Anda di halaman 1dari 3

MAJELIS TA’LIM DAN DZIKIR AL-FALAHIYYAH

DALIL MELAFADZHKAN USHOLLI DALAM SHOLAT

Lafadzh usholli dalam sholat itu ada sebagian yang mengatakan bagian dari niat,akan
tetapi bila di tinjau lebih jauh lagi maka lafadzh usholli bukan lah niat karena sejatinya niat itu
ada di dalam hati bukan di lidah dan lagi pula membaca usholli ini lebih dahulu dari
takbirnya,sedangkan yang di sebut niat dalam sholat adalah dihadirkan saat bertakbir,Niat bila di
tinjau dari pembagiannya secara umum,terbagi 2 bagian yaitu Niat yang baik yang disebut
dengan Qoshdu atau Al-Irodah dan ini di benarkan oleh agama dan yang ke dua yaitu niat yang
di benarkan oleh agama atau di sebut dengan Al-Baits As sayyi’,lalu kata (‫ )النية‬dalam bahasa
Arab berarti mengingini sesuatu dan bertekad hati untuk mendapatkannya, dengan kata Iain (‫)النية‬
berarti kehendak atau (‫)القصد‬, yaitu yakinnya hati untuk melakukan sesuatu dan kuatnya
kehendak untuk melakukannya tanpa ada keraguan. Sehingga (‫ )النية‬menginginkan sesuatu (‫إرادة‬
‫ )الفعل‬adalah sinonim. Kedua kata tersebut sama-sama digunakan untuk menunjukkan pekerjaan
yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi.

Sebagian pakar bahasa membedakan arti antara kata (‫ )النية‬dengan kata (‫)العزم‬. Kata (‫)النية‬
digunakan untuk menunjukkan keinginan yang berhubungan dengan perbuatan yang sedang
dilakukan, sedangkan kata (‫ )العزم‬digunakan untuk menunjukkan keinginan yang berhubungan
dengan perbuatan yang akan dilakukan. Tetapi, pembedaan makna ini ditentang oleh para ulama,
karena dalam kitab-kitab yang.membahas bahasa (kutub al-lughoh) kata (‫ )النية‬seringkali hanya
diartikan dengan (‫)العزم‬.
Adapaun ta’rif niat adalah

Artinya : Menyengaja melakukan sesuatu serempak dengan mengerjakannya

Atas dasar ini, maka setiap perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berakal, dalam
keadaan sadar dan atas inisiatif sendiri, pasti disertai dengan niat baik perbuatan tersebut
berkenaan dengan ibadah maupun adat kebiasaan. Perbuatan yang dilakukan oleh
orang mukallaf tersebut merupakan objek yang menjadi sasaran hukum-hukum syara' seperti
wajib, haram, nadb, sunnah, makruh dan mubah,
Dan kali ini yang akan dibahas dalam risalah kecil ini adalah hukum melafadzhkan usholli ketika
akan sholat,yang masalah talafudzh bin niyyah ini makin hari makin menjadi masalah yang
sangat serius dan besar, mengucap kalimat USHOLLI itu di dalam kitab-kitab fiqih disebut
dengan Talafudzh binniyyah atau Nuthqu Qubailattakbir,tujuan melafadzhkan niat seperti usholli
dalam sholat adalah agar lidah menolong hati hal ini sebagaimana keterangan dari beberapa
ulama madhzab syafi’iyyah berikut ini dalam kitab-kitabnya

1).Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitabnya Tuhfatul Muhtaj Syaroh Minhajuth Tholibin
pada juz 2 hal.12
MAJELIS TA’LIM DAN DZIKIR AL-FALAHIYYAH

Artinya : Dan sunnah mengucapkan apa yang di niatkan,sesaat sebelum takbir gunanya agar lisan
dapat menolong hati,juga karena yang mewajibkannya dan qiyaskan pula kepada apa yang
terjadi dalam mengerjakan haji

