Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN ABLASIO RETINA POST VITREKTOMI PARS PLANA

Dosen Pembimbing :
Erika Martining Wardani, S.Kep., Ns., M. Ked Trop

Oleh :
Ani Ardianti (1120021016)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini dibuat dan disusun sebagai bukti bahwa
mahasiswa di bawah ini telah mengikuti Praktikum Pra Profesi:
Nama Mahasiswa : Ani Ardianti
NPM : 1120021016
Kompetensi : Keperawatan Medikal Bedah
Waktu Pelaksanaan : 11 Oktober 2021 – 7 Nopember 2021
Tempat : RSMM Jawa Timur
Ruang : Rawat Inap Kls 3 Perempuan

Surabaya, Oktober 2021

Ani Ardianti
1120021016

Mengetahui,

Pembimbing Ruangan
Kepala Ruangan

Dui Wijayanti, Amd.Kep


Nurilah, S.Kep., Ns
NIP. 198409252011012007
NIP. 197101031998032002

Pembimbing Akademik

Erika Martining Wardani, S. Kep., Ns., M. Ked Trop


NPP. 15071018
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO.51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA PASIEN ABLASIO RETINA POST TINDAKAN VPP

Nama Mahasiswa :Ani Ardianti RS :RSMM Jawa Timur


NIM :1120021016 Ruangan :Rawat Inap Kls 3 Pr
Tanggal Pengkajian :13 Oktober 2021 Jam :12.00 wib post tindakan
VPP

IDENTITAS PASIEN
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny. S Nama : Ny. N
Umur : 62 th Umur : 43 th
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Mojokerto Alamat : Sepanjang
Diagnosa Medis : OS Ablasio Retina Hubungan saudara : Anak no 1
post VPP
No. RM : 36xxxx
Tanggal Masuk : 12 Oktober 2021
Jam 12.00 wib

I. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat sebelum sakit : Mata kiri pernah operasi katarak pada tahun 2019, enam
bulan yang lalu terbentur pintu kandang ayam saat memberi makan ayam
peliharaannya. Selang 2 bulan mata kiri perlahan-lahan kabur. Setelah periksa ke
RSU Wahidin Mojokerto dan didiagnosa ablasio retina atau saraf lepas. Akhirnya di
rujuk ke RSMM. Setelah 4 bulan kontrol akhirnya di jadwalkan operasi bulan
oktober 2021.
2. Penyakit berat yang pernah diderita : pasien menderita katarak mata kiri dan sudah
operasi tahun 2019 yang lalu
3. Obat-obat yang biasa dikonsumsi : pasien tidak pernah minum obat-obatan rutin
karena jarang sakit, hanya kalau terasa kemeng pundaknya, kolesterolnya naik,
pasien hanya minum obat simvastatin 10mg, malam hari saja 1 tablet.
4. Kebiasaan berobat : pasien mempunyai kebiasaan jika sakit berobat ke rumah sakit
umum di mojokerto
5. Alergi : pasien tidak ada riwayat alergi makanan atau alergi obat
6. Kebiasaan merokok/alkohol : pasien tidak ada kebiasaan minum alcohol ataupun
merokok
7. Riwayat penyakit sekarang :
1) Keluhan utama : nyeri
2) Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri 3o menit setelah dilakukan
tindakan VPP, rasanya seperti ditusuk-tusuk, tapi hanya di daerah sekitar mata
kiri, skala nyeri 1 dan nyeri dirasakan bertambah jika dipakai jalan ke kamar
mandi.
3) Upaya yang telah dilakukan : untuk mengurangi keluhan nyeri pasien tidur
miring ke arah mata yang sehat, dan mengajak ngobrol anaknya yang sedang
menjaga, sambil terus memegangi kepala dekat bagian mata kiri yang habis
dioperasi.
4) Terapi/operasi yang pernah dilakukan : operasi katarak mata kiri tahun 2019 di
RSU Wahidin Mojokerto
8. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan di keluarga nya tidak ada keturunan penyakit kencing manis, darah
tinggi, TBC ataupun glaukoma.
Genogram:

alm alm
Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

= Garis perkawinan

= Garis keturunan

9. Riwayat kesehatan lingkungan : lingkungan sekitar rumah pasien tidak ada yang
mempunyai sakit kulit, dan tidak tinggal di lingkungan kumuh. Lingkungan
sekitar pasien air nya bersih, sampah di buang ke TPS setiap hari, sehingga tidak
bertumpuk di depan rumah.
10. Alat bantu yang dipakai : pasien tidak memakai gigi palsu, alat bantu pendengaran
ataupun kaca mata.

II. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


II.1 Keadaan Umum
Kesadaran Composmentis, GCS 456, tampak meringis kesakitan memegangi kepala
dekat mata bagian kiri, selama 10 hari post pasien harus tidur tengkurap.
Klien terpasang IV line di tangan kiri vena metakarpal venflon no 22.
2.2 Tanda-Tanda Vital, TB DAN BB
Tekanan Darah : 140/85 mmHg lengan kanan
Nadi : 72 x/menit teratur
Suhu : 36,4 oC dahi ( thermogun)
SpO2 : 98 % ibu jari kanan
TOD : 15.7 mmHg TOS : 7,4 mmHg
TB : 157 cm BB : 77 kg IMT : 30 (obesitas)
2.3 Body System
2.3.1 Pergerakan dada √Simetris         
Breathing  Tidak simetris
(B1) Pemakaian otot bantu napas √Tidak ada
Ada, jenis:
Suara nafas √ Vesikuler Wheezing Ronchi
Lokasi:
Batuk  Ya√Tidak
Sputum  Ada, jelaskan:
√ Tidak ada
Alat bantu napas √Tidak ada
 Ada
 Masker sederhana
 Nasal
 Sungkup balon
 BVM
 Junction rees 
 Ventilator
 Nasofaring
 Orofaring
Lain – lain tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
Suara jantung √S1 S2 tunggal
 S3
 S4
 Gallop
 Murmur
Irama jantung Aritmia
Atrial flutter
Atrial fibrilasi
 VT with pulse
 Ventrikel fibrilasi
2.3.2 Asystol/ PEA
Bleeding CRT √≤ 2 detik
(B2) > 2 detik
Sakit kepala √ tidak ada
 Ada, jelaskan:

Nyeri dada Ada, jelaskan:


√ Tidak ada
Akral √Hangat, kering, merah
Dingin, lembab, pucat
Edema Ada, lokasi:
√Tidak ada
Lain-Lain tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
2.3.3 Tingkat kesadaran Kualitatif
Brain √ Composmentis
(B3) Apatis
Delirium
Somnolen
Sopor
Koma
Kuantitatif (GCS)
E: 4 V:5 M:6
Pain
Unconscious
Reaksi pupil  Isokor
 Anisokor
Tidak bisa di periksa karena mata kiri di bebat
Cyanosis Ya √Tidak
Hipoksia Ya √Tidak
Reflek fisiologis Ada√Tidak ada
Reflek patologis Brudzinki
Babinski
Meningeal sign Ada √Tidak ada
Visus VOD : 2/60
VOS : 1/300
Gangguan nervous I – XII N II optikus, gangguan mata kiri kabur, retina lepas
Lain – lain Gangguan persepsi sensori : visual
Minum √ Jenis : air putih
√Jumlah : di rumah sakit sudah minum > 2000 cc
Urine √Jumlah :5 kali, sekitar 600cc
√Warna : terakhir BAK jam 11.00
warna kuning bening
IWL Tidak ada ( 10x77/24 jam = 32/jam)
2.3.4 Keseimbangan cairan √ Input : 2000 cc
Bladder √Output : 600 cc
(B4)
Kateter Ada, jenis : Hari ke :
√Tidak ada
Kesulitan BAK Ya√Tidak (terakhir BAK jam 11.00, di RS.
Bladder teraba lunak, tidak distended)
Lain-lain Terakhir BAB tgl 13 oktober 2021 pagi jam 07.00
wib
2.3.5 Mukosa bibir √KeringLembab
Bowel Lidah Kotor√Bersih
(B5) Keadaan gigi √Lengkap
Gigi palsu
Nyeri telan Ya√Tidak
Abdomen Distensi
√Tidak distensi
Peristaltik usus √ Normal
 Menurun
 Meningkat
Nilai : 20 x per menit
Mual Ya√Tidak
Muntah √Tidak Ya

