Anda di halaman 1dari 6

DARI KITA UNTUK ALAM, DARI ALAM UNTUK ANAK CUCU KITA

Eksploitasi dan penebangan liar yang terjadi disekitar kita merupakan bayangan / mimpi buruk bagi
kelangungan kehidupan kita.

Alam adalah ibu, memberi apa yang kita inginkan. Namun, pemberian itu tak dibalas dengan baik oleh
tangan-tangan kita. Dunia memaksanya melahirkan tangan –tangan nakal yang mengancam paru-paru
dunia ini. Tak tahu harus dicegah dengan apa, alam menjerit setiap harinya melihat bagian-bagiannya
di musnahkan. Tak sedihkah kalian melihatnya? Mengeluarkan air mata disetiap penebangan yang
terjadi, mengeluarkan air mata setiap fauna nya mati, alam bisa memberi namun manusia tidak
mengasihi.

Judul : Hevea brasiliensis dan Macaca nigra, Sebuah harta di bumi kesultanan.

Oleh Fadilah R Jafar

Introduction/lead

Bukan lautan hanya kolam susu


Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga


Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Begitu potongan lagu yang menggambarkan Indonesia. Indonesia adalah negeri yang kaya,
Potensi sumber daya alamnya sangat melimpah hamparan Hutan, lautan, minyak bumi, gas alam,
batu bara semua itu dimiliki oleh Negara Zamrud khatulistiwa ini. Alam adalah ibu, pemberi
segala kehidupan. Pemberian tersebut harus di balas dengan pemberian yang baik pula. Alam
sudah memberi sekarang kita yang mengasihi karena menjaga alam sepaptutnya seperti alam
merawat kita pula. namun, salah satu pertanyaan yang harus kita renungkan bersama adalah
bagaimana cara kita menjaganya, bagaimana agar hamparan kekayaan yang terbentang dari
sabang sampai merauke ini dapat di nikmati oleh generasi-genearsi yang akan datang. Jawaban
dari pertanyaan ini tentunya dengan menjaganya. Seperti yang dilakukan kepada hevea
brasilensis, pohon karet putih dan Macaca Nigria, Monyet yang berada di Wilayah kesultanan
bacan. Dua harta yang dilindungi di wilayah ini.

bagaimana kita menjaganyaa? Agar kekayaan ini bisa dinikmati oleh anak cucu kita.
salah satu cara menjaga harta bumi pertiwi ini adalah dengan merawatnya. apa yang kita bisa
berikan kepada alam ? sebagai insan yang baik, kita dituntut untuk menjaga alam. Seperti yang
dilakukan kepada karet putih tua (cagar alam)di bumi kesultanan bacan.

* Dikisahkan, Bacan merupakan keturunan kerajaan tertua dari Moloku Kie Raha (Persatuan Empat
Kerajaan), yakni Makian, Jailolo, Ternate, dan Tidore. Kerajaan di Makian berpindah ke Pulau Kasiruta
karena letusan Gunung Kie Besi. Dari Pulau Kasiruta yang kini dikenal karena batu bacan Doko itu,
pusat pemerintahan berpindah ke Pulau Bacan yang sekarang, pulau yang kini punya luas 2.053 km
persegi.

