Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Mengapa Dan Bagaimana PAI Diajarkan DiPenguruan Tinggi

Nama Kelompok :

 Nur Aisyah
NIM : 210407502084
 Nur Eni
NIM : 210407502070
 Ratih Intan Nuraini
NIM : 210407500039
 Aisyah Aminy Marwan
NIM : 210407501064
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah 1


 Rumusan Masalah 2
 Tujuan Pembelajaran 3

BAB II PEMBAHASAN

 Menelusuri Konsep dan Cara Pembelajaran Agama Islam di Perguruan Tinggi 4


 Menanyakan Alasan Mengapa dan Bagaimana Pendidikan Agama Islam
Diajarkan di PT 5
 Menggali Sumber Psikologis, Sosial Budaya, Historis, dan Yuridis Tentang
Pembelajarana PAI di PT dan Model Pendekatan atau Pembelajaran PAI di PT 7
 Membangun Argument tentang Perlunya dan Bagaimana PAI Diajarkan di PT 8
 Mendeskripsikan tentang Perlunya dan Bagimana PAI diajarkan di PT 9
 Rangkuman tentang Perlunya dan Bagaimana PAI diajarkan di PT 10

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan 11
 Kritik dan Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat- Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.Agama sebagai sistem
kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam
sebagai Agama telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah
yang perlu diteliti, baik itumenyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial,
politik,ekonomi dan budaya. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi initidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala- kendala yang penulis
hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Mengapa dan
Bagaimana PAI (Pendidikan Agama Islam) Diajarkan di Perguruan Tinggi, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Makassar.Kami sadar bahwa makalah
ini masih banyakkekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu kami
meminta masukannya demi perbaikan makalah di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah


Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang sangat penting
untuk diajarkan di sekolah umum ,sekolah Islam maupun universitas karena untuk
mengajarkan Islam kepada generasi umat Islam maka diperlukan proses pendidikan.
Fungsi dari proses pendidikan adalah untuk mempromosikan atau memfasilitasi
perubahan yang diinginkan dalam perilaku. Maka Pendidikan Islam adalah pendidikan
yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh
potensi manusia, baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhsuburkan
hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah dan alam semesta.
Proses pendidikan Agama Islam itu haruslah memberikan pemahaman kepada
pemeluknya tentang ajaran Islam yang sebenarnya yaitu ajaran Islam yang sesuai dengan
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Pendidikan Islam merupakan upaya
manusia untuk melahirkan generasi yang lebih baik generasi yang selalu menjalankan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dalam al Qur’an, Allah meminta kita agar
tidak mewariskan generasi yang lemah.Sebagai sebuah mata pelajaran, pendidikan agama
Islam wajib diajarkan kepada peserta didik yang beragam Islam mulai 2 tingkat dasar
sampai perguruan tinggi.
Secara keseluruhan materi mata pelajaran PAI terdiri dari lima cakupan, yaitu: al Qur’an
dan Hadits, keimanan, Akhlak, fiqih/ibadah dan sejarah perkembangan Islam. Lima
cakupan tersebut setidaknya mengabarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam
diharapkan dapat mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya dan
lingkungannya.
Pendidikan agama Islam mengajarkan tentang nilai-nilai sosial, ibadah, moral dan
ketauhidan.Keberhasilan pendidikan agama Islam tercermin dalam tingkah laku
masyarakat yang berakhlak baik, memiliki kepedulian sosial yang bagus, dan masyarakat
yang rajin beribadah.Apabila di dalam suatu masyarakat ada banyak masalah atau
pertikaian itu menunjukkan bahwa pendidikan Islam belum mampu di terima oleh
masyarakat.Pendidikan agama Islam harus memiliki tiga aspek.Pertama, aspek
knowledge (pengetahuan).Kedua, aspek Afektif (sikap).Ketiga, aspek skill
(keterampilan).
Dalam istilah ilmu pendidikan ketiga aspek tersebut disebut dengan ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.Seseorang atau peserta didik dikatakan berhasil
menempuh pendidikan agama apabila ketiga aspek tersebut ada pada dirinya.Ketiga
aspek tersebut adalah merupakan bagian dari kompetensi peserta didik yang harus
dikembangkan.3 Sasaran pendidikan agama Islam adalah penyampaian ilmu pengetahuan
keagamaan, sasarannya adalah otak (aspek kognitif).Selanjutnya penyampaian nilai-nilai,
sasarannya adalah membentuk sikap agama (aspek afektif), yang tujuannya adalah
mencintai nilai-nilai baik dan menolak nilai-nilai buruk.
Selanjutnya adalah mengaplikasikan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari (aspek
psikomotorik). Dalam menunjang tujuan dan sasaran dalam pendidikan formal yaitu
sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, yakni suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.Interaksi yang bernilai edukatif
dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru maupun dosen dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Komunikasi interaksi edukatif membutuhkan media (alat bantu pengajaran). Proses
komunikasi tanpa media sukar dapat dibayangkan kelangsungannya. Guru atau dosen
hendaknya memahami betapa proses komunikasi itu berlangsung, bagaimana
membangkitkan perhatian, bagaimana konsep atau pengertianpengertian itu dapat
disampaikan dan dipindahalihkan, bagaimana pandangan dan sikap diubah serta
dibentuk, 4 bagaimana kelompok, pola-pola berpikir, dan struktur sosial saling
berhubungan dalam proses komunikasi.
Bidang pendidikan berurusan dengan komunikasi antar manusia , yang satu sama
lain dapat saling menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-
masing. Pesannya dapat direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu. Alat penghantar
pesan itu dapat bermacammacam dari mulai bahasa, lambang, gambar, gerakan-gerakan,
dan sikap, sampai kepada alat-alat bantu pengajaran yang modern, dari yang sederhana
dan hanya memerlukan sedikit ketrampilan, sampai kepada yang rumit dan memerlukan
berbagai latihan serta kecakapan khusus untuk dapat mempergunakannya. Salah satu
faktor yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan agama Islam adalah dengan
melengkapi sarana dan fasilitas yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam.
Sarana dan fasilitas ini berfungsi untuk membantu menyampaikan materi dalam
kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dengan guru. Proses pembelajaran
sekarang ini banyak didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang bertujuan untuk
mengoptimalkan pemahaman terhadap materi-materi yang disampaikan di dalam kelas.
Untuk memenuhi sarana dan fasilitas tersebut maka dalam pendidikan Agama Islam
dibutuhkan Laboratorium Pendidikan Agama Islam.
B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan konsep dan cara pembelajaran Agama Islam di Perguruan Tinggi?