Hematemesis √ Tidak Ya, jumlah/frekuensi:


Melena Ya√Tidak
Terpasang NGT Ya√Tidak
Diare √ Tidak Ya, jumlah/frekuensi:
Konstipasi Ya, sejak:
√Tidak
Ascites Ya√Tidak
Lain-lain Tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan
Turgor √Baik Buruk
Perdarahan kulit Ada√Tidak ada
Icterus Ya√Tidak

2.3.6 Pergerakan sendi √BebasTerbatas


Bone Fraktur Ada√Tidak ada
(B6) Jenis:
Lokasi:
Luka Ada√Tidak ada
Lain-lain tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.

2.3.7 Sistem Endokrin : pasien tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus
Terapi hormon : pasien tidak menggunakan KB sejak 10 tahun lebih
2.3.8 Sistem Reproduksi : pasien sudah menopause, dan mempunyai 4 orang anak

III. POLA AKTIFITAS


III.1 Makan
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 2x 3x
Jenis menu Ikan, sayur, tahu, tempe Buah, sayur, ayam, tahu,
tempe
Porsi Secukupnya, 7 sendok makan Cukup, 5 sendok makan
Yang disukai Ikan asin ayam
Yang tidak disukai Ampela ati Daging
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Alergi Tidak ada Tidak ada
Lain-lain

III.2 Minum
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi Sering, tidak menghitung 1 gelas sebanyak7 kali
Jenis minuman Air putih Air putih
Jumlah (Lt/gelas) ≥ 2000cc ± 1500 cc
Yang disukai Air putih Air putih
Yang tidak disukai kopi Tidak ada
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Alergi Tidak ada Tidak ada
Lain-lain

III.3 Kebersihan diri


Rumah Rumah Sakit
Mandi 2 kali 2 kali
Keramas 2 hari sekali Belum pernah sejak MRS
Sikat gigi Tidak ada Tidak ada
Memotong kuku 2 minggu sekali Belum pernah
Ganti pakaian 2 kali 2 kali
Lain-lain

III.4 Istirahat dan aktivitas


III.4.1 Istirahat
Rumah Rumah Sakit
Tidur siang Lama 30 mnt Lama 2 jam
Jam 12 00 s/d jam 12.30 Jam 12.00 s/d jam 14.00
Tidur malam Lama 7 jam Lama 8 jam
Jam 21.00 s/d jam 04.00 Jam 22.00 s/d jam 04.00
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada

III.4.2 Aktifitas
Rumah Rumah Sakit
Aktifitas sehari-hari Lama 16 jam Lama 18 jam
Jam 05.00 s/d jam 12.00 Jam 04.00 s/d jam 12.00
Jam 13.00 s/d jam 21.00 Jam 13.00 s/d jam 22.00
Jenis aktifitas Memasak, menyapu, ke Tiduran, duduk, ke kamar
pasar, membesihkan rumah, mandi
menjaga cucu
Tingkat Tidak ada Ringan, pantangan post
ketergantungan op tidak boleh kerja
berat, banyak istirahat

IV. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL


IV.1 sosial/interaksi
- Hubungan dengan pasien : pasien sangat ramah dan sering tertawa saat di
wawancara
- Dukungan keluarga: keluarga sangat mendukung kesembuhan pasien, dengan
selalu menjaga, memotivasi pasien untuk tetap sabar dan kuat
- Dukungan kelompok : tetangga di rumah selalu mendoakan kesembuhan pasien
dan pasien cepat pulang
- Reaksi saat berinteraksi : pasien sangat kooperatif dan menjawab semua
pertanyaan perawat dengan ramah

