GERAKAN DI/TII DI SULAWESI SELATAN, 1950- GERAKAN DI/TII DI SULAWESI SELATAN, 1950-
1965. 1965.

34 34
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

PERSPEKTIF SEJARAH PERSPEKTIF SEJARAH


ARUNG PALAKKA ARUNG PALAKKA
DALAM PENCIPTAAN KESEJAHTERAAN DALAM PENCIPTAAN KESEJAHTERAAN
Edward L. Poelinggoman Edward L. Poelinggoman

S S
eorang ilmu Belanda, A.A. Sense, yang melakukan eorang ilmu Belanda, A.A. Sense, yang melakukan
kajian naskah lokal Sulawesi Selatan memaparkan kajian naskah lokal Sulawesi Selatan memaparkan
pandangan masyarakat tentang sejarah. Pandangan pandangan masyarakat tentang sejarah. Pandangan
itu tertuang dalam pernyataan awal yang mendahului itu tertuang dalam pernyataan awal yang mendahului
pernyataan: “jangan kiranya saya menjadi busung, jangan pernyataan: “jangan kiranya saya menjadi busung, jangan
kiranya saya mendapat takut, menyebut dan menghitung kiranya saya mendapat takut, menyebut dan menghitung
nama raja-raja terdahulu”. Pernyataan ini menunjukkan nama raja-raja terdahulu”. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa penulis lontara (pelontar) bermohon maaf bahwa penulis lontara (pelontar) bermohon maaf
mendahului kegiatannya. mendahului kegiatannya.
Setelah menyatakan permohonan maaf itu didapati Setelah menyatakan permohonan maaf itu didapati
pernyataan lainyang tampak menunjukkan bagaimana pernyataan lainyang tampak menunjukkan bagaimana
keinginan untuk menulis dan manfaat dari penulisan itu, keinginan untuk menulis dan manfaat dari penulisan itu,
yaitu: “penulisan ini dilakukan karena dikhawatirkan akan yaitu: “penulisan ini dilakukan karena dikhawatirkan akan
dilupakan oleh anak-anak. Cucu-cucu, dan keturunan dilupakan oleh anak-anak. Cucu-cucu, dan keturunan
kemudian akan hal-hal pendahuku mereka; jika tidak kemudian akan hal-hal pendahuku mereka; jika tidak
diketahui (masa lampau) maka akibatnya adalah kita diketahui (masa lampau) maka akibatnya adalah kita
akan merasa dan memaharajakan diri kita sendiri atau akan merasa dan memaharajakan diri kita sendiri atau
sebaliknya orang luar akan menganggap kita hanyalah sebaliknya orang luar akan menganggap kita hanyalah
orang biasa saja”. orang biasa saja”.
Dua pernyataan itu mengandung beberapa hal yang Dua pernyataan itu mengandung beberapa hal yang
tampak mendasarpenulisan sejarah ilmiah dewasa ini. Pada tampak mendasarpenulisan sejarah ilmiah dewasa ini. Pada
dasarnya apa yang diharapkan dalam penulisan sejarah dasarnya apa yang diharapkan dalam penulisan sejarah

35 35
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

ilmiah adalah mengungkapkan apa yang sesungguhnya ilmiah adalah mengungkapkan apa yang sesungguhnya
terjadi atau seperti yang dinyatakan oleh pencetusnya terjadi atau seperti yang dinyatakan oleh pencetusnya
(Leopod von Ranke) wie est eigenlich gewesen. Pernyataan (Leopod von Ranke) wie est eigenlich gewesen. Pernyataan
ini bukan dimaksudkan untuk menulis kejadian masa ini bukan dimaksudkan untuk menulis kejadian masa
lampau dalam bentuk kronik dan catatan harian tetapi lampau dalam bentuk kronik dan catatan harian tetapi
menuntut usaha penelusuran dan pengungkapan masa menuntut usaha penelusuran dan pengungkapan masa
lalu berdasarkan bukti-bukti yang dapat dijadikan dasar lalu berdasarkan bukti-bukti yang dapat dijadikan dasar
perumusan fakta. Hal ini diherankan dapat mencegah dan perumusan fakta. Hal ini diherankan dapat mencegah dan
menghindarkan kecenderungan untuk mengungkapkan menghindarkan kecenderungan untuk mengungkapkan
masa lalu demi pembenaran dan pengabsahan proses yang masa lalu demi pembenaran dan pengabsahan proses yang
sedang berlangsung, seperti yang banyak dilakukan oleh sedang berlangsung, seperti yang banyak dilakukan oleh
sejarawan amaturis dan sejarawan kebudayaan. sejarawan amaturis dan sejarawan kebudayaan.
Pengungkapan apa yang sesungguhnya terjadi Pengungkapan apa yang sesungguhnya terjadi
diharapkan bukan hanya untuk memberikan nilai diharapkan bukan hanya untuk memberikan nilai
keobjektifan dalam penulisan sejarah tetapi juga dapat keobjektifan dalam penulisan sejarah tetapi juga dapat
memberikan nilai objektif terhadap pengenalan diri dan memberikan nilai objektif terhadap pengenalan diri dan
bangsanya; dalam hubungan inilah setiap orang, yang pada bangsanya; dalam hubungan inilah setiap orang, yang pada
dasarnya adalah sejarawan bagi dirinya sendiri, terpikat dasarnya adalah sejarawan bagi dirinya sendiri, terpikat
untuk mengkaji sejarah. Kecenderungan ini muncul untuk mengkaji sejarah. Kecenderungan ini muncul
sebagai wujud keinginan untuk mengobjektifikasikan sebagai wujud keinginan untuk mengobjektifikasikan
dan melegitimasikan kekinian. Itulah sebabnya seorang dan melegitimasikan kekinian. Itulah sebabnya seorang
sejarawan terkenal, Edward H.Carr, menyatakan bahwa sejarawan terkenal, Edward H.Carr, menyatakan bahwa
sejarah adalah suatu proses interaksi yang terus menerus sejarah adalah suatu proses interaksi yang terus menerus
antara sejarawan dan fakta-faktanya, suatu pecakapan yang antara sejarawan dan fakta-faktanya, suatu pecakapan yang
tiada berakhir antara masa sekarang dan masa lampau tiada berakhir antara masa sekarang dan masa lampau
(Carr, 1981, 30) (Carr, 1981, 30)
Dalam melakukan percakapan tapak setiap orang Dalam melakukan percakapan tapak setiap orang
dapat menetapkan objeknya sesuai dengan arti yang dapat menetapkan objeknya sesuai dengan arti yang
digunakan, namun sesungguhnya dan seyogianya muncul digunakan, namun sesungguhnya dan seyogianya muncul
dari keinginan untuk mengambil arti dan makna dari dari keinginan untuk mengambil arti dan makna dari
kelampauan itu. Itulah sebabnya sejak dahulu kala telah kelampauan itu. Itulah sebabnya sejak dahulu kala telah
muncul pernyataan bahwa “sejarah adalah guru kehidupan” muncul pernyataan bahwa “sejarah adalah guru kehidupan”
(hitoria megister vitae). Berpangkal pada pernyataan ini (hitoria megister vitae). Berpangkal pada pernyataan ini

36 36
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

muncul pertanyaan apa sesungguhnya yang dapat kita muncul pertanyaan apa sesungguhnya yang dapat kita
pedomani dengan berkaca pada masa lampau Arung pedomani dengan berkaca pada masa lampau Arung
Palakka? Apa yang dapat disimak dari kelampauan tokoh Palakka? Apa yang dapat disimak dari kelampauan tokoh
sejarah itu? Pertanyaan-pertanyaan itu jelas menuntun kita sejarah itu? Pertanyaan-pertanyaan itu jelas menuntun kita
untuk menelusuri proses kesejarahan tokoh itu p73 dan untuk menelusuri proses kesejarahan tokoh itu p73 dan
hal itu akan membawa kita berlarut-larut dalam berdialog hal itu akan membawa kita berlarut-larut dalam berdialog
untuk mempertimbangkan kalkulasi tokoh itu terhadap untuk mempertimbangkan kalkulasi tokoh itu terhadap
kondisional yang mendasari setiap pilihan tindakannya. kondisional yang mendasari setiap pilihan tindakannya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pilihan di arahkan Oleh karena itu, pada kesempatan ini pilihan di arahkan
hanya pada pilihan tindakan seperti yang dirumuskan hanya pada pilihan tindakan seperti yang dirumuskan
dan dijadikan topik makalah ini yaitu usaha-usaha yang dan dijadikan topik makalah ini yaitu usaha-usaha yang
dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pilihan ini jelas membatasi periode yang menjadi Pilihan ini jelas membatasi periode yang menjadi
objek dialog kita yaitu setelah ia dipilih sebagai raja Bone objek dialog kita yaitu setelah ia dipilih sebagai raja Bone
dan usahanya demi kesejahteraan masyarakat (1672-1696). dan usahanya demi kesejahteraan masyarakat (1672-1696).
Tidak dapat disangkal bahwa pembicaraan tentang hal ini Tidak dapat disangkal bahwa pembicaraan tentang hal ini
sangat rumit karena pekerjaan yang harus dijalankan dari sangat rumit karena pekerjaan yang harus dijalankan dari
perencanaan yang dicanangkan berlangsung dalam situasi perencanaan yang dicanangkan berlangsung dalam situasi
yang tidak stabil. Perang dan damai silih berganti mewarnai yang tidak stabil. Perang dan damai silih berganti mewarnai
kalkulasi kondisi untuk merealisasikan rencana; hal itu kalkulasi kondisi untuk merealisasikan rencana; hal itu
bukan hanya pertentangan politik, tetapi juga kultural bukan hanya pertentangan politik, tetapi juga kultural
yang salin berkaitan dalam menentukan arah proses yang salin berkaitan dalam menentukan arah proses
kesejahteraan ketika itu, sehingga faktor-faktor lainnya kesejahteraan ketika itu, sehingga faktor-faktor lainnya
terlarut dan tampak dimofisir dan di analisis dalam kaitan terlarut dan tampak dimofisir dan di analisis dalam kaitan
dengan kepentingan politik. dengan kepentingan politik.
Tambahan pula belum ditemukannya catatan Tambahan pula belum ditemukannya catatan
tertulis menyangkut rencana, meskipun tokoh ini tertulis menyangkut rencana, meskipun tokoh ini
meninggalkan tulisan berupa catatan harian. Itulah meninggalkan tulisan berupa catatan harian. Itulah
sebabnya analisis tentang kegiatannya berpangkal dari sebabnya analisis tentang kegiatannya berpangkal dari
bukti-bukti lain. Akibatnya bermunculan sebagai bentuk bukti-bukti lain. Akibatnya bermunculan sebagai bentuk
pernyataan interpretatif. Untuk menguatkan interpretasi pernyataan interpretatif. Untuk menguatkan interpretasi
itu maka diharapkan menampilkan argumen yang layak, itu maka diharapkan menampilkan argumen yang layak,
hal yang mendorong suatu kajian dicanangkan. hal yang mendorong suatu kajian dicanangkan.

37 37
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Arung Palakka, De Koningh Der Bugis Arung Palakka, De Koningh Der Bugis
Leonard Y Andaya, dalam menganalisis kedaan Leonard Y Andaya, dalam menganalisis kedaan
politik di Sulawesi Selatan pada abad ke-17, menarik politik di Sulawesi Selatan pada abad ke-17, menarik
kesimpulan bahwa “Perang Makassar telah menjadikan kesimpulan bahwa “Perang Makassar telah menjadikan
Kompeni suatu kekuatan di, tetapi bukan terhadap, Kompeni suatu kekuatan di, tetapi bukan terhadap,
Sulawesi Selatan “. (Andaya, 1981:136). Pernyataan ini Sulawesi Selatan “. (Andaya, 1981:136). Pernyataan ini
mengundang pertanyaan: kerajaan mana dan siapa raja mengundang pertanyaan: kerajaan mana dan siapa raja
yang memiliki kekuatan terhadap Sulawesi Selatan? yang memiliki kekuatan terhadap Sulawesi Selatan?
Pertanyaan itu terjawab dalam kalimat berikut dari tulisan Pertanyaan itu terjawab dalam kalimat berikut dari tulisan
Andaya: “…Arung Palakka diakui dan digunakan untuk Andaya: “…Arung Palakka diakui dan digunakan untuk
menciptakan satu kemaharajaan yang sangat berhasil menciptakan satu kemaharajaan yang sangat berhasil
dalam sejarah daerah itu”. Hal ini bukan karena keinginan dalam sejarah daerah itu”. Hal ini bukan karena keinginan
yang dicanangkan oleh Kompeni sehingga sejak awal yang dicanangkan oleh Kompeni sehingga sejak awal
dianugerahi gelar De Koningh Der Bugies (Raja Orang dianugerahi gelar De Koningh Der Bugies (Raja Orang
Bugis); tetapi karena kerja dan karya yang telah menjadi Bugis); tetapi karena kerja dan karya yang telah menjadi
keinginan tokoh sejarah itu, bahkan apa yang dilakukan keinginan tokoh sejarah itu, bahkan apa yang dilakukan
menyimpang dan bertentangan dengan keinginan pihak menyimpang dan bertentangan dengan keinginan pihak
Kompeni. Kompeni.
Bagi Kompeni, persatuan kerajaan-kerajaan Bugis di Bagi Kompeni, persatuan kerajaan-kerajaan Bugis di
bawah satu kemaharajaan dapat merupakan satu kekuatan bawah satu kemaharajaan dapat merupakan satu kekuatan
besar yang mengimbangi kekuatan Kerajaan Makassar besar yang mengimbangi kekuatan Kerajaan Makassar
(kerajaan kembar Gowa-Tallo) (Arsip: ANRI, Makassar (kerajaan kembar Gowa-Tallo) (Arsip: ANRI, Makassar
No. 7). Untuk itu tokoh ini senantiasa didorong dan dibantu No. 7). Untuk itu tokoh ini senantiasa didorong dan dibantu
dalam usahanya memperluas dan memperkuat kedudukan dalam usahanya memperluas dan memperkuat kedudukan
politiknya terhadap kerajaan-kerajaan Bugis lainnya. politiknya terhadap kerajaan-kerajaan Bugis lainnya.
Kerajaan Wajo, Sidenreng, dan Mandar terpaksa harus Kerajaan Wajo, Sidenreng, dan Mandar terpaksa harus
mengakui keunggulan angkatan perangnya yang mendapat mengakui keunggulan angkatan perangnya yang mendapat
dukungan kuat dari Kompeni namun Arung Palakka tidak dukungan kuat dari Kompeni namun Arung Palakka tidak
tercatat memaksa kerajaan-kerajaan itu menandatangani tercatat memaksa kerajaan-kerajaan itu menandatangani
perjanjian tunduk dan patuh kepada Kerajaan Bone, perjanjian tunduk dan patuh kepada Kerajaan Bone,
melainkan memaksakan penguasa kerajaan-kerajaan itu melainkan memaksakan penguasa kerajaan-kerajaan itu
untuk hadir di Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) untuk hadir di Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam)

38 38
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

melakukan perjanjian dengan pihak Kompeni. Kenyataan melakukan perjanjian dengan pihak Kompeni. Kenyataan
ini telah menjadi criteria bagi sejumlah peneliti untuk ini telah menjadi criteria bagi sejumlah peneliti untuk
memandang ia sebagai alat Kompeni. memandang ia sebagai alat Kompeni.
Bila dikaji lebih jauh tentang tindakan dari Arung Bila dikaji lebih jauh tentang tindakan dari Arung
Palakka itu dengan mencoba mengaitkan dengan berbagai Palakka itu dengan mencoba mengaitkan dengan berbagai
tindakan dan kegiatannya dan tanggapannya terhadap tindakan dan kegiatannya dan tanggapannya terhadap
kompeni maka akan muncul gambaran lain. Pada dasarnya kompeni maka akan muncul gambaran lain. Pada dasarnya
sangat sulit untuk menemukan apa yang dirancangkan sangat sulit untuk menemukan apa yang dirancangkan
oleh tokoh ini, namun dibalik tindakan itu diperoleh bukti oleh tokoh ini, namun dibalik tindakan itu diperoleh bukti
yang dapat mengarahkan perhatian untuk menemukan yang dapat mengarahkan perhatian untuk menemukan
apa sesungguhnya yang diinginkan dengan mencoba apa sesungguhnya yang diinginkan dengan mencoba
menemukan pertimbangan politik di balik kondisional menemukan pertimbangan politik di balik kondisional
pada masanya. pada masanya.
Sejak kekalahan Kerajaan Makassar, tampak bahwa Sejak kekalahan Kerajaan Makassar, tampak bahwa
Arung Palakka yang dibanggakan sebagai pembebas Arung Palakka yang dibanggakan sebagai pembebas
kerajaan Bone belum merencanakan untuk tampil sebagai kerajaan Bone belum merencanakan untuk tampil sebagai
putera terbaik yang menduduki hirarki pemerintahan. putera terbaik yang menduduki hirarki pemerintahan.
La Maddaremmeng yang dimasygulkan pada 1643 (1626 La Maddaremmeng yang dimasygulkan pada 1643 (1626
dinobatkan menjadi raja) dipandang tetap memegang dinobatkan menjadi raja) dipandang tetap memegang
tampuk pemerintahan (1667-1672). Namun ketika Arung tampuk pemerintahan (1667-1672). Namun ketika Arung
Palakka ke Bone, setelah menyelesaikan urusan politik Palakka ke Bone, setelah menyelesaikan urusan politik
menyangkut Perjanjian Bungaya, pada bulan September menyangkut Perjanjian Bungaya, pada bulan September
1672, ia dipilih oleh dewan hadat untuk menjadi 1672, ia dipilih oleh dewan hadat untuk menjadi
Arumpone, menggeserkan kedudukan Putra Arumpone, Arumpone, menggeserkan kedudukan Putra Arumpone,
Arung Timurung La Pakkokoe (Andaya, 1981:148). Arung Timurung La Pakkokoe (Andaya, 1981:148).
Pemilihan dan pengangkatannya menimbulkan Pemilihan dan pengangkatannya menimbulkan
ketidakpuasan pihak La Pakkokoe sehingga ia berusaha ketidakpuasan pihak La Pakkokoe sehingga ia berusaha
menjalin hubungan dengan sejumlah bangsawan dari Bone menjalin hubungan dengan sejumlah bangsawan dari Bone
dan Gowa untuk menghalangi dan menggagalkan Bone. dan Gowa untuk menghalangi dan menggagalkan Bone.
Reaksi ini tampaknya merupakan tantangan yang cukup Reaksi ini tampaknya merupakan tantangan yang cukup
berarti bagi Arung Palakka karena La Pakkokoe didukung berarti bagi Arung Palakka karena La Pakkokoe didukung
oleh bukan saja ayahnya tetapi juga bangsawan Gowa, pihak oleh bukan saja ayahnya tetapi juga bangsawan Gowa, pihak
yang merasa terkalahkan berkat andil dirinya. Juga usaha yang merasa terkalahkan berkat andil dirinya. Juga usaha

39 39
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

yang sejak awal dicanangkan untuk meneteralisasikan yang sejak awal dicanangkan untuk meneteralisasikan
pertentangan intern dengan mengawinkan saudara pertentangan intern dengan mengawinkan saudara
perempuan tertuanya dengan putera La Maddaremmeng, perempuan tertuanya dengan putera La Maddaremmeng,
yang menurut catatan dari Kerajaan Gowa berlangsung yang menurut catatan dari Kerajaan Gowa berlangsung
pada hari Rabu, 11 Muharram 1082 atau 20 Mei 1671 pada hari Rabu, 11 Muharram 1082 atau 20 Mei 1671
(Kamaruddin, dkk., 1985:142; Andara, 1981;269). (Kamaruddin, dkk., 1985:142; Andara, 1981;269).
Perkawinan itu sesungguhnya merupakan Perkawinan itu sesungguhnya merupakan
perkawinan politik atau yang oleh Andaya disebut dengan perkawinan politik atau yang oleh Andaya disebut dengan
istilah perkawinan diplomatik. Pernyataan ini muncul istilah perkawinan diplomatik. Pernyataan ini muncul
bukan hanya sehubungan dengan perkawinan yang telah bukan hanya sehubungan dengan perkawinan yang telah
diungkapkan terdahulu tetapi juga dengan berbagai diungkapkan terdahulu tetapi juga dengan berbagai
proses perkawinan yang terselenggara selanjutnya seperti proses perkawinan yang terselenggara selanjutnya seperti
perkawinan kedua saudara perempuannya yang lain, perkawinan kedua saudara perempuannya yang lain,
perkawinannya sendiri, dan perkawinan lintas kerajaan perkawinannya sendiri, dan perkawinan lintas kerajaan
di Sulawesi Selatan. Apa yang dikehendaki melalui di Sulawesi Selatan. Apa yang dikehendaki melalui
perkawinan politik ini tampaknya diarahkan untuk perkawinan politik ini tampaknya diarahkan untuk
membuka tirai penghalang hubungan antara kerajaan- membuka tirai penghalang hubungan antara kerajaan-
kerajaan di daerah ini dan bukan semata-mata meratakan kerajaan di daerah ini dan bukan semata-mata meratakan
jalan bagi pemilihannya dan pengangkatannya sebagai jalan bagi pemilihannya dan pengangkatannya sebagai
raja Bone. Bahkan kesediannya menjadi raja memiliki arti raja Bone. Bahkan kesediannya menjadi raja memiliki arti
untuk meredam emosi dendam yang sementara membara untuk meredam emosi dendam yang sementara membara
dalam kalangan kerajaan itu terhadap Gowa. dalam kalangan kerajaan itu terhadap Gowa.
Pernyataan dalam hubungan dengan perkawinan Pernyataan dalam hubungan dengan perkawinan
politik itu tentu masih membutuhkan alasan penunjang politik itu tentu masih membutuhkan alasan penunjang
yang dapat memperkuatkannya. Pertama, sehubungan yang dapat memperkuatkannya. Pertama, sehubungan
dengan tindak protes dari Arung Timurung terhadap dengan tindak protes dari Arung Timurung terhadap
pengangkatannya, ia tidak bergiat untuk menyelesaikan pengangkatannya, ia tidak bergiat untuk menyelesaikan
masalah itu sendiri ataupun meminta bantuan dari masalah itu sendiri ataupun meminta bantuan dari
Kompeni tetapi menyelesaikan bersama pihak Gowa. Kompeni tetapi menyelesaikan bersama pihak Gowa.
Arung Timurung yang melarikan diri ke Mandar dan Arung Timurung yang melarikan diri ke Mandar dan
telah bergabung dengan Karaeng Massepe dihadapi oleh telah bergabung dengan Karaeng Massepe dihadapi oleh
Arung Palakka di dalam naskah Makassar selalu disebut Arung Palakka di dalam naskah Makassar selalu disebut
(Unisombaya) bersama Karaeng Tompobalang. Juga dalam (Unisombaya) bersama Karaeng Tompobalang. Juga dalam

40 40
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

masalah yang dihadapi oleh pihak Gowa, Arung Palakka masalah yang dihadapi oleh pihak Gowa, Arung Palakka
tidak berdiam diri tetapi mendukung dan membantunya. tidak berdiam diri tetapi mendukung dan membantunya.
Sebagai contoh ketika terjadi pemberontakan Tinangga Sebagai contoh ketika terjadi pemberontakan Tinangga
yang dipimpin oleh Tujaga, (Kare Passere). Pada 4 yang dipimpin oleh Tujaga, (Kare Passere). Pada 4
Februari 1674, raja Gowa Amri Hamzah (1669-1674) Februari 1674, raja Gowa Amri Hamzah (1669-1674)
dibantu oleh sejumlah Tentara Bone untuk memadamkan dibantu oleh sejumlah Tentara Bone untuk memadamkan
pemberontakan itu. pemberontakan itu.
Pertama pro dan kontra bukan hanya terjadi di Pertama pro dan kontra bukan hanya terjadi di
Bone tetapi juga di Gowa, sehingga gagasan itu menjadi Bone tetapi juga di Gowa, sehingga gagasan itu menjadi
suram dan hampir tidak terpikirkan karena terhalang suram dan hampir tidak terpikirkan karena terhalang
oleh berbagai konflik yang terjadi dalam masing-masing oleh berbagai konflik yang terjadi dalam masing-masing
kerajaan maupun antar kerajaan. kerajaan maupun antar kerajaan.
Kedua, berkaitan dengan Gerakan Syeh Yusuf. Kedua, berkaitan dengan Gerakan Syeh Yusuf.
Gerakan ini erat berkaitan dengan masalah politik, Gerakan ini erat berkaitan dengan masalah politik,
meskipun gagasan gerakan ini sangat sederhana yaitu meskipun gagasan gerakan ini sangat sederhana yaitu
permohonan pemulangan Syeh Yusuf yang diasingkan permohonan pemulangan Syeh Yusuf yang diasingkan
oleh Kompeni ke Sailon dan kemudian ke Afrika, sebagai oleh Kompeni ke Sailon dan kemudian ke Afrika, sebagai
hukuman akibat bantuan yang diberikannya kepada hukuman akibat bantuan yang diberikannya kepada
Sultan Ageng (Raja Banten) ketika terjadi sukses pada Sultan Ageng (Raja Banten) ketika terjadi sukses pada
tahun 1683. Menurut laporan ketua perwakilan VOC di tahun 1683. Menurut laporan ketua perwakilan VOC di
Makassar, Willem Hartsink (1685-1690), permintaan itu Makassar, Willem Hartsink (1685-1690), permintaan itu
muncul dari kecintaan rakyat Gowa terhadap tokoh agama muncul dari kecintaan rakyat Gowa terhadap tokoh agama
itu dan memohon kepada Sultan Abdul Jalil (1677-1709) itu dan memohon kepada Sultan Abdul Jalil (1677-1709)
untuk menyampaikan permohonan itu kepada Kompeni. untuk menyampaikan permohonan itu kepada Kompeni.
Permohonan itu tidak mendapat dukunga dari Arung Permohonan itu tidak mendapat dukunga dari Arung
Palakka, sehingga tidak terpikirkan bahwa gerakan itu Palakka, sehingga tidak terpikirkan bahwa gerakan itu
mengandung taktik politik. Oleh karena itu Hartsink mengandung taktik politik. Oleh karena itu Hartsink
memberikan pertimbangan dan harapan agar Gubernur memberikan pertimbangan dan harapan agar Gubernur
Jenderal memenuhi permohonan rakyat Gowa itu. Ia juga Jenderal memenuhi permohonan rakyat Gowa itu. Ia juga
menjelaskan bahwa rakyat memandang tokoh itu sebagai menjelaskan bahwa rakyat memandang tokoh itu sebagai
ulama yang dicintai dan berkedudukan sebagai Nabi ulama yang dicintai dan berkedudukan sebagai Nabi
Muhammad kedua. Muhammad kedua.

41 41
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Pihak Batavia, dengan pertimbangan faktor Pihak Batavia, dengan pertimbangan faktor
penyebab pengasingannya, tidak dapat memenuhi penyebab pengasingannya, tidak dapat memenuhi
permohonan itu melainkan mengirim seorang wakil permohonan itu melainkan mengirim seorang wakil
untuk melakukan penelitian, De Haas. Hasil penelitian untuk melakukan penelitian, De Haas. Hasil penelitian
itu tetap belum memberikan keterangan yang kuat itu tetap belum memberikan keterangan yang kuat
tentang keterlibatan Arung Palakka, meskipun diperoleh tentang keterlibatan Arung Palakka, meskipun diperoleh
keterangan bahwa Daeng Talele, permaisuri Arung keterangan bahwa Daeng Talele, permaisuri Arung
Palakka, ikut mendukung permohonan repatriasi tokoh Palakka, ikut mendukung permohonan repatriasi tokoh
itu dengan menyumbang 600 ringgit (jumlah sumbangan itu dengan menyumbang 600 ringgit (jumlah sumbangan
yang ditawarkan bagi biaya repatriasi itu sebanyak yang ditawarkan bagi biaya repatriasi itu sebanyak
2000 ringgit) atau sekitar 33% dari jumlah sumbangan 2000 ringgit) atau sekitar 33% dari jumlah sumbangan
(Andaya,1981:276-277). (Andaya,1981:276-277).
Kecurigaan pihak Kompeni akan arti permohonan Kecurigaan pihak Kompeni akan arti permohonan
itu sebagai taktik politik ketika pihak Arung Palakka dan itu sebagai taktik politik ketika pihak Arung Palakka dan
sekutu-sekutunya malakukan tindakan yang menyimpang sekutu-sekutunya malakukan tindakan yang menyimpang
dari aturan yang seharusnya dipatuhi. Tindakan itu dari aturan yang seharusnya dipatuhi. Tindakan itu
terjadi sehubungan dengan peristiwa Lampoko. Tanpa terjadi sehubungan dengan peristiwa Lampoko. Tanpa
sepengetahuan Kompeni, Arung Palakka, Sultan Abdul sepengetahuan Kompeni, Arung Palakka, Sultan Abdul
Jalil, Raja Gowa, dan sejumlah bangsawan tinggi dinyatakan Jalil, Raja Gowa, dan sejumlah bangsawan tinggi dinyatakan
berangkat ke Soppeng untuk menghukum Arung Lampoko. berangkat ke Soppeng untuk menghukum Arung Lampoko.
Hal itu mendorong pihak Kompeni dengan segera Hal itu mendorong pihak Kompeni dengan segera
mengirim pasukan yang dinyatakan untuk mencegah mengirim pasukan yang dinyatakan untuk mencegah
terjadinya pertumpahan darah. Ketika pasukan itu sampai terjadinya pertumpahan darah. Ketika pasukan itu sampai
di tempat tujuan terjadi Arung Palakka hanya mengirim di tempat tujuan terjadi Arung Palakka hanya mengirim
pasukannya di bawah pimpinan Anrengguru Tojumaat, pasukannya di bawah pimpinan Anrengguru Tojumaat,
sementara Arung Palakka dan sekutunya tetap berada sementara Arung Palakka dan sekutunya tetap berada
di Segeri. Tojumaat menerangkan bahwa ia diutus untuk di Segeri. Tojumaat menerangkan bahwa ia diutus untuk
menghitung kekuatan Arung Lampoko. Pasukan itu segera menghitung kekuatan Arung Lampoko. Pasukan itu segera
menuju Segeri dan menjumpainya serta menyatakan bahwa menuju Segeri dan menjumpainya serta menyatakan bahwa
pihak Kompeni memandang tindakan ini merupakan pihak Kompeni memandang tindakan ini merupakan
pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disetujui. pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disetujui.
Menurut perjanjian perselisihan yang terjadi antara Menurut perjanjian perselisihan yang terjadi antara
kerajaan di daerah ini harus diselesaikan melalui VOC kerajaan di daerah ini harus diselesaikan melalui VOC

