KELOMPOK 2
OLEH :
Anggraini Susanti (J0310211021)
Deni Rahman (J0310211193)
Dwicahyo Waskito Nugroho (J0310211282)
Hamdah Istifha Dinia (J0310211373)
Mahayu Mawar Kalista (J0310211277)
Marissa Zevania Simbolon (J0310211153)
1
dan Waluyo, 2015). Proses pertumbuhan pada udang ditandai dengan pergantian
kulit atau molting. Proses molting pada udang galah dimulai sejak fase pertama
zoea sampai dengan dewasa dengan frekuensi molting yang lebih cepat pada fase
awal dan lambat saat memasuki dewasa. Kemampuan molting udang dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eskternal adalah faktor yang
berasal dari luar tubuh meliputi nutrisi, lingkungan, serta photoperiod sedangkan
faktor internal adalah faktor yang mengatur kondisi dalam tubuh berupa hormon
ekdisteron.
Tujuan makalah :
1. Menambah wawasan tentang cara Budidaya Udang Galah
2. Mengetahui kondisi Subsistem on farm pada budidaya Udang Galah
3. Memahami kendala dalam Budidaya Udang Galah dalam Subsistem on
farm beserta upaya yang dilakukan
4. Mendapatkan pengetahuan subsistem on farm
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2.2 Pakan Udang galah
Waktu untuk pemberian pakan udang galah air tawar yang terbaik adalah pada
malam hari. Ini dikarenakan udang memiliki sifat nokturnal dan mencari makan
pada malam hari.
Pakan Buatan
Syarat dalam pakan buatan untuk udang galah salah satunya mengandung Protein
antara 30%-55%, adanya kandungan lipid sebagai sumber energi dalam
penyerapan kalsium dan vitamin dalam pakan. Adanya kandungan karbohidrat
sebagai cadangan makan dan pembentukan zat kitin (pembentuk kulit udang).
Kandungan mineral dalam pembentukkan jaringan, metabolisme dan pigmentasi
warna udang. Serta adanya vitamin yang mempercepat pertumbuhan dan
memperkuat imunitas.
Berikan pakan buatan ini 2-3 kali sehari, tergantung kebutuhan dan umurnya. Jika
dikolam sudah terdapat banyak pakan alami, maka pemberian pakan buatan bisa
dikurangi menjadi 2 kali sehari saja.
Pakan Tambahan
Pakan tambahan perlu diberikan untuk menghemat biaya pembelian pellet. Dulur
bisa memberikan pakan tambahan dengan berbagai macam jenis, sesuai dengan
ketersediaan di lingkungan dulur. Beberapa jenis pakan udang galah air tawar
tambahan yang baik untuk diberikan adalah kelapa, singkong, bekicot/siput, ikan
kecil dan lainnya. Tentu saja, berikan pakan tambahan ini setelah bersih dan
dicincang halus, utamanya jika udang galah masih kecil.
Dulur bisa memberikan pakan tambahan setiap hari sebanyak 1-2 kali sehari,
bergantung dengan kemudahan dalam mendapatkannya.
Pakan alami
Beberapa jenis pakan alami yang biasa tumbuh di kolam udang galah adalah
zooplankton, mikroorganisme air, phytoplankton, dan lainnya. Tentu saja, pakan
alami sangat baik untuk menunjang pertumbuhan bibit udang air tawar, khusunya
udang galah. Sehingga masa pembesaran udang galah bisa semakin cepat dan
cepat panen.
4
toleransi salinitas berkisar 0-15 ppt. Pada fase larva udang galah mampu tumbuh
dengan baik pada salinitas 10-15 ppt. Untuk kebutuhan kadar garam media
pemeliharaan larva, dapat berasal dari air laut dan dari garam dapur, atau
campuran dari keduanya. Informasi terakhir adalah bahwa kombinasi air laut
dengan garam dapat meningkatkan laju pertumbuhan larva udang galah.
3) Derajat keasaman (pH)
Nilai derajat keasaman (pH) sangat terkait erat dengan ketersediaann CaCO3
dalam media budidaya. Selain sebagai penyangga atau faktor pendukung
kestabilan pH, senyawa tersebut merupakan faktor yang penting pada proses
pergantian kulit (moulting). pH media pemeliharaan larva udang galah sebaiknya
berkisar antara 7 – 8,5. Untuk mengukur pH dapat digunakan pH meter atau
kertas lakmus. Adanya pergantian air secara rutin menunjang ketrersediaan unsur
tersebut.
4) Suhu
Suhu media perlu dipantau, karena memberi pengaruh cukup besar bagi
kelangsungan hidup, pertumbuhan larva, serta konversi pakan. Suhu optimal
untuk kehidupan larva udang galah adalah 28 – 30 ºC. Suhu apat diukur dengan
menggunakan termometer alkohol/ air raksa, dll.
2.4 Panen
Biasanya masa panen udang galah dilakukan setelah proses pembesaran
selama 3-4 bulan. Saat panen terdapat dua cara panen yaitu panen sebagian dan
panen total. Panen sebagai merupakan cara panen yang dilakukan sedikit demi
sedikit, sedangkan panen total berarti udang ditangkap secara keseluruhan baik
besar maupun kecil.
Baik pada panen sedikit demi sedikit maupun pada panen total udang galah harus
ditangkap dalam keadaan hidup dan segar bugar.