Pada kalimat mengerjakan haji di atas adalah merujuk pada hadits tentang riwayat baginda Nabi
yang melafadzhkan niat ketika akan berhaji dan umroh dan berikut haditsnya :

Artinya : Aku pernah mendengar Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam dengan menunaikan
ibadah haji dan umroh bersama-sama,seraya beliau bersabda :Aku datangi panggilanMu Yaa
Alloh,aku lakukan haji dan umroh ( HR.Bukhori dan Muslim )

2).Syekh Zainuddin Al Malibari dalam Fathul Mu’innya pada fashol sifat sholat mengatakan
sbb :

Artinya : Dan sunnah mengucapkan yang di niatkan sebelum takbir,gunanya agar bacaan dapat
menolong hati dan agar jangan terlalu jauh dari fatwa orang yang memfatwakan wajib

3).Syekhul Islam Imam Zakari Al Anshori dalam Fathul Wahhabnya pada jilid 1 hal.38 sbb :

Artinya : Dan sunnah juga mengucapkan apa yang di niatkan agar bacaan dapat menolong hati

Dari ke 3 penjelasan ulama madhzab syafi’iyyah di atas maka dapat di tarik dasar hukum
bahwasanya melafadzhkan usholli dalam madzhab syafi’i bertujuan menolong hati dan terhukum
sunnah juga menurut madzhab hanafi dan hambali,madzhab maliki berpendapat bahwa
melafadzhkan usholli saat takbirotul ihrom tidak di syariatkan kecuali bagi yang was-was,hanya
pendapat Ibnul Qoyyim yang menyatakan bid’ah dan ini dinukil oleh Sayyid Sabiq dalam kitab
Fiqhus Sunnahnya

Adapun niat dalam sholat itu mempunyai 3 elemen penting yaitu :


1).Qoshdu : Sengaja melakukan,dimana tidak sah sholat seseorang yang tidak ada kesengajaan
berniat sholat
MAJELIS TA’LIM DAN DZIKIR AL-FALAHIYYAH

2).Ta’arudh : Menyatakan sifat sholatnya apakah Fardhu atau sunnah


3).Ta’yin : Menyatakan waktu sholatnya,apakah dzhuhur,ashar,maghrib,isya atau shubuh
misalnya

Dan adapun waktunya berniat adalah ketika seseorang bertakbirotul ihrom dan menurut Imam
Syafi’i dalam Kitab Al Ummnya pada juz 1 hal.86 menyebutkan sbb :

Artinya : Dan niat itu tidak sah kecuali beserta takbir,tidak boleh mendahului takbir dan tidak
boleh pula sesudahnya

Dan menurut Imam Abdurrohman Al Jaziri di dalam kitab Al Fiqhu Alal Madzhabihil Arba’ah
pada juz 1 hal.217 menukil ucapan Imam Syafi’i sbb :

Artinya : Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa niat itu harus bersama-sama dengan
takbirotul ihrom,apabila ia mendahului takbir atau sesudahnya walaupun dengan waktu yang
relatif singkat maka sholatnya itu tidak sah

Dan adapun niat yang berbarengan dengan takbir ini maka di sebut dengan muqoronah
haqiqiyyah sedangkan yang di maksud dengan muqoronah urfiyyah adalah barengnya niat
dengan sebagian takbir dan hal itu sudah mencukupi,kesimpulannya adalah bahwa talafudzh
binniyyah atau melafadzhkan usholli sebelum takbir hukumnya sunnah dan tujuannya agar lidah
menolong hati adapun saat mengucap takbir barulah ucapan dalam hati niat yang sesungguhnya
dengan berbarengan dengan takbir tersebut yang tempatnya di antar huruf alif pada lafadzh
Allohu dan akhirnya pada huruf Ro’ pada lafadzh akbar dan inilah yang disebut dengan
muqoronah haqiqiyah

Wallohu A’lam Bish Showab

Anda mungkin juga menyukai