42 42
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

yang berkedudukan sebagai pelindung dan perantara. yang berkedudukan sebagai pelindung dan perantara.
Pernyataan itu ditanggapi oleh Arung Palakka dengan Pernyataan itu ditanggapi oleh Arung Palakka dengan
menyatakan: “Kompeni juga ingin menguasai rakyat menyatakan: “Kompeni juga ingin menguasai rakyat
Soppeng, supaya Arung Palakka tidak ingin menguasa Soppeng, supaya Arung Palakka tidak ingin menguasa
seseorang jua, karena setiap orang mungkin berada di seseorang jua, karena setiap orang mungkin berada di
bawah (pengaruh kekuasaan) Kompeni”. Selanjutnya bawah (pengaruh kekuasaan) Kompeni”. Selanjutnya
dinyatakan:”… tidak pernah dibuat pemisah antara Bone dinyatakan:”… tidak pernah dibuat pemisah antara Bone
dan Soppeng atau Soppeng dan Bone. Jika Datuk Soppeng dan Soppeng atau Soppeng dan Bone. Jika Datuk Soppeng
berada di Bone dan beberapa orang di Bone melakukan berada di Bone dan beberapa orang di Bone melakukan
kesalahan terhadapnya maka Datuk Soppeng dapat kesalahan terhadapnya maka Datuk Soppeng dapat
menghukum mereka, terdapat seseorang yang menyatakan menghukum mereka, terdapat seseorang yang menyatakan
sebaliknya, ia dapat membunuh orang itu, bahkan jika itu sebaliknya, ia dapat membunuh orang itu, bahkan jika itu
adalah keponakan saya sendiri, La Patau”. Pernyataan ini adalah keponakan saya sendiri, La Patau”. Pernyataan ini
jelas bahwa ia telah meniadakan dinding pemisah antara jelas bahwa ia telah meniadakan dinding pemisah antara
dua kerajaan itu dan juga sebagai reaksi untuk menyatakan dua kerajaan itu dan juga sebagai reaksi untuk menyatakan
bahwa ia tidak menghendaki Kompeni ikut campur tangan bahwa ia tidak menghendaki Kompeni ikut campur tangan
dalam kegiatan politik intern di wilayah ini. dalam kegiatan politik intern di wilayah ini.
Bukti lainnya adalah sikap dan pilihan tindakan yang Bukti lainnya adalah sikap dan pilihan tindakan yang
dilakukan oleh Arung Palakka dalam hubungannya dengan dilakukan oleh Arung Palakka dalam hubungannya dengan
Kerajaan Gowa dan lebih banyak menghabiskan masa Kerajaan Gowa dan lebih banyak menghabiskan masa
kerajanya sebagai raja di Bontoala, istana yang dibangun kerajanya sebagai raja di Bontoala, istana yang dibangun
dalam wilayah Makassar. Keberadaannya di Bontoala dan dalam wilayah Makassar. Keberadaannya di Bontoala dan
hubungan yang selalu dilakukan dengan Gowa meskipun hubungan yang selalu dilakukan dengan Gowa meskipun
tercatat sebagai kali terjadi perselisihan menunjukkan tercatat sebagai kali terjadi perselisihan menunjukkan
bahwa ia tidak menghendaki mewujudkan apa yang bahwa ia tidak menghendaki mewujudkan apa yang
didambakan oleh Kompeni, yaitu menempatkannya didambakan oleh Kompeni, yaitu menempatkannya
sebagai “Raja Orang Bugis” agar kekuasaan itu tetap tampil sebagai “Raja Orang Bugis” agar kekuasaan itu tetap tampil
sebagai imbangan kekuatan terhadap Gowa sehingga sebagai imbangan kekuatan terhadap Gowa sehingga
memudahkan kompeni kelak bila salah satu pihak ingin memudahkan kompeni kelak bila salah satu pihak ingin
menentangnya ia dapat memilih lainnya sebagai sekutu menentangnya ia dapat memilih lainnya sebagai sekutu
untuk menghadapi lawannya. untuk menghadapi lawannya.
Oleh karena itu, pergolakan politik yang terjadi Oleh karena itu, pergolakan politik yang terjadi
di daerah ini selalu dibicaran dan diselesaikan oleh dua di daerah ini selalu dibicaran dan diselesaikan oleh dua

43 43
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

belah pihak. Hal ini yang telah mewarnai bagian terbesar belah pihak. Hal ini yang telah mewarnai bagian terbesar
dari pemberitaan ketua agen Kompeni di Makassar dari pemberitaan ketua agen Kompeni di Makassar
kepada Gubernur Jenderal. Hal itu disadari dan diketahui kepada Gubernur Jenderal. Hal itu disadari dan diketahui
oleh Arung Palakka; ini tampak dalam pemberitaannya oleh Arung Palakka; ini tampak dalam pemberitaannya
kepada Nacked, seorang utusan Kompeni; “Tahukah kepada Nacked, seorang utusan Kompeni; “Tahukah
anda bahwa Cops (Ketua Agen VOC di Makassar, 1678- anda bahwa Cops (Ketua Agen VOC di Makassar, 1678-
1684, pen.) memberitakan banyak hal yang jelek tentang 1684, pen.) memberitakan banyak hal yang jelek tentang
saya ke Batavia? Ia menduga saya ingin berperang dengan saya ke Batavia? Ia menduga saya ingin berperang dengan
Kompeni. …” (Andaya, 1981:256). Pada dasarnya tidak ada Kompeni. …” (Andaya, 1981:256). Pada dasarnya tidak ada
keinginannya untuk memerangi Kompeni tetapi dibalik keinginannya untuk memerangi Kompeni tetapi dibalik
itu ia tidak ingin menciptakan konflik antara kerajaan- itu ia tidak ingin menciptakan konflik antara kerajaan-
kerajaan di Sulawesi Selatan, seperti yang dicanangkan kerajaan di Sulawesi Selatan, seperti yang dicanangkan
oleh VOC untuk memudahkannya mempertahankan oleh VOC untuk memudahkannya mempertahankan
kedudukan kekuasaannya. kedudukan kekuasaannya.
Sikap ini mengundang simpatik dan cinta yang Sikap ini mengundang simpatik dan cinta yang
mendalam dari pihak Gowa. Itulah sebabnya ketika ia mendalam dari pihak Gowa. Itulah sebabnya ketika ia
mengakhiri hidupnya di dunia dalam istananya di Bontoala mengakhiri hidupnya di dunia dalam istananya di Bontoala
pada 6 April 1996, jam 11.30, raja Gowa Sultan Abdul Jalil pada 6 April 1996, jam 11.30, raja Gowa Sultan Abdul Jalil
secara tegas memandang jasad itu miliknya sehungga secara tegas memandang jasad itu miliknya sehungga
menandatangani pernyataan untuk memakamkan tokoh menandatangani pernyataan untuk memakamkan tokoh
ini dalam Taman Makam Raja Kaia Gowa. Sikap pihak ini dalam Taman Makam Raja Kaia Gowa. Sikap pihak
Gowa itu ternyata juga tidak menimbulkan pertentangan Gowa itu ternyata juga tidak menimbulkan pertentangan
dengan Bone, sehingga pada keesokan harinya upacara dengan Bone, sehingga pada keesokan harinya upacara
pemakamannya berlangsung pagi hari jam 07.00. sikap pemakamannya berlangsung pagi hari jam 07.00. sikap
Gowa itu mungkin berkaitan dengan tanggapannya Gowa itu mungkin berkaitan dengan tanggapannya
terhadap tokoh ini yang pernah menyatakan bahwa “ia terhadap tokoh ini yang pernah menyatakan bahwa “ia
dikagumi bukan karena mereka mencintai saya tetapi dikagumi bukan karena mereka mencintai saya tetapi
hanya karena mereka menghormati saya” (Andaya, 1981). hanya karena mereka menghormati saya” (Andaya, 1981).

44 44
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Kegiatan Keagamaan dan Sosial Kegiatan Keagamaan dan Sosial


Makassar dipandang sebagai keruntuhan tatanan Makassar dipandang sebagai keruntuhan tatanan
kehidupan sosial dan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi kehidupan sosial dan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi
Selatan. Pernyataan itu muncul sebagai akibat kepesatan Selatan. Pernyataan itu muncul sebagai akibat kepesatan
kegiatan niaga yang didominasi oleh pelaut dan pedagang kegiatan niaga yang didominasi oleh pelaut dan pedagang
dari daerah ini menjadi pudar akibat VOC memaksakan dari daerah ini menjadi pudar akibat VOC memaksakan
kebijakan monopoli melalui penguasaan wilayah laut. kebijakan monopoli melalui penguasaan wilayah laut.
Bandar niaga Makassar yang mencatat kesuksesan yang Bandar niaga Makassar yang mencatat kesuksesan yang
luar biasa dalam sejarah Indonesia (Reid, 1983) digantikan luar biasa dalam sejarah Indonesia (Reid, 1983) digantikan
menjadi pos pengaman lalu lintas pelayanan niaga ke menjadi pos pengaman lalu lintas pelayanan niaga ke
Maluku. Para pedagang Makassar, Bugis, Mandar dan Maluku. Para pedagang Makassar, Bugis, Mandar dan
lainnya terpaksa melakukan pengembaraan mencari lainnya terpaksa melakukan pengembaraan mencari
daerah koloni dagang kearah barat, ke Kalimantan dan daerah koloni dagang kearah barat, ke Kalimantan dan
Dunia Perdagangan Malaka. Dunia Perdagangan Malaka.
Setelah itu bila kita mencoba menelusuri catatan- Setelah itu bila kita mencoba menelusuri catatan-
catatan lokal maka diperoleh kesan bahwa periode ini catatan lokal maka diperoleh kesan bahwa periode ini
diwarnai oleh pertentangan politik yang terus menerus, diwarnai oleh pertentangan politik yang terus menerus,
baik antar kerajaan maupun dalam kerajaan masing- baik antar kerajaan maupun dalam kerajaan masing-
masing. Persoalan-persoalan yang muncul itu tidak masing. Persoalan-persoalan yang muncul itu tidak
pernah diselesaikan tanpa kehadiran Arung Palakka. pernah diselesaikan tanpa kehadiran Arung Palakka.
Hal itu tentu mengundang pertanyaan, apakah dalam Hal itu tentu mengundang pertanyaan, apakah dalam
kesibukan menyelesaikan persoalan politik itu, masih dapat kesibukan menyelesaikan persoalan politik itu, masih dapat
melakukan kerja dan karya dalam bidang kegiatan lain? melakukan kerja dan karya dalam bidang kegiatan lain?
Pada dasarnya hal ini sangat sedikit yang dapat diketahui Pada dasarnya hal ini sangat sedikit yang dapat diketahui
dari karya yang pernah diterbitkan. dari karya yang pernah diterbitkan.
Meskipun demikian beberapa pernyataan Meskipun demikian beberapa pernyataan
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah besar kerja dan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah besar kerja dan
karya yang pasti telah dilakukan. Sebagai contoh kutipan karya yang pasti telah dilakukan. Sebagai contoh kutipan
dari naskah lokal yang dimuat oleh Andaya dalam karya dari naskah lokal yang dimuat oleh Andaya dalam karya
yang berbunyi: “Arung Palakka secara tegas mentaati yang berbunyi: “Arung Palakka secara tegas mentaati
hukum, mendukung adat, dan membangun suatu hukum, mendukung adat, dan membangun suatu
pemerintahan yang kuat dan terpercaya adalah sesuai pemerintahan yang kuat dan terpercaya adalah sesuai

45 45
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

dengan janjinya dan terpancar dari perbuatannya. Oleh dengan janjinya dan terpancar dari perbuatannya. Oleh
karena itu, tanaman dan ternak berkembang”. “… di bawah karena itu, tanaman dan ternak berkembang”. “… di bawah
kekuasaan Arung Palakka tidak ada kebimbangan, rakyat kekuasaan Arung Palakka tidak ada kebimbangan, rakyat
selamat dan aman” (Andaya, 1981:298). Pernyataan ini selamat dan aman” (Andaya, 1981:298). Pernyataan ini
bila dihubungkan dengan pemberitaan dalam catatan bila dihubungkan dengan pemberitaan dalam catatan
kerajaan Gowa yang menyatakan: “Nama Tunisombaya kerajaan Gowa yang menyatakan: “Nama Tunisombaya
(Arung Palakka) dijunjung dalam khotbah jumat, disebut (Arung Palakka) dijunjung dalam khotbah jumat, disebut
Sakduddin” (Kamaruddin, 1985:157) maka jelas dan Sakduddin” (Kamaruddin, 1985:157) maka jelas dan
meyakinkan bahwa tidak sedikit kerja dan karya yang meyakinkan bahwa tidak sedikit kerja dan karya yang
pernah dilakukan demi kesejahteraan masyarakat. pernah dilakukan demi kesejahteraan masyarakat.
Sebutan Sakduddin ini mengingatkan kita pada Sebutan Sakduddin ini mengingatkan kita pada
kata dari Bahasa Arab, Syahduddin, yang berarti “Agama kata dari Bahasa Arab, Syahduddin, yang berarti “Agama
yang sah”. Predikat ini tentu berkaitan dengan amal yang sah”. Predikat ini tentu berkaitan dengan amal
dan baktinya dalam kegiatan keagamaan. Hal ini patut dan baktinya dalam kegiatan keagamaan. Hal ini patut
diakui karena dalam catatan kerajaan itu juga dinyatakan diakui karena dalam catatan kerajaan itu juga dinyatakan
bahwa nama Arung Palakka yang selalu disebut-sebut bahwa nama Arung Palakka yang selalu disebut-sebut
(dibanggakan) dalam setiap khotbah jumat dan baru (dibanggakan) dalam setiap khotbah jumat dan baru
setelah kematiannya nama Sultan Abdul Jalil disebut-sebut setelah kematiannya nama Sultan Abdul Jalil disebut-sebut
sebagai tokoh terpenting (Kamaruddin, dkk.,1985:182). sebagai tokoh terpenting (Kamaruddin, dkk.,1985:182).
Hal ini menunjukkan bahwa Arung Palakka bukan hanya Hal ini menunjukkan bahwa Arung Palakka bukan hanya
terkenal dan dimasyhurkan dalam wilayah kekuasaannya terkenal dan dimasyhurkan dalam wilayah kekuasaannya
saja tetapi bahwa mendapat tempat yang paling terhormat saja tetapi bahwa mendapat tempat yang paling terhormat
dalam kehidupan masyarakat Makassar. dalam kehidupan masyarakat Makassar.
Selain pernyataan-pernyataan itu dapat dicatat Selain pernyataan-pernyataan itu dapat dicatat
pula kerja dan karya yang pernah disumbangkan pada pula kerja dan karya yang pernah disumbangkan pada
rakyat di Maros. Dalam naskah catatan harian raja-raja rakyat di Maros. Dalam naskah catatan harian raja-raja
Gowa dan Tallo diberitakan bahwa pada hari senin 12 Gowa dan Tallo diberitakan bahwa pada hari senin 12
Syawal 1091 (4 November 1680) Arung Palakka berangkat Syawal 1091 (4 November 1680) Arung Palakka berangkat
ke Maros untuk mengerjakan Irigasi (Kamaruddin, dkk., ke Maros untuk mengerjakan Irigasi (Kamaruddin, dkk.,
1985:178). Diketahui bahwa wilayah Maros sesungguhnya 1985:178). Diketahui bahwa wilayah Maros sesungguhnya
bukan wilayah kekuasaannya. Wilayah ini sejak akhir bukan wilayah kekuasaannya. Wilayah ini sejak akhir
Perang Makassar merupakan wilayah yang berada dalam Perang Makassar merupakan wilayah yang berada dalam
pengawasan langsung VOC, wilayah yang dikenal dengan pengawasan langsung VOC, wilayah yang dikenal dengan

46 46
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Noorder Provincie (Provinsi Bagian Utara). Dengan Noorder Provincie (Provinsi Bagian Utara). Dengan
demikian karya itu diperuntukkan bagi penduduk Kompeni demikian karya itu diperuntukkan bagi penduduk Kompeni
yang secara etnik adalah penduduk Sulawesi Selatan. yang secara etnik adalah penduduk Sulawesi Selatan.
Pemberitaan dan data ini menunjukkan pada Pemberitaan dan data ini menunjukkan pada
kita bahwa usaha dan kerja Arung Palakka bukan hanya kita bahwa usaha dan kerja Arung Palakka bukan hanya
diarahkan bagi kepentingan rakyat yang berada dalam diarahkan bagi kepentingan rakyat yang berada dalam
wilayah pemerintahannya tetapi tercurah bagi seluruh wilayah pemerintahannya tetapi tercurah bagi seluruh
penduduk di daerah ini. Bahkan keterangan ini juga penduduk di daerah ini. Bahkan keterangan ini juga
merupakan keterangan yang menguatkan pernyataan merupakan keterangan yang menguatkan pernyataan
terdahulu bahwa tokoh ini bergiat untuk menghilangkan terdahulu bahwa tokoh ini bergiat untuk menghilangkan
tirai penghalang perasaan kebersamaan masyarakat tirai penghalang perasaan kebersamaan masyarakat
Sulawesi Selatan. Pada dasarnya masih dapat ditelusuri Sulawesi Selatan. Pada dasarnya masih dapat ditelusuri
keterangan-keterangan yang lain untuk dapat memperkuat keterangan-keterangan yang lain untuk dapat memperkuat
ulasan tentang kerja dan karya ini. Namun, keterbatasan ulasan tentang kerja dan karya ini. Namun, keterbatasan
waktu maka pilihan dari wilayah yang berbeda ini dapat waktu maka pilihan dari wilayah yang berbeda ini dapat
merangsang pikiran dan perhatian untuk mengkajinya. merangsang pikiran dan perhatian untuk mengkajinya.
Juga kiranya diperkenankan untuk menyatakan, Juga kiranya diperkenankan untuk menyatakan,
berdasarkan keterangan ini, bahwa ia telah tampil sebagai berdasarkan keterangan ini, bahwa ia telah tampil sebagai
tokoh sejarah yang berjuang tanpa memandang warna dan tokoh sejarah yang berjuang tanpa memandang warna dan
bentuk manusia untuk memajukan dan mensejahterakan bentuk manusia untuk memajukan dan mensejahterakan
masyarakat. masyarakat.

Tinjauan Akhir Tinjauan Akhir


Penggalan-penggalan keterangan kelampauan ini Penggalan-penggalan keterangan kelampauan ini
mengantar perhatian kita untuk meneropong pengalaman mengantar perhatian kita untuk meneropong pengalaman
dari kerja dan karya tokoh sejarah ini, terlepas dari dari kerja dan karya tokoh sejarah ini, terlepas dari
kecenderungan penglegendarisasian untuk mengkaitkan kecenderungan penglegendarisasian untuk mengkaitkan
pada keberadaan kita. Tidak dapat disangsikan bahwa pada keberadaan kita. Tidak dapat disangsikan bahwa
partifasi pilihan objek kelampauan terpau pada, selain partifasi pilihan objek kelampauan terpau pada, selain
untuk memenuhi rasa ingin tahu, arti yang digunakan untuk memenuhi rasa ingin tahu, arti yang digunakan
dan makna yang diharapkan dapat diperoleh dari kajian dan makna yang diharapkan dapat diperoleh dari kajian
itu. Apakah usaha yang telah dicanangkan sejak abad ke- itu. Apakah usaha yang telah dicanangkan sejak abad ke-
17 itu telah mewarnai keberadaan kita untuk melepaskan 17 itu telah mewarnai keberadaan kita untuk melepaskan

47 47
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

tirai pemisah antara yang satu dengan lainnya? Pertanyaan tirai pemisah antara yang satu dengan lainnya? Pertanyaan
ini diharapkan dapat menggugah kekinian kita untuk ini diharapkan dapat menggugah kekinian kita untuk
mengambil makna dari kerja dan karya kelampauan. mengambil makna dari kerja dan karya kelampauan.
Pilihan dan pelaksanaan sejarah Arung Palakka ini tampak Pilihan dan pelaksanaan sejarah Arung Palakka ini tampak
diarahkan pada usaha penjerniihan sejarah namun pada diarahkan pada usaha penjerniihan sejarah namun pada
dirinya tersurat makna terpendam yang sangat berharga dirinya tersurat makna terpendam yang sangat berharga
untuk menggugah kita menelusuri pilihan tindakan atas untuk menggugah kita menelusuri pilihan tindakan atas
perhitungan kondisional dalam usaha pembangunan suatu perhitungan kondisional dalam usaha pembangunan suatu
masyarakat dalam skala yang lebih luas. masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Tidak dapat disangkal bahwa seminar ini Tidak dapat disangkal bahwa seminar ini
menampilkan tema kajian yang sangat kompleks karena menampilkan tema kajian yang sangat kompleks karena
tokoh yang menjadi objek pembicaraan adalah seorang tokoh tokoh yang menjadi objek pembicaraan adalah seorang tokoh
yang timbul dan tenggelam namun tidak tersinarkan antara yang timbul dan tenggelam namun tidak tersinarkan antara
keberadaannya sebagai tokoh sejarah dan tokoh legendaris keberadaannya sebagai tokoh sejarah dan tokoh legendaris
dalam sejarah. Pada dasrnya mitos yang ditampilkan dalam sejarah. Pada dasrnya mitos yang ditampilkan
bukan hanya senagai alat legitimasi atau pengabsahan bukan hanya senagai alat legitimasi atau pengabsahan
belaka; dibalik pengungkapan itu sesungguhnya terdapat belaka; dibalik pengungkapan itu sesungguhnya terdapat
ekspresi keterbatasan perbendaharaan untuk memberikan ekspresi keterbatasan perbendaharaan untuk memberikan
penjelasan yang memadai dan dapat memikat. Dalam penjelasan yang memadai dan dapat memikat. Dalam
hubungan ini mitos harus dipandang sebagai dorongan dan hubungan ini mitos harus dipandang sebagai dorongan dan
suruhan untuk menelusuri dan mengungkapkan kenyataan suruhan untuk menelusuri dan mengungkapkan kenyataan
realitas yang tidak dapat dijelaskan oleh penuturnya. realitas yang tidak dapat dijelaskan oleh penuturnya.
Namun demikian ini jelas belum memadai untuk Namun demikian ini jelas belum memadai untuk
memperjelas pokok bahasan yang diserahkan oleh panitia memperjelas pokok bahasan yang diserahkan oleh panitia
penyelenggara. Hal itu disesabkan oleh keterbatasan penyelenggara. Hal itu disesabkan oleh keterbatasan
waktu yang tersedia bagi kami untuk merenungkan dan waktu yang tersedia bagi kami untuk merenungkan dan
memikirkan kembali segala keterangan yang pernah memikirkan kembali segala keterangan yang pernah
direkam lewat bacaan. Meskipun demikian berupa direkam lewat bacaan. Meskipun demikian berupa
pernyataan dan bukti kesejarahan yang telah diungkapkan pernyataan dan bukti kesejarahan yang telah diungkapkan
ini dapat menggugah setiap orang yang berminat dan ingin ini dapat menggugah setiap orang yang berminat dan ingin
mempelajari makna terpendam dari kerja dan karya tokoh, mempelajari makna terpendam dari kerja dan karya tokoh,
atau sebagai dorongan untuk memperlengkapkan rasa atau sebagai dorongan untuk memperlengkapkan rasa
ingin tahu. ingin tahu.

48 48
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Selain itu gambaran ini telah membuka jalan bagi Selain itu gambaran ini telah membuka jalan bagi
gambaran pikiran untuk dapat berasumsi bahwa tokoh itu gambaran pikiran untuk dapat berasumsi bahwa tokoh itu
memiliki cita-cita luhur untuk meniadakan tirai pemisah memiliki cita-cita luhur untuk meniadakan tirai pemisah
antara sesama masyarakat, secara khusus dalam kurun antara sesama masyarakat, secara khusus dalam kurun
waktunya adalah masyarakat Sulawesi Selatan. Ia tampak waktunya adalah masyarakat Sulawesi Selatan. Ia tampak
tidak ingin mengemban predikat De Konigh Der Bugies tidak ingin mengemban predikat De Konigh Der Bugies
karena pada dirinya itu ingin menciptakan perpecahan karena pada dirinya itu ingin menciptakan perpecahan
antara dua kerajaan terkuat di wilayah itu ketika itu. Namun antara dua kerajaan terkuat di wilayah itu ketika itu. Namun
tampaknya usaha yang dicanangkan itu, pada masanya tampaknya usaha yang dicanangkan itu, pada masanya
masih diragukan pencapaiannya. Itulah sebabnya Arung masih diragukan pencapaiannya. Itulah sebabnya Arung
Tanete La Ompo Amali menyatakan kepada Kompeni di Tanete La Ompo Amali menyatakan kepada Kompeni di
Benteng Ujung Pandang: “…Kami adalah rakyat bodoh Benteng Ujung Pandang: “…Kami adalah rakyat bodoh
dan raja kami (Arung Palakka) saja yang merupakan dan raja kami (Arung Palakka) saja yang merupakan
seorang yang bijaksana. Sepanjang ia masih hidup segala seorang yang bijaksana. Sepanjang ia masih hidup segala
sesuatu dapat berlangsung baik, tetapi jika ia meninggal sesuatu dapat berlangsung baik, tetapi jika ia meninggal
kelak kesulitan-kesulitan yang diharapkan” (Arsip: ARA). kelak kesulitan-kesulitan yang diharapkan” (Arsip: ARA).

Daftar Rujukan Daftar Rujukan

Abd. Razak Daeng Patunru. 1983, Sejarah Gowa, Ujung Abd. Razak Daeng Patunru. 1983, Sejarah Gowa, Ujung
Pandang: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Pandang: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Andaya, Leonard Y. 1981. The Heritage of Arung Palakka: A Andaya, Leonard Y. 1981. The Heritage of Arung Palakka: A
History of Sout Sulawesi (Celebes) in the Seventeenth History of Sout Sulawesi (Celebes) in the Seventeenth
Century, The Hague: Martinus Nijhoff. Century, The Hague: Martinus Nijhoff.
Bakkers, J.A. 1862, “leenvorstendon Boni”, dalam: TNI, Bakkers, J.A. 1862, “leenvorstendon Boni”, dalam: TNI,
Tahun XV, No. 2, Hal. 1-209. Tahun XV, No. 2, Hal. 1-209.
Budding, S.A.1843, Het Nederlandsche Bouvernemnet Van Budding, S.A.1843, Het Nederlandsche Bouvernemnet Van
macassar of het Eiland Celebes. Batavia: t.p. macassar of het Eiland Celebes. Batavia: t.p.
Kamaruddin, dkk.1985, Pengkajian (Transliterasi dan Kamaruddin, dkk.1985, Pengkajian (Transliterasi dan
Terjemahan) Lontara Bilang Raja Gowa dan Tallok Terjemahan) Lontara Bilang Raja Gowa dan Tallok
(Naskah Makassar). Ujung Pandang: Depdikbud. (Naskah Makassar). Ujung Pandang: Depdikbud.
Proyek la Galigo. Proyek la Galigo.

49 49
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Mac. Leod N. 1900, “De Onderwerping van Makassar door Mac. Leod N. 1900, “De Onderwerping van Makassar door
Speelman, 1666-69”, dalam: IG Vol. XXII, No. 2. Speelman, 1666-69”, dalam: IG Vol. XXII, No. 2.
Hal. 1269-1297. Hal. 1269-1297.
Skinner, C. 1963, Sjair Perang Makassar (The Rhytmed Skinner, C. 1963, Sjair Perang Makassar (The Rhytmed
Chronicle of the Macassar War). Gravenhage: Chronicle of the Macassar War). Gravenhage:
Martinus Nijhoff. Martinus Nijhoff.
Staple, F.W. 1922. Het Bonaais Verdrag, disertasi, Leiden: Staple, F.W. 1922. Het Bonaais Verdrag, disertasi, Leiden:
Rijksuniversiteit le Leiden. Rijksuniversiteit le Leiden.
Sumber Arsip: Sumber Arsip:
Algemeen Rijksarchief (ARA), Den Haan: VOC No. 1257. Algemeen Rijksarchief (ARA), Den Haan: VOC No. 1257.
Arsip nasional republik Indonesia (ANRI), Jakarta: Arsip Arsip nasional republik Indonesia (ANRI), Jakarta: Arsip
Makassar No. 7 Makassar No. 7
Imanuel, L.A.”Memorie van Overgave”. (Koleksi pribadi). Imanuel, L.A.”Memorie van Overgave”. (Koleksi pribadi).

50 50
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

CITRA PERJUANGAN CITRA PERJUANGAN


ARUNG PALAKKA ARUNG PALAKKA
Mukhlis Mukhlis

P P
ada tanggal 10 Februari 1899, Jenderal Van Heutz ada tanggal 10 Februari 1899, Jenderal Van Heutz
menyerang Meulaboh. Pertempuran sengit tak menyerang Meulaboh. Pertempuran sengit tak
terhindar lagi, Teuku Umar tertembak dan sahid terhindar lagi, Teuku Umar tertembak dan sahid
di medan perang. Arwahnya dijemput oleh tujuh bidadari. di medan perang. Arwahnya dijemput oleh tujuh bidadari.
Di alam dana tempatnya yang abadi, ia dikawinkan dengan Di alam dana tempatnya yang abadi, ia dikawinkan dengan
Ainal Mardiah bidadari yang amat sempurna, itulah Ainal Mardiah bidadari yang amat sempurna, itulah
pemberian Allah hadiah perang sahid. pemberian Allah hadiah perang sahid.
“Nyawa tubuh dengan harta, “Nyawa tubuh dengan harta,
Belanjakan untuk berperang sabil. Belanjakan untuk berperang sabil.
Sungai-sungai Kalkautsar sangat indah, pembagian Sungai-sungai Kalkautsar sangat indah, pembagian
Muhammad karunia rabbi Muhammad karunia rabbi
Penghulu kita memberi pada ummat, yang Penghulu kita memberi pada ummat, yang
berkhidmat berkhidmat
Berperang sabil. Berperang sabil.
Minum seteguk rasa lain, Minum seteguk rasa lain,
Semakin lesat tak terperi. Semakin lesat tak terperi.
Dia jadikan isteri bintang kejora. Dia jadikan isteri bintang kejora.
Cantik jelita sang bidadari”. Cantik jelita sang bidadari”.
Teuku Umar (1854-1899), Sayidi yang legendaris Teuku Umar (1854-1899), Sayidi yang legendaris
ini dikenal sangat kontroversial dalam berbagai tindakan, ini dikenal sangat kontroversial dalam berbagai tindakan,
jalan hidup dan taktik bertempurnya selama perang Aceh. jalan hidup dan taktik bertempurnya selama perang Aceh.
Berkali-kali ia berperang dipihak Belanda Sang Berkali-kali ia berperang dipihak Belanda Sang

51 51
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Kafir. Kemudian lari lagi ke pihak Aceh, menyeberang lagi Kafir. Kemudian lari lagi ke pihak Aceh, menyeberang lagi
dan lari lagi. Ia juga diangkat sebagai penasehat dan orang dan lari lagi. Ia juga diangkat sebagai penasehat dan orang
kepercayaan Belanda dalam perang Aceh. Ia menyerang kepercayaan Belanda dalam perang Aceh. Ia menyerang
patriot-patriot Aceh dan korban pun berjatuhan akibat patriot-patriot Aceh dan korban pun berjatuhan akibat
ulahnya. Karena sepak terjangnya itu ia dicap sebagai anjing ulahnya. Karena sepak terjangnya itu ia dicap sebagai anjing
penghianat yang amat kuat. Ketika ia gugur di medan penghianat yang amat kuat. Ketika ia gugur di medan
berang berakhirlah pertualangannya yang kontroversial berang berakhirlah pertualangannya yang kontroversial
itu. Peluru Belanda Kaphe (Belanda Kafir) merenggut itu. Peluru Belanda Kaphe (Belanda Kafir) merenggut
jiwanya. Ia gugur sebagai panglima perang Aceh yang jiwanya. Ia gugur sebagai panglima perang Aceh yang
sejati, dan ketika jasadnya dikebumikan di samping masjid sejati, dan ketika jasadnya dikebumikan di samping masjid
di kampong Mugo, orang-orang Aceh menyebutnya Teuku di kampong Mugo, orang-orang Aceh menyebutnya Teuku
Johan Pahlawan Tuanku Pahlawan yang perkasa. Johan Pahlawan Tuanku Pahlawan yang perkasa.
Jika kita menyimak alur perjuangan Teuku Umar Jika kita menyimak alur perjuangan Teuku Umar
dan menghubungkannya dengan hikayat perang sabil yang dan menghubungkannya dengan hikayat perang sabil yang
menjadi spirit perang Aceh, maka akan tampak bahwa ide menjadi spirit perang Aceh, maka akan tampak bahwa ide
yang mendasari keterlibatan Teuku Umar dalam perang yang mendasari keterlibatan Teuku Umar dalam perang
Aceh adalah perang melawan Kaphi “Sabilillah” dan tujuan Aceh adalah perang melawan Kaphi “Sabilillah” dan tujuan
akhirnya adalah “Syahid”. Karena itu bagi masyarakat Aceh akhirnya adalah “Syahid”. Karena itu bagi masyarakat Aceh
hanya ada satu penilaian yang primer, Syahid dan jalan hanya ada satu penilaian yang primer, Syahid dan jalan
menuju Syahid adalah Jihad fi Sabilillah. Dalam keadaan menuju Syahid adalah Jihad fi Sabilillah. Dalam keadaan
yang demikian faktor-faktor sosial, ekonomi, politik dan yang demikian faktor-faktor sosial, ekonomi, politik dan
lain-lain menjadi faktor sekunder. Keadaan perang yang lain-lain menjadi faktor sekunder. Keadaan perang yang
berkobar ketika itu melahirkan kegiatan berpikir mengenai berkobar ketika itu melahirkan kegiatan berpikir mengenai
Hukum Islam yang berkaitan dengan pokok hubungan Hukum Islam yang berkaitan dengan pokok hubungan
antara Kaum Muslim dan yang bukan muslim. Seorang antara Kaum Muslim dan yang bukan muslim. Seorang
Islam wajib merebut negerinya dari kekuasaan musuh Islam wajib merebut negerinya dari kekuasaan musuh
apalagi musuh itu adalah Belanda Kaphe (Belanda Kafir) apalagi musuh itu adalah Belanda Kaphe (Belanda Kafir)
jadikanlah pekerjaan mengusir musuh itu sebagai fardhu jadikanlah pekerjaan mengusir musuh itu sebagai fardhu
“ain”, begitulah fatwa ulama. “ain”, begitulah fatwa ulama.
Dari kisah teuku Umar sang Jihan Pahlawan, kita Dari kisah teuku Umar sang Jihan Pahlawan, kita
dapat mengetahui bahwa bagi orang Aceh, yang terpenting dapat mengetahui bahwa bagi orang Aceh, yang terpenting
dalam perjalanan sejarah adalah tujuan akhirnya, sedang dalam perjalanan sejarah adalah tujuan akhirnya, sedang
proses perjalanan sejarah yang memuat kisah tentang jatuh proses perjalanan sejarah yang memuat kisah tentang jatuh