Untuk penangkapan sedikit demi sedikit, biasanya menggunakan alat tangkap
jaring insang. Jaring tersebut di rentangkan selebar kolam, kemudian ditarik dari
satu sisi kolam ke sisi lainnya. Ukuran mata jaring sesuai dengan ukuran udang
yang sudah besar.
Untuk penangkapan total, dilakukan dengan pengesatan kolam. Malam menjelang
hari penangkapan, air kolam di keluarkan perlahan – lahan. Selanjutnya
penangkapan dimulai pada pukul 5 pagi. Alat yang di pakai dapat berupa seser,
serok, pecak, maupun tangan kosong.
Hasil tangkapan di tampung di dalam keranjang atau ember yang di beri tutup.
Selama penangkapan berlangsung harus ada aliran air yang masuk ke dalam
kolam. Hal ini berguna untuk mencegah udang galah mati kekurangan zat asam
untuk bernafas.
2.5 Kendala
1. Penyakit Udang Galah
Dalam pemeliharaan udang galah, pembudidaya biasanya bakal
berhadapan dengan kendala penyakit ekor putih (White Tail Disease/
WTD) dan penyakit otot putih (White Muscle Disease/ WMD) yang umum
menyerang udang ini. Penyakit WTD dan WMD yang menyerang udang
5
galah disebabkan oleh virus RNA Macrobrachium Rosenbergii Nodavirus
yang dikenal sebagai MrNV. Apabila udang galah terjangkit MrNV akan
mengakibatkan tubuh dan ekor udang tampak berwarna putih susu. MrNV
dapat menyerang pada fase pertumbuhan stadia larva, postlarva, juvenil,
calon induk, yang berujung dengan kematian. Penyakit WTD dan WMD
pada udang galah sering menyerang pada fase larva berumur 8 hingga 20
hari. Udang juga dapat terjangkit penyakit pada fase juvenil.
2. Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang kurang tepat, masih menjadi kendala dalam
budidaya Udang Galah. Namun, peternak udang galah harus dapat
memenuhi kandungan yang dibutuhkan oleh udang galah, yakni Protein,
Karbohidrat, Mineral, dan Vitamin Hal inilah yang menjadikan bagi setiap
petambak udang vaname pemula harus mengetahui presentasi kebutuhan
berdasarkan umur udang galah.
3. Lingkungan
Terjadinya penurunan daya dukung ekologi bagi pertumbuhan udang
pada usaha intensif yang biasanya berskala luas. Hal ini terjadi karena :
akumulasi pencemaran dari sisa makanan, kotoran udang, dan residu obat
pemberantas hama.
2.6 Upaya
1. Penyakit Udang Galah
Upaya pencegahan dini penyakit WTD dan WMD dengan cara
mengontrol kualitas air (salinitas, suhu, pH). Padat tebar yang terlalu
tinggi dapat juga sebabkan wabah penyakit. Air di lokasi pemeliharaan
disterilkan, peralatan tambak juga harus steril, asupan nutrisi udang harus
tepat. Dan dalam proses pemeliharaan udang galah diperlukan metode
biosekuriti. Biosekuriti merupakan metode terbaik, efektif dan efisien
dalam rangka pencegahan penyakit, disamping pengebalan dan upaya
pembugaran perikanan. Program biosekuriti ini dibuat adalah upaya untuk
menghalangi agar penyakit atau agen penyakit tidak masuk ke perikanan
dan menyebabkan penyakit pada udang galah maupun sebaliknya.
2. Pemberian Pakan
Penentuan jumlah pemberian pakan sesuai umur udang galah
Umur udang galah menjadi salah satu faktor yang diperlukan dalam
budidaya udang galah. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan umur
udang galah.
Frekuensi pemberian pakan udang galah
Udang galah dapat mencerna pakan selama 3-4 jam. Oleh karena itu, Anda
disarankan untuk memberikan pakan sesuai dengan waktu biologisnya.
a) Pada udang vaname kecil, disarankan untuk memberikan pakan
dalam frekuensi 2-3 kali/hari. Ini dikarenakan udang kecil
masih memakan pakan alami udang vaname seperti
fitoplankton dan zooplankton yang ada dikolam.
b) Sedangkan pada udang vaname besar, frekuensi pemberian
pakan vaname harus lebih sering. Berikan pakan pelet udang
vaname sesuai dosis dengan frekuensi 4-6 kali/hari.
6
Penerapan pemuasaan udang galah
Bukan hanya penting untuk sistem metabolisme manusia, puasa juga
penting untuk sistem metabolisme udang vaname.
3. Lingkungan
Analisis
Berdasarkan pembahasan yang sudah dibahas dalam hal kondisi subsistem on
farm budidaya udang galah sehingga kita dapat mengetahui tentang pakan udang
galah, pengontrolan kondisi air, hingga ke tahap pemanenan. Dan kita dapat
mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam budidaya udang galah
serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dari kendala-kendala
tersebut.
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari makalah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga jenis
sistem agribisnis on farm dan juga kondisi perikanan Udang Galah di dalam
subsistem on farm tersebut. Selain itu, budidaya udang galah, dalam subsistem
on farm ini juga memiliki kendala-kendala dalam mengelolanya dimana
kendala tersebut dapat diatasi dengan upaya-upaya yang dianggap dapat
menyelesaikan kendala tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA