Menjadi seorang pelajar khususnya pelajar mahasantri dari UNU YK tentunya harus mempunyai
adab dalam mencari ilmu, karena ilmu itu adalah cahaya (al-ilmu nuurun) dan cahaya tentu tidak akan
memasuki orang-orang yang tidak mempunuyai adab , ilmu itu sendiri bisa masuk pada ruh kita apabila
didalam diri kita mempunyai hati yang bersih dalam artian untuk mencari ilmu dibutuhkan adab dan
perilaku yang baik karena untuk menyerap ilmu-ilmu yang diberikan oleh guru-guru kita dengan mudah
dan jelas dan diharapkan untuk kedepannya bisa diamalkan ilmu tersebut sebagaimana mestinya. Berikut
beberapa adab dalam mencari ilmu yang disampaikan oleh Gus Hilmy diantaranya :
amarah, dalam hal ini sabar menghadapi beberapa macam tipe guru merupakan sabar
dalam tidak melakukan maksiat karena bila tidak sabar seorang murid malah tidak mau
menghormati gurunya yang tentunya itu perbuatan yang su’ul adab terhadap guru,
sangat bertentangan dengan pembahasan kali ini. Seorang guru pun adalah manusia yang
tentunya mempunyai kepribadian yang masing-masing dan cara melakukan aktivtas
mereka yang bermaacam-macam, jadi kita tidak boleh berkeluh kesah dengan guru yang
yang tidak sesuai dengan tipe orang kita sukai karena apabila kita sudah tidak senang
dengan guru otomatis ilmu pun akan susah diserap.
III. Berani bertanya. Sering kita mendengar pepatah bahwa malu bertanya susah dijalan, ini
memang sangatlah berlaku karena dengan kita sering bertanya yang akhirnya menjadi
sebuah diskusi akan menjadi jalan untuk pengembangan diri dan berpengetahuan luas.
Hal ini tentunya sangat diharapkan untuk menjadi mahasiswa yang sukses kedepannya.
IV. Perlakukan guru seperti layaknya kita memperlakukan orang tua, karena orang tua kita
disekolah ataupun kampus adalah seorang guru atau dosen. Seorang guru memberikan
kita asupan gizi pada jiwa/ruh kita sedangkan orang tua memberikan kita asupan gizi
berupa fisik/materi. Orang tua dan guru harus punya hubungan silaturahim yang baik
karena bekerja sama dalam mendidik seorang anak/murid. Bila kita dekat dengan mereka
maka dekatilah dengan rasa hormat, bila kita jauh jauh dari mereka maka cara yang
terbaik adalah mendoakannya. Kita menghormati orang tua, juga harus menghormati
guru karena ridho orang tua/guru adalah ridho Allah (ridhollahi bi ridhol walidain).
- Menata niat. Semua pekerjaan yang kita lakukan itu tergantung pada niatnya (innamal a’malu
binniat). Menjadi mahasantri harus benar-benar niat ikhlas karena Allah semata,
memperjuangkan agama Allah dalam menegakkan Kalimatullah. Niat harus lurus satu tujuan tidak
bisa disimpangkan pada niat yang tidak berhubungan tujuan utama karena demi tercapainya
tujuan yang sudah ditekadkan. Sebagaimana pepatah arab meyebutkan “idza shodaqul azmu
wahada sabila” (apabila sudah benar tekadnya maka Allah akan menunjukkan jalan baginya).
- Bersungguh-sungguh. Dalam hal ini tidak boleh mencampurkan hal-hal yang tidak ada hubungan
dengan sisi-sisi kehidupan kuliah demi tercapainya sebuah keberhasilan, seperti pepatah “man
jadda wajada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan
keberhasilan). Tentunya dalam perjuangan ini selalu ada rintangan dan halangan menghadang
maka dari itu dibutuhkan sikap sabar menghadapinya untuk meraih keberuntungan sebagaimana
pepatah “man shobaro dzofiro”(barang siapa bersabar maka ia akan beruntung), bila
kesungguhan dan kesabaran sudah menjadi satu kesatuan yang kuat maka dalam menghadapi
rintangan pun akan mudah untuk dihadapi.
- Disiplin. Permainkanlah waktu jangan sampai dipermainkan oleh waktu, dalam kehidupan tentu
kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, dengan begitu hargailah waktu dan
manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kedisiplinan menjadikan kita orang yang mandiri, telaten,
cerdas, aktif, cekatan yang tentunya semua itu harus ada dalam seorang mahasantri.
- Mencari teman yang mendukung. Faktor teman tentu sangat berpengaruh dalam pembentukan
diri kedepannya. Bila teman kita melakukan kebaikan maka kita pun akan melakukan kebaikan
pula begitupun sebaliknya. Jangan pernah membuang waktu untuk mengikuti langkah dengan
teman yang tidak mendukung pembelajaran kita tetapi jangan pula menjauhinya cukup hanya
sebatas tidak mengikuti jejaknya karena ini lebih baik dilakukan untuk tidak menyinggung
perasaan teman. Ini juga termasuk adab seorang pelajar dengan teman.