2. Jelaskan alasan mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di perguruan tinggi?
3. Jelaskan sumber Psikologis, Sosial Budaya, Historis, dan Yuridis tentang
pembelajaran PAI di perguruan tinggi dan model pendekatan atau pembelajaran PAI di
perguruan tinggi?
4. Jelaskan perlunya dan bagaimana PAI diajarkan di perguruan tinggi?
5. Jelaskan pendeskripsian tentang perlunya dan bagaimana pai diajarkan di perguruan
tinggi?
6. Jelaskan rangkuman tentang perlunya dan bagaimana pai diajarkan di perguruan
tinggi?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui konsep dan cara pembelajaran Agama Islam di Perguruan Tinggi


2. Mengetahui alasan mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di Perguruan Tinggi
3. Mengetahui sumber Psikologis, Sosial Budaya, Historis, dan Yuridis tentang
pembelajaran PAI di perguruan tinggi dan model pendekatan atau pembelajaran PAI di
Perguruan Tinggi
4. Mengetahui perlunya dan bagaimana PAI diajarkan di Perguruan Tinggi
5. Mengetahui pendeskripsian tentang perlunya dan bagaimana PAI diajarkan di
Perguruan Tinggi
6. Mengetahui rangkuman tentang perlunya dan bagaimana PAI diajarkan di Perguruan
Tinggi

\
BAB II

PEMBAHASAN

MENGAPA DAN BAGAIMANA PAI DIAJARKAN DI PERGURUAN TINGGI

 Menelusuri Konsep dan Cara Pembelajaran Agama Islam di Perguruan Tinggi


Ada yang berpendapat bahwa perguruan tinggi tidak berbeda dengan proyek
“Menara gading” maksudnya perguruan tinggi hanya berorientasi kepada kemegahan
dirinya dan melupakan peran nyata dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
masyarakat, bangsa, dan negara.Perguruan tinggi seperti itu di ibaratkan bagai kampus di
atas awan, berada di awan-awan dan tidak bersentuhan dengan problem kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan.
Jika kita menelusuri sejarah PT di Indonesia, kita dapat meringkas adanya dua
pandangan kontradiktif dari para tokoh pendidikan tentang PAI di Perguruan
Tinggi.Pendapat pertama mengatakan bahwa PAI perlu diajarkan di PT, alasannya negara
(dalam hal ini PT) wajib menjaga keberagaman para warganya termasuk menjaga
keberagaman para mahasiswa yang sedang belajar di PT. Sedangkan, pendapat kedua
mengatakan bahwa PAI tidak perlu diajarkan di Perguruan Tinggi, alasannya karena
agama merupakan urusan pribadi, keluarga dan institusi keagamaan (seperti masjid,
pesantren, dan organisasi keagamaan).Negara tidak perlu ikut campur dalam urusan
agama, mahasiswa tidak perlu dibekali materi keagamaan yang banyak.Dosen PAI cukup
menyuguhkan substansi materi yang paling dasar dan inti saja.Adapun pengembangannya
diserahkan untuk digali oleh mahasiswa.Oleh karena itu, yang terpenting bagi dosen PAI
adalah memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang car acara atau pendekatan
yang paling tepat untuk memahami dan mengimplementasikan ajaran agama.

