Anda di halaman 1dari 2

RESUME MATERI ADAB MENCARI ILMU

PEMBICARA : GUS HILMY MUHAMMAD

MATERI YANG DISAMPAIKAN :

Menjadi seorang pelajar khususnya pelajar mahasantri dari UNU YK tentunya harus mempunyai
adab dalam mencari ilmu, karena ilmu itu adalah cahaya (al-ilmu nuurun) dan cahaya tentu tidak akan
memasuki orang-orang yang tidak mempunuyai adab , ilmu itu sendiri bisa masuk pada ruh kita apabila
didalam diri kita mempunyai hati yang bersih dalam artian untuk mencari ilmu dibutuhkan adab dan
perilaku yang baik karena untuk menyerap ilmu-ilmu yang diberikan oleh guru-guru kita dengan mudah
dan jelas dan diharapkan untuk kedepannya bisa diamalkan ilmu tersebut sebagaimana mestinya. Berikut
beberapa adab dalam mencari ilmu yang disampaikan oleh Gus Hilmy diantaranya :

- Hormat Terhadap Guru


Kenapa kita harus hormat pada guru?, tentu kita harus hormat pada guru karena melalui
perantara siapa lagi kita mendapat ilmu-ilmu Allah selain dari mereka. Guru memang sudah
sepantasnya mendapat penghormatan karena mereka berilmu sebagaimana yang Allah sabdakan
dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11 bahwa Allah mengangkat derajat orang-orang yang berilmu,
bahkan Sayyidina Ali pun rela dijadikan budak oleh orang yang telah mengajarkan beliau ilmu,
beliau pun berkata bahwa seorang guru berhak mendapat 1000 dirham dalam satu huruf yang dia
ajarkan, ini menunjukkan betapa pentingnya seorang murid bersikap hormat terhadap guru.
Dalam mencari ilmu kita tidak bisa memahami ilmu itu sendiri tetapi dibutuhkan sebuah petunjuk
guru supaya murid dalam mencerna ilmu yang dipelajari tidak salah paham dan tentunya bila
diamalkan kedepannya tidak membahayakan bagi diri murid sendiri ataupun orang lain,
sebagaimana ajaran yang terdapat dalam kitab Ta’limul Muta’alim “AL ILMU BIT TA’ALLUM WAL
BARAKATU BIL KHIDMAH”, ilmu itu didapatkan dengan belajar dan barakah (ilmu) didapatkan
dengan khidmah. Seseorang yang mempunyai ilmu itu belum tentu barakah ilmunya karena yang
dimaksud dengan ilmu yang barakah adalah ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain
yang diberikan ilmu oleh seorang tersebut serta membentuk amal jariyah yang terus menerus
diterapkan oleh masyarakat banyak kedepannya. Kata “khidmah” diatas bisa kita terapkan
dengan hormat terhadap guru. Maka dari itu, hormat pada guru merupakan adab yang paling
mendasar dalam jalinan hubungan antara guru dan seorang murid. Diantaranya adab terhadap
guru adalah:
I. Patuh pada guru dengan apa saja yang diperintahkan. Jadi apa saja yang kita lakukan
karena itu perintah dari guru kita, semampu mungkin harus kita laksanakan, entah itu
mudah atau sullit, merepotkan atau tidak , berat atau ringan, kita semaksimal mungkin
melaksanakan dengan rasa ikhlas. Mungkin kita dalam melaksanakan perintah guru
sangatlah merepotkan tapi harus yakin bahwa dibalik kerepotan yang kita lalui ada
harapan untuk hidup mulia kedepannya. Seperti yang disebutkan dalam syair “DZUKAIN
WAHIRSHIN WASHTHIBARIN WABULGOTIN WA IRSYADI USTAZDIN WATHULI ZAMANI
(KITAB ALALA)”. Bahwasannya syarat orang mencari ilmu yaitu punya kecerdasan,
semangat, sabar, ada bekal, petunjuk guru, dan waktu yang lama.
II. Sabar. Sabar disini punya artian yang sangat luas tidak hanya sebatas menahan emosi
apalagi dalam konteks ini mencakup adab seorang murid terhadap guru. Sabar itu ada 3
yaitu sabar dalam beribadah, sabar tidak melakukan maksiat, dan sabar menahan
RESUME MATERI ADAB MENCARI ILMU

