Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Nama Mahasiswa : Muliyana Rustalina Putri


NPM : 016. 02. 0529

Identitas Klien
Nama Klien : IQ. D
Umur : 70 Tahun
Pendidikan :-
No. CM : 014114
Hari/Tanggal : Minggu, 27 November 2016
Alamat : Dusun LK Baru Desa Lajut Kecamatan Praya Tengah, Lombok
Tengah
Identitas Keluarga
Nama : Tn. ”U”

Umur : 45 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Dusun LK Baru Desa Lajut Kecamatan Praya Tengah, Lombok

Tengah

Tujuan Kunjungan :
1. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2. Mendiskusikan bersama keluarga tentang Halusinasi (penyebab, tanda dan gejala,
perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3. Mendiskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
4. Melatih keluarga merawat pasien dengan halusinasi :
a. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat
b. Anjarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala-gejala halusinasi
5. Membuat perawatan lanjutan

Hasil Kunjungan :
1. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
Keluarga IQ. D mengatakan bahwa masalah yang dihadapi kurangnya pengetahuan
dari keluarga tentang penyakit yang dirasakan pasien sehingga keluarga tidak tahu
harus bagaimana, pasien dibawa ke dukun untuk mengobati penyakit pasien.
Keluarga mengatakan IQ.D sering marah-marah dan berbicara sendiri sejak anaknya
menikah. Pasien juga sering berbicara sendiri saat pasien sedang sendiri sehingga
keluarga sangat khawatir mengenai kesehatan jiwa IQ. D. Masalah lain yang dihadapi
oleh keluarga dalam merawat pasien adalah masalah ekonomi sehingga keluarga
merasa sangat sulit dalam merawat pasien, pasien sudah lama tidak bekerja dan anak
pasien adalah buruh tani. Saat ini yang bertanggunga jawab terhadap keluarga IQ. D
adalah anak pasien yang bekerja sebagai PNS di salah satu SMP di Mataram, yang
mengambil keputusan dalam keluarga adalah anak tertua dari IQ. D. Masalah lain
juga adalah IQ. D tidak pernah kontrol lagi ke RSJ setelah beliau kontrol ± 2 tahun
yang lalu. Alasan IQ D tidak pernah kontrol karena beliau tidak mau dibawa ke RSJ
lagi dan mengatakn dirinya tidak gila.

2. Melatih keluarga merawat pasien dengan Halusinasi :


a. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat
Keluarga pasien setuju bahwa akan selalu memberikan dukungan kepada pasien
b. Anjarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat
Keluarga IQ D menyatakan setuju dengan saran yang diberikan oleh perawat
c. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
Keluarga IQ D mengerti jika tanda-tanda halusinasi pasien muncul akan
menangani sesuai saran dan membawa pasien ke Rumah Sakit Jiwa untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut.
3. Memotivasi keluarga untuk berperan aktif dalam perawatan pasien di rumah
Menegaskan pada keluarga tentang perannya yaitu :
- Sebagai fasilitator
Memfasilitasi dan membantu klien melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhan
klien
- Sebagai motivator
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi klien untuk melakukan
kegiatan secara mandiri dan mempertahankan perilaku adaptif
- Sebagai Konselor
Keluarga dapat membantu memecahkan masalah klien dan mencari alternatif
pemecahan masalah

4. Mendiskusikan cara perawatan klien di rumah dan peran keluarga terkait dengan
- Dx.1. TUK 5. Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Mendiskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi, manfaat, efek
samping, tindakan yang harus dilakukan klien dan keluarga berkaitan dengan
efek samping tersebut serta menegaskan tentang akibat yang ditimbulkan dari
pemutusan obat tanpa konsultasi. Menganjurkan klien untuk meminta sendiri
obat pada anak Pasien (keluarga) dan memotivasi keluarga untuk membantu
mengawasi pasien dalam penggunaan obat.
- Dx. 3 TUK 6. Pasien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga
diri
Memotivasi keluarga agar dapat membantu klien untuk melakukan suatu kegiatan
yang mudah dilakukan oleh pasien dan realistis sehingga pasien merasa berharga.
Mendorong keluarga untuk memotivasi pasien agar bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan. Keluarga diberikan penjelasan untuk memberikan
reinforcement atas keberhasilan pasien.

Anda mungkin juga menyukai