 Menanyakan Alasan Mengapa dan Bagaimana Pendidikan Agama Islam Diajarkan di PT


Menurut SK Dirjen Dikti No.30/2002, tujuan umum pendidikan di Perguruan
Tinggi adalah memberikan landasan pengembangan kepribadian kepada mahasiswa agar
menjadi kaum intelektual yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berfikir filosofis, bersikap rasional dan dinamis. Karena islam
adalah agama yang memiliki sumber mutlak dan tidak boleh ada keraguan di dalamnya
yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, termasuk dalam menentukan tujuan pendidikan agama
islam. Al-Qur’an menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah membina manusia secara
pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah
SWT.dan Khafah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan
Allah SWT. atau dengan kata yang lebih singkat dan sering digunakan oleh Al-Qur’an
adalah untuk bertaqwa kepada-Nya.
Dengan cara yang mudah untuk mempelajarinya yaitu mahasiswa dibekali materi
agama sebanyak-banyaknya. Namun, ketika selesai kuliah PAI mahasiswa tidak bisa
autodidak untuk mendalami ajaran agama, kecuali hanya bagi beberapa mahasiswa yang
memang memiliki dasar dan minat yang besar untuk mendalami agama. PAI merupakan
pandangan bagi setiap manusia karena studi islam digunakan sebagai peninjau
kemasyarakatan dan pembelajaran tentang keagamaan. Bahkan berarti mata kuliah yang
lain tidak penting tetapi studi PAI ini mempelajari lebih dalam tentang keislaman dengan
sumber-sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

C. Menggali Sumber Psikologis, Sosial Budaya, Historis, dan Yuridis tentang pembelajaran PAI
di PT dan model pendekatan atau pembelajaran PAI di PT

1. Menggali Sumber Psikologis, Sosial Budaya, Historis dan Yuridis tentang Perlunya
PAI di PT
a. Menggali sumber psikologis tentang perlunya pembelajaran PAI di PT Secara
psikologi, pada dasarnya menusia suka bertaubat yakni meninggalkan perbuatan keji dan
maksiat, lalu memilih jalan taat. Ada juga penganut suatu agama yang berpindah ke
agama lain (yang seagama).Fenomena seperti ini dikenal dengan istilah konvensi
agama.Terjadinya konvensi ini secara teoritis karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi terutama pendidikan agama.Konvensi adalah “tobat” atau kembali
kepada Tuhan. Adapun arti lain konversi adalah “pindah” yakni pindah dari satu agama
(yang dianggap salah) ke agama lain (yang dianggap benar) dan adapula konversi dalam
internal seagama adalah berpindah dari satu mazhab (yang dipandangnya keliru atau
kurang lengkap) berubah menjadi penganut mazhab lain (yang dianggapnya benar atau
lengkap atau sempurna)
b. Menggali sumber sosial budaya tentang perlunya pembelajaran PAI di PT
Masyarakat muslim umunya menghendaki PT di Indonesia sejalan dengan budaya bangsa
yang religious. Masyarakat tidak mengharapkan PT sebagai menara gading. Secara
teoritis masyarakat muslim di Indonesia dapat dipilih menjadi dua sub kultur, yaitu santri
dan muslim biasa (bukan santri) Santri bukanlah masyarakat yang tinggal di pesantren
atau pernah belajar di pesantren, melainkan masyarakat muslim yang taat menjalankan
ajaran islam, dalam konkretnya adalah menjalankan lima rukun islam. Adapun
masyarakat muslim biasa (bukan santri) adalah masyarakat muslim yang kurang taat
menjalankan ajaran islam Artinya serendah-rendahnya tingkat keberagaman masyarakat
Indonesia mereka tetap mementingkan agama dan pengalaman ajaran agama. Ketika
bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, sekolahsekolah dan perguruan tinggi
milik pemerintah colonial secara otomatis menjadi milik pemerintah RI agar pendidikan
islam dijadikan bagian dari agama kurikulum sekolah dan PT.
c. Menggali sumber yuridis tentang perlunya pembelajaran PAI di PT Landasan
filosofis dan yuridis sangat kuat yang berpijak pada Pancasila terutama sila pertama
Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa)
d. pendidikan secara Historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik dalam
proses pembentuknya jati diri bangsa. Di samping pendidikan juga merupakan variabel
yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai
nilai agama. Sesuai dengan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang ditujukan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Menggali Model Pendekatan/Metode Pembelajaran PAI di PT