IV.2 Spiritual
- Konsep tentang penguasaan kehidupan : pasien yakin bahwa Tuhan Maha Baik
- Sumber kekuatan/harapan saat sakit : keluarga adalah sumber kekuatan bagi
pasien
- Ritual agama yang dipercaya : pasien rajin sembahyang ke gereja tiap minggu
- Sarana yang diperlukan saat beribadah : alkitab
- Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama : tidak ada
- Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini :
pasien sangat yakin bahwa tangan Tuhan yang akan membantunya melewati
semua ujian ini
- Keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan : pasien yakin bahwa penyakitnya
bisa disembuhkan
- Persepsi terhadap penyebab sakit : pasien mengatakan kurang berhati-hati saat
beraktifitas di rumah, sehingga terjadi benturan.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium (22 September 2021)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 14.0 L.13,5– 18,0 g/dL
P. 11,5 – 16,0
Lekosit 6.660 4.000 – 11.000 /ul
erytrocyt 4,68 L. 4,3-6,0 Juta/mm2
P. 3,0 – 5,0
HCT 40,9 40-54 %
MCV 87,4 82-95 fl
MCH 29,9 27-31 pg
MCHC 34,2 32-36 g/dl

Neutrofil 62,9 50-70% %


Lymph 29,9 20-40 % %
Mono 6,8 2-8 % %
Eos 0,8 1-3% %
Baso 0,2 0-1% %
Trombosit 298.000 150.000-450.000
PTT 12,4 11-14 Detik
APTT 26,8 20-35 detik
SGOT 30 L. 5-35 u/i
P. 5-31
SGPT 42 L. 5-45 u/i
P. 5-34
BUN 8 5-23 mg/dl
Creatinin 0,6 L. 0,5-1,1
P. 0,6-0,9
Na 138 136-145 mmol/lt
K 3,6 3,4-4,5 mmol/lt
Chlorida 99 100-108 mmol/lt
Sars cov 2 Non reactive Non reactive
Hasil Non reactive tidak menyingkirkan kemungkinan
terinfeksi SARS-Cov 2
Saran :
 Pemeriksaan rapid tes antibodi ulang 10 hari atau atas
permintaan dokter
 Tetap lakikan social / physical distancing
 Pertahankan perilaku hidup bersih dan sehat (cuci
tangan, terapkan etika batuk, gunakan masker, jaga
stamina
2. Rontgen (Tgl 27-09-2021)
Kesimpulan hasil : cor an pulmo tak tampak kelainan
3. USG Mata (Tgl 21-06-2021)
Hasil : ablasio retina mata kiri
4. EKG (Tgl 24-03-2021)
Hasil : normal sinus rhythm
5. TERAPI MEDIK
- Pasang venflon no 22 tangan kiri
- LFX 6x1 OS
- C. Tropin 6x1 OS
- Posop 6x1 OS
- Asam mefenamat 3x500mg
- Diit DM 1900 calori
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. S No. RM : 36xxxx
Umur : 62 tahun Ruang : Rawat Inap Kls 3 Pr

Tanggal/jam No Data ( DO / DS ) Etiologi Problem


13-10-2021 1 DS : pasien mengatakan nyeri Retina terangkat Nyeri akut
Jam 12.00 setelah dilakukan tindakan
debridemen, nyeri seperti ditusuk,
nyeri dirasakan hanya di sekitar Operasi retina
area mata kiri, skala nyeri 1, dan
nyeri datang jika dipakai ke kamar
mandi. Nyeri

DO :
- Pasien tampak meringis
kesakitan
- Pasien tampak memegang mata
yang sakit
- TD = 140 / 85 mmhg
- S = 36,4 oC
- N = 72 x/mnt
- RR = 20 x / mnt

2 DS : pasien mengatakan mata Pembedahan retina Gangguan persepsi sensori : visual


kabur

Prose radang dan proses perlekatan kembali saraf mata


DO :
- Pandangan pasien tidak fokus Penurunan tajam penglihatan
- TD : 120/85 mmHg
- N : 84 x/mnt
- RR : 20x/mnt
- VOD : 2 /60
- VOS : 1/300
- TOD : 17,7 mmHg
- TOS : 7,4 mmHg
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal NO DIAGNOSAKEPERAWATAN
13-10-2021 1. Nyeri akut berhubungan post pembedahan ditandai dengan
pasien tampak meringis kesakitan, dan selalu memegangi
kepala bagian kiri.