amarah, dalam hal ini sabar menghadapi beberapa macam tipe guru merupakan sabar
dalam tidak melakukan maksiat karena bila tidak sabar seorang murid malah tidak mau
menghormati gurunya yang tentunya itu perbuatan yang su’ul adab terhadap guru,
sangat bertentangan dengan pembahasan kali ini. Seorang guru pun adalah manusia yang
tentunya mempunyai kepribadian yang masing-masing dan cara melakukan aktivtas
mereka yang bermaacam-macam, jadi kita tidak boleh berkeluh kesah dengan guru yang
yang tidak sesuai dengan tipe orang kita sukai karena apabila kita sudah tidak senang
dengan guru otomatis ilmu pun akan susah diserap.
III. Berani bertanya. Sering kita mendengar pepatah bahwa malu bertanya susah dijalan, ini
memang sangatlah berlaku karena dengan kita sering bertanya yang akhirnya menjadi
sebuah diskusi akan menjadi jalan untuk pengembangan diri dan berpengetahuan luas.
Hal ini tentunya sangat diharapkan untuk menjadi mahasiswa yang sukses kedepannya.
IV. Perlakukan guru seperti layaknya kita memperlakukan orang tua, karena orang tua kita
disekolah ataupun kampus adalah seorang guru atau dosen. Seorang guru memberikan
kita asupan gizi pada jiwa/ruh kita sedangkan orang tua memberikan kita asupan gizi
berupa fisik/materi. Orang tua dan guru harus punya hubungan silaturahim yang baik
karena bekerja sama dalam mendidik seorang anak/murid. Bila kita dekat dengan mereka
maka dekatilah dengan rasa hormat, bila kita jauh jauh dari mereka maka cara yang
terbaik adalah mendoakannya. Kita menghormati orang tua, juga harus menghormati
guru karena ridho orang tua/guru adalah ridho Allah (ridhollahi bi ridhol walidain).
- Menata niat. Semua pekerjaan yang kita lakukan itu tergantung pada niatnya (innamal a’malu
binniat). Menjadi mahasantri harus benar-benar niat ikhlas karena Allah semata,
memperjuangkan agama Allah dalam menegakkan Kalimatullah. Niat harus lurus satu tujuan tidak
bisa disimpangkan pada niat yang tidak berhubungan tujuan utama karena demi tercapainya
tujuan yang sudah ditekadkan. Sebagaimana pepatah arab meyebutkan “idza shodaqul azmu
wahada sabila” (apabila sudah benar tekadnya maka Allah akan menunjukkan jalan baginya).
- Bersungguh-sungguh. Dalam hal ini tidak boleh mencampurkan hal-hal yang tidak ada hubungan
dengan sisi-sisi kehidupan kuliah demi tercapainya sebuah keberhasilan, seperti pepatah “man
jadda wajada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan
keberhasilan). Tentunya dalam perjuangan ini selalu ada rintangan dan halangan menghadang
maka dari itu dibutuhkan sikap sabar menghadapinya untuk meraih keberuntungan sebagaimana
pepatah “man shobaro dzofiro”(barang siapa bersabar maka ia akan beruntung), bila
kesungguhan dan kesabaran sudah menjadi satu kesatuan yang kuat maka dalam menghadapi
rintangan pun akan mudah untuk dihadapi.
- Disiplin. Permainkanlah waktu jangan sampai dipermainkan oleh waktu, dalam kehidupan tentu
kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, dengan begitu hargailah waktu dan
manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kedisiplinan menjadikan kita orang yang mandiri, telaten,
cerdas, aktif, cekatan yang tentunya semua itu harus ada dalam seorang mahasantri.
- Mencari teman yang mendukung. Faktor teman tentu sangat berpengaruh dalam pembentukan
diri kedepannya. Bila teman kita melakukan kebaikan maka kita pun akan melakukan kebaikan
pula begitupun sebaliknya. Jangan pernah membuang waktu untuk mengikuti langkah dengan
teman yang tidak mendukung pembelajaran kita tetapi jangan pula menjauhinya cukup hanya
sebatas tidak mengikuti jejaknya karena ini lebih baik dilakukan untuk tidak menyinggung
perasaan teman. Ini juga termasuk adab seorang pelajar dengan teman.

Anda mungkin juga menyukai