52 52
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

bangunnya anak manusia bias berubah-ubah dan dalam bangunnya anak manusia bias berubah-ubah dan dalam
fluktuasi itu pintu taubat dan maaf selalu terbuka. fluktuasi itu pintu taubat dan maaf selalu terbuka.
Kalaulah kisah Teuku Umar dalam perang Aceh Kalaulah kisah Teuku Umar dalam perang Aceh
digunakan sebagai imsal bagi pijakan imajinasi kita untuk digunakan sebagai imsal bagi pijakan imajinasi kita untuk
menyingkap nuansa keterlibatan Arung Palakka dalam menyingkap nuansa keterlibatan Arung Palakka dalam
perang Makassar 1660-1669. Maka kita pun akan mencoba perang Makassar 1660-1669. Maka kita pun akan mencoba
mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi ketika itu mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi ketika itu
dan dari kejadian itu melahirkan kegiatan berpikir apa. dan dari kejadian itu melahirkan kegiatan berpikir apa.
Kegiatan berpikir itulah yang penting diketahui karena Kegiatan berpikir itulah yang penting diketahui karena
ialah yang menjadi dasar filsafat dan etika Bugis, serta ialah yang menjadi dasar filsafat dan etika Bugis, serta
menguasai jalannya sejarah ketika itu, itulah yang disebut menguasai jalannya sejarah ketika itu, itulah yang disebut
“jiwa zaman”, (zeilgeist). “jiwa zaman”, (zeilgeist).
Bagi orang Bugis hidup ini adalah harga diri (Siri’) Bagi orang Bugis hidup ini adalah harga diri (Siri’)
yang harus selalu dipelihara keseimbangannya satu dengan yang harus selalu dipelihara keseimbangannya satu dengan
yang lain. Apabila seorang dibuat Siri (masiri), maka yang lain. Apabila seorang dibuat Siri (masiri), maka
oleh masyarakat, ia dituntut untuk mengambil langkah oleh masyarakat, ia dituntut untuk mengambil langkah
menebus diri dengan menyingkirkan penyebab Siri’ yang menebus diri dengan menyingkirkan penyebab Siri’ yang
merusak keseimbangannya sebagai manusia. Karena itu merusak keseimbangannya sebagai manusia. Karena itu
ia wajib menyingkirkan penyebab Siri’ di matanya sendiri ia wajib menyingkirkan penyebab Siri’ di matanya sendiri
dan di mata masyarakatnya. Masyarakat mengharapkan dan di mata masyarakatnya. Masyarakat mengharapkan
seorang yang telah dibuat siri (masiri) mengambil tindakan seorang yang telah dibuat siri (masiri) mengambil tindakan
karena dirasakan lebih baik mati mempertahankan harga karena dirasakan lebih baik mati mempertahankan harga
diri (mate ri siri’na) daripada hidup tanpa harga diri (mate diri (mate ri siri’na) daripada hidup tanpa harga diri (mate
siri). Mati mempertahankan siri adalah mate rigolai mate ri siri). Mati mempertahankan siri adalah mate rigolai mate ri
santangi atau menjalani kematian yang manis. santangi atau menjalani kematian yang manis.
Ketika seorang telah melangkah mengambil Ketika seorang telah melangkah mengambil
tindakan untuk mempertahankan dan merebut harga diri tindakan untuk mempertahankan dan merebut harga diri
(siri’na) maka proses awal menyejarah dari seorang telah (siri’na) maka proses awal menyejarah dari seorang telah
dimulai, bagi orang Bugis inilah yang sangat penting. dimulai, bagi orang Bugis inilah yang sangat penting.
Jika Teuku Umar yang larut dalam perang. Aceh menjadi Jika Teuku Umar yang larut dalam perang. Aceh menjadi
sangat penting karena ia berhasil menjangkau tujuan akhir sangat penting karena ia berhasil menjangkau tujuan akhir
perjalanan sejarah dalam pandangan masyarakatnya, perjalanan sejarah dalam pandangan masyarakatnya,
dalam pandangan filsafat sejarah Aceh, Sahid. Maka Arung dalam pandangan filsafat sejarah Aceh, Sahid. Maka Arung

53 53
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Palakka yang larut dalam perang Makassar menjadi pula Palakka yang larut dalam perang Makassar menjadi pula
sangat penting karena ia telah mengawali keterlibatannya sangat penting karena ia telah mengawali keterlibatannya
dalam menyejarah, melalui pintu yang paling hakiki dalam menyejarah, melalui pintu yang paling hakiki
menurut filsafat sejarah Bugis. Hal ini sangat penting karena menurut filsafat sejarah Bugis. Hal ini sangat penting karena
siri’ adalah awal dari segala-galanya dan dan pemulihan siri’ adalah awal dari segala-galanya dan dan pemulihan
dan penjaga Siri’ adalah pula akhir dari perjalanan sejarah. dan penjaga Siri’ adalah pula akhir dari perjalanan sejarah.
Beberapa saat setelah bobolnya Somba Opu tanggal Beberapa saat setelah bobolnya Somba Opu tanggal
21 Juni 1669 yang menandai runtuhnya kerajaan Gowa. 21 Juni 1669 yang menandai runtuhnya kerajaan Gowa.
Arung Palakka bertanya kepada orang-orang Bone: Arung Palakka bertanya kepada orang-orang Bone:
“Wahai orang Bone, kita telah diberi oleh Tuhan “Wahai orang Bone, kita telah diberi oleh Tuhan
yang kita minta, dan sekarang apa gerangan yang ada yang kita minta, dan sekarang apa gerangan yang ada
dalam pemikiranmu. Orang Bone mengatakan, kami ingin dalam pemikiranmu. Orang Bone mengatakan, kami ingin
membalas perlakuan orang-orang Makassar terhadap membalas perlakuan orang-orang Makassar terhadap
orang Bone”. Bertanya pula Arung Palakka kepada orang orang Bone”. Bertanya pula Arung Palakka kepada orang
Bone: Sewaktu kalian berperang apa yang kalian inginkan Bone: Sewaktu kalian berperang apa yang kalian inginkan
dalam hati. Yang kami inginkan kata orang Bone ialah dalam hati. Yang kami inginkan kata orang Bone ialah
mengalahkan dan akan membalas tindakan dan perbuatan mengalahkan dan akan membalas tindakan dan perbuatan
orang-orang Makassar terhadap kami. Arung Palakka orang-orang Makassar terhadap kami. Arung Palakka
berkata yang mana lebih baik jika kalian yang membalas berkata yang mana lebih baik jika kalian yang membalas
atau Tuhan Yang Maha Kuasa, dan orang Bone pun atau Tuhan Yang Maha Kuasa, dan orang Bone pun
menyerahkan pembalasan itu kepada Tuhan. menyerahkan pembalasan itu kepada Tuhan.
Melalui pernyataan yang luhur ini tak dapat Melalui pernyataan yang luhur ini tak dapat
diragukan lagi, bahwa keterlibatan Arung Palakka dan diragukan lagi, bahwa keterlibatan Arung Palakka dan
orang-orang Bone dalam perang adalah memulihkan harga orang-orang Bone dalam perang adalah memulihkan harga
diri, Siri’. Keduanya diikat oleh satu hubungan emosional diri, Siri’. Keduanya diikat oleh satu hubungan emosional
yang amat dalam, pesse. yang amat dalam, pesse.

Apakah yang terjadi kemudian saat itu, satu
Apakah yang terjadi kemudian saat itu, satu
periode/babak sejarah Sul-Sel berakhir, dan babak baru periode/babak sejarah Sul-Sel berakhir, dan babak baru
dalam kronologi sejarah Sulawesi Selatan siap memasuki dalam kronologi sejarah Sulawesi Selatan siap memasuki
sebuah era yang baru. Tak ada yang patut dirisaukan karena sebuah era yang baru. Tak ada yang patut dirisaukan karena
kejadian semacam ini dalam perjalanan sejarah dunia kejadian semacam ini dalam perjalanan sejarah dunia
adalah hal yang lumrah, lihatlah sejarah dunia memuat adalah hal yang lumrah, lihatlah sejarah dunia memuat
berbagai kisah tentang jatuh bangunnya kerajaan besar berbagai kisah tentang jatuh bangunnya kerajaan besar

54 54
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

termasuk Gowa. Kehadiran Arung Palakka adalah realitas termasuk Gowa. Kehadiran Arung Palakka adalah realitas
sejarah yang dianggap sebagai awal bagi satu babakan baru sejarah yang dianggap sebagai awal bagi satu babakan baru
dalam perjuangan kekuatan politik dan kepemimpinan dalam perjuangan kekuatan politik dan kepemimpinan
di Sulawesi Selatan yang sudah berjalan cukup lama, di Sulawesi Selatan yang sudah berjalan cukup lama,
sesuatu yang biasa dan akan terus berlangsung dalam sesuatu yang biasa dan akan terus berlangsung dalam
sejarah. Setelah kita menutup satu era periode sejarah sejarah. Setelah kita menutup satu era periode sejarah
dalam kenangan waktu, maka kitapun memasuki era dalam kenangan waktu, maka kitapun memasuki era
Arung Palakka, era ini sangat penting karena ini adalah era Arung Palakka, era ini sangat penting karena ini adalah era
sejarah kita semua bukan semata-mata era sejarah orang sejarah kita semua bukan semata-mata era sejarah orang
Bone, tetapi era sejarah Sulawesi Selatan. Karena ini adalah Bone, tetapi era sejarah Sulawesi Selatan. Karena ini adalah
masalah sejarah yang riel maka kitapun memberinya masalah sejarah yang riel maka kitapun memberinya
pertanyaan-pertanyaan sejarah yang riil pula. pertanyaan-pertanyaan sejarah yang riil pula.
Bagaimana struktur masyarakat dan kekuasaan Bagaimana struktur masyarakat dan kekuasaan
ketika itu, bagaimana kemajuan sosial yang dicapai ketika itu, bagaimana kemajuan sosial yang dicapai
ketika itu, bagaimana budaya dan pengembangan agama ketika itu, bagaimana budaya dan pengembangan agama
ketika itu. Sampai dimana tingkat perkembangan ilmu ketika itu. Sampai dimana tingkat perkembangan ilmu
pengetahuan ketika itu, bagaimana hubungan internasional pengetahuan ketika itu, bagaimana hubungan internasional
yang berlangusung. Bagaimana kekuatan basis ekonomi yang berlangusung. Bagaimana kekuatan basis ekonomi
kita ketika itu, bagaimana kita di mata internasional ketika kita ketika itu, bagaimana kita di mata internasional ketika
itu, bagaimana hak-hak asasi manusia ketika itu dan itu, bagaimana hak-hak asasi manusia ketika itu dan
lain-lain. Persoalan-persoalan ini perlu diketahui, perlu lain-lain. Persoalan-persoalan ini perlu diketahui, perlu
dibicarakan, karena jawabannya adalah bagian yang paling dibicarakan, karena jawabannya adalah bagian yang paling
penting, untuk mengetahui apakah kita mampu menjaga penting, untuk mengetahui apakah kita mampu menjaga
siri’ dalam era sejarah yang baru itu. Karena sejarah pada siri’ dalam era sejarah yang baru itu. Karena sejarah pada
dasarnya bukanlah hanya riwayat seorang, tetapi riwayat dasarnya bukanlah hanya riwayat seorang, tetapi riwayat
masyarakat. Riwayat itu penuh dengan berbagai rona, masyarakat. Riwayat itu penuh dengan berbagai rona,
sosial, budaya, agama, ekonomi, sastra, filsafat, politik, sosial, budaya, agama, ekonomi, sastra, filsafat, politik,
birokrasi, seni, undang-undang, adat istiadat, mistik, ritual, birokrasi, seni, undang-undang, adat istiadat, mistik, ritual,
simbol-simbol dan hak-hak asasi dan banyak lagi, semua simbol-simbol dan hak-hak asasi dan banyak lagi, semua
itulah yang member nuansa bagi harga diri kita. itulah yang member nuansa bagi harga diri kita.
Arung Palakka telah mengantar masyarakat Arung Palakka telah mengantar masyarakat
Sulawesi Selatan memasuki suatu era baru dalam Sulawesi Selatan memasuki suatu era baru dalam
babakan sejarah dengan penuh perjuangan, dan kitapun babakan sejarah dengan penuh perjuangan, dan kitapun

55 55
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

generasi sesudah itu seringkali hanya asyik bercerita dan generasi sesudah itu seringkali hanya asyik bercerita dan
menjelaskan secara rinci dan terkadang terbawa emosional menjelaskan secara rinci dan terkadang terbawa emosional
tentang keterlibatan Arung Palakka di awal sejarah tentang keterlibatan Arung Palakka di awal sejarah
dalam Perang Makassar. Sementara uraian tentang apa dalam Perang Makassar. Sementara uraian tentang apa
yang dilakukan dan yang dicapai oleh masyarakat kita yang dilakukan dan yang dicapai oleh masyarakat kita
sesudah itu tidak banyak kita bicarakan. Sekarang kita sesudah itu tidak banyak kita bicarakan. Sekarang kita
diperhadapkan untuk menjelaskan semua itu dengan jujur. diperhadapkan untuk menjelaskan semua itu dengan jujur.
Hal ini penting karena dari sini kita dapat mengetahui Hal ini penting karena dari sini kita dapat mengetahui
bagaimana upaya kita mempertahankan siri. Kita telah bagaimana upaya kita mempertahankan siri. Kita telah
berhasil meredahkan pergantian zaman itu dengan baik. berhasil meredahkan pergantian zaman itu dengan baik.
Lihatlah misalnya bagaimana kisah keterlibatan Arung Lihatlah misalnya bagaimana kisah keterlibatan Arung
Palakka dalam kancah Perang Makassar, dituturkan dalam Palakka dalam kancah Perang Makassar, dituturkan dalam
Sinrilik Kappala Tallumbatua. Satu penjelasan yang sengaja Sinrilik Kappala Tallumbatua. Satu penjelasan yang sengaja
direkayasa untuk konsumsi masyarakat desa, dan orang- direkayasa untuk konsumsi masyarakat desa, dan orang-
orang Makassar pedalaman. orang Makassar pedalaman.
Bagaimana persepsi masyarakat desa tentang Bagaimana persepsi masyarakat desa tentang
Perang Makassar, tentang kerajaan Gowa dan tentang Perang Makassar, tentang kerajaan Gowa dan tentang
Arung Palakka, memang sangat berbeda dan bahkan Arung Palakka, memang sangat berbeda dan bahkan
bertentangan dengan persepsi istana, Raja-raja, para bertentangan dengan persepsi istana, Raja-raja, para
bangsawan dan kalangan atas tentang perang Makassar bangsawan dan kalangan atas tentang perang Makassar
dan Arung Palakka. Persepsi ini juga berbeda dengan yang dan Arung Palakka. Persepsi ini juga berbeda dengan yang
digunakan oleh sejarawan-sejarawan Barat atau didikan digunakan oleh sejarawan-sejarawan Barat atau didikan
Barat yang hanya melihat abad ke-17, berisi pertentangan Barat yang hanya melihat abad ke-17, berisi pertentangan
antara Kompeni (VOC) dengan Raja-raja Lokal, dalam antara Kompeni (VOC) dengan Raja-raja Lokal, dalam
rangka persaingan politik ekonomi, dan penguasaan rangka persaingan politik ekonomi, dan penguasaan
control terhadap jalur perdagangan. control terhadap jalur perdagangan.
Jika kita mau mencoba meninggalkan cara pandang Jika kita mau mencoba meninggalkan cara pandang
sarjana Barat tentang ide perang Makassar yang bertemakan sarjana Barat tentang ide perang Makassar yang bertemakan
persaingan ekonomi itu dan mengamati satu persoalan mikro persaingan ekonomi itu dan mengamati satu persoalan mikro
historis yang terletak jauh di bawah Permukaan sejarah, historis yang terletak jauh di bawah Permukaan sejarah,
kita akan menemukan banyak tema, bukanlah semata kita akan menemukan banyak tema, bukanlah semata
persaingan ekonomi itu dan mengamati satu persoalan persaingan ekonomi itu dan mengamati satu persoalan
mikro historis yang terletak jauh di bawah permukaan mikro historis yang terletak jauh di bawah permukaan

56 56
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

sejarah, kita akan menemukan banyak tema, bukanlah sejarah, kita akan menemukan banyak tema, bukanlah
semata persaingan ekonomi, tetapi lebih bersifat non semata persaingan ekonomi, tetapi lebih bersifat non
ekonomi bahkan menentukan jalannya sejarah, tema-tema ekonomi bahkan menentukan jalannya sejarah, tema-tema
itu adalah tumpukan-tumpukan kegelisahan masyarakat itu adalah tumpukan-tumpukan kegelisahan masyarakat
disatu zaman. Ia bisa saja berwujud kebobrokan kontrol disatu zaman. Ia bisa saja berwujud kebobrokan kontrol
birokrasi, pelanggaran hak-hak asasi manusia, rendahnya birokrasi, pelanggaran hak-hak asasi manusia, rendahnya
kualitas manusia, lemahnya perekonomian Negara, korupsi kualitas manusia, lemahnya perekonomian Negara, korupsi
diantara pejabat, penyalahgunaan wewenang dan tanggung diantara pejabat, penyalahgunaan wewenang dan tanggung
jawab dan banyak lagi. Persoalan-persoalan semacam ini jawab dan banyak lagi. Persoalan-persoalan semacam ini
terbenam di bawah arus sejarah politik yang ketika itu terbenam di bawah arus sejarah politik yang ketika itu
diabad ke-17 didominasi oleh persaingan ekonomi antara diabad ke-17 didominasi oleh persaingan ekonomi antara
Gowa dan VOC. Kalau kita mau mencoba meninggalkan Gowa dan VOC. Kalau kita mau mencoba meninggalkan
peristiwa makro, dan membicarakan berbagai tema-tema peristiwa makro, dan membicarakan berbagai tema-tema
yang berada di bawah permukaan sejarah politik dan yang berada di bawah permukaan sejarah politik dan
ekonomi, maka akan tampak betapa berbagai ragam dan ekonomi, maka akan tampak betapa berbagai ragam dan
nuansa kesejarahan yang kita temukan. nuansa kesejarahan yang kita temukan.
Jika kita membuka sejarah Indonesia seperti apa Jika kita membuka sejarah Indonesia seperti apa
yang kita ketahui sekarang bahwa Belanda (VOC) adalah yang kita ketahui sekarang bahwa Belanda (VOC) adalah
satu imperiam dagang yang sangat besar di dunia abad satu imperiam dagang yang sangat besar di dunia abad
ke-17 dan kedatangnnya di Nusantara ini tak terlepas ke-17 dan kedatangnnya di Nusantara ini tak terlepas
dari nafsu ekonomi (dagang dan kekuasaan ekonomi). dari nafsu ekonomi (dagang dan kekuasaan ekonomi).
Tetapi bagaimana masyarakat desa, rakyat kecil melihat/ Tetapi bagaimana masyarakat desa, rakyat kecil melihat/
memahami kedatangan Belanda, sangat berbeda. Mereka memahami kedatangan Belanda, sangat berbeda. Mereka
memiliki persepsi yang berbeda. Mereka tidak mengenal memiliki persepsi yang berbeda. Mereka tidak mengenal
politik ekonomi, kekuasaan ekonomi, jalur dagang dan politik ekonomi, kekuasaan ekonomi, jalur dagang dan
lain-lain. Yang mereka tahu Belanda datang dan mereka lain-lain. Yang mereka tahu Belanda datang dan mereka
merasakan tatanan tradisionalnya terusik. Ada yang merasakan tatanan tradisionalnya terusik. Ada yang
berusaha melawan secara fisik, ada yang hanya melawan berusaha melawan secara fisik, ada yang hanya melawan
dengan prinsip, ada yang terpaksa menerimanya dan ada dengan prinsip, ada yang terpaksa menerimanya dan ada
pula yang menerimanya sebagai suatu kewajaran. pula yang menerimanya sebagai suatu kewajaran.
Sebagai contoh dikisahkan dalam Serat Baron Sebagai contoh dikisahkan dalam Serat Baron
Sahendhec sebuah pseudo History (Jawa) “sejarah semu” Sahendhec sebuah pseudo History (Jawa) “sejarah semu”
yang juga biasa disebut sebagai legendary history atau yang juga biasa disebut sebagai legendary history atau

57 57
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

legenda sejarah. Dalam Serat Baron Sahendher diceritakan legenda sejarah. Dalam Serat Baron Sahendher diceritakan
bahwa sesunggunya kedatangan Belanda ke Jawa adalah bahwa sesunggunya kedatangan Belanda ke Jawa adalah
sebuah kewajaran yang harus diterima: “Tersebutlah dalam sebuah kewajaran yang harus diterima: “Tersebutlah dalam
Serat Baron Sahender seorang wanita cantik bernama Serat Baron Sahender seorang wanita cantik bernama
Anuranggang. Karena kecantikannya ia diperistrikan Anuranggang. Karena kecantikannya ia diperistrikan
Sultan Jakarta akan tetapi setiap kali ditiduri memancar api Sultan Jakarta akan tetapi setiap kali ditiduri memancar api
dari tubuhnya. Anuranggang dibuangnya dan kemudian dari tubuhnya. Anuranggang dibuangnya dan kemudian
ia dipungut oleh Sultan Cirebon. Sultan Cirebon pun ia dipungut oleh Sultan Cirebon. Sultan Cirebon pun
tak kuasa menidurinya dan mengalami nasib yang sama tak kuasa menidurinya dan mengalami nasib yang sama
dengan Sultan Jakarta. Anuranggang dikembalikan pada dengan Sultan Jakarta. Anuranggang dikembalikan pada
sultan Jakarta dan kemudian ia dijual kepada Baron sultan Jakarta dan kemudian ia dijual kepada Baron
Sukmul seorang anak pedagang kaya dari Gunung Kurbin Sukmul seorang anak pedagang kaya dari Gunung Kurbin
di Spanyol dengan tiga buah meriam, dua di antaranya di Spanyol dengan tiga buah meriam, dua di antaranya
ialah Ki Gunturgeni, Xi Pamuk. ialah Ki Gunturgeni, Xi Pamuk.
Baron Sukmul kemudian menjadikan Dewi Baron Sukmul kemudian menjadikan Dewi
Anuranggang sebagai istri tercinta dan membawanya Anuranggang sebagai istri tercinta dan membawanya
pulang ke Eropa. Disanalah Anuranggang melahirkan pulang ke Eropa. Disanalah Anuranggang melahirkan
seorang anak yang diberi nama Murjangkung kemudian seorang anak yang diberi nama Murjangkung kemudian
setelah dewasa merasa dirinya berbeda dengan masyrakat setelah dewasa merasa dirinya berbeda dengan masyrakat
di sekelilingnya di Eropa dan ketika ia tahu kalau ibunya di sekelilingnya di Eropa dan ketika ia tahu kalau ibunya
adalah orang Jawa yang dulu yang dulu disia – siakan oleh adalah orang Jawa yang dulu yang dulu disia – siakan oleh
Sultan Jakarta dan Sultan Cirebon, Murjangkung kemudian Sultan Jakarta dan Sultan Cirebon, Murjangkung kemudian
berangkat ke Jakarta untuk membalas dendam sakit hati berangkat ke Jakarta untuk membalas dendam sakit hati
ibunya kepada Sultan Jakarta dan Sultan Cirebon. ibunya kepada Sultan Jakarta dan Sultan Cirebon.
Karena itulah ketika Belanda mulai menamkan Karena itulah ketika Belanda mulai menamkan
kekuasaanya di Batavia, rakyat menerimanya sebagai kekuasaanya di Batavia, rakyat menerimanya sebagai
sesuatu yang wajar sebagai hukuman Sultan Jakarta sesuatu yang wajar sebagai hukuman Sultan Jakarta
atas perlakuannya kepada Dewi Anuranggang karena atas perlakuannya kepada Dewi Anuranggang karena
Murjangkung bagi orang Jawa tak lain adalah Jan Pietersz Murjangkung bagi orang Jawa tak lain adalah Jan Pietersz
Coen. Gubernur Jenderal VOC yang pertama di Batavia. Coen. Gubernur Jenderal VOC yang pertama di Batavia.
Serat Baron Sahendher memang sengaja diciptakan Serat Baron Sahendher memang sengaja diciptakan
mengikuti alam pikiran orang Jawa pedesaan. Agar mereka mengikuti alam pikiran orang Jawa pedesaan. Agar mereka
ikhlas menerima kehadiran Belanda sebagai takdir, ikhlas menerima kehadiran Belanda sebagai takdir,

58 58
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

sebagai balasan atas kesewenang-wenangan rajanya yang sebagai balasan atas kesewenang-wenangan rajanya yang
menginjak-injak hak asasi manusia. menginjak-injak hak asasi manusia.
Kalau kita melihat bagaimana Sinrili’ Kappala Kalau kita melihat bagaimana Sinrili’ Kappala
Tallumbatua diciptakan seperti Serat Baron Sahender Tallumbatua diciptakan seperti Serat Baron Sahender
yang dikarang untuk member pemahaman kepada yang dikarang untuk member pemahaman kepada
rakyat pedesaan tentang kehadiran Belanda sebagai suatu rakyat pedesaan tentang kehadiran Belanda sebagai suatu
kewajaran. Maka Sirili’ Kappala Tallumbatua pun digubah kewajaran. Maka Sirili’ Kappala Tallumbatua pun digubah
sebagai suatu penjelasan moral kesejarahan kepada orang- sebagai suatu penjelasan moral kesejarahan kepada orang-
orang Makassar agar mereka menerima kekalahan Kerajaan orang Makassar agar mereka menerima kekalahan Kerajaan
Gowa sebagai suatu kewajaran sejarah sebagai takdir Gowa sebagai suatu kewajaran sejarah sebagai takdir
(Taka’dere’) atas kesewenang-wenangan raja pada hak (Taka’dere’) atas kesewenang-wenangan raja pada hak
manusia, sedang perbuatan Arung Palakka digambarkan manusia, sedang perbuatan Arung Palakka digambarkan
sebagai seorang yang tertimpa duka yang amat dalam, sebagai seorang yang tertimpa duka yang amat dalam,
dan itu adalah Sare atau Were. Namun, demikian Sare atau dan itu adalah Sare atau Were. Namun, demikian Sare atau
Were masih bisa diperbaiki melalui upaya, usaha dan kerja Were masih bisa diperbaiki melalui upaya, usaha dan kerja
keras. Karena itulah apapun yang dilakukan oleh Arung keras. Karena itulah apapun yang dilakukan oleh Arung
Palakka dalam menyejarah adalah bagian dari upayannya Palakka dalam menyejarah adalah bagian dari upayannya
memperbaiki Were yang diterimanya, dan dijalaninya memperbaiki Were yang diterimanya, dan dijalaninya
dengan tekun dan penuh kegigihan melalui apa yang dengan tekun dan penuh kegigihan melalui apa yang
disebut mattunru toto. disebut mattunru toto.
Persoalan yang dihadapi Teuku Umar dan Persoalan yang dihadapi Teuku Umar dan
masyarakat Aceh yang religius, dan fanatik dalam perang masyarakat Aceh yang religius, dan fanatik dalam perang
Aceh. Tidak dianggap sebagai perang karena persaingan Aceh. Tidak dianggap sebagai perang karena persaingan
ekonomi, dan kontrol kekuasaan antar Aceh dan colonial ekonomi, dan kontrol kekuasaan antar Aceh dan colonial
Belanda, melainkan Sabilillah melawan kafir. Bagaimanapun Belanda, melainkan Sabilillah melawan kafir. Bagaimanapun
juga Belanda adalah Kaphie. Pertentangan ekonomi dan juga Belanda adalah Kaphie. Pertentangan ekonomi dan
control kekuasaan, dan berbagai faktor lainnya, adalah control kekuasaan, dan berbagai faktor lainnya, adalah
tema-tema yang larut dalam Sabilillah. Karena itu apapun tema-tema yang larut dalam Sabilillah. Karena itu apapun
yang dilakukan dalam proses sejarah tidak terlalu penting, yang dilakukan dalam proses sejarah tidak terlalu penting,
karena bagi masyarakat Aceh yang religius itu, penilaian karena bagi masyarakat Aceh yang religius itu, penilaian
terakhir yang menentukan. terakhir yang menentukan.
Dalam perjalanan sejarah regional Sulawesi Selatan Dalam perjalanan sejarah regional Sulawesi Selatan
ketika kita memasuki awal abad ke-20 sewaktu kerajaan- ketika kita memasuki awal abad ke-20 sewaktu kerajaan-

59 59
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

kerajaan lokal menghadapi perang ekspedisi penaklukan di kerajaan lokal menghadapi perang ekspedisi penaklukan di
berbagai pelosok negeri kita, ekspedisi Kolonial melarutkan berbagai pelosok negeri kita, ekspedisi Kolonial melarutkan
semua tema-tema yang ada diseputar kedatangan Belanda semua tema-tema yang ada diseputar kedatangan Belanda
dalam Siri’ dan sahid secara bersamaan. Bisa dibayangkan dalam Siri’ dan sahid secara bersamaan. Bisa dibayangkan
betapa dahsyatnya perlawanan yang dilakukan di awal betapa dahsyatnya perlawanan yang dilakukan di awal
abad ke-20 di Sulawesi Selatan. Keperkasaan dan kegigihan abad ke-20 di Sulawesi Selatan. Keperkasaan dan kegigihan
itu disenandungkan dalam berbagai nyanyian perang, itu disenandungkan dalam berbagai nyanyian perang,
Elong Osong. Elong Osong besse Tangelo, mata essona bulo- Elong Osong. Elong Osong besse Tangelo, mata essona bulo-
bulo, osonna I Mandacini Petta Petta Mapute Isie, essona bulo, osonna I Mandacini Petta Petta Mapute Isie, essona
Makkuwaseng Petta Wiru, Datu Lolona Mario ri Wawo, Makkuwaseng Petta Wiru, Datu Lolona Mario ri Wawo,
osonna I Patimbani Dg maketti Arung Patimpeng. Osong osonna I Patimbani Dg maketti Arung Patimpeng. Osong
lai-lainna sidenreng, osong Bawi Mabbosanna Maniampajo lai-lainna sidenreng, osong Bawi Mabbosanna Maniampajo
dan lain-lain. dan lain-lain.
Iya bela, iya pakkanna Iya bela, iya pakkanna
e lakallolo, magi muonro e lakallolo, magi muonro
aga dega muissenngi makkedae aga dega muissenngi makkedae
Pitu anak dara mabaju eja Pitu anak dara mabaju eja
Tajekko ri pammasareng Tajekko ri pammasareng

Lasseko keloe ri tenggana jekannge Lasseko keloe ri tenggana jekannge


natoliangao gajang natoliangao gajang
labetta massola-salae labetta massola-salae
sola-sola mate sola-sola mate
Temmasola-sola mate Temmasola-sola mate
Lebbini mate massola-solae Lebbini mate massola-solae

Wahai sekalian, seluruh pasukan perang Wahai sekalian, seluruh pasukan perang
hai anak muda, mengapa tersendat maju hai anak muda, mengapa tersendat maju
apakah engkau tak tahu bahwa apakah engkau tak tahu bahwa
tujuh orang bidadari berbaju merah tujuh orang bidadari berbaju merah
menunggu di pusara menunggu di pusara

60 60
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Menghindarlah kalian di tengah jalan Menghindarlah kalian di tengah jalan


nanti tersenggol senjata nanti tersenggol senjata
si pemberani yang tak takut mati si pemberani yang tak takut mati
pemberani akan mati pemberani akan mati
yang tidak berani pun juga akan mati yang tidak berani pun juga akan mati
lebih baik mati sebagai pemberani lebih baik mati sebagai pemberani

He pakkannae He pakkannae
idina jowana la jalante idina jowana la jalante
teppallaisenngi lino pammasareng teppallaisenngi lino pammasareng
Kegapi maelo mate Kegapi maelo mate
Jowa engkatona Jowa engkatona

