Anda di halaman 1dari 9

Nama : Salsa Ramadania Kirana

NIM :201833068

Kelas :7C

Soal:

1. Berikan contoh perubahan perilaku sebagai hasil belajar.


2. Jelaskan paradigma pembelajaran.
a) Model Pengkondisian Operant dari B.F.Skinner
b) Model Kondisi Belajar dari Robert Gagne,
c) Model Pemrosesan Informasi,
d) Model Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget
e) Model belajar sosial dari Albert Bandura
f) Model Atribusi dari Bernard Weiner
3. Jelaskan hubungan antara proses pembelajaran , proses belajar, dan hasil belajar
4. Cobalah uraikan satu masalah yang sering dihadapi oleh anak SD ketika dalam
pembelajaran. Kemudian silakan kalian memecahkan masalah tersebut dalam
kelompok dengan menggunakan kerangka proses belajar memecahkan masalah.

Jawaban:
1. Contoh perubahan perilaku sebagai hasil belajar :
a) Perubahan yang disadari dan disengaja
Misalnya : seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan.
Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi P
Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari
bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh s
sejumlah pengetahuan, sikap dari keterampilan yang berhubungan dengan P
Psikologi Pendidikan.
b) Perubahan yang berkesinambungan
Misalnya: Seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang
“Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar
Mengajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti
perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
c) Perubahan perilaku secara keseluruhan
Misalnya: Mahasiswa belajar tentang “Teori-teori Belajar”, disamping
memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-teori Belajar”, dia
juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-
teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam
menerapkan “Teori-teori Belajar”.

2. Paradigma Pembelajaran :

a) Model Pengkondisian Operant dari B.F. Skinner

Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari
Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma
yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi
yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.

 KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan)
yaitu sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk
landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi
itu adalah sebagai berikut:

1. Belajar itu adalah tingkah laku.


2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya
perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di
tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan
menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara
seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber
informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Tabel Perbandingan Respons Elisit dan Tingkah-Laku Operan

Respons Elisit ( Refleks ) Respons Emisi atau Operan


Ada korelasi yang dapat diamati Ada respons bertindak mengenai lingkungan yang
antara stimulus dan respons; menimbulkan konsekuensi yang berpengaruh pada
Respons yang terpancing keluar organisasi, dan dengan demikian mengubah tingkah-
terutama untuk menjaga laku yang akan datang; Tidak ada korelasi nya dengan
kesejahteraan organisme. stimulus sebelumnya.
Di kondisikan dengan substitusi Di kondisikan melalui konsekuensi respons yang
stimulus; Kondisioning Tipe S memperbesar peluang merespons; Kondisioning Tipe
R.
b) Model Kondisi Belajar dari Robert Gagne
Dalam mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, model ini memiliki
langkah-langkah pokok sebagai berikut.

Tahap Satu Tahap Dua Tahap Tiga


Mengembangkan kerangka Mengembangkan kerangka Mengembangkan sistem
Kurikulum pembelajaran
Langkah 1: Langkah 5 : Langkah 10 :
Identifikasi kebutuhan, Analisis tujuan yang Latihan pembelajaran
tujuan jangka panjang, dan menjadi target ke dalam dalam menggunakan
prioritas. prosedur dan komponen system.
Langkah 2 : subskill Langkah 11:
Identifikasi kekayaan Langkah 6: Melakukan evaluasi
pencapaian tujuan. Merumuskan tujuan forrmatif.
Langkah 3 : pembelajaran untuk setiap Langkah 12:
Mengembangkan tujuan subskill Melakukan uji lapangan
kurikulum. Langkah 7 : dan melakukan revisi
Langkah 4 : Identifikasi peristiwa Langkah 13:
Merumuskan tujuan pembelajaran untuk setiap Melakukan evaluasi
pembelajaran. tujuan, sumatif dari system
Langkah 8 : Langkah 14:
Memilih media untuk Menggunakan dan
setiap peristiwa menyebarluaskan system.
pembelajaran.
Langkah 9 :
Mengembangkan test
untuk setiap tujuan
pembelajaran.
c) Model Pemrosesan Informasi
Teori belajar oleh Gagne (1988) disebut dengan “Information Processing Learning
Theory”. Teori ini merupakan gambaranatau model dari kegiatan di dalam otak
manusia di saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga
Information-Processing Model oleh Lefrancois atau Model Pemrosesan Informasi.
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi
internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam
diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Asumsinya
adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan
output dalam bentuk hasil belajar.. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan
informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap, kecakapan motorik.
Model pembelajaran pemprosesan informasi adalah model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model
ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitifpeserta didik. Model ini berdasarkan teori
belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampaun siswa mem-
proses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut.
Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli
dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-
konsep, dan pemecahan masalah, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non
verbal. Model ini berkenaan dengan kemampuan memecahkan masalah dan
kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum
(general intellectual ability).
d) Model Perkembangan kognitif dari Jean Piaget
Model Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget
Dalam mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, model ini
memiliki langkah-langkah pokok sebagai berikut.
Langkah Pertama: Menentukan topik dalam mata pelajaran atau kurikulum
yang biasanya diajarkan dengan ceramah yang dapat menjadi penelitian
peserta didik secara terbimbing
1) Aspek mana dalam kurikulum yang cocok untuk eksperimentasi?
2) Topik mana yang kondusif untuk kegiatan pemecahan masalah dalam
situasi kelompok?
3) Topik atau konsep mana yang dapat diperkenalkan dengan cara
manipulasi objek fisik sebelum perlakuan verbal?
Langkah Kedua: Memilih atau mengembangkan kegiatan kelas untuk
mengidentifikasi topik, dan mengevaluasi kegiatan terpilih yang
menggunakan pertanyaan sebagai berikut.
1) Apakah kegiatan itu memberi peluang diterapkannya berbagai metode
eksperimentasi?
2) Dapatkah kegiatan itu mengarah pada munculnya berbagai pertanyaan
dari peserta didik?
3) Dapatkah peserta didik membandingkan berbagai cara penalaran dalam
bekerja melalui kegiatan?
4) Apakah masalah itu tidak bisa dipecahkan atas dasar persepsi dan isyarat
semata?
5) Apakah kegiatan itu dapat membangkitkan baik kegiatan fisik maupun
peluang untuk kegiatan yang bersifat kognitif?
6) Dapatkah kegiatan itu memperkaya konstruk/ kerangka pikir yang sudah
ada?
Langkah Ketiga: Mengidentifikasi peluang pertanyaan bagi guru yang dapat
menopang proses pemecahan masalah
1) Pertanyaan pelacak/probing mana yang dapat digunakan?
2) Potensi proses pembandingan seperti apa yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan bahan yang kondusif bagi timbulnya pertanyaan spontan?
Langkah Keempat: Mengevaluasi setiap kegiatan, mencatat keberhasilan,
dan merencanakan revisi yang diperlukan
1) Aspek kegiatan mana yang membangkitkan minat dan keterlibatan
peserta didik paling kuat? Apakah hal itu dapat digunakan pada masa
mendatang?
2) Aspek kegiatan mana, bila ada, yang terasa datar saja, dan apakah hal itu
disebabkan karena peserta didik gagal melibatkan diri dan bagaimana
mengatasinya pada kesempatan lain?
3) Apakah kegiatan itu memberi peluang untuk mengembangkan strategi
investigasi/penelitian digunakan?

e) Model Belajar Sosial dari Albert Bandura


Dalam mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, model ini memiliki
langkah-langkah pokok sebagai berikut.
Langkah Pertama: Menganalisis perilaku yang akan dimodelkan
1) Bagaimana hakikat perilaku itu? Bersifat konseptual, motorik atau
efektual?
2) Urutan tahap seperti apa dari perilaku itu?
3) Apa yang merupakan titik kritis dari urutan itu yang sukar diamati atau
bisa menimbulkan perilaku yang keliru?
Langkah Kedua: Membangun nilai fungsional dari perilaku dan memilih
model dari perilaku itu
1) Apakah perilaku itu akan membawa perkiraan keberhasilan, seperti
berhasil mengoperasikan alat, atau promosi jabatan?
2) Jika perilaku itu mengandung kelemahan yang diprediksikan, model
potensial mana yang lebih mungkin mampu memprediksi keberhasilan?
3) Meskikah model itu merupakan model hidup atau simbolik? Perlu
dipertimbangkan waktu, biaya, dan kesempatan untuk menggambarkan
nilai fungsional dari perilaku itu?
4) Penguatan apa yang perlu diterima oleh model untuk perilakunya itu?
Langkah Ketiga: Mengembangkan urutan pembelajaran
1) Untuk keterampilan motorik, perintah apa yang dapat digunakan untuk
menyatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu?
2) Langkah-langkah mana dalam keseluruhan urutan pembelajaran yang
perlu disajikan dengan pelan-pelan, dan kode verbal apa yang akan
digunakan untuk mendukung langkah itu?
Langkah Keempat: Menerapkan pembelajaran untuk membimbing proses
reproduksi kemampuan kognitif dan motorik peserta didik dapat
dikategorikan dengan cara berikut.
Untuk keterampilan motorik peserta didik, dapat dilakukan dengan cara
berikut.
1) Sajikan model.
2) Beri kesempatan peserta didik untuk mengulanginya.
3) Beri kesempatan peserta didik untuk berlatih bersamaan dengan balikan
visual.
Untuk perilaku konseptual dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Sajikan model dengan atau tanpa dukungan kode verbal atau arah untuk
menemukan konsistensi dalam berbagai contoh.
2) Berikan peserta didik kesempatan untuk mengintisarikan perilaku yang
dimodelkan itu.
3) Jika pembelajaran itu tentang pemecahan masalah atau strategi
penerapan beri peserta didik kesempatan untuk menjadi pemodel
partisipatif.
4) Beri peserta didik kesempatan untuk menerapkan generalisasi pada
situasi lain.

f) Model Atribusi dari Bernard Weiner


Dalam mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, model ini
memiliki langkah-langkah pokok sebagai berikut.
Langkah Pertama: Menata ulang tujuan pembelajaran di kelas dalam hal
proses dan strategi belajar
1) Tujuan mana yang kurang jelas dan perlu dirumuskan ulang agar
memberi tekanan pada strategi belajar?
2) Perubahan apa dalam materi pembelajaran untuk memberi tekanan pada
proses belajar?
3) Apa makna dari pengetesan yang dilakukan apakah bersifat formatif atau
diagnostik untuk mendapat balikan yang diperlukan untuk perbaikan
strategi belajar?
Langkah Kedua: Mengidentifikasi kegiatan kelas yang: (a) mengurangi
semangat kompetisi interpersonal dan (b) memfasilitasi pengembangan
strategi berpendekatan tugas yang efektif.
1) Apakah persentase waktu yang digunakan untuk kegiatan klasikal dan
kegiatan kelompok dan kegiatan duduk di bangku terlalu besar, misalnya
80-20?
2) Kegiatan kelompok kecil mana yang dapat digunakan untuk
meningkatkan proses belajar kooperatif?
3) Permainan individual atau kelompok apa yang tersedia yang dapat
digunakan untuk memperkuat atau memperbaiki strategi belajar?

Langkah Ketiga: Mengembangkan pernyataan balikan verbal untuk


menyampaikan pesan atribusional/bersifat melengkapi atau memantapkan
1) Apakah pengakuan atau pemberian penghargaan kepada peserta didik
diberikan pada pekerjaan yang dirasakan sulit?
2) Strategi yang paling konstruktif mana dari guru yang dapat digunakan
dari pada hanya sekadar menunjukkan simpati atas ketakberhasilan
peserta didik?
3) Strategi mana yang dapat digunakan untuk mendorong peserta didik
untuk mengambil tanggung jawab atas proses belajarnya sendiri?

3. Hubungan antara proses pembelajaran, proses belajar, dan hasil belajar :

Pendidikan merupakan suatu usaha yang terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Jadi pendidikan ini berkaitan erat
dengan belajar dan pembelajaran. Selintas kata belajar dan pembelajaran mungkin
hampir sama, akan tetapi sesungguhnya keduanya ini berbeda, hanya antara belajar
dan pembelajaran ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempunyai
pengaruh bukan merupakan sesuatu yang terpisah ataupun bertentangan. Belajar
merupakan suatu kegiatan perubahan pola perilaku individu untuk berusaha atau
berlatih agar dapat memperoleh suatu pengetahuan, keterampilan, serta perilaku
dengan cara mengolah bahan belajar.
Jadi artinya bahwa peserta didik yang mengalami proses belajar akan
menimbulkan suatu perubahan perilaku dimana peserta didik yang semulanya belum
tahu menjadi tahu. Dari proses pembelajaran peserta didik akan memperoleh hasil
belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi yaitu tindak belajar. Hal ini
terjadi karena mengalamisuatu pengalaman maupun latihan.

4.

Anda mungkin juga menyukai