Diajukan Umtuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan
Disusun oleh :
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan “ Asuhan Keperawatan” ini dengan
baik.
Selama proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai hambatan dan rintangan. Akan tetapi bantuan, petunjuk, bimbingan serta masukan-
masukan dari berbagai pihak akhirnya dapat membantu penyusun untuk menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dalam pembuatan laporan makalah ini
2. Dyna Apriany,Skep,Mkep selaku dosen mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
Penyusun menyadari bahwa asuhan keperawatan ini tidak sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat berharga demi kesempurnaan asuhan
keperawatan. Penyusun juga berharap semoga yang tercantum dalam asuhan keperawatan
dapat berguna bagi kita semua terutama dalam bidang Ilmu Keperawatan.
Penyusun
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI HARI KE-3 ATAS INDIKASI GASTROESOPHAGEAL
REFLUX DISEASE DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG TANGGAL : 01-03 NOVEMBER 2021
Kasus:
1. Tn. K umur 45 tahun sedang dirawat di ruang Perawatan RS.Hasan Sadikin Bandung
dengan GERD, pasien masuk Ke RS. Hasan Sadikin Bandung pada tanggal 01
November 2021 pukul 07.00 melalui UGD, dengan keluhan kram perut, mual dan
muntah-mutah Pada saat dikaji tanggal 2 november 2021 pukul 07.00, Pasien
mengeluh nyeri perut masih ada dengan skala 5 (1-10), disertai nyeri menelan, mual
dan muntah. Pasien mengatakan tenggorokan panas seperti terbakar dan perut
kembung serta susah untuk buang angin. Menurut Ny. R (istri) Pasien memiliki
riwayat penyakit magh yang sudah lama. Pasien terpasang infus RL di tangan kiri, 20
gtt/menit. TTV : TD 120/80 mmHg N : 88X/menit R : 24x/menit , S : 36,5 0C, bising
usus 3x/menit, saat diperkusi di daerah abdomen terdengar suara hipertympani dan
saat di palpasi terdapat Nyeri tekan epigastrik. terapi yang didapat ranitidin 2x1 amp
(IV), lansoprazole 3x20 mg (PO), sukralfat 1 Sendok makan ½ jam sebelum makan.
bising usus 3x/menit.
A. PENGKAJIAN
1. Pegumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Tn. H
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1-Teknik Industri
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Suku/Bangsa : sunda
Status Perkawinan : Menikah
Golongan Darah : A
Diagnosa Medis : Gastroesophageal reflux disease
Tanggal Masuk RS : 01 November 2021 pukul 07.00
Tanggal Pengkajian : 02 November 2021 pukul 07.00
No. Medrec : 125678
Alamat : rawa badak No. 56 rt 10 rw 09
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jenis pendidikan : S1-PGSD
Pekerjaan : Guru SD
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : rawa badak No. 56 rt 10 rw 09
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Keram Perut
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk Rumah Sakit
Pada hari sabtu 01 November 2021 pukul 07.00 WIB pasien mengeluhkan
kram perut, mual dan muntah-muntah kemudian oleh istri pasien dibawa
ke UGD RS Hasan Sadikin Bandung dikarenakan mengetahui riwayat
penyakit terdahulu suaminya memiliki penyakit magh maka dari itu istri
pasien memutuskan untuk segera membawa suaminya ke Rumah Sakit
untuk mendapatkan pertolongan. Pasien sebelum ditangani dilakukan
pemeriksaan swab antigen dan dinyatakan hasil pemeriksaannya Non-
Reaktif serta pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Tekanan
Darah : 120/80mmHg, Nadi : 88X/menit, Respirasi : 24X/menit, dan
Saturasi 36 ̊C kemudian sudah diberikan infus RL untuk mengganti cairan
pasien yang keluar dikarenakan muntah-muntah.
b) Keluhan saat di kaji
Pasien mengeluh nyeri perut, disertai nyeri menelan, mual dan muntah,
perut kembung serta susah untuk buang angin. Pasien mengatakan
tenggorokan panas seperti terbakar dan pasien merasakan nyeri dibagian
abdomen terdengar suara hipertympani dan saat di palpasi terdapat Nyeri
tekan epigastrik. Nyeri menjalar dari bagian tenggorokan kebagian perut
disekitar abdomen dengan skala nyeri 5 (1-10) dengan menggunakan skala
numeric rating scale, nyeri dirasakan tidak menentu.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Menurut Ny. P (istri) Pasien memiliki riwayat penyakit magh yang sudah
lama.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita pasien. keluarga pasien juga
mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung dan Asma maupun penyakit
menular seperti HIV/AIDS, Hipatitis dan TBC.
1. Nutirsi&Metabolisme
a. Makan
Frekuensi 2x sehari tidak 3x sehari
menghabiskan Menghabiskan kan
makanan 1 porsi. makanan 1 porsi.
b. Minum
2. Eliminasi
- BAB
- BAK
3. Istirahat tidur
- Siang
- Malam
4. Personal hygiene
Mandi
Berpakaian
Merapihkan Diri
Eliminasi (BAK)
Eliminasi (BAB)
Mobilisasi di tempat
Tidur
Makan dan Minum
Ambulasi (Pindah)
6) Konsep Diri
a) Gambaran Diri
Klien mengatakan menerima keadaan dan menganggap dirinya orang yang
sabar. Klien merasa lebih baik dan senang karena ada keluarga dan
perawatnya selalu memberi dukungan.
b) Peran Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang suami yang harus menafkahi
istrinya dan ingin segera sembuh
c) Harga Diri
Klien tidak merasa harga dirinya kurang tidak ada masalah dengan harga
dirinya saat ini.
d) Identitas Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya merupakan seorang laki-laki yang
memiliki kepribadian dan penampilan sebagai laki-laki.
e) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan segera pulang sehingga pasien
semangat untuk sembuh
Mata
Mata simetris posisi kontus mata sejajar dengan vina, distribusi rambut alis
merata rambut alis memiliki tekstur halus posisi alis memanjang meninggi dan
menurun tepat diatas kelopak mata, distribusi bulu mata merata dengan
melengkung keluar (ekstropion), kelopak mata tidak adanya luka, lesi atau
peradangan (blefaritis), warna kulit kelopak mata merata sama dengan warna
kulit disekitarnya, tidak adanya penurunan kelopak mata (ptosis), karakteristik
kelopak mata atas dan bawah sama normal 20x/menit, tidak adanya nyeri
tekan pada kelopak mata, konjungtiva berwarna merah muda cerah, sclera
berwarna putih porselen, reflek pupil saat terkekna cahaya mengecil (miosis)
pada saat cahaya dijauhkan melebar (midriasis) bentuk kedua pupil sama
(isokor), pasien tidak memakai kacamata untuk ketajaman penglihatan normal
sehingga dapat membaca tulisan dengan jelas, pergerakan bola mata normal
dengan pergerakan halus dan pararel kearah objek fokus mata, lapang pandang
penglihatan normal dapat terlihat oleh ujung mata 90 ̊.
Hidung
Bentuk hidung simetris septum nasal sejajar dengan nasolabia (belahan pipi),
PCH (Pernafasan Cuping Hidung) pergerakan cuping hidung normal karena
tidak adanya pergerakan pada saat pernafasan, hidung bersih, distribusi rambut
hidung merata, mukosa hidung merah muda dan tidak adanya polip, kepatenan
jalan nafas tidak adanya gangguan pada kedua lubang hidung pasien sehingga
nafas berjalan lancar, sinus frontalis tidak teraba sakit, Sinus etmoidalis pada
saat dilakukan perabaan di daerah batang hidung tidak terasa sakit lalu untuk
sinus maxilaris pada saat dilakukan penekanan tidak terasa sakit, tes
penciuman pasien normal dapat menghirup bau seperti kopi dan menthol
dengan baik, pada bagian hidung pasien tidak merasakan keluhan.
Telinga
Telinga simetris vina sejajar dengan kontus mata, respon membran timpani
pada saat terkena cahaya tidak ada cahaya yang diteruskan tetapi memantul
maka membran timpani utuh tidak adanya perobekan, terdapat sedikit
serumen, tidak ada nyeri tekan pada daun telinga, tragus dan tulang mastoid.
Pemeriksaan ketajaman pendengaran dengan melakukan tes pada telinga
seperti tes :
1. Tes Fisikal normal pasien dapat mendengar dengan baik suara
gesekan tangan dari dekat sampai menjauh.
2. Tes Rinne normal pasien dapat merasakan getaran pada saat
dilakukan tes rinne dengan menggunakan garputala, getaran dirasakan lebih
panjang pada bagian meatus eksternal .
3. Tes Weber normal dapat merasakan getaran yang sama diantara
kedua telinga pada saat garputala diletakan pada puncak kepala.
4. Tes Schwabach normal suara getaran dapat dirasakan sama oleh
pasien yang sedang sakit dengan perawat yang sedang sehat.
Mulut
Perhatikan adanya kelainan kongetal dan kesimetrian. Perhatikan kelembaban,
warna, adanya luka (stomatitis) pada bibir. Perhatikan jenis, jumlah,
kebersihan ada atau tidaknya caries pada gigi. Warna, ulkus, ada atau tidaknya
hipertropi gusi. Perhatikan dinding rongga mulut meliputi ulkus, nodul,
mukosa. Amati warana, bentuk, permukaan, ukuran, kesimetrisan dan
pergerakan lidah. Perhatikan pula keadaan tonsil (ukuran, warna dan
permukaan), ovula dan faring. Observasi suara dan bau mulut serta tes
pengecapan
Leher
Warna leher merata, tidak ada lesi ataupun bekas luka operasi, posisi trakea
tidak berubah terletak pada garis tengah pada taktik suprasteral, tidak adanya
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe/kelenjar
getah bening, reflek menelan pasien normal kelenjar naik dan turun dengan
bebas saat menelan, ROM (Range Of Motion) pasien dapat melakukan
perintah dengan baik (Fleksi 45◦ ekstensi -55◦, hiperekstensi, abduksi lateral
-40◦, adduksi dan rotasi), kekuatan otot lehar dapat melawan tekanan yang
diberikan, pada bagian leher tidak ada keluhan.
1. Punggung bersih tidak adanya jerawat, tidak adanya luka, tidak adanya luka
bekas operasi, warna kulit merata dengan warna kulit yang lain, tulang
7. Abdomen
Bentuk abdomen rata tidak ada benjolan disekitar abdomen, warna abdomen
merata dengan warna kulit yang lainnya, tidak ada lesi ataupun luka bekas
operasi. Frekuensi bising usus 3x/menit tidak normal, saat diperkusi di daerah
abdomen terdengar suara hipertympani dan saat di palpasi ringan terdapat
Nyeri tekan epigastrik, perkusi ginjal tidak terdapat nyeri dan , tidak ada nyeri
saat palpasi kandung kemih.
9. Ekstremitas
a) Ekstremitas Atas
1. Panjang tangan kanan dan kiri sama panjang, tidak ada luka, warna kulit
merata, jumlah jari lengkap
2. Akral terasa hangat
3. Turgor kulit kembali secara cepat tidak adanya perlambatan.
4. CRT normal kembali berubah kurang dari 3 detik
5. kondisi kuku bersih dan tidak panjang
6. Kekuatan otot dapat melawan gravitasi yang diberikan perawat
7. ROM (Range Of Motion) dapat melaksanakan perintah dengan baik
seperti (Flexsi, ekstensi, abduksi, hiperekstensi, adduksi, eletasi, rotasi luar
dan rotasi dalam.
8. Reflex bisep terdapat kontraksi otot bisep dengan sedikit supinasi
lengan bagian bawah(+), reflex trisep adanya kontraksi menyentak yang
dirasakan oleh perawat (+), reflex brachioradialis adanya sentakan pada
bagian tangan(+).
b) Ekstremitas Bawah
Kaki simetris dan sama pamjang, kebersihan kaki bersih, warna kulit
merata, bentuk kaki normal, tidak adanya depormitas, kekuatan otot kaki
dapat melawan gravitasi yang diberikan perawat, jumlah jari 10 masing-
masing 5 pada kaki kanan dan kaki kiri 5, tidak adanya varices, akral
terasa hangat, turgor kulit dapat kembali dengan cepat tanpa adanya
perlambatan, CRT (Capillary Rafil Time) normal kembali berubah kurang
dari 3 detik, tidak adanya cekungan pada saat pemeriksaan pitting edema,
ROM (Range Of Motion) dorsoflesikan dan plantarfleksikan pergelangan
kaki, stabilkan tumit kedalam dan keluar, stabilkan tumit dan putar telapak
kaki kedepan kedalam dan keluar, fleksikan jari kaki pada sensi
metatarsofalang dapat dilaksanakan dengan baik, Reflex patella adanya
kontraksi otot kuadrisep gerakan menyentak akstensi kaki (+), Reflex
Achilles gerakan menyentak kaki (+), Reflex Babinski gerakan dorsofleksi
ibu jari, jari yang lain meregang (-).