Artinya Artinya
He prajurit pasukan perang He prajurit pasukan perang
Kami inilah pasukan la jalante Kami inilah pasukan la jalante
Yang tak membedakan mati atau hidup Yang tak membedakan mati atau hidup

Kapan lagi kita mau berkorban Kapan lagi kita mau berkorban
Pengikut telah siap Pengikut telah siap
Pemimpin pun telah siap Pemimpin pun telah siap

Tak mati yang hidup Tak mati yang hidup


Tidak masuk liang lahat Tidak masuk liang lahat
Yang bukan suratannya Yang bukan suratannya

He bela He bela
Pemberani akan mati, yang tidak beranipun akan Pemberani akan mati, yang tidak beranipun akan
mati mati
Lebih terhormat mati sebagi pemberani Lebih terhormat mati sebagi pemberani
Konon kelak disediakan tujuh isteri Konon kelak disediakan tujuh isteri
Begi mereka yang mati sebagai pemberani Begi mereka yang mati sebagai pemberani

61 61
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Kitalah ini turunan pemberani yang tujuh Kitalah ini turunan pemberani yang tujuh
Si babi gondrong dari Maniampajo Si babi gondrong dari Maniampajo
Kerbau tak dikebiri dari Anakbanua Kerbau tak dikebiri dari Anakbanua
Tempat mengasah keris Tempat mengasah keris
Tempat tertumbuknya peluru Tempat tertumbuknya peluru
Senandung nyanyian-nyanyian perang (elong asong) Senandung nyanyian-nyanyian perang (elong asong)
ini alunannya melampau batas-batas wilayah, daerah atau ini alunannya melampau batas-batas wilayah, daerah atau
kawasan etnik tertentu. Ketika nyanyian perang senacam kawasan etnik tertentu. Ketika nyanyian perang senacam
ini disenandungkan pula pada tempat lain dan alunannya ini disenandungkan pula pada tempat lain dan alunannya
pun melampaui batas wilayah, daerah dan kawasannya, pun melampaui batas wilayah, daerah dan kawasannya,
bertautlah untaian liriknya mempersatukan irama zaman. bertautlah untaian liriknya mempersatukan irama zaman.
Keadaan semacam inilah yang disebut “kesamaan sejarah”. Keadaan semacam inilah yang disebut “kesamaan sejarah”.
kesamaan sejarah inilah yang menjadi benih tumbuhnya kesamaan sejarah inilah yang menjadi benih tumbuhnya
satu kesadaran bersama yang melahirkan suatu tingkah satu kesadaran bersama yang melahirkan suatu tingkah
laku kolektif yang ditentukan dimana-mana. Faktor-faktor laku kolektif yang ditentukan dimana-mana. Faktor-faktor
inilah yang menjadi embrio bagi lahirnya satu nation kelak inilah yang menjadi embrio bagi lahirnya satu nation kelak
di kemudian hari. di kemudian hari.
Jika kita memperhatikan perjuangan Arung Palakka Jika kita memperhatikan perjuangan Arung Palakka
dalam menegakkan hak-hak asasi manusia yang terinjak- dalam menegakkan hak-hak asasi manusia yang terinjak-
injak ketika itu akibat karena ripoata pupu dan anrasarasang injak ketika itu akibat karena ripoata pupu dan anrasarasang
ri kace sebagai faktor utama keterlibatannya menyejarah. ri kace sebagai faktor utama keterlibatannya menyejarah.
Tak dapat diragukan lagi keluhuran perjuangan itu. Dialah Tak dapat diragukan lagi keluhuran perjuangan itu. Dialah
pejuang kemanusiaan yang sejati bagi masyarakatnya. pejuang kemanusiaan yang sejati bagi masyarakatnya.
Persoalan yang kita temukan adalah sejauh mana Persoalan yang kita temukan adalah sejauh mana
lirik perjuangan kemanusiaan yang disenandungkan lirik perjuangan kemanusiaan yang disenandungkan
Arung Palakka ketika ia mampu melampaui batas-batas Arung Palakka ketika ia mampu melampaui batas-batas
wilayah, daerah dan kawasannya. Kemudian apakah tema wilayah, daerah dan kawasannya. Kemudian apakah tema
perjuangan kemanusiaan itu menjadi faktor primer pada perjuangan kemanusiaan itu menjadi faktor primer pada
zamannya. zamannya.
Persoalan yang kita hadapi sekarang bukanlah Persoalan yang kita hadapi sekarang bukanlah
masalah peristiwa atau kejadiannya tetapi filsafat masalah peristiwa atau kejadiannya tetapi filsafat
sejarahnya. Di sini kita diperhadapkan pada pertanyaan sejarahnya. Di sini kita diperhadapkan pada pertanyaan

62 62
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

filosofis kesejarahan. Sejauh mana getaran perjuangan yang filosofis kesejarahan. Sejauh mana getaran perjuangan yang
bertemakan kemanusiaan dari Arung Palakka mampu bertemakan kemanusiaan dari Arung Palakka mampu
melampaui batas-batas wilayah, daerah dan kawasannya melampaui batas-batas wilayah, daerah dan kawasannya
ketika itu, dan apakah tema perjuangan Arung Palakka ketika itu, dan apakah tema perjuangan Arung Palakka
yang mulia itu seirama dengan suasana zaman di abad ke- yang mulia itu seirama dengan suasana zaman di abad ke-
17 yang ketika itu diwarnai oleh perang antara kekuatan- 17 yang ketika itu diwarnai oleh perang antara kekuatan-
kekuatan lokal melawan kekuatan asing di mana-mana. kekuatan lokal melawan kekuatan asing di mana-mana.
Permasalahan filsafat sejarah ini sangat penting Permasalahan filsafat sejarah ini sangat penting
artinya, karena di sinilah kita akan mencari dan berusaha artinya, karena di sinilah kita akan mencari dan berusaha
memahami ide, pemikiran yang ada di belakang kejadian memahami ide, pemikiran yang ada di belakang kejadian
sejarah. Mudah-mudahan permasalahan filsafat ini kita sejarah. Mudah-mudahan permasalahan filsafat ini kita
temukan jawabannya. temukan jawabannya.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Alfian Ibrahim, Prof. Dr. Perang Di jalan Allah 1873-1912 Alfian Ibrahim, Prof. Dr. Perang Di jalan Allah 1873-1912
1987 Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 1987 Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Alfian Ibrahim, Prof. Dr. Sebuah Pembicaraan Mengenai Alfian Ibrahim, Prof. Dr. Sebuah Pembicaraan Mengenai
Hikayat perang sabil 1992 jakarta: Pustaka Sinar Hikayat perang sabil 1992 jakarta: Pustaka Sinar
Harapan Harapan
Daeng Patunru, Abdurrazak dkk. Sejarah Bone. Ujung Daeng Patunru, Abdurrazak dkk. Sejarah Bone. Ujung
Pandang Pandang
1988 Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan Daverger, 1988 Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan Daverger,
Manrice. Sosiologi Politik. Jakarta: CV. Rajawali Manrice. Sosiologi Politik. Jakarta: CV. Rajawali
1981 1981
Frederick, William II. Pemahaman Sejarah Indonesia Frederick, William II. Pemahaman Sejarah Indonesia
Sebelum dan Sesudah 1984 Revolusi. Jakarta:LP3ES Sebelum dan Sesudah 1984 Revolusi. Jakarta:LP3ES
Kartodirojo, Santono. Elite Dalam Perspektif Sejarah. Kartodirojo, Santono. Elite Dalam Perspektif Sejarah.
Jakarta:LP3ES 1983 Jakarta:LP3ES 1983
Kartodirojo, Santono. Kepemimpinan Dalam Dimensi Kartodirojo, Santono. Kepemimpinan Dalam Dimensi
Sosial. Jakarta: LP3ES 1984 Sosial. Jakarta: LP3ES 1984

63 63
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Keller, Susanne. Penguasa dan Kelompok Elit. Peranan Keller, Susanne. Penguasa dan Kelompok Elit. Peranan
Elit Penentu Dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Elit Penentu Dalam Masyarakat Modern. Jakarta:
Rajawali 1989 Rajawali 1989
Nugroho, Ahmad. Lahirnya Murjangkung: Tinjauan Nugroho, Ahmad. Lahirnya Murjangkung: Tinjauan
Pupuh-pupuh Awal 1987 Awal Sekaber. Yogyakarta, Pupuh-pupuh Awal 1987 Awal Sekaber. Yogyakarta,
Fakultas Sastra UGM. Fakultas Sastra UGM.
Lontara Akkarungeng (Bone), Pemda Tk. I Sulawesi Lontara Akkarungeng (Bone), Pemda Tk. I Sulawesi
Selatan. 1985 Selatan. 1985
Punagi, H. Andi Abubakar. Taransliterasi dan terjemahan Punagi, H. Andi Abubakar. Taransliterasi dan terjemahan
Elong Ugi 1985. Hasil sastra tulisan Bugis. Ujung Elong Ugi 1985. Hasil sastra tulisan Bugis. Ujung
Pandang: proyek Penelitian dan pengkajian Pandang: proyek Penelitian dan pengkajian
Kebudayaan Sul-Sel, Lagaligo Kebudayaan Sul-Sel, Lagaligo

64 64
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

MENGENAL ARUNG PALAKKA MENGENAL ARUNG PALAKKA


SEBAGAI LIBERATOR SEBAGAI LIBERATOR
Sultan Kasim Sultan Kasim

T T
okoh sejarah Arung Palakka sebelum masa okoh sejarah Arung Palakka sebelum masa
kemerdekaan sangat popular bagi masyarakat Bugis kemerdekaan sangat popular bagi masyarakat Bugis
Bone. Banyak lontara Bugis Bone, Bugis soppeng, Bone. Banyak lontara Bugis Bone, Bugis soppeng,
Bugis Barru yang memuji kehebatan keunggulan Arung Bugis Barru yang memuji kehebatan keunggulan Arung
Palakka, dan menjadi idola mereka. Palakka, dan menjadi idola mereka.
Sesudah Indonesia merdeka atau pada masa Sesudah Indonesia merdeka atau pada masa
kemerdekaan ini tokoh sejarah Arung Palakka, kemerdekaan ini tokoh sejarah Arung Palakka,
dikategorikan sebagai kaki tangan Belanda, pengkhianat dikategorikan sebagai kaki tangan Belanda, pengkhianat
bangsa. bangsa.
Bidang studi sejarah pada lembaga pendidikan Bidang studi sejarah pada lembaga pendidikan
formal di seluruh Nusantara mengajarkan bahwa Arung formal di seluruh Nusantara mengajarkan bahwa Arung
Palakka adalah kaki tangan Belanda, penghianat bangsa. Palakka adalah kaki tangan Belanda, penghianat bangsa.
Bahkan public opinion sampai sekarang memandang tokoh Bahkan public opinion sampai sekarang memandang tokoh
sejarah Arung Palakka sebagai pengkhianat bangsa. sejarah Arung Palakka sebagai pengkhianat bangsa.
Pendapat umum seperti itu didasarkan pada Pendapat umum seperti itu didasarkan pada
kenyataan sejarah, bahwa Arung Palakka bekerja sama kenyataan sejarah, bahwa Arung Palakka bekerja sama
dengan Kompeni Belanda untuk menghancurkan kerajaan dengan Kompeni Belanda untuk menghancurkan kerajaan
Gowa. Mereka memandang kenyataan sejarah itu dengan Gowa. Mereka memandang kenyataan sejarah itu dengan
kacamata Nasional dan melihat pada bagian permukaan kacamata Nasional dan melihat pada bagian permukaan
saja. Mereka tidak meneliti dan mengkaji latar belakang saja. Mereka tidak meneliti dan mengkaji latar belakang
peristiwa persekutuan antara Bone dan Kompeni, yang peristiwa persekutuan antara Bone dan Kompeni, yang
mengakibatkan terbentuknya peristiwa persekutuan itu. mengakibatkan terbentuknya peristiwa persekutuan itu.
Mereka tidak melihatnya dari sudut pandang sejarah Mereka tidak melihatnya dari sudut pandang sejarah

65 65
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

kontemporer dan sekarah partial Nusantara. Paradox kontemporer dan sekarah partial Nusantara. Paradox
pandangan antara masyarakat pada masa kemerdekaan pandangan antara masyarakat pada masa kemerdekaan
dengan masyarakat pada masa Kolonial terhadap strunggle dengan masyarakat pada masa Kolonial terhadap strunggle
integrity Arung Palakka cenderung menimbulkan integrity Arung Palakka cenderung menimbulkan
pertanyaan bahwa benarkah Arung Palakka kaki tangan pertanyaan bahwa benarkah Arung Palakka kaki tangan
Belanda, penghianat bangsa. Belanda, penghianat bangsa.
Makalah ini diharapkan menjadi acuan untuk Makalah ini diharapkan menjadi acuan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat seperti
itu. Bahkan diharapkan memberikan pengertian dan itu. Bahkan diharapkan memberikan pengertian dan
kepahaman tentang nilai-nilai integritas perjuangan Arung kepahaman tentang nilai-nilai integritas perjuangan Arung
Palakka dan sekaligus memahami bahwa Arung Palakka Palakka dan sekaligus memahami bahwa Arung Palakka
adalah pejuang dan Pahlawan Bone. adalah pejuang dan Pahlawan Bone.

Latar Belakang Persekutuan Antara Bone Latar Belakang Persekutuan Antara Bone
dengan Kompeni Belanda pada tahun 1665. dengan Kompeni Belanda pada tahun 1665.
Status Kerajaan Bone (1330-1611) Status Kerajaan Bone (1330-1611)
Kerajaan Bone berstatus independent state Kerajaan Bone berstatus independent state
sejak berdirinya pada tahun 1330 sampai dengan Bone sejak berdirinya pada tahun 1330 sampai dengan Bone
ditaklukkan oleh Gowa pada tahun 1611. ditaklukkan oleh Gowa pada tahun 1611.
Menurut Konferensi Monte Video, 1933 negara Menurut Konferensi Monte Video, 1933 negara
sebagai objek hukum Internasional harus memenuhi sebagai objek hukum Internasional harus memenuhi
kualifikasi-kualifikasi: kualifikasi-kualifikasi:
a. Penduduk yang sah, b. Wilayah tertentu, c. a. Penduduk yang sah, b. Wilayah tertentu, c.
Pemerinyah yang sah, d. Kemampuan mengadakan Pemerinyah yang sah, d. Kemampuan mengadakan
hubungan dengan negara-negara lainnya. (F. Isywara, SH, hubungan dengan negara-negara lainnya. (F. Isywara, SH,
hl. 83). hl. 83).
Keempat anasir konstitutif dari negara menurut Keempat anasir konstitutif dari negara menurut
pengertian hukum internasional. pengertian hukum internasional.

66 66
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Penduduk yang tetap Penduduk yang tetap


Penduduk asli Bone mayoritas etnis Bugis, yang Penduduk asli Bone mayoritas etnis Bugis, yang
telah bertempat tinggal tetap. Mereka telah membentuk telah bertempat tinggal tetap. Mereka telah membentuk
masyarakat desa. Dalam kehidupan desa rasa taat masyarakat desa. Dalam kehidupan desa rasa taat
kepada Kepala Desa mereka; baik karena ikatan budaya. kepada Kepala Desa mereka; baik karena ikatan budaya.
Kewarganegaraan rakyat Bone adalah penduduk asli. Kewarganegaraan rakyat Bone adalah penduduk asli.
(dasar ius soli maupun ius sanguins). Dalam undang- (dasar ius soli maupun ius sanguins). Dalam undang-
undang Nasional modern digunakan dua syarat yang undang Nasional modern digunakan dua syarat yang
harus dipenuhi untuk di akui sebagai warga negara yaitu: harus dipenuhi untuk di akui sebagai warga negara yaitu:
ius soli (hak bumi) atau syarat territorial dan ius sanguins ius soli (hak bumi) atau syarat territorial dan ius sanguins
(hak darah) atau syarat genealogis (Drs. G.J. Wolhoff, (hak darah) atau syarat genealogis (Drs. G.J. Wolhoff,
hl.107). Kedua kriteria itu telah dipenuhi kewarganegaraan hl.107). Kedua kriteria itu telah dipenuhi kewarganegaraan
penduduk Bone. penduduk Bone.

Wilayah tertentu Wilayah tertentu


Kerajaan Bone sejak berdirinya (1330) sudah Kerajaan Bone sejak berdirinya (1330) sudah
mempunyai wilayah tertentu walaupun pada mulanya mempunyai wilayah tertentu walaupun pada mulanya
merupakan wilayah kekuasaan de facto saja. merupakan wilayah kekuasaan de facto saja.
Dalam perjalanan Caleppa tahun 1565 antara Bone Dalam perjalanan Caleppa tahun 1565 antara Bone
dan Gowa, menetapkan batasa-batas wilayah kerajaan Bone dan Gowa, menetapkan batasa-batas wilayah kerajaan Bone
dengan Gowa sehingga sejak itu Bone telah mempunyai dengan Gowa sehingga sejak itu Bone telah mempunyai
wilayah tertentu secara de jure. wilayah tertentu secara de jure.

Pemerintah yang sah Pemerintah yang sah


Bone sebuah negara kerajaan atau Kingdom state. Bone sebuah negara kerajaan atau Kingdom state.
Pemerintah dipegang oleh seorang Raja. Berdasarkan ikrar Pemerintah dipegang oleh seorang Raja. Berdasarkan ikrar
Matajang, Raja pertama adalah Manurungnge Ri Matajang Matajang, Raja pertama adalah Manurungnge Ri Matajang
(Sultam Kasim, 1992. hl…). (Sultam Kasim, 1992. hl…).
“… … bahwa janji yang diadakan antara Datu To “… … bahwa janji yang diadakan antara Datu To
Manurung dengan penyambung lindah rakyat yang disebut Manurung dengan penyambung lindah rakyat yang disebut
Matowa mengandung Matowa mengandung

67 67
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Govermental Contract. Govermental Contract.


… … To Manurung sekaligus diakui dan diangkat … … To Manurung sekaligus diakui dan diangkat
secara resmi menjadi penguasa tunggal”. secara resmi menjadi penguasa tunggal”.
Tindakan mana adalah perbuatan yuridis dan Tindakan mana adalah perbuatan yuridis dan
bukan kejadian sosiologis belaka. (Majalah bingkisan no. 1 bukan kejadian sosiologis belaka. (Majalah bingkisan no. 1
dan 2 hl. 3-4). Dengan demikian maka pemerintah kerajaan dan 2 hl. 3-4). Dengan demikian maka pemerintah kerajaan
Bone adalah sah secara de facto maupun secara de jure. Bone adalah sah secara de facto maupun secara de jure.

Kemampuan mengadakan hubungan dengan Kemampuan mengadakan hubungan dengan


Negara-negara lainnya Negara-negara lainnya
- Raja Bone La Tenri Sukki (1508-1535) - Raja Bone La Tenri Sukki (1508-1535)
Mengadakan perjanjian persahabatan antara Bone Mengadakan perjanjian persahabatan antara Bone
dengan Luwu yang disebut Polo Malelae Ri Unyi dengan Luwu yang disebut Polo Malelae Ri Unyi
- Raja Bone La Ulco Botee (1508-1560) - Raja Bone La Ulco Botee (1508-1560)
Mengadakan perjanjian persahabatan antara Bone Mengadakan perjanjian persahabatan antara Bone
dengan Gowa di bawah raja Gowa Daeng Matanre dengan Gowa di bawah raja Gowa Daeng Matanre
To Mapparisi To Mapparisi
- Raja Bone La Tenri Rawe Bongkange mengadakan - Raja Bone La Tenri Rawe Bongkange mengadakan
perjanjian persekutuan antara Bone, Waji dan perjanjian persekutuan antara Bone, Waji dan
Soppeng yang disebut Tellumpocoe (Triple Alliance) Soppeng yang disebut Tellumpocoe (Triple Alliance)
pada tahun 1572 pada tahun 1572
Ketiga fakta tersebut menunjukkan kemampuan Ketiga fakta tersebut menunjukkan kemampuan
Raja-raja Bone mengadakan hubungan dengan negara- Raja-raja Bone mengadakan hubungan dengan negara-
negara lainnya. Status kerajaan Bone sebagai sebuah negara lainnya. Status kerajaan Bone sebagai sebuah
kekuasaan politik di antara kekuasaan-kekuasaan politik kekuasaan politik di antara kekuasaan-kekuasaan politik
nusantara dapat disetarakan dengan kerajaan Gowa, nusantara dapat disetarakan dengan kerajaan Gowa,
Ternate, Demak, Banten, Aceh dan lain-lain. Ternate, Demak, Banten, Aceh dan lain-lain.
Di seluruh Indonesia terdapatlah sekian banyak Di seluruh Indonesia terdapatlah sekian banyak
kekuasaan-kekuasaan politik pada taraf perkembangan kekuasaan-kekuasaan politik pada taraf perkembangan
yang sama. Apabila masa hagemoni itu ditersendirikan yang sama. Apabila masa hagemoni itu ditersendirikan
maka pada masa itu pada umumnya menghasilkan maka pada masa itu pada umumnya menghasilkan
Sriwijaya, Majapahit sebagai kerajaan raksasa yang Sriwijaya, Majapahit sebagai kerajaan raksasa yang

68 68
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

semula. Kemudian muncul Demak, Aceh, Ternate, Banten, semula. Kemudian muncul Demak, Aceh, Ternate, Banten,
Makassar, Bone. Kerajaan-kerajaan itu tidak dapat disebut Makassar, Bone. Kerajaan-kerajaan itu tidak dapat disebut
sebagai kekuasaan raksasa yang memegang hagemoni sebagai kekuasaan raksasa yang memegang hagemoni
sebagai Indonesia saja, mereka hanya memegang partial sebagai Indonesia saja, mereka hanya memegang partial
hagemoni (R. Muh. Ali. hal. 131-132). hagemoni (R. Muh. Ali. hal. 131-132).
Latar belakang politik Bone yang berstatus Latar belakang politik Bone yang berstatus
Independent State (1330-1611) itulah yang menjadi dasar Independent State (1330-1611) itulah yang menjadi dasar
perjuangan politik Arung Palakka untuk memerdekakan perjuangan politik Arung Palakka untuk memerdekakan
Bone dari Gowa (Gowa menaklukkan Bone tahun 1611) Bone dari Gowa (Gowa menaklukkan Bone tahun 1611)
baik dengan pendekatan diplomasi politik maupun baik dengan pendekatan diplomasi politik maupun
pendekatan militer. pendekatan militer.

Status Kerajaan Bone dalam masa (1611-1667) Status Kerajaan Bone dalam masa (1611-1667)
Perlu diketahui bahwa sebelum Gowa menaklukkan Perlu diketahui bahwa sebelum Gowa menaklukkan
Bone, Gowa melakukan agresi militer terhadap Bone Bone, Gowa melakukan agresi militer terhadap Bone
sebanyak lima kali yang dimulai sejak tahun 1562 dan sebanyak lima kali yang dimulai sejak tahun 1562 dan
baru pada tahun 1611 Gowa berhasil menaklukkan Bone baru pada tahun 1611 Gowa berhasil menaklukkan Bone
(serangan 6). (Sultan Kasim. hal 41-46) (serangan 6). (Sultan Kasim. hal 41-46)
Dengan dalih misi penyebaran Islam ke daerah Dengan dalih misi penyebaran Islam ke daerah
kerajaan Bone, Sultan Alauddin, raja Gowa memimpin kerajaan Bone, Sultan Alauddin, raja Gowa memimpin
ekspedisi militer Gowa ke Bone untuk menekan rakyat ekspedisi militer Gowa ke Bone untuk menekan rakyat
Bone di bawah La Tenrirua. Walaupun akhirnya La Bone di bawah La Tenrirua. Walaupun akhirnya La
Tenrirua masuk Islam, namun rakyat dan Hadat Tujuh Tenrirua masuk Islam, namun rakyat dan Hadat Tujuh
Bone menolaknya. Karena merasakan adanya tekanan Bone menolaknya. Karena merasakan adanya tekanan
militer Gowa. La Tenrirua dimaksulkan dan diganti oleh militer Gowa. La Tenrirua dimaksulkan dan diganti oleh
La Ten Pale (1611-1613). (Sultan Kasim. hal 56-60). La Ten Pale (1611-1613). (Sultan Kasim. hal 56-60).

Status kerajaan Bone dalam masa (1646-1676) Status kerajaan Bone dalam masa (1646-1676)
menjadi daerah penduduk Gowa menjadi daerah penduduk Gowa
Penduduk Gowa atas Bone dalam pengertian Penduduk Gowa atas Bone dalam pengertian
yuridis formal dalam bidang politik, ekonomi dan sosial yuridis formal dalam bidang politik, ekonomi dan sosial
budaya, tersirat pada ungkapan berikut. budaya, tersirat pada ungkapan berikut.

69 69
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

“Setelah La Maddaremmeng kala dalam peperangan “Setelah La Maddaremmeng kala dalam peperangan
dan diasingkan ke Gowa (tahun 1644), maka Bone dan diasingkan ke Gowa (tahun 1644), maka Bone
dijadikan jajahan oleh Gowa, bahkan dalam buku-buku dijadikan jajahan oleh Gowa, bahkan dalam buku-buku
lontara dikatakan “Naripoatana Bone sepulo pitu taung lontara dikatakan “Naripoatana Bone sepulo pitu taung
ittana”. (maka diperbudaklah Bone 17 tahun lamanya)”. ittana”. (maka diperbudaklah Bone 17 tahun lamanya)”.
Fakta tersebut menegaskan tentang Public Opinion Fakta tersebut menegaskan tentang Public Opinion
mengenai arti penjajahan Gowa atas Bone yakni dipandang mengenai arti penjajahan Gowa atas Bone yakni dipandang
sebagai perbudakan (Naripoatana Bone). sebagai perbudakan (Naripoatana Bone).
Demikian pula Gowa telah melaksanakan praktek Demikian pula Gowa telah melaksanakan praktek
penjajahan atas Bone yakni dengan memerintahkan dewan penjajahan atas Bone yakni dengan memerintahkan dewan
pemerintahan Bone (Hadat Tujuh Bone) untuk memilih pemerintahan Bone (Hadat Tujuh Bone) untuk memilih
dan mengangkat wakil pemerintahan Gowa di Bone. Atas dan mengangkat wakil pemerintahan Gowa di Bone. Atas
pilihan Hadat Tujuh Bone dengan persetujuan raja Gowa, pilihan Hadat Tujuh Bone dengan persetujuan raja Gowa,
Sultan Malikul Said, diangkatlah Tobala Aru Tanete Riawang Sultan Malikul Said, diangkatlah Tobala Aru Tanete Riawang
menjadi Jennang Bone. Perubahan status kekuasaan politik menjadi Jennang Bone. Perubahan status kekuasaan politik
Bone pada tahun 1644 itu, mengubah status kehidupan Bone pada tahun 1644 itu, mengubah status kehidupan
sosial rakyat Bone. Elit politik, Bangsawan dan rakyat Bone sosial rakyat Bone. Elit politik, Bangsawan dan rakyat Bone
merasakan perubahan itu sebagai suatu penghinaan atas merasakan perubahan itu sebagai suatu penghinaan atas
harga diri dan martabat mereka. harga diri dan martabat mereka.
Akibatnya meletuslah perang Pasempe (tahun Akibatnya meletuslah perang Pasempe (tahun
1646) di bawah La Tenriaji. Dengan jiwa patriotik, rakyat 1646) di bawah La Tenriaji. Dengan jiwa patriotik, rakyat
Bone bertekad membela kemerdekaan dan kedaulatan Bone bertekad membela kemerdekaan dan kedaulatan
negaranya, namun akhirnya terpaksa menyerah karena negaranya, namun akhirnya terpaksa menyerah karena
kekuatan musuh jauh lebih besar. kekuatan musuh jauh lebih besar.
Angkatan perang Gowa terdiri dari gabungan Gowa, Angkatan perang Gowa terdiri dari gabungan Gowa,
Wajo, dan Luwu. Jika perang perlawanan Bone di bawah Wajo, dan Luwu. Jika perang perlawanan Bone di bawah
La Tenriaji tersebut dinilai dari segi material memang La Tenriaji tersebut dinilai dari segi material memang
merugikan, karena pasti Gowa melakukan penindasan yang merugikan, karena pasti Gowa melakukan penindasan yang
lebih kejam yang menambah beban penderitaan rakyat lebih kejam yang menambah beban penderitaan rakyat
Bone saja. Tetapi jika dinilai dari segi nilai dan semangat Bone saja. Tetapi jika dinilai dari segi nilai dan semangat
patriotik maka perlawanan Bone tersebut, berarti suatu patriotik maka perlawanan Bone tersebut, berarti suatu
tindakan kepahlawanan dalam menegakkan kemerdekaan tindakan kepahlawanan dalam menegakkan kemerdekaan
dan kedaulatan negara, bahkan suatu tindakan heroik dan kedaulatan negara, bahkan suatu tindakan heroik

70 70
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

dalam mengaktualisasikan the right of self determination dalam mengaktualisasikan the right of self determination
sebagai hak asasi manusia. sebagai hak asasi manusia.
Oleh karena La Tenriaji menyerah dan kalah Oleh karena La Tenriaji menyerah dan kalah
perang, akibatnya nasib Bone ditentukan oleh Gowa perang, akibatnya nasib Bone ditentukan oleh Gowa
dan sekutu-sekutunya. Persetujuan segi tiga antara Raja dan sekutu-sekutunya. Persetujuan segi tiga antara Raja
Gowa, Sultan Malikul Said dan Raja Wajo, La Makkaraka Gowa, Sultan Malikul Said dan Raja Wajo, La Makkaraka
To Patemmui dan Raja Luwu Palisubaga Daeng Mattuju To Patemmui dan Raja Luwu Palisubaga Daeng Mattuju
Sultan Nasiruddin, menetapkan: Sultan Nasiruddin, menetapkan:
“… bahwa tawanan-tawanan perang Bone harus “… bahwa tawanan-tawanan perang Bone harus
dibagi tiga sama banyak diantara ke tiga kerajaan itu. Dalam dibagi tiga sama banyak diantara ke tiga kerajaan itu. Dalam
peperangan tersebut, Tobala tidak campur tangan, sehingga peperangan tersebut, Tobala tidak campur tangan, sehingga
raja Gowa menetapkan dia tetap dalam kedudukannya raja Gowa menetapkan dia tetap dalam kedudukannya
sebagai Jennang di Bone”. sebagai Jennang di Bone”.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa kebijaksanaan Fakta tersebut menunjukkan bahwa kebijaksanaan
politik penjajahan Gowa menghancurkan kekuatan militer politik penjajahan Gowa menghancurkan kekuatan militer
Bone dibagi tiga dengan pengawasan ketat oleh Gowa, Bone dibagi tiga dengan pengawasan ketat oleh Gowa,
Wajo dan Luwu. Wajo dan Luwu.
Praktek penjajahan Gowa atas Bone (sejak 1644) Praktek penjajahan Gowa atas Bone (sejak 1644)
tetap dilanjutkan. Hal mana menunjukkan bahwa Gowa tetap dilanjutkan. Hal mana menunjukkan bahwa Gowa
tidak mau memahami tuntutan jiwa dan semangat juang tidak mau memahami tuntutan jiwa dan semangat juang
rakyat Bone yang menjunjung tinggi nilai kemerdekaan, rakyat Bone yang menjunjung tinggi nilai kemerdekaan,
walaupun dengan resiko pengorbanan materil dan raga walaupun dengan resiko pengorbanan materil dan raga
yang besar. yang besar.
Bone dalam status daerah takluk Gowa merupakan Bone dalam status daerah takluk Gowa merupakan
challenge politik yang harus direspon oleh rakyat Bone challenge politik yang harus direspon oleh rakyat Bone
sendiri. Jiwa patriotik dan semangat juang rakyat Bone sendiri. Jiwa patriotik dan semangat juang rakyat Bone
yang heroik merupakan modal besar, untuk mendukung yang heroik merupakan modal besar, untuk mendukung
gerakan perjuangan Arung Palakka untuk membentuk dua gerakan perjuangan Arung Palakka untuk membentuk dua
alliance antara Bone dan Kompeni Belanda dengan tujuan alliance antara Bone dan Kompeni Belanda dengan tujuan
merebut kemerdekaan Bone dari Gowa. merebut kemerdekaan Bone dari Gowa.

