Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMBELAJARAN TEMATIK

“HAKIKAT JARINGAN TEMA”

DI SUSUN OLEH:

Kelompok

1. Ahmad Tafwid (2019G1B012)

Dosen Pengampu :

BAIQ IDA ASTINI M.Pd.I

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
“HAKIKAT JARINGAN TEMA” Dan tak lupa shalawat teriring salam kita curahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita
rasakan pada saat ini.

Dalam menyusun makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari
kesalahan tentunya masih banyak kesalahan disana sini, oleh karena itu penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

Kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu untuk


menyelesaikan makalah ini, semoga bantuan dari teman-teman dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca . Demikianlah makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak
yang bersifat membangun. Supaya untuk ke depan makalah kami akan jauh lebih baik.

Mataram, April 2021

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

 Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran Tematik merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran lainnya. Pada pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema
dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-
siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran
yang berbeda-beda (Sukayati,1998).[1]

Dalam latar belakang ini kami membahas tentang pemahaman Mahasiswa tentang
Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik. Namun dalam makalah ini lebih menekankan
keterhubungan antara Pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam
Tema. Sebelum membahas tentang keterhubungan antara pemetaan dengan Kompetensi
Dasar dan indikator dalam tema kita harus memahami tentang konsep dasar tentang pemetaan
tema di paket yang sebelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempermudah kerja kita
dalam mengerjakan dengan bahasan ini yang sudah tersebut di atas. Pada paket ini
Mahasiswa di jelaskan terlebih dahulu tentang cara-cara menjabarkan KD ke dalam indikator
yang selanjutnya diminta untuk menjabarkan KD ke dalam indikator secara
kelompok.Semoga setelah pembahasan yang kami susun ini selesai dibuat, kami berharap
mampu memberikan pengetahuan tentang keterhubungan antara pemetaan dengan KD dan
Indikator.

3
BAB II

PEMBAHASAN

a.  Hakikat Jaringan Tema

     Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu
yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan
implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran terpadu
model Webbed adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Tema dapat ditentukan dengan
negosisasi guru dan siswa, tetapi dapat pula diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang
studi (Trianto 2007). Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta pola keterkaitannya
inilah yang kemdian membentuk jaringan tema. Dari penejelasan tersebut diatas maka dapat
disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub
pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait.[2]

     Kelebihan jaringan tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu milik Webber
adalah:

a.       Penyelaksian/penentuan tema sesuai minat akan memotivasi siswa-siswi unuk belajar

b.      Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.

c.       Memudahkan perencanaan.

d.      Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa-siswi.

e.       Memberikan kemudahan bagi siswa-siswi dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide


berbeda yang terkait.

Sedangkan kekurangan jaringan tema model pembelajaran terpadu Webber adalah,

a.       Sulit dalam menyeleksi tema.

b.      Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.

c.       Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada


pengembangan konsep.

d.      Menetapkan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar.

Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

a.       Urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.

4
b.      Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.

c.       Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

Kompetensi dasar berisi mengenai pengethuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai
siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing mata
pelajaran yang akan dipadukan. Di bawah ini contoh rumusan Setandar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran untuk siswa kelas I SD/MI pada semester.[3]

  b. Identifikasi materi pokok

      Identifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan


kompetensi dasar dengan dengan mempertimbangkan :

a.       tingkat perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;

b.      kebermanfaatan bagi peserta didik;

c.       struktur keilmuan;

d.      kedalaman dan keluasan materi;

e.       relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

f.       alokasi waktu.[4]

  c. Penentuan Pengalaman Belajar

    Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan siswa dalam
berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
mengaktifkan siswa dan siswi. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai siswa dan siswi. Rumusan pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan-
pengelolaan pengalaman siswa dan siswi. Strategi pembelajaran merupakan prosedur umum
kegiatan pembelajaran tematik yang akan dilaksanakan, baik yang menyangkut kegiatan tatap
muka maupun pengalaman belajar non-tatap muka.

d. Penentuan Alokasi Waktu

    Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kompetensi dasar. Alokasi waktu
yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk menguasai kompetensi dasar. Alokasi waktu perlu diperhatikan para tahap
pengembangan silabus yaitu untuk memperkirakan jumlah jam pelajaran yang diperlukan
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Guru harus mampu memperkirakan berapa lama
siswa dapat mempelajari materi pembelajaran yang telah ditentukan.[5]

5
e. Menentukan Media/Sumber Pembelajaran

    Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus seuai kaidah yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

f. Penentuan Jenis Penilaian

    Model penilaian yang dikembangkan mencakup prosedur yang digunakan, jenis dan
bentuk penilaian, serta alat evaluasi yang digunakan. Model penilaian ini disesuaikan dengan
penilaian berbasis kelas pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Objek penilaian
mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

Untuk mencapai keberhasilan peserta didik diperlukan penilaian. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penelitian, yaitu:

a.       Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b.      Penilaian menggunakan acuan kriteria.

c.       Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

d.      Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.

e.       Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran.[6]

B. Penyusunan RPP

    1. Pengertian dan Komponen RPP

        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri dari 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

Untuk memudahkan dalam pengembangana RPP penting memperhatikan minimal


komponen-komponen RPP sebagai berikut :

a.       Tujuan Pembelajaran

b.      Materi Pokok

c.       Metode Pembelajaran

d.      Sumber Belajar

6
e.       Penilaian Hasil Belajar

Khusus untuk pembelajaran tematik RPP ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar
siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran dengan komponan yang meliputi

1.      Identitas mata pelajaran

2.      Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan

3.      Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.