2. Gangguan persepsi sensori (visual) berhubungan dengan


penurunan tajam penglihatan, ditandai dengan penurunan visus
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO.51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. S No. RM : 36xxxx
Umur : 62 thn Ruang : Rawat Inap kls 3 Pr
DIAGNOSA KEPERAWATAN : Nyeri akut berhubungan post pembedahan ditandai dengan pasien tampak meringis kesakitan, dan selalu
memegangi kepala bagian kiri.

No. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Kategori : psikologis Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Sub Kategori : nyeri dan kenyamanan a. Ekspektasi a. Tindakan
Kode : D.0077 Menurun 1) Observasi
a. Penyebab a) Identifikasi lokasi, karakteristik,
Agen pencedera fisik (trauma). b. Kriteria Hasil durasi, frekuensi, kualitas, dan
b. Gejala dan Tanda Mayor 1) Keluhan nyeri berkurang sampai intensitas nyeri.
1) Subjektif = mengeluh nyeri skala 4 b) Identifikasi skala nyeri.
2) Objektif 2) Pasien tidak kesakitan sampai skala c) Identifikasi respons nyeri non
a) Tampak meringis. 4 verbal.
b) Bersikap protektif (posisi 3) Pasien tampak tenang sampai skala d) Identifikasi faktor yang
menghindari nyeri). 5 memperberat dan memperingan
c) Gelisah. 4) Pasien tidak berfokus pada diri nyeri.
c. Gejala dan Tanda Minor sendiri sampai skala 5 e) Identifikasi pengetahuan dan
Objektif Skala 1 : meningkat keyakinan tentang nyeri.
1) Tekanan darah meningkat. Skala 2 : cukup meningkat f) Identifikasi pengaruh nyeri pada
2) Pola napas berubah. Skala 3 : sedang kualitas hidup.
3) Nafsu makan berubah. Skala 4 : cukup menurun 2) Terapeutik
4) Proses berpikir terganggu. Skala 5 : menurun a) Berikan teknik nonfarmakologis
5) Berfokus pada diri sendiri. untuk mengurangi rasa nyeri
e. Kondisi Klinis Terkait (misalnya : terapi musik, terapi
Cedera traumatis pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, dan terapi bermain).
b) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya : suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan).
c) Fasilitasi istirahat dan tidur.
d) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
3) Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri.
c) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.

d) Ajarkan teknik nonfarmakologis


untuk mengurangi rasa nyeri.
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
Pemberian Analgesik (I.08243)
a. Tindakan
1) Observasi
a) Identifikasi karakteristik nyeri
(misalnya : pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, dan durasi).
b) Identifikasi riwayat alergi obat.
c) Monitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian analgesik.
d) Monitor efektifitas analgesik.
2) Terapeutik
a) Tetapkan target efektifitas
analgesik untuk mengoptimalkan
respons pasien.
b) Dokumentasikan respons terhadap
efek analgesik dan efek yang tidak
diinginkan.
3) Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping
obat.

