Laporan Literasi Membaca Novel
Laporan Literasi Membaca Novel
Identitas Novel
Sinopsis/Ringkasan Cerita
Fatimah Az-Zahra yang terpaksa menerima perjodohan dengan teman kecilnya, Ali. Ali
sendiri merupakan seorang dokter sekaligus dosen di kampus Zahra. Kisah pedih dimulai di
malam pertama ketika Ali melihat sosok Ayana, tante Zahra. Ali sadar, ternyata bukan Zahra
yang ia cintai selama ini, melainkan tante dari istrinya sekarang. Wajah mereka memang sangat
mirip. Ali berada di keadaan yang membuatnya bimbang. Ali mencintai Ayana yang juga
ternyata mencintainya. Namun ia juga sudah terlanjur nyaman dengan Zahra. Di belakang
Zahra, Ali menjalin hubungan dengan Ayana. Sikap Ali kepada Zahra mulai berubah. Ali sering
kali mengacuhkannya. Zahra memendam semua yang ia rasakan seorang diri. Ali bimbang, ia
tidak ingin berlama-lama dalam dosa perasaan. Ia menceritakan masalahnya kepada Ibunya
yang kemudian meminta Zahra untuk mengikhlaskan Ali menikah dengan Ayana. Hati Zahra
benar-benar hancur hingga membuatnya keguguran. Ali menyesal karena harus kehilangan
calon bayinya yang bahkan belum ia ketahui keberadaannya. Dan itupun karena ulahnya
sendiri. Ali tak tega mengatakan kabar keguguran tersebut pada Zahra. Namun, lagi-lagi Ayana
yang merusak semuanya. Ia sengaja mengatakanya kepada Zahra. Zahra benar-benar kecewa
kepada Ali.
Setelah Sekian lama mereka menjalani hidup masing-masing. Ali tak tahan harus
memendam rindunya, ia datang menemui Zahra yang kenyataannya masih membenci Ali.
Namun tak bisa dipaksakan bahwa rasa cinta itu masih ada. Hingga akhirnya Ali jatuh sakit dan
Zahra mulai membuka hati dan merawat Ali.
Ujian berkali-kali datang. Ayana tak menyerah demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia
kembali hadir merusak hubungan Ali dan Zahra. Begitu banyak rintangan yang harus mereka
hadapi demi membangun pernikahan yang menjadi jalan mereka menuju surga Allah.
4. Sudut Orang ketiga Aku selalu berharap ketika kata ijab telah 57
Pandang/ serba tahu terucap maka kata cintalah yang selanjutnya
POV kudengar terucap dari bibir imamku, imam
yang insyaallah menuntunku mengejar ridho
ilahi. Namun bukanlah kata cinta yang
terucap, namun kata-kata yang kudengar
menyakitkan.