1 02 Hematologi
November
2021
2 07 Hitung Jenis
Desember
2020
11. Therapy
No Nama obat Dosis Rute Waktu Ket :
↓
Asam lambung dan pepsin
meningkat
↓
Inflamasi area
gastrointestinal
↓
Ullkus pertikulum
↓
Kandungan asaam lambung
meningkat
↓
Menimbulkan erosi dan
kontraksi otot
↓
Merangsang naciseptor di
thalamus
↓
Nyeri
No Data Etiologi Masalah
3. DS :-
.
DO :
- leukosit tidak normal
Dengan hasil 11,0
Resiko Infeksi
(D.0142)
4. DS :
- Pasien mengeluh
tidak nyenyak saat
tidur
DO :
- Kualitas tidur
menurun Gangguan Pola
Tidur
(D.0055)
keperawatan selama 3x24 jam Observasi 2. Menurut Smeltzer, S.C barge B.G (2002)
diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, Skala intensitas nyeri numeric :
menurun dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas, 0 = Tidak nyeri
hasil: 2. Identifikasi skala nyeri 1-9 = Nyeri sedang
Keluhan nyeri cukup 3. Identifikasi nyeri non verbal 10 = Nyeri hebat
menurun Terapetik 3. Pengukuran nyeri dengan pendekatan
Gelisah menurun 4. Berikan teknik nonfarmakologis objektif yang paling mungkin adalah
Mual cukup menurun untuk mengurangi rasa nyeri menggunakan respon fisiologik tubuh
Muntah menurun Edukasi terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran
5. Jelaskan penyebab periode dan dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan
pemicu nyeri gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri
Kolaborasi (Tamasuri,2007).
6. Kolaborasi pemberian analgetik, 4. Dengan memahami setiap komponen,
jika perlu perawat akan terbantu dalam mengenali faktor-
faktor yang dapat menimbulkan nyeri, dan
rasional serta kerja terapi yang dipilih (Potter
& Perry 2006)
5. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat
individual segala sesuatu yang dikatakan
seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi
kapan saja (Andarmoyo,2013)
Apabila seseorang merasakan nyeri, maka
perilakunya berubah (Potter & Perry, 2006)
7. Untuk membantu proses penyembuhan dan
untukuntuk mengurangi nyeri
Nyeri Akut Pukul 08.00 WIB kualitas, dan intensitas nyeri S : Pasien mengatakan nyeri
Respon : Pasien mampu menunjukan berkurang
dan memberitau lokasi, karakateristik,
O:
08.00 WIB durasi, Frekuensi, kulaitas, dan
intensitas nyeri. Indikatir A T S
2. Mengidentifikasi skala nyeri Keluhan nyeri 1 5 4
Respon : Pasien bersedia diidentifikasi Gelisan 1 5 5
08.00 WIB Mual 1 5 4
skala nyeri yang dirasakan 1-10
Muntah 1 5 5
dengan skala nyerinya 5.
3. Mengidentifikasi nyeri non verbal
Respon : Pasien bersedia A : Nyeri akut teratasi.
diidentifikasi nyeri non verbal yang P : Intervensi Dihentikan.
08.15 WIB
dirasakan.
4. Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Respon : Pasien bersedia melakukan
teknik nonfarmakologis untuk
08.20 WIB mengurangi nyeri yang dirasakan.
5. Menjelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri
08.30 WIB Respon : Pasien mampu menjelaskan
penyebab periode dan pemicu nyeri.
HARI/
No.
TANGGAL& IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU
6. Mengkolaborasi pemberian
analgetik
Respon : Pasien bersedia jika akan
diberikan obat analgetik.