71 71
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Legalitas Arung Palakka sebagai Legalitas Arung Palakka sebagai


Tokoh Patriotik Bone Tokoh Patriotik Bone
Arung Palakka bersama ayah, ibu dan neneknya Arung Palakka bersama ayah, ibu dan neneknya
menjadi tawanan perang Gowa, akibat kekalahan perang menjadi tawanan perang Gowa, akibat kekalahan perang
Bone oleh Gowa dalam perang Pasempe pada tahun Bone oleh Gowa dalam perang Pasempe pada tahun
1646. Arung Palakka bersama ayah bunda dan saudara 1646. Arung Palakka bersama ayah bunda dan saudara
perempuannya diasingkan ke Gowa. Mula-mula di bawah perempuannya diasingkan ke Gowa. Mula-mula di bawah
pengawasan Kareng Pattingalong, kemudian di bawah pengawasan Kareng Pattingalong, kemudian di bawah
pengawasan Kareng Karunrung. Terjadilah hubungan pengawasan Kareng Karunrung. Terjadilah hubungan
kuasalitas antara Arung Palakka dengan Bone, yaitu kuasalitas antara Arung Palakka dengan Bone, yaitu
keduanya dalam status politik di bawah kekuasaan Gowa, keduanya dalam status politik di bawah kekuasaan Gowa,
akibat peristiwa kekalahan Bone oleh Gowa dalam perang akibat peristiwa kekalahan Bone oleh Gowa dalam perang
mempertahankan kemerdekaan Bone di Pasempe tahun mempertahankan kemerdekaan Bone di Pasempe tahun
1646. 1646.
Pada peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Bone Pada peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Bone
di bawah La Tenritatts terhadap Gowa, Gowa di bawah di bawah La Tenritatts terhadap Gowa, Gowa di bawah
Sultan Hasanuddin (1660), Dewan Pemerintahan Kerajaan Sultan Hasanuddin (1660), Dewan Pemerintahan Kerajaan
Bone mengangkatnya menjadi Aru atau raja di Palakka. Bone mengangkatnya menjadi Aru atau raja di Palakka.
Menurut tradisi Bone bahwa pangeran yang menjadi raja Menurut tradisi Bone bahwa pangeran yang menjadi raja
di Palakka adalah calon raja atau “Mangkau Bone”. di Palakka adalah calon raja atau “Mangkau Bone”.
Peristiwa pengantangan La Tenritatta menjadi Peristiwa pengantangan La Tenritatta menjadi
Arung di Palakka ini dikemukakan sebagai berikut: Arung di Palakka ini dikemukakan sebagai berikut:
“Alangkah bahagia rasanya ibunya……ia menikmat “Alangkah bahagia rasanya ibunya……ia menikmat
rasa bahagia, karena Arung Pitu, para bangsawan dan rasa bahagia, karena Arung Pitu, para bangsawan dan
rakyat Bone telah mengakui putera Datu Mario sebagai rakyat Bone telah mengakui putera Datu Mario sebagai
Arung Palakka, sebagai ahli warus neneknya, Sultan Adam Arung Palakka, sebagai ahli warus neneknya, Sultan Adam
La Tenrirua Arung Palakka Matinroe Ri Bantaeng” (Panitia La Tenrirua Arung Palakka Matinroe Ri Bantaeng” (Panitia
khusus YKSST, hal. 132). khusus YKSST, hal. 132).
Dengan demikian La Tenritatta bukan saja sebagai Dengan demikian La Tenritatta bukan saja sebagai
warga negara Bone tetapi sekaligus menjadi putra mahkota warga negara Bone tetapi sekaligus menjadi putra mahkota
kerajaan Bone. Kedudukan La Tenritatta sebagai Arung kerajaan Bone. Kedudukan La Tenritatta sebagai Arung
Palakka memberi wewenang formal baginya untuk menjadi Palakka memberi wewenang formal baginya untuk menjadi

72 72
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

pemimpin perlawanan rakyat Bone terhadap Gowa. Jika La pemimpin perlawanan rakyat Bone terhadap Gowa. Jika La
Tenritatta menjadi raja Palakka dalam kerajaan Bone yang Tenritatta menjadi raja Palakka dalam kerajaan Bone yang
ditaklukkan oleh Gowa maka pengangkatan La Tenritatta itu ditaklukkan oleh Gowa maka pengangkatan La Tenritatta itu
harus pula mendapat pengakuan dari Gowa. Sedangkan pada harus pula mendapat pengakuan dari Gowa. Sedangkan pada
masa itu Arung Palakka sementara memimpin perlawanan masa itu Arung Palakka sementara memimpin perlawanan
bersenjata terhadap Gowa, sehingga tidak mungkin bersenjata terhadap Gowa, sehingga tidak mungkin
pengangkatnya itu mendapat pengakuan dari Gowa. pengangkatnya itu mendapat pengakuan dari Gowa.
Untuk mempertahankan kedudukan La Tenritatta Untuk mempertahankan kedudukan La Tenritatta
sebagai raja Palakka, kerajaan Bone harus dimerdekakan sebagai raja Palakka, kerajaan Bone harus dimerdekakan
dari Gowa. Dan dalam memerdekakan Bone dari Gowa, dari Gowa. Dan dalam memerdekakan Bone dari Gowa,
bukan saja secara kebetulan La Tenritatta yang memimpin bukan saja secara kebetulan La Tenritatta yang memimpin
perlawanan rakyat Bone, tetapi telah diperkuat oleh perlawanan rakyat Bone, tetapi telah diperkuat oleh
kedudukan sebagai Raja Palakka, yang berarti Hadat Tujuh kedudukan sebagai Raja Palakka, yang berarti Hadat Tujuh
Bone mengamatkan kepadanya untuk meneruskan dan Bone mengamatkan kepadanya untuk meneruskan dan
menyelesaikan perang kemerdekaan Bone dengan jalan menyelesaikan perang kemerdekaan Bone dengan jalan
apapun. Bahwa dalam penyelesaian suatu masalah politik apapun. Bahwa dalam penyelesaian suatu masalah politik
sudah lazim sejak zaman dahulu hingga mutakhir ini, yaitu sudah lazim sejak zaman dahulu hingga mutakhir ini, yaitu
bebas menempuh segala macam cara untuk mencapai bebas menempuh segala macam cara untuk mencapai
tujuan di mana soal etika dikesampingkan sebagaimana tujuan di mana soal etika dikesampingkan sebagaimana
dikemukakan oleh F. Isywara, SH sebagai berikut: dikemukakan oleh F. Isywara, SH sebagai berikut:
“… Hilangkan etika dari politik dan akan didapati “… Hilangkan etika dari politik dan akan didapati
politik yang bersifat Machiavellistis yaitu politik sebagai politik yang bersifat Machiavellistis yaitu politik sebagai
alat untuk melakukan sesuatu, baik atau buruk, tanpa alat untuk melakukan sesuatu, baik atau buruk, tanpa
mengindahkan kesusilaan”. (F. Isywara,SH. H17). mengindahkan kesusilaan”. (F. Isywara,SH. H17).
Etika di sini tentu bekaitan dengan etika atau moral Etika di sini tentu bekaitan dengan etika atau moral
politik, yang mungkin merugikan atau menghancurkan politik, yang mungkin merugikan atau menghancurkan
kekuatan politik musuh. Latar belakang etika politik kekuatan politik musuh. Latar belakang etika politik
persekutuan antara Bone di bawah Arung Palakka dengan persekutuan antara Bone di bawah Arung Palakka dengan
Kompeni Belanda (tahun 1665) tersebut, tidak dapat Kompeni Belanda (tahun 1665) tersebut, tidak dapat
dinilai dengan ukuran etika politik Nasional Indonesia. dinilai dengan ukuran etika politik Nasional Indonesia.
Karena kesdaran Nasional Indonesia pada masa itu Karena kesdaran Nasional Indonesia pada masa itu
belum kesadaran Nasional Modern, masih dalam tingkat belum kesadaran Nasional Modern, masih dalam tingkat

73 73
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

kesadaran Tribalisme. Mereka mendirikan kerajaan- kesadaran Tribalisme. Mereka mendirikan kerajaan-
kerajaan partialis nusantara. kerajaan partialis nusantara.
Etika politik Arung Palakka pada perjanjian Etika politik Arung Palakka pada perjanjian
persekutuan antara Bone dan Kompeni Belanda, tidak persekutuan antara Bone dan Kompeni Belanda, tidak
identik dengan etika politik Sultan Haji di Banten yang identik dengan etika politik Sultan Haji di Banten yang
meminta bantuan Belanda untuk merebut tahta kerajaan meminta bantuan Belanda untuk merebut tahta kerajaan
dari tangan ayahnya sendiri, Sultan Ageng Tirtayasa, dari tangan ayahnya sendiri, Sultan Ageng Tirtayasa,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soeroto. sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soeroto.
“… Sultan Ageng Tirtayasa mengalami berbagai “… Sultan Ageng Tirtayasa mengalami berbagai
kesulitan dalam negeri, pada tahun 1671 ia mengangkat kesulitan dalam negeri, pada tahun 1671 ia mengangkat
putranya sebagai raja pembantu…Sultan pembantu itu putranya sebagai raja pembantu…Sultan pembantu itu
pada tahun 1674 pergi ke Makkah dan Turki, dan setelah pada tahun 1674 pergi ke Makkah dan Turki, dan setelah
kembali ke Banten lagi, ia lazim disebut Sultan Haji… kembali ke Banten lagi, ia lazim disebut Sultan Haji…
dengan bertambah pengurah dan kekuasaan, mulailah dengan bertambah pengurah dan kekuasaan, mulailah
timbul perselisihan dengan ayahnya, yang kian hari makin timbul perselisihan dengan ayahnya, yang kian hari makin
meruncing, apalagi setelah Sultan Haji menjalankan politik meruncing, apalagi setelah Sultan Haji menjalankan politik
yang makin lama makin condong ke Batavia……….… yang makin lama makin condong ke Batavia……….…
pada tahun 1681 Banten diserang dan keratin Sultan Haji pada tahun 1681 Banten diserang dan keratin Sultan Haji
dikepung……….. pihak yang didesak, yakni Sultan Haji, dikepung……….. pihak yang didesak, yakni Sultan Haji,
meminta pertolongan Belanda. Belanda mengerahkan meminta pertolongan Belanda. Belanda mengerahkan
tentaranya… dan pada tahun 1685 Sultan Ageng menyerah tentaranya… dan pada tahun 1685 Sultan Ageng menyerah
dan dipenjarakan di Batavia di mana ia wafat pada tahun dan dipenjarakan di Batavia di mana ia wafat pada tahun
1692”. (Soeroto, hl 209). 1692”. (Soeroto, hl 209).
Fakta tersebut menunjukkan bahwa permintaan Fakta tersebut menunjukkan bahwa permintaan
bantuan Sultan Haji kepada Belanda, bertujuan merebut bantuan Sultan Haji kepada Belanda, bertujuan merebut
tahta kerajaan Banten dari tangan ayahnya, bukan bertujuan tahta kerajaan Banten dari tangan ayahnya, bukan bertujuan
merebut kemerdekaan Banten dari suatu negara yang merebut kemerdekaan Banten dari suatu negara yang
menjajahnya, seperti halnya Arung Palakka. Sehingga tidak menjajahnya, seperti halnya Arung Palakka. Sehingga tidak
relevan untuk penilaian bahwa etika politik mereka identik. relevan untuk penilaian bahwa etika politik mereka identik.

74 74
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Peran Perjuangan Arung Palakka Peran Perjuangan Arung Palakka


Pertengahan bulan September 1660 Arung Palakka Pertengahan bulan September 1660 Arung Palakka
dan kawan-kawan seperjuangannya, yang juga tawanan dan kawan-kawan seperjuangannya, yang juga tawanan
perang mengerakkan 10.000 pekerja rodi yang berasal dari perang mengerakkan 10.000 pekerja rodi yang berasal dari
Bone dan Soppeng, yang sementara melakukan kerja paksa Bone dan Soppeng, yang sementara melakukan kerja paksa
untuk pembangunan benteng pertahanan Gowa di Somba untuk pembangunan benteng pertahanan Gowa di Somba
Opu. Dengan kekuatan 10.000 orang. Opu. Dengan kekuatan 10.000 orang.
Arung Palakka bersama Arung Bila, Arung Arung Palakka bersama Arung Bila, Arung
Ampanang, Datu Citta dan para pangeran lainnya, Ampanang, Datu Citta dan para pangeran lainnya,
memimpin perlawanan terhadap Gowa. Arung Palakka memimpin perlawanan terhadap Gowa. Arung Palakka
menempatkan markas dan laskarnya di Lamuru dengan menempatkan markas dan laskarnya di Lamuru dengan
kekuatan sekitar 11.000 personil. Sementara itu Arung kekuatan sekitar 11.000 personil. Sementara itu Arung
Palakka mengadakan pertemuan dengan Datu Soppeng, Palakka mengadakan pertemuan dengan Datu Soppeng,
La Tenri Bali, Arung Tanete Riawang, Tobala di Atappang, La Tenri Bali, Arung Tanete Riawang, Tobala di Atappang,
yang dinamakan Pincara Lopie Ri Attapang (tanggal 7 yang dinamakan Pincara Lopie Ri Attapang (tanggal 7
Oktober 1660). Pincara Lopie Ri Attapang Soppeng berhasil Oktober 1660). Pincara Lopie Ri Attapang Soppeng berhasil
mempersatukan Bone dan Soppeng untuk melawan Gowa. mempersatukan Bone dan Soppeng untuk melawan Gowa.
Tanggal 9 Oktober 1660, Gowa menyerang markas besar Tanggal 9 Oktober 1660, Gowa menyerang markas besar
laskar Arung Palakka di Lamuru. laskar Arung Palakka di Lamuru.
Pada awal pertempuran kekuatan seimbang, tetapi Pada awal pertempuran kekuatan seimbang, tetapi
tiba-tiba Wajo menyerang Soppeng dari belakang, sehingga tiba-tiba Wajo menyerang Soppeng dari belakang, sehingga
laksar Soppeng yang sementara di medan perang, ditarik laksar Soppeng yang sementara di medan perang, ditarik
untuk menghadapi laskar Wajo. Laskar Bone di bawah untuk menghadapi laskar Wajo. Laskar Bone di bawah
Tobala terdesak mundur ke arah Bone Utara, dan Tobala Tobala terdesak mundur ke arah Bone Utara, dan Tobala
gugur di medan perang pertempuran tanggal 11 Oktober gugur di medan perang pertempuran tanggal 11 Oktober
1660. 1660.
Sejak gugurnya Tobala, Arung Palakka melakukan Sejak gugurnya Tobala, Arung Palakka melakukan
perlawanan dengan taktik perang gerilya di daerah perlawanan dengan taktik perang gerilya di daerah
pegunungan antara Bone, Soppeng dan Wajo. Sementara pegunungan antara Bone, Soppeng dan Wajo. Sementara
itu Arung Palakka dan kawan-kawan seperjuangannya itu Arung Palakka dan kawan-kawan seperjuangannya
dalam pertemuan Polelolo Timur, memutuhkan hujrah ke dalam pertemuan Polelolo Timur, memutuhkan hujrah ke
Buton dan Ternate untuk meminta suaka politik. Gagasan Buton dan Ternate untuk meminta suaka politik. Gagasan

75 75
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

hijrah tersebut mendapat dukungan dari Datu Soppeng, hijrah tersebut mendapat dukungan dari Datu Soppeng,
La Tenri Bali dan memberikan bantuan dana perjuangan La Tenri Bali dan memberikan bantuan dana perjuangan
sebesar 100 kati emas kepada Arung Palakka juga Mario sebesar 100 kati emas kepada Arung Palakka juga Mario
Riwawo diperoleh bantuan 20 kati emas, sedang dari Bone Riwawo diperoleh bantuan 20 kati emas, sedang dari Bone
sama sekali tidak ada (nihil). sama sekali tidak ada (nihil).
Tanggal 25 Desember 1660 Arung Palakka dan Tanggal 25 Desember 1660 Arung Palakka dan
kawan-kawan bersama pasukan kawalnya bertolak dari kawan-kawan bersama pasukan kawalnya bertolak dari
pantai bukit Campaligi Bone hijrah ke Buton. Sultan pantai bukit Campaligi Bone hijrah ke Buton. Sultan
Buton memberikan suaka politik kepada Arung Palakka Buton memberikan suaka politik kepada Arung Palakka
walaupun mendapat ultimatum ancaman serangan dari walaupun mendapat ultimatum ancaman serangan dari
Gowa. (Sultan Kasim, hl. 86-90). Gowa. (Sultan Kasim, hl. 86-90).
Langkah selanjutnya Arung Palakka dan kawan- Langkah selanjutnya Arung Palakka dan kawan-
kawan dengan pasukan kawal kurang lebih dari 400 orang kawan dengan pasukan kawal kurang lebih dari 400 orang
hijrah ke Batavia dan juga mendapat suaka politik dari hijrah ke Batavia dan juga mendapat suaka politik dari
Kompeni Belanda pada tahun 1663. Keberhasilan Arung Kompeni Belanda pada tahun 1663. Keberhasilan Arung
Palakka menjadikan kawan musuh-musuhnya (Buton, Palakka menjadikan kawan musuh-musuhnya (Buton,
Ternate, dan Kompeni Belanda), musuh Gowa merupakan Ternate, dan Kompeni Belanda), musuh Gowa merupakan
kemenangan awal Bone di bawah Arung Palakka dan kemenangan awal Bone di bawah Arung Palakka dan
kekalahan awal Gowa di bawah Sultan Hasanuddin. kekalahan awal Gowa di bawah Sultan Hasanuddin.
Bahkan sesudah Arung Palakka mempersekutukan antara Bahkan sesudah Arung Palakka mempersekutukan antara
Bone dengan Kompeni Belanda pada tahun 1655, kekuatan Bone dengan Kompeni Belanda pada tahun 1655, kekuatan
Arung Palakka menjadi ancaman serius bagi Sultan Arung Palakka menjadi ancaman serius bagi Sultan
Hasanuddin. Hasanuddin.
“Zo lang de zon en mooscheyne; zal dee;com; met “Zo lang de zon en mooscheyne; zal dee;com; met
Boni, vast, vereenigt, bleyve; door on se kragten bleyven de Boni, vast, vereenigt, bleyve; door on se kragten bleyven de
handen vast Batavia, 1665. (M.T.H. Perelaer, plaat v)”. handen vast Batavia, 1665. (M.T.H. Perelaer, plaat v)”.
Persekutuan Bone dan Kompeni tersebut menjadi Persekutuan Bone dan Kompeni tersebut menjadi
dasar kerjasama militer antara Bone dan Kompeni untuk dasar kerjasama militer antara Bone dan Kompeni untuk
melakukan serangan bersama terhadap Gowa. Tanggal 2 melakukan serangan bersama terhadap Gowa. Tanggal 2
November 1666 di Batavia para anggota sekutu kompeni November 1666 di Batavia para anggota sekutu kompeni
merumuskan formasi serangan bersama terhadap Gowa. merumuskan formasi serangan bersama terhadap Gowa.
Laksamana Speelmaan, sebagai Panglima Perang Kompeni, Laksamana Speelmaan, sebagai Panglima Perang Kompeni,
Arung Palakka, Sultan Mandarsyah dan Sultan Buton Arung Palakka, Sultan Mandarsyah dan Sultan Buton

76 76
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

masing-masing menjadi komandan laskarnya. Tanggal 24 masing-masing menjadi komandan laskarnya. Tanggal 24
November 1666 angkatan perang sekutu Arung Palakka November 1666 angkatan perang sekutu Arung Palakka
berangkat dari Batavia, Jepara menuju ke Sulawesi. Tanggal berangkat dari Batavia, Jepara menuju ke Sulawesi. Tanggal
19 Desember 1666 pasukan Arung Palakka dan Speelman 19 Desember 1666 pasukan Arung Palakka dan Speelman
sudah sampai berlabuh di depan benteng Somba Opu. sudah sampai berlabuh di depan benteng Somba Opu.
Pernyataan seorang sekutu Arung Palakka terhadap Pernyataan seorang sekutu Arung Palakka terhadap
Gowa dilakukan dengan pengibaran bendera merah dan Gowa dilakukan dengan pengibaran bendera merah dan
tembakan meriam 3 kali kea rah benteng Somba Opu pada tembakan meriam 3 kali kea rah benteng Somba Opu pada
tanggal 26 Desember 1666. tanggal 26 Desember 1666.
Dalam pertempuran laut di perairan Buton sejak Dalam pertempuran laut di perairan Buton sejak
tanggal 4 Januari 1667 Gowa menderita kekalahan. tanggal 4 Januari 1667 Gowa menderita kekalahan.
Walaupun nyaris merebut Kotana Walio, ibukota kerajaan Walaupun nyaris merebut Kotana Walio, ibukota kerajaan
Buton yang telah dikepung dengan kekuatan pasukan Buton yang telah dikepung dengan kekuatan pasukan
15.000 personil dalam waktu 38 hari. Tetapi dengan 15.000 personil dalam waktu 38 hari. Tetapi dengan
pukulan telat dari Arung Palakka dan sekutunya akhirnya. pukulan telat dari Arung Palakka dan sekutunya akhirnya.
Gowa menyerah dan Buton selamat dari kehancuran Arung Gowa menyerah dan Buton selamat dari kehancuran Arung
Palakka dan sekutunya memenangkan pertempuran laut di Palakka dan sekutunya memenangkan pertempuran laut di
perairan Buton mengalami kerugian militer 15.000 personil perairan Buton mengalami kerugian militer 15.000 personil
dan sarana prasarana angkatan laut yang besar. Arung dan sarana prasarana angkatan laut yang besar. Arung
Palakka tanpa di duga memperoleh pembelot militer 5.000 Palakka tanpa di duga memperoleh pembelot militer 5.000
personil dan 86 perahu armada dari orang-orang Bugis personil dan 86 perahu armada dari orang-orang Bugis
Bone dan Soppeng dari angkatan perang Gowa. Bone dan Soppeng dari angkatan perang Gowa.
Pertempuran Somba Opu (19 Juli s/d 17 November Pertempuran Somba Opu (19 Juli s/d 17 November
1667). Kota benteng Somba Opu dilengkapi dengan 1667). Kota benteng Somba Opu dilengkapi dengan
benteng-benteng pengawal. Di sebelah Selatan benteng benteng-benteng pengawal. Di sebelah Selatan benteng
Panakkukang, benteng Barombong, dan benteng Galesong. Panakkukang, benteng Barombong, dan benteng Galesong.
Sebelum meninggalkan Buton 25 Juli 1667 Arung Sebelum meninggalkan Buton 25 Juli 1667 Arung
Palakka dan Speelman sepakat akan bertemu di Bantaeng, Palakka dan Speelman sepakat akan bertemu di Bantaeng,
tanggal 4 Juli 1667. Tanggal 3 Juli 1667 Speelman tiba di tanggal 4 Juli 1667. Tanggal 3 Juli 1667 Speelman tiba di
Banteng sementar Arung Palakka mendarat di Pattiro-Bone Banteng sementar Arung Palakka mendarat di Pattiro-Bone
(di ujung Pattiro). Arung Palakka segera memerintahkan (di ujung Pattiro). Arung Palakka segera memerintahkan
Arung Cabalu mengkoordinir mobilisasi umum rakyat Arung Cabalu mengkoordinir mobilisasi umum rakyat
Bone untuk menjadi laskar sukarelawan Arung Palakka Bone untuk menjadi laskar sukarelawan Arung Palakka

77 77
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

dan akhirnya laskar Arung Palakka berkekuatan 7.000 dan akhirnya laskar Arung Palakka berkekuatan 7.000
personil. Para bangsawan dan hulubalang Bone dan personil. Para bangsawan dan hulubalang Bone dan
Soppeng mengadakan ikrar bersama di Pattiro untuk Soppeng mengadakan ikrar bersama di Pattiro untuk
bertekad dan bersumpah setia kepada Arung Palakka bertekad dan bersumpah setia kepada Arung Palakka
untuk memerdekakan Bone dan Soppeng dari Gowa. untuk memerdekakan Bone dan Soppeng dari Gowa.
Tanggal 7 Juli 1667 Speelman dibantu pasukan Tanggal 7 Juli 1667 Speelman dibantu pasukan
Arung Palakka di bawah pimpinan Arung Amali menyerang Arung Palakka di bawah pimpinan Arung Amali menyerang
Pasukan Gowa di Bantaeng yang berkekuatan 7.000 Pasukan Gowa di Bantaeng yang berkekuatan 7.000
personil, namun menyerah. Tanggal 13 Juli 1667 Speelman personil, namun menyerah. Tanggal 13 Juli 1667 Speelman
mendekati benteng Somba Opu sambil mengajukan mendekati benteng Somba Opu sambil mengajukan
tuntutan kepada Sultan Hasanuddin, untuk menyerahkan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin, untuk menyerahkan
semua orang-orang Makassar yang telah membunuh semua orang-orang Makassar yang telah membunuh
orang-orang Belanda di pulau Doang-doangan. Tuntutan orang-orang Belanda di pulau Doang-doangan. Tuntutan
itu ditolak dan pecahlah pertempuran Somba Opu tanggal itu ditolak dan pecahlah pertempuran Somba Opu tanggal
19 Juli 1667. 19 Juli 1667.
Tanggal 27 Juli 1667 Arung Palakka bersama Tanggal 27 Juli 1667 Arung Palakka bersama
Kapten Polemen baru tiba di Binamu dan dicegat oleh Kapten Polemen baru tiba di Binamu dan dicegat oleh
pasukan Karaeng Lengkese, Karaeng Karunrung dan pasukan Karaeng Lengkese, Karaeng Karunrung dan
Maraddia Mandar. Dengan bantuan 2.000 personil Arung Maraddia Mandar. Dengan bantuan 2.000 personil Arung
Bila, Arung Ampanang, Arung Belo, dan Arung Palakka Bila, Arung Ampanang, Arung Belo, dan Arung Palakka
lolos dari kepungan musuh. lolos dari kepungan musuh.
Kekuatan laskar Arung Palakka untuk serangan Kekuatan laskar Arung Palakka untuk serangan
umum Somba Opu sudah 10.000 personil karena di umum Somba Opu sudah 10.000 personil karena di
Bantaeng mendapat 1.000n personil. Tanggal 4 Agustus Bantaeng mendapat 1.000n personil. Tanggal 4 Agustus
1667 Arung Palakka dan Speelman menetapkan formasi 1667 Arung Palakka dan Speelman menetapkan formasi
strategis untuk melakukan serangan umum terhadap strategis untuk melakukan serangan umum terhadap
benteng Somba Opu. Benteng pertahanan Gowa yang benteng Somba Opu. Benteng pertahanan Gowa yang
dijadikan sasaran secara berturut benteng Galesong, dijadikan sasaran secara berturut benteng Galesong,
Barombong, Panakkukang dan Ujung Pandang. Mula- Barombong, Panakkukang dan Ujung Pandang. Mula-
mula melakukan taktik perang gerilya terhadap pos-pos mula melakukan taktik perang gerilya terhadap pos-pos
penjagaan laskar Gowa dari (tanggal 5 s/d 15 Agustus penjagaan laskar Gowa dari (tanggal 5 s/d 15 Agustus
1667). 1667).

78 78
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Tanggal 16 Agustus 1667 barulah melalukan Tanggal 16 Agustus 1667 barulah melalukan
serangan umum terhadap benteng Galesong yang serangan umum terhadap benteng Galesong yang
dipertahankan 30.000 personil pasukan elit di bawah Sultan dipertahankan 30.000 personil pasukan elit di bawah Sultan
Hasanuddin sendiri. Benteng Galesong jatuh tanggal 22 Hasanuddin sendiri. Benteng Galesong jatuh tanggal 22
Agustus 1667 dengan korban di pihak Gowa 1.000 orang. Agustus 1667 dengan korban di pihak Gowa 1.000 orang.
Angkatan perang gabungan Kompeni, Bone, Buton dan Angkatan perang gabungan Kompeni, Bone, Buton dan
Ternate menyerang benteng Barombong dari darat dan Ternate menyerang benteng Barombong dari darat dan
laut. Barombong jatuh 22 September 1667 sementara laut. Barombong jatuh 22 September 1667 sementara
Benteng Ujung Pandang direbut Arung Palakka dan juga Benteng Ujung Pandang direbut Arung Palakka dan juga
berhasil melakukan tipu muslihat kepada Karaeng Binamo berhasil melakukan tipu muslihat kepada Karaeng Binamo
dan Karaeng Bangkala membelot ke kubu Arung Palakka dan Karaeng Bangkala membelot ke kubu Arung Palakka
dengan laskar 6.000 personil. dengan laskar 6.000 personil.
Tanggal 7 November 1667 Arung Palakka dan Tanggal 7 November 1667 Arung Palakka dan
Speelman mengadakan serangan umum terhadap benteng Speelman mengadakan serangan umum terhadap benteng
panakkukang di bawah Karaeng Lengkese. Benteng panakkukang di bawah Karaeng Lengkese. Benteng
Panakkukang pun jatuh dan hancur dan benteng Somba Panakkukang pun jatuh dan hancur dan benteng Somba
Opu terancam mendapat giliran serangan. Opu terancam mendapat giliran serangan.
Dalam keadaan genting itu, Arung Palakka dan Dalam keadaan genting itu, Arung Palakka dan
Speelman mengajukan usul cease fire kepada Sultan Speelman mengajukan usul cease fire kepada Sultan
Hasanuddin dan Sultan Hasanuddin dapat menerimanya. Hasanuddin dan Sultan Hasanuddin dapat menerimanya.
Pada hari Jumat November 1667 dialngsungkan perjanjian Pada hari Jumat November 1667 dialngsungkan perjanjian
Bungaya (Bongaisch Tractat). Perjanjian Bongaya Bungaya (Bongaisch Tractat). Perjanjian Bongaya
menetapkan 30 pasal artikel sebagai pemenuhan tuntutan menetapkan 30 pasal artikel sebagai pemenuhan tuntutan
sekutu Arung Palakka dan Speelman. Meliputi masalah sekutu Arung Palakka dan Speelman. Meliputi masalah
militer, politik, ekonomi, sebagai sangsi kekalahan perang militer, politik, ekonomi, sebagai sangsi kekalahan perang
Gowa. Gowa.
Butir-butir penting isi perjanjian Bungaya untuk Butir-butir penting isi perjanjian Bungaya untuk
Arung Palakka: Arung Palakka:
1. Buton dibebaskan dari Gowa (artikel 16). 1. Buton dibebaskan dari Gowa (artikel 16).
2. Ternate dibebaskan dari Gowa, meliputi Pulau Sula, 2. Ternate dibebaskan dari Gowa, meliputi Pulau Sula,
Selayar, Muna Utara dan lain-lain. (artikel 17). Selayar, Muna Utara dan lain-lain. (artikel 17).
3. Gowa melepaskan Bone, Luwu dan Soppeng (artikel 3. Gowa melepaskan Bone, Luwu dan Soppeng (artikel
18). 18).

79 79
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

4. Mengakui melepaskan Raja Layu, Bangkala (artikel 4. Mengakui melepaskan Raja Layu, Bangkala (artikel
19). 19).
5. Semua negeri-negeri yang dikalahkan sekutu Arung 5. Semua negeri-negeri yang dikalahkan sekutu Arung
Palakka, dari Bulo-Bulo sampai dengan Bungaya Palakka, dari Bulo-Bulo sampai dengan Bungaya
menjadi milik sekutu (artikel 20). menjadi milik sekutu (artikel 20).
6. Gowa akan melepaskan haknya atas Wajo, Bulo- 6. Gowa akan melepaskan haknya atas Wajo, Bulo-
Bulo, Mandar dan mereka perlakukan menurut Bulo, Mandar dan mereka perlakukan menurut
kemauan sekutu (artikel 21). kemauan sekutu (artikel 21).
Dengan perjanjian Bungaya dan mengakhiri perang Dengan perjanjian Bungaya dan mengakhiri perang
Gowa dengan sekutu (Bone, Buton, Ternate, Kompeni). Gowa dengan sekutu (Bone, Buton, Ternate, Kompeni).
Maka tercapailah tujuan perjuangan Arung Palakka Maka tercapailah tujuan perjuangan Arung Palakka
untuk memerdekakan Bone dan Soppeng dari Gowa, untuk memerdekakan Bone dan Soppeng dari Gowa,
dan berakhirlah perang yang dilakukan terhadap Gowa. dan berakhirlah perang yang dilakukan terhadap Gowa.
Namun, perjuangan Arung palakka untuk mempersatukan Namun, perjuangan Arung palakka untuk mempersatukan
kerajaan di Sulawesi Selatan masih diteruskan, baik kerajaan di Sulawesi Selatan masih diteruskan, baik
dengan pendekatan diplomasi maupun dengan pendengan dengan pendekatan diplomasi maupun dengan pendengan
pendekatan militer, pendekatan perkawinan, dan atau pendekatan militer, pendekatan perkawinan, dan atau
kombinasi ketiga pendekatan tersebut. kombinasi ketiga pendekatan tersebut.