4.      Strategi pembelajaran

5.      Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.

6.      Penilaian dan tindak lanjut.[7]

C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran

Perulunya perncanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar


dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan
asumsi sebagai berikut:

a.       Perbaikan Kualitas Pembelajaran.

Perbaikan kualitas Pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain


pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan
kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahap yang
akan dilakukan oleh guru dan desain dalam mengajar telah dirancang dengan baik, mulai dan
mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif
yang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b.      Pembelajaran Dirancang Dengan Pendekatan Sistem

Untuk mencapai kualitas pembelajaran, Desain Pembelajaran yang dilakukan haruslah


didasarkan pada pendekatan system. Dengan pendekatan system, akan memberikan peluang
yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar,
termasuk keterkaitan antarvariabel pengajaran yakni variable kondisi pembelajaran variable
metode, dan variable hasil pembelajaran.

c.       Desain Pembelajaran Mengacu Pada Bagaimana Seseorang Belajar

Kualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu


dirancang . Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan rancangannya.

7
Bagaimana teori yang telah di kembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik
yang menekankan pada perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan
informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan disimpan dalam
ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar
adalah mengaitkan pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan
hasil belajar berupa terbentuknya struktur pengetahuan baru yang lebih lengkap.

d.      Desain Pembelajaran Harus Diacukan Pada Tujuan

Hasil pebelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring).
Perencanaan pembelajar perlu mimilah hasil pembelajaran yang langsung dapat di ukur
setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah
melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.

e.       Desain Pembelajaran Diarahkan Pada Kemudahan Belajar.

Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan Siswa dan


perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar.
[10]
Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi penerapan pembelajaran terpadu model
Webbed.Pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran yang mengandung
pendekatan tematik.Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu.Tema dapat ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan siswa-siswi.setelah tema
disepakati dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-
bidang studi (Trianto,2007).Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola
keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan.

Dapat disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu
dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi.Dengan terbentuknya
jaringan tema diharapkan siswa-siswi memahami satu tema tertentu dengan melakukan
pendekatan interdisiplinberbagai bidng studi pengetahuan.jaringan tema juga mengajari
pembiasan agar siswa-siswi mampu berpikir secara integrtif dan holistik. Pembuatan jaringan
tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu Webbed memiliki kelebihan dan
kekurangan.

Kelebihannya:

·         Penyelesaian/penentuan tema sesuai dengan minat akan memotivasi siswa-siswi


untuk belajar

·         Lebih mudah dilakukan oleh guru yang melum berpengalaman

·         Memudahkan perencanaan

·         Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa-siswi.

8
·         Memberikan kemudan bagi siswa-siswi dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide
berbeda yang terkait.

Kekurangan: 

·         Sulit dalam menyelesaikan tema

·         Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal

·         Dalam pembelajaran guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep.

D.    Teknik Pembuatan Jaringan Tema

     Pembuatan jaringan tema melalui beberapa tahapan yang harus dilalui.Langkah-


langkahnya yaitu:

1.      Tentukan terlebih dahulu tema. ada dua cara diantaranya Cara pertama,mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua,menetapkan tedapat lebih
dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebu, guru dapat
bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

2.      Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah ditentukan

3.      Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinvenyarisirke dalam rumpun mata


pelajarannya masing- maring.

4.      Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran


dengan tema

E.    Kriteria Jaringan Tema yang Baik

1.      Simpel Jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan perencanaan pembelaran


secara keseluruhan.

2.      Sinkron.Jaringan tema terdiri dari dua komponen utama yaitu tema pngikat dan materi-
materi yang terkait dan bias masuk dalam cakupannya.

3.      Logis.materi yang dijaring memang betul-betul merupakan bagian dari tema.

4.      Mudah dipahami. Tema yang baik adalah tema yang mudah dipahami semua orang.

5.      Terpadu Tema dan materi-materi diikat oleh kesamaan substansiyang ingin disampaikan


kepada siswa-siswi.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu
yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema
merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. jaringan tema
adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari
berbagai bidang studi terkait. Kemudian bagaimana yang dikatakan dengan cara membuat
tema yaitu :

1.      Tentukan terlebih dahulu tema. ada dua cara diantaranya Cara pertama,mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua,menetapkan tedapat lebih
dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebu, guru dapat
bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

2.      Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah ditentukan

3.      Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinvenyarisirke dalam rumpun mata


pelajarannya masing- maring.

4.      Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran


dengan tema

10
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyar dkk. LAPIS PGMI.  2009.

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi Pustaka, 2009.

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan
Anak Usia Kelas Awal SD/MI, Jakarta: Kencana, 2011.

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.

http://ulfaturrosyiidah.blogspot.com/

[1] http://ulfaturrosyiidah.blogspot.com/

[2] Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT Prestasi Pustaka,


2009), Hal 144
[3] Ibid, hal  144-145

[4] Sugiyar dkk.LAPIS PGMI.2009.hlm 7     

[5] Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan
Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011) , hal 335-339.

[6] Trianto, Mengembangkan Model.............hal 165

[7] Ibid, hal 166

[8] Ibid, hal 167-168

[9] Ibid, hal 176-177


[10] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), Hal 4-5

11

Anda mungkin juga menyukai