Di ufuk timur, terdapat Las Ilhas de Cravo begitu orang portugis menyebut gugusan kepulauan
rempah-rempah pada Abad Pertengahan, deretan pulau di Maluku Utara (Bacan, Jailolo, Tidore,
Ternate). Di antara gugusan kepulauan rempah-rempah tersebut terdapat empat kerajaan. Salah
satunya adalah Kesultanan bacan yang melintasi zaman sejak berabad-abad silam. Bacan adalah
keturunan kerajaan tertua Moloku Kie Raha (Persatuan Empat kerajaan), yakni Makian, Jailolo,
Ternate, dan Tidore. Wilayah Kesultanan Bacan berada di selatan pulau Halmahera, berbatasan
dengan Laut Maluku di sebelah barat dan utara, Selat Patinti dan Pulau Halmahera di sebelah
timur, serta Pulau Obi dan Laut Seram di sebelah selatan. Wilayahnya terdiri dari gugusan pulau,
Bacan merupakan pulau terbesar dari beberapa pulau lainnya. Sejak berabad lalu, Kesultanan
Bacan membawahi masyarakat yang heterogen, yakni masyarakat adat tradisional, masyarakat
beragama Islam, dan warga para penganut Katolik dan Kristen. Untuk Menghindari masalah
perpecahan, sultan bacan mengembangkan konsep “saruma”. Saruma sendiri berasal dari bahasa
Bacan yang berarti ‘teman/sahabat’ atau secara filosofis berarti ‘serumah’. Yaitu Di bawah atap
satu rumah terdapat kamar-kamar yang berbeda, tetapi disatukan oleh sebuah rumah yang sama.

Daerah seluas 2,053 Km persegi ini selain memiliki masyarakat yang heterogen, Bacan juga
memiliki kekayaan alam yang berlimpah, terdapat karet putih atau dalam bahasa latinnya Hevea
brasiliensis. Sejarah karet putih ini bermula ketika dulu lokasi hutan belantara lahan seluas 400
hektar yang membentang melewati wilayah empat desa, yakni Hidayat, Tomori, Mandawong dan
Kampung Makian yang ada dibawah penguasaan kesultanan bacan di kontrak oleh perusahaan
india belanda yaitu Batjan Archipel Maatschappij (BAM). Perjanjian tersebut tertuang dalam
penandatanganan kontrak anatara sri sultan bacan ke 18 jou kolano Oesman Sadik yang diwikili
oleh ompu Abdul Gani Bakari. Wilayah yang ditanda tangani tersebut dijadikan hutan kopi.
Kerja sama ini kemudian berlangsung sekitar 75 tahun dengan tujuan menciptakan kesejahteraan
rakyat dan kemakmuran rakyat. Kesultanan mengizinkan pihak Belanda membuat perkebunan
bernama Baatjan Archipel Maatschappij (BAM), tahun 1881. Komoditas yang ditanam adalah
kopi, kakao, karet, tembakau, dan kelapa. Kerja sama dengan pihak Belanda ini dijaga Sultan
agar tidak sampai pada taraf menindas masyarakat setempat.

Karet putih inilah yang menjadi saksi bisu Hubungan perdagangan antara kesultanan bacan dan
belanda dan Perkembangan ibu kota dari Halmahera selatan ini. Dulu karet putih ini adalah
sebuah hutan belantara di bawah kekuasaan kesultanan bacan. Kemudian, Perusahaan bernama
Batjan Archipel Maatschappij (BAM) mengontrak lahan seluas 400 hektar yang membentang
melewati wilayah empat desa, yakni Hidayat, Tomori, Mandawong dan Kampung Makian. Kerja
sama ini kemudian berlangsung sekitar 75 tahun dengan tujuan menciptakan kesejahteraan
rakyat dan kemakmuran rakyat. Kesultanan mengizinkan pihak Belanda membuat perkebunan
bernama Baatjan Archipel Maatschappij (BAM), tahun 1881. Komoditas yang ditanam adalah
kopi, kakao, karet, tembakau, dan kelapa. Kerja sama dengan pihak Belanda ini dijaga Sultan
agar tidak sampai pada taraf menindas masyarakat setempat.

