Anda di halaman 1dari 36

Habilih Al-Khawarizmi

Setinggi Janji Serendah Cinta


(Sebuah kisah nyata insan yang diterjang cinta dan janji)

Oleh

Habilih Al-Khawarizmi
Mahasiswa Pend. Matematika Univ. Muhammadiyah Tangerang

Habilih Al-Khawarizmi

1
Suara mesin yang menderu, sahut menyahut dari segala penjuru. Gerakan monoton yang ku kerjakan untuk mengecek ribuan kabel motor yang terus datang dari sebelah kananku. Hal yang membuat aku dihinggapi rasa kantuk yang tak

tertahankan. Semalaman aku tak bisa tidur karena memikirkan dia. Rindu..mungkin itu yang aku rasakan. Kopi Bil. Bang Dian menawarkan segelas kopi hitam yang baru diraciknya. Pos terakhir adalah pos pengechekan atau lebih dikenal dengan bagian inspection. Ohiya bang!. Jawabku menanggapi tawaran kopi hangat tadi. Cukup memberikan tenaga baru. Kabut-kabut di mataku terasa sedikit menghilang, namun tetap saja warna
2

Habilih Al-Khawarizmi merah yang hampir memenuhi seluruh mataku tidak dapat menutupi bahwa aku membutuhkan tidur. Memejamkan mata lima menit saja adalah kenikmatan yang luar biasa saat ini. Lalu apakah seseorang yang membuat aku tidak bisa tidur tahu akan kondisiku saat ini?. Yang lelah menahan kantuk karena hampir semalaman memikirkan dirinya? Inikah rindu?. Ohbetapa mengganggunya rasa rindu. Ay ngantuk SMS ku kirim sebagai info akan kondisiku saat ini. Berharap dia memperhatikan ku sehingga rasa kantuk ini dapat segera menyingkir. Aku kembali melakukan aktifitas monoton di pabrik. Mengecek ribuan kabel yang terus datang dari sebelah kananku. Mav bru d bls.td lg ad tlpn msk.sma aku jg lg ngntk bt bngt hr ni.bnyk krjaan bawaan ny mo plang.

Habilih Al-Khawarizmi Sumpah basi banget. Dia membalas sms ku setelah lima jam aku menunggu. Apalagi smsnya tidak menunjukkan rasa perhatiannya pada ku. Justru memberikan ku solusi buruk atas kondisiku saat ini. Ngantuk saat kerja = pulang aja!!!. Alhamdulillah bel istirahat berbunyi. Sehabis makan di kantin lalu shalat zuhur, aku memiliki sisa waktu sekitar 20 menit untuk memejamkan mata. Usai shalat Zuhur, hp ku berdering. Nomor asing. hallo.. sapaan pertama yang standar. Ay ini aku Rika. Suara itu aku kenali. Aku tetap merebahkan tubuhku diatas kardus yang telah ku sulap menjadi kasur di lantai pabrik. Aku berbincang menaggapi setiap nada suara dari hp ku. Mengapa ia datang pada saat yang tidak tepat. Wahai rindu bisakah kau terpuaskan dengan perbincangan ini?. Karena tubuhku lelah dan membutuhkan tidur.
4

Habilih Al-Khawarizmi Bel masuk bebunyi. Aku tidak sempat memejamkan mata. Ya Allah ampuni hamba yang telah zhalim mengambil hak mata untuk istirahat. Beri hamba kekuatan beberapa jam lagi untuk menyelesaikan pekerjaan hamba hari ini. Desirku dalam hati.

Habilih Al-Khawarizmi

2
Kamu kenapa tidak memperhatiakan aku?. Nada suara ku agak berat seperti ada yang mengganjal di kerongkongan. Setitik embun keluar dari mata ku. Mungkin apa yang aku katakan terlalu berat hingga perlu diringankan dengan tangisan. Yaaku menangis di depan wanita yang jutaan harap ku gantungkan padanya. Aku menangis dihadapannya saat rasa kecewa selalu kudapati karenanya. Aku tak mau peduli dengan ungkapan orang bahwa laki-laki tak pantas menangis. Karena sungguh aku saat ini sangat kecewa padanya, namun di satu sisi masih ada rasa cinta yang membuat seluruh tubuhku terbelenggu untuk menumpahkan amarah. Rasa cinta yang menghentikan tangan untuk
6

Habilih Al-Khawarizmi memukul, menghentikan lidah untuk mencaci namun urung menghentikan air keluar dari sudut mata ini. Aku cuma minta satu dari mu. Perhatikan aku. Suaraku serak menahan tangis. Sedangkan dia hanya diam tanpa gerak tanpa kata. Hidupku berantakan. Kuliah ku hancur karena jarang masuk. Kerjaku lelah dan semakin bertambah karena banyaknya pikiran yang menyerang aku. Aku butuh kamu untuk meringankannya. Isi hatiku telah terucap. Selalu saja ia berkata paham. Berkata aku akan berusaha. Namun faktanya ia tetap saja acuh pada diriku. Betapa sering aku kecewa karena janji manis yang keluar dari mulutnya. Janji memberikanku helm. Janji memberikanku sweather agar tak gampang masuk angin. Janji memperhatikanku saat kuliah. Janji membangunkanku jam 5 agar tidak telat berangkat kerja. Janji selalu ada saat aku merasa sepi. Dan segala janji manis
7

Habilih Al-Khawarizmi yang begitu mudah meluncur dari mulutnya. Awalnya kukira hanya pria yang mudah mengobral janji, ternyata wanita yang satu ini tak kalah bohongnya. Atau mungkin aku yang bodoh karena betah di ninabobo-kan dengan janji manis?. Janji yang membuat aku merasa bahagia, melayang ke langit dengan sayap indah, namun terpuruk tersungkur ke dasar bumi saat tahu semua janji tak ditepati. Jika kamu memang tidak bisa memberikan segala yang kamu janjikan dahulu karena alasan materi. Aku

menerimanya. Sekedar swether pasti bisa ku beli sendiri. Tapi satu saja, janji kamu untuk memperhatikan aku di kampus. Menyapaku dan membantu aku memahami materi kuliah tolong kamu wujudkan. Perhatian seperti itu tak mengurangi keuangan mu kan? Setiap janji akan dimintai pertanggungjawabannya. Jika di dunia kamu tak mampu melunasinya. Maka di akhirat kamu
8

Habilih Al-Khawarizmi tak bisa berpaling dari persidangan Allah. Kamu harus melunasinya. Dan perlu kamu ketahui di akhirat tak lagi berguna dinar dan dirham.

Habilih Al-Khawarizmi

3
Aku minta satu kesempatan lagi aypintanya padaku pada suatu kesempatan kita bertemu. Aku hanya bisa bertemu di kampus dan di rumahnya rutin setiap minggu. Jangan harap aku bisa membagi rasa saat bertemu di kampus, karena sifat acuhnya yang terlampau tinggi membuat aku teronggok sepi seperti sampah yang tak berguna. Padahal aku sudah berulang kali meminta dia untuk memperhatikan aku, bahkan karena terlalu seringnya aku meminta, aku seakan-akan seperti pengemis yang mengais sedikit saja perhatian dari wanita yang ku cinta. Sekedar menyapa diriku bagi dia terasa sulit. Lebih sulit dari pelajaran kalkulus atau limit di kelas kami. Apalagi berbincang dari hati ke hati. Tidak akan mungkin.
10

Habilih Al-Khawarizmi Dia meminta kesempatan untuk merubah sifatnya. Meminta maaf setelah 3 hari ku diamkan karena rasa kecewaku padanya. Yaaku hanya mampu diam atas janjinya yang tak terbukti, saat ia tak menepati janji membuatkanku nasi goreng untuk aku makan di kampus. Bayangkan lebih dari 12 jam aku berada di pabrik karena lembur. Aku lelah, dan awalnya dia cukup memberikan aku kesegaran saat ia memperhatikan aku melalui sms.