Pertama, berserah diri atau tunduk patuh, yakni berserah diri atau tunduk patuh
kepada Allah SWT.dengan cara mengikuti petunjuk, bimbingan, dan teladan Rasulullah.
Firma Allah dalam Q.S An-Nisaa/4:59, “Ya ayyuhal-ladzina imanu athi’ullaha wa athi’u
rasula wa ulil amri minkum”, Artinya, Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah
dan taatilah Rasulullah serta Ulil Amri di antara kamu.
Kedua, menciptakan rasa damai, makna damai disini adalah “tentramnya hati”
karena banyak berdzikir (mengingat Allah), sebagaimana firman-Nya, Ala bidzikrillahi
tathma ;innul qulub” Artinya, “Ingat! hanya dengan mengingat Allah baik dalam keadaan
berdiri, duduk, ataupun sedang berbaring (QS Ali Imran/3: 191), dilakukan pada waktu
pagi dan (hingga) petang, yakni pada berbagai waktu (QS AlA’raf/7: 205).
Ketiga, menempuh jalan yang selamat, yakni memilih keselamatan dunia-akhirat
dan menghindari bencana abadi di neraka.Kunci memilih selamat dunia-akhirat adalah
memilih kematian yang selamat (mati husnul khatimah) karena “mati” yang hanya satu
kali terjadi merupakan pintu gerbang akhirat.Maksudnya, keselamatan akhirat sangat
bergantung jenis kematiannya. Jika matinya selamat (mati husnul khatimah) maka di
akhirat akan selamat selama-lamanya, yakni masuk surgaNya; tapi jika matinya sesat
(mati su’ul khatimah) maka di akhirat akan celaka selama-lamanya, yakni masuk
nerakaNya. Na’udzu billahi min dzalik ! . Adapun jenis kematian (selamat atau sesat)
sangat bergantung kepada jalan hidup yang dipilihnya di dunia. Jika jalan hidup yang
dipilih itu sirathal mustaqim (jalan lurus-Nya Tuhan yang diajarkan, dibimbingkan, dan
diteladankan oleh Rasulullah), maka ketika mati akan mengalami kematian yang selamat
(mati husnul khatimah); akan tetapi jika jalan hidup yang dipilihnya itu bukan shiratal
mustaqim atau menyimpang dari shiratal mustaqim, maka ketika mati akan mengalami
kematian yang sesat (mati su’ul khatimah).

D.Membangun Argument tentang Perlunya dan Bagaimana PAI Diajarkan di PT

Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia, yakni meningkatkan


martabat manusia kearah manusia ideal yang dihendaki. PAI di PT memiliki landasan
psikologis, sosial-budaya, hidtoris dan yuridis yang sangat kokoh.Terutama secara
psikologis, manusia adalah makhluk teogenetis (makhluk ber-Tuhan) semua manusia
tanpa kecuali membutuhkan Tuhan. Hanya saja penghalang utama kebutuhan ber-Tuhan
ini adalah keinginan-keinginan duniawi ini dikurangi, lantas diperbesar
kaingin=keinginan ukhrawi, maka kebutuhan ber-Tuhan akan sangat terasa.

E. Mendeskripsikan tentang Perlunya dan Bagaimana PAI Diajarkan di PT Maka kuliah PAI di
PT.

PT wajib diajarkan sebagai mata kuliah mandiri, diajarkan oleh Dosen yang segama
dengan mahasiswa, dan diajarkan oleh Dosen yang memenuhi syarat kompetensi sebagai Dosen
PAI yang professional Nabi Muhammad SAW menyampaikan agama islam itu kepada umatnya
melalui pengajaran, bimbingan, dan keteladanan. Agama islam model ini berlaku hingga akhir
zaman, yang ajaran aslinya dilestarikan oleh ulama pewaris Nabi (‘Al-‘Ulama’u hum waratsatui-
anbiya: Artinya, para ulama adalah pewaris Nabi), Agama islam model inilah yang perlu
diajarkan di PT PAI berperan menyadarkan mahasiswa agar selalu butuh dengan Tuhan.
Terjadinya korversi agama mengindikasikan bahwa manusia selalu kembali kepada Tuhan dan
sellau mencari agama mazhab dan ajaran yang benar.PAI berperan menyajikan informasi yang
jelas dan benar tentang agama. Tidak adanya pembelajaran PAI di PT akan mengakibatkan
larinya para mahasiswa kepada organisasi-organisasi atau kelompokkelompok keagamaan yang
menyuguhkan kebahagiaan semu, yang justru bertentangan dengan agama, masyarakat, dan
pemerintah UU Sistem Pendidikan Nasional (No.20 Tahun 2003) Bab II Pasal 3 menegaskan,
tujuan pendidikan untuk berkembangnya potensi peserta didik (termasuk mahasiswa) agar
menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan
seterusnya. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menegaskan bahwa Pendidikan
Agama di PT merupakan mata kuliah mandiri yang wajib diajarkan pada program Diploma dan
Sarjana Bagaimana PAI diajarkan di PT ? ada dua pandangan. Pertama, menekankan pentingnya
substansi materi; kedua, menekankan pentingnya proses pembelajaran. Dosen PAI cukup
menyuguhkan substansi materi yang paling dasar dan inti saja.Adapun pengembangannya
diserahkan untuk digali oleh mahasiswa.

