A. Perpajakan
Perpajakan harus saling mendukung dengan dunia bisnis dalam membuat kebijakan iklim
bisnis dan dunia kerja. Pajak dikenakan sebagai besar penghasilan, semakin besar pajak
yang dikeluarkan undang undang ketentuan umum perpajakan no 5 tahun 1983 diubah
menjadi undang-undang cipta kerja no 11 tahun 2020 yaitu kontribusi wajib yang harus
diperhatikan.
Pengertian pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (UU KUP NO 6 Tahun 1963 stdtd UU cipta kerja no 11. Pajak harus
sesuai dengan UU bilamana tidak ada UU dalam pengelolaan pajak hal tersebut dianggap
memaksa tidak resmi atau diluar pajak resmi negara. Menurut UUD no 6 kontribusi wajib
dari org pribadi dan badan yang mempunyai 3 karakteristik yaitu:
- Besifat memaksa
- Berdasarkan Undang-Undang
- Tidak mendapatkan imbalan secara langsung
Manfaat dan fungsi pajak antara lain :
1. Fungsi budgeter : fungsi penyediaan dana karna tanpa panjak kita tidak bisa
menjalankan kegiatan inti di Negara
2. Fungsi regulator : membatasi dan mengatur fungsi- fungsi yang ada di sektor
ekonomi seperti fungsi moneter perekonomiaan negara
3. Fungsi distributor : Pemerataan kesejahteraan, dimana pajak akan di sebar di setiap
unit pemerintah sesuai anggaran yang di tetapkan. Fungsi ini penting karena dapat
mengetahui dana-dana yang di turunkan. Contohnya dana pengobatan gratis covid
4. Fungsi stabilitas : Berkaitan dengan moneter dan berfungsi menjaga kestabilan
ekonomi Negara. Seperti membatasi barang yang masuk dari luar negeri
Anggaran belanja melebihi pendapatan Negara dan ini menyebabkan defisit anggaran
sebesar 1.006,4
Azas di Indonesia menganut self assessment (wewenang untuk menghitung dan menyetor
ada di wajib pajak bukan pemerintah). Azas yang mengatur perpajakan di Indonesia
antara lain azas finansial, azas ekonomis , azas yuridis , azas umum, azas sumber , azas
kebangsaan , azas wilayah atau tetorial .
Sejarah perpajakan di Indonesia
Dari zaman sebelum merdeka sudah ada sistem pajak. Dimasa kerjaan pun sudah ada pajak
yang dinamakan upeti, yang menentukan dari kerjaan berbeda beda upeti.
Setelah jaman kerajaan ada colonial, dikelola oleh belanda menjadi tuan tanah.
Setelah meredeka, sistem pajak dari belanda masih dipakai hanya saja sudah disesuaikan
dengan Pemerintahan Indonesia sampe awalnya kita menggunakan official assessment yang
dimana wajib pajak dikelola oleh masyratakat namun sekarang sudah berganti menjadi self
assessment dimana pajak dikelola oleh sendri.
Kantor modern pada era reformasi perpajakan, menurut tingkat dari level wajib pajak ada
kategorinya
2008-2016 pada reformasi atura aturan pajak, iklim perpajakan menciptakan rezim
perpajakan lebih mudah dan bisnis friendly, agar bisa mengenal perpajakan dan tidak
menganggap pajak susah
2020-2024, masih mengubah atau adanya reformasi sistem perpajakan. Karena Perpajakan
Indonesia sedikit tertinggal sehingga diambil kebijkan dengan sistem inti perpajakan dalam
modern pajak. Bank, BPN akan terlibat dan diperluas lagi jangkauan nya, nanti akan bisa
melihat bagaimana kondisi perpajakan, tapi tetap saja data nya bersifat rahasia. Sedang
melakukan haromnisasi perpajakan UU perpajakan, dalam uu tersebut akan diperbaiki mana
aturan yang akan dirubah dan memudahkan proses bisnis, yang tertinggal uu akan diubah.