Anda di halaman 1dari 5

Minggu ke 4 – 5 Dyah Anggraini

Penyelesaian soal perencanaan kebutuhan bahan dan penghitungan


jumlah mesin.

1. Langkah – langkah penyelesaian soal 1


a. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung persen
scrap produk.

Volume awal= panjang × lebar ×tebal


= 200 mm x 125 mm x 20 mm
= 500,000 mm

Volume terbuang= panjang × lebar ×tebal


= 125 mm x 70 mm x 5 mm
= 43,750 mm

Volume yang terbuang


Persen scrap= ×100 %
Volume awal
43,750 mm
¿ x 100 %
500,000mm

= 8,75%
b. Langkah kedua adalah menghitung kebutuhan diawal proses
dengan menggunakan persamaan 5.2

Oi
I i=
(1−f )
10
¿
(1−0,0875)
= 10, 96 Unit

c. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, bahan yang harus


tersedia di awal proses adalah 10,96 Unit ≈ 11 unit

1
Minggu ke 4 – 5 Dyah Anggraini

2. Perhitungan mulai dari proses milling karena menggunakan


persiapan mundur. Bahan di awal proses adalah 10,96 unit/hari.

10,96 unit per hari


Basis perencanaan= =12,18unit per hari
0,90

R 12,18 unit per hari


Jumlah mesin ( n ) yang di butuhkan= = =2,54 unit
A 0,6∗8 unit per hari

Berdasarkan perhitungan, kita memperoleh jumlah mesin teoritis


sebanyak 2,54 unit.

Ada dua kemungkinan kebijakan yang dapat diambil berdasarkan


jumlah mesin teoritis; yaitu 2 unit atau 3 unit. Apabila jumlah
mesin yang disediakan 2 unit, maka aka nada potensi kekurangan
kapasitas sebesar 0,54 unit mesin (2,54 unit – 2 unit). Apabila
disediakan 3 unit, maka aka nada kelibihan kapasitas sebesar 0,46
unit mesin (2,54 unit – 3 unit).

Kita perlu mengkaji pertimbangan ekonomis dan teknis lebih jauh


agar dapat memutuskan nilai pembulatan yang praktis.

3. Perhitungan dilakukan secara mundur, yaitu diawali dengan O-3.


Pada proses O-3, tidak ada hal khusus yang diperhatikan.
Perincian perhitungannya sebagai berikut:
a. Operasi O-3(Pengelasan)

Bahan di awal O-3 =


Oi 100unit
I 3= = =103,1unit
(1−f ) (1−0,03)

2
Minggu ke 4 – 5 Dyah Anggraini

103,1unit
Basis perencanaan = =114,6 unit
0,90

Kebutuhan mesin
R 114,6 unit
¿ Jumlah mesin ( n )= = =5,73 unit
A 20unit per jam

Untuk proses O-2, kita perlu memperhatikan bill of material produk.


Pada proses O-2, diketahui kualitas bahan yang diperlukan sebesar 2
unit, sehingga keluaran proses O-2 akan lebih besar dua kali dengan
perincian sebagai berikut

b. Operasi O-2 (Pemotongan)

Bahan di awal O-2 =


2 × I i 2 ×103,1 unit
I 2= = =210,4 unit
(1−f ) (1−0,02)

210,4 unit
Basis perencanaan = 0,90
=233,8unit

Kebutuhan mesin
R 233,8 unit
¿ Jumlah mesin ( n )= = =1,56 unit
A 150unit per jam

3
Minggu ke 4 – 5 Dyah Anggraini

Demikian pula dengan proses O-1 perlu memperhitungkan pula bill


of material produk jadinya. Perincian perhitungannya sebagai
berikut:

c. Operasi O-1 (Drilling)

Bahan di awal O-1 =


1 × I i 1 ×103,1 unit
I 1= = =108,5 unit
(1−f ) (1−0,05)

108,5unit
Basis perencanaan = =120,6 unit
0,90

Kebutuhan mesin
R 120,6 unit
¿ Jumlah mesin ( n )= = =4,02 unit
A 30unit per jam

Berdasarkan perhitungan diatas, kebutuhan bahan pada O-1 sebesar


108,5 unit dan pada O-2 sebesar 210,4 unit. Jumlah mesin setiap
proses O-1, O-2 dan O-3 masing – masing sebanyak 4,02 unit; 1,56
unit dan 5,73 unit.

4. Perhitungan dilakukan untuk setiap jenis produk P1, P2 dan P3.


Prinsip perhitungan dilakukan berdasarkan persamaan 5.2 . Hasil
perhitungan sebagai berikut:
Jenis Mesin P1(Unit) P2(Unit) P3(Unit)
M1 52,7 4,44
(1−0,05)
= 55,5 (1−0,05)
= 46,8
M2 40 60
(1−0,1)
= 44,4 (1−0,1)
= 66,7

4
Minggu ke 4 – 5 Dyah Anggraini

M3 50 46,8 66,7
(1−0,05)
= 52,7 (1−0,05)
= 49,3 (1−0,05)
= 70,2

Selanjutnya berdasarkan kebutuhan bahan diatas, kita melakukan


penghitungan kebutuhan jumlah mesin (Lihat persamaan 5.3).
Jenis Waktu Persiapan Waktu Operasi (Menit) Jumlah
Mesin (Menit) Mesin (Unit)
P1 P2 P3 P1 P2 P3
M1 3 x 15 = 2 x 10 = 55,5 x 45 46,8 x 30 3.901,5
45 20 = 2.497,5 = 1.404 0.9(480)
=
8,98
M2 2 x 20 = 3 x 15 = 44,4 x 50 66, 7 x 30 4.221
20 45 = 2.220 = 2.001 0.9(480)
=
9,77
M3 3 x 10 = 2 x 10 = 3 x 15 = 52,7 x 50 49,3 x 45 70,2 x 45 7.607,5
30 20 45 = 2.635 = 1.813,5 = 3.159 0.9(480)
=
17,5

Anda mungkin juga menyukai