Dulu ketika musim hujan tiba, terjadi erosi dan banjir yang bermuara ke dataran rendah tepatnya
pada desa Labuha dan Amasing yaitu kawasan ibukota kesultanan bacan. Untuk menghindari
bencana tersebut, kemudian perusahaan asal hindia belanda ini menanam pohon karet sebagai
pelindung dan penyangga erosi saat banjir. Waktu demi waktu telah berjalan, pohon karet ini
telah menapaki sejarah begitu panjang. Kini pohon-pohon karet itu menjulang tinggi, akar dan
rantingnya tumbuh besar. Namun, pohon karet ini bukan untuk diambil getahnya namun
sekarang menjadi cagar budaya yang dilindungi. Cagar budaya ini dikembangkan dan dikelola
oleh pemerintah. Pemerintah setempat, membangun deretan rumah adat Buton, Minangkabau,
Madura, Gorontalo, Bugis, dan banyak lagi jenis lainnya. Yang menggambarkan beraneka
ragamnya budaya yang hidup Di wilayah ini.

Di bawah dedaunan yang lebat dan di atas bumi kesultanan, Karet putih yang menjadi sejarah
perkembangan kota ini telah menjadi cagar budaya tempat tinggal Macaca Nigria atau monyet
yang masyarakat disini menamai nya Yakis bacan. Meski sebutan ini sebenarnya dirasa kurang
tepat. Yakis merujuk pada mamalia sejenis yang hidup di tanah dan tak dapat memanjat.
Sedangkan yakis Bacan lincah berpindah dari satu dahan karet ke dahan lainnya. Yakis bacan
merupakan salah satu Ikon Halmahera selatan karena memiliki keunikan tersendiri, banyak
cerita-cerita dari masyarakat setempat mengenai kelakuaan lucu hewan Berbulu hitam, berpantat
merah, dan tak memiliki ekor ini. “pada pagi hari ada dua ekor (Yakis bacan) satu induknya dan
satu lagi anaknya yang sedang digendong, mereka baru saja turun dari pohon, kemudian ketika
melihat kami (penduduk setempat), si ibu yakis tadi meninggalkan anaknya begitu saja,
kemudian ketika saya menghampiri anak yakis yang ditinggal tadi, tiba-tiba terdengar suara ribut
dari atas pohon, ternyata itu adalah rombongan yakis yang mau mengejar saya” ungkap salah
satu penduduk setempat. * Konon, kera hitam ini bukanlah hewan asli Halmahera Selatan
(Halsel).

Konon katanya, Hewan ini diketahui dibawa dari Sulawesi Utara pada tahun 1867 sebagai hadiah
untuk Kesultanan Bacan. Sejak saat itu, populasi primata ini terus bertambah dan menyebar ke
seluruh Pulau Bacan. Selanjutnya, Hutan dan perkebunan tersebut inilah yang menjadi rumah
bagi yakis Bacan. Populasi mamalia ini di sekitar Labuha amat melimpah.

Oleh karena itu, kekayaan-kekayaan alam seperti inilah yang wajib kita lindungi, sehingga anak
cucu kita kedepan dapat melihat betapa beruntungnya mereka dapat tinggal di negeri yang kaya
ini. selain itu juga, untuk kalian yang ingin melihat betapa rimbun pohon karet Peninggalan
hindia belanda ini dan betapa lucunya aksi-aksi Spesies khas dari pulau ini.

Kalian dapat mengunjungi cagar budaya Taman bumi saruma yang ada di Pulau Bacan,
Kabupaten Halmahera selatan, Provinsi Maluku Utara. Sudah siap melihat keindahan dan
kekaayaan alam Indonesia ? tentunya siap.

*), wilayah seluas 400 hektar tersebut tertuang dalam penandatanganan kontrak anatara sri sultan
bacan ke 18 jou kolano oesman sadik yang diwikili oleh ompu abdul gani bakari. Wilayah yang
ditanda tangani tersebut dijadikan hutan kopi, terbentang luas diatas dataran tinggi sehingga pada
musim hujan terjadi banjir dan erosi yang bermuara ke dataran rendah seperti desa labuha dan
masing (kawasan ibukota kesultanan bacan). Untuk mengantisipasi bencana tersebut perusahaan
asal hindia belanda ini menanami pohon karet sebagai pelidung serta penyangga erosi pada saat
banjir pohon karet dalam hutan kota ini

* Kembali ke BAM, perusahaan perkebunan Belanda itu juga mendirikan bangunan sebagai kantor di
kawasan Labuha, warga menyebutnya sebagai Gedung Putih atau Rumah Putih. Letaknya di tengah
hutan kota pepohonan karet peninggalan BAM.  Kini, gedung putih itu juga sudah mengalami
pemugaran namun tetap mempertahankan bentuk aslinya. Di dalamnya tersimpan dua meriam
peninggalan zaman Belanda. Gedung Putih kini menjadi kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Halmahera Selatan. 