Peran Politik Arung Palakka sesudah Peran Politik Arung Palakka sesudah
perjanjian Bungaya (1667) perjanjian Bungaya (1667)
Karir politik Arung Palakka dalam Bidang Karir politik Arung Palakka dalam Bidang
Pemerintahan dapat dibagi dalam dua tingkatan: Pemerintahan dapat dibagi dalam dua tingkatan:
Pertama sebagai Koordinator kepala pemerintahan Pertama sebagai Koordinator kepala pemerintahan
daerah-daerah pendudukan. Kedua sebagai Raja Bone. daerah-daerah pendudukan. Kedua sebagai Raja Bone.

Koordinator Kepala Pemerintahan Koordinator Kepala Pemerintahan


Daerah-daerah Pendudukan Daerah-daerah Pendudukan
Perlawanan bersenjata Bone dan Soppeng di bawah Perlawanan bersenjata Bone dan Soppeng di bawah
Arung Palakka terhadap Gowa, menjadi meluas menjadi Arung Palakka terhadap Gowa, menjadi meluas menjadi
perang gabungan (Bone, Buton, Ternate, dan Kompeni perang gabungan (Bone, Buton, Ternate, dan Kompeni
Belanda), melawan Gowa dan sekutu-sekutunya, maka Belanda), melawan Gowa dan sekutu-sekutunya, maka

80 80
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

sukses kemenangan yang dicapai meluas pula. Bukan saja sukses kemenangan yang dicapai meluas pula. Bukan saja
berhasil memerdekakan Bone dan Soppeng, tetapi juga berhasil memerdekakan Bone dan Soppeng, tetapi juga
memaksa Gowa melepaskan daerah-daerah vassalnya dan memaksa Gowa melepaskan daerah-daerah vassalnya dan
menjadi daerah pendudukan sekutu Arung Palakka. menjadi daerah pendudukan sekutu Arung Palakka.
Untuk mengatur pemerintahan daerah-daerah Untuk mengatur pemerintahan daerah-daerah
pendudukan daerah Sulawesi Selatan menurut perjanjian pendudukan daerah Sulawesi Selatan menurut perjanjian
Bungaya (artikel 19 dan 20), Arung Palakka yang ditunjuk Bungaya (artikel 19 dan 20), Arung Palakka yang ditunjuk
mengkoordinasikan dan berkedudukan di Bontoala Ujung mengkoordinasikan dan berkedudukan di Bontoala Ujung
Pandang (1667-1696). Kepala pemerintahan daerah-daerah Pandang (1667-1696). Kepala pemerintahan daerah-daerah
pendudukan tidak semua menerima baik kehadiran Arung pendudukan tidak semua menerima baik kehadiran Arung
Palakka sebagai Koordinator mereka. Kerajaan-kerajaan Palakka sebagai Koordinator mereka. Kerajaan-kerajaan
yang menentang ditundukan dengan kekerasan senjata, yang menentang ditundukan dengan kekerasan senjata,
seperti Wajo (yang paling berat) daerah lain yang masih seperti Wajo (yang paling berat) daerah lain yang masih
menentang Mandar, Cenrana, Binuang, Sawito, mereka menentang Mandar, Cenrana, Binuang, Sawito, mereka
ditundukkan baik dengan tekanan militer maupun dengan ditundukkan baik dengan tekanan militer maupun dengan
diplomasi politik. diplomasi politik.
Walaupun pada masa Arung Palakka masih Walaupun pada masa Arung Palakka masih
berstatus Pangeran (belum menjadfi Raja Bone). Namun berstatus Pangeran (belum menjadfi Raja Bone). Namun
dialah Tokoh Sentral paling kuat dan besar wibawanya di dialah Tokoh Sentral paling kuat dan besar wibawanya di
Sulawesi Selatan melebihi Raja Gowa Sultan Hasanuddin Sulawesi Selatan melebihi Raja Gowa Sultan Hasanuddin
dan raja Bone La Maddaremmeng. dan raja Bone La Maddaremmeng.
Arung Palakka mampu mengontrol daerah-daerah Arung Palakka mampu mengontrol daerah-daerah
pendudukan yang luas dengan alat komunikasi yang pendudukan yang luas dengan alat komunikasi yang
terbatas, bukan karena memiliki pasukan elite yang tangguh terbatas, bukan karena memiliki pasukan elite yang tangguh
melainkan karena memiliki wibawa yang dikagumi oleh melainkan karena memiliki wibawa yang dikagumi oleh
lawan dan kawan. lawan dan kawan.

Arung Palakka sebagai Raja Bone dan Koordinator Arung Palakka sebagai Raja Bone dan Koordinator
Kerajaan-kerajaan pendudukan (1672-1696) Kerajaan-kerajaan pendudukan (1672-1696)
Arung Palakka dinobatkan menjadi raja (Mangkau) Arung Palakka dinobatkan menjadi raja (Mangkau)
Bone oleh Hadat Tujuh Bone (1672), menggantikan La Bone oleh Hadat Tujuh Bone (1672), menggantikan La
Mandaremmeng. Sementara itu, Arung Palakka tetap Mandaremmeng. Sementara itu, Arung Palakka tetap
menjadi koordinator pemerintahan kerajaan-kerajaan menjadi koordinator pemerintahan kerajaan-kerajaan

81 81
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

pendudukan, bahkan Panglima tertinggi angkatan perang pendudukan, bahkan Panglima tertinggi angkatan perang
persekutuan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan dan persekutuan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan dan
tetap berkedudukan di Bontoala Ujung Pandang. (Sultan tetap berkedudukan di Bontoala Ujung Pandang. (Sultan
Kasim, hl. 143-144) Kasim, hl. 143-144)

Politik dalam Negeri Politik dalam Negeri


Arung Palakka tidak mengubah sistem dan Arung Palakka tidak mengubah sistem dan
struktur pemerintahan kerajaan Bone. Hanya melanjutkan struktur pemerintahan kerajaan Bone. Hanya melanjutkan
sistem dan struktur kerajaan Bone yang berlaku sebelum sistem dan struktur kerajaan Bone yang berlaku sebelum
pendudukan Gowa. “Pada waktu itu Petta To Risompae pendudukan Gowa. “Pada waktu itu Petta To Risompae
menjadi raja di Bone dengan permukafakatan memakai menjadi raja di Bone dengan permukafakatan memakai
adatnya masing-masing”. (Andi Massarappi, hl. 109). adatnya masing-masing”. (Andi Massarappi, hl. 109).
Dengan memberi otonomi luas kepada negeri atau Dengan memberi otonomi luas kepada negeri atau
kerajaan Palili Bone, maka setiap individu atau masyarakat kerajaan Palili Bone, maka setiap individu atau masyarakat
mendapat iklim kebebasan mengembangkan kreatifitasnya mendapat iklim kebebasan mengembangkan kreatifitasnya
sepanjang tidak bertentangan adat yang berlaku. sepanjang tidak bertentangan adat yang berlaku.
“Dalam tahun 1687 La Patau dikawinkan dengan “Dalam tahun 1687 La Patau dikawinkan dengan
Putri Sultan Gowa, Abdul Jalil dengan perjanjian bahwa Putri Sultan Gowa, Abdul Jalil dengan perjanjian bahwa
Putera pertama dari perkawinan itu akan menggantikan Putera pertama dari perkawinan itu akan menggantikan
neneknya menjadi raja Sultan Gowa. Selain itu La Patau neneknya menjadi raja Sultan Gowa. Selain itu La Patau
dikawinkan Putri datu Luwu yang bernama We Ummung dikawinkan Putri datu Luwu yang bernama We Ummung
dengan perjanjian pula bahwa anak laki-laki yang pertama dengan perjanjian pula bahwa anak laki-laki yang pertama
akan menggantikan neneknya menjadi Datu Luwu”. akan menggantikan neneknya menjadi Datu Luwu”.
(Panitia khusus YKSST, hl. 201) (Panitia khusus YKSST, hl. 201)
Ini merupakan indikator bahwa Arung Palakka Ini merupakan indikator bahwa Arung Palakka
berjuang pula untuk menciptakan perdamaian di Sulawesi berjuang pula untuk menciptakan perdamaian di Sulawesi
Selatan dengan alternatif pendekatan perkawinan Selatan dengan alternatif pendekatan perkawinan
antara putra putri Luwu, Gowa dan Bone. Sukses yang antara putra putri Luwu, Gowa dan Bone. Sukses yang
dicapai dengan pendekatan perkawinan itu bukan hanya dicapai dengan pendekatan perkawinan itu bukan hanya
menciptakan hidup berdampingan secara damai antara menciptakan hidup berdampingan secara damai antara
Bone, Gowa dan Luwu, tetapi juga dengan Wajo, Mandar dan Bone, Gowa dan Luwu, tetapi juga dengan Wajo, Mandar dan
lain-lainnya, bahkan mewujudkan perdamaian di Sulawesi lain-lainnya, bahkan mewujudkan perdamaian di Sulawesi

82 82
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Selatan dan berlangsung sampai awal abad ke 20 atau sampai Selatan dan berlangsung sampai awal abad ke 20 atau sampai
dengan jatuhnya Bone di tangan Belanda tahun 1905. dengan jatuhnya Bone di tangan Belanda tahun 1905.

Politik luar Negeri Politik luar Negeri


Fakta pertahanan militer antara Bone, Ternate, dan Fakta pertahanan militer antara Bone, Ternate, dan
Kompeni Belanda tetap dipertahankan. Buton yang telah Kompeni Belanda tetap dipertahankan. Buton yang telah
memberikan suaka poltik terhadap Arung Palakka (1661- memberikan suaka poltik terhadap Arung Palakka (1661-
1663) menjadi dasar yang kuat bagi Arung Palakka untuk 1663) menjadi dasar yang kuat bagi Arung Palakka untuk
membentuk dual alliance antara Bone dan Buton. membentuk dual alliance antara Bone dan Buton.
“Dialah raja Bone (Arung Palakka) yang “Dialah raja Bone (Arung Palakka) yang
mempersaudarakan Bone dengan Buton sampai Bone mempersaudarakan Bone dengan Buton sampai Bone
disebut Buton Riaja (Buton Barat) dan Buton disebut Bone disebut Buton Riaja (Buton Barat) dan Buton disebut Bone
Rialu (Bone Timur)”. (Panitia khusus YKSST, hl. 201) Rialu (Bone Timur)”. (Panitia khusus YKSST, hl. 201)
Dalam menanamkan hegemoni Bone atas kerajaan- Dalam menanamkan hegemoni Bone atas kerajaan-
kerajaan di Sulawesi Selatan, pertama Arung Palakka kerajaan di Sulawesi Selatan, pertama Arung Palakka
menempuh pendekatan diplomasi. Pendekatan militer menempuh pendekatan diplomasi. Pendekatan militer
adalah pilihan terakhir, misalnya Mandar dijadikan negara adalah pilihan terakhir, misalnya Mandar dijadikan negara
sahabat. sahabat.
“Pada tahun 1680 terjadi perlawanan dari Addatuan “Pada tahun 1680 terjadi perlawanan dari Addatuan
Galumpang yang disokong oleh Maraddia Balannipa tetapi Galumpang yang disokong oleh Maraddia Balannipa tetapi
akhirnyan melarikan diri ke tana Salu Lemo (Kecamatan akhirnyan melarikan diri ke tana Salu Lemo (Kecamatan
Mambi sekarang). Pada tanggal 12 Februari 1681 terjadilah Mambi sekarang). Pada tanggal 12 Februari 1681 terjadilah
perjanjian Salu Lemo antara Bone dengan Mandar yang perjanjian Salu Lemo antara Bone dengan Mandar yang
menetapkan antara lain : menetapkan antara lain :
“Mandar dan Bone bersaudara, raja Mandar bebas “Mandar dan Bone bersaudara, raja Mandar bebas
bertemu dengan raja Bone di mana saja berada, apabila bertemu dengan raja Bone di mana saja berada, apabila
terjadi kekacauan di Mandar, Bone harus membantunya”. terjadi kekacauan di Mandar, Bone harus membantunya”.
(A.Palloge, Wawancara, 27-04-1968). (A.Palloge, Wawancara, 27-04-1968).
Fakta tersebut menunjukkan bahwa Arung Palakka Fakta tersebut menunjukkan bahwa Arung Palakka
tidak menuntut kerugian perang terhadap Mandar, dan tidak menuntut kerugian perang terhadap Mandar, dan
tidak menuntut Mandar sebagai daerah takluk Bone, tidak menuntut Mandar sebagai daerah takluk Bone,
melainkan menjadikan Mandar sebagai negara sahabat melainkan menjadikan Mandar sebagai negara sahabat
Bone. Kebijaksanaan politik Arung Palakka tersebut Bone. Kebijaksanaan politik Arung Palakka tersebut

83 83
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

menunjukkan bahwa Bone tidak mau menjadikan kerajaan- menunjukkan bahwa Bone tidak mau menjadikan kerajaan-
kerajaan yang diduntukkan sebagai daerah pendudukan kerajaan yang diduntukkan sebagai daerah pendudukan
seperti yang dilakukan Gowa terhadap Bone karena seperti yang dilakukan Gowa terhadap Bone karena
perlakuan seperti itu akan menimbulkan rasa permusuhan perlakuan seperti itu akan menimbulkan rasa permusuhan
yang mendalam dan berbahaya. Akhirnya seluruh yang mendalam dan berbahaya. Akhirnya seluruh
kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan mengakui Bone kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan mengakui Bone
sebagai pemegang hegemoni. Ini berarti memperkokoh sebagai pemegang hegemoni. Ini berarti memperkokoh
kedudukan Bone terhadap kerajaan-kerajaan di Sulawesi kedudukan Bone terhadap kerajaan-kerajaan di Sulawesi
Selatan, bahkan menciptakan iklim dan kondisi stabilitas Selatan, bahkan menciptakan iklim dan kondisi stabilitas
sosial poltik di Sulawesi Selatan. Tercapainya puncak sosial poltik di Sulawesi Selatan. Tercapainya puncak
kejayaan kerajaan Bone di bawah Arung Palakka dilukiskan kejayaan kerajaan Bone di bawah Arung Palakka dilukiskan
secara singkat. secara singkat.
“Di bawah pemerintahan bagindalah Bone “Di bawah pemerintahan bagindalah Bone
mencapai puncak kebesarannya. Bone menjadi kerajaan mencapai puncak kebesarannya. Bone menjadi kerajaan
yang paling berkuasa di Sulawesi. Rakyat Bone menyebut yang paling berkuasa di Sulawesi. Rakyat Bone menyebut
zaman Petta Torsompae Malampae Gemenna itu, waktu zaman Petta Torsompae Malampae Gemenna itu, waktu
bulan purnama Bone (dalam bahasa bugis : Wettu tepuk bulan purnama Bone (dalam bahasa bugis : Wettu tepuk
ketenna Bone)” . (Panitia khusus, YKSST, hl.201). ketenna Bone)” . (Panitia khusus, YKSST, hl.201).
Fakta tersebut menunjukkan bahwa Arung Palakka Fakta tersebut menunjukkan bahwa Arung Palakka
yang menempatkan Bone sebagai pemegang hegemoni yang menempatkan Bone sebagai pemegang hegemoni
antar kerajaan di Sulawesi, khusunya di Sulawesi Selatan. antar kerajaan di Sulawesi, khusunya di Sulawesi Selatan.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan Kesimpulan
Dari pasal sampai pasal 3, telah dikemukakan Dari pasal sampai pasal 3, telah dikemukakan
uraian-uraian yang menjelaskan latar belakang perjanjian uraian-uraian yang menjelaskan latar belakang perjanjian
persekutuan antara Bone di bawah Arung Palakka dan persekutuan antara Bone di bawah Arung Palakka dan
Kompeni Belanda di bawah Joan Maetsuyker tahun 1665, Kompeni Belanda di bawah Joan Maetsuyker tahun 1665,
dan pada ke 4 ini dirumuskan pokok-pokok kesimpulan dan pada ke 4 ini dirumuskan pokok-pokok kesimpulan
sebagai berikut: sebagai berikut:
“Bone adalah sebuah nrgara kerajaan dengan “Bone adalah sebuah nrgara kerajaan dengan
status nominal independent state, merdeka dan berdaulat. status nominal independent state, merdeka dan berdaulat.

84 84
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Pemerintah kerajaan Bone berdaulat penuh menentukan Pemerintah kerajaan Bone berdaulat penuh menentukan
kebijakan politik dalam dan luar negeri Bone. Segala kebijakan politik dalam dan luar negeri Bone. Segala
perjanjian yang dibuat oleh delegasi Bone dengan negara perjanjian yang dibuat oleh delegasi Bone dengan negara
manapun adalah sah. Setiap intervensi dari suatu negara manapun adalah sah. Setiap intervensi dari suatu negara
terhadap masalah dalam negeri Bone berarti suatu tindakan terhadap masalah dalam negeri Bone berarti suatu tindakan
campur tangan negara lain terhadap Bone”. campur tangan negara lain terhadap Bone”.
“Bahwa dual alliance antar Bone dengan Kompeni “Bahwa dual alliance antar Bone dengan Kompeni
Belanda tahun 1665, adalah suatu sukses kebijaksanaan Belanda tahun 1665, adalah suatu sukses kebijaksanaan
politik luar negeri Bone di bawah Arung Palakka dengan politik luar negeri Bone di bawah Arung Palakka dengan
pendekatan diplomasi. Dual alliance tersebut bertujuan pendekatan diplomasi. Dual alliance tersebut bertujuan
mendukung perjuangan bersenjata rakyat Bone di bawah mendukung perjuangan bersenjata rakyat Bone di bawah
Arung palakka sejak tahun 1660 dan juga lanjutkan Arung palakka sejak tahun 1660 dan juga lanjutkan
perjuangan bersenjata rakyat Bone di bawah La Tenriaji perjuangan bersenjata rakyat Bone di bawah La Tenriaji
tahun 1646 terhadap Gowa yang sedang melalukan praktek tahun 1646 terhadap Gowa yang sedang melalukan praktek
penjajahan atas kerajaan Bone. Perjuangan Arung Palakka penjajahan atas kerajaan Bone. Perjuangan Arung Palakka
dalam bidang strategi politik yaitu menjadikan kawasan dalam bidang strategi politik yaitu menjadikan kawasan
seperjuangan Buton dan Ternate yang juga dimusuhi oleh seperjuangan Buton dan Ternate yang juga dimusuhi oleh
Gowa, dengan kata lain “menjadikan kawan, musuhnya Gowa, dengan kata lain “menjadikan kawan, musuhnya
besar”. Sikap permusuhan dan politik konfrontasi Gowa besar”. Sikap permusuhan dan politik konfrontasi Gowa
di bawah Sultan Hasanuddin terhadap Bone, Buton di bawah Sultan Hasanuddin terhadap Bone, Buton
dan Ternate adalah kekeliruan politik luar negeri Gowa dan Ternate adalah kekeliruan politik luar negeri Gowa
yang tidak memperhitungkan situasi dan kondisi politik yang tidak memperhitungkan situasi dan kondisi politik
internasional dan kawasan nusantara pada masanya. internasional dan kawasan nusantara pada masanya.
Seharusnya Gowa menjadikan kawan atau sekurang- Seharusnya Gowa menjadikan kawan atau sekurang-
kurangnya mendekati negara-negara di Nusantara untuk kurangnya mendekati negara-negara di Nusantara untuk
bersama-sama menentang imperialisme barat”. bersama-sama menentang imperialisme barat”.
“Bahwa latar belakang dual alliance antara Bone dan “Bahwa latar belakang dual alliance antara Bone dan
Kompeni pada tahun 1665 itu, yang berupa latar belakang Kompeni pada tahun 1665 itu, yang berupa latar belakang
politik dan sosial ekonomi yang hancur, karena pendudukan politik dan sosial ekonomi yang hancur, karena pendudukan
Gowa, memberi motivasi bagi Arung Palakka untuk Gowa, memberi motivasi bagi Arung Palakka untuk
mengadakan perjanjian persekutuan dengan kompeni mengadakan perjanjian persekutuan dengan kompeni
dengan tujuan pasti, memerdekakan Bone dari Gowa. dengan tujuan pasti, memerdekakan Bone dari Gowa.
Nilai tambah yang diperoleh dari sukses kebijaksanaan Nilai tambah yang diperoleh dari sukses kebijaksanaan

85 85
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

politik luar negeri itu bukan saja memerdekakan Bone politik luar negeri itu bukan saja memerdekakan Bone
dari Gowa, tetapi bahkan menggantikan kedudukan Gowa dari Gowa, tetapi bahkan menggantikan kedudukan Gowa
dalam memegang hegemoni diantara kerajaan-kerajaan di dalam memegang hegemoni diantara kerajaan-kerajaan di
Sulawesi Selatan. Dengan demikian Arung Palakka adalah Sulawesi Selatan. Dengan demikian Arung Palakka adalah
seorang patriotic, heroic, pejuang, dan pahlawan Bone. seorang patriotic, heroic, pejuang, dan pahlawan Bone.
Prestasi karir poltik yang dicapai oleh Arung Palakka Prestasi karir poltik yang dicapai oleh Arung Palakka
tersebut menunjukkan bahwa ia seorang strategi poltik dan tersebut menunjukkan bahwa ia seorang strategi poltik dan
ahli strategi militer”. ahli strategi militer”.
Public Opinion terhadap tindakan persekutuan Public Opinion terhadap tindakan persekutuan
antara Bone dengan Kompeni yang menghancurkan Gowa, antara Bone dengan Kompeni yang menghancurkan Gowa,
menganggap bahwa tindakan itu suatu pengkhianatan menganggap bahwa tindakan itu suatu pengkhianatan
terhadap bangsa Indonesia adalah suatu pandangan/ terhadap bangsa Indonesia adalah suatu pandangan/
penilaian yang tidak objektif dan tidak mengindahkan penilaian yang tidak objektif dan tidak mengindahkan
kaidah-kaidah kontemporer: kaidah-kaidah kontemporer:
a. Tidak menilai fakta sejarah yang sebenarnya a. Tidak menilai fakta sejarah yang sebenarnya
berdasarkan situasi dan kondisi politik, sosial berdasarkan situasi dan kondisi politik, sosial
ekonomi Nusantara pada masa itu. ekonomi Nusantara pada masa itu.
b. Tidak melihat hubungan kausalitas peristiwa b. Tidak melihat hubungan kausalitas peristiwa
pendudukan Gowa atas Bone dengan peristiwa dual pendudukan Gowa atas Bone dengan peristiwa dual
alliance antara Bone dengan Kompeni Belanda. alliance antara Bone dengan Kompeni Belanda.
c. Tidak menilai eksistensi penaklukan Gowa atas c. Tidak menilai eksistensi penaklukan Gowa atas
Bone sebagai suatu praktek penjajahan. Bone sebagai suatu praktek penjajahan.
d. Tidak melihat bahwa terdapat bersamaan d. Tidak melihat bahwa terdapat bersamaan
tujuan perjuangan Arung Palakka dengan tujuan perjuangan Arung Palakka dengan
tujuan perjuangan bangsa Indonesia merebut tujuan perjuangan bangsa Indonesia merebut
kemerdekaan dari Belanda dan Arung Palakka kemerdekaan dari Belanda dan Arung Palakka
merebut kemerdekaan Bone dari Gowa. merebut kemerdekaan Bone dari Gowa.
“Arung Palakka memberikan response yang tepat “Arung Palakka memberikan response yang tepat
terhadap challenge yang dihadapinya. Dan dengan response terhadap challenge yang dihadapinya. Dan dengan response
itu berhasil menghindarkan Bone khususnya dan kerajaan- itu berhasil menghindarkan Bone khususnya dan kerajaan-
kerajaan di Sulawesi Selatan pada umumnya daripada kerajaan di Sulawesi Selatan pada umumnya daripada
kehancuran total. Karena dengan persekutuan Bone dengan kehancuran total. Karena dengan persekutuan Bone dengan

86 86
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Kompeni Belanda, maka bahaya imperialism Belanda di Kompeni Belanda, maka bahaya imperialism Belanda di
Sulawesi Selatan dapat dibendung hingga tahun 1905”. Sulawesi Selatan dapat dibendung hingga tahun 1905”.

Saran-saran Saran-saran
Uraian-uraian yang telah dikemukakan penulis Uraian-uraian yang telah dikemukakan penulis
yang berpusat pada peristiwa perjanjian persekutuan atara yang berpusat pada peristiwa perjanjian persekutuan atara
Bone di bawah Arung Palakka dan Kompeni Belanda di Bone di bawah Arung Palakka dan Kompeni Belanda di
bawah J. Maetsuyker tahun1665, berusaha memberikan bawah J. Maetsuyker tahun1665, berusaha memberikan
objective information dari sudut pandang sejarah objective information dari sudut pandang sejarah
kontemporer yang menempatkan peristiwa itu pada kontemporer yang menempatkan peristiwa itu pada
waktunya serta memecahkan problemnya dari segi latar waktunya serta memecahkan problemnya dari segi latar
belakang politik dan sosial ekonominya, diakhiri dengan belakang politik dan sosial ekonominya, diakhiri dengan
beberapa kesimpulan maka tibalah penulis pada tingkat beberapa kesimpulan maka tibalah penulis pada tingkat
untuk memajukan saran-saran sebagai berikut: untuk memajukan saran-saran sebagai berikut:
Para penulis sejarah hendaknya mengadakan Para penulis sejarah hendaknya mengadakan
penelitian objektif terhadap latar belakang politik dan penelitian objektif terhadap latar belakang politik dan
sosial ekonomi peristiwa dual alliance antara Bone dan sosial ekonomi peristiwa dual alliance antara Bone dan
Kompeni Belanda pada tahun 1665 untuk menempatkan Kompeni Belanda pada tahun 1665 untuk menempatkan
Arung Palakka dalam panggung sejarah Indonesia secara Arung Palakka dalam panggung sejarah Indonesia secara
wajar dengan jalan: wajar dengan jalan:
a. Mengadakan penelitian terhadap dokumentasi- a. Mengadakan penelitian terhadap dokumentasi-
dokumentasi historis biografis Arung Palakka baik dokumentasi historis biografis Arung Palakka baik
yang ada di daerah Bone maupun yang ada di negeri yang ada di daerah Bone maupun yang ada di negeri
Belanda dan daerah lain. Belanda dan daerah lain.
b. Mengakui secara jujur bahwa Bone dan Gowa b. Mengakui secara jujur bahwa Bone dan Gowa
masing-masing berstatus independent state. masing-masing berstatus independent state.
c. Menggunakan metode sintesis dalam menempatkan c. Menggunakan metode sintesis dalam menempatkan
seorang pejuang kemerdekaan Nasional. seorang pejuang kemerdekaan Nasional.
d. Menempatkan peristiwa sejarah tersebut, menuntut d. Menempatkan peristiwa sejarah tersebut, menuntut
ukuran ruang dan waktu sesuai situasi dan kondisi ukuran ruang dan waktu sesuai situasi dan kondisi
sosial politik Nusantara. sosial politik Nusantara.

87 87
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Kepada pihak yang berwenang dalam penelitian Kepada pihak yang berwenang dalam penelitian
sejarah Indonesia negara mengambil langkah kongkrit sejarah Indonesia negara mengambil langkah kongkrit
dalam penelitian untuk menghilangkan pandangan dalam penelitian untuk menghilangkan pandangan
para penulis sejarah Indonesia yang masih memandang para penulis sejarah Indonesia yang masih memandang
Arung Palakka dalam panggung sejarah Indinesia sebagai Arung Palakka dalam panggung sejarah Indinesia sebagai
musuh. Bangsa Indonesia demi untuk memurnikan dan musuh. Bangsa Indonesia demi untuk memurnikan dan
menyempurnakan penulisan sejarah Indonesia sebagai menyempurnakan penulisan sejarah Indonesia sebagai
pusaka Indonesia yang akan menjadi historis vita magistra pusaka Indonesia yang akan menjadi historis vita magistra
bagi generasi penerus. bagi generasi penerus.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam hal Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam hal
ini antara lain: ini antara lain:
a. Istilah penghianatan bangsa, kaki tangan Belanda, a. Istilah penghianatan bangsa, kaki tangan Belanda,
diperalat oleh Belanda yang dicapkan atas diri diperalat oleh Belanda yang dicapkan atas diri
Arung Palakka diganti dengan istilah pejuang dan Arung Palakka diganti dengan istilah pejuang dan
pahlawan Bone. pahlawan Bone.
b. Melarang keras para penulis sejarah Indonesia b. Melarang keras para penulis sejarah Indonesia
atau para penulis sejarah pada umumnya untuk atau para penulis sejarah pada umumnya untuk
menggunakan istilah yang mengandung unsur menggunakan istilah yang mengandung unsur
pertentangan dengan struggle integrity Arung pertentangan dengan struggle integrity Arung
Palakka sebagai seorang patriot Bone. Palakka sebagai seorang patriot Bone.
c. Mengadakan usaha mengumpulkan data dan c. Mengadakan usaha mengumpulkan data dan
penelitian data, fakta historis tentang peristiwa penelitian data, fakta historis tentang peristiwa
perjuangan fisik rakyat Bone di bawah Arung perjuangan fisik rakyat Bone di bawah Arung
Palakka dan La Tenriaji untuk merebut kemerdekaan Palakka dan La Tenriaji untuk merebut kemerdekaan
Bone dari Gowa dan kemudian dipublikasikan Bone dari Gowa dan kemudian dipublikasikan
melalui media cetak (majalah-majalah dan surat- melalui media cetak (majalah-majalah dan surat-
surat kabar). surat kabar).
d. Membawa masalah ini ke forum seminar sejarah d. Membawa masalah ini ke forum seminar sejarah
nasional untuk diseminarkan dengan hypotesa nasional untuk diseminarkan dengan hypotesa
bahwa Arung Palakka adalah pejuang dan pahlawan bahwa Arung Palakka adalah pejuang dan pahlawan
Bone. Bone.

88 88
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Supaya pemerintahan daerah Bone tetap Supaya pemerintahan daerah Bone tetap
menghargai jasa-jasa Arung Palakka sebagai seorang menghargai jasa-jasa Arung Palakka sebagai seorang
pejuang dan pahlawan Bone dengan jalan: pejuang dan pahlawan Bone dengan jalan:
a. Mengadakan dana pemeliharaan makam Arung a. Mengadakan dana pemeliharaan makam Arung
Palakka. Palakka.
b. Menerbitkan sebuah buku sejarah, perjuangan b. Menerbitkan sebuah buku sejarah, perjuangan
Arung Palakka dengan hipotesis bahwa Arung Arung Palakka dengan hipotesis bahwa Arung
Palakka adalah pejuang dan pahlawan Bone. Palakka adalah pejuang dan pahlawan Bone.
c. Memelihara benda-benda dan dokumen-dokumen c. Memelihara benda-benda dan dokumen-dokumen
hostoris dari Arung Palakka hostoris dari Arung Palakka
Demikian saran-saran singkat yang diajukan Demikian saran-saran singkat yang diajukan
oleh penulis semoga dapat diterima oleh pihak-pihak oleh penulis semoga dapat diterima oleh pihak-pihak
yang berhubungan dengan saran-saran ini demi untuk yang berhubungan dengan saran-saran ini demi untuk
kebenaran dan keadilan dalam memuliakan manusia dan kebenaran dan keadilan dalam memuliakan manusia dan
mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa. mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa.

LITERATUR LITERATUR

1. F.Isywara, SH: Pengantar Ilmu Politik, Dhewantara. 1. F.Isywara, SH: Pengantar Ilmu Politik, Dhewantara.
Bandung 1963, hlm. 83 Bandung 1963, hlm. 83
2. Drs. G.J. Wolhaff: Pengantar Ilmu Hukum Negara RI. 2. Drs. G.J. Wolhaff: Pengantar Ilmu Hukum Negara RI.
Timur Mas. V. Jakarta 1955, hlm.107 Timur Mas. V. Jakarta 1955, hlm.107
3. R. Moh. Ali: Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta, 1663, hlm. 3. R. Moh. Ali: Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta, 1663, hlm.
131-132 131-132
4. Drs. Sultan Kasim: Kerajaan Bone dan Latar Belakang 4. Drs. Sultan Kasim: Kerajaan Bone dan Latar Belakang
Persekutuan antara Bone dan Kompeni 1992, hlm Persekutuan antara Bone dan Kompeni 1992, hlm
41-54 (naskah) 41-54 (naskah)
5. Drs. Soeroto: Indonesia di Tengah-tengah Dunia dari 5. Drs. Soeroto: Indonesia di Tengah-tengah Dunia dari
Abad Ke Abad (Jilid II), Jembatan. Jakarta 1965, Abad Ke Abad (Jilid II), Jembatan. Jakarta 1965,
hlm.209 hlm.209
6. M. T. H. Perelaer: Bonische Expeditie, tweel deel, Gualth 6. M. T. H. Perelaer: Bonische Expeditie, tweel deel, Gualth
Kalff Leiden 1872, plaat V. Kalff Leiden 1872, plaat V.