4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO.51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S No. RM : 36xxxx
Umur : 62 Tahun Ruang : Rawat inap Kls 3 Pr
Tanggal/Jam No. Dx. T i n d a k a n Keperawatan Paraf
13-10-2021 1. 1. Memonitor TTV (suhu, nadi, RR, Spo2) Ani
Jam 13.30 TD = 140 / 85 mmhg
S / N = 36,4/ 72
RR = 20 x / mnt
SpO2 : 98%
13.45 2. Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif (frekuensi, skala,kualitas)
Respon :
- nyeri pada mata bagian kiri
- ekspresi wajah tampak meringis
- Nyeri hilang timbul, seperti ditusuk-tusuk
- Skala nyeri 1
14.00 3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Respon :
- Nyeri bertambah saat jalan ke kamar mandi
- Nyeri berkurang saat posisi diam dan
beristirahat
14.40 4. Mengatur posisi ternyaman pasien
Respon : klien lebih nyaman dengan posisi
terlentang
14.50 5. Mengajarkan tehnik relaksasi napas dalam
Respon :
- Klien memahami dan melakukannya sendiri
- Klien mengatakan nyeri berkurang
15.00 6. Mengajarkan klien menggunakan tehnik
distraksi
Respon :
Klien mempraktekannya dengan berbicara
dengan keluarga
16.10 7. Memberikan anti nyeri asam mefenamat
3x500mg
Respon :
Nyeri berkurang setelah di beri analgetik
16.15 8. Memfasilitasi istirahat tidur
Respon : Nyeri berkurang
16.20 9. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
Respon : Pasien mengerti dan paham
16.30 10. Menjelaskan strategi meredahkan nyeri
Respon : Pasien mengerti dan paham
16.45 11. Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Respon : Pasien bersedia melakukan
EVALUASI
Nama Pasien : Ny. S No. RM : 36xxxx
Umur : 62 Tahun Ruang : Rawat Inap Kls 3 Pr
Tanggal/Jam No. Dx. Evaluasi Paraf
14-10-2021 1. DS : pasien mengatakan nyeri berkurang Ani
Jam 08.00
DO :
- Pasien tampak tenang, dari skala 1 menjadi
skala 5
- Pasien tidak menunjukkan ekspresi wajah
meringis kesakitan dari skala 1 menjadi skala 4
- Pasien tidak berfokus pada kondisi nya atau
pada diri sendiri, dari skala 1 menjadi skala 5
- Nyeri sudah berkurang dari skala 1 menjadi
skala 4
- TD = 120 / 80 mmhg
- S = 36,5
- N = 80x . mnt
- RR = 20 x / mnt
- SpO2 : 98%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan No 1,2,4,5, 6, 7, dan 8
DAFTAR PUSTAKA

Budhiastra, P., Sovani, I., Kartasasmita, A. S. et al. 2016. Ablasio Retina Regmatogen
pada penderita Myopia di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo
Periode Oktober 2015- Maret 2016, http://perpustakaanrsmcicendo.com/wp-
content/uploads/2017/06/Ablasio-retina-regmatogen-pada-penderita-myopia-di-
pusat-mata-nasional-rumah-sakit-mata-cicendo-periode-oktober-2015-maret-
2016.Putu-budhiastara.pdf, diunduh pada tanggal 12 Oktober 2021 jam 20.10 wib
Zailani. 2018. http://eprints.umbjm.ac.id/696/4/BAB%202%20.pdf, diunduh pada tanggal
12 Oktober 2021, jam 20.30 wib
Wilkinson. 2016. Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC.
Ilyas. 2014. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kedua. Jakarta : FKUI.
Sjamsu budiono, Trisnowati, Moestijab, dan Eddyanto. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Mata. Surabaya : Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair
Nanda International Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015 –
2017. Edisi 10. Jakarta : EGC.
Tim Riset IDNmedis. 2021. https://idnmedis.com/operasi-ablasio-retina, diunduh tanggal
12 Oktober 2021 jam 20.50 wib
Oasenea Melliany. 2019. Konsep Dasar Proses Keperawatan Dalam Memberikan
Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan. https://osf.io/5kdnf. Diunduh tanggal 13
Oktober 2021 jam 20.00 wib

Pandie. 2018. https://id.scribd.com/document/392298590/Ablasio-Retina. Diunduh


tanggal 12 Oktober 2021 jam 21.00 wib

Lusiani. 2019. https://www.klinikmatanusantara.com/id/ketahui-lebih-lanjut/info-


kesehatan-mata-dari-kmn-eyecare/artikel/penyebab-ablasio-retina-berdasarkan-
jenis-dan-pencegahannya/. Diunduh 13 Oktober 2021 jam 21.00 wib

Mita, Alvin. 2018. Ilmu Kesehatan Mata Oftalmologi. Surabaya : Medicobook


Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai