DI SUSUN OLEH:
Kelompok
Dosen Pengampu :
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
“HAKIKAT JARINGAN TEMA” Dan tak lupa shalawat teriring salam kita curahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita
rasakan pada saat ini.
Dalam menyusun makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari
kesalahan tentunya masih banyak kesalahan disana sini, oleh karena itu penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran Tematik merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran lainnya. Pada pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema
dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-
siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran
yang berbeda-beda (Sukayati,1998).[1]
Dalam latar belakang ini kami membahas tentang pemahaman Mahasiswa tentang
Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik. Namun dalam makalah ini lebih menekankan
keterhubungan antara Pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam
Tema. Sebelum membahas tentang keterhubungan antara pemetaan dengan Kompetensi
Dasar dan indikator dalam tema kita harus memahami tentang konsep dasar tentang pemetaan
tema di paket yang sebelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempermudah kerja kita
dalam mengerjakan dengan bahasan ini yang sudah tersebut di atas. Pada paket ini
Mahasiswa di jelaskan terlebih dahulu tentang cara-cara menjabarkan KD ke dalam indikator
yang selanjutnya diminta untuk menjabarkan KD ke dalam indikator secara
kelompok.Semoga setelah pembahasan yang kami susun ini selesai dibuat, kami berharap
mampu memberikan pengetahuan tentang keterhubungan antara pemetaan dengan KD dan
Indikator.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu
yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan
implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran terpadu
model Webbed adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Tema dapat ditentukan dengan
negosisasi guru dan siswa, tetapi dapat pula diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang
studi (Trianto 2007). Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta pola keterkaitannya
inilah yang kemdian membentuk jaringan tema. Dari penejelasan tersebut diatas maka dapat
disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub
pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait.[2]
Kelebihan jaringan tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu milik Webber
adalah:
c. Memudahkan perencanaan.
Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
4
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
Kompetensi dasar berisi mengenai pengethuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai
siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing mata
pelajaran yang akan dipadukan. Di bawah ini contoh rumusan Setandar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran untuk siswa kelas I SD/MI pada semester.[3]
c. struktur keilmuan;
f. alokasi waktu.[4]
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan siswa dalam
berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
mengaktifkan siswa dan siswi. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai siswa dan siswi. Rumusan pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan-
pengelolaan pengalaman siswa dan siswi. Strategi pembelajaran merupakan prosedur umum
kegiatan pembelajaran tematik yang akan dilaksanakan, baik yang menyangkut kegiatan tatap
muka maupun pengalaman belajar non-tatap muka.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kompetensi dasar. Alokasi waktu
yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk menguasai kompetensi dasar. Alokasi waktu perlu diperhatikan para tahap
pengembangan silabus yaitu untuk memperkirakan jumlah jam pelajaran yang diperlukan
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Guru harus mampu memperkirakan berapa lama
siswa dapat mempelajari materi pembelajaran yang telah ditentukan.[5]
5
e. Menentukan Media/Sumber Pembelajaran
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus seuai kaidah yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Model penilaian yang dikembangkan mencakup prosedur yang digunakan, jenis dan
bentuk penilaian, serta alat evaluasi yang digunakan. Model penilaian ini disesuaikan dengan
penilaian berbasis kelas pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Objek penilaian
mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.
Untuk mencapai keberhasilan peserta didik diperlukan penilaian. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penelitian, yaitu:
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran.[6]
B. Penyusunan RPP
a. Tujuan Pembelajaran
b. Materi Pokok
c. Metode Pembelajaran
d. Sumber Belajar
6
e. Penilaian Hasil Belajar
Khusus untuk pembelajaran tematik RPP ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar
siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran dengan komponan yang meliputi
3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.
4. Strategi pembelajaran
5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.
7
Bagaimana teori yang telah di kembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik
yang menekankan pada perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan
informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan disimpan dalam
ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar
adalah mengaitkan pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan
hasil belajar berupa terbentuknya struktur pengetahuan baru yang lebih lengkap.
Hasil pebelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring).
Perencanaan pembelajar perlu mimilah hasil pembelajaran yang langsung dapat di ukur
setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah
melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.
Dapat disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu
dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi.Dengan terbentuknya
jaringan tema diharapkan siswa-siswi memahami satu tema tertentu dengan melakukan
pendekatan interdisiplinberbagai bidng studi pengetahuan.jaringan tema juga mengajari
pembiasan agar siswa-siswi mampu berpikir secara integrtif dan holistik. Pembuatan jaringan
tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu Webbed memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihannya:
· Memudahkan perencanaan
8
· Memberikan kemudan bagi siswa-siswi dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide
berbeda yang terkait.
Kekurangan:
· Dalam pembelajaran guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep.
1. Tentukan terlebih dahulu tema. ada dua cara diantaranya Cara pertama,mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua,menetapkan tedapat lebih
dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebu, guru dapat
bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
2. Sinkron.Jaringan tema terdiri dari dua komponen utama yaitu tema pngikat dan materi-
materi yang terkait dan bias masuk dalam cakupannya.
4. Mudah dipahami. Tema yang baik adalah tema yang mudah dipahami semua orang.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu
yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema
merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. jaringan tema
adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari
berbagai bidang studi terkait. Kemudian bagaimana yang dikatakan dengan cara membuat
tema yaitu :
1. Tentukan terlebih dahulu tema. ada dua cara diantaranya Cara pertama,mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua,menetapkan tedapat lebih
dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebu, guru dapat
bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
10
DAFTAR PUSTAKA
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan
Anak Usia Kelas Awal SD/MI, Jakarta: Kencana, 2011.
http://ulfaturrosyiidah.blogspot.com/
[1] http://ulfaturrosyiidah.blogspot.com/
[5] Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan
Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011) , hal 335-339.
[8] Ibid, hal 167-168
11