F. Rangkuman tentang Perlunya dan Bagaimana PAI diajarkan di PT

Mahasiswa harus dibekali dengan sebanyak-banyaknya materi PAI.Dosen PAI


harus menyuguhkan materi pembelajaran agama secara luas dan mendalam. Pendapat
kedua menyatakan, pembelajaran PAI di PT perlu kaya dengan proses. Adapun
pengembangannya diserahkan untuk digali oleh mahasiswa.Oleh karena itu, yang
terpenting bagi Dosen PAI adalah memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang
cara-cara atau pendekatan yang paling tepat untuk memahami dan mengimplementasikan
ajaran agama.
G. Tugas Belajar Lanjut: Proyek Belajar Implementasi Metode Tematik Al-Quran.

Dari pemahaman terhadap Bab ini tentunya Anda sudah memiliki gagasan
mengenai bangunan etik yang dapat dikembangkan menjadi landasan
profesionalitas/profesionalisme alumni perguruan tinggi sesuai disiplin ilmu
masingmasing.Susunlah kelompok-kelompok kecil kemudian diskusikan hal tersebut
dengan teman-teman di kelompok masing-masing. Tunjukkan sikap Anda!
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Agama sebagai pranata sosial berperan sangat penting dalam mempengaruhi
perilaku dan penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Peranan penting agama dan
nilai-nilai agama ini antara lain terlihat dalam mata kuliah pendidikan agama. Mata
kuliah ini merupakan pendamping yang penting bagi mahasiswa agar bertumbuh
dan kokoh dalam moral dan karakter agamawinya sehingga ia dapat berkembang
menjadi yang tinggi moralnya dan benar serta perilakunya.
Alasan mengapa dan bagaimana pai diajarkan di perguruan tinggi karena Islam
Islam merupakan agama yang memiliki sumber mutlak dan tidak boleh ada
keraguan didalamnya yaitu Al-Qur'an dan Sunnah, termasuk dalam menentukan
tujuan pendidikan agama Islam.Alquran menegaskan bahwa tujuan pendidikan
dalam membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT.dan Khafah-Nya.
Berbagai sumber tentang pembelajaran PAI di perguruan tinggi seperti sumber
psikologis, sosial budaya, historis dan yuridis serta berbagai model pendekatan atau
metode pembelajaran PAI di perguruan tinggi. Sehingga perlu diajarkan di
perguruan tinggi. Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia, yakni
meningkatkan martabat manusia kearah manusia ideal yang dikehendaki. PAI di
perguruan tinggi memiliki landasan psikologis, sosial budaya, historis dan yuridis
yang sangat kokoh.Terutama secara psikologis, manusia adalah makhluk teogenetis
(makhluk ber-tuhan) semua manusia tanpa terkecuali membutuhkan Tuhan.
PAI berperan menyadarkan mahasiswa agar selalu butuh dengan Tuhan.PAI
berperan menyajikan informasi yang jelas dan benar tentang agama. PAI
menekankan pentingnya substansi materi, dan menekankan pentingnya proses
pembelajaran. Mahasiswa harus dibekali dengan sebanyak-banyaknya materi PAI.
 Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak mengalami
kekurangan dan kelebihan baik dalam penyusunan maupun dalam penyajian materi
tentang mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di Perguruan Tinggi.Yang kami
sampaikan sehubungan itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini dan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M Amin. 2006. Islamic Studies di Perguruan Tinggi: PendekatanIntegratif interkonektif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Algard, Hamid. 1985. Ali Syari'ati: Sosiologi Islam Yogyakarta: Ananda.

Ali Mukti 1989. Islam Modern.Bandung Mizan.

………Memahami agama Islam Jakarta: PT Bulan Bintang.

