Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

METODE DAN LOGIKA HUKUM


“ANALISIS ATURAN PENGENDALIAN USAHA
BURUNG WALET DI
KOTA PALOPO”

Andi Anna Eqhi Pratama Putri


B022211041

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam


pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-
cita tersebut dan menjaga kelangsungan pembangunan nasional dalam
suasana aman, tentram, dan dinamis, baik dalam lingkungan nasional
maupun internasional, perlu di tingkatkan pencegahan terhadap suatu hal
yang mengganggu stabilitas nasional.
Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang di bagi atas daerah-
daerah provinsi daerah provinsi itu di bagi atas kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang di atur dalam Undang-Undang hal ini berarti Negara mengakui
adanya pemerintahan di daerah di awali dengan adanya suatu
desentralisasi. Ketentuan Pasal 18 ayat (1) UUD NRI 1945 masih bersifat
umum yang kemudian di atur lebih lanjut dengan Undang-Undang.
Berkaitan dengan ketentuan tersebut, hal ini berarti bahwa Sebagian
kewenangan pemerintahan di serahkan kepada pemerintahan daerah
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Di serahkannya sebagian kewenangan
pemerintahan kepada pemerintah daerah melalui Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah tersebut merupakan peluang
sekaligus tantangan bagi pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah
khususnya kabupaten atau kota harus dapat memanfaatkan pelaksanaan
1

1
Dalam ketentuan Pasal 18 Ayat 1 UUD NRI 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi atas
daerah-daerah Provinsi dan daerah Provinsi Itu di bagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintah daerah, yang di atur dengan Undang-Undang
pembangunan, sehingga momentum otonomi daerah dapat memberikan
kontribusi positif bagi percepatan pembangunan daerah.
Daerah Kabupaten/Kota harus dapat memanfaatkan potensi yang ada
di daerahnya untuk dapat bersaing secara sehat dalam memacu
pembangunan. Peluang ini terbuka karena daerah memiliki kewenangan
membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran
peserta, Prakarsa dan pemberdayaan masyarakat. Karena itu, dalam Pasal
12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
menyatakan urusan pemerintahan daerah terbagi atas kewenangan yang
terdiri dari urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan,
yaitu :
1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Ayat 2 meliputi :
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Pekerjaan umum dan penataan ruang
d. Perumahan rakyat dan Kawasan permukiman
e. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan
masyarakat
f. Social
2) Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sebagai mana dimaksud dalam Pasal 11
Ayat 2 meliputi :

a. Tenaga kerja
b. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
c. Pangan
d. Pertanahan
e. Lingkungan hidup
f. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
g. Pemberdayaan masyarakat dan desa
h. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana
i. Perhubungan
j. Komunikasi dan informatika
k. Koperasi, usaha kecil dan menengah
l. Penanaman modal
m. Kepemudaan dan olah raga
n. Statistic
o. Persandian
p. Kebudayaan
q. Perpustakaan
r. Kearsipan
3) Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 Ayat 1 meliputi :
a. Kelautan dan perikanan
b. Pariwisata
c. Pertanian
d. Kehutanan
e. Energi dan sumber daya mineral
f. Perdagangan
g. Perindustrian
h. Transmigrasi

Berdasarkan ketentuan tersebut, pemerintahan daerah dalam urusan


wajib di atas terlihat bahwa salah satu kewenangan pemerintahan daerah
adalah penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah kabupaten/kota
berkewajiban melindungi warganya agar ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat dapat dijaga dengan sebaik-baiknya.

Penyelengaraan tugas umum dan pembangunan maupun tugas


pelaksanaan peraturan atau peraturan daerah, setiap aparatur
pemerintahan bertugas melaksanakan sebagian tugas sesuai dengan
bidangnya masing-masing namun, demikian tujuan dan sasaran yang
harus dicapai oleh pemerintah selalu menyangkut Kegiatan-kegiatan atau
tugas lebih dari satu aparatur pemerintah, oleh karena itu dalam pencapaian
tujuan dan sasaran perlu di lakukan pendekatan yang multi fungsi, artinya
setiap persoalan harus ditinjau dari berbagai fungsi pemerintah yang terkait,
baik antar Instansi maupun antar aparatur pemerintah yang terkait.

Selain hal tersebut, juga berkaitan dengan segala bentuk usaha yang
terselenggara dalam bentuk usaha-usaha yang berkembang dalam sebuah
masyarakat tersebut. Demikian halnya dengan pemerintahan Kota Palopo
berkewajiban untuk melindungi warganya agar dapat beraktivitas dengan
aman dan kehidupan warga yang tertib dan nyaman.

Kota Palopo merupakan daerah yang sedang melakukan


pembangunan dalam segala segi kehidupan masyarakatnya, sehingga
berbagai peluang usaha menjadi alternatif pilihan oleh masyarakat Kota
Palopo, walaupun alternatif pilihan tersebut bisa membawa dampak negatif
untuk lingkungan sekitar atau berdampak pada Rencana Tata Ruang
Wilayah (RT/RW) Kota Palopo sehingga pembangunan di Kota Palopo
menjadi tidak teratur.

Salah satu peluang usaha yang sedang berkembang dan menjadi


alternatif usaha oleh masyarakat Kota Palopo adalah pemanfaatan burung
walet. Burung walet menjadi pilihan alternatif masyarakat karena menjadi
sarana usaha yang memberikan aspek perekonomian yang baik dan tinggi
bagi masyarakat yang memanfaatkan usaha burung walet tersebut.
Sejumlah sarang burung walet ini dibangun dengan model gedung lantai
tiga atau empat.