89 89
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

7. Andi Massarappi: Susunan Raja-raja Bone, Stensilan, 7. Andi Massarappi: Susunan Raja-raja Bone, Stensilan,
hlm. 109 hlm. 109
8. Andi Palloge: Wawancara. Makassar, 27-4-1968 8. Andi Palloge: Wawancara. Makassar, 27-4-1968
9. Majalah Bingkasan No 1 dan 2, YKSST, Makassar 1969, 9. Majalah Bingkasan No 1 dan 2, YKSST, Makassar 1969,
hlm. 3-4 hlm. 3-4
10. Panitia khusus YKSST, Makassar 1968, hlm.132 10. Panitia khusus YKSST, Makassar 1968, hlm.132

90 90
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

PERJUANGAN ARUNG PALAKKA PERJUANGAN ARUNG PALAKKA


Sarita Pawiloy Sarita Pawiloy

S S
uatu ketika dalam tahun 1950-an antara Tala’ uatu ketika dalam tahun 1950-an antara Tala’
Salapang dan Sungguminasa, Gowa, Tuan Guru Salapang dan Sungguminasa, Gowa, Tuan Guru
Salengke meriwayatkan kehebatan Arung Palakka Salengke meriwayatkan kehebatan Arung Palakka
kepada murid-murudnya, sementara para pagandeng kepada murid-murudnya, sementara para pagandeng
dan penduduk Gowa yang melewati makan raja Bone itu dan penduduk Gowa yang melewati makan raja Bone itu
menoleh kearah kuburan tersebut sambil meludah. Tuan menoleh kearah kuburan tersebut sambil meludah. Tuan
Guru Salenke adalah guru sejarah mernuman belanda, Guru Salenke adalah guru sejarah mernuman belanda,
tetapi cukup berpengaruh masa itu, bahkan sampai ia tetapi cukup berpengaruh masa itu, bahkan sampai ia
meninggal. meninggal.

Lain pula halnya dongengan seorang tua di
Lain pula halnya dongengan seorang tua di
Jeneponto. Diriwayatkan bahwa orang Sinjai ada Jeneponto. Diriwayatkan bahwa orang Sinjai ada
berpenyakit kusta, dan orang Buton “luka” bibirnya karena berpenyakit kusta, dan orang Buton “luka” bibirnya karena
berbohong/menyembunyikan Arung Palakka dari kejaran berbohong/menyembunyikan Arung Palakka dari kejaran
laskar Gowa. Ditambahkan bahwa Arung Palakka amat laskar Gowa. Ditambahkan bahwa Arung Palakka amat
sakti. Ia terbang melangkahi Teluk Bone, kaki kanannya sakti. Ia terbang melangkahi Teluk Bone, kaki kanannya
menginjak Pallette, dan kaki kirinya di Buton. menginjak Pallette, dan kaki kirinya di Buton.
Bagi Tuan Guru Salengke, Arung Palakka gagah Bagi Tuan Guru Salengke, Arung Palakka gagah
berani, berhasil membebaskan Bone dari penjajahan berani, berhasil membebaskan Bone dari penjajahan
Gowa. Ia dihianati oleh Sultan Hasanuddin; demikian Tuan Gowa. Ia dihianati oleh Sultan Hasanuddin; demikian Tuan
Guru Salengke, yang juga adalah orang Gowa satu suku Guru Salengke, yang juga adalah orang Gowa satu suku
dengan para pagandeng yang amat membenci raja Bone itu. dengan para pagandeng yang amat membenci raja Bone itu.
Seorang bekas murid Tuan Guru Salengke berpendapat lain Seorang bekas murid Tuan Guru Salengke berpendapat lain
dari gurunya, bahwa Arung Palakka adalah pengkhianat dari gurunya, bahwa Arung Palakka adalah pengkhianat
bangsa, meskipun “mungkin” pahlawan Bone. Orang paling bangsa, meskipun “mungkin” pahlawan Bone. Orang paling

91 91
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

dibenci masyarakat Gowa adalah Arung Palakka, ia adalah dibenci masyarakat Gowa adalah Arung Palakka, ia adalah
pengkhianat, seperti halnya murid-murid SLTP/SLTA pengkhianat, seperti halnya murid-murid SLTP/SLTA
pada hampir semua tempat di Sul-Sel. Entah bagaimana pada hampir semua tempat di Sul-Sel. Entah bagaimana
di Bone dan Soppeng. Yang mereka ketahui ialah Sultan di Bone dan Soppeng. Yang mereka ketahui ialah Sultan
Hasanuddin raja Gowa adalah pahlawan, sebaliknya bagi Hasanuddin raja Gowa adalah pahlawan, sebaliknya bagi
Arung Palakka yang penghianat itu. Arung Palakka yang penghianat itu.
Dalam kaitan perlawanan Sultan Hasanuddin Dalam kaitan perlawanan Sultan Hasanuddin
menentang kekuasaan asing, dalam hal itu penjajah Belanda, menentang kekuasaan asing, dalam hal itu penjajah Belanda,
bisa dikatakan bahwa Arung Palakka terisap “pusaran” bisa dikatakan bahwa Arung Palakka terisap “pusaran”
politik devide et impera nya Belanda, tanpa ia sadari. politik devide et impera nya Belanda, tanpa ia sadari.

Bone dalam Tantangan Jaman Bone dalam Tantangan Jaman


Tanah Bone adalah tumpah darah Arung Palakka, Tanah Bone adalah tumpah darah Arung Palakka,
meniti menuju kebesarannya sejak tahun 1330. Perluasan meniti menuju kebesarannya sejak tahun 1330. Perluasan
kerajaan Bone mencapai 20 kerajaan kecil termasuk Palakka kerajaan Bone mencapai 20 kerajaan kecil termasuk Palakka
terjadi tahun 1430. Luwu masih menguasai daerah Cenrana terjadi tahun 1430. Luwu masih menguasai daerah Cenrana
masa itu, tetapi kemudian direbut paksa (lewat perang) masa itu, tetapi kemudian direbut paksa (lewat perang)
dalam tahun 1540. Luwu dipermalukan oleh Bone; yang dalam tahun 1540. Luwu dipermalukan oleh Bone; yang
agaknya, itulah awal persekongkolan Luwu dengan musuh- agaknya, itulah awal persekongkolan Luwu dengan musuh-
musuh Bone terutama Gowa. Kekalahan Luwu adalah musuh Bone terutama Gowa. Kekalahan Luwu adalah
keperkasaan Bone, dan disegani oleh kerajaan lainnya. keperkasaan Bone, dan disegani oleh kerajaan lainnya.
Bersamaan dengan kebesaran Bone, muncul Bersamaan dengan kebesaran Bone, muncul
kerajaan Gowa yang juga sementara mengembangkan kerajaan Gowa yang juga sementara mengembangkan
kekuasaannya. La Uliyo Botee raja Bone berhadapan kekuasaannya. La Uliyo Botee raja Bone berhadapan
dengan Daeng Matanre, raja Gowa. Dalam perluasan dengan Daeng Matanre, raja Gowa. Dalam perluasan
pengaruh kekuasaan itu, Gowa lebih kuat. Pengganti Daeng pengaruh kekuasaan itu, Gowa lebih kuat. Pengganti Daeng
Matanre ialah I Manrio Gau (1545) yang lebih haus kuasa, Matanre ialah I Manrio Gau (1545) yang lebih haus kuasa,
dan memang kuat. dan memang kuat.
Meskipun dihambat oleh Gowa, Bone meneruskan Meskipun dihambat oleh Gowa, Bone meneruskan
pengaruhnya sehingga menjadi saingan kerajaan orang pengaruhnya sehingga menjadi saingan kerajaan orang
Makassar itu. Muncullah dua pusat kekuasaan di jazirah Makassar itu. Muncullah dua pusat kekuasaan di jazirah
Sul-sel, yakni Gowa mewakili penduduk Makassar, Sul-sel, yakni Gowa mewakili penduduk Makassar,

92 92
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

dan Bone mewakili Bugis. Luwu di utara mengisolasi dan Bone mewakili Bugis. Luwu di utara mengisolasi
diri dalam wilayah yang amat luas lagi kaya hasil bumi diri dalam wilayah yang amat luas lagi kaya hasil bumi
lainnya. Kerajaan Luwu sekali-sekali muncul dalam arena lainnya. Kerajaan Luwu sekali-sekali muncul dalam arena
persaingan, tetapi selalu memihak Gowa. persaingan, tetapi selalu memihak Gowa.
Sebuah kerajaan pentingt tetangga Bone, mungkin Sebuah kerajaan pentingt tetangga Bone, mungkin
itulah pusat Bugis (tanah Ugi’), yakni Wajo berkembang itulah pusat Bugis (tanah Ugi’), yakni Wajo berkembang
pula di bawah raja Puang ri Manggalayung, berangkat pula di bawah raja Puang ri Manggalayung, berangkat
dari hanya 1000 penduduk, tetapi waktu relative singkat dari hanya 1000 penduduk, tetapi waktu relative singkat
bahwa mendesak Luwu sampai Larompong. Sesudah itu, bahwa mendesak Luwu sampai Larompong. Sesudah itu,
Wajo mundur dan ditempatkan dalam pengaruh Gowa. Wajo mundur dan ditempatkan dalam pengaruh Gowa.
Memperhatikan nasib sesamanya Bugis, dan agar Gowa Memperhatikan nasib sesamanya Bugis, dan agar Gowa
bias dibendung, Bone mempelopori persekutuan tiga bias dibendung, Bone mempelopori persekutuan tiga
kerajaan Bugis Mattellu Pocco-e, dalam perjanjian yang kerajaan Bugis Mattellu Pocco-e, dalam perjanjian yang
lazim yang disebut Lamumpatue ri Timurung dalam tahun lazim yang disebut Lamumpatue ri Timurung dalam tahun
1582. 1582.
Usaha Bone berhasil menghambat Gowa ke Utara, Usaha Bone berhasil menghambat Gowa ke Utara,
yang berarti Tana Ugi’ akan terselamatkan dari ekspansi yang berarti Tana Ugi’ akan terselamatkan dari ekspansi
kerajaan orang Makassar. Wajo berhasil dimasukkan kerajaan orang Makassar. Wajo berhasil dimasukkan
kedalam persekutuannya dengan Bone. Namun, Luwu kedalam persekutuannya dengan Bone. Namun, Luwu
yang jauh di utara tetap setia kepada Gowa, terutama yang jauh di utara tetap setia kepada Gowa, terutama
karena perkawinan antara La Patiware raja Luwu dengan karena perkawinan antara La Patiware raja Luwu dengan
Putri Gowa yang digelar Matiro-e ri Balla Bugisi pada akhir Putri Gowa yang digelar Matiro-e ri Balla Bugisi pada akhir
abad XVI. Sementara Wajo yang telah menjadi sekutu Bone abad XVI. Sementara Wajo yang telah menjadi sekutu Bone
dengan Soppeng, adalah kerajaan kaya beras lagi kuat. Wajo dengan Soppeng, adalah kerajaan kaya beras lagi kuat. Wajo
pernah mengecewakan Gowa dalam tahun 1590 dimana pernah mengecewakan Gowa dalam tahun 1590 dimana
raja Gowa mati, dan digelar Tunijallo ri Passukki. raja Gowa mati, dan digelar Tunijallo ri Passukki.

Pertarungan Bone dan Gowa Pertarungan Bone dan Gowa


Dari khasanah tradisi lisan di Luwu, palontara Dari khasanah tradisi lisan di Luwu, palontara
berkata bahwa keberanian diberikan pada Bone, kekuatan berkata bahwa keberanian diberikan pada Bone, kekuatan
ada pada Gowa. Bagi orang Luwu, orang Makassar ada pada Gowa. Bagi orang Luwu, orang Makassar
bertemperamen panas massipa mangkasa. bertemperamen panas massipa mangkasa.

93 93
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Saingan utama Bone, Gowa semakin kuat. Saingan utama Bone, Gowa semakin kuat.
Hubungan dengan dunia luar, seperti Jawa, Kalimantan, Hubungan dengan dunia luar, seperti Jawa, Kalimantan,
dan bahkan sampai hubungan dengan Johor. Gowa jaya di dan bahkan sampai hubungan dengan Johor. Gowa jaya di
lautan, disegani oleh penghuni diseberang sana. Pedagang lautan, disegani oleh penghuni diseberang sana. Pedagang
Melayu mondar-mandir di Bandar Makassar, dan mereka Melayu mondar-mandir di Bandar Makassar, dan mereka
memperkenalkan Islam dibawa oleh mubalig utusan Aceh memperkenalkan Islam dibawa oleh mubalig utusan Aceh
(tetapi orang Minang) menjadi sebab baru ekspensi Gowa. (tetapi orang Minang) menjadi sebab baru ekspensi Gowa.
Sembahyang Jum’at pertama di Tallo 9 November 1607, Sembahyang Jum’at pertama di Tallo 9 November 1607,
tetapi pemantapan Islam didalam kerajaan berlangsung tetapi pemantapan Islam didalam kerajaan berlangsung
sampai tahun 1608. Sultan Alauddin, nama baru raja Gowa sampai tahun 1608. Sultan Alauddin, nama baru raja Gowa
berusaha menyebarkan Islam. berusaha menyebarkan Islam.
Bone tidak segera menerima Islam atas desakan Bone tidak segera menerima Islam atas desakan
Gowa. Atas dasar itu, Bone diserang, dikalahkan berikut Gowa. Atas dasar itu, Bone diserang, dikalahkan berikut
diislamkan. Persaingan mendapat bentuk baru, tetapi diislamkan. Persaingan mendapat bentuk baru, tetapi
tujuannya tetap sama, yakni untuk memperoleh hegemoni, tujuannya tetap sama, yakni untuk memperoleh hegemoni,
Gowa atau Bone. Dalam hal ini Bone kalah dalam Gowa atau Bone. Dalam hal ini Bone kalah dalam
kecepatan menerima Islam, meskipun Latenriruwa, nenek kecepatan menerima Islam, meskipun Latenriruwa, nenek
Arung Palakka telah bersedia muslim sebagaimana halnya Arung Palakka telah bersedia muslim sebagaimana halnya
rekannya, raja Gowa. Rakyat Bone tidak bersedia muslim rekannya, raja Gowa. Rakyat Bone tidak bersedia muslim
dapat diduga karena (a) atas desakan raja Gowa, dan (b) dapat diduga karena (a) atas desakan raja Gowa, dan (b)
bukan mubalig yang menemui raja, sebagaimana halnya bukan mubalig yang menemui raja, sebagaimana halnya
raja Gowa itu. Rakyat Bone menolak pengislaman Gowa. raja Gowa itu. Rakyat Bone menolak pengislaman Gowa.
Pertarungan Bone melawan Gowa yang amat kuat Pertarungan Bone melawan Gowa yang amat kuat
dan memiliki pelabuhan yang amat strategis di kawasan dan memiliki pelabuhan yang amat strategis di kawasan
Timur Nusantara, diintip oleh VOC/Belanda sejak tahun Timur Nusantara, diintip oleh VOC/Belanda sejak tahun
1600. Namun Portugis telah menanamkan pengaruhnya, 1600. Namun Portugis telah menanamkan pengaruhnya,
dan menjalin persahabatan-persahabatan penguasa dan menjalin persahabatan-persahabatan penguasa
Gowa. Orang Eropa itu membantu membuat benteng- Gowa. Orang Eropa itu membantu membuat benteng-
benteng pertahanan, dan menyediakan senjata dan mesiu. benteng pertahanan, dan menyediakan senjata dan mesiu.
Penasranian tidak lagi dipakai oleh Portugis, melainkan Penasranian tidak lagi dipakai oleh Portugis, melainkan
bagaimana mereka bias bebas berdagang di Gowa. Dan, bagaimana mereka bias bebas berdagang di Gowa. Dan,
karena pandai mengambil hati raja Gowa, Portugis karena pandai mengambil hati raja Gowa, Portugis
menguasai perdagangan komoditi Eropa di kerajaan menguasai perdagangan komoditi Eropa di kerajaan

94 94
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Makassar itu, berlangsung sampai tahun1665. Sebagaimana Makassar itu, berlangsung sampai tahun1665. Sebagaimana
telah disebutkan, bahwa sejak tahun 1611 Bone berada telah disebutkan, bahwa sejak tahun 1611 Bone berada
dalam kontrol Gowa, yang berlangsung sampai 1631. dalam kontrol Gowa, yang berlangsung sampai 1631.
Karena kerajaan Bone dapat diredam dan tenang, Karena kerajaan Bone dapat diredam dan tenang,
kesempatan Gowa lebih kuat memperkuat diri. Tingkah kesempatan Gowa lebih kuat memperkuat diri. Tingkah
Belanda yang culas, hendak mengontrol lautan yang biasa Belanda yang culas, hendak mengontrol lautan yang biasa
dilalui armada Gowa, Sultan mempertegas bahwa lautan dilalui armada Gowa, Sultan mempertegas bahwa lautan
terbuka bagi siapa saja. Akibatnya, Gowa selalu mendapat terbuka bagi siapa saja. Akibatnya, Gowa selalu mendapat
gangguan armada Belanda, namun Gowalah yang lebih gangguan armada Belanda, namun Gowalah yang lebih
unggul. Insiden bermunculan ketika terjadi pembunuhan unggul. Insiden bermunculan ketika terjadi pembunuhan
awak kapal Belanda di pelabuhan Somba Opu, 1616, di awak kapal Belanda di pelabuhan Somba Opu, 1616, di
anggap oleh Belanda pernyataan perang terhadap Gowa, anggap oleh Belanda pernyataan perang terhadap Gowa,
demikian diumumkan oleh J.P Coen. demikian diumumkan oleh J.P Coen.
Pada tahun 1631, Bone berganti raja, La Pada tahun 1631, Bone berganti raja, La
Mandaremmeng naik tahta. Ia bukan tipe penurut, Mandaremmeng naik tahta. Ia bukan tipe penurut,
melainkan raja yang berani, namun arif dan bijaksana, lagi melainkan raja yang berani, namun arif dan bijaksana, lagi
taat menjalankan syariat Islam. Sesuai ajaran Islam yang taat menjalankan syariat Islam. Sesuai ajaran Islam yang
dipahaminya benar, bahwa Islam melarang perbudakan. dipahaminya benar, bahwa Islam melarang perbudakan.
Diperintahkan agar semua orang Bone membebaskan Diperintahkan agar semua orang Bone membebaskan
semua budak, kecuali budak warisan. Kecuali itu, pasukan semua budak, kecuali budak warisan. Kecuali itu, pasukan
Bone berhasil membebaskan Bantaeng dari Kerajaan Bone berhasil membebaskan Bantaeng dari Kerajaan
Gowa, merupakan tindakan yang riskan. Tetapi, raja Bone Gowa, merupakan tindakan yang riskan. Tetapi, raja Bone
yang bijak itu gagal dalam usahanya membebaskan budak yang bijak itu gagal dalam usahanya membebaskan budak
di Bone, berhubung Datu Pattiri (ibunya sendiri) enggan di Bone, berhubung Datu Pattiri (ibunya sendiri) enggan
menjalankan perintah. Maka, setiap orang Bone yang menjalankan perintah. Maka, setiap orang Bone yang
tidak mau membebaskan budaknya, Datu Pattirolah yang tidak mau membebaskan budaknya, Datu Pattirolah yang
dijadikan alasan. dijadikan alasan.
Ironisnya, perjuangan La Maddaremmeng mem- Ironisnya, perjuangan La Maddaremmeng mem-
bebaskan budak berujung pada perbudakan Gowa atasa bebaskan budak berujung pada perbudakan Gowa atasa
Bone, melalui pertempuran bulan Juli dan September 1648. Bone, melalui pertempuran bulan Juli dan September 1648.
Bone diserang dari tiga jurusan oleh tiga kerajaan pula, Bone diserang dari tiga jurusan oleh tiga kerajaan pula,
yakni Gowa, Wajo dan Luwu. Tawanan perang orang Bone yakni Gowa, Wajo dan Luwu. Tawanan perang orang Bone
sebanyak 31340 dibawa ke Bone. Namun sepertiganya sebanyak 31340 dibawa ke Bone. Namun sepertiganya

95 95
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

dikembalikan atas kebaikan hati raja Wajo. Sejak itu, dikembalikan atas kebaikan hati raja Wajo. Sejak itu,
Bone tunduk dibawah kerajaan Gowa, dan diperintahkan Bone tunduk dibawah kerajaan Gowa, dan diperintahkan
oleh “Jennang”, bukan lagi “Mangkau”. Dalam lontara’ oleh “Jennang”, bukan lagi “Mangkau”. Dalam lontara’
disebutkan : “aga na labu’na mata essena Bone; ata puppu disebutkan : “aga na labu’na mata essena Bone; ata puppu
nisa ri Gowa”. Yang diangkat Jennang ialah To Blla Petta nisa ri Gowa”. Yang diangkat Jennang ialah To Blla Petta
Pakkanynyarengnge. Pakkanynyarengnge.

Martabat Bone dalam diri arung Palakka Martabat Bone dalam diri arung Palakka
Ketika Bone kalah dan dijadikan jajahan Gowa, Ketika Bone kalah dan dijadikan jajahan Gowa,
Arung Palakka (lebih tepat: La Tenritatta) baru berusia 11 Arung Palakka (lebih tepat: La Tenritatta) baru berusia 11
tahun. Perilakunya yang terpuji lagi gagah, ia dipelihara dan tahun. Perilakunya yang terpuji lagi gagah, ia dipelihara dan
dijadikan pengawal pribadi oleh Karaeng Pattingallowang, dijadikan pengawal pribadi oleh Karaeng Pattingallowang,
pejabat tinggi Gowa yang juga terpuji perangainya, yang pejabat tinggi Gowa yang juga terpuji perangainya, yang
arif dan cerdas. Ada delapan tahun lamanya ia mengikuti arif dan cerdas. Ada delapan tahun lamanya ia mengikuti
pejabat tinggi yang baik hati itu, tetapi beralih ke tangan pejabat tinggi yang baik hati itu, tetapi beralih ke tangan
Karaeng Karunrung yang keras hati. La Tenritatta kaget Karaeng Karunrung yang keras hati. La Tenritatta kaget
juga dalam perbedaan perangai pengasuhnya, sementara ia juga dalam perbedaan perangai pengasuhnya, sementara ia
bertambah dewasa, 19 tahun. Ia mulai merasakan pahitnya bertambah dewasa, 19 tahun. Ia mulai merasakan pahitnya
menjadi budak, sebagaimana pahitnya rakyat Bone menjadi budak, sebagaimana pahitnya rakyat Bone
diperbudak oleh Gowa, diperbudak oleh Gowa,
Puncak tertinggi kekuasaan dan kebesaran Gowa Puncak tertinggi kekuasaan dan kebesaran Gowa
terjadi dalam tahun 1660, ketika mempersatukan wilayah terjadi dalam tahun 1660, ketika mempersatukan wilayah
Timur Nusantara. Belanda amat segan padanya, dan selalu Timur Nusantara. Belanda amat segan padanya, dan selalu
kalah dalam pertarungan, terutama di laut. Seharusnyalah kalah dalam pertarungan, terutama di laut. Seharusnyalah
kebesaran Gowa ikut dirasakan La Tenritatta, namun kebesaran Gowa ikut dirasakan La Tenritatta, namun
hatinya melekat pada ribuan pekerja asal Bone yang hatinya melekat pada ribuan pekerja asal Bone yang
diperlukan sebagai budak Gowa. Benteng pertahanan diperlukan sebagai budak Gowa. Benteng pertahanan
Gowa dikerjakan oleh orang-orang Bone, sehingga kerajaan Gowa dikerjakan oleh orang-orang Bone, sehingga kerajaan
maritime itu benar-benar jaya di laut. Semua musuh Gowa maritime itu benar-benar jaya di laut. Semua musuh Gowa
akan hancur bila berani menghadapinya. “ala to, ala to pute akan hancur bila berani menghadapinya. “ala to, ala to pute
ala selling ala kapere”. ala selling ala kapere”.
Bulan Juni (1660) adalah bulan sial. Sial bago Bulan Juni (1660) adalah bulan sial. Sial bago
Gowa, karena terjadi serangan mendadak armada Belanda Gowa, karena terjadi serangan mendadak armada Belanda
96 96
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

menyerbu dan menguasai benteng Panakkukang. Bendera menyerbu dan menguasai benteng Panakkukang. Bendera
Belanda berkibar dalam benteng. Amat terpaksa Gowa Belanda berkibar dalam benteng. Amat terpaksa Gowa
minta berdamai. Sultan Hasanuddin menugaskan Kareng minta berdamai. Sultan Hasanuddin menugaskan Kareng
Popo mewakilinya ke Batavia. Hanyalah dengan tembusan Popo mewakilinya ke Batavia. Hanyalah dengan tembusan
yang mahal sekali, benteng Panakkukang dikembalikan yang mahal sekali, benteng Panakkukang dikembalikan
kepada Gowa. Atas peristiwa ini, Kareng Karunrung kepada Gowa. Atas peristiwa ini, Kareng Karunrung
si pemberang, pejabat tinggi Gowa yang selalu diikitu si pemberang, pejabat tinggi Gowa yang selalu diikitu
La Tenritata ke mana saja pergi. Dari ucapannya sering La Tenritata ke mana saja pergi. Dari ucapannya sering
terlontar penyesalan adanya pihak luar yang memberi terlontar penyesalan adanya pihak luar yang memberi
informasi pertahanan dan keadaan pasukan Gowa, bahkan informasi pertahanan dan keadaan pasukan Gowa, bahkan
secara samar-samar orang Bone, hal yang menyinggung secara samar-samar orang Bone, hal yang menyinggung
perasaan La Tenritata. perasaan La Tenritata.
Selain Gowa membayar mahal kasus benteng Selain Gowa membayar mahal kasus benteng
Panakkukang, permintaan dari Batavia bermacam-macam Panakkukang, permintaan dari Batavia bermacam-macam
pula. Belanda minta agar kapal Belanda yang boleh berlayar pula. Belanda minta agar kapal Belanda yang boleh berlayar
di perairan Maluku. Tentu saja Belanda ingin menerapkan di perairan Maluku. Tentu saja Belanda ingin menerapkan
politik monopolinya, yang amat ditentang oleh Gowa. politik monopolinya, yang amat ditentang oleh Gowa.
Khawatir akan datangnya serangan Belanda yang Khawatir akan datangnya serangan Belanda yang
baru, penguasa tertinggi Gowa merencanakan membuat baru, penguasa tertinggi Gowa merencanakan membuat
parit pertahanan yang dapat diandalkan. Kelicikan Belanda, parit pertahanan yang dapat diandalkan. Kelicikan Belanda,
dan keteledoran Gowa dalam kasus benteng Panakkukang, dan keteledoran Gowa dalam kasus benteng Panakkukang,
ternyata dipikulkan di atas penderitaan 10.000 orang Bone ternyata dipikulkan di atas penderitaan 10.000 orang Bone
yang dipaksa menggali parit sepanjang 3.000 depa. Tenaga yang dipaksa menggali parit sepanjang 3.000 depa. Tenaga
kerja paksa itu terdiri dari berbagai jenis umur, bahkan ada kerja paksa itu terdiri dari berbagai jenis umur, bahkan ada
yang kurus lagi kelihatan sakit-sakit. Baru sejum’at, telah yang kurus lagi kelihatan sakit-sakit. Baru sejum’at, telah
banyak pekerja yang sakit. Para mandor yang orang Makassar banyak pekerja yang sakit. Para mandor yang orang Makassar
dinilai keliwat kasar, semua itu membuat La Tenritatta pedih dinilai keliwat kasar, semua itu membuat La Tenritatta pedih
hatinya, bahkan termasuk To Bala. Tanpa permisi, Jennang hatinya, bahkan termasuk To Bala. Tanpa permisi, Jennang
Bone To Bala melarikan diri pulang kampungnya, disertai Bone To Bala melarikan diri pulang kampungnya, disertai
penyesalan yang mendalam. Memperhatikan hasil kerja penyesalan yang mendalam. Memperhatikan hasil kerja
anak buah To Bala, Karaeng Karunrung amat murkanya. anak buah To Bala, Karaeng Karunrung amat murkanya.
Diperintahkannya semua bangsawan Bone ikut bekerja, Diperintahkannya semua bangsawan Bone ikut bekerja,
sekaligus menjadi pengawas pekerjaan. sekaligus menjadi pengawas pekerjaan.

97 97
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Meskipun para bangsawan Bone telah ikut Meskipun para bangsawan Bone telah ikut
membanting tulang, pekerjaan pembuatan parit tidak maju membanting tulang, pekerjaan pembuatan parit tidak maju
sesuai keinginan Karaeng Karunrung. La Tenritatta pun sesuai keinginan Karaeng Karunrung. La Tenritatta pun
turut bekerja. Ia memang masih muda, kekar, tetapi penuh turut bekerja. Ia memang masih muda, kekar, tetapi penuh
kearifan. Penderitaan orang Bone sungguh dirasakan, kearifan. Penderitaan orang Bone sungguh dirasakan,
namun tidak dinampakkannya. namun tidak dinampakkannya.
Kemacetan penggalian parit pertahanan menambah Kemacetan penggalian parit pertahanan menambah
kekejaman para mandor, yang orang Gowa, terhadap orang kekejaman para mandor, yang orang Gowa, terhadap orang
Bone. Kematian ayah Arung Palakka tanpa sebab-sebab Bone. Kematian ayah Arung Palakka tanpa sebab-sebab
yang jelas, dan tewasnya pamannya yang mengerikan, yang jelas, dan tewasnya pamannya yang mengerikan,
ditambah penderitaan tak tertahankan orang-orang Bone, ditambah penderitaan tak tertahankan orang-orang Bone,
mendorong pangeran Bone itu melarikan diri bersama mendorong pangeran Bone itu melarikan diri bersama
sejumlah besar pengikutnya. Mereka memilih La Tenritatta sejumlah besar pengikutnya. Mereka memilih La Tenritatta
(Arung Palakka) menjadi pimpinan mereka, agar kembali (Arung Palakka) menjadi pimpinan mereka, agar kembali
menjadi “tau” (orang). menjadi “tau” (orang).
Kembalinya orang Bone bersama La Tenritatta Kembalinya orang Bone bersama La Tenritatta
merupakan titik awal perhitungan antara dua tokoh: Sultan merupakan titik awal perhitungan antara dua tokoh: Sultan
Hasanuddin dari Gowa, dan La Tenritatta Arung Palakka Hasanuddin dari Gowa, dan La Tenritatta Arung Palakka
dari Bone. dari Bone.
Pasukan perlawanan Bone terbentuk di bawah Pasukan perlawanan Bone terbentuk di bawah
pimpinan La Tenritatta dan To Bala, dibantu oleh Soppeng, pimpinan La Tenritatta dan To Bala, dibantu oleh Soppeng,
yang berjumlah 11.000 orang. Dalam pertem[uran 11 yang berjumlah 11.000 orang. Dalam pertem[uran 11
Oktober 1660 To Bala tewas. Kemudian datu Soppeng La Oktober 1660 To Bala tewas. Kemudian datu Soppeng La
Tenribali menyerah. Arung Palakka memperkecil jumlah Tenribali menyerah. Arung Palakka memperkecil jumlah
pasukannya menjadi 400 orang. Pasukan inti inilah yang pasukannya menjadi 400 orang. Pasukan inti inilah yang
terus mendampingi Arung Palakka ke Buton (3 tahun), terus mendampingi Arung Palakka ke Buton (3 tahun),
ke Batavia menghubungi VOC guna menjalin kerjasama ke Batavia menghubungi VOC guna menjalin kerjasama
menghukum Gowa. menghukum Gowa.
Ketika meninggalkan Bone, Arung Palakka Ketika meninggalkan Bone, Arung Palakka
membawa “loko”, yang diimbangi dengan supah di pantai membawa “loko”, yang diimbangi dengan supah di pantai
gunung Cempalagi, bahkan ia akan kembali ke Bone kelak gunung Cempalagi, bahkan ia akan kembali ke Bone kelak
dengan pembalasan yang setimpal kepada “sengngengpali-e dengan pembalasan yang setimpal kepada “sengngengpali-e
ri gowa” (jagoannya Gowa, Sultan Hasanuddin). Sumpah itu ri gowa” (jagoannya Gowa, Sultan Hasanuddin). Sumpah itu

98 98
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

diucapkan dengan penuh semangat dihadapan pasukannya diucapkan dengan penuh semangat dihadapan pasukannya
yang setia. Diraut wajahnya tersimpan wajah Bone, tanah yang setia. Diraut wajahnya tersimpan wajah Bone, tanah
harapan yang terjajah. harapan yang terjajah.

