Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Iman

Iman secara bahasa adalah percaya, setia, melindungi, dan menempatkan sesuatu di
tempat yang aman. Terkait dengan akidah yang dimaksud adalah iman yang bermakna
pembenaran terhadap suatu hal, pembenaran yang hakikatnya tidak dapat dipaksakan oleh
siapapun, karena iman terletak dalam hati yang hanya bisa dikenali dan dipahami secara
pribadi, maka seseorang tidak dapat mengetahui hakikat keimanan orang lain, apalagi
memaksakanya. Iman secara istilah diartikan sebagai pembenaran terhadap ajaran Nabi
Muhammad Saw, yakni beriman kepada Allah Swt, para Malaikat, para Nabi, para Rasul,
hari Kiamat, qadha dan qadar. Demekian makna iman menurut hadis Nabi Saw.1

Sedangkan pengertian iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah ikrar dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Jadi iman itu
mencangkup tiga hal :

1. Ikrar dengan hati.

2. Pengucapannya dengan lisan.

3. Pengamalannya dengan anggota badan.

Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati, sedangkan menurut istilah iman itu
ialah

‫ َوا ْق َرا ُر با ِ ل ِل نِ َسا َو َع بِلَ َم ا ألَ رْ نِآَا‬.‫ب‬


ِ ‫ق بِا ْلقَ ْل‬
ُ ‫تَصْ ِد ْي‬

“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan


anggota badan”.2

Membenarkan dengan hati, menerima ajaran Rasulullah Saw. Lalu yang di maksud
dengan mengikrarkan dengan lisan adalah, mengucapkan dua kalimat syahadat (tiada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah). Lalu yang di maksud dengan
mengamalkan dengan anggota badan adalah, hati meyakini, anggota badan mengamalkan
dengan beribadah sesuai dengan fungsinya.3

1
Tim Saluran Teologi Lirboyo 2005, Akidah Kaum Sarungan, @Tamatan Aliyah Lirboyo
Angkatan 2005, h. 179
2
Agus Hasan Bashori Lc, Kitab Tauhid (Jakarta: Uii, 2001), h. 2 2
3
Abdul Hafidz, Risalah Aqidah (Jakarta: Aulia Press, 2007), h. 3-4
Iman adalah membenarkan di dalam hati.Adapun perkataan dengan lisan dan
pengamalan dengan perbuatan anggota badan termasuk dalam cabang-cabangnya iman.
Seseorang yang membenarkan (mengakui dan mempercayai) dengan hatinya yaitu mengakui
keesaan Allah Ta’ala, mengakui para rasul dengan membenarkan apa yang mereka
sampaikan dari sisi-Nya dengan hati nya, maka sah-lah imannya.sehingga jika ia mati dalam
keadaan itu, ia mati sebagai mukmin yang selamat, dan tidak dianggap keluar dari iman
kecuali mengingkari hal-hal yang harus dipercayai dan diakui kebenarannya tersebut.Adapun
pelaku dosa besar jika meninggal dunia tanpa disertai taubat, maka hukumnya dikembalikan
kepada Allah, bisa saja diampuni oleh Allah karena rahmat-Nya, bisa pula diberi syafaat oleh
NabiSaw, sesuai sabdanya: Syafaatku diperuntukkan bagi pelaku dosa-dosa besar dari
umatku.dan bisa pula disiksa olehNya sesuai dosanya kemudian dimasukkan ke dalam surga
karena rahmat-Nya dan tidak mungkin dikekalkan di neraka bersama orang-orang kafir...”4

Sedangkan pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh Ibnu Utsaimin adalah
pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok
dengan makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkeritik orang yang memaknai
iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada unsur menerima
dan tunduk. Kata iman adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek), sedangkan
tashdiq adalah fi’il muta’addi (butuh objek).5

4
Nurul Huda,Konsepsi Iman Menurut Al-BAIḌĀWI Dalam TAFSIR ANWĀR AT-TANZĪL WA ASRĀR AT-TA’WĪL.
Jurnal “Analisa” Volume 20 Nomor 01 Juni 2013, hlm 65
5
Ensiklopedi Karya Syaikh Al-Bani>, Defisi Iman, Posted on December 28, 2008 by Abu Mushlih
Bashori,Agus Hasan.Kitab Tauhid (Jakarta: Uii, 2001)

Hafidz, Abdul. Risalah Aqidah (Jakarta: Aulia Press, 2007)

Huda, Nurul. Konsepsi Iman Menurut Al-Baidāwi Dalam Tafsir Anwār At-Tanzīl Wa Asrār At-
Ta'wīl.Jurnal "Analisa" Vol.20,No.01,Juni 2013

Tim Saluran Teologi Lirboyo 2005, Akidah Kaum Sarungan, @Tamatan Aliyah Lirboyo
Angkatan 2005

Islam, Ensiklopedi.Al-Maturidi bermadzhab Hanafi (Jakarta : PT Ichtiar Baru van Hoeve.


1999)

Anda mungkin juga menyukai