Al-Qosimi, Muhammad Jamaluddin. 1986. Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mu'min: Ringkasan Ihya 'Ulumiddin
Al-Ghazali. (Terjemahan).Bandung: CV Diponegoro.

Arsyad, M. Natsir. 1989, Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah, Bandung: Mizan.

Chalil, Moenawar. 1999. Kembali Kepada Al-Qur'an dan Assunnah. Jakarta: Bulan Bintang.

Daradjat, Zakiah. 2003. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta Bulan Bintang.

Faiz, Fahrudin. 2003, Hermeneutika Qur'aini antara Teks, Konteks, dan Kontekstualisasi, Yogyakarta: Qalam.

Muchtar Yahya dan Fathurrahman. 1986. Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islami. Bandung: PT Al-Ma'arif.

Praja, Juhaya S. 1987. Aliran-Aliran Filsafat: Dari Rasionalisme hingga Sekurarisme. Bandung: Alva Gracia.

Rahmat, Munawar, & Syahidin.2005 Sejarah Masjid. (Modul), Jakarta: Direktorat Urusan Agama Islam Kemenag
RI.

Rahmat, Munawar. 2006. "Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa Aktivis Islam UPI: Dari Corak Berpikir yang
Eksklusif, Inklusif, hingga Liberal"Jurnal Ta'lim. Bandung: Jurusan MKDU FPIPS UPI.

.......,2009, Memahami Misi dan Tujuan Agama Islam. Bandung: Value Press bekerja sama dengan Jurusan MKDU
FPIPS UPI.

.......,2011. Tafsir Al-Qur'an Sufistik Menyangkut Ayat Inti dan Ayat Kunci. Bandung: Pustaka Pondok Sufi.

.......,2012. Filsafat Akhlak: Mengkaji Ontologi Akhlak Mulia dengan Epistemologi Qurani. Bandung: Value Press
bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam FPIPS UPI.

.......,2013. "Memahami Makna SalatTahun Dengan Metode Tematik Al-Qur'an Al-Qarafi", Bahan Kuliah Pada
Program Studi S2 PAI Sekolah Pascasarjana UPI.

Sahidin & Rahmat, Munawar, 2009, Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa di Jawa Barat: Dari Corak Berpikir
yang Eksklusif, Inklusif, hingga Liberal, Hasil Penelitian dibiayai DIKTI Kemendinas, Bandung: FPIPS UPI.
LAPORAN HASIL DISKUSI

KELOMPOK 1 KELAS M21.5

 Judul Makalah : Bagaimana dan Mengapa PAI Diajarkan Di Perguruan Tinggi


 Ketua Kelompok : Nur Aisyah
 Wakil Ketua Kelompok : Nur Eni
 Operator : Aisyah Aminy Marwan
 Moderator : Ratih Intan
 Notulen : Nur Eni
 Anggota : 1. Nur Aisyah
2. Nur Eni
3. Ratih Intan
4. Aisyah Aminy Marwan
 Pemateri : 1. Nur Aisyah
2. Nur Eni
 Menjawab Pertanyaan : 1. Nur Aisyah
2. Nur Eni
3. Ratih Intan
4. Aisyah Aminy Marwan

A. PERTANYAAN
1. Pemberi Pertanyaan : Nur Akhyar (Kelompok 2)
Bagaimana cara kita sebagai mahasiswa memahami dan mengimplementasikan ajaran
agama?
Penjawab Pertanyaan : Nur Aisyah
Jawaban :
Penyelenggaraan pelajaran agama di sekolah sesuai dengan ciri keagamaan
merupakan hak sekaligus kewajiban sekolah yang diselengarakan oleh masyarakat.
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, pasal 3 menegaskan: “Setiap satuan
pendidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan wajib menyelenggarakan
pendidikan agama.” Hak mendapatkan pelajaran agama memang hak orang tua dan siswa
Hak-hak sebagai warga Negara harus dijamin oleh pemerintah.

2. Pemberi Pertanyaan : Dzaqarasman Luvia (Kelompok 3)


Bagaimana pandangan mahasiswa tentang pendidikan agama islam di perguruan
tinggi?
Penjawab Pertanyaan : Ratih Intan
Jawaban :
Pandangan saya karena saya sendiri adalah sebagai Mahasiswa , seharusnya
pelajaran Agama memang ada di setiap sekolah atau perguruan tinggi sesuai dengan
pancasila Sila Pertama :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Tapi talaupun ada perbedaan agama di setiap sekolah atau perguruan tinggi
di Indonesia harus tetap melakukan budaya toleransi sesuai pancasila sila
Ketiga:
Persatuan Indonesia.

3. Pemberi Pertanyaan : Tri Andini Syamsuluri (Kelompok 4)

Jelaskan penyebab suatu penganut agama berpindah ke agama lain atau sering disebut
dengan konversi agama?