Pemanfaatan usaha burung walet yang dilakukan oleh masyarakat,


dalam hal ini di dukung dalam peraturan izin pengelolaan danpengusahaan
sarang burung walet Kota Palopo diatur dalam Peraturan Walikota Palopo
No.23 Tahun 2018. Dengan terpenuhinya terhadap
penegakan hukum khusunya penegakan hukum lingkungan terhadap
pemanfaatan usaha burung walet tersebut dapat dipastikan mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
penyanggah kehidupan di Kota Palopo. Pemberian izin pengelola dan
pengusahaan sarang burung walet dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan atas kegiatan pengelolaan dan pengusahaan
sarang burung walet oleh orang pribadi atau badan hukum. Tujuan
pemberian izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet adalah
untuk melindungi kepentingan umum.

Setiap orang atau badan hukum yang melakukan pengelolaan dan


pengusahaan sarang burung walet baik yang berada di habitat alami dan
diluar habitat alami harus memiliki izin pengelolaan dan pengushaan sarang
burung walet. Izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet yang
dimaksud dalam Peraturan Walikota No.23 Tahun 2018 Pasal 8 harus
memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan kepada Walikota melalui perangkat


daerah yang membidangi perizinan
b. Melampirkan fotokopi atau tanda bukti diri lainnya
c. Proposal pengelolaan atau pengusahaan sarang burung walet
d. Rekomendasi dari lurah setempat
e. Surat pernyataan sanggup mentaati persyaratan teknis yang
ditetapkan oleh kepala derah maupun instansi/departeman teknis
f. Khusus pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet diluar
habitat alami harus dilengkapi dokumen:
1. Izin usaha
2. Izin mendirikan bangunan
3. Izin lingkungan
4. Tanda lunas Pajak Bumi dan Bangunan
5. Tanda hak milik tanah atau sewa.
Pemberiaan atas Izin tersebut Pengusaha dan Pengelola sarang
burung walet di wajibkan untuk memenuhi kewajiban yang telah di tetapkan
dalam izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet melakukan
kegiatan izin usaha pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah izin di berikan dan mentaati
semua ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku lainnya
yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengusahaan sarangburung walet
dan Izin sarang burung walet di berikan selama 5 tahun sekali.

Peraturan Walikota No.23 Tahun 2018 Pasal 12 Izin Pengelolaan


Pengusahaan Sarang Burung Walet di cabut apabila :

a. Pemegang tidak melaksanakan kegiataan usahanya


b. Pemegang izin melanggar atau tidak mentaati ketentuan yang
berlaku lainnya.

Proses peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan


tenggang waktu masing-masing 1 (satu) minggu, apabila peringatan tidak
diindahkan dilanjutkan dengan pembekuan izin pengelolaan dan
pengusahaan sarang burung walet untuk jangka waktu 1 (satu) bulan. Jika
pembekuan izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet
sebagai pengusahaan dimaksud habis jangka waktunya dan tidak ada
usaha perbaikan, maka izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung
walet di cabut. Izin pengusahaan sarang burung walet di cabut tanpa
melalui proses peringatan dan pembekuan izin, dalam hal pemegang izin di
sebut dalam Peraturan Walikota No.23 Tahun 2018 Pasal 13 :

a. Melakukan kegiatan yang membahayan kesehatan, keamanan dan


ketertiban umum
b. Memiliki izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet
dengan cara tidak sah

Dengan adanya Peraturan Walikota Palopo Nomor 23 Tahun 2018


yang mengatur Tentang Perizinan Sarang Burung Walet di harapkan setiap
pengusaha atau pengelola walet mendaftarkan usahanya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Namun dalam pelaksanaannya pemanfaat usaha burung walet yang


dilakukan oleh masyarakat tidak di dukung dengan Sebagian masyarakat
yang pada kenyataannya masih banyak tidak mendaftarkan usaha burung
waletnya. Dengan masih banyaknya masyarakat yang belum mendaftarkan
usaha burung walet di Kota Palopo menjadikan belum terpenuhinya
beberapa aspek termasuk terhadap penegakan hukum khusunya dalam
penegakan hukum lingkungan terhadap pemanfaatan usaha sarang burung
walet tersebut dan dapat di pastikan usaha burung walet belum mempunyai
peranan asli Pendapatan Asli Daerah dalam (PAD) Kota Palopo. Dengan
kata lain, bahwa pemanfaatan sarang burung walet hanya ada pada aspek
ekonomi pribadi warga masyarakat yang melakukan pemanfaatan burung
walet tersebut. Di sisi lain, bahwa pemanfaatan sarang burung walet hanya
memberikan dampak negative bagi masyarakat yang lainnya yang hidup di
sekitar tempat sarang burung walet ini dan tentunya dapat merusak tatanan
Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) Kota Palopo.

Karena latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik dan perlu
membahas permasalahan dengan mengambil judul sebagai berikut “
ANALISIS ATURAN PENGENDALIAN USAHA BURUNG WALET DI
KOTA PALOPO
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aturan perizinan dalam pengendalian usaha
burung walet di Kota Palopo ?
2. Bagaimana dampak hukum usaha burung walet di Kota Palopo ?

C. Tipe Penelitian
Penelitian yuridis sosiologis, yaitu suatu penelitian yang dilakukan
terhadap keadaan nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat
dengan maksud dan tujuan untuk menemukan fakta (fact-finding),
yang kemudian menuju pada identifikasi (problem-identifacition) dan
pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem-
solution).

D. Ancangan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah


Daerah

2. Peraturan Walikota Palopo Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Izin


Pengelolaan Dan Pengusahaan Sarang Burung Walet

Dependent variable : Pengendalian Usaha


Independent variable : Burung wallet di Palopo

Anda mungkin juga menyukai