* Bangunan-bangunan itu adalah saksi bisu hubungan dagang Kesultanan Bacan dan Belanda.

* Pepohonan karet menjulang tinggi, akar dan rantingnya tumbuh besar dan menjuntai bak beringin. Di
bawahnya, rumah-rumah adat berderet.

* Ini adalah kebun karet peninggalan perusahaan perkebunan Hindia Belanda bernama Batjan Archipel
Maatschappij (BAM) yang dulu mengontrak lahan Kesultanan Bacan sejak 1881. Pohon-pohon karet ini
bukan untuk disadap getahnya, melainkan untuk menjaga lingkungan kota.

* Titian kayu menyambut langkah menuju Taman Budaya Saruma yang ada di dalamnya. Rumah adat
Suku Bacan terlihat asri. Atap rumah panggung kayu ini melengkung seperti perahu. Halamannya
bertahtakan batu-batu hijau mengarah ke teras dengan meja dan kursi yang tertata.

* Di deretan seberang,
Ada rumah Joglo berhalaman luas. 10 Anak tangga berakhir di pagar teras berbahan kayu. Ukir-ukiran
khas Jawa dengan detail dedaunan mendominasi arsitekturnya.

*Di teras dalam yang bersih dan luas, ada meja marmer dikelilingi banyak kursi. Penataan seperti ini
cocok untuk rapat orang-orang penting yang singgah. Di dindingnya, terpasang foto Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla lengkap dengan gambar Garuda Pancasila di tengah. Di bagian
belakang terlihat tandon air dan instalasi penyejuk udara.

* kebun karet peninggalan bangsa Belanda tersebut. Eks perkebunan dengan luas mencapai 400
hektare itu

* Di pulau ini juga terdapat pengolahan karet dan kebun karet. Boleh dikata, Bacan adalah salah satu
pulau yang dapat menghidupi dirinya sendiri kala itu. 

karet putih, salah satu komoditas perkebunan yang penting baik untuk lingkup Indonesia maupun
bagi internasional. Karet putih yang terletak di wilayah halmahaera selatan adalah karet putih tua
yang menajdi saksi perjalanan ibukota Halmaharea selaatn. Hutan karet putih ini dulunya adalah
hutan belantara diabwah kekuasaan kesultaann bacan yang kemudian

Kini pohon karet peninggalan jepang itu bisa kita lihat.

Body

-sejarah

-letak, digunakan tempat wisata dan rumah adat.

-khas yakis bacan,

-mari menjaga

conclusion

NOTE

1. FITUR JENIS APAPUN


2. 700-1000 KATA
3. GAMBAR DARI KARYA SENDIRI
4. KUTIPAN DAN ATRIBUSI WAJIB ADA
5. TEMA-TEMA MENARIK KHAS FEATURE
6. PUBLISH DI KOMPASIANA
7. WAKTU PROMOSI 10 HARI
8. TULISAN DI PROMOSIKAN DI IG
9. SCREENSHOT BERITA YYANG SUDAH DISUBMIT
10. UNGGAH HASIL SCREENSHOT DI FEEDS
11. TAG @filosa_gs dan @qhlvyf serta buatlah konten dan caption semenarik mungkin
12. Sertakan link di bio agar clock-able
13. Setelah semua selesai, submit dimyklass, jangan lupa cantumkan link kompasiana
14. DEADLINE 28 JUNI 2021

Anda mungkin juga menyukai