Penjawab Pertanyaan : Ratih Intan


Jawaban :
Penyebab Konversi agama disebabkan oleh tiga faktor yakni faktor primer, faktor
supernatural, dan faktor pendidikan. Faktor primer berupa pengaruh sosial (pernikahan,
pengaruh orang tua, dan pengaruh lingkungan), kedua pengaruh supernatural yang
dialami melalui mimpi maupun peristiwa yang dianggap sebagai petunjuk Tuhan, dan
ketiga pengaruh pendidikan yang disebabkan karena kurang kuatnya dasar pendidikan
agama sejak kecil. Selain pengaruh tersebut penyebab konversi agama juga dilatar
belakangi oleh faktor sekunder diantaranya kepribadian melankolis, faktor pembawaan
semacam kecenderungan urutan kelahiran, serta kasus kemiskinan yang didasari
kurangnya pengetahuan dari seseorang.
4. Pemberi Pertanyaan : Nur Asisah (Kelompok 5)
Bagaimana cara mahasiswa untuk membagi waktunya dalam mempelajari ilmu agama
secara luas dan mendalam sedangkan banyak tugas dari mata kuliah lain?
Penjawab Pertanyaan : Aisyah Aminy Marwan

Jawaban:

Menurut kami cara untuk mempelajari PAI ditengah tugas yang dari mata kuliah
lain. Yakni, mahasiswa sendiri diharuskan untuk bisa memanage waktu dalam
melakukan kegiatan. Kegiatan yang dianggap kurang penting mulai dihilangkan dan diisi
dengan hal-hal positif. Seperti hal nya dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
serta selalu berdoa dan berusaha. Selain itu, mahasiswa juga dianjurkan untuk bisa
mendalami PAI seperti mengikuti kajian-kajian yang diadakan di kampus. Mahasiswa
sendiri harus membekali diri mereka agar dapat memperkuat imannya ditengah-tengah
era globalisasi yang dapat menjerumuskan diri ke arah yang negatif seperti narkoba,
pergaulan bebas, mabuk-mabukan, judi dll.

5. Pemberi Pertanyaan : Annisa Anggi Hasyatillah ( Kelompok 6)

Jelaskan apa yang terjadi jika seorang mahasiswa tidak mempunyai iman yang begitu kuat
dan apa fungsi agama bagi mahasiswa?

PenjawabPertanyaan: Nur Eni

Jawaban:

SeorangmahasiswayangtidakmempunyaiimanygkuatdapatmerusakimanterhadapAllahSW
Tyaitudapatberbuatkesyirikan. Syirik adalah menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu atau
menyamakan Allah dengan yang lain (menyembah selain Allah). Perbuatan syirik adalah
perbuatan sia sia dan bertentangan dengan ajaran islam. Orang yang menyembah selain Allah
disebut musyrik. Allah SWT sangat mengutuk perbuatan syirik, karena sangat merendahkan
Allah SWT dan tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Firman Allah dalam surat An-
Nisaayat48: Yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang di kehendaki-Nya. Barang
siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.SAn-
Nisa48).

Berkeras hati untuk mendatangi tempat tempat tertentu yang kurang membawa manfaat,
sebagaimana sabda rosulullohsaw dalam khadist. Dari Abu Hurairah Rasululloh bersabda
“jangan berkeras hati untuk berpergian kecuali untuk menuju tiga buah masjid yaitu Masjidil
Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqshal

Mendatangi dengan membenarkan tukang ramal dalam segala hal dengan keyakinan
bahwa tukang ramal itu mengetahui segala sesuatu, makahal tersebut hukumnya haram dan
termasuk golongan orang kafir (keluar dari Islam), segala amal ibadahnya tidak diterima.
“Barang siapa mendatangi tukang ramal lalu bertanya sesuatu, maka sholat yang dia kerjakan
selama empat puluh hari tidak diterima” (HR.Muslim).Dengan mengetahui perkara yang dapat
merusak iman diharapkan para peserta yang hadir mengikuti pengajian dapat menghin dari
berbagai perkara yang dapat merusak iman serta senantiasa mengokohkan dan menyempurnakan
imanya.

Fungsi Agama bagi Kehidupan Mahasiswa, Sebagai Pemberi Damai hingga Sosial
Kontra. Agama membawa nilai nilai kehidupan bagi manusia, sehingga memberikan pengaruh
yang luar biasa dalam kehidupan sehari hari Dalam beberapa golongan masyarakat, agama juga
menjadi kebutuhan dasar dari kehidupan kelompok.