Memberikan perhatian sekaligus janji membuatkan ku nasi goreng. Senang rasanya hati ku saat membaca sms darinya. Ketika bel pabrik berbunyi menandakan selesainya

pekerjaanku hari ini. Ku berikan sepotong roti jatah lembuh pada temanku, karena aku sudah membayangkan menikmati suapan demi suapan nasi goreng buatan wanita yang ku cinta. Segera ku shalat maghrib di pabrik dan langsung menuju kampus, hujan gerimis menemani tiap jalanku. Aku tak surut langkah. Bajuku sedikit kotor dan lusuh, tak berbeda dengan
11

Habilih Al-Khawarizmi wajahku yang masih kusut khas pekerja pabrik ditambah cipratan air di wajah yang tak mungkin ku tepis saat mengendarai motor. Aku malu memasuki kelas dengan kondisi berantakan seperti ini, tapi aku tetap harus masuk kelas. Sayangdia tidak menyapaku saat ku memasuki kelas. Ku coba memahami, mungkin lidahnya terganjal batu hingga tak mampu untuk sekedar menyapa, atau mungkinkah dia malu?. Tapi mengapa temanku Septi yang justru menyapa dan mengomentari keadaanku yang lusuh dengan candaannya. Aku mencoba menerima kenyataan acuhnya dia padaku. Ku duduk dibelakangnya dan mencoba memahami pelajaran hari ini. Namun saat dia bekata tak sempat membuatkan nasi goreng, aku kecewa. Mana janji dia untuk merubah sifatnya?. Mana bukti smsnya yang berjanji untuk memperhatikanku?. Semua NOL BESAAAR.

12

Habilih Al-Khawarizmi Ya Allahandai marah Engkau bolehkan, aku ingin marah padanya. Perutku yang kosong belum terisi makanan, tubuhku yang lelah bekerja 12 jam, cuaca yang dingin karena hujan, seakan bertambah menyiksa dengan hadirnya rasa kecewa karena tindakannya. Sadarkah jika ia salah?. Sepertinya tidak, karena dia selalu mengulangi kesalahannya. Berjanji tapi tak ditepati. Aku memang mencintai mu Aku menanggapi apa yang ia katakan. Namun bukan berarti aku membiarkan diriku terpuruk oleh rasa kecewa. Aku masih ingin meraih masa depan yang cerah. Aku berusaha tegas terhadap tindakan-tindakan dia yang salah. Aku paham, aku mengaku salah, aku terlau egois dan acuh pada mu. Aku sadar, beri aku kesempatan lagi. Aku

13

Habilih Al-Khawarizmi ingin menjalani hubungan ini ayaku ingin kita bisa bersama seperti dulu lagi. Aku luluh. Aku memafkan kesalahannya. Entah yang keberapa kali, karena bagamanapun dia adalah wanita yang sudah menggetarkan hatiku. Wanita yang ku pinta lewat doa. Aku selalu meminta pada Allah sebelum kami saling mengenal atau sedang menjalani hubungan ini, agar selalu di curahkan rasa cinta yang tak pernah kering dan kepatuhan akan syariat-syariat Islam. Aku berusaha bersabar, aku masih percaya bahwa manusia selalu menyenangi hal yang baik. Semoga wanitaku ini juga seperti itu. Sadar akan kesalahannya dan menepati setiap janji. Aku maafkan kesalahan mu.

14

Habilih Al-Khawarizmi

4
Minggu ini adalah minggu terindah bagiku. Aku memaafkan kesalahannya dan kulihat ada usaha darinya untuk merubah sifat buruk. Aku memuji setiap usahanya. Aku berterima kasih karena ia mau mendengarkan apa yang ku pinta. Aku hanya minta satu, perhatikan aku itu saja. Tak perlu kau peluk atau cium diriku karena itu zina. Aku sudah terbahagiakan jika kamu memperhatikan aku. Namun rasa kecewa selalu saja hadir di antara kami. Kegiatan

memperhatikan aku hanya berlangsung 2 hari. Tidak lebih.


15

Habilih Al-Khawarizmi Esoknya rutinitas dia memperhatikan aku bak tertelan bumi. Tidak ada perhatian sedikitpun. Bosankah ia? Lelahkah ia memenuhi satu pintaku?.

Aku gantungkan jutaan harap padamu. Namun kau balas dengan janji manis setinggi langit. Aku terbuai dengan kemanisan ucapmu. Aku bak melayang terbang ke langit dengan sayap indah. Namun Ketika ku tahu janji mu selalu tak terbukti. Aku tersungkur ke dasar bumi. Sayap indahku tak lagi patah. Justru melebur sirna bersama kecewa saat melihat kebohonganmu. Ku maafkan kesalahanmu. 16

Habilih Al-Khawarizmi
Ku turunkan harap ku menjadi satu pinta. Yacuma satu. Perhatikan diriku itu saja. Sayang kau hanya mampu menjalaninya 2 hari. Apakah aku harus menurunkan harapku lagi?. Dari sejuta menjadi satu. Dari satu menjadi tiada?.

Terkadang aku iri melihat sahabatku yang diperhatikan wanitanya tanpa kenal lelah.

17

Habilih Al-Khawarizmi

5
Malam ini jutaan umat muslim mengagungkan nama Tuhan nya setelah hampir satu bulan berpuasa. Langit malam ini seakan tak hanya bertaburan bintang, namun juga penuh dengan gemuruh suara makhluk mengagungkan asma Allah. Setelah berbuka puasa aku bergegas ke rumah Rika. Ingin bersilaturahim juga ingin melihat baju yang ia janjikan tempo hari. Baju apakah yang ia belikan ? pada dasarnya aku bukanlah orang yang macem-macem, apapun pemberian orang selalu ku terima dan ku jaga sebagai bentuk terima kasih
18

Habilih Al-Khawarizmi terhadap orang tersebut, bahkan jika mampu aku akan berusaha membalas kebaikannya dengan kebaikan pula. Aduh abang masih hujan bela-belain mampir kemari. Ibunya Rika menyapa ku ramah. Mungkin dia sedikit terkejut melihat kondisiku yang basah kuyup hampir seluruh tubuh. Namun melihat senyuman ibunya menandakan ia tak keberatan atas kunjunganku. Aku merapikan pakaianku, baju koko ku jemur di kursi plastik bersebelahan dengan jaket, helm ku lap agar cepat kering, dan menyisakan kaos putih di tubuh ku, sedangkan celana yang basah tak mungkin ku lepas. Aku berusaha nyaman atas kondisi seperti ini. Ayah mana? Aku belum silaturahim nih. Aku membuka pembicaraan. Suasana masih hujan namun suara takbir masih menggema di langit. Seakan suara-suara tersebut datang dari semua penjuru dan berkumpul di atas langit.

19

Habilih Al-Khawarizmi Memberikan gema ke telingaku. Tak ada penghalang untuk memuji Tuhan. Masih di masjid, mungkin jam 9 baru balik. Kemarin juga ayah nanyain kamu. Sudah lama tidak ketemu. Jawabnya. Lama kami berbagi perasaan lewat kata. Aku meminta maaf karena tidak bisa datang saat acara buka puasa kemarin. Dia mengambilkan jaket di kamar. Mungkin prihatin melihat kondisiku yang basah kuyup. Hmm.mana baju baru buat aku, mau lihat ay ucap ku sambil diselingi tawa agar suasana ceria. Oiya aku dah belikan kemeja. Tapi takut kebesaran kalau dipakai sama kamu. Jawabnya. Ahtidak apa-apa kalau kamu yang belikan pasti aku pakai. Lagi juga aku sudah makan banyak pasti badanku
20

Habilih Al-Khawarizmi sudah gemuk. he.he. Aku berusaha menerima apapun pemberian dari orang. Hujan mulai berhenti. Gema takbir mulai mengecil, hanya beberapa sudut saja yang masih terdengar gaungnya. Tapi aykata orang perempuan itu tidak boleh memberikan baju kepada laki-laki. Nanti hubungannya tidak langgeng. Jawaban dia mengejutkanku. Aku memang pernah mendengar petuah-petuah aneh seperti itu. Namun menurutku tidak ada hubungannya antara menghadiahkan baju dengan berakhirnya suatu hubungan. Lagi pula Rasulullah

menganjurkan kita untuk saling memberi. Karena saling memberi dapat menumbuhkan rasa kasih sayang. Kamu kok percaya sama hal-hal seperti itu, musyrik itu namanya ay... Bukan karena baju yang membuat kita bisa putus hubungan. Allah-lah yang berkehendak atas semua jalan hidup kita. Allah yang mempertemukan kita dengan cara-Nya,
21

Habilih Al-Khawarizmi Allah yang menjaga cinta kita dengan kasih-Nya, dan jika kita harus berpisah itu juga karena sayangnya Allah pada kita, karena Dia ingin memberikan pasangan hidup yang terbaik untuk kita. Baju tidak memiliki kekuatan sedikitpun mengusik hubungan kita ay Aku berusaha meyakinkan wanita di hadapanku. Namanya juga orang tua, mereka cuma ingin hubungan anaknya bisa langgeng. Jawabnya menyebalkan. Ahselalu saja dia membantah ucapanku. Seperti laranganku padanya saat pergi ke acara buka puasa bersama di rumah temannya. Aku melarang dia untuk pergi naik motor berdua dengan lakilaki selama masih ada teman wanita. Namun apa yang terjadi?. Dia pergi dengan laki-laki. Inikah kodrat perempuan yang katanya diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok hingga sukar di luruskan?.

22

Habilih Al-Khawarizmi Lalu jika kita harus berhadapan dengan petuah aneh bahwa WANITA TIDAK BOLEH MEMBERIKAN BAJU KEPADA LAKI-LAKI sedangkan kita juga telah terikat oleh janji yang harus dilunasi. Manakah yang harus kita pilih?. Percaya pada petuah aneh atau melunasi janji yang merupakan hutang?. Petuah aneh yang jika kita percaya maka akan merugikan orang yang diajanjikan sesuatu dan berpotensi syirik dimata Allah, masihkah kita bersikeras memilih jalan percaya dengan petuah aneh ini?. Berpikirlah dengan akal, karena akal merupakan hadiah dari Tuhan yang membedakan kamu dengan binatang. Selain hati nurani mu, akal juga merupakan wahyu. Ya sudah jika kamu tidak ingin menghadiahkan baju itu padaku. Aku beli aydengan harga yang sesuai. Aku mengajukan tawaran. Esok Idul Fitri dan aku hanya membeli
23

Habilih Al-Khawarizmi baju koko yang kini basah karena air hujan. Aku tidak membeli baju lain karena masih menunggu hadiah yang dijanjikan olehnya. Jangan ay aku tidak enak. Aku benar-benar tak habis pikir atas sifatnya. Aku enggan meminta lagi. Cukup derajatku dijatuhkan pada hari ini. Aku masih memiliki waktu beberapa jam untuk sekedar membeli baju baru. Namun jujur rasa kecewaku tak bisa dienyahkan, aku diam. Karena jika aku berkata hanya akan mengeluarkan cacian untuk dirinya. Terhadap wanita aku masih menjaga sikap dan segala ucap. Karena aku dilahirkan dari rahim seorang wanita dan aku mempunyai saudara wanita, sehingga aku tidak ingin mencaci wanita dihadapanku ini. Diam saat ini adalah pilihan terbaik untuk meredam emosi. Karena aku tahu ia tidak akan berusaha keras merayu. Tidak akan berusaha keras mengubah amarahku menjadi ramah. Yang ia bisa hanya minta maaf,
24

Habilih Al-Khawarizmi minta satu kesempatan, minta aku sabar menunggu perubahan sikap dia. Ahusaha lemah dia untuk merayu mungkin akan didahulukan oleh usaha keras malaikat maut untuk mencabut nyawaku. Aku diam sambil mengingat masa lalu, masih segar diingatanku akan kebohongannya membuatkan nasi goreng. Membiarkan aku menahan lapar di malam yang dingin. Janji memberikanku helm. Janji memberikanku sweather agar tak gampang masuk angin. Janji memperhatikanku saat kuliah. Janji membangunkanku jam 5 agar tidak telat berangkat kerja. Janji membantu aku mengerjakan tugas kuliah. Janji selalu ada saat aku merasa sepi. Aku masih ingat akan semua janji manis yang tinggi terucap dari mulutnya tapi tak terbukti. Satupun tak ada janjinya yang terbayar tepat waktu, harus aku kecewa berkepanjangan terlebih dahulu, menunggu-nuggu waktu, barulah dia kabulkan janjinya jauh dari hari yang semestinya. Ah.aku tak ingin mengotori hati dengan rasa

25

Habilih Al-Khawarizmi kecewa. Semoga rasa kecewa ini hilang seperti air yang mulai hilang dari bajuku karena terserap oleh panasnya tubuh. Kamu sudah beli baju baru ay Dia bertanya. Saat hatiku mulai hancur. Seharusnya kamu merayu saat hatiku hancur seperti ini. Sesaat ku masih diam. Mencoba merakit kembali hati yang hancur ini. Sudah itu baju koko. Jawabku malas. Sambil menunjuk baju koko yang terjemur di kursi plastik karena masih basah oleh air hujan. Sedikit kotor di bagian bawahnya. Mungkinkah aku kenakan di hari Idul Fitri besok?. Beli dimana? Berapa harganya ay?. Di pinggir jalan. Empat puluh ribu. Aku masih enggan berpanjang-panjang kata. Ih.mahal banget. Jawabnya singkat. Namun mampu menghancurkan hatiku yang tadi aku usahakan merakitnya.
26

Habilih Al-Khawarizmi Tak malukah ia berkata seperti itu?. Sudah tidak jadi memberikan aku baju baru lantas masih menghina baju yang aku beli. YaAllah tak tahu basa-basikah ia?. Kini hatiku yang hancur berserakan seakan diludahi dan diinjak-injak olehnya. Amarahku pun memuncak. Semua yang membuat hatiku kecewa ku ungkap dihadapannya. Ku buka agar ia paham. Karena sepertinya cara marahku dengan diam ia tak paham. Maka ku buka suara agar ia mengerti. Lihat jaket hitam itu ay, itu hadiah dari Inggit. Sedangkan kamu hanya mampu berkata nanti aku belikan. Inilihat ini, helm ini ku beli di pinggir jalan, asal kamu tahu aku beli yang murah karena lamanya aku menunggu janjimu membelikanku helm. Betapa sering aku kecewa saat kamu tak pernah menyapa. Kamu tahu aypelacur saja masih mampu berbasa-basi memperindah ucapannya, masa kamu tak mampu
27

Habilih Al-Khawarizmi untuk sekedar meyapa?. Kamu malu menyapa ku?. Jangan karena untuk menyapa kamu malu, seharusnya kamu malu untuk janji-janjimu yang tak pernah terbukti. Aku sebagai laki-laki saja malu jika berjanji tapi tak ditepati. Seharusnya kamu seorang wanita memiliki rasa malu yang tinggi saat janjimu tak terbukti. Wanita yang tak bisa menjaga mulutnya dimataku itu tidak ada harganya ay... RENDAH. Dan untungnya aku tak memutuskan tali silaturrahim dengan teman lamaku, karena saat hatiku sedih temanku mengajukan diri, sedangkan kamu hilang tertelan bumi. Semua amarah ku keluarkan agar rasa kecewa selama bersama dia segera hilang. Ku ceritakan kembali semua janji manisnya yang tak terbukti, ku ungkap ke malasannya merayu, kelemahannya

memperhatikan ku, dan semua hal yang membuat hatiku kecewa. Namun tetap ku usahakan tak melakukan kekerasan fisik. Aku tak sadar mataku berair. Jujur aku tak tega. Namun

28

Habilih Al-Khawarizmi dia masih diam seolah tak mendengar, kembali ku angkat suara. Apa yang kamu mau dariku? Jika kamu mau fisik ku, bunuh aku dan terserah mau kau apakan. Jika kamu mau hatiku, ambilmakanlah sekuat tenagamu. Jika tujuanmu bersamaku hanya untuk pamer pada temanmu, potong dan berikan semua tubuhku pada temanmu. Dia masih diam melihat amarahku meledak-ledak. Haruskan ku ledakan gunung agar ia paham bahwa aku sedang marah?. Aku minta maaf . Ucapnya singkat atas semua amarahku yang meledak-ledak. Atas semua ucapanku yang mengungkapkan kesalahannya. Hanya kata maaf. Mudah sekali. Seakan menganggap kecil rasa kecewa di hati ini?. Apakah ia menyepelekan semua tindakannya yang salah?. Karena ia menganggap semua kesalahanya akan luntur dengan kata maaf. Jangan harap dia merayu. Tak pernah kulihat ia
29

Habilih Al-Khawarizmi berusaha keras mengubah amarahku menjadi ramah. Hp berdering. Langsung ku matikan dan kulempar ke meja di hadapanku. Ku tendang hingga hp itu semakin jauh dari hadapanku. Sekali lagi jangan harap dia merayu. Tak pernah kulihat ia berusaha keras mengubah amarahku menjadi ramah. Tak pernah. Jangan keras-keras suaranya ayga enak sama ibu. Astaghfirullah...itukah cara dia merayu? Cara dia meredam amarahku. MELARANG KU. Bukan dengan larangan kamu bisa merayu. Tak bisakah ia sedikit saja mengolah kata sehingga aku enak mendengarnya?. Baik aku diam. Karena ku yakin semua yang ku ucapkan tidak masuk ke otaknya. Sifat acuh-nya membuat dia tidak peka terhadap kondisi seseorang, sungguh lemah manusia dengan rasa acuh tak mau peduli.

30

Habilih Al-Khawarizmi Jadi kamu mau putus?. Dia bertanya singkat. Tapi tak tepat. Karena hanya membuat amarahku seakan berkembang biak. Dia benar-benar tidak mengerti atas semua ucapanku. Terserah. Jawabku. Aku paling tidak suka kamu menjawab terserah. Pintanya. Sedikitpun tak terlihat usahanya merayu. Padahal sudah berulang kali aku katakan untuk merayu aku saat aku marah. Jangan kamu ajak aku bersilat lidah saat aku marah. Jangan pula kamu ajak aku pergi jalan-jalan ke suatu tempat saat aku marah. Karena bagaimanapun indahnya tempat itu, tidak dapat kurasakan saat aku marah. Terserah. Aku mengulangi jawabanku dengan suara tinggi. Aku ingin kita menjalani hubungan ini lagi. Beri aku kesempatan untuk membuktikan rasa cintaku. Dia kembali berjanji. Seakan-akan janji adalah senjata ampuh baginya, aku
31

Habilih Al-Khawarizmi diam mendengar ucapannya. Ucapannya seperti tong kosong. Nyaring bunyinya tak ada isinya. Wanita yang tak bisa menjaga ucapan, tidak ada harganya. RendahMurah. Aku masih diam. Berpikir benarkah ucapannya. Karena aku tak bisa lagi membedakan ucapannya yang sungguh-sungguh atau hanya sekedar janji palsu.

6
10 September 2010 ; 03.00 dini hari -Idul Fitri, aku menata hatiAku menangis di tengah munajatku pada Ilahi. Dimalam takbiran ini aku berterima kasih pada Allah. Wanita ini sudah keterlaluan akan sikapnya. Aku berterima kasih pada Allah
32

Habilih Al-Khawarizmi karena telah membukakan hatiku kembali. Mungkin dia bukan yang terbaik untukku. Aku memohon ampun pada-Nya karena dulu pernah memaksakan kehendakku akan jodoh. Aku memaksa Allah untuk menjadikan dia istri dikemudian hari. Aku berpikir dialah wanita terbaik untukku. Namun setelah ku tahu, kini kusadar betapa bodohnya aku karena apa yang menurutku baik belum tentu terbaik untuk diriku. Aku menyerahkan urusan jodoh kepada Allah. Biarlah Allah yang memilihkan jodoh yang terbaik untukku. Aku akan hanya diperintahkan untuk berusaha menjadi laki-laki yang baik, karena Allah telah berjanji bahwa laki-laki yang baik hanya akan berpasangan dengan wanita yang baik. Dan wanita musyrik hanya akan berpasangan dengan laki-laki musyrik. Ku tutup munajatku dengan air mata yang membasahi wajah. Aku tutup pula kenangan terhadap wanita yang setinggi janji namun serendah cinta ini. Ku jadikan pengalaman tuk dikemudian hari.
33

Habilih Al-Khawarizmi *** Selamat tinggal kasih. Untuk selamanya. Jangan pernah kembalimengharap cintaku. Kini kasih relakan ku pergi. Selamanya. Untuk selamanya

34

Habilih Al-Khawarizmi
Tentang Penulis

Habilih lahir di Tangerang, 22 Maret 1989. Penambahan nama Al-khawarizmi terinspirasi saat perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Tangerang, diambil karena kagum akan tokoh Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi (770-840 M) penemu Aljabar dan konsep Algoritma. Cerpen Setinggi Janji Serendah Cinta yang anda baca adalah cerpen yang pernah dipublikasikan pada sebuah majalah sekolah SMA swasta di Tangerang. Cerpen pertama sekaligus cerita nyata yang membuat Habilih Al-Khawarizmi semakin semangat untuk terus

35

Habilih Al-Khawarizmi
berkarya. Sebagai bentuk real dari semangat itu kini sebagian cerpen telah dipost-kan pada blog pribadi: http://habilih.wordpress.com (yang tentunya bisa anda kunjungi). Jika anda ingin berbagi cerita atau ingin memberikan saran dan kritik. Dapat dilayangkan ke email: Habilih_qubil@yahoo.co.id. Terima kasih.

36

Anda mungkin juga menyukai