Kerjasama Arung Palakka-Belanda, Kekuatan, Kerjasama Arung Palakka-Belanda, Kekuatan,


Kehormatan dan Cacat Kehormatan dan Cacat
Dalam tahun 1663 Arung Palakka bersama 400 Dalam tahun 1663 Arung Palakka bersama 400
pasukan intinya memutuskan ke Batavia guna menjalin pasukan intinya memutuskan ke Batavia guna menjalin
kerjasama dengan pihak VOC/Belanda, yang juga adalah kerjasama dengan pihak VOC/Belanda, yang juga adalah
musuh utama Gowa. Ia menerapkan prinsip kuno: lawan musuh utama Gowa. Ia menerapkan prinsip kuno: lawan
musuh saya adalah teman saya. musuh saya adalah teman saya.
Ia ke Batavia bukan hanya dengan 400 pasukan Ia ke Batavia bukan hanya dengan 400 pasukan
intinya, melainkan “dirinya sendiri” yang ditimpa “loko”, intinya, melainkan “dirinya sendiri” yang ditimpa “loko”,
berikut amanat penderitaan rakyat Bone yang sedang berikut amanat penderitaan rakyat Bone yang sedang
dijajah oleh Gowa. Baginya, tidak ada barang secuil pun dijajah oleh Gowa. Baginya, tidak ada barang secuil pun
kebaikan Sultan Hasanuddin. Dengan demikian, semua kebaikan Sultan Hasanuddin. Dengan demikian, semua
perjanjian yang pernah diikrarkan antara Gowa-Bone perjanjian yang pernah diikrarkan antara Gowa-Bone
tidak perlu dihormati lagi. tidak perlu dihormati lagi.
Belanda/VOC di Batavia yang telah lama pula Belanda/VOC di Batavia yang telah lama pula
bermusuhan dengan Gowa, pasti menerima baik bermusuhan dengan Gowa, pasti menerima baik
kedatangan Arung Palakka. Pemerintah pedagang yang kedatangan Arung Palakka. Pemerintah pedagang yang
serakah itu memang memiliki politik ampuh, yakni serakah itu memang memiliki politik ampuh, yakni
“devide et impera”, dan menggunakan orang lain untuk “devide et impera”, dan menggunakan orang lain untuk
kepentingannya. Kalau perlu, dalam peperangan melawan kepentingannya. Kalau perlu, dalam peperangan melawan
Gowa, jangan ada orang Belanda yang korban. (yah…”melo Gowa, jangan ada orang Belanda yang korban. (yah…”melo
ande na tea eco”). ande na tea eco”).
Lama juga Belanda berfikir untuk menerima uluran Lama juga Belanda berfikir untuk menerima uluran
tangan Arung Palakka, yakni dua tahun. Arung Palakka tangan Arung Palakka, yakni dua tahun. Arung Palakka
pun menjadi gelisah, dan selalu bertanya, kapan serangan pun menjadi gelisah, dan selalu bertanya, kapan serangan
yang mematikan dilancarkan ke Gowa. Kesepakatan yang mematikan dilancarkan ke Gowa. Kesepakatan
terjalin tahun 1665, tetapi kesungguhan Arung Palakka terjalin tahun 1665, tetapi kesungguhan Arung Palakka
diuji dahulu di Pariaman. Dalam sejumlah pertempuran diuji dahulu di Pariaman. Dalam sejumlah pertempuran

99 99
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

di Pariaman, pasukan Bone luar biasa jasanya. Mereka di Pariaman, pasukan Bone luar biasa jasanya. Mereka
dijadikan ujung tombak. dijadikan ujung tombak.
Kepercayaan Belanda terhadap Arung Palakka Kepercayaan Belanda terhadap Arung Palakka
bersama pasukannya memperkuat kerjasama mereka. bersama pasukannya memperkuat kerjasama mereka.
Pasukan gabungan dibentuk dipimpin oleh Laks. C. Pasukan gabungan dibentuk dipimpin oleh Laks. C.
Speelmen dengan kekuatan 600 personil Belanda, dan Speelmen dengan kekuatan 600 personil Belanda, dan
400 pengikut Arung Palakka. Pada tanggal 24 November 400 pengikut Arung Palakka. Pada tanggal 24 November
1666, pasukan gabungan ini berangkat dari Batavia. Pada 1666, pasukan gabungan ini berangkat dari Batavia. Pada
tanggal 21 Desember, pasukan itu tiba diperairan Gowa. tanggal 21 Desember, pasukan itu tiba diperairan Gowa.
Bendera perang dikibarkan oleh C. Speelmen, tetapi Bendera perang dikibarkan oleh C. Speelmen, tetapi
kibaran bendera Belanda itu tidak bermakna. Pasukan kibaran bendera Belanda itu tidak bermakna. Pasukan
Gowa berhasil mengusir armada gabungan. C. Speelmen Gowa berhasil mengusir armada gabungan. C. Speelmen
berusaha mendaratkan Arung Palakka dengan 400 orang berusaha mendaratkan Arung Palakka dengan 400 orang
pasukannya di Jeneponto, namun gagal. Di Bantaeng pasukannya di Jeneponto, namun gagal. Di Bantaeng
prndaratan berhasil. prndaratan berhasil.
Bala bantuan Gowa menerobos ke Bantaeng, Bala bantuan Gowa menerobos ke Bantaeng,
berhasil mengusir pasukan gabungan Belanda-Bone, dinatu berhasil mengusir pasukan gabungan Belanda-Bone, dinatu
Kapten Jonker. Giliran berikutnya ialah serangan terhadap Kapten Jonker. Giliran berikutnya ialah serangan terhadap
tentara Gowa pimpinan Karaeng Bontomarannu yang tentara Gowa pimpinan Karaeng Bontomarannu yang
berada di Buton, yang berkuatan 700 kapal perang, 20.000 berada di Buton, yang berkuatan 700 kapal perang, 20.000
orang pasukan, termasuk di dalamnya 10.000 orang Bone orang pasukan, termasuk di dalamnya 10.000 orang Bone
dan Soppeng. Mendengar nama Arung Palakka berada dan Soppeng. Mendengar nama Arung Palakka berada
dalam pasukan gabungan, orang-orang Bone dan Soppeng dalam pasukan gabungan, orang-orang Bone dan Soppeng
menyeberang, dan berbalik menentang Gowa. Armada menyeberang, dan berbalik menentang Gowa. Armada
Gowa lumpuh, sehingga pilihan menyerah diputuskan oleh Gowa lumpuh, sehingga pilihan menyerah diputuskan oleh
Karaeng Bontomarannu pada tanggal 4 Januari 1667. Karaeng Bontomarannu pada tanggal 4 Januari 1667.
Kemenangan Arung Palakka di Buton mengubah Kemenangan Arung Palakka di Buton mengubah
titik balik kekuatan di laut, bukan lagi Gowa, melainkan titik balik kekuatan di laut, bukan lagi Gowa, melainkan
gabungan Bone dan Belanda. Jalan ke pintu gerbang gabungan Bone dan Belanda. Jalan ke pintu gerbang
Tana Ugi’ terbuka lebar, pembebasan Bone hamper Tana Ugi’ terbuka lebar, pembebasan Bone hamper
jadi kenyataan. Di dalam benteng Somba Opu, Sultan jadi kenyataan. Di dalam benteng Somba Opu, Sultan
Hasanuddin harap-harap cemas, hatinya mulai terguncang. Hasanuddin harap-harap cemas, hatinya mulai terguncang.
Pasukan gabungan Bone-Belanda cukup kuat tidak Pasukan gabungan Bone-Belanda cukup kuat tidak

100 100
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

tertahankan Gowa, sehingga negeri Makassar memilih tertahankan Gowa, sehingga negeri Makassar memilih
menyerah. Lewat perjanjian Bongaya yang terkenal itu, menyerah. Lewat perjanjian Bongaya yang terkenal itu,
Bone dikembalikan kehormatannya. Sumpah La Tenritatta Bone dikembalikan kehormatannya. Sumpah La Tenritatta
Arung Palakka di lepas pantai Cempalagi terkabur. Arung Palakka di lepas pantai Cempalagi terkabur.
Sementara C. Speelmen beroleh pula kehormatan tersendiri Sementara C. Speelmen beroleh pula kehormatan tersendiri
dari G. G. Maetsuycker penguasa tertinggi Belanda di dari G. G. Maetsuycker penguasa tertinggi Belanda di
Indonesia karena keberhasilan dan keampuhan politik Indonesia karena keberhasilan dan keampuhan politik
kunonya: “devide et impera”. kunonya: “devide et impera”.
Sesudah perundingan di Bongaya, sekitar 7 KM Sesudah perundingan di Bongaya, sekitar 7 KM
sebelah selatan benteng Somba Opu, pasukan gabungan sebelah selatan benteng Somba Opu, pasukan gabungan
bubar. Sejak itu, Bone dinyatakan bebas dari tekanan gowa, bubar. Sejak itu, Bone dinyatakan bebas dari tekanan gowa,
tetapi mulai pula Belanda menanamkan penjajahannya di tetapi mulai pula Belanda menanamkan penjajahannya di
Sulawesi Selatan, bahkan di Nusantara. Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, bahkan di Nusantara. Sultan Hasanuddin,
si “ayam jantan dari Timur” tidak mampu berkokok lagi. si “ayam jantan dari Timur” tidak mampu berkokok lagi.

Arung Palakka dalam Perspektif Arung Palakka dalam Perspektif


Sejarah Nasional Sejarah Nasional
Perspektif sejarah mengacu pada pancangan tiga Perspektif sejarah mengacu pada pancangan tiga
dimensi waktu sejarah yakni masa lampau, masa kini, dimensi waktu sejarah yakni masa lampau, masa kini,
dan masa depan. Eksplansi masa kini baru sempurna dan masa depan. Eksplansi masa kini baru sempurna
bila menelusuri masa lampaunya, yang telah merupakan bila menelusuri masa lampaunya, yang telah merupakan
raelita. Realita masa lampau dan kenyataan masa kini, bila raelita. Realita masa lampau dan kenyataan masa kini, bila
dihubungkan, dapat menemukan garis perspektif ke masa dihubungkan, dapat menemukan garis perspektif ke masa
depan. Meskipun masa depan masih serba rahasia. depan. Meskipun masa depan masih serba rahasia.
Arung Palakka pembebas Tanah Bone, dan menjadi Arung Palakka pembebas Tanah Bone, dan menjadi
kerajaan besar yang merdeka dan berdaulat telah selesai kerajaan besar yang merdeka dan berdaulat telah selesai
tugasnya. Sepeninggal Arung palakka, Tanah Bone kembali tugasnya. Sepeninggal Arung palakka, Tanah Bone kembali
dilirik Belanda, dan berhasil dikuasai. Kehormatan Bone dilirik Belanda, dan berhasil dikuasai. Kehormatan Bone
berakhir, sirna kembali bagai ikut pada kembalinya Arung berakhir, sirna kembali bagai ikut pada kembalinya Arung
Palakka ke alam baka. Percobaan untuk mengembalikan Palakka ke alam baka. Percobaan untuk mengembalikan
Bone dalam sejarah dilakukan Besse Kajuara, kemudian Bone dalam sejarah dilakukan Besse Kajuara, kemudian
dalam pembebasan diri dari penjajahan Belanda (masa dalam pembebasan diri dari penjajahan Belanda (masa
revolusi kemerdekaan) terkenal Andi Mappanyukki, raja revolusi kemerdekaan) terkenal Andi Mappanyukki, raja

101 101
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Bone terakhir. Bone terakhir.


Kini, 330 tahun sesudah Arung Palakka, dirinya Kini, 330 tahun sesudah Arung Palakka, dirinya
diperbincangkan dalam forum sejarah. Penilaian terhadap diperbincangkan dalam forum sejarah. Penilaian terhadap
raja Bone itu bermacam-macam pula. Suatu angket raja Bone itu bermacam-macam pula. Suatu angket
terhadap 85 mahasiswa IAIN bulan Desember 1992, 10 terhadap 85 mahasiswa IAIN bulan Desember 1992, 10
hari sebelum seminar ini, sebagai berikut: hari sebelum seminar ini, sebagai berikut:

Tabel 1 Tabel 1
Pendapat Responden tentang posisi Arung Palakka Pendapat Responden tentang posisi Arung Palakka
dalam Sejarah Perjuangan Nasional dalam Sejarah Perjuangan Nasional
N=85 N=85
No Uraian Posisi Jumlah % No Uraian Posisi Jumlah %
1 Pahlawan nasional 6 7,06 1 Pahlawan nasional 6 7,06
2 Penghianat nasional 9 11,70 2 Penghianat nasional 9 11,70
3 Pahlawan Bugis 69 70,14 3 Pahlawan Bugis 69 70,14
4 Tidak ada pendapat 1 1,18 4 Tidak ada pendapat 1 1,18
85 100 85 100
Bila dipersandingkan dengan Sultan Hasanuddin,
Bila dipersandingkan dengan Sultan Hasanuddin,
nampaknya idola responden masih mengunggulkan raja
nampaknya idola responden masih mengunggulkan raja
Gowa, sebagai berikut:
Gowa, sebagai berikut:
Tabel 2
Tabel 2
Pendapat responden tentang Pilihan Idola
Pendapat responden tentang Pilihan Idola
N=85
N=85

No Uraian Idola Jumlah % No Uraian Idola Jumlah %


1 Arung Palakka 7 8,23 1 Arung Palakka 7 8,23
2 Sultan Hasanuddin 62 72,94 2 Sultan Hasanuddin 62 72,94
3 Dua-duanya 16 18,83 3 Dua-duanya 16 18,83
85 100 85 100

102 102
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Ada kecenderungan rehabilitasi nama Arung Ada kecenderungan rehabilitasi nama Arung
Palakka menyimak pendapat responden di atas. Mereka Palakka menyimak pendapat responden di atas. Mereka
pun berpendapat bahwa pengkajian perlu terus dilakukan, pun berpendapat bahwa pengkajian perlu terus dilakukan,
seperti tabel di bawah ini: seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3 Tabel 3
Pendapat Responden tentang Perlu/Tidak-nya Pendapat Responden tentang Perlu/Tidak-nya
pengkajian tentang Arung Palakka pengkajian tentang Arung Palakka
dalam Panggung Sejarah dalam Panggung Sejarah
N=85 N=85

No Uraian pendapat Jumlah % No Uraian pendapat Jumlah %


1 Perlu 83 97,64 1 Perlu 83 97,64
2 Tidak perlu 2 2,36 2 Tidak perlu 2 2,36
85 100 85 100

Catatan: Catatan:
Responden adalah mahasiswa IAIN, Fak. Adab, Responden adalah mahasiswa IAIN, Fak. Adab,
jurusan SKI Sejarah Kebudayaan Islam sementara jurusan SKI Sejarah Kebudayaan Islam sementara
mengikuti kuliah MPS II (Metodologi Penelitian Sejarah mengikuti kuliah MPS II (Metodologi Penelitian Sejarah
bagian kedua), sempat hadir dalam pengisian angket/ bagian kedua), sempat hadir dalam pengisian angket/
saat perkuliahan MPS II, tanpa pemberitahuan. Dari 85 saat perkuliahan MPS II, tanpa pemberitahuan. Dari 85
mahasiswa, terdapat asal Bone 9 orang, Soppeng 7, Wajo 2, mahasiswa, terdapat asal Bone 9 orang, Soppeng 7, Wajo 2,
terbanyak asal Enrekang 11. Asal Gowa 6, Luwu 5, Sinjai 9, terbanyak asal Enrekang 11. Asal Gowa 6, Luwu 5, Sinjai 9,
Takalar 1, Jeneponto 2, Bantaeng 3, Selayar 3, Bima 3 dan Takalar 1, Jeneponto 2, Bantaeng 3, Selayar 3, Bima 3 dan
lain-lain. (N=85). lain-lain. (N=85).

Arung Palakka adalah anak zamannya,
Arung Palakka adalah anak zamannya,
sebagaimana pula Sultan Hasanuddin. Keduanya adalah sebagaimana pula Sultan Hasanuddin. Keduanya adalah
figur kesejarahan dalam dua wilayah yang didiami dua suku figur kesejarahan dalam dua wilayah yang didiami dua suku
yang berbeda, Bugis dan Makassar. Ia, Arung Palakka relatif yang berbeda, Bugis dan Makassar. Ia, Arung Palakka relatif
setingkat dengan La Pawawoi Karaeng Sigeri (1905), tetapi setingkat dengan La Pawawoi Karaeng Sigeri (1905), tetapi
hidup dalam dua zaman yang berbeda. Arung Palakka di hidup dalam dua zaman yang berbeda. Arung Palakka di

103 103
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Tana Bone, memiliki kemiripan dengan Sukarno masa Tana Bone, memiliki kemiripan dengan Sukarno masa
menjelang kemerdekaan, ia putera Jawa itu adalah anak menjelang kemerdekaan, ia putera Jawa itu adalah anak
jamannya pula. jamannya pula.
Bila dipersandingkan dengan Sultan Hasanuddin, Bila dipersandingkan dengan Sultan Hasanuddin,
dalam konteks sejarah lokal (murni) dengan penilaian amat dalam konteks sejarah lokal (murni) dengan penilaian amat
netral, mereka seimbang. Tetapi dalam sejarah Nasional netral, mereka seimbang. Tetapi dalam sejarah Nasional
(menurut yang dipegangi sekarang) raja Bone itu melorot (menurut yang dipegangi sekarang) raja Bone itu melorot
ke bawah, sehingga Hasanuddin naik. ke bawah, sehingga Hasanuddin naik.

104 104
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Penutup Penutup
Uraian penutup di sini sekedar dipakaikan untuk Uraian penutup di sini sekedar dipakaikan untuk
makalah amat sederhana ini. Tetapi, sesungguhnya makalah amat sederhana ini. Tetapi, sesungguhnya
perjalanan uraian selanjutnya masih amat panjang. perjalanan uraian selanjutnya masih amat panjang.
Sekedar penutup, baiklah diakhiri dengan Sekedar penutup, baiklah diakhiri dengan
kesimpulan dan beberapa saran. Kesimpulan: (bahwa kesimpulan dan beberapa saran. Kesimpulan: (bahwa
pengkajian tentang) posisi Arung Palakka (yang selam ini) pengkajian tentang) posisi Arung Palakka (yang selam ini)
tidak seimbang dengan peranannya dalam sejarah (perlu tidak seimbang dengan peranannya dalam sejarah (perlu
diluruskan). diluruskan).
a. Arung Palakka adalah seorang figur yang memiliki a. Arung Palakka adalah seorang figur yang memiliki
kesadaran sejarah, sekaligus menggunakan sejarah kesadaran sejarah, sekaligus menggunakan sejarah
dalam perjalanan kehidupannya. dalam perjalanan kehidupannya.
b. Ia adalah seorang tokoh sejarah politik lokal di Sul- b. Ia adalah seorang tokoh sejarah politik lokal di Sul-
Sel, sekaligus awal dari perlawanan sosial (sejarah Sel, sekaligus awal dari perlawanan sosial (sejarah
sosial) terhadap kekuasaan pihak lain. sosial) terhadap kekuasaan pihak lain.
c. Ia adalah penemu kembali martabat Bone dalam c. Ia adalah penemu kembali martabat Bone dalam
panggung sejarah Sulawesi Selatan. panggung sejarah Sulawesi Selatan.
d. Ia Arung Palakka merupakan ahli strategi militer d. Ia Arung Palakka merupakan ahli strategi militer
modern. Tetapi, karena dipergunakan bukan pada modern. Tetapi, karena dipergunakan bukan pada
zamannya, dirinya menjadi cacat. zamannya, dirinya menjadi cacat.
e. Persepsi masyarakat Indonesia (Nasional) mulai e. Persepsi masyarakat Indonesia (Nasional) mulai
berubah terhadap diri/peran Arung Palakka dalam berubah terhadap diri/peran Arung Palakka dalam
konteks sejarah nasional, termasuk dalam Sejarah konteks sejarah nasional, termasuk dalam Sejarah
Perjuangan Bangsa; seirama dengan perkembangan Perjuangan Bangsa; seirama dengan perkembangan
penelitian/penulisan sejarah di Indonesia. penelitian/penulisan sejarah di Indonesia.
Saran-saran yang dapat dikemukakan: Saran-saran yang dapat dikemukakan:
a. Hasil seminar disebar luaskan. Untuk itu perlu a. Hasil seminar disebar luaskan. Untuk itu perlu
dijaga timbulnya kontroversial yang tajam, apalagi dijaga timbulnya kontroversial yang tajam, apalagi
meruncing, sehingga bias mengganggu “stabilitas” meruncing, sehingga bias mengganggu “stabilitas”
nasional. nasional.

105 105
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

b. Perlu meneruskan pengkajian dengan mencari b. Perlu meneruskan pengkajian dengan mencari
sebanyak mungkin sumber-sumber sejarah yang sebanyak mungkin sumber-sumber sejarah yang
relevan. relevan.
c. Untuk sementara, perlu penulisan buku “saku” c. Untuk sementara, perlu penulisan buku “saku”
tentang perjuangan Arung Palakka, meskipun tentang perjuangan Arung Palakka, meskipun
“untuk sementara” (lagi) dikhususkan bacaan dalam “untuk sementara” (lagi) dikhususkan bacaan dalam
masyarakat Bone. masyarakat Bone.

Daftar Referensi Daftar Referensi

1) Prof. Dr. Sahabuddin Tuppu, Guru Besar IKIP; 1) Prof. Dr. Sahabuddin Tuppu, Guru Besar IKIP;
Wawancara Wawancara
2) Dra. Rahma dkk, tahun-tahun bersejarah, UP, ‘76, hlm. 2) Dra. Rahma dkk, tahun-tahun bersejarah, UP, ‘76, hlm.
34 34
3) Andi Muh. Ali, Rumpa’na Bone. Wt. Pone, 1984, hlm 3 3) Andi Muh. Ali, Rumpa’na Bone. Wt. Pone, 1984, hlm 3
A.A.Punagi, Khazanah Budaya, Seri Ulu Ada, ’83, A.A.Punagi, Khazanah Budaya, Seri Ulu Ada, ’83,
hlm. 19-20 hlm. 19-20
Sanusi Dg. Mattata, Luwu Dlm Rev, Bakti Baru, hlm 85-88 Sanusi Dg. Mattata, Luwu Dlm Rev, Bakti Baru, hlm 85-88
4) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Gowa, hlm. 12 4) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Gowa, hlm. 12
5) Chabot, dalam Barbara Sillars Harvey, Kahar Muzakkar, 5) Chabot, dalam Barbara Sillars Harvey, Kahar Muzakkar,
hlm. 39 hlm. 39
6) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, hlm. 40 dan 88 6) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, hlm. 40 dan 88
7) Sagimun MD, perlawana Sultan Hasanuddin, hlm. 57 7) Sagimun MD, perlawana Sultan Hasanuddin, hlm. 57
8) A.A. Punagi, op. cit hlm. 68-69 8) A.A. Punagi, op. cit hlm. 68-69
9) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, op,cit. hlm. 48-49 9) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, op,cit. hlm. 48-49
10 Sanusi Dg. Mattata, op, cit. hlm. 73-77 10 Sanusi Dg. Mattata, op, cit. hlm. 73-77
11) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, op,cit. hlm. 52 11) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, op,cit. hlm. 52
12) Ibid., Sej. Gowa, hlm. 19 12) Ibid., Sej. Gowa, hlm. 19
13) Latenroruwa, nenek Arung Palakka. La Side, Petta 13) Latenroruwa, nenek Arung Palakka. La Side, Petta
Malemepee Gemmena (huruf Lontara Bugis), hlm. Malemepee Gemmena (huruf Lontara Bugis), hlm.
68 68
14) Abd. Razak, op, cit. hlm. 22-24 14) Abd. Razak, op, cit. hlm. 22-24
15) La Side, op, cit. hlm. 39 15) La Side, op, cit. hlm. 39

106 106
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

16) Ibid, hlm. 55 16) Ibid, hlm. 55


17) Barbara S. Harvey, hlm. 40 17) Barbara S. Harvey, hlm. 40
18) La Side, op, cit. hlm.68 18) La Side, op, cit. hlm.68
19) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, hlm. 41 19) A. Razak Dg. Patunru, Sej. Wajo, hlm. 41
20) A. Muh. Ali/A. Amurallah Amal, Potret Arung Palakka, 20) A. Muh. Ali/A. Amurallah Amal, Potret Arung Palakka,
’89, hlm. 37 ’89, hlm. 37
21) Prof. Dr. Ruslan Abdulgani, Penggunaan Ilmu sejarah, 21) Prof. Dr. Ruslan Abdulgani, Penggunaan Ilmu sejarah,
Prapantija, Bandung, 1964, hlm. 13 Prapantija, Bandung, 1964, hlm. 13

107 107
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

108 108
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Tentang Editor Tentang Editor

Muhammad Idris Patarai. Lahir pada 1958. SD Muhammad Idris Patarai. Lahir pada 1958. SD
sampai SLTA diselesaikan di Bone. Dimasa remaja gemar sampai SLTA diselesaikan di Bone. Dimasa remaja gemar
menulis puisi dan naskah drama. Senantiasa menulis menulis puisi dan naskah drama. Senantiasa menulis
artikel dikoran-koran lokal dan majalah. Pengelola Majalah artikel dikoran-koran lokal dan majalah. Pengelola Majalah
Mimbar Aspirasi, sebagai pimpinan redaksi. Sekarang Mimbar Aspirasi, sebagai pimpinan redaksi. Sekarang
bekerja di Pemkab Makassar. Sebelumnya, aktif diberbagai bekerja di Pemkab Makassar. Sebelumnya, aktif diberbagai
organisasi kepemudaan, termasuk Pramuka dan Organisasi organisasi kepemudaan, termasuk Pramuka dan Organisasi
Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Bone (KEPMI). Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Bone (KEPMI).
Alumnus Tarpadnas 1991 ini, pernah mewakili pemuda Alumnus Tarpadnas 1991 ini, pernah mewakili pemuda
Indonesia dalam program pertukaran pemuda di Jepang Indonesia dalam program pertukaran pemuda di Jepang
1984 dan safari investor ke Thailand dan Taiwan 1997 1984 dan safari investor ke Thailand dan Taiwan 1997
Mengasistensi penyusunan rencana strategis Mengasistensi penyusunan rencana strategis
kabupaten kota termasuk Rentra DPRD. Senantiasa kabupaten kota termasuk Rentra DPRD. Senantiasa
membawakan materi pada diklat penjenjangan. Sebelumnya membawakan materi pada diklat penjenjangan. Sebelumnya
terdaftar sebagai Penatar BP-7 Sul-Sel dan Kota Makassar. terdaftar sebagai Penatar BP-7 Sul-Sel dan Kota Makassar.
Menikah dengan Sarminaliah pada 1991, dan Menikah dengan Sarminaliah pada 1991, dan
memberinya tiga anak, masing-masing Thathmainnul memberinya tiga anak, masing-masing Thathmainnul
Qulib Mallageni, Muhammad Ishlah Manessa dan Qulib Mallageni, Muhammad Ishlah Manessa dan
Tabayyun Pasinringi. Tabayyun Pasinringi.
Mantan anggota DPRD Bone ini menyelesaikan Mantan anggota DPRD Bone ini menyelesaikan
pendidikan S1 dan S2 di Unhas. Terakhir tercatat sebagai pendidikan S1 dan S2 di Unhas. Terakhir tercatat sebagai
mahasiswa Program Doktoral (S3) Universitas Negeri mahasiswa Program Doktoral (S3) Universitas Negeri
Makassar jurusan Administrasi Publik. Makassar jurusan Administrasi Publik.
Keteguhannya pada prinsip memaksanya berlaku Keteguhannya pada prinsip memaksanya berlaku
kritis, di bidang pekerjaan, aktivitas sosial kemasyarakatan kritis, di bidang pekerjaan, aktivitas sosial kemasyarakatan
dan pembangunan. Dilahirkan sebagai “anak tentara” dan pembangunan. Dilahirkan sebagai “anak tentara”
membuatnya teguh pada janji, disiplin dan senantiasa siap membuatnya teguh pada janji, disiplin dan senantiasa siap

109 109
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

menerima perintah. Motto yang dipeganya dengan teguh menerima perintah. Motto yang dipeganya dengan teguh
dan memberi spirit bekerja adalah “Berusahalah hingga dan memberi spirit bekerja adalah “Berusahalah hingga
Tuhan sisa “mengiyakan” ”. Tuhan sisa “mengiyakan” ”.

110 110
Arung Palakka Sang Fenomenal Arung Palakka Sang Fenomenal

Moh. Yahya Mustafa. Lahir di Kahu Bone, 5 Oktober Moh. Yahya Mustafa. Lahir di Kahu Bone, 5 Oktober
1965. Alumni Program Komunikasi Massa Pasca Sarjana 1965. Alumni Program Komunikasi Massa Pasca Sarjana
Unhas 2003. Sehari-hari wartawan Pedoman Rakyat. Besar Unhas 2003. Sehari-hari wartawan Pedoman Rakyat. Besar
dan sekolah SD, SMP dan SMA di Sinjai. Mengaji di Ponpes dan sekolah SD, SMP dan SMA di Sinjai. Mengaji di Ponpes
Darul Isiqamah Sinjai dengan guru KH. Achmad Marzuki Darul Isiqamah Sinjai dengan guru KH. Achmad Marzuki
Hasan 1981-1984. Alumni Ilmu Politik FISIP Unhas 1989. Hasan 1981-1984. Alumni Ilmu Politik FISIP Unhas 1989.
Mantan pengurus BPM FISIP Unhas. Rintis penerbitan Mantan pengurus BPM FISIP Unhas. Rintis penerbitan
buletin kampus paradigma di Jurusan Ilmu Politik. buletin kampus paradigma di Jurusan Ilmu Politik.
Pendiri Kelompok Diskusi Forum Tamamaung. Di tengah Pendiri Kelompok Diskusi Forum Tamamaung. Di tengah
kesibukan jadi wartawan sempat menjadi dosen luar biasa kesibukan jadi wartawan sempat menjadi dosen luar biasa
di kampus IAIN Alauddin Makassar, Universitas Indonesia di kampus IAIN Alauddin Makassar, Universitas Indonesia
Timur, Universitas Sawerigading, Universitas Pancasakti Timur, Universitas Sawerigading, Universitas Pancasakti
serta STIM Publik Makassar. Hasil pernikahan dengan serta STIM Publik Makassar. Hasil pernikahan dengan
Wasniati Saeni member dua buah hati, Moh Fachrul Islami Wasniati Saeni member dua buah hati, Moh Fachrul Islami
dan Widya Nurul Mutmainnah. Dunia kewartawanan dan Widya Nurul Mutmainnah. Dunia kewartawanan
dimulai di Mingguan Bina Baru 1993 sampai saat ini. dimulai di Mingguan Bina Baru 1993 sampai saat ini.
Bersama dengan kawan dari kelompok diskusi Tamamaung Bersama dengan kawan dari kelompok diskusi Tamamaung
menerbitkan buku sekaligus menjadi editor. Buku yang menerbitkan buku sekaligus menjadi editor. Buku yang
dieditori: Sinjai, 10 Tahun Dalam Memori, Siri dan dieditori: Sinjai, 10 Tahun Dalam Memori, Siri dan
Pesse, Pengabdian Birokrat Karir, Ilham Arif Sirajuddin, Pesse, Pengabdian Birokrat Karir, Ilham Arif Sirajuddin,
Perjalanan Masih Panjang, Natsir Said, Pejuang dan Perjalanan Masih Panjang, Natsir Said, Pejuang dan
Pendidik, Wajo Merajut masa Depan, Pengurus Pemuda Pendidik, Wajo Merajut masa Depan, Pengurus Pemuda
Muhammadiyah Sulsel, badan Koordinasi Pemuda Masjid Muhammadiyah Sulsel, badan Koordinasi Pemuda Masjid
Sulsel. Alamat E-mail: yayamks@yahoo.com. Sulsel. Alamat E-mail: yayamks@yahoo.com.

111 111

Anda mungkin juga menyukai