6. Pemberi Pertanyaan : Radia Magfirah (Kelompok 7)

Tunjukkan dalil Al Qur’an yang menunjukkan bahwa tujuan pendidikan adalah membina
manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba
Allah SWT. Sebutkan dalil dan terjemahannya serta nama surah dan ayat keberapa.

Penjawab Pertanyaan : Nur Eni

Jawaban:
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat Al-Qur’an tentang
pendidikan, berikut beberapa di antaranya:

Surah Al-A'laq ayat 1-5

َ ۡ ‫ٱق َر ۡأ َو َر ّب َك‬
‫ َعلّ َم‬٤‫ ٱلّ ِذي َعلّ َم ِب ۡٱل َق َل ِم‬٣‫ٱل ۡك َر ُم‬ ۡ ٢‫نس َن ِم ۡن َع َل ٍق‬ ۡ
ِ ‫َخ َل َق‬
َٰ ‫ٱل‬ ١‫ٱس ِم َر ّب َكٱلّ ِذي َخ َل َق‬
ۡ ۡ
ۡ ‫ٱق َرأ ِب‬
٥‫نس َن َما َل ۡم َي ۡع َل ۡم‬ ۡ
َٰ ‫ٱل‬ِ

Artinya: 1) “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan 2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah 4)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.”

Surat Al-Mujadalah ayat 11

‫وتواْ ۡٱل ِع ۡل َم َد َر َٰج ٖ ۚت‬


ُ ‫ين ُأ‬
َ ‫امنُ واْ ِمنكُ ۡم َوٱلّ ِذ‬ َ ‫َي ۡر َف ِع ٱللّ ُه ٱلّ ِذ‬
َ ‫ين َء‬

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

7. Pemberi Pertanyaan : Reski Musriani( Kelompok 8)

Apakah PAI memiliki landasan psikologis yang kuat untuk diajarkan kepada mahasiswa?

Penjawab Pertanyaan : Nur Aisyah

Jawaban :

Tentu saja Pendidikan Agama Islam memiliki landasan psikologis yang kuat untuk
diajarkan kepada mahasiswa di karenakan mahasiswa adalah manusia, dan manusia itu adalah
makhluk teogenetis (makhluk ber-Tuhan). Semua manusia tanpa kecuali membutuhkan Tuhan.
Oleh karena itu, perlu ditelusuri teori-teori psikologi tentang pendidikan agama yang dapat
mengubah keyakinan religius menjadi lebih baik dan lebih benar. Dan juga PAI di Perguruan
Tinggi memiliki landasan psikologis, sosial-budaya, historis, dan yuridis yang sangat kokoh.
Terutama secara psikologis, dan juga Mata kuliah PAI di Perguruan Tinggi berbeda dengan mata
kuliah agama pada prodi keislaman.

8. Pemberi Pertanyaan : Eka Pratiwi ( Kelompok 9)

Jelaskan apa perbedaan menggali sumber psikologis, sosial budaya, historis, dan yuridis tentang
perlunya pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi?

Penjawab Pertanyaan : Aisyah Aminy Marwan

Jawaban:
Perbedaan menggali sumber psikologis, sosial budaya, historis, dan yuridis tentang perlunya
pembelajaran pai di Perguruan Tinggi yaitu:
a. Seara psikologis terdapat 2 pendapat yaitu pertama, Pendidikan Agama Islam perlu di
ajarkan alasanya untuk menjaga keberagaman para warganya termasuk mahasiswa.
Kedua, PAI tidak perlu diajarkan karena merupakan urusan pribadi setip individu.
Secara sosial budaya, pada umumnya PAI perlu diajarkan untuk menjaga tradisi-tardisi
baik agar dapat lestari dan bersama2 memajukan luntur yang sarat akan nilai-nilai
keagamaan dalam masyarakat.
b. secara hisrtoris ,pendidikan merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam
mentransformasi ilmu pengetahuan, dan keahlian agama.
c. Serta yang terakhir secara yuridis, dimana dasar 2 penyelanggaraan pendidikan agama
bersumber dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat dijadikan pegangan dalam penyelanggaraanya pendidikan agama.

9. Pemberi Pertanyaan : Imma Ferbriani ( Kelompok 10)


Bagaimana persepsi kelompok anda tentang pendidikan agama islam di Perguruan Tinggi?
Penjawab Pertanyaan : Aisyah Aminy Marwan
Jawaban:
Menurut kami PAI di perguruan tinggi sangatlah penting karena PAI merupakan
pelajaran wajib bagi seluruh mahasiswa yang beragama islam. PAI sangat penting dalam
mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat dan membantu terwujudnya tujuan
pendidikan nasional dengan sebaik-baiknya.
B. DOKUMENTASI

1. Dokumen Awal

2. Dokumentasi Akhir